Professional Documents
Culture Documents
1
DYAH BAYU FRAMESTHI, 2 HILWATI HINDERSAH
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
ABSTRACT
There is an emerging problem related to the declining quality of the urban environment, particularly
in the availability of green open space which is one of the interesting issues, because the green open
spaces have a very important role for the ecological sustainability. Green open space is often
overlooked by the urban citizen who are less concerned about the role and functions. Public parks as
a form of green open space available in Kecamatan Bandung Wetan mostly a park with manicured
condition but some of them are not well maintained garden with a condition which poorly maintained,
dirty (lots of junk), less green (the number of plants is reduced, because the dead or due to damage),
damage and availability of facilities in the park.
This research wanted to question as to whether there is a relation between the activity of visitors to
the condition of a public park in Kecamatan Bandung Wetan. It aims to identify whether there is any
relation between the activities of visitors to the condition of a public park in Kecamatan Bandung
Wetan in the present. This research uses crosstabs analysis - Chi Square with a variable number of
visitors by gender (male and female visitors) and common garden conditions (completeness of
facilities, type of activity, concern for the condition of public parks as well as the visual impression
visitors to see a public park).
Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Coblong yang merupakan Kawasan Bandung
yang menginginkan RTH Kota Bandung Utara dengan fungsi Konservasi.
mencapai angka ideal 20%.
Ruang terbuka berfungsi sebagai filter
udara, daerah tangkapan air, dan mengurangi
kadar zat pencemar udara serta menambah
kenyamanan kota. Rasa nyaman adalah salah
satu kebutuhan yang paling mendasar pada
manusia. Rasa nyaman memberikan
ketenangan, kesenangan, atau rasa positif
lainnya. Karena dapat memberikan
penghayatan yang positif, adanya rasa nyaman
sering diperlukan untuk melahirkan kreativitas
dan meningkatkan produktivitas. Lingkungan
tempat tinggal yang hijau oleh tetumbuhan,
bersih, sejuk, dan tenang memberikan rasa
nyaman berada di dalam rumah. Kenyamanan
fisik bukan suatu hal yang mustahil untuk Gambar 3 PKL di Pinggir ataupun dalam
diciptakan dan dikembangkan melalui segala Taman Umum
macam kegiatan untuk mengembangkan
Sumber : Hasil Observasi, Tahun 2006
suasana dan kondisi lingkungan yang rapi,
bersih, dan hijau. Ruang terbuka hijau sering
diabaikan oleh warga kota yang kurang peduli Adanya fungsi RTH/taman yang memiliki
terhadap peran dan fungsinya. Penyimpangan peranan sebagai tempat bertemunya anggota
penggunaan ruang dan alih fungsi taman masyarakat dari berbagai kalangan untuk
umum dan RTH Kota tidak terhindarkan. melakukan aktivitas ringan, seperti; olah raga
Perubahan kawasan hijau kota menjadi hunian atau rileksasi lainnya. Taman adalah bagian
atau kawasan komersial menunjukan adanya dari ruang terbuka hijau publik yang
tarik menarik kepentingan pemanfaatan. memegang peran penting dalam menunjang
Indikasi berkurangnya neraca air tanah, aktivitas masyarakat perkotaan. Dalam
meningkatnya intrusi air limbah terhadap perkembangannya dipengaruhi oleh kondisi
sumber-sumber air tanah semunya itu dampak politik, sosial, budaya juga ekonomi. Dari
hilangnya taman, jalur hijau, lapangan bermain, masa ke masa terlihat perbedaan jumlah,
hutan kota dan kawasan konservasi di Kota bentuk, juga fungsi taman. Taman juga tidak
Bandung. terlepas dari berbagai permasalahan yang
Selain berfungsi sebagai konservasi dan antara lain disebabkan karena rendahnya
menjaga keseimbangan ekosistem, taman kesadaran masyarakat akan arti penting taman,
merupakan aksesori kota yang sangat penting. sehingga taman sering disalahfungsikan.
