You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat

PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA UMKM EMPING


MELINJO IBU SONIRAH DENGAN ANAK DIFABEL

Hestin Mutmainah1)
Arif Nugroho Rachman2)
Budi Istiyanto3)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta


1)
hestin.suryoadi@yahoo.com
2)arifnugroho.rochman@gmail.com
3)budisties@gmail.com

Abstract

The phenomenon of people with disabilities who are underestimated in the


economic sector with not many jobs is a concern for the government as well as the
international world. This issue must have a solution. Ibu Sonirah made emping mlinjo,
assisted by 2 of her disabled children. Mrs. Sonirah as the owner of UMKM with disabled
children produces mlinjo emping products.
The production process is still using traditional equipment (stone), Sonirah's
mother maximizes the ability of her daughter who is disabled in doing the production
process. Every day this MSME is only able to produce 5 kg raw mlinjo chips from 10 kg
raw material. Emping mlinjo is packed with plastic packaging and improperly packaged.
Traders buy products at the price of Rp.42,000, while collectors can sell up to Rp.45,000
up to Rp. 55,000. The resulting product is still only 1 flavor, so it has not been able to meet
the demand for flavor variants the market wants.
The problem of MSMEs is the ineffective means of production, because they still
use stones, also related to pacakaging is less marketable and marketing cannot be extensive
because it is still limited to collectors. A large market share cannot be reached yet. Making
products with variants of taste will be given the knowledge and practice to make them.
The solution made in the program of service activities is by making mlinjo seed
peeling machine production tools, printing chips, packaging that is more marketable, and
making online marketing media. The result of the activity program is that productivity
can increase 3 times and a wider market share due to wider marketing using social media
and online.

Keywords: productivity, disability, management, MSME, marketing

17
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

PENDAHULUAN
Lapangan pekerjaan yang masih sangat terbatas pada para difabel masih
menjadi pekerjaan rumah pemerintah meskipun sudah adanya Undang-undang
difabel. Hanya sedikit perusahaan yang memberikan peluang untuk menerima
difabel. Hal ini menyebabkan difabel kurang memiliki kemampuan untuk
menopang hidupnya dengan layak.
Namun persoalan ini merupakan persoalan issue internasional dengan
adanya rilis data sebagai berikut :

Tabel 1. Angka Prevalensi Disabilitas pada Populasi Usia > 18 Tahun di 59


Negara World Health Survey 2002-2004

Sumber : Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan (II,2014) Kementerian


Kesehatan RI

Dalam Undang-undang no.4 tahun 2007 tentang penyandang disabilitas,


menyatakan bahwa perusahaan harus memberikan kesempatan dan perlakuan
yang sama dalam memperkerjakan disabilitas. Namun jumlah ketersediaan itu
terbatas. Hal ini memnuat banyak membuat rasa khawatir bagi masa depan anak-
anak difabel. Sehingga sangat penting untuk memunculkan semangat dan rasa
percaya diri pada keluarga yang memiliki keluarga yang difabel. Maka sangat
dibutuhkan penumbuhan jiwa entrepreneur pada difabel agar dapat mandiri secara
ekonomi dan hidup yang layak secara ekonomi (1).
UMKM Emping Mlinjo Bu Sonirah adalah salah satu usaha mikro yang
berproduksi emping di desa penghasil emping yaitu Turasan, Manjungan,
Kabupaten Klaten. UMKM ini melakukan produksi masih manual dan tradisional.
Bu Sonirah dibantu oleh anak beliau yang difabel hanya bisa melakukan produksi
saja belum sempat berfikir untuk menjual sendiri. Proses produksi yang dilakukan

18
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

Bu Sonirah sangat menyita waktu, karena harus ada proses mengupas dan
menumbuk emping secara manual. Anak bu Sonirah yang difabel, senang dengan
kegiatan yang rutin sesuai perintah.
Kendala yang dihadapi oleh UMKM emping mlinjo ibu Sonirah adalah
sebagai berikut :
a. Peralatan untuk produksi masih sangat tradisional (batu) pada saat
mengelupas biji mlinjo dan menumbuk untuk menghasilkan produk
emping.
b. Rasa yang dibuat pada produk ini masih standar (original), memerlukan
variasi rasa lainnya.
c. Pemasaran untuk produk emping ini masih tradisional yaitu ke
pengepul belum dapat menyentuk langsung ke konsumen.
Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM ini adalah :
a. Bagaimana alat produksi yang dapat efektif pada pembuatan emping
mlinjo namun tetap bisa dilakukan oleh anak difabel bu Sonirah?
b. Varian rasa apa saja yang bisa dibuat untuk emping mlinjo ini agar laku
di pasaran?
Bagaimana pemasaran yang harus dilakukan agar lebih efektif dan efisien juga
langsung menyentuh konsumen?

