Professional Documents
Culture Documents
01, 2019
Abstract Keywords
The Community Development Project is a course program held by the Prasetiya Mulya Business Development,
Community Development,
University undergraduate program as a form of Community Service (PKM). This activity is
Small Micro-Enterprise,
intended to implement the knowledge of Prasetiya Mulya University students to help develop rengginang, renggining
partner businesses in accordance with the needs of business partners. The partner in the
Community Service (PKM) activity is a small micro-enterprise who makes rengginang and
renggining. Rengginang and renggining is one of the traditional snacks on the island of Java.
The process of making rengginang and renggining is very dependent on the heat of the sun,
this is because the product must be dry thoroughly in less than 3 days before it turn moist
and moldy. To overcome the problems faced such as lack of productivity and marketing, the
solutions provided such as business development in increasing the quantity of production
and manufacturing, and also creating social media for further product promotion and
expanding the market. Another thing that is done is product differentiation through adding
variety of flavors and shapes to attract consumers.
Kata Kunci
Abstrak
Community Development,
Community Development Project merupakan program mata kuliah yang diadakan oleh Pengembangan Bisnis,
Universitas Prasetiya Mulya program S1 sebagai bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat rengginang, renggining,
(PKM). Kegiatan ini dimaksudkan dengan tujuan mengimplementasikan pengetahuan Usaha Mikro Kecil
mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya untuk membantu mengembangkan usaha mitra
sesuai dengan kebutuhan mitra usaha. Mitra dalam kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) ini adalah seorang pengusaha mikro kecil yang membuat rengginang
dan renggining. Rengginang dan renggining merupakan salah satu camilan tradisional
khas masyarakat di Pulau Jawa. Proses pembuatan rengginang dan renggining sangat
bergantung pada panasnya sinar matahari hal ini dikarenakan produk harus kering secara
menyeluruh dalam waktu kurang dari 3 hari sebelum lembab dan berjamur. Untuk
mengatasi masalah yang dihadapi seperti kurangnya produktivitas dan pemasaran maka
solusi yang diberikan untuk pengembangan bisnis seperti penambahan kuantitas
produksi dan pembuatan media sosial untuk promosi produk lebih lanjut dan
memperluas pasar. Hal lain yang dilakukan adalah diferensiasi produk melalui
penambahan variasi rasa dan bentuk untuk menarik konsumen.
Pendahuluan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
2
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
tidak sekuat dulu sehingga terjadi keterbatasan energi dan ketahanan tubuh yang menurun
sehingga ia lebih sering lelah dan terkadang lebih rentan sakit.
Meskipun proses pembuatan rengginang dan renggining tergolong cukup rumit dan
memakan waktu yang lama, namun pengetahuan untuk membuat rengginang dan renggining
adalah pengetahuan umum bagi masyarakat. Karena itulah banyak dari masyarakat bisa
membuat rengginang dan renggining milik mereka sendiri, inilah yang memicu banyaknya
kompetitor bagi mitra usaha yang menuntut mitra usaha untuk menjadi lebih kreatif dalam
membuat diferensiasi dari produknya, dimulai dari segi rasa hingga variasi bentuk dan
warna. Walau tentunya rasa dan kualitas adalah hal yang harus dan selalu diutamakan oleh
mitra usaha untuk dapat bersaing dengan pesaing-pesaingnya.
Berikut adalah data-data yang penulis kumpulkan untuk melihat dan mengerti lebih
dalam mengenai usaha yang ditekuni oleh mitra, usaha rengginang dan renggining.