Tapi fungsi taman kota di Bandung pun Masyarakat kota terkadang hanya
berubah. Sebagian warga, tidak lagi berpandangan pada fungsi RTH/taman yang
memandang taman sebagai ruang terbuka hijau tak lebih dari sebuah kawasan hijau dan "paru-
yang harus dijaga dan dipelihara. Banyak yang paru" kota yang harus dipertahankan
mencabuti tanaman di dalamnya, membuang kelestariannya, tentu saja, hal itu turut
sampah ke dalamnya atau malah merusaknya. memberi kontribusi pada semakin
Bahkan bermunculan gubuk-gubuk liar seperti terasingkannya RTH/taman di perkotaan dari
di Taman Maluku dan Taman Cilaki. aktivitas masyarakatnya. Bahkan, pada
Kecamatan Bandung Wetan selain dapat akhirnya seperti yang terjadi di Kota Bandung,
merefleksikan morfologi kota sebagai kawasan keberadaan beberapa RTH/taman menjadi
terbangun yang terencana juga memiliki luas kumuh dan tak lepas dari konotasi negatif
taman terbesar kedua setelah Kecamatan masyarakatnya.
Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Variabel Variabel
Operasional
Teoritik Analitik
Pramuka dan Taman Seram) di Kecamatan Bandung Wetan Tahun 2006
pada waktu weekday
Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Tabel 2 Tabel 3
Daftar Taman Umum Di Kecamatan Jumlah Pengunjung Taman Umum
Bandung Wetan Tahun 2006 Berdasarkan Waktu (Jam)
Weekday Weekend
(Kamis) (Minggu)
Waktu Waktu
No Taman (Jam) (Jam)
08.0
08.00
12.00- 0- 12.00-
-
16.00 12.0 16.00
12.00
0
Taman
1. 34 15 178 37
Cilaki Atas
Taman
2. Cilaki 21 11 111 29
Tengah
Taman
3. 17 6 19 7
Seram
Taman
4. 11 8 5 2
Sumber : Dinas Pertamanan dan Pemakaman Umum Pramuka
Kota Bandung, Tahun 2006 Sumber : Hasil Obeservasi, Tahun 2006
Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Tabel 5
Fasilitas Taman Umum
Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
*Taman ini luasnya kurang dari 100 m2 (17,40 m2 untuk Taman Waska Panglima dan 63,50 m2 untuk Taman
Salam Puskesmas)
1. WC Umum b. Gardu Listrik
2. Jogging Track c. Panjat Tebing
3. Play Ground (Areal d. Jembatan
Bermain Anak) e. Drainase
4. Trotoar (Pedestrian) f. Tempat Sampah
5. Panggung g. Lampu Taman
6. Amphiteater h. Ornamen lain (Patung,
7. Grobak Pedagang Kaki Traffict light, gerbang,
Lima (PKL) tugu, reklame)
8. Tempat duduk yang i. Telephone umum
menyebar
9. Vegetasi
10. Tukang Jualan / Kios
11. Tempat duduk yang
mengelompok
Identifikasi Aktivitas Pengunjung Dalam karena lokasi taman yang jauh dari tempat
Taman tinggal mereka sehingga sulit dijangkau atau
harus ditemani (27,27%), karena taman tidak
Berdasarkan hasil sebaran kuesioner,
memberikan fasilitas yang memuaskan
teridentifikasi mengenai karakteristik
sehingga membuat mereka tidak betah untuk
pengguna taman yang menunjukkan bahwa
beraktivitas di dalam taman tersebut (21,82%)
untuk waktu weekday ataupun weekend
dan karena taman tidak aman, karena sepi dan
pengunjung dengan jenis kelamin pria
merupakan mayoritas pengguna taman banyak terjadi kejahatan (16,36%) untuk
(weekday (71,00%), weekend (56,00%)) waktu weekday. Sedangkan untuk waktu
weekend adapun alasan lainnya pada waktu
dibandingkan dengan wanita (weekday
adalah karena taman tidak aman, sepi dan
(29,00%), weekend (44,00%). Sedangkan usia
banyak terjadi kejahatan (18,99%), lokasi
pengguna taman yang menjadi mayoritas
taman yang jauh dari tempat tinggal mereka
pengguna taman berkisar pada usia 21-26
sehingga sulit dijangkau atau harus ditemani
tahun (weekday (32,37%), weekend (34,18%),
(15,19%), dan karena taman tidak memberikan
yang kedua adalah pada usia 27-32 tahun
fasilitas yang memuaskan sehingga membuat
(weekday (20,00%), weekend (22,78%)) dan
mereka tidak betah untuk beraktivitas di dalam
yang ketiga adalah pada usia 15-20 tahun
taman tersebut (7,59%). Ataupun karena
(weekday (18,18%), weekend (18,99%)).
