You are on page 1of 14

P A S P A L U M V O L I I I N o .

2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 23

ANALISIS PERSEDIAAN KOPI DALAM MEMENUHI


PERMINTAAN PASAR
(Studi kasus di Kelompok Tani Rahayu
Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung )
A coffee supply analysis in fullfiling of market demands ( a case study in the
“ Kelompok Tani Rahayu” Kecamatan pangalengan, Kabupaten Bandung ).
Wini Fetia Wardhiani
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung
Wini_fetia@yahoo.com

ABSTRACT

An analysis of the coffee supply to meet market demand, a case study in the "Farmers
Rahayu" Pangalengan, Bandung regency. Rahayu Farmer Group is one of the most
advanced coffee producer compared with other farmer groups in the village Margamulya.
However, Rahayu Farmer Group have yet to implement a particular supply model for
managing a supply of coffee. Thus, Farmers Group Rahayu not know how efficient and
effective inventory management coffee they have done. Therefore, the authors feel
compelled to discuss more about the study of coffee in the inventory management
Rahayu Farmer Group. The purpose of this research is to know about the inventory
management is done by Farmers Group Rahayu and coffee inventory management
according to the model of EOQ (Economic Order Quantity). Model Research conducted
in this study is a case study. Data collection techniques used were observation, interview,
and literature study.The results prove that inventory management is done by Farmers
Group Rahayu has not been effective and efficient. This can be evidenced through a
comparison between the inventory model used by the actual conditions that occur in the
company. EOQ inventory model has a total cost of 17.43% lower. EOQ model with
safety stock have 5% lower total cost of supply.

Keywords: Coffee. Inventories, Expired, EOQ

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu yang dikelola oleh Dinas Perkebunan


Negara dengan jumlah produksi kopi Provinsi Jawa Barat.Meskipun Jawa
terbesar keempat setelah Brazil, Barat belum termasuk sepuluh besar
Vietnam dan Colombia yang menguasai produsen kopi di Indonesia namun
pangsa pasar kopi dunia, Indonesia pemerintah Provinsi Jawa Barat terus
merupakan urutan keempat penghasil berusaha meningkatkan produksi kopi
kopi di dunia. yang ada di Jawa Barat caranya dengan
Tanaman kopi merupakan salah satu terus membina Kelompok Tani kopi
komoditas unggulan keempat dari yang ada di Jawa Barat agar dapat lebih
Sembilan jenis komoditas unggulan meningkatkan produksinya.
24 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Sebagian besar budidaya tanaman Untuk itu dirasa perlu adanya


kopi yang dilakukan di Jawa Barat manajemen persediaan yang memadai
diusahakan pada perkebunan dalam memenuhi permintaan pasar
rakyat.Kabupaten Bandung merupakan mengingat tidak terlalu luasnya
salah satu wilayah yang memiliki areal perkebunan yang dikelola para petani
perkebunan kopi terluas dibandingkan rakyat ini, sedangkan di saat-saat
dengan 17 daerah perkebunan kopi tertentu pemintaan akan kopi meningkat.
lainnya di Jawa Barat.Luas areal Jika manajemen persediaan telah
perkebunan kopi rakyat di Kabupaten dipersiapkan sebelumnya Kelompok-
Bandung mencapai 8.469 hektar dan kelompok Tani tersebut tidak akan
sebanyak 5.093 hektar lahan perkebunan kekurangan persediaan kapanpun
kopi telah digunakan untuk melakukan permintaan pasar meningkat.
usahatani kopi. Berdasarkan data dari Salah satu upaya untuk
Dinas Pertanian dan Perkebunan menumbuhkan kemampuan petani
Kabupaten Bandung, salah satu sentra dalam mengelola usahataninya adalah
produksi kopi di Kabupaten Bandung melalui sebuah lembaga atau kelompok
adalah kecamatan Pangalengan yang yang mewadahi pembangunan
tersebar di tujuh desa. Desa Margamulya masyarakat tani tersebut.Kelompok
merupakan salah satu desa dengan dalam hal ini berperan sebagai kelas
jumlah produksi kopi terbesar dengan belajar, sebagai unit produksi dan
jumlah tanaman yang sudah sebagai wahana kerjasama antar anggota
menghasilkan cukup tinggi kelompok. Para petani kopi di Desa
dibandingkan dengan desa-desa Margamulya tergabung dalam kelompok
lainnya.` tani dengan nama Kelompok Tani
Tanaman kopi yang dibudidayakan Rahayu. Kelompok Tani Rahayu pada
di desa Margamulya merupakan kopi awalnya merupakan sebuah kelompok
jenis arabika.Hal tersebut didorong oleh tani dengan komoditas usahataninya
kondisi geografis Desa Margamulya sayuran. Namun, sejak tahun 2006
yang berada pada ketinggian 1200 m kelompok tani ini berubah nama
dari permukaan laut dimana dengan menjadi Kelompok Tani Hutan.
ketinggian tersebut sudah memenuhi Kelompok Tani Rahayu dalam
kriteria untuk dibudidayakannya melakukan usahatani perkebunan
komoditas kopi dengan jenis arabika. kopinya sudah mengalami kemajuan
Hampir sebagian besar areal perkebunan dibandingkan dengan Kelompok Tani
kopi yang ada di Desa Margamulya lainnya yang berada di Desa
dikelola oleh para petani yang memiliki Margamulya.Hal tersebut didorong oleh
luas lahan tidak terlalu besar sehingga sudah tersedianya sebuah mesin khusus
perkebunan kopi ini dikenal dengan untuk dilakukan pengolahan kopi
istilah perkebunan kopi rakyat, yaitu dimana kepemilikannya berada dalam
perkebunan yang dikelola oleh para pengelolaan kelompok.
petani rakyat dengan luasan kurang dari
0,5 hektar.
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 25

