You are on page 1of 7

RESUNDA DAN NASRULLAH

ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL PERUBAHAN LUAS RUANG


TERBUKA HIJAU DI KOTA BANDUNG
Spatial and Temporal Analysis on Urban development is a process of land use/cover changes, while in the process,
Land Use/Cover Changes of Green it often sacrifices its ecological value in term to be exchanged into more
Space in Bandung economic land use. The development in urban infrastructures in the shape of
buildings and pavement are concrete examples for a developing city. Urban
green space as a part of an urban scape has an important role to maintain the
urban ecological quality. But the needs for an urban development often
sacrifices the existence of urban green space and may cause an environment
degradation.
Bandung as the capital city of West Java is one of the major cities in Indonesia.
The vast economic growth leads it into the threat of losing its fame for being
known as The Flower City. Like other big cities around the world, urbanization
in Bandung comes with the enviroment degradation. Based on spatial and
temporal analysis on Landsat TM images, urbanization leads to the decreasing
urban green spaces. On 2001 urbanization has increased the built area into
62% covers of the whole city area from 46% on 1991. The analysis also shows
that there are three major urban green space distributions affected by the land
topograpjy. Rice field which dominate flat terrains of the city and low built-up
density on the east and south sides of the city, cropland which dominate the
hilly parts of the city on the north sides, and non-agricultural green space
which dominate parts of the city with high built-up density.

Primaristianti Putri Urbanization in Bandung in 2001 left only about 38% of its green space and is
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, about to decrease more in years to come. The main concern is to preserve the
Fakultas Pertanian IPB green space in north part of Bandung as the water catchment area, and to
preserve the ecological quality of the city by balanced the vast growing
Alinda FM. Zain
buildings with the existence of trees and plants for the sake of the city
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap,
Fakultas Pertanian IPB sustainability.
e-mail: linda_medrial@yahoo.com
Key words : City sustainabilit,y GIS application, green open space, LUCC ,
ABSTRACT
spatial analysis, temporal analysis.

PENDAHULUAN bagai masalah lingkungan. Peran jadi seluas 16.729,650 ha. Pada tahun
RTH dalam memberikan kenyaman- 1996 proporsi luas lahan yang terma-
Pembangunan yang terjadi pada su-
an dan kesejahteraan bagi warga suk ke dalam RTH Kota Bandung
atu wilayah cenderung diiringi de-
kota adalah sebagai penyumbang ru- yang dikelola oleh Pemerintah Kota
ngan proses perkembangan wilayah
ang bernafas yang segar, sebagai Bandung yang meliputi taman kota,
tersebut. Pembangunan dan perkem-
paru-paru kota, sumber air dalam perkebunan bibit dan pemakaman,
bangan wilayah kota merupakan se-
tanah, mencegah erosi, keindahan adalah sebesar 4,28%. Nilai ini
buah proses pengalihfungsian lahan
dan kehidupan satwa, menciptakan menu-run menjadi sebesar 1,45%
untuk memenuhi kebutuhan masya-
iklim, serta sebagai sumber pendi- pada ta-hun 2001.
rakat kota akan infrastruktur dan fa-
dikan (Simonds, 1983). Namun ke-
silitas yang dibutuhkan dalam pe- Citra penginderaan jauh merupakan
beradaannya sebagai sebuah ruang
ngembangan sebuah kota. Dalam gambaran permukaan bumi yang
dengan fungsi ekologis menjadikan
prosesnya, pembangunan kota atau mampu memberikan data dan infor-
RTH sebagai salah satu fungsi lahan
urbanisasi seringkali mengorbankan masi spasial mutakhir dengan sangat
yang seringkali dikorbankan dalam
nilai ekologis lahan untuk ditukar- tepat dan akurat untuk memantau
membangun dan mengembangkan
kan dengan fungsinya yang lebih perkembangan lingkungan perkota-
sebuah kota.
ekonomis, dalam hal ini berupa pe- an. Sistem Informasi Geografi meru-
bangunan infrastruktur yang umum- Bandung, sebagai ibukota Propinsi pakan teknologi yang menjadi alat
nya berupa bangunan dan perkeras- Jawa Barat, merupakan kota terbesar bantu dalam menyimpan, memani-
an yang secara kongkrit merupakan kedua setelah Jakarta yang merupa- pulasi, menganalisa serta menampil-
pendukung pembangunan. kan ibukota negara. Kota Bandung, kan kembali kondisi-kondisi alam
sejak awal pendiriannya pada jaman dengan bantuan data atribut dan
Ruang terbuka hijau (RTH) sebagai
kolonial Belanda terus mengalami spasial.
ruang alami merupakan bagian yang
perluasan hingga pada tahun 1987
sangat penting bagi suatu kota ber- Penelitian ini bertujuan untuk meng-
melalui Peraturan Pemerintah No.16
kaitan dengan penanggulangan ber- identifikasi perubahan luasan RTH
tahun 1987 luas kota Bandung men-