proses pencapaian ke taman (pengunjung pria
Untuk asal pengunjung taman, hasil tabulasi
berkecenderungan untuk menggunakan
kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar
pengguna taman merupakan pengunjung yang kendaraan pribadi, berbeda dengan wanita
yang biasanya cenderung menggunakan
tidak berasal dari Kecamatan Bandung Wetan
kendaraan umum (angkot). Hal ini dapat
(weekday (56,36%), weekend (64,56%)).
terlihat dari mayoritas masyarakat pada waktu
Untuk pekerjaan pengguna taman,
teridentifikasi bahwa mayoritas pengunjung weekday menggunakan kendaraan pribadi
(63,64%) dan naik angkutan umum (29,09%),
merupakan mahasiswa (weekday (34,55%),
berbeda dengan masyarakat yang berkunjung
weekend (36,71%)), yang kedua untuk waktu
pada waktu weekend, mayoritas dari mereka
weekday adalah pekerja (negeri/swasta)
menggunakan angkutan umum (51,90%) dan
dengan presentase 20,00%, selanjutnya adalah
naik kendaraan pribadi (37,97%).
pelajar (16,36%). Sedangkan untuk waktu
Adapun frekuensi kunjungan mereka
weekend yang kedua adalah pelajar (21,52%),
berkisar antara 1 – 4 kali seminggu. Untuk
selanjutnya adalah pekerja (negeri/swasta)
responden pada waktu weekday mayoritas dari
dengan prosentase 20,25%.
mereka berkunjung 1 kali seminggu (45,45%),
Adanya perbedaan mengenai jumlah
2 kali seminggu (23,64%) dan 4 kali seminggu
pengunjung pria dan wanita ini diduga
(20,00%). Sedangkan untuk responden pada
diakibatkan karena beberapa alasan yaitu
waktu weekend, mayoritas dari mereka
Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
menjawab 1 kali kunjungan per minggunya aktivitas berupa makan, membaca, ngobrol/
(72,15%) dan 2 kali seminggu (13,92%). diskusi serta olahraga.
Berdasarkan tabulasi kuesioner pada waktu
weekday waktu rata-rata kunjungan barkisar
antara jam 12.00-17.00 WIB sedangkan pada
waktu weekend, masyarakat berkunjung antara
jam 08.00-12.00 WIB. Sedangkan untuk waktu
kunjungan yang paling dominan adalah pada
hari Sabtu – Minggu (weekend). Pengunjung
menyatakan bahwa mayoritas dari mereka
pada saat mengunjungi taman biasanya
bersama teman (weekday (50,91%), weekend
(39,24%). Pada waktu weekday selain dengan
teman, masyarakat juga mengunjungi taman
hanya sendiri (18,18%), dan bersama keluarga
(10,91%) dan untuk waktu weekend mereka
pergi bersama keluarga (29,11%), atau hanya
seorang diri (13,92%).