Keberadaan sebuah kelompok tani jantung. Konsep keunggulan bersaing


memiliki peranan yang cukup penting saat ini adalah kemampuan perusahaan
dalam membentuk perubahan perilaku untuk menyerahkan barang dan jasa
anggota dan menjalin kemampuan pada waktu dan tempat yang diinginkan
dalam bekerjasama antar sesama oleh pelanggan, dalam pasar domestik
anggota kelompok. Dengan maupun pasar internasional, pada harga
terbentuknya sebuah kelompok tani, yang terbaik dibandingkan dengan
akan mempermudah dalam perusahaan lain. Dalam menghasilkan
menyampaikan program dan tujuan yang barang dan jasa perusahaan tersebut
ingin dicapai oleh kelompok tani menggunakan biaya dan sumberdaya
tersebut. Kelompok tani yang telah yang paling efisien.
terbentuk diharapkan dapat dijadikan Pemasaran kopi dari kelompok tani
sebagai wadah bagi para petani dalam Rahayu ini yaitu ke PT NUGA, yang
meningkatkan kemampuan petani kemudian dari PT Nuga disalurkan
dengan atau tanpa adanya intervensi dari kepada café-café yang ada di kota
luar sehingga dapat mengembangkan Bandung seperti Café Ngopdoel, Café
usaha perkebunan para anggota Lisung dan masih banyak lagi.
kelompoknya yang akan timbul dari Disalurkan juga langsung ke konsumen
sebuah kedinamisan kelompok. Selain melalui counter yang ada di daerah
itu, dengan adanya KTH maka akan komplek Margahayu Raya Bandung.
berdampak positif terhadap ekosistem Terakhir melalui eksportir. Kelompok
hutan tersebut. Para anggota kelompok Tani Rahayu selain menerima pasokan
disamping melakukan aktivitas dari anggotanya juga menerima kopi
usahataninya secara tidak langsung juga dari berbagai mitra dari kelompok tani
turut menjaga kelestarian hutan sekitar ini. Diantaranya yaitu Petani Plasma
dan ekosistem yang ada di dalamnya. yaitu petani binaan dari kelompok tani
Secara umum, terdapat dua jenis biji rahayu ini,Perhutani, Petani di luar
kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan kelompok tani rahayu dan kelompok
robusta. Sejarah mencatat bahwa petani pimpinan bpk Dinuri.
penemuan kopi sebagai minuman Untuk saat ini kemitraan yang sudah
berkhasiat dan berenergi pertama kali terjalin sudah dapat memenuhi
ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua persediaan yang dibutuhkan kelompok
Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) tani rahayu dalam memenuhi permintaan
yang lalu. Kopi kemudian terus konsumen. Namun dalam melaksanakan
berkembang hingga saat ini menjadi kegiatannya, Kelompok Tani
salah satu minuman paling populer di Rahayuseringkali menghadapi lonjakan
dunia yang dikonsumsi oleh berbagai permintaan pasar yang melampaui
kalangan masyarakat. Indonesia sendiri kemampuan kelompok tani dalam
telah mampu memproduksi lebih dari memenuhi permintaan konsumen.
400 ribu ton kopi per tahunnya. Di Seringkali kelompok tani masih
samping rasa dan aromanya yang kekurangan dalam persediaan sehingga
menarik, kopi juga dapat menurunkan dibutuhkan strategi dalam memenuhi
risiko terkena penyakit kanker, diabetes, permintaan pasar tersebut.
batu empedu, dan berbagai penyakit
26 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Berdasarkan fenomena yang telah subjek tertentu. Menurut Vredenbregt