115 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


PUTRI DAN ZAIN

Kota Bandung yang terjadi dalam seba-gai sebuah ruang terbuka han pada penelitian ini diklasifika-
dua dasawarsa terakhir berkaitan yang mi-nimum 80% dari sikan berdasarkan tingkat I klasi-
dengan urbanisasi pada Kota Ban- luasannya diisi oleh vegetasi dan fikasi (Lillesand dan Kiefer, 1990)
dung dan pola sebarannya dengan unsur alam la-innya secara menjadi (1) lahan terbangun, (2)
menggunakan teknik Sistem Infor- dominan. RTH pertanian sawah, (3) RTH
masi Geografi dan remote sensing. • Karena keterbatasan tingkat keteli- pertanian perkebunan, (4) RTH la-
tian citra dengan ukuran pixel innya yang meliputi RTH kon-
Hasil penelitian ini diharapkan
yang mewakili 30x30 m2 pada per- servasi, rekreasi, RTH pemeli-
mampu memberikan informasi me-
mukaan bumi, maka penutup la- haraan yang meliputi pekarang-an
ngenai perubahan luasan RTH di
kota Bandung serta dapat menjadi
suatu sumbangan informasi bagi pi-
Pusat Primer Alun-
hak terkait dalam mengambil kebi- alun Kota
jakan yang berkaitan dengan kebe-
Pusat Primer
radaan RTH di kota Bandung. Gedebage

METODOLOGI
Penelitian dilaksanakan di wilayah
Kotamadya Bandung, Propinsi Jawa Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Gambar 2. Pusat Primer
Barat, yang meliputi 6 Wilayah Peng- Kota Bandung Kota Bandung
embangan (WP) yaitu WP Bojo-
negara, WP Tegallega, WP Cibeu- Tabel 1. Data yang Digunakan
nying, WP Karees, WP Ujungberung
Data Jenis Sumber
dan WP Gedebage.
Citra Landsat TM Data Sekunder • Studio Arsitektur Lanskap
Penelitian ini dimulai dengan peng- Kotamadya Bandung • Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB
Tahun 1991 dan 2001
ambilan data sekunder pada bulan Peta Rupa Bumi Data Sekunder • Lab. Penginderaan Jauh Departemen Tanah IPB
Februari-April 2005 yang dilanjutkan Tata Guna Lahan Data Sekunder • Pemkot Bandung
dan Data • Badan Pertanahan Nasional Kotamadya Bandung
dengan analisis awal. Pengambilan Primer • Literatur
• Survey Lapang
titik sampel ground truth check di la- Klasifikasi penutupan dan Data Sekunder • Pemkot Bandung
pang dilakukan pada bulan Septem- penggunaan lahan dan Data • Badan Pertanahan Nasional Kotamadya Bandung
Primer • Literatur
ber 2005 dan kemudian dilanjutkan
• Survey Lapang
dengan analisis lanjutan dan kegi-
atan penyusunan laporan. Peta wi-
Peta digital administrasi, jalan, Citra Landsat TM Tahun
layah penelitian tertera pada Gambar tata guna lahan Kota Bandung 1991 dan 2001
1 yang menggambarkan peta wi-
layah administrasi dan Gambar 2
yang menerangkan pu-sat primer
Koreksi geometris
Kota Bandung. Penelitian dilakukan
dengan melakukan analisis citra dan
survey lapang. Tahapan pelaksanaan Deliniasi area
penelitian dijelaskan dalam Gambar
3.
Interpretasi visual
Data yang digunakan adalah Citra
Landsat TM Kotamadya Bandung
Tahun 1991 dan 2001, peta admini- Klasifikasi terbimbing

strasi Kota Bandung, peta tata guna


lahan, dan data sekunder lainnya.
Training area Survey
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan software GIS berupa
ERDAS Imagine dan program Arc- Hasil klasifikasi
View 3.2. Pengambilan data primer
berupa titik sampel ground truth
Analisis Spasial
check dilakukan dengan mengguna-
kan Global Positioning System
(GPS). Dijelaskan dalam Tabel 1. Hasil akhir :
• Peta perubahan penggunaan dan penutupan lahan
Batasan yang digunakan dalam pe- • Nilai penurunan RTH
• Pola perkembangan kota dan penyebaran RTH
nelitian ini adalah sebagai berikut :
• Ruang terbuka hijau (RTH) yang
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian
dimaksud dalam penelitian ini
ada-lah RTH yang didefinisikan