Dari tabulasi kuesioner ini juga dapat terlihat
aktivitas pengunjung memberikan suatu
hubungan dengan taman umum yaitu berupa
suatu kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang
harus disediakan di suatu taman umum. Secara
tidak langsung aktivitas yang timbul di ruang
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2006
terbuka ini mempengaruhi bentuk suatu taman Keterangan :
umum. Berdasarkan tabulasi kuesioner yang a. Jalan-jalan, Refreshing
b. Olahraga
telah dilakukan teridentifikasi bahwa sebagian c. Mengasuh anak (memberi makan)
besar pengunjung di waktu weekday lebih d. Memperkenalkan dan mengajarkan anak
cenderung untuk berjalan-jalan, refreshing tentang alam
e. Mengamati Keadaan Sekitar (Mengamati orang
(34,55%), berolahraga (27,27%) untuk dan Menikmati keadaan kondisi lingkungan)
kegiatan bergerak dan makan, membaca, f. Makan, Membaca, Ngobrol/Diskusi
g. Mengerjakan Tugas/Ekstrakulikuler
ngobrol/diskusi (18,18%) untuk jenis kegiatan
tinggal ditempat. Sedangkan untuk waktu Identifikasi Kondisi Taman
weekend, aktivitas Pengunjung tidak berbeda
jauh dengan waktu weekday yaitu lebih Kecamatan Bandung Wetan merupakan
cenderung untuk berjalan-jalan, refreshing kecamatan yang memiliki jumlah taman umum
(32,91%), berolahraga (22,78%) untuk terbanyak di WP Cibeunying. Tetapi untuk
kegiatan bergerak dan makan, membaca, penelitian kasus ini hanya dibahas 4 taman saja
ngobrol/diskusi (18,99%) untuk jenis kegiatan yaitu Taman Cilaki Atas, Cilaki Tengah,
tinggal ditempat.Pada waktu weekday dan Taman Pramuka dan Taman Seram.
weekend, pengunjung pria memiliki mayoritas Berdasarkan ada atau tidaknya aktivitas di
aktivitas berupa jalan-jalan, refreshing dan dalam taman tersebut maka taman-taman ini
olah raga. Sedangkan pengunjung wanita pada dikelompokkan dalam luasan tertentu, yaitu :
waktu weekday memiliki aktivitas mayoritas 51-100 m2, 101-500 m2, 501-1000 m2, 1001-
berupa makan, membaca, ngobrol/ diskusi, 5000 m2, ≥ 5001 m2. Berdasarkan hasil
mengasuh anak (memberi makan) serta observasi, taman yang memiliki luas ≥ 100 m 2
memperkenalkan dan mengajarkan anak memiliki kemungkinan lebih besar bagi
tentang alam, dan pada waktu weekend Pengunjung untuk beraktivitas didalamnya,
pengunjung wanita memiliki mayoritas karena hal tersebut maka pengkategorian
Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
untuk taman dimulai dari 100 hingga ≥ 5.000 penggalang (buffer) antara taman dengan jalan
m2. (16,46%).
Berdasarkan kuesioner untuk kondisi dan Berdasarkan hasil jawaban tersebut,
lokasi taman, mayoritas penduduk menyatakan dengan sarana yang telah tersedia di taman,
bahwa dilingkungan tempat mereka tinggal Pengunjung menyatakan bahwa sarana
tidak tersedia taman (weekday (78,18%), tersebut sudah memenuhi kebutuhan mereka
weekend (64,56%)). Sedangkan untuk kondisi ketika menggunakan taman tersebut bila
taman yang sedang mereka kunjungi saat ini dinyatakan dalam prosentase weekday
(Taman Cilaki Atas, Taman Cilaki Tengah, (69,09%), weekend (55,70%) yang menjawab
Taman Seram, dan Taman Pramuka) mereka sudah memenuhi kebutuhan. Jika dilihat secara
menyatakan dalam kondisi baik, bersih dan keseluruhan, kondisi taman umum di
terawat (weekday (67,27%), weekend Kecamatan Bandung Wetan, Pengunjung
(55,70%)). Taman sampel yaitu Taman Cilaki menyatakan bahwa kondisinya dalam keadaan
Atas, Taman Cilaki Tengah, Taman Seram, sedang (weekday (41,82%), weekend
dan Taman Pramuka, berdasarkan hasil (48,10%)) hal ini diartikan bahwa kondisi
tabulasi kuesioner, Pengunjung menyatakan taman umum tidak dalam keadaan baik
bahwa taman tersebut berada jauh dari tempat ataupun buruk. Taman umum berdasarkan sifat
tinggal pengunjung (weekday (56,36%), terlihat dari bentuk tamannya yang terbuka
weekend (64,56%)). atau tertutup, indikatornya berupa bentuk
Berdasarkan hasil sebaran kuesioner pagar yang terbuka, pagar yang tertutup
sarana yang tersedia di taman yang menunjang ataupun tidak berpagar.