dipaparkan sebelumnya, terdapat (1987), studi kasus ialah suatu
beberapa hal menarik untuk diteliti. pendekatan yang bertujuan untuk
Pertama, bagaimana mengelola mempertahankan keutuhan dari objek,
pengadaan kopi sehingga dapat artinya data yang dikumpulkan dalam
memenuhi permintaan pasar. Kedua, rangka studi kasus dipelajari sebagai
berkaitan dengan pengelolaan suatu keseluruhan yang terintegrasi.
pengadaan komoditas kopi, bagaimana Dari data tersebut kemudian
sistem manajemen pengadaaan kopi dilakukan analisis serta membuat
yang baik agar tercapai efektivitas dan interpretasi yang lebih mendalam dari
efisiensi dalam kelompok tani. Ketiga, hubungan teori dan fakta yang diperoleh
sejalan dengan tujuan manajemen yaitu pada penelitian tersebut. Penelitian
tercapainya efektivitas dan efisiensi, dilakukan di Kelompok Tani Rahayu
perlu dicari model pengendalian mengingat saat ini di Pangalengan
persediaan kopi yang sebaiknya Kabupaten Bandung kelompok tani ini
dilakukan Kelompok Tani Rahayu agar memiliki anggota yang cukup banyak
mampu memenuhi permintaan pasar. dan kelompok tani ini terus melakukan
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengembangan dan inovasi
manajemen persediaan kopi di kelompoknya untuk memenuhi
Kelompok Tani Rahayu dalam permintaan konsumen. Bahan untuk
memenuhi permintaan pasar. Dan studi kasus dapat diperoleh dari sumber-
Menganalisa efektifitas dan efisiensi sumber seperti hasil pengamatan,
pengelolaan persediaan kopi pada laporan atau keterangan dari orang yang
Kelompok Tani Rahayu banyak tahu tentang hal tersebut.

METODOLOGI PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data


Desain Penelitian Metode pengumpulan data yang
Desain penelitian yang digunakan digunakan dalam penelitian tersebut
adalah desain kualitatif dengan maksud dilakukan secara sengaja (purposive).
untuk mengkaji secara mendalam dan Responden dalam penelitian ini antara
memperoleh gambaran mengenai lain : Pengurus Kelompok Tani Rahayu,
analisis persediaan Kopi dalam anggota Kelompok Tani Rahayu,
memenuhi permintaan pasar di pemilik café, konsumen/pelanggan café.
Kelompok Tani Rahayu. Teknik Penentuan responden didasarkan dengan
penelitian yang dilakukan adalah studi pertimbangan kompetensi dan
kasus yaitu dengan melakukan wewenang yang dimiliki mengenai topik
penyelidikan mendalam mengenai penelitian tersebut.
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 27

Teknik Pengolahan dan Analisis Data =﴾ x S﴿


Analisis data merupakan tindakan
Biaya penyimpanan pertahun =
mengolah data menjadi informasi yang
persediaan rata-rata x biaya
bermanfaat untuk menjawab masalah
penyimpanan
penelitian. Untuk mengetahui
bagaimana pengendalian persediaan = ﴾ x H﴿
kopi di Kelompok Tani Rahayu didapat EOQ terjadi jika biaya pemesanan =
dengan cara analisis deskriptif. biaya penyimpanan
Sementara itu analisis data dilakukan ﴾ xS = xH﴿
untuk mengetahui perbedaan biaya 2
( 2DS = Q H )
antara pengelolaan persediaan kopi yang
dilakukan oleh perusahaan dengan
pengelolaan persediaan oleh model EOQ
yang dilihat dari segi total biaya ( Q2 = )
persediaannya. Dengan demikian
diperoleh metode yang paling efisen
( Q* = √ )
dalam penggunaan biaya. Perhitungan
dengan EOQ ini dapat dilakukan dengan Q* adalah EOQ, yaitu jumlah
menggunakan persamaan sebagai pemesanan yang memberikan biaya total
berikut persediaan terendah. Sementara itu,
D = Jumlah kebutuhan barang biaya yang dikeluarkan untuk
(unit/tahun) S = Biaya pemesnan pemesanan ekonomis tersebut
(rupiah/pesanan) adalah :( TC = xS+ xH)
h = biaya penyimpanan (% terhadap Frekuensi pemesanan merupakan
nilai barang) C = Harga barang permintaan per tahun dibagi dengan
(rupiah/unit) jumlah pesanan dalam satu tahun,
H = h x C = Biaya penyimpanan sehingga jumlah frekuensi pesanan yang
(rupiah/unit/tahun)Q = Jumlah paling ekonomis adalah sebagai
pemesanan (unit/pesanan)F = Frekuensi
berikut :( F = )
pemesanan (kali/unit)T = Jarak waktu
antar pesanan (tahun, hari) Untuk mengetahui jangka waktu antar
TC = Total biaya persediaan tiap pesanan digunakan perhitungan
(rupiah/tahun) yaitu :
Biaya pemesanan pertahun = frekuensi (T= )
pesanan x biaya pesanan
28 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Menurut Handoko (1992), teknik Sedangkan biaya marjinal adalah


