Professional Documents
Culture Documents
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 13-19 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
(Analysis of Added Value of Tofu From Soybean Products in Sungai Besar Village, South
Banjarbaru Sub-District, Banjarbaru District, South Kalimantan Province)
Zuraida
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin
Jl. A Yani Banjarbaru
ABSTRACT
The Purpose of this Study was to Determine the Extent to which the Process of Processing
Soybeans into Processed Products,Namely Tofu that can Provide a level of Profit and added Value
for Businesses in the Study Area. Data Collection was Done by Purposive Sampling method
(Deliberately). The Results showed that the Tofu Processing Process was Carried out Using Simple
Technology,Namely Using the Main Raw Material of Soybeans. Mashed with added Vinegar and
Salt Acid with a Simple Tool.As for the Amount of Soybean Raw Material once the Production is
an Average of 133,33 kg Per day With 226,61kg of Tofu. Workforce 6,90 HOK with Labor out of
0,052 HOK Per kg of Soybeans to Know in Return for Rp 5.460 Added Value of Rp 7.164,02 per
kg with a Ratio of Added Value Obtained 42,89 % of the output Value means that Every Rp 100
output Values Will Get an Added Value of 42,89 Which is Include in the Category of High Added
Value. Profits are Obtained in the Amount of Rp1 .704,02 with a Ratio of 23,79 % to Added Value.
menggunakan daftar pertanyaan yang telah Tabel 1. Perhitungan Nilai Tambah Metode
dipersiapkan terlebih dahulu. Dataprimer Hayami.
tersebut terdiri dari identitas pengrajin dan Variabel Penilaian
penyelenggara usaha proses pembuatan tahu Output, Input dan Harga
yang meliputi persiapan bahan baku dan 1. Output yang dihasilkan a
bahan penolong, proses pembuatan tahu, (kg/hari)
menganalisis biaya, keuntungan serta nilai 2. Bahan baku yang digunakan b
(kg/hari)
tambah yang diperoleh. Adapun data 3. Tenaga Kerja (Jam/hari) c
sekunder diperoleh dari dinas-dinas atau 4. Faktor konversi (1/2) d = a/b
instansi yang ada hubungannya dengan 5. Koefisien Tenaga Kerja (3/2) e = c/b
penelitian ini. 6. Harga Output (Rp/kg) f
7. Upah Rata-rata Tenaga Kerja g
Analisis Data (Rp/jam)
Pada analisa usaha pengolahan tahu Pendapatan dn Keuntungan
maka perlu penyederhanaan data agar 8. Harga Bahan Baku (Rp/kg h
bahan baku)
mudah dibaca dalam bentuk tabulasi. Alur
9. Sumbangan infut lain (Rp/kg i
analisa data dapat dihitung dan ditampilkan output)
serta dianalisis menggunakan metode 10. Nilai Output (4 x 6) Rp j=dxf
deskriptif untuk diinterpretasikan 11. a. Nilai Tambah (10 – 9 – 8) k=j–h–i
menggunakan analisis biaya, penerimaan, (Rp)
b. Ratio Nilai Tambah 1 (%) = k/j) x
keuntungan, dan analisis nilai tambah
(11a/10) x 100% 100%
sederhana metode Hayami. 12. a. Imbalan Tenaga Kerja (5 x m=exg
Analisis Finansial Usaha Pembuatan 7) Rp
Tahu meliputi : Analisis biaya dalam unit b. Bagian Tenaga kerja n (%) = (m/k)
usaha yang dapat dilakukan dengan (12a/11a) x 100% x 100%
13. a. Keuntungan (11a – 12a) o=k–m
menggunakan formula Total Cost (TC),
(Rp)
Total Revenue (TR) dan Profit (∏) menurut b. Tingkat Keuntungan p (%) = (o/k) x
Sugiarto, dkk. (2005). (13a/11a) x 100% 100%.
Total Cost (TC) adalah keseluruhan biaya Sumber; Hayami dalam Sharfina dkk (2015)
yang dikeluarkan dalam menghasilkan
output Kriteria tingkat ratio nilai tambah
TC = FC + VC, menurut Hubeis, 1997 yakni:
dimana : 1. Jika besarnya ratio nilai tambah < 15%,
FC = Fixed Cost/ Biaya Nyata maka nilai tambahnya rendah.
VC = Variable Cost/ Biaya Tidak Tetap 2. Jika besarnya ratio nilai tambah 15% -
Total Revenue (TR) adalah jumlah 49%, maka nilai tambahnya sedang.
penerimaan suatu usaha yang diperoleh dari 3. Jika besarnya ratio nilai tambah > 40%,
besarnya tingkat produksi dikalikan dengan maka nilai tambahnya tinggi.
tingkat harga.