Tabel 1.1
Analisa SWOT Produk Rengginang dan Renggining Ibu Iis
STRENGTH WEAKNESS
OPPORTUNITY THREATS
Tabel 1.2
Business Model Canvas produk Bu Iis
3
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
Tabel 1.3
SIPOC Flowchart Renggining
Tabel 1.4
SIPOC Flowchart Rengginang
4
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
Tabel 1.5
Segmenting & Targeting
“Si Penyuka Makanan Ringan”
Demography
Geography
Psychographic
Behavioral
5
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
Gambar 1.6
Positioning Produk Mitra dan Produk Saingan Usaha
Perumusan Masalah
Permasalahan yang terdapat dalam kelompok usaha berdasarkan hasil identifikasi
dan analisis yang telah dilakukan yaitu:
1. Proses pengeringan rengginang dan renggining yang dilakukan saat musim
hujan atau saat cuaca mendung akan menghasilkan produk dengan kualitas
yang kurang baik. Hal tersebut karena kelembaban yang ada karena cuaca
tidak terik menyebabkan rengginang dan renggining berjamur. rengginang
dan renggining juga akan mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat
sehingga kurang menarik untuk calon konsumen pembeli produk tersebut.
2. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang dapat membantu mitra dalam
menjalani usaha. Mitra usaha rengginang dan renggining menjalankan
usahanya seorang diri, mulai dari proses produksi, pemasaran, hingga
keuangan. Usianya yang sudah melampaui usia produktif membuat mitra
usaha sering merasa kelelahan dan terkadang jatuh sakit sehingga hasil yang
didapatkan tidak maksimal. Keempat anaknya yang adalah laki-laki dan
sudah memiliki pekerjaan masing-masing, serta suaminya yang telah tiada
membuat mitra usaha harus bekerja sendiri untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya.
3. Banyaknya kompetitor yang menjalani usaha yang sama dengan mitra karena
proses pembuatan rengginang dan renggining merupakan pengetahuan
umum yang banyak diketahui oleh masyarakat Cianjur. rengginang dan
renggining merupakan makanan khas Cianjur yang disukai oleh semua
kalangan usia sehingga masyarakatnya sudah sangat familier dengan kedua
makanan tersebut. Hal tersebut mendorong masyarakatnya, terutama ibu-ibu
untuk mencari tahu dan membuat rengginang dan renggining sendiri untuk
konsumsi pribadi. Tak jarang juga ada yang menjadikannya bisnis seperti
mitra usaha dalam kegiatan PKM ini. Maka itu, bila tingkat diferensiasi dari
produk yang dikelola mitra usaha rendah, calon konsumen kurang tertarik
untuk membeli produk tersebut.
6
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
Telaah Literatur
Dalam periode kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini, terdapat
beberapa teori, yang didapatkan selama di bangku kuliah, yang dapat diimplementasikan
dalam proses pengembangan usaha mitra. Terdapat beberapa aspek yang dikembangkan
dalam usaha mitra:
Pricing Strategy
James Woodruff, seorang konsultan manajemen, berpendapat bahwa
penetapan harga (Pricing) adalah salah satu aspek terpenting di dalam sebuah
strategi marketing. Terdapat beberapa jenis penetapan harga, namun yang paling
relevan adalah Cost-Plus Pricing dan Bundle Pricing. Cost-Plus Pricing merupakan
teknik penetapan harga yang didasari dari harga pokok produk tersebut ditambah
dengan persentase mark-up. Kemudian, Bundle Pricing yang merupakan potongan
harga untuk pembelian produk dengan jumlah tertentu. Strategi penentuan harga
inilah yang menjadi panduan dalam memberikan dan menetapkan harga agar tidak
terjadinya kesalahan penetapan harga yang tepat untuk golongan konsumen
tertentu.
Fundamentals of Selling
Menurut Charles M. Furtrell di bukunya, Fundamentals of Selling, bisnis kecil
maupun besar memiliki kesempatan yang sama dan selling menjadi salah satu kunci
utama bagi bisnis kecil untuk menjadi lebih besar dan berkembang sebab semua
bisnis besar pun merasakan tahap menjadi bisnis kecil. Sales yang baik adalah mereka
yang percaya dan meyakini The Golden Rule. The Golden Rule of Personal Selling
mengacu pada saat salesperson terlibat secara langsung dalam membantu customer
untuk memilih sebuah produk dan membelinya. Mengingat hal ini, maka cara
pendekatan terhadap konsumen berlandaskan pada pengertian The Golden Rule of
7
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
Personal Selling dimana ini menjadi salah satu pertimbangan untuk solusi cara
pemasaran pada Saung Rahayat.