pengendalian persediaan dengan rasio sensitivitas yang diperoleh
menggunakan EOQ harus memenuhi dikurangi rasio sensitivitas terendah (1)
beberapa asumsi sebagai berikut : dikalikan dengan total biaya persediaan.
1. Permintaan relatif konstan Jika dibuat dalam bentuk persamaan
2. Harga per unit produk relatif adalah sebagai berikut :
konstan Biaya marjinal = (rasio sentivitas – 1) x
3. Biaya penyimpanan per unit per total biaya persediaan
tahun konstan
4. Biaya pemesanan per pesanan HASIL DAN PEMBAHASAN
konstan Gambaran Umum Kelompok Tani
5. Waktu tunggu (lead time) diketahui Rahayu
6. Tidak terjadi kekurangan bahan
(stock out) 1. Sejarah Kelompok Tani Rahayu

Dalam memperoleh rasio Kelompok Tani Rahayu merupakan


sensitivitas adalah melalui pendekatan kelompok tani yang bergerak di bidang
matematis. Dalam pendekatan ini budidaya Hortikultura pada tanggal 24
dikenal beberapa notasi antara lain September 1992 beranggotakan 27
sebagai berikut : orang yang di prakarsai oleh Bapak
TC = Total biaya tidak optimal Supriatnadinuri dengan berbagai jenis
TC* = Total biaya optimal tanaman hortikultura, lalu pada tanggal
D = Jumlah kebutuhan setahun 17 Mei 2001 berdasarkan hasil rapat
Q = Jumlah pemesanan tidak optimal anggota dan pimpinan, Kelompok Tani
Q* = Jumlah pesanan optimal Rahayu ini beralih komoditi menjadi
Ss = Persediaan pengaman tanaman perkebunan Kopi yang
seharusnya beralamat di Pasirmulya RT 05 RW 14
H = Harga bahan per kilogram Desa Margamulya Kec. Pangalengan
C = Biaya penyimpanan per tahun Kab. Bandung beranggotakan 7 orang.
O = Biaya pemesanan Seiring waktu berjalan dengan suka
Rasio sensitivitas bahan persediaan duka yang dihadapi oleh para anggota
dapat dihitung dengan rumus sebagai kemudian pada tahun 2011 jumlah
berikut : anggota menjadi 67 orang.
Rasio sensitivitas =
( )

( )
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 29

Sampai saat ini Kelompok Tani Rahayu juga terus mengadakan


Rahayu terus berusaha meningkatkan pelatihan dan bimbingan secara intensif
produksi dengan cara menambah terus kepada Kelompok Tani binaan nya juga
jumlah anggota kelompok tani dan juga kepada anggota kelompok tani rahayu
menambah jumlah kelompok tani sendiri
binaan. Selain itu kelompok Tani
2. Alur Penjualan Kopi

Petani plasma Café-café


Kelompok diBandung
Perhutani
Tani Rahayu
Kelompok tani lain Konsumen
langsung
Kelompok tani
pim Bp. Danuri PT. NUGA Eksportir

3. Konsep Kelompok Tani Rahayu dilakukan setiap sebulan sekali sehingga


Produk yang dihasilkan oleh dalam satu tahun terdapat 12 kali
kelompok tani ini telah dipasarkan pemesanan.Jumlah pemesanan kopi
dengan cara : berbeda antara masa panen dengan masa
 Direct selling, yaitu penjualan tidak panen. Masa panen yaitu bulan
langsung kepada konsumen yang April hingga Agustus yaitu sebanyak
memang telah mengetahui kualitas 1000 kilogram perbulan, sedangkan
kopi produk kami masa tidak panen yaitu bulan
 Indirect selling, yaitu penjualan Sepetember hingga Maret sebanyak 250
produk bermitra dengan eksportir kg perbulan. Jangka waktu antar tiap
maupun retail untuk memasarkan pemesanan adalah selama 1 hari. Jumlah
produk kami permintaan kopi bubuk juga menjadi
Manajemen Persediaan Kopi yang pertimbangan penting dalam penentuan
Diterapkan Kelompok Tani Rahayu kuantitas dan intensitas pemesanan kopi.
1. Perencanaan dan Pengadaan Kopi diperoleh dari petani binaan
Persediaan Kopi yang merupakan mitra dari Kelompok
Perencanaan persediaan kopi sebagai Tani Rahayu. Adapun spesifikasi
bahan baku pembuatan kopi bubuk kualitas kopi yang diinginkan Kelompok
instan yang diterapkan oleh Kelompok Tani Rahayu dari pemasok adalah
Tani Rahayu disesuaikan dengan Cherry merah matang, HS kadar air
rencana target produksi atau rencana 40 %, Green bean kadar air 10 % tanpa
penjualan produk. Pemesanan kopi ada reject atau sudah disortir.
30 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

