You are on page 1of 6

p-ISSN:2598-1218 Volume 2 Nomor 2 Tahun 2019

e-ISSN:2598-1226
PENGEMBANGAN JAJANAN TRADISIONAL RAMBUT NENEK MELALUI
PENDEKATAN ONE VILLAGE ONE PRODUCT DI DESA KESAMBI KECAMATAN
PUCUK KABUPATEN LAMONGAN

Nurul Badriyah1); Uul ST. Chusnul Khotimah2), M. Tahjudin3)


Program Studi Megister Manajemen Universitas Islam Lamongan,
1,2,3 )

1.)
nurulbadriyah@unisla.ac.id, 2) Uulchusnul@gmail.com,3) Mtahjudin93@gmail.com

Abstract

Environmental conditions in Kesambi Village are remote villages that are far from the center of
Lamongan Regency. The one partner in the Community Empowerment Program is the Farmers Group. The
people in Kesambi Village generally have a livelihood as farmers. Income to be the owner of agricultural land
or farm laborers can be utilized at the time of harvest which is only within a certain period of time, so some
communities in Kesambi Village make the production of processed sugar into food products that preserve
traditional and local snacks, namely the sweet arum of grandmother's hair as producers and partners second.
The solution to the problem can be done through the One Village One Product (OVOP) Approach with stages:
a) determination and experience of the work area, in this case the proposing team builds and makes people
aware of the potential of the Home Industry Arum Manis Grandma Hair can be used as a village icon
specifically and a Regency icon Lamongan in general; b) Socialization of activities, in this case the Proposal
Team conducts training activities on improving the Quality and Marketing of the Home Industry Arum Manis
Grandma Hair; c) Public awareness, in this case, provides motivation for the community to develop the industry
they are running; d) Community Organizing, in this case the proposing team makes a paguyupan for Granny
Sweet Arum Hair Producers with the intention to create an organizational structure such as leaders and
coordinators; e) Implementation of activities, in this case the proposing team provides training to add and
improve technical knowledge, managerial skills as well as various development activities related to increasing
income; f) policy advocacy, in community empowerment activities need policy support in favor of the interests of
the community. And g) Politicization, in this case the proposing team is conducting a ranking in terms of
maintaining and improving bargaining positions through practical political activities.

Keywords : farmers, approach One Village One Product (OVOP)

Abstrak
Kondisi lingkungan di Desa Kesambi ini termasuk Desa yang terpencil yang jauh dari pusat Kabupaten
Lamongan. Mitra satu dalam Program Pemberdayan Masyarakat adalah Kelompok Tani. Masyarakat di Desa
Kesambi pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Penghasilan menjadi pemilik lahan
pertanian atau buruh tani dapat dimanfaatkan pada saat panen yang hanya dalam beberapa kurun waktu tertentu
saja, maka beberapa masyarakat di Desa Kesambi membuat produksi olahan gula menjadi produk makanan
yang melestarikan jajanan tradisional dan lokal yaitu arum manis rambut nenek sebagai produsen dan Mitra
kedua.Solusi permasalahan dapat dilakukan melalui Pendekatan One Village One Product (OVOP) dengan
tahapan : a) penetapan dan pengenalam wilayah kerja, dalam hal ini tim pengusul membangun dan
menyadarkan masyarakat atas potensi Home Industry Arum Manis Rambut Nenek dapat dijadikan sebagai
ikon desa khususnya dan ikon Kabupaten Lamongan pada umumnya; b) Sosialisasi kegiatan, dalam hal ini Tim
pengusul melakukan kegiatan pelatihan tentang peningkatan Mutu dan Pemasaran Home Industry Arum Manis
Rambut Nenek; c) Penyadaran masyarakat, dalam hal ini memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat
mengembangkan industri yang dijalankan; d) Pengorganisasian Masyarakat, dalam hal ini tim pengusul
membuat sebuah paguyupan bagi Produsen Arum Manis Rambut Nenek dengan maksud untuk membuat
struktur organisasi misalnya pimpinan dan koordinator; e) Pelaksanaan kegiatan, dalam hal ini tim pengusul
memberikan pelatihan untuk menambah dan memperbaiki pengetahuan teknis, keterampilan manajerial serta
berbagai pengembangan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan; f) advokasi kebijakan,

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│124


MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 Tahun 2019 Hal 124–129

dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan kebijakan yang berpihak kepada
kepentingan masyarakat. Dan g) Politisasi, dalam hal ini tim pengusul melakukan pendapingan dalam hal
memelihara dan meningkatkan posisi tawar melalui kegiatan politik praktis.