Sales promotion
Menurut Kotler & Keller (2009) Sales promotion merupakan kunci dari
pemasaran, yang terdiri dari rancangan jangka pendek yang digunakan untuk
merangsang pembelian lebih cepat atau pembelian lebih besar terhadap produk atau
jasa yang dijual. Menurut Kotler & Armstrong (2008) karakteristik sales promotion
meliputi:
a) besarnya insentif yang ditawarkan menarik
b) insentif yang ditawarkan bervariasi
c) syarat dan waktu untuk mendapatkan insentif jelas
Beberapa poin-poin penting inilah yang melandasi kriteria pemasaran yang
kemudian memunculkan beberapa alternatif untuk melakukan penjualan tidak hanya
melalui personal selling namun juga memberikan insentif untuk pihak-pihak yang
dapat mempercepat perputaran produk, dengan penjualan dengan kuantitas yang
lebih besar melalui pihak-pihak yang akan muncul pada Saung Rahayat.
Brand Image
Menurut Tjiptono (2005:49),“Brand Image merupakan deskripsi tentang
asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. Brand image itu sendiri
memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk di benak konsumen secara
massal. Setiap orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek.
Persaingan dunia industri yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk
lebih kreatif dan membuat suatu keunggulan yang kompetitif, baik itu dari segi
kemasan, produk, saluran pemasaran maupun citranya, jika tanggapan konsumen
tentang penawaran suatu produk yang bersaing tetap sebagai suatu hal yang sama
atau biasa, maka konsumen akan melihat merek dari suatu produk dengan tanggapan
yang berbeda. Dengan konsep ini, makan kelompok menyadari pentingnya Logo dan
branding pada produk mitra usaha, karena itulah kelompok berusaha untuk
mendesain logo produk yang paling tepat untuk konsumen dan mencerminkan
produk dari mitra usaha. Hal ini dilakukan agar produk mitra usaha lebih mudah
untuk dibedakan dengan produk saingannya dan dapat dikenali dengan nama dari
produk itu sendiri sehingga mempermudah konsumen untuk melakukan repeat order
jika menyukai produk mitra usaha.
Direct marketing
Menurut Kotler & Keller (2009), direct marketing adalah penjualan barang
dan jasa langsung kepada konsumen tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Raven & Piercy (2006) beranggapan bahwa direct marketing adalah pemasaran
langsung sebuah perusahaan dengan menggunakan saluran komunikasi yang
beragam untuk membuat hubungan langsung dengan konsumen. Kotler & Keller
(2009) menyatakan bahwa karakteristik direct marketing adalah customized, yang
berarti isi pesannya dapat disesuaikan, untuk menarik minat konsumen; up-to-date;
dan interaktif. Hal ini dibuktikan dengan cara penjualan dan pemasaran yang selama
ini dilakukan oleh mitra usaha yang berhasil membangun hubungan langsung dengan
konsumen sekitar rumah mitra usaha dengan sangat baik. Hal ini ingin dipertahankan
8
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
oleh kelompok, dan dengan harapan bahwa area jangkauan mitra usaha bisa lebih
luas dan hubungan terhadap konsumen pun bisa lebih kuat.