2. Metode Pemakaian dan Pe rsediaan Kelompok Tani Rahayu hanya biaya


Pengaman Kopi telepon karena kopi diterima di gudang.
Metode pemakaian kopi yang Sehingga biaya-biaya lain dibebankan
diterapkan oleh Kelompok Tani Rahayu kepada pemasok dan termasuk harga
adalah metode FIFO (first in first out) beli kopi yang diterima oleh pemasok.
yaitu kopi yang pertama dipakaiadalah Setiap pemesanan menghabiskan biaya
kopi yang pertama sekali tiba di gudang kira-kira Rp. 8.250 untuk satu kali
penyimpanan bahan baku. Hal tersebut melakukan pemesanan (Lampiran 4).
bertujuan untuk menghindari terjadinya 2. Biaya Penyimpanan
kerusakan pada kopi akibat disimpan Penyimpanan kopi dimaksudkan
terlalu lama di gudang penyimpanan untuk mengantisipasi permintaan pasar
bahan baku. masa tidak panen.Kopi disimpan dalam
Penyimpanan kopi di gudang bentuk HS atau Greenbean bukan
dilakukan secara sederhana. Kopi Cherry sehingga tidak terjadi kerusakan
dikemas tergantung dari jenis kopinya. pada saat kopi disimpan hingga dikirim
Jika kopi bubuk disimpan dalam ke konsumen. Biaya-biaya penyimpanan
kemasan aluminium foil, roasted yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani
disimpan dalam kemasan aluminium foil Rahayu meliputi biaya administrasi
dan yang terakhir greenbean disimpan gudang, biaya listrik masing-masing
dalam karung. Pemeliharaan kopi menghabiskan biaya dengan prosentase
selama di gudang dengan cara menjaga 1,5 % dan 0,5 %. Sementara untuk biaya
suhu ruangan agar tidak lembab yaitu keamanan kelompok ini tidak
dengan cara menggunakan palet dan menggunakannya, karena gudang
membuat sirkulasi udara yang baik. penyimpanan tidak diawasi karena
Persediaan kopi dilakukan ketika sejauh ini aman.
masa panen tiba, hal tersebut dilakukan Perhitungan EOQ (Economic Order
untuk mengantisipasi permintaan Quantity)
konsumen di saat bukan masa panen. Perhitungan persediaan bahan baku
Sejauh ini persediaan kopi yang dengan menggunakan model EOQ
dilakukan saat masa panen dapat adalah untuk mengetahui sejauh mana
memenuhi permintaan konsumen saat efisiensi biaya persediaan yang
bukan masa panen. Pada masa panen, diterapkan oleh Kelompok Tani Rahayu.
yaitu bulan April hingga Agustus rata- Untuk mengetahui biaya persediaan
rata hasil panen sebanyak 1 yang efisien maka dilakukan
ton.Sedangkan di luar masa itu rata-rata perbandingan antara biaya persediaan
hasil panen sebanyak 2 kuintal. yang dikeluarkan oleh kelompok tani
Biaya-biaya dalam Persediaan Kopi atau biaya aktual dengan hasil
1. Biaya Pemesanan perhitungan dengan menggunakan
Pemesanan kopi dilakukan sebanyak model EOQ. Berikut ini adalah
12 kali pada tahun 2012. Pemesanan perbandingan pengelolaan persediaan
dilakukan melalui telepon. Biaya oleh kelompok tani dengan perhitungan
pemesanan yang dikeluarkan oleh EOQ
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 31

Perbandingan Pengelolaan Aktual Kelompok Tani dengan Hasil Perhitungan EOQ .


Keterangan Aktual Model EOQ
Perusahaan
Jumlah Pesanan (Q) 508 kg 268 kg
Frekuensi Pemesanan (F) 12 kali 23 kali
Jangka Waktu antar tiap Pesanan (T) 21 hari 11 hari
Biaya Total Persediaan (TC) Rp.454.600 Rp.375.380
Selisih biaya total persediaan Rp. 79.220 (17,43 %)
Biaya Marjinal Rp. 78.830