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 116


PUTRI DAN ZAIN

dan pelindung jalan dan tepi su- dengan kepadatan penduduk ter- Gambar 4 mengalami kenaikan
ngai, RTH pengaman yang meli- tinggi berada pada WP Karees yang 19.84% da-ri Rp.6.751.501,75 pada
puti RTH pelindung instalasi ja- pada tahun 1991 memiliki angka tahun 2000 menjadi Rp.8.066.914,19
ringan listrik, rel kereta api dan kepadatan penduduk 17.504 jiwa/ pada tahun 2001. Dengan semakin
militer, RTH khusus yang meliputi km2 dan pada tahun 2002 meningkat meningkatnya pendapatan masyara-
areal pemakaman, perkemahan menjadi 18.333 jiwa/km2. kat, pembangunan kota dapat dilak-
dan kebun pembibitan, serta RTH sanakan. Bersamaan dengan pening-
Komposisi penduduk Kota Bandung
cadangan pengembangan wilayah katan pemasukan daerah, pemba-
didominasi oleh penduduk usia 20-
kota yang berupa greenbelt kota ngunan berbagai infrastruktur, sara-
24 tahun yang merupakan kelompok
yang masih da-pat teridentifikasi na dan prasarana untuk mening-
usia produktif turut mempengaruhi
pada citra, dan (5) badan air. katkan kenyamanan dan kebutuhan
laju perkembangan kota. Penduduk
• Penelitian ini dilakukan untuk me- masyarakat akan fasilitas hidup pun
usia muda cenderung memiliki mo-
lihat perubahan luas RTH yang ter- dapat diwujudkan.
bilitas yang tinggi dan kebutuhan hi-
jadi di Kotamadya Bandung de-
dup yang tinggi pula. Hal ini menye-
ngan menggunakan citra Landsat Kebijakan
babkan kebutuhan akan sarana dan
TM tahun 1991 dan 2001.
prasarana perkotaan cenderung me- Kebijakan pemerintah Kota Bandung
• Hasil dari penelitian ini dibatasi
ningkat. Begitu pula dengan kebu- untuk mendistribusikan dan me-
hanya sampai tahap identifikasi
tuhan akan pemukiman yang juga ngurangi kepadatan penduduk di
perubahan luas RTH di Kota
meningkat. Grafik kepadatan pen- daerah Bandung Barat merupakan
Bandung sebagai akibat dari ur-
duduk Kota Bandung dapat dilihat indikasi bahwa pada beberapa tahun
banisasi yang terjadi serta melihat
pada Gambar 4. mendatang RTH pertanian di kawa-
faktor-faktor yang mendorong ter-
san Bandung Timur akan berkurang
jadinya urbanisasi.
Ekonomi dan tergantikan oleh bangunan.
Hampir seluruh sektor, baik itu jasa
Kota Bandung merupakan salah satu
HASIL DAN PEMBAHASAN pemerintahan, kesehatan, pendidik-
kota besar di Indonesia. Sebagai ibu-
an, terutama industri dan pemukim-
Perkembangan Kota Bandung kota Propinsi Jawa Barat yang meru-
an, diarahkan untuk dikem-bangkan
pakan propinsi terpadat kedua sete-
Perkembangan sebuah kota selalu ke bagian timur Kota Bandung. Per-
lah DKI Jakarta, Kota Bandung
melibatkan kegiatan perubahan pe- kembangan kota yang terus dilaku-
memiliki tingkat perekonomian yang
nutupan dan penggunaan lahan. Ak- kan tanpa terkendali adalah menuju
cukup tinggi. Berdasarkan RTRW
tivitas manusia merupakan pendo- utara kota. Kekurangtegasan peme-
Kota Bandung Tahun 2013 (2004),
rong terjadinya perubahan penutup- rintah dalam menegakan peraturan
pada tahun 1997 Pendapatan Do-
an dan penggunaan lahan, dengan mengenai pembatasan pembangun-
mestik Regional Bruto (PDRB) Kota
faktor didalamnya adalah tingkat an di utara kota mengancam ke-
Bandung diperki-rakan mencakup
pertumbuhan penduduk, pertum- beradaan RTH pertanian di daerah
8.99% dari seluruh PDRB Jawa Barat.
buhan ekonomi, serta kebijakan po- utara yang berfungsi sebagai wila-
PDRB untuk Kota Bandung secara
litis yang diambil (Meyer dan Tur- yah tangkapan air. Hal ini perlu di-
keseluruhan mengalami kenaikan
ner, 1994). imbangi dengan perbaikan infra-
dari Rp.14.422 trilyun pada tahun
struktur di wilayah timur Kota
2000 menjadi Rp.17.314 trilyun pada
Pertumbuhan Penduduk Bandung.
tahun 2001. Sektor yang mengalami
Pertumbuhan penduduk dan pem- pertumbuhan positif paling tinggi Pembangunan kawasan industri dan
bangunan kota Bandung yang tidak adalah sektor jasa. Sementara laju bangunan jasa serta pertokoan se-
bisa dihindari mengharuskan dilaku- pertumbuhan tertinggi adalah pada ringkali dilakukan tanpa memper-
kannya perluasan wilayah kota un- sektor angkutan dan komunikasi. hatikan nilai ekologis. KDB bangun-
tuk memfasilitasi kebutuhan masya- an melebihi ketentuan 40%-60%,
Pendapatan per kapita penduduk
rakat yang terus bertambah. Pe- bahkan cukup banyak bangunan de-
Kota Bandung digambarkan pada
ngembangan wilayah kota yang
terakhir kali dilakukan pada tahun
1987 yang menambah luas wilayah
14000
Kota Bandung menjadi 16.729,65
Kepadatan Penduduk