aktivitas pengunjung selama melakukan Setiap taman memiliki kelengkapan
kegiatan di taman yang dapat memberikan rasa fasilitas yang berbeda-beda, begitu juga
nyaman dan aman dalam memanfaatkan taman dengan unsur pelengkap taman lainnya.
umum, pada waktu weekday mayoritas Berdasarkan hasil observasi yang telah
pengunjung menyatakan bahwa dengan dilakukan, fasilitas yang ada berupa: (WC
adanya pohon/tanaman yang memberikan Umum, Jogging Track, Play Ground (Areal
udara segar dan keteduhan bagi orang yang Bermain Anak), Trotoar (Pedestrian), Tempat
sedang menggunakan taman tersebut (29,09%), Sampah, Panggung, Amphiteater, Grobak
yang kedua adalah adanya jalan setapak Pedagang Kaki Lima (PKL), Tempat duduk
(jogging track) yang mulus dan landai, tidak yang menyebar, Vegetasi, Tukang Jualan /
bertangga-tangga (25,45%) serta adanya Kios, Tempat duduk yang mengelompok).
bangku taman yang berada di tempat yang Adapun pelengkap atau ornamen lainnya
teduh dan nyaman untuk duduk atau yang ada di taman-taman Kecamatan Bandung
beristirahat (25,45%) dan adanya pagar atau Wetan adalah: (Gardu Listrik, Panjat Tebing,
tanaman pembatas disekeliling taman sebagai Jembatan, Drainase, Tempat Sampah, Lampu
penggalang (buffer) antara taman dengan jalan Taman, Patung, Telephone umum, Traffict
(20,00%). Sedangkan pada waktu weekend light, Reklame, Gerbang, dan Tugu).
mayoritas pengunjung menyatakan bahwa Pengunjung di waktu weekday ataupun
dengan adanya pohon/tanaman yang weekend menyatakan bahwa mereka peduli,
memberikan udara segar dan keteduhan bagi apabila kondisi taman yang mereka kunjungi
orang yang sedang menggunakan taman dalam keadaan kotor atau tidak terawat dalam
tersebut (29,11%),, adanya jalan setapak artian tidak dalam kondisi baik, bersih dan
(jogging track) yang mulus dan landai, tidak nyaman. Tetapi dengan kondisi tersebut
bertangga-tangga (27,85%), adanya bangku pengunjung memiliki kecenderungan akan
taman yang berada di tempat yang teduh dan membiarkan saja keadaan itu (weekday
nyaman untuk duduk atau beristirahat (52,73%), weekend (62,03%)), tetapi beberapa
(26,58%) dan adanya pagar atau tanaman dari responden juga menyatakan akan
pembatas disekeliling taman sebagai memelihara taman agar menjadi lebih baik lagi
dari kondisi sebelumnya (weekday (40,00%),
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
weekend (26,58%)). Untuk tingkat kepedulian tanaman pembatas disekeliling taman sebagai
terhadap kondisi taman saat ini, mayoritas penggalang (buffer) antara taman dengan jalan.