Keywords : Social Entrepreneur, Marketing

I. PENDAHULUAN makanan dan jajanan dari luar negeri yang


dengan mudahnya dapat diadopsi di negara
Analisis Situasi
Indonesia. Pada jaman dahulu jajanan
Kondisi lingkungan di Desa rambut nenek dapat dijumpai dengan
Kesambi ini termasuk Desa yang terpencil mudah beberapa produsen arum manis
yang jauh dari pusat Kabupaten berkeliling ke suatu daerah dengan
Lamongan. Mitra satu dalam Pemberdayan memainkan alat musik gesek semacam
Masyarakat adalah Kelompok Tani. biola untuk menjajakan barang
Masyarakat di Desa Kesambi pada dagangannya sehingga menjadikan ciri
umumnya mempunyai mata pencaharian khas bahwa dengan bunyi alat musik
sebagai petani. Keadaan masyarakat petani tersebut menandakan penjual arum manis.
di Desa Kesambi tidak semuanya sebagai Masyarakat di Desa Kesambi melestarikan
pemilik namun sebagian besar hanya jajanan tradisional arum manis agar tetap
sebagai buruh tani sehingga pendapatan dapat dijumpai dan dikonsumsi oleh
untuk mencukupi kebutuhan keluarga masyarakat Indonesia pada umumnya dan
kurang mencukupi dan kurang menunjang masyarakat Kabupaten Lamongan pada
perekonomian pada umumnya. Kelompok khususnya sehingga menjadikan ikon
Tani di Desa Kesambi ini sebagian besar Kabupaten Lamongan bahwa arum manis
mengerjakan lahan untuk budidaya jajanan khas asli dari Lamongan.
bawang dan padi dan mempunyai latar
belakang hanya lulusan SD dan SLTP Permasalahan Mitra
sehingga mereka kurang mempunyai Permasalahan produksi pada Home
keahlian untuk dapat mengembangkan Industry Arum Manis Rambut Nenek
produksi dari hasil pertanian tersebut. adalah mitra pembuat arum manis belum
Keadaan masyarakat di Desa Kesambi mempunyai peralatan dan mesin yang
juga banyak yang melakukan transmigrasi memadai yang dapat meningkatkan jumlah
ke pulau Kalimantan, Sulawesi, Papua dan produksi apabila permintaan meningkat.
Negara Malasya karena mereka Mesin yang dipakai dalam pembuatan
menganggap bahwa kalau hanya arum manis rambut nenek masih dalam
bergantung dengan mata pencaharian peralatan yang tradisional yang berupa
petani saja kurang dapat meningkatkan papan meja dari seng dan terdapat
taraf hidup keluarga. gandaran kayu di tengah untuk mengolah
Penghasilan menjadi pemilik lahan hasil gula yang sudah dimasak
pertanian atau buruh tani dapat sebelumnya. Menurut hasil identifikasi
dimanfaatkan pada saat panen yang hanya upaya pemasaran yang dilakukan mitra
dalam beberapa kurun waktu tertentu saja, belum maksimal dan tersistem dengan
maka beberapa masyarakat di Desa baik. Mitra hanya mengandalkan
Kesambimembuat produksi olahan gula pemasaran dengan cara berjualan keliling
menjadi produk makanan yang dan mendistribusikan ke pasar. Produk
melestarikan jajanan tradisional dan lokal Arum Manis Rambut Nenek belum
yaitu rambut nenek sebagai produsen dan memiliki label dan kemasan yang menarik
Mitra kedua. Jajanan rambut nenek ini sehingga mendorong daya minat
berasal dari Kabupaten Lamongan namun masyarakat untuk membeli menjadi lebih
keberadaannya sekarang semakin langka tinggi. Home Industry Arum Manis juga
dan sulit untuk dijumpai karena banyaknya belum mempunyai Perizinan PIRT
125
Nurul Badriyah, dkk. Pengembangan Jajanan Tradisional Rambut Nenek Melalui ……