12000
hektar, sebagian besar diperuntuk- 10000

kan bagi lahan pemukiman. Hal ini 8000


6000
menunjukkan bahwa pertumbuhan 4000
penduduk tidak dapat dipisahkan 2000
0
dari pertumbuhan dan perkem-
89

91

93

95

97

99

01

03

bangan ruang.
19

19

19

19

19

19

20

20

Tahun
Kepadatan penduduk Kota Bandung
pada tahun 1991 adalah 10.949 jiwa/
km2 dan pada tahun 2001 meningkat Sumber : Kota Bandung dalam Angka (BPS)
menjadi 12.830 jiwa/km2. Wilayah Gambar 4. Grafik Kenaikan Kepadatan Penduduk Kota Bandung

117 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


PUTRI DAN ZAIN

ngan KDB mencapai 100% yang di-


temui di lapang. Hal ini dapat mem-
berikan dampak serius berkaitan
dengan kebutuhan ketersediaan air
tanah serta kualitas udara kota. Pe-
merintah kota sebagai pihak yang
berwenang memiliki kekuasaan
untuk mengambil kebijakan dalam
menetapkan peraturan yang
berkaitan dengan keberlanjutan kota
Bandung pada masa yang akan da-
tang.

Struktur Tata Ruang


Perkembangan kota yang tidak da-
pat dihindari terlihat memusat pada
daerah alun-alun kota, yaitu pusat
Kota Bandung Lama. Berbagai kegi- Sumber : RTRW Kota Bandung Tahun 2013, 2004
atan masyarakat terpusat pada dae- Gambar 5. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Bandung
rah ini yang mengakibatkan ting-
ginya tingkat kepadatan penduduk
kota, termasuk didalamnya adalah tanah dan pendangkalan sungai aki-
yang pada akhirnya mengakibatkan
lahan pertanian, taman kota, sempa- bat terjadinya erosi di hulu sungai.
masalah kemacetan lalu lintas, po-
dan sungai, jalur hijau jalan, taman
lusi, kebisingan, dan juga kenaikan Berdasarkan data BPS yang bersum-
pulau jalan, jalur hijau rel kereta api,
suhu yang dirasakan oleh masya- ber dari Dinas Pertanian Tanaman
jalur hijau bawah tegangan tinggi,
rakat Kota Bandung. Pangan Kota Bandung, lahan per-
dan RTH kota nonpertanian lainnya.
tanian merupakan jenis penutupan
Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Sementara kawasan budidaya yang
lahan yang secara konsisten terus
untuk mengatasi masalah ini adalah dimaksud mencakup kawasan peru-
mengalami penurunan dalam
dengan memecah pusat kegiatan mahan, kawasan pemerintahan, per-
luasan. Penggunaan lahan pada
perkotaan, yaitu dengan mengubah dagangan, jasa, pendidikan, kesehat-
kawasan pertanian berupa sawah
kebijakan monosentrik (struktur ru- an, industri dan pergudangan, pari-
mengalami penurunan luas sekitar
ang satu pusat) menjadi duosentrik wisata dan rekreasi, serta pertahanan
1.13 % hanya dalam jangka waktu