Pengunjung menyatakan bahwa mereka akan Berdasarkan hasil wawancara dengan
peduli (weekday (83,64%), weekend pengunjung, adapun yang dapat sarana yang
(75,95%)) dan tidak peduli (weekday ditambahkan untuk melengkapinya adalah: 1)
(16,63%), weekend (24,05%)). Adanya areal bermain anak-anak (dengan
Dengan melihat kondisi taman yang ada rumput/pasir bukan semen atau bahan keras
saat ini, Pengunjung sebagai responden di lainnya), sebagai sarana bagi orang tua yang
waktu weekday menyatakan bahwa mereka membawa anak-anak untuk berrekreasi dalam
merasa hilangnya kenyamanan ruang taman umum; 2) Adanya tempat parkir yang
(27,27%), hilangnya rasa privasi (20,00%), aman dan tersusun rapi sehingga tidak
marah, rasa terisolasi dan kesumpekan mengganggu aktivitas lalu lintas kendaraan
(masing-masing memiliki presentase 14,55%) lain; 3) Adanya meja makan sebagai pelengkap
dan tidak peduli sebesar 9,09%. Sedangkan kursi taman; 4) Adanya toilet umum yang
untuk waktu weekend mereka merasa bersih dan terawat; 5) Adanya tempat sampah
hilangnya kenyamanan ruang (36,71%), dengan jarak tertentu, yang memudahkan
hilangnya rasa privasi (26,58%), rasa terisolasi pengunjung untuk membuang sampah jika
(13,92%), kesumpekan (10,13%), marah berada dalam taman; 6) Adanya pedagang
(6,33%) dan tidak peduli sebesar 6,33%. yang menjual makanan
Untuk jenis kelamin pria pada waktu (kantin/warung/toko/cafe) yang tersusun rapi
weekday dengan aktivitas jalan-jalan dan di dalam/disisi taman, tetap dengan konsep
refreshing, menjawab mereka merasakan “hijau” misalnya dengan konsep cafe taman,
hilangnya kenyamanan ruang, dengan aktivitas sehingga memudahkan pengunjung jika tidak
olahraga mereka merasakan kesumpekan, membawa makanan, ataupun dapat menjadi
hilangnya kenyamanan, serta hilangnya rasa daya tarik tersendiri bagi taman tersebut.
privasi, sedangkan dengan aktivitas makan,
membaca, ngobrol/diskusi, mereka merasakan Analisis Hubungan Antara Aktivitas
rasa terisolasi. Untuk jenis kelamin wanita Pengunjung Taman (Perspektif Pria dan
pada waktu weekday yang mayoritas Wanita) Dengan Kondisi Taman Umum
melakukan aktivitas makan, membaca,
ngobrol/diskusi, mereka merasakan hilangnya Berdasarkan hasil analisis secara
rasa privasi, dengan aktivitas mengasuh anak komputerisasi mengunakan program SPSS
(memberi makan) mereka merasakan marah, dengan metode Crosstabs – Chi Square, tabel
terisolasi dan hilangnya kenyamanan ruang, berikut ini menunjukan ada tidaknya hubungan
sedangkan dengan aktivitas memperkenalkan antara aktivitas pengunjung dengan masing-
dan mengajarkan anak tentang alam, mereka masing variabel analisis
merasakan hilangnya rasa privasi. Tabel 6
Dengan adanya perbedaan mengenai Hasil Analisis
aktivitas pengunjung berdasarkan gender Ada / Tidak Ada
tersebut, maka fasilitas yang minimal tersedia Hubungan
untuk memenuhi atau menunjang kebutuhan Weekday Weekend
Aktivitas pengunjung
pengunjung adalah: 1) Adanya pohon/tanaman dengan kelengkapan
yang memberikan udara segar dan keteduhan sarana taman yang
Tidak Ada
bagi orang yang sedang menggunakan taman; menunjang aktivitas
dan memberikan rasa
2) Tersedianya jalan setapak (jogging track) nyaman serta aman
yang mulus dan landai, tidak bertangga- Aktivitas pengunjung
dengan jenis kegiatan
tangga; 3) Adanya bangku taman yang berada yang dilakukan di
Ada Ada
di tempat yang teduh dan nyaman untuk duduk taman
atau beristirahat; 4) Adanya pagar atau Aktivitas pengunjung
Ada Ada
dengan kepedulian
Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
membuang sampah jika berada dalam taman; umum yang sesuai dengan aktivitas
adanya pedagang yang menjual makanan pengunjung Kota Bandung saat ini ataupun
(kantin/warung/toko/cafe) yang tersusun rapi untuk saat yang akan datang. Pengunjung akan
di dalam/disisi taman, tetap dengan konsep merasa lebih nyaman jika suasana taman