Berdasarkan Tabel di atas dapat tambahan yang harus ditanggung oleh


dilihat perbedaan dan perbandingan kelompok tani karena jumlah persediaan
antara hasil pengelolaan persediaan kopi yang tidak optimal. Biaya marjinal atau
menurut kelompok tani rahayu dengan biaya tambahan yang harus dikeluarkan
perhitungan EOQ. Hasil perhitungan oleh kelompok tani karena pengelolaan
EOQ menyebutkan bahwa kuantitas persediaan yang tidak optimal adalah
pemesanan sebaiknya adalah 268 sebesar Rp.78.830,-.
kilogram dengan 23kali pemesanan. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Sementara kondisi aktual di kelompok dan Titik Pemesanan Ulang (Reorder
tani adalah 508 dan 12 kali pemesanan. Point atau ROP)
Meskipun frekuensi pemesanan menurut Persediaan pengaman (safety stock)
model EOQ lebih sering namun tetap merupakan persediaan yang
lebih efisien karena perhitungan biaya dicadangkan untuk mengantisipasi
total persediaan menunjukkan hal apabila suatu waktu perusahaan
tersebut. Biaya total persediaan yang mengalami kekurangan bahan baku.
dikeluarkan perusahaan lebih besar Perhitungan persediaan pengaman
sebesar 17,43 % dari pada biaya total (safety stock) ditentukan dengan
persediaan yang dihasilkan oleh pertimbangan tingkat layanan kepada
perhitungan EOQ. pelanggan (level of approach).
Sementara itu, rasio sensitivitas Titik pemesanan kembali adalah
sebesar 1,21 sedangkan biaya persediaan jumlah persediaan yang menandai saat
yang optimal akan tercapai apabila rasio harus dilakukannya pemesanan bahan
sensitivitasnya adalah 1. Apabila rasio baku kembali sehingga kedatangan atau
sensitivitasnya lebih besar dari 1 maka penerimaan bahan baku kembali tepat
biaya persediaan yang dilakukan waktu. Titik pemesanan kembali
kelompok tani tidak optimal (Ma’arif menandakan bahwa pembelian bahan
dan Tanjung, 2003). Rasio sensitivitas baku harus segera dilakukan untuk
1,21 berarti lebih dari 1 berarti menggantikan persediaan bahan baku
kelompok tani menanggung biaya yang sebelumnya telah dipakai untuk
marginal. Biaya Marjinal adalah biaya proses produksi.
32 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Menurut hasil perhitungan Analisis Sensitivitas dan Biaya


persediaan pengaman (safety stock), Marjinal
jumlah persediaan pengaman adalah Untuk menghitung biaya marjinal
sebesar 93 kilogram sementara maka dihitung terlebih dahulu rasio
persediaan pengaman yang dilakukan sensitivitas. Biaya marjinal digunakan
perusahaan adalah sebesar 24 kilogram. untuk mengetahui tingkat efisiensi dari
Sehingga terjadi perbedaan biaya total suatu persediaan yang terdapat di dalam
yang dikeluarkan ketika persediaan Kelompok Tani Rahayu. Apabila rasio
pengaman dimasukkan. Biaya total stensitivitasnya lebih besar dari 1 maka
dengan persediaan pengaman hasil biaya persediaan tidak optimal, artinya
perhitungan EOQ ditambah persediaan perusahaan menanggung biaya marjinal.
pengaman adalah sebesar Rp. 505.507 Rasio sensitivitas diperoleh dengan cara
sedangkan hasil actual di perusahaan membandingkan biaya total persediaan
adalah sebesar Rp. 530.282 Selisih yang dikeluarkan perusahaan dengan
antara biaya total persediaan yang biaya total persediaan hasil perhitungan.
dikeluarkan oleh perusahaan dengan Biaya marjinal diperoleh dengan cara
hasil perhitungan adalah sebesar 5 % rasio sensitivitas yang diperoleh dari
Titik Pemesanan Ulang (Reorder perhitungan dikurangi rasio sensitivitas
Point atau ROP) model EOQ dengan terendah yaitu 1 dan dikalikan dengan
mempertimbangkan persediaan total biaya persediaan hasil perhitungan.
pengaman adalah pada saat kuantitas Rasio sensitivitas dan biaya marjinal
persediaan kopi sebanyak 239 kilogram. yang dihasilkan terdiri dari analisis
sensitivitas dan biaya marjinal untuk
perhitungan EOQ, perhitungan EOQ
dengan persediaan pengaman.

Rasio sensitivitas dan biaya marjinal


Keterangan Rasio Sensitivitas Biaya Marjinal
Perhitungan EOQ 1,21 78.830
Perhitungan EOQ dengan 1,05 25.279
menambahkan persediaan
pengaman

Berdasarkan tabel di atas dapat efisien.Dengan kata lain kelompok tani


dilihat bahwa rasio sensitivitas dari menanggung biaya tambahan akibat
seluruh perhitungan yang digunakan tidak efisiennya pengelolaan persediaan.
melebihi 1.Rasio sensitivitas yang Biaya tambahan yang harus dikeluarkan
melebihi 1 merupakan nilai yang oleh kelompok tani dalam hal ini disebut
menunjukkan bahwa persediaan yang biaya marjinal.
diterapkan kelompok tani belum
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 33