(dua pusat). Pengembangan pusat dan keamanan. Bentuk pola pe-
satu tahun, ya-itu dari 2.380 ha
primer di Alun-alun Bandung seba- manfaatan ruang yang ada di Kota
(14.23%) pada tahun 1999 menjadi
gai pusat kegiatan wilayah Bandung Bandung tertera pada Tabel 2 dan
2.166 ha (12.95%) pada tahun 2000,
Barat, dan pusat primer Gedebage Gambar 5.
dan pada tahun 2001 kembali turun
sebagai pusat kegiatan wilayah Ban-
menjadi seluas 2.129 ha (12.72%).
dung Timur. Kedua pusat primer ini Kawasan Lindung
Pada kisaran tahun yang sama, luas
didukung oleh pusat-pusat sekunder
Kawasan Bandung Utara dengan ke- kebun/tegalan mengalami
untuk melayani daerah sekitarnya.
tinggian 750 mdpl telah ditetapkan penurunan dari 686 ha (4.10%) pada
Pengembangan pusat sekunder sebagai kawasan yang berfungsi lin- tahun 1999 menjadi sekitar 632 ha
Gedebage yang diharapkan dapat dung bagi kawasan bawahannya (3.74%) pada tahun 2000 .
menggeser pertumbuhan kota ke (RTRW Kota Bandung 2013, 2004).
Luasan taman kota dan kebun pem-
arah timur juga dinilai kurang ber- Keadaan topografi kawasan Ban-
bibitan yang dikelola pemerintah ko-
hasil. Hal ini terutama disebabkan dung Utara dengan kelerengan lebih
ta mengalami pertambahan luas dari
oleh kurangnya akses jalan, adanya dari 40% didominasi oleh penutupan
tahun ke tahun meski tidak terlalu
lokasi genangan banjir, banyak rawa, vegetasi dengan jenis penggunaan
besar. Pada tahun 1991 luas taman
dan kurangnya fasilitas umum dan lahan untuk pertanian. Kawsan Ban-
dan kebun pembibitan mencakup
sosial. dung Utara meliputi Kecamatan Su-
luasan 653.550,00 m2 (0.39%) dan
kasari, Kecamatan Cidadap, Keca-
pada tahun 1995 naik menjadi
Pola Pemanfaatan Ruang matan Coblong, Kecamatan Cibeu-
1.158.619.06 m2 (0,69%). Jumlah ta-
nying Kaler, dan Kecamatan Cibiru.
Kawasan Lindung man kota terus bertambah sehingga
Ruang Berdasarkan Buku Rencana RTRW pada tahun 2003 total luas keselu-
Kawasan Budidaya
Kota Bandung tahun 2013, pemba- ruhan taman kota dan kebun pem-
ngunan di kawasan Bandung Utara bibitan dibawah pengelolaan Dinas
yang sangat pesat dan kurang ter- Pertamanan dan Pemakaman men-
Kawasan lindung yang dimaksud
kendali menurunkan kualitas ling- jadi 1.195.290,01 m2 (0.71%). Nilai ini
adalah kawasan yang berfungsi kon-
kungan alami wilayah dan menim- belum termasuk luas area pemakam-
servasi serta kawasan budidaya yang
bulkan persoalan lingkungan dian- an yang terdapat di kota Bandung
dapat berfungsi lindung bagi ekologi
taranya adalah penurunan muka air