(Produk Industri Rumah Tangga) dari 2. Solusi permasalahan dalam bidang


Dinas Kesehatan, belum memiliki izin pemasaran pada Home Industry
BPOM yang dikeluarkan oleh Badan Arum Manis yang mulanya hanya
Pengawas Obat dan Makanan guna berjualan keliling dan berjualan di
melindungi masyarakat terhadap produk pasar tim pengusul membuat media
yang dikemas, belum memiliki label halal online untuk pemasaran melalui
yang dikeluarkan oleh BPJPH (Badan facebook dan menjadi member di
Penyelenggara Jaminan Produk Halal) group kuliner di Lamongan dan
oleh Kementrian Agama.Sumber Daya Istagram,serta menerapkan strategi
Manusia merupakan hal terpenting dalam segmentasi, targeting, Positioning,
Home Industry untuk meningkatkan pasar,dan promosi. Memasukkan
produktivitas hasil produksi. SDM dalam produk Arum Manis dalam e-
usaha jajanan arum manis rambut nenek commerce misalnya shoope, lazada,
membutuhkan peningkatan mutu tokopedia, bukalapak dan lain
kompetensi keterampilan proses produksi sebagainya. Home Industry belum
yang efektif, efisien, higienis dan bermutu mempunyai Perizinan PIRT
tinggi. Mitra Home Industry belum (Produk Industri Rumah Tangga),
menciptakan inovasi dan daya kreativitas belum memiliki izin BPOM dan
sehingga dapat memanfaatkan peluang belum memiliki label Halal maka
yang ada, misalnya arum manis yang Tim Pengusul melakukan
diproduksi belum bervariasi belum ada pendampingan dalam hal perizinan
inovasi. Inovasi produk arum manis PIRT ke Dinas Kesehatan,
misalnya dijadikan topping dalam kue pendampingan BPOM ke Badan
leker, ice cream atau arum manis dengan Pengawas Obat dan Makanan serta
berbagai rasa misalnya pandan, taro, oreo melakukan pendampingan labe
dan lain sebagainya. Halal ke Badan Penyelenggara
Permasalahan dalam manajemen Jaminan Produk Halal (BPJPH).
keuangan yang dialami mitra Home Memasarkan produk ke LAMART
Industry Arum Manis Rambut Nenek dimana tempat penjualan produk
yaitu Mitra hanya mencatat semua lokal khususnya di Kabupaten
pengeluaran bahan utama, bahan Lamongan.
pendukung dan lain-lain hanya dalam 3. Solusi permasalahan dalam bidang
sebuah buku catatan kecil. Sedangkan Sumber Daya Manusia dalam upaya
biaya tenaga kerja belum dimasukkan peningkatan mutu kompetensi
sebagai ongkos produksi. Perencanaan keterampilan maka Tim Pengusul
bisnis lebih banyak didasarkan pada melakukan pelatihan tentang
perkiraan dan kebiasaan mitra saja tanpa pembuatan Arum Manis rambut
didukung data keuangan aktivitas riil nenek dengan alat yang modern dan
bisnisnya sehingga mita kesulitan untuk higienis beserta cara pengemasan
menentukan laba usaha. yang menarik sehingga mendorong
Solusi Yang Ditawarkan daya beli masyarakat.
1. Dalam menghadapi permasalahan
produksi Home Industry Arum 4. Solusi permasalahan dapat
Manis Rambut Nenek yang dilakukan melalui Pendekatan One
menggunakan mesin dan alat Village One Product (OVOP)
tradisional maka tim pengusul dengan tahapan : a) penetapan dan
menciptakan desain mesin pembuat pengenalam wilayah kerja, dalam
produk Arum Manis lebih modern hal ini tim pengusul membangun
agar mutu produk menjadi baik dan dan menyadarkan masyarakat atas
higienis.