METODE
Metode dalam pelaksanaan program kegiatan pengabdian dengan tahapan-
tahapan di atas yaitu :
a. Pembuatan alat produksi teknologi tepat guna untuk pembuatan
emping mlinjo yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM dan
pelatihan penggunaan alat
▪ Pengabdi yang kompeten di bidang mesin produksi akan
melakukan diskusi untuk alat yang akan dibuat
▪ Alat ini berteknologi tepat guna namun dibuat sederahan
sehingga mudah untuk dioperasionalkan oleh ibu Sonirah dan
anak difabelnya
▪ Peralatan yang sudah jadi akan diujicobakan kepada UMKM
dan kemudian didampingi dalam penggunaanya.
b. Pelatihan dan pendampingan pembuatan produk emping mlinjo
dengan variasi rasa yang berbeda
▪ Pelatihan pembuatan emping mlinjo dengan rasa balado, coklat
dan rasa lainnya disesuaikan dengan trend rasa saat ini
▪ Kemudian UMKM akan didampingi untuk melakukan hasil dari
pelatihan tersebut.
c. Pelatihan dan pembuatan packaging produk emping mlinjo UMKM
▪ Pelatihan packaging dilakukan baik dari bahan plastic maupun
dengan kemasan kardus.
▪ Pembuatan kemasan dengan plastic akan dicarikan plastic yang
sesuai dengan produk yang dibuat.

19
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

▪Alat pengemas yaitu berupa las plastic akan dikenalkan pada


UMKM agar kemasa lebih rapid an marketable.
▪ Plastic ditempeli dengan label kemasan dengan brand tetap
EMPING MLINJO IBU SONIRAH, KLATEN
▪ Kardus untuk kemasan juga dibuat untuk pasar yang
menginginkan kemasan yang mempunyai nilai estetika lebih.
▪ Kardus dibuat cetakan dengan nama dan brand yang sama.
▪ Selanjutnya pendampingan dalam packaging dilakukan dalam
pelatihan dan setelahnya.
d. Pembuatan media online melalui blog, facebook dan media social
▪ Pelatihan dalam pembuatan blog dan face book dilakukan oleh
anggota yang memiliki kompeten ini.
▪ Pelatihan media social juga dilakukan
▪ Pembuatan blog, FB dan media social dengan pengenalan brand
UMKM.
▪ Pendampingan akan terus dilakukan sampai dengan progam
berakhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a) Observasi dan Sosialisasi
Obeservasi dalam kegiatan ini adalah untuk dapat memetakan kembali
program kegiatan yang akan dilakukan, karena kemungkinan ada
perubahan pada kondisi mitra dari awal pada waktu pengajuan program
kegiatan. Berdasarkan observasi yang dilakukan ternyata mitra masih
mengalami permasalahan seperti yang pernah dilakukan pertama dahulu
saat akan mengajukan program kegiatan pengabdian. Kegiatan sosialisasi
yaitu dengan melakukan koordinasi bersama mitra untuk menentukan
waktu dalam pelaksanaan program kegiatan agar dapat berjalan lancar
dengan adanya penjadwalan yang sudah disepakati. Koordinasi ini
termasuk di dalamnya program kegiatan dalam kegiatan manajemen
maupun produksi untuk memecahkan masalah mitra.

b) Penyampaian Materi
Penyampaian materi manajemen untuk produksi juga berkaitan dengan
cara perluasan pemasaran produk yang telah dihasilkan dari proses
produksi yang dilakukan oleh mitra. Manajemen sederhana usaha kecil
dimulai dari pemisahan pengelolaan rumah tangga dan usaha. Manajemen
untuk menghitung secara sederhana harga penjualan yang layak untuk
produknya.

c) Pembuatan Produk
Pembuatan produk berupa emping mlinjo dari proses produksi tradisonal
dengan menggunakan batu tidak efektif dan memiliki keterbatasan

20
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

kuantitas produk. Proses produksi yang dibantu oleh anak ibu Sonirah
yang difabel yang memiliki kemampuan hanya sebatas satu proses
produksi yaitu mengelupas kulit keras biji mlinjo dengan menggunakan
batu sangat menyita waktu dan tenaga. Ibu Sonirah yang melakukan
proses produksi menggoreng dengan pasir biji mlinjo mentah dan
memipihkan biji mlinjo sampai dengan menjadi emping kemudian
dipanaskan di bawah sinar matahari. Pembuatan produk dalam program
kegiatan ini diberikan alat-alat yang dapat membantu ibu Sonirah agar
dapat lebih produktif menghasilkan emping mlinjo. Pembelian mesin
pengelupas kulit keras biji mlinjo dan alat pemipih biji mlinjo dilakukan
dalam program ini. Mesin produksi ini dapat membuat lebih produktif
dengan menghasilkan produk yang sebelumnya 8 jam hanya menghasilkan
5 kilo maka dengan alat ini akan dihasilkan 1 jam menghasilkan 1 kilo. Alat
pengelupas biji mlinjo dan pemipihnya disetup sesuai dengan kemampuan
ibu Sonirah dan tetap menggunakan tenaga dari kedua anak ibu Sonirah
yang difabel. Anak ibu Sonirah tetap dapat melakukan pekerjaan produktif
dengan cara membantu memilahkan antara kulit keras dengan biji mlinjo
kupasan dari alat pengupas kulit keras biji mlinjo.
Alat pengelupas yang digunakan adalah seperti berikut ini :