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 118


PUTRI DAN ZAIN

yang dapat difungsikan juga sebagai an di wilayah Bandung Timur dapat dustri banyak tersebar di daerah ini.
RTH kota. diprediksi akan terus berkurang pa-
• Pada tahun 1991, luas lahan ter-
da tahun-tahun mendatang. Berda-
bangun hampir mencapai setengah
Kawasan Budidaya sarkan survei lapang, beberapa hek-
luas wilayah kota. Kepadatan ba-
tar lahan sawah telah berpindah ta-
Potensi Kota Bandung dan penetap- ngunan mendominasi kawasan
ngan dari kepemilikan masyarakat
an fungsi kota sebagai pusat pe- Bandung Barat, sementara bagian
kepada pihak swasta untuk dilaku-
merintahan, perdagangan, pendidik- timur kota masih didominasi oleh
kan pembangunan beberapa tahun
an, pariwisata/budaya, dan industri lahan pertanian, terutama lahan
mendatang.
mendorong terjadinya persawahan. Bagian utara kota
pembangunan dan perkembangan terlihat didominasi oleh perkebun-
Hasil Klasifikasi Citra
kota yang cukup pesat. Kebutuhan an/tegalan/ladang meski pola
akan ruang-ruang dengan berbagai Berdasarkan hasil analisis temporal perkembangan lahan terbangun ke
fungsi tersebut pun meningkat. kedua data citra, terlihat adanya pe- arah utara mulai terlihat meluas
Pembangunan yang ter-konsentrasi ningkatan proporsi ruang terbangun (Gambar 7). Berdasarkan hasil
di wilayah Bandung Barat yang menjadi indikator terjadinya pengolahan data citra, presentase
diakibatkan oleh kekuatan ak- urbanisasi. Kawasan terbangun ter- penggunaan lahan di Kota Ban-
sesibilitas, sarana dan prasarana pe- lihat memusat dengan kepadatan dung pada tahun 1991 adalah se-
nunjang, sehingga kegiatan masya- yang cukup tinggi pada kawasan besar 46% dapat dilihat pada Gam-
rakat terpusat di wilayah ini. Alun-alun Kota Bandung yang men- bar 8.
jadi pusat primer Bandung Barat.
Pembangunan beragam bangunan ja- • Pada tahun 2001 terlihat bahwa
sa dan perdagangan serta alih fungsi Kawasan terbangun pada kawasan perkembangan lahan terbangun
perumahan menjadi tempat kegiatan Bandung Timur sebagai daerah pe- semakin meluas ke arah utara Kota
komersial telah memberikan dampak mekaran terlihat menyebar, baik Bandung. RTH pertanian yang
berupa kemacetan. Selain itu berda- yang membentuk persebaran di se- mendominasi kawasan dengan
sarkan data sekunder dan survey la- panjang jalan Soekarno-Hatta yang topografi berbukit yang menjadi
pang, koefisien dasar bangunan merupakan jalan arteri primer yang daerah tangkapan air mulai ber-
(KDB) rata-rata cukup tinggi. Pada menghubungkan bagian barat de- kurang dan terdesak oleh pem-
Kecamatan Cicendo, Coblong, Leng- ngan bagian timur Bandung, mau- bangunan. Perkembangan lahan
kong, Babakan Ciparay, Bojongloa pun tersebar secara sporadis di selu- terbangun juga terlihat di kawasan
Kaler, Batununggal, dan Cicadas, ruh kawasan. Pemukiman dan in- Bandung Timur. Luas area persa-
KDB rata-rata mencapai 80%-90%
(Pemerintah Kota Bandung, 2004).

Tingginya tingkat lahan terbangun


dapat mengakibatkan meningkatnya
aliran permukaan (run-off) dan ber-
kurangnya debit air yang diresap
oleh tanah. Perkembangan kawasan
budidaya kota juga mengakibatkan
penyempitan saluran drainase. Hal
ini menyebabkan pada musim hujan
sering terjadi beberapa titik banjir.
Berdasarkan data sekunder, bebe-
rapa ba-gian kota yang sering te-
rendam banjir diantaranya ruas Jalan
Kopo, Jalan Terusan Pasteur, serta
Jalan Soekarno Hatta.
Gambar 7. Peta Kelas Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 1991
Secara umum, kawasan budidaya
mencakup kawasan perumahan, ka-
wasan dan kegiatan pemerintahan, badan air
RT H lainnya
kawasan dan kegiatan perdagangan, 0%
21%
kawasan dan kegiatan jasa, kawasan
pendidikan, kawasan dan kegiatan lahan terbangun
kesehatan, serta kawasan dan kegiat- kebun/ladang/tegalan 46%
an berdasarkan RTRW Kota Ban- 13%
dung diarahkan untuk dikembang-
kan ke arah Bandung Timur. Pro- sawah
porsi kawasan perumahan dibatasi 20%
maksimum 60% dari luas lahan kota.
Berdasarkan rencana ini, keberadaan
Gambar 8. Persentase Kelas Pengunaan Lahan Kota Bandung Tahun 1991
lahan pertanian terutama persawah-