Business Model Canvas
Menurut website eship.ox.ac.uk yang ditulis oleh Maria Nikolou, seorang
pengajar di Oxford University, Business Model Canvas adalah alat bisnis yang
digunakan untuk memvisualisasikan semua blok bangunan memulai bisnis, termasuk
pelanggan, rute ke pasar (market), proposisi nilai, dan keuangan. Business Model
Canvas memuat 9 blok kategori, yaitu Customer Segments, Value Propositions,
Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key
Partnerships, dan Cost Structure. Business model canvas merupakan hal yang paling
krusial, yaitu menjelaskan dari keseluruhan dari usaha yang sedang ditekuni oleh
mitra usaha. Hal-hal yang dicangkup dimulai dari segala sumber daya sampai dengan
relasi dengan konsumen, dimana ini sangat penting untuk diketahui agar tidak salah
langkah dan dapat menggunakan dan mengolah sumber daya dengan lebih baik.
Consignment
Menurut website www.jurnal.id Konsinyasi/ titip jual (Consignment) adalah
sebuah perjanjian di mana Anda sebagai pihak yang memiliki barang (consignor)
menyerahkan sejumlah barang Anda kepada pihak tertentu (consignee) untuk dijual
dengan memberikan komisi tertentu. Hal ini adalah salah satu basis penyelesaian
untuk masalah yang dihadapi mitra usaha yaitu kurangnya distribusi produk kepada
lingkungan sekitar.
Metode
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan untuk dapat
mengembangkan usaha UMKM rengginang dan renggining di Desa Sindanglaya sehingga
UMKM rengginang dapat berkembang dan maju kedepannya. Metode yang dilakukan untuk
dapat mengembangkan UMKM rengginang dan renggining dari mitra usaha terbagi menjadi
2, yaitu metode primer dan metode sekunder. Dalam metode primer, data didapatkan
langsung dari narasumber yaitu mitra usaha rengginang dan renggining dan juga melalui
observasi yang menjadi sumber utama penemuan dan penentuan perumusan masalah.
Observasi menjadi hal yang penting selama kegiatan live-in dikarenakan terdapat beberapa
faktor yang tidak disadari oleh pemilik usaha yang menjadi penghalang bagi kemajuan
pertumbuhan usaha. Sementara itu, metode sekunder didapatkan berdasarkan data yang
telah diolah terlebih dahulu dan diakses melalui internet maupun buku.
Teknik analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain,
metode deskriptif hanya berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalaan. (Hasan,
2009).
Metode diukur kesuksesannya dengan cara melihat kelengkapan jawaban untuk
menjawab telaah literature yang digunakan, terutama pada tools yang digunakan untuk
menganalisa masalah dan memberikan solusi.
Telaah literature yang sudah dijabarkan, digunakan sebagai dasar dari analisis pasar,
keunggulan usaha, dan perencanaan usaha untuk kedepannya. Hal ini merapikan cara kerja
dan mengatur analisis menjadi lebih sistematis dan menjabarkan masalah dan solusi dengan
lebih baik.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh mitra usaha, adapun mekanisme yang
akan dilakukan yaitu:
9
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
1. Aspek Produksi
Dalam kegiatan ini, matahari adalah salah satu faktor terpenting
dalam memproduksi rengginang dan renggining yang baik. namun, matahari
adalah faktor eksternal yang tidak dapat diatur oleh manusia. oleh karena itu,
mitra usaha hanya dapat mengatasi masalah kurangnya matahari dengan
selalu sigap dan dapat menggunakan matahari dengan sebaik-baiknya.
diterapkan cara untuk memproduksi rengginang dan renggining.
Untuk merealisasikan penggunaan matahari sebaik dan semaksimal
mungkin, mitra usaha haruslah memiliki peralatan yang lengkap dan
memadai untuk membuat rengginang dan renggining. hal ini dilakukan untuk
memaksimalkan juga produksi yang bisa dijemur agar kuantitas produksi
secara keseluruhan dapat menjadi lebih besar walaupun mitra tidak dapat
melakukan produksi pada setiap harinya. Penulis pun berupaya untuk
mengatasi masalah ini dengan cara menyediakan alat-alat produksi
secukupnya agar mitra usaha tidak terhambat dalam melakukan
pekerjaannya.