Perbandingan Hasil Perhitungan tanpa menambahkan persediaan


Model Persediaan yang Digunakan pengaman (safety stock). Aspek yang
kedua adalah perbandingan aktual
Perbandingan hasil perhitungan perusahaan dengan model persediaan
model persediaan ini melihat model
yang menambahkan persediaan
persediaan yang paling efektif dan pengaman (safety stock). Perbandingan
efisien. Perbandingan yang dilakukan
hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
terdiri atas dua aspek. Aspek yang
pada tabel dibawah ini :
pertama adalah perbandingan aktual
perusahaan dengan model persediaan

Perbandingan Hasil Perhitungan Model Persediaan Tanpa Persediaan Pengaman


Keterangan Aktual Perusahaan Model EOQ
Jumlah Pesanan (Q) 508 kg 268 kg
Frekuensi Pemesanan (F) 12 kali 23 kali
Jangka waktu antar tiap 21 hari 11 hari
pesanan (T)
Biaya total persediaan (TC) Rp.454.600 Rp.375.380

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat Kelompok Tani Rahayu menunjukkan


pengelolaan persediaan yang dilakukan bahwa biaya total persediaan yang
Kelompok Tani Rahayu belum efisien. dikeluarkan masih lebih besar daripada
Berdasarkan kedua model yang hasil perhitungan model.
dibandingkan dengan kondisi aktual di

Perbandingan Hasil Perhitungan Model Persediaan dengan Persediaan Pengaman


Keterangan Aktual Perusahaan Model EOQ dengan safety
dengan safety stock stock
Jumlah Pesanan (Q) 601 kg 361 kg
Frekuensi Pemesanan (F) 12 kali 23 kali
Jangka waktu antar tiap 21 hari 11 hari
pesanan (T)
Biaya total persediaan (TC) Rp.530.282 Rp.505.507
34 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Implikasi Terhadap Kelompok Tani penelitian ini adalah model EOQ dan
Rahayu model pengembangan dari EOQ. Untuk
Menurut Ma’arif dan Tanjung mengetahui implikasi terhadap
(2003), jika keadaan memungkinkan perusahaan dilakukan dengan cara yang
boleh melakukan pesanan 10 % di atas sama yakni di atas dan di bawah 10%.
jumlah EOQ atau 10 % di bawahnya. Hal tersebut dilakukan agar kondisinya
Tidak ada kendala bagi kelompok tani seimbang sehingga sesuai untuk
untuk menerapkan manajemen dibandingkan. Hasil perhitungan
persediaan bahan baku dengan metode melakukan pesanan 10% di atas jumlah
EOQ selama pasokan atau ketersediaan hasil perhitungan atau 10 % di
kopi selalu tersedia serta terdapat bawahnya dapat dilihat dari tabel di
hubungan baik dengan pemasok. Model bawah ini.
persediaan yang digunakan pada

Perhitungan EOQ dengan menambahkan persediaan pengaman


Keterangan TC ( 100 % ) TC ( 90 % ) TC ( 110 % )
Perhitungan EOQ Rp.375.380 Rp 377.507 Rp 377.110
Perhitungan EOQ dengan Rp.505.507 Rp 507.707 Rp 508.010
menambahkan persediaan
pengaman

Berdasarkan tabel di atas dapat Melakukan pesanan kopi lebih besar


dilihat implikasi pada kelompok tani 10 % pada model EOQ dan EOQ
dengan menerapkan di atas atau di dengan persediaan pengaman akan
bawah 10 % dari hasil perhitungan meningkatkan biaya total sebesar 0,03%
model persediaan. Menurut perhitungan dan 0,05 %.
EOQ dan Perhitungan EOQ dengan
menambahkan persediaan pengaman Kesimpulan
penurunan pesanan sebesar 10 % justru
meningkatkan biaya total persediaan. 1) Kelompok Tani Rahayu
Melakukan pesanan kopi lebih kecil memperoleh bahan baku kopi selain
10% pada model EOQ dan EOQ dengan dari kelompok tani itu sendiri juga
persediaan pengaman akan dari petani plasma, kelompok-
meningkatkan biaya total sebesar 0,03% kelompok tani yang ada di
dan 0,04 %. pangalengan juga dari kelompok
Dan perhitungan EOQ dan tani binaan dari bpk Dinuri.
Perhitungan EOQ dengan menambahkan Kerjasama yang dilakukan melalui
persediaan pengaman penambahan system kontrak per tahun dengan
pesanan sebesar 10 % justru kesepakatan harga dan kualitas serta
meningkatkan biaya total persediaan. kuantitas kopi dicantumkan dalam
kontrak.
P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5 | 35