126
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 Tahun 2019 Hal 124–129

potensi Home Industry Arum Manis


Rambut Nenek dapat dijadikan METODE PELAKSANAAN
sebagai ikon desa khususnya dan Secara garis besar metode pelaksanaan
ikon Kabupaten Lamongan pada pendekatan One Village One Product
umumnya; b) Sosialisasi kegiatan, (OVOP)pengabdian dapat digambarkan
dalam hal ini Tim pengusul dalam skema sebagai berikut :
melakukan kegiatan pelatihan
tentang peningkatan Mutu dan
Pemasaran Home Industry Arum
Manis Rambut Nenek; c)
Penyadaran masyarakat, dalam hal
ini memberikan motivasi kepada Gambar 1. Skema Pendekatan One
masyarakat agar dapat Village One Product (OVOP)
mengembangkan industri yang
dijalankan; d) Pengorganisasian Penerapan Pendekatan One Village
Masyarakat, dalam hal ini tim One Product (OVOP)
pengusul membuat sebuah 1. Penetapam dan Pengenalan
paguyupan bagi Produsen Arum Wilayah
Manis Rambut Nenek dengan
Penerapan One Village One
maksud untuk membuat struktur
Product (OVOP) dimulai dengan
organisasi misalnya pimpinan dan
menentukan kriteria wilayah di Desa
koordinator; e) Pelaksanaan
Kesambi Kecamatan Pucuk Kabupaten
kegiatan, dalam hal ini tim pengusul
Lamongan yang nantinya dapat
memberikan pelatihan untuk
dijadikan sebagai sentra OVOP dalam
menambah dan memperbaiki
pruduk Arum Manis Rambut nenek
pengetahuan teknis, keterampilan
adalah : Pertama (Penetapan dan
manajerial serta berbagai
Pengenalan Wilayah), wilayah yang
pengembangan kegiatan yang
mempunyai potensi sumber daya
berkaitan dengan peningkatan
unggulan dalam hal ini adalam sumber
pendapatan; f) advokasi kebijakan,
daya manusia yang mempunyai
dalam kegiatan pemberdayaan
keterampilan masyarakat dalam
masyarakat memerlukan dukungan
pembuatan Arum Manis Rambut Nenek
kebijakan yang berpihak kepada
yang dapat diolah dan dikembangkan
kepentingan masyarakat. Dan g)
menjadi barang/produk bernilai tambah
Politisasi, dalam hal ini tim
tinggi berorientasi ekspor dan
pengusul melakukan pendapingan
mempunyai satu perusahaan utama atau
dalam hal memelihara dan
UMKM utama yang kapasitasnya
meningkatkan posisi tawar melalui
terbesar dalam mengolah sumberdaya
kegiatan politik praktis.
diwilayahnya dan bersedia menjadi
5. Dalam menghadapi permasalahan penggerak masyararakat untuk
dalam manajemen keuangan yang menumbuhkan usaha.
dialami tim pengusul memberikan
pelatihan tentang sistem
pencatatan/penentuan ongkos Pengorganisasian Masyarakat
produksi berbasis aktivitas (activity Pada tahapan selanjutnya
based costing). Pencatatan dibuat Pengorganisasian masyarakat dalam hal
dalam sebuah buku catatan agar ini Tim Pengusul membantu dalam
mempermudah bagi produsen Home memilih pengurus sentra yang dapat
Industry Arum Manis Rambut berupa kelompok usaha, KUB,
Nenek. Koperasi, Paguyuban, Asosiasi dan lai-