Alat pemipih biji mlinjo dapat dilhat pada gambar berikut ini :

21
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

22
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

Produk yang dihasilkan dibuat untuk beberapa varian rasa yang sementara
masih pada varian rasa original, asin, manis, dan pedas. Pembuatan varian
ini untuk lebih mengenalkan olahan emping mlinjo dengan varian rasa
yang berbeda agar dapat membuat produk lebih diminati konsumen.
Proses pengemasan yang lebih rapi dan marketable diberikan pada mitra
agar packaging produk emping mlinjo lebih menarik konsumen dan dapat
menaikkan penjualan.

d) Pemasaran Produk
Pemasaran sederhana juga dilakukan dalam penyampaian materi
manajemen usaha kecil ini. Pemasaran secara konvensional tetap dilakukan
karena selama ini masih ada kebutuhan pasar yang di harus dipenuhi.
Pemasaran online dilakukan melalui media sosial berupa instagram,
facebook, WA dan lainnya. Alamat online facebook dapat diakses dari
olshop facebook dengan alamat web.facebook.com/empingmlinjo.sonirah.

e) Pendampingan
Pendampingan dilakukan terus kepada mitra sampai akhir program
kegiatan. Pendampingan dilakukan agar dapat mengevaluasi dan
memonitoring hasil kegiatan sehingga dapat terus melakukan perbaikan-
perbaikan yang belum sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini sampai
dengan berakhirnya program kegiatan. Pendampingan juga ingin
mengetahui kemungkinan program kegiatan yang akan dapat
dilaksanakan pada mitra yang lain yang sejenis di masa yang akan datang.
Pencapain yang telah dihasilkan dalam program kegiatan pengabdian pada
UMKM emping mlinjo Ibu Sonirah adalah sebagai berikut :
No Pencapaian Dalam Penyelesaian Masalah Mitra
I Aspek Manajemen
1. Pemahaman manajemen sederhana usaha kecil dengan cara
memisahkan keuangan keluarga dengan rumah tangga.
2. Pengemasan yang lebih marketable dan pemasaran melalui
media online dengan tujuan agar pangsa pasar lebih luas
II Aspek Produksi
1. Pembuatan mesin produksi pengelupas kulit keras biji mlinjo.
Mesin ini dapat meringankan pekerjaan dari anak ibu Sonirah
yang difabel. Sebelum menggunakan alat produksi anak difabel
ini menggunakan batu untuk mengelupas kulit keras biji mlinjo
sedangkan setelah adanya mesin ini tinggal memisahkan antara
kulit mlinjo dengan biji mlinjo yang siap untuk dipipihkan
menjadi emping. Alat ini membuat proses produksi pengupasan
kulit keras biji mlinjo menjadi lebih singkat waktunya dan lebih
produktif.
2. Pembuatan mesin produksi pemipih biji mlinjo. Alat ini sangat
membantu meringankan pekerjaan dalam proses produksi

23
Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
PAKEM
Volume 1 Nomor 1, September 2019

memipih menjadi emping oleh ibu Sonirah yang sebelumnya


menggunakan batu. Mesin pemipih ini sangat ringan dan
menggunakan tenaga listrik sehingg dapat membuat haisl
produksi lebih cepat. Ibu Sonirah dapat lebih produktif dalam
proses ini.
3. Pembelian mesin pengemas plastic untuk emping mlinjo. Alat
ini untuk membuat kemasan emping yang dijual lebih rapid dan
dimintai pasar dengan membentuk brand Emping Mlinjo Ibu
Sonirah.

KESIMPULAN
Program pengabdian ini adalah program pengabdian dengan tujuan untuk
pemberdayaan dari UMKM yang melibatkan anak difabel dalam peningkatan
produktifitasnya. Hasil yang dicapai adalah alat produk yang berupa alat
pengelupas kulit keras biji mlinjo, alat pemipih biji mlinjo untuk dibuat sebagai
emping mlinjo aneka rasa. Peningkatan produktifitas menjadi tiga kali lipat
dengan menggunakan alat produksi untuk menggantikan proses produksi manual
dan tradisional yang selama ini dilakukan oleh UMKM dengan anak difabel.
Bidang manajemen yang dihasilkan adalah kemasan produk emping mlinjo yang
lebih baik dan marketabale. Pemasaran melalui sarana daring (online) juga
dihasilkan untuk memperluas pangsa pasar UKM ini.

ACKNOWLEDGMENTS
Terima kasih kami ucapkan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi atas hibah dan kegiatan Pengabdian Kepada Masyakat Tahun
Anggaran 2019 dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE
Surakarta

DAFTAR REFERENSI
Pranatasari FD, Hartono W, Kusuma M. Ekplorasi Faktor Yang Memotivasi
Penyandang Disabilitas Menjadi Entrepreneur. Proceeding, Forum
Manaj Indones Ke 8. 2016;
Ningsih NA, Waraulia AM. Lifeskill untuk difabel melalui sampah plastik. Pros
Semin Nas Has Pengabdi Kpd Masy Tahun 2017. 2017;

24

You might also like