119 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010


PUTRI DAN ZAIN

wahan terlihat berkurang diganti- lahan tersebut akan mempengaruhi mempengaruhi tata guna lahan ka-
kan oleh kelas lahan terbangun terhadap luasan total citra. wasan. Analisis pada citra landsat
digambarkan pada Gambar 9. Per- menunjukkan adanya pola sebaran
Perubahan penggunaan lahan di Ko-
sentase lahan terbangun meningkat RTH di Kota Bandung. Pada pusat
ta Bandung mengindikasikan terjadi-
sebesar 16% menjadi 62% pada kota dengan kepadatan bangunan
nya perkembangan kota yang cukup
tahun 2001. Sementara persen-tase yang tinggi, jenis RTH yang mendo-
pesat. Peningkatan persentase luasan
sawah menurun hingga 15% dapat minasi adalah RTH dengan bentuk
lahan terbangun tampak diiringi
dilihat pada Gambar 10. Nilai per- taman kota, taman lingkungan, ta-
oleh penurunan luasan kawasan
ubahan penutupan dan penggu- man pulau jalan, jalur hijau jalan,
lindung kota, yang meliputi lahan
naan lahan secara lengkap dapat jalur sempadan jalan kereta api, ka-
pertanian dan RTH kota lainnya.
dilihat pada tabel 2. wasan dibawah saluran udara te-
Kepadatan bangunan dan lahan
gangan tinggi, dan jalan bebas ham-
Berdasarkan hasil olahan data citra terbangun pada Kota Bandung yang
batan, pekarangan, serta pemakaman
terlihat adanya perbedaan luas dari memiliki morfologi sebagai sebuah
umum.
luas sebenarnya, yaitu 16.729,65 ha. cekungan dapat menjadikan Kota
Luas wilayah Kota Bandung hasil Bandung sebagai perangkap polusi Di luar pusat kota, RTH pertanian
klasifikasi adalah 16.609,50 ha pada apabila tidak diimbangi dengan masih mendominasi. Pada bagian
tahun 1991, sementara pada tahun keberadaan RTH kota yang memiliki utara kota, RTH didominasi oleh
2001 luas wilayah kota Bandung fungsi ekologis. Peningkatan tempe- RTH pertanian perkebunan/ladang/
hasil klasifikasi adalah 16.555,13 ha. ratur yang dirasakan oleh masya- tegalan. Hal ini dikondisikan oleh
Menurut Suheri (2003) perbedaan rakat Kota Bandung menandakan keadaan topografi bagian utara yang
luas ini kemungkinan terjadi akibat telah terjadinya fenomena pulau memiliki topografi berbukit. Letak-
pengaruh geokoreksi, dimana kesa- bahang (heat island) pada kota ini. nya yang merupakan daerah dataran
lahan satu pixel akan menyebabkan tinggi cocok untuk dijadikan area
penyimpangan sebesar 900 m2 (30m Sebaran RTH perkebunan/ladang/tegalan. Pada
x 30m) di lapangan. Sehingga kesa- daerah timur dan selatan kota yang
Keadaan topografi suatu wilayah
memiliki bentang alam yang lebih
landai, RTH pertanian yang mendo-
minasi adalah area persawahan (sa-
wah basah).