127
Nurul Badriyah, dkk. Pengembangan Jajanan Tradisional Rambut Nenek Melalui ……

lain. Sentra OVOP diharapkan sudah HASIL DAN PEMBAHASAN


sesuai dengan Perda RUTR (Rencana 1. Penerapan IPTEK dalam bidang
Umum Tata Ruang) masing-masing. produksi pada Home Industry
Dengan adanya sentra Produk Arum Rambut Nenek Tim Pengusul
Manis di Desa Kesambi diharapakan membuat desain model mesin
dapat melestarikan jajanan tradisional portable dan modern dalam
dimana arum manis merupakan jajanan pembuatan Arum Manis sehingga
yang dianggap sebagai Ikon Kabupaten mutu dari produk tetap terjaga dan
Lamongan. Memasuki pasar dalam dapat meningkatkan volume
wisata kuliner Kabupaten Lamongan. produksi dan penjualan.
Membuka outlet di oleh-oleh khas 2. IPTEK yang diterapkan dalam
Lamongan di daerah gresik, lamongan, bidang pemasaran pada Home
dan Tuban Industry Arum Manis yang dulunya
hanya berjualan berkeliling dan
Sosialisasi Kegiatan dijajakan di pasar tradisional maka
Tahapan yang kedua yaitu Tim Pengusul akan membuat
sosialisasi kegiatan dalam hal ini tim pemasaran melalui media online
pengusul meninjau sejauh mana baik itu melalui face book,
komitmen dan fasilitasi terhadap istagram, melalui e commerce
pengembangan Home Industry yang (bukalapak, lazada, tokopedia,
dikerjakan masyarakat. Tim Pengusul shopee, olx, dan lain sebagainya)
memberikan sosialisasi tentang serta masuk dalam pasar LAMART
peningkatan mutu produksi yang dimana dalam pasar tersebut
diberikan oleh tim ahli agar dapat menjual produk lokal dari
meningkatkan volume produksi. Kabupaten Lamongan. Tim
Memberikan sosialisasi tentang Pengusul akan melakukan
pengemasan produk agar menarik daya pendampingan untuk mendapatkan
beli konsumen agar tertarik untuk perizinan PIRT, BPOM dan
mengkonsumsi produk jajanan sertifikat Halal.
tradisional tidak hanya mengenal 3. Dalam bidang Sumber Daya
jajanan yang berasal dari jepang, china Manusia Tim Pengusul dalam
dan afrika. Dalam hal pemasaran Tim meningkatkan kompetensi dan
Pengusul memberikan sosialisasi keterampilan mengadakan pelatihan
pelatihan dalam pemasaran melalui tentang cara pengemasan yang baik,
media online melalui istagram, pemberian label dan merk, serta
facebook, e-commerce (shopee, lazada, cara memberikan pelayanan Service
tokopedia, bukalapak, dan lain Excelen kepada konsumen.
sebagainya).
SIMPULAN
Pendekatan One Village One Product
(OVOP) terdapat IPTEK melalui
tahapan yang terdiri dari : a) penetapan
dan pengenalan wilayah kerja, diawali
dengan melihat potensi unggulan daerah
yang dapat dikembangkan; b) sosialisasi
program OVOP kepada masyarakat
Desa Kesambi Kabupaten Lamongan
sebagai sasaran program agar
mendukung dan dapat berpatisipasi aktif

128
MARTABE :Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 Tahun 2019 Hal 124–129

dalam pelaksanaan program dijelaskan UCAPAN TERIMA KASIH


mengenai tujuan program, tahapan Kami ucapkan terima kasih atas dukungan
pelaksanaan dan sasaran program keuangan dari Universitas Islam
hingga dampak yang dapat ditimbulkan Lamongan, serta semua pihak yang telah
dengan keikutsertaan dalam memberikan kesempatan pada kami untuk
pelaksanaan program; c) penyadaran melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat agar memberikan masyarakat.
konstribusi yang positif dan nilai tambah
pada pelaksanaan kegiatan; d) DAFTAR PUSTAKA
Pengorganisasian Masyarakat sebagai
wadah Koperasi Tani Desa Kesambi Muta‟ali, Luthfi. 2013. Pengembangan
khususnya bergerak dalam Wilayah Perdesaan (Perspektif
pengembangan dan pemasaran produk Keruangan).Yogyakarta:Badan
Arum Manis Rambut Nenek; e) Penerbit Fakultas Geografi
Pelaksanaan program OVOP dengan (BPFG)Universitas GadjahMada
pelatihan kepada para petani pembuat
Arum Manis Rambut Nenek dengan Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy
pola modernisasi agar menciptakan Analisis, Strategi Advokasi Teori
kualitas produk yang unggul; f) dan Praktek.Surabaya:
Advokasi kebijakan dengan PutraMediaNusantara Surabaya
mengadakan pengetahuan tambahan
kepada pengurus koperasi tentang Sugiharto, Y. &Rizal, S. 2008. Gerakan
hukum dan administrasi misalnya surat OVOP sebagai Upaya Peningkatan
menyurat, pembuatan proposal dan Pembangunan
pembuatan laporan pertanggung Daerah,Jakarta:Benchmark.
jawaban; g) politisasi dalam hal ini
program OVOP melakukan kegiatan Triharini,Meirina, DwinitaLarasati,danR.
keberlanjutan melalui penyebaran artikel Susanto.2012. PendekatanOne
di media massa dan masuk pada festival Village One
kuliner Lamongan dan sekitarnya. Product(OVOP)untukMengemban
IPTEK dalam manajemen keuangan gkanPotensi Kerajinan
yang dialami tim pengusul memberikan Daerah:StudiKasus Kerajinan
pelatihan tentang sistem Gerabah diKecamatan Plered,
pencatatan/penentuan ongkos produksi Kabupaten Purwakarta,ITB J.
berbasis aktivitas (activity based Vis.Art& Des, Vol. 6, No. 1,
costing). 2012:28-41.

129

You might also like