“hijau”. (b) Dengan kondisi taman yang ada berhawa sejuk, teduh dengan adanya pohon-
saat ini, pengunjung sebagai responden di pohon yang rapat dan rimbun, berkanopi lebar,
waktu weekday menyatakan bahwa mereka dan memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap
merasa hilangnya kenyamanan ruang seperti play ground (areal bermain anak yang
(27,27%), hilangnya rasa privasi (20,00%), aman), jogging track (jalan setapak) yang tidak
marah, rasa terisolasi dan kesumpekan bertangga-tangga dan landai, trotoar
(masing-masing memiliki presentase 14,55%) (pedestrian), tempat duduk (menyebar/
dan tidak peduli sebesar 9,09%. Sedangkan mengelompok) dan tersedianya tempat sampah
untuk waktu weekend mereka merasa serta adanya tempat parkir kendaraan yang
hilangnya kenyamanan ruang (36,71%), tertata dan tidak mengganggu lalu lintas di
hilangnya rasa privasi (26,58%), rasa terisolasi sekitarnya; 2) Diperlukannya taman-taman di
(13,92%), kesumpekan (10,13%), marah wilayah lain Kota Bandung dengan design
(6,33%) dan tidak peduli sebesar 6,33%. (c) taman yang cukup baik, area-area untuk
Pengunjung memiliki sikap untuk memelihara relaksasi yang cukup luas dan memiliki
dan menjaga kondisi taman, berusaha fasilitas yang memadai, tidak berpagar tinggi
mengajak orang lain untuk menjaga dan dan tertutup atau yang dapat menimbulkan
memelihara kondisi taman dimasa sekarang kesan seram, lokasi yang strategis (areal
ataupun dimasa yang akan datang. Tetapi sekolah, permukiman atau kantor) dan mudah
mereka juga berkecenderungan untuk tidak dijangkau. Hal ini ditujukan untuk menjaga
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi kualitas lingkungan (fisik/ekologis) juga
pada kondisi taman serta tidak sebagai upaya memenuhi kebutuhan
mengomunikasikannya kepada orang lain, masyarakat akan ruang terbuka hijau; 3) Ada
apabila kondisi taman tersebut menjadi sesuatu pungutan biaya bila masuk/ menggunakan
yang negatif sifatnya. taman umum (dengan kategori taman umum
Keempat, Pengunjung relatif merasakan hal dengan luasan yang relatif besar, misalnya
serupa, melakukan aktivitas mayoritas yang untuk taman Cilaki Atas dan Bawah). Hal ini
juga sama (cenderung tidak berbeda, untuk dapat menjadi income yang dapat
waktu weekend/weekday ataupun secara dimanfaatkan untuk memelihara taman; 4)
gender pria/wanita) sehingga tidak ada Ada usaha pemeliharaan dan penataan taman
perbedaan yang nyata antara pengunjung pria umum secara terkoordinir oleh Dinas
dan wanita ataupun pada waktu Pertamanan Kota Bandung agar taman umum
weekday/weekend dengan kata lain menunjukan kesan visual yang nyaman, aman,
berdasarkan persfektif pria dan wanita tidak bersih dan dirancang dengan baik sehingga
muncul perbedaan secara umum. dapat menarik perhatian dan menjadi aset Kota
Adapun aktivitasnya berupa jalan-jalan, Bandung yang memiliki image sebagai Paris
refreshing dan olah raga untuk kegiatan Van Java; 5) Ada suatu upaya hukum yang
bergerak, serta makan, membaca, ngobrol/ tegas berupa pengenaan sanksi (penjara atau
diskusi untuk kegiatan tinggal ditempat. denda) kepada pihak-pihak yang tertangkap
tangan telah mengotori, merusak atau
Rekomendasi menyalahgunakan fungsi taman umum; 6) Ada
Berdasarkan hasil analisis dan tarikan upaya meningkatkan kesadaran dan
kesimpulan, maka beberapa rekomendasi kepedulian masyarakat akan perlunya ruang
mengenai aktivitas pengunjung dan kondisi terbuka di lingkungan sekitarnya sehingga
taman dalam upaya menciptakan kondisi yang mereka secara tidak langsung akan merawat
lebih baik dari sebelumnya sebagai berikut: 1) dan menjaga kondisi taman umum yang telah
Diperlukan suatu rancangan dan arahan taman ada; 7) Memberikan tanggung jawab kepada
Page | 13
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.10 No.1
Page | 14