Pola Perkembangan Kawasan Kota


Sebagai tambahan, dari hasil analisis
citra terlihat adanya pola perkem-
bangan kawasan kota yang teriden-
tifikasi, yaitu pola radial menerus
dan koridor/linier. Kawasan yang
menunjukkan pola sebaran radial
menerus terdapat pada kawasan
Bandung Barat yang juga dikenal de-
ngan kota Bandung Lama. Kawsan
ini mencakup 4 WP, yaitu WP Bojo-
Gambar 9. Peta Kelas Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 2001 negara, WP Cibeunying, WP Karees
dan WP Tegallega. Pusat persebaran
terdapat pada pusat primer Alun-
RT H lainnya badan air
12% alun Kota yang juga merupakan pu-
0%
sat Kota Bandung sebelum menga-
kebun/ladang/
tegalan lami pemekaran. Karakter lanskap
lahan terbangun terbangun dari pola ini didominasi
11%
62%
oleh kegiatan perekonomian, jasa,
sawah
15% serta pariwisata, dengan bangunan
pembentuknya adalah bangunan
perkantoran, gedung pemerintahan,
Gambar 10. Persentase Kelas Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 2001 perguruan tinggi, bangunan komer-
sial, serta restoran.
Tabel 2. Luas Kelas Penggunaan Lahan Kota Bandung Tahun 1991 dan 2001
Luas (ha) Kawasan Bandung Timur merupa-
Kelas Penggunaan Lahan
Tahun 1991 Tahun 2001 kan kawasan yang berkembang
Lahan terbangun 7.604,10 10.121,30 mengikuti pola koridor/linier. Me-
Sawah 3.385,44 2.555,28
Kebun/ladang/tegalan 2.189,43 1.863,09 nurut Maulana (2005), pola ini lebih
RTH lainnya 3.419,01 2.004,12 dipengaruhi oleh kemudahan aksesi-
Badan air 11,52 11,34
Jumlah 16.609,50 16.555,13 bilitas. Perkembangan lahan terba-

JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010 120


PUTRI DAN ZAIN

ngun terlihat menyebar dari koridor kawasan. Kawasan utara yang • Perlu adanya penetapan kebijakan
Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Raya cenderung berbukit didominasi minimal jumlah pohon atau tanam-
Ujungberung. Kedua jalan ini meru- oleh RTH per-tanian an yang harus ditanam oleh setiap
pakan jalan arteri primer yang secara perkebunan/ladang/tegalan. Pada bangunan. Hal ini untuk menghin-
langsung menghubungkan bagian pusat kota, RTH yang mendo- dari pembangunan selanjutnya da-
barat kota dengan bagian timur. Ka- minasi adalah RTH non-pertanian ri keadaan bangunan dengan KDB
rakter lanskap terbangun dari pola seperti taman kota, jalur hijau ja- 100% yang dapat mengancam ter-
ini didominasi oleh kegiatan jasa lan, sempadan sungai, dan pema- jadinya penurunan kualitas ling-
perekonomian, pemerintahan dan kaman. Sementara pada daerah kungan.
pemukiman penduduk. selatan dan timur yang lebih landai • Peninjauan kembali terhadap kete-
didominasi oleh RTH pertanian gasan pemerintah dalam melaksa-
berupa persawahan. nakan penegakan hukum (law en-
KESIMPULAN DAN SARAN
• Perkembangan kota merupakan forcement) mengenai hal-hal yang
Kesimpulan suatu hal yang tidak dapat dihin- berkaitan dengan penataan ruang
dari. Kebijakan pemerintah kota dan perkembangan kota.
• Hasil analisis spasial dan temporal
mengenai arahan perkembangan
dengan menggunakan sistem infor-
kota perlu diiringi dengan pene-
masi geografis dan penginderaan DAFTAR PUSTAKA
gakan peraturan (law enforcement).
jauh memperlihatkan bahwa pada
Pembangunan kota juga perlu Simonds, J. O. 1983. Landscape Archi-
tahun 1991 kelas lahan terbangun
disertai dengan pelestarian RTH tecture. Mc Graw-Hill Book Com-
mencapai 46% dari total luasan la-
kota non-pertanian. pany, New York. 331 p.
han dan pada tahun 2001 me-
• Aksesibilitas merupakan hal yang
ningkat menjadi 62%. Sementara Pemkot Bandung. 2004. Sejarah Kota
krusial dalam mendorong perkem-
luas RTH yang mencakup kese- Bandung. http://www.bandung.
bangan kota.
luruhan tutupan vegetasi menga- go.id/ (2 Desember 2004).
lami penurunan dari 54% pada ta-
Saran Peresmian Penataan Taman Abdul
hun 1991 menjadi hanya sekitar
Rifa. 2004. http://www.bandung.
38% pada tahun 2001. • Perlunya penelitian lanjutan me-
go.id/be rita/fullnews.php?id=86.
• Pola penyebaran RTH di Kota Ban- ngenai dampak urbanisasi dan pe-
(22 November 2004).
dung terbagi berdasarkan nurunan RTH terhadap kualitas
topografi dan potensi yang dimiliki udara di Kota Bandung.

121 JURNAL LANSKAP INDONESIA | VOL 2 NO 2 2010

You might also like