2) Perencanaan persediaan kebutuhan Kelompok Tani Tahayu tidak akan


biji kopi sebagai bahan baku kekurangan persediaan kapanpun
pembuatan kopi bubuk diterapkan permintaan pasar meningkat.
kelompok tani rahayu disesuaikan
dengan target produksi atau rencana
penjualan produk. Pemesanan kopi DAFTAR PUSTAKA
dilakukan setiap bulannya sehingga
AgusRistono. 2008.
dalam satu tahun terdapat 12 kali ManajemenPersediaan.GrahaIlmu
pemesanan. Namun jumlah . Yogyakarta.
pemesanan tidak selalu sama Anna Nagurney. 2006. Supply Chain
tergantung dari masa panen. Network Economics: Dynamic
Kuantitas pesanan kopi setiap satu of Prices, Flows, and Profit.
kali pesanan 508 kilogram. Jangka Melalui
<http://www.wikipedia.co.id>
waktu antar tiap pesanan adalah
Christopher M. 1998. Logistics and
selama 21 hari. supply Chains Management :
3) Manajemen persediaan yang Strategies for Reducing Cost
dilakukan oleh KelompokTani and Improving Service. 2nd
Rahayu belum efektif dan efisien. Edition Financial Times and
Hal ini dapat dibuktikan melalui Prentice Hal. London.
EdyHerjanto. 2008. ManajemenOperasi.
perbandingan antara model
PT. Grasindo. Jakarta.
persediaan yang digunakan dengan Gumbira Sai’d, A.Harizt Intan. 2001.
kondisi aktual yang terjadi di Manajemen Agribisnis. Ghalia
Kelompok Tani Rahayu. Model Indonesia. Jakarta.
persediaan yang digunakan yakni Herman Darmawi. 2006.
EOQ. ManajemenRisiko. PT.
BumiAksara. Jakarta.
Saran Indrianti N., Tjen M. danToha I.S 2001.
Pengelolaan persediaan kopi di Model
Kelompok Tani Rahayu harus lebih PerencanaanKebutuhanBahand
enganMempertimbangkanWaktu
diperhatikan lagi tingkat efektifitas dan KadaluwarsaBahan.Jurnal
efisiensinya agar dapat memenuhi Media Teknik No. 2 Tahun
permintaan pasar.Ada baiknya dilakukan XXIII.Melalui<i-
kerjasama dengan pemerintah dan lib.ugm.ac.id/jurnal/download.p
kelompok-kelompok tani lainnya di luar hp?dataId=3844> [18/01/2012]
pangalengan, ini disarankan agar saat JhonsonSitanggang. 2005. Analisis
PersediaanGandumUntukMenin
permintaan akan kopi meningkat
gkatkanKinerjaRantaiPasokandi
Kelompok Tani Rahayu dapat PT ISM Bogasari Flour Mills.
memenuhi permintaan konsumen. tesis.Program Pasca Sarjana.
Jika manajemen persediaan Institute Pertanian Bogor.
telah dipersiapkan sebelumnya maka Bogor.
36 | P A S P A L U M V O L I I I N o . 2 S e p t e m b e r 2 0 1 5

Marlon Sipahutar, 2012.


“KajianManajemenPersediaanKed
elaisebagaiBahan Baku
PembuatanKedelaiBubukInstan”
Skripsi. Program
SarjanaUniversitasPadjadjaran
Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mudrajat Kuncoro. 2003. Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi:
Bagaimana Meneliti dan Menulis
Tesis ?. Jakarta. Erlangga.
M. Ali. 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Pustaka Amani. Jakarta.
Pedoman Program Pascasarjana. 2011.
Penulisan Tesis/Disertasi dan
Penulisan Artikel Ilmiah.
Universitas Padjadjaran.Bandung.
RichardusEkoIndrajit, 2002,
KonsepManajemen Supply Chain”
Grasindo. Jakarta
Rusidi. 2002. Sinopsis Usulan
Penelitian. Universitas Padjadjaran.
Bandung.
Sandra Febriyanti, 2010.
“DinamikaKelompokTaniHutanDal
amUsahatani Perkebunan Kopi
Rakyat” Skripsi. Program
SarjanaUniversitasPadjadjaran
Sri Najiyati,IrdanDanarti,Ir. 2004.
Kopi :Budidaya&PenangananPasc
apanen.PenebarSwadaya. Jakarta.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif R & D.
Cetakan II. Bandung Alfabeta.
Sunil Chopra and Peter Meindl. 2001.
Supply Chain Management :
Strategy, Planning, and Operation.
Upper Saddle River. New Jersey.
Prentice-Hall
Thomas L. Saaty. 1993. Pengambilan
Keputusan Bagi Para Pemimpin
(Proses Hirarki Analitik untuk
Pengambilan Keputusan dalam
Situasi yang Kompleks). PT
Pustaka Binawan Pressindo. Penulis Adalah Staf Pengajar di
Jakarta. Unibba

You might also like