TR = P x Q HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana :
P = Price/ Harga Keadaan Umum Daerah Penelitian
Q = Quantity/ Jumlah Produksi Kelurahan Sungai Besar Kecamatan
Analisis nilai Tambah pada penelitian Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru yang
ini menggunakan metode analisis nilai dekat dengan pusat pemerintahan, tentunya
tambah menurutmetode hayami pengolahan didominasi pemukiman, infrastruktur dan
dengan formula seperti Tabel1. fasilitas umum.Tingkat pendidikan
masyarakat cukup tinggi karena kota
Banjarbaru merupakan pusat kota pendidikan
16
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 13-19 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545
sampai dengan 6300,00 per kilogramnya. ini karena proses pengolahan tahu lebih rumit
Pada saat penelitian ini dilakukan harga dari proses kedelai menjadi tempe dan susu
kacang kedelai sudah mencapai Rp 7.500,00 kedelai.
perkilogramnya, hal ini karena kebutuhan Keuntungan dan nilai tambah ini dapat
kacang kedelai kita masih tergantung impor, ditingkatkan lagi apabila dapat menekan dua
dan gejolak kurs rupiah melemah komponen biaya tersebut seperti stabilnya
mengakibatkan harga kacang kedelai harga bahan baku kacang kedelai dan dapat
meningkat menjadi Rp 7.000,00 sampai mengefisienkan penggunaan tenaga kerja
dengan Rp 7.500,00 per kilogram, dengan dalam proses produksi tahu ini.
tingkat harga jual output tahu yang relatif
tetap. Saat ini tingkat keuntungan mengalami KESIMPULAN DAN SARAN
penurunan, tapi usaha masih tetap dapat
Kesimpulan
berjalan.Dengan demikian harga bahan baku
Berdasarkan hasil penelitian maka
dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
didapat kesimpulan sebagai berikut:
sangat mempengaruhi tingkat penerimaan
1. Usaha Pengolahan tahu di Kelurahan
dan keuntungan yang didapat oleh pelaku
Sungai Besar Banjarbaru ini dengan
usaha saat ini. Keuntungan ini menunjukkan
rata-rata jumlah bahan baku 133,33 kg
bagian yang diterima pelaku usaha karena
kacang kedelai akan menghasilkan tahu
menanggung resiko usaha, dan Hayami, et al
223, 69 kg per hari, dengan curahan
(1987) menyatakan bahwa tingkat
tenaga kerja 0,052 HOK per kilogram
keuntungan sebesar 23.79 persen merupakan
kacang kedelai menjadi tahu dengan
persentase keuntungan terhadap nilai tambah.
imbalan upah sebesar Rp
Sedangkan nilai tambah yang tercipta
5.460,00.Keuntungan yang didapat
dari setiap kilogram kacang kedelai menjadi
sebesar Rp 1.704,02 dengan rasio 23,79
tahu di Kelurahan Sungai Besar akan
persen terhadap nilai tambah
diperoleh sebesar Rp 7.164,02 yang
2. Nilai tambah yang diperoleh dalam
merupakan selisih antara nilai output dengan
usaha pengolahan kacang kedelai
bahan baku dan sumbangan input lainnya,
menjadi tahu di daerah ini sebesar Rp
artinya setiap satu kilogram kacang kedelai
7.164,02 per kilogramyang merupakan
setelah mengalami proses produksi mampu
selisih antara nilai output dengan bahan
memberikan nilai tambah sebesar Rp
baku dan sumbangan input lainnya,
7.164,02 per kilogram. Sedangkan rasio nilai
dengan rasio nilai tambah yang
tambah yang diperoleh 42,89 persen yang
diperoleh 42,89 persenterhadap nilai
menunjukkan persentase nilai tambah
output, artinya setiap Rp 100,00 nilai
terhadap nilai produksi, artinya setiap Rp
output akan mendapatkan nilai tambah
100,00 nilai output akan mendapatkan nilai
sebesar Rp 42,89. termasuk dalam
tambah sebesar Rp 42,89. Nilai tambah yang
kategori nilai tambah tinggi.
dihasilkan merupakan nilai tambah kotor
3. Permasalahan yang dihadapi pada
karena nilai tambah tersebut masih
Usaha Pengolahan tahu UD BAIHAKI
mengandung bagian untuk pendapatan tenaga
dan UD TAHU BALA Padalah harga
kerja.
bahan baku kacang kedelai yang sedang
Menurut Hubeis (1997) termasuk
naik dan biaya produksi yang terlampau
dalam kategori nilai tambah tinggi,
tinggi sedangkan harga tahu dipasaran
dibandingkan hasil penelitian Sitri dkk nilai
sulit untuk dinaikkan sehingga
tambah masih dibawah yaitu 30,64%.
mempengeruhi penerimaan dan
Sebaliknya dengan nilai tambah kedelai
keuntungannya.
diolah menjadi tempedan kedelai diolah
menjadi susu kedelai yakni lebih tinggi, hal
19
ZIRAA’AH, Volume 44 Nomor 1, Pebruari 2019 Halaman 13-19 p-ISSN 1412-1468 e-ISSN 2355-3545