Mitra usaha yang seorang diri menjalankan usahanya tidak dapat
melakukan produksi sendirian jika dalam kuantitas yang tinggi. hal ini dapat
mengurangi efektivitas dari pemberian alat-alat produksi. Oleh karena itu,
penulis mencoba untuk mensosialisasikan kepada mitra bahwa ia dapat
melakukan produksi lebih banyak dan lebih stabil dengan bantuan dari SDM
lainnya. Terdapat beberapa kandidat yang dapat dijadikan karyawan bagi
mitra usaha, namun penulis juga meminta mitra usaha untuk selalu
mensosialisasikan lowongan kerja yang ia buka agar selalu terbuka
kesempatan untuk mendapatkan SDM yang dapat membantu mitra usaha
sesuai dengan kriterianya.
Proses pembuatan rengginang dan renggining bukanlah hal yang
tidak lazim di Desa Sindanglaya, oleh karena itu saingan dari produk mitra
usaha dapat dikatakan cukup banyak. Hal ini mendorong penulis untuk selalu
mengingatkan mitra untuk selalu melakukan inovasi terhadap produk-
produknya sambil mempertahankan cita rasanya yang menjadi daya tarik
masyarakat sekitar. Mitra usaha pun memulai untuk melakukan percobaan-
percobaan kombinasi rasa pada produk-produknya, maupun mencoba
membuat produk-produk baru.
2. Aspek keuangan
Mitra usaha yang tidak pernah melakukan pencatatan pemasukan dan
pengeluaran dari hasil penjualan membawa beberapa human error. Salah
satunya adalah ketidakcocokan antara pemasukan dan penjualan yang
sebenarnya terjadi. Kesalahan-kesalahan ini menyebabkan kerugian yang
cukup besar untuk mitra usaha, oleh karena itu, penulis mencoba untuk
mengajarkan pembuatan pencatatan keuangan sederhana yang ditulis di
dalam buku. Hal ini juga dilakukan guna menghindari kesalahan-kesalahan
seperti lupa dan sebagainya.
10
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
11
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
terdapat varian bentuk baru yaitu rengginang bentuk hati yang terkadang mitra usaha coba
pasarkan kepada anak-anak sekolah dasar sekitar kediamannya. namun terdapat kesulitan
untuk mencari SDM yang bersedia menjadi pekerja tetap bagi mitra usaha, hal ini
dikarenakan budaya pada masyarakat Desa Sindanglaya yang memiliki paradigma bahwa
memiliki anak yang banyak adalah hal yang baik dan juga ibu-ibu hanya berada di rumah
untuk menjaga anak-anak dan merawat anak-anak. sedangkan, potensi SDM untuk mitra
usaha hanya terbatas pada ibu-ibu yang tinggal di sekitar kediamannya.
Pada aspek keuangan, alat bantu yang digunakan adalah dengan membuatkan
pencatatan keuangan yang ditulis di buku sehingga mitra dapat mengetahui kejelasan
pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama menjalankan usaha. mitra usaha selalu
diingatkan oleh penulis untuk melakukan pencatatan pada setiap kali sebuah transaksi
dilakukan, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya human error seperti lupa, dan
sebagainya. Mitra usaha yang mulai membiasakan diri melakukan pencatatan berhasil
mengurangi ketidakcocokan pada pencatatan pemasukkan dan pengeluaran untuk usahanya.
Hal ini juga dapat menjadi sebuah panduan kepada mitra usaha untuk melihat penjualan yang
paling laku sehingga tidak ada over capacity pada varian produk tertentu dalam melakukan
produksi.
Pada aspek pemasaran dan penjualan, dengan membuat packaging baru disertakan
dengan logo dan design yang menarik meningkatkan hasil penjualan 100%. Hal ini
berdampak pada bertambahnya repeat order untuk produk mitra usaha dikarenakan
kemudahan dalam menghubungi mitra usaha jika ada permintaan untuk produk mitra usaha.
Untuk bagian promosi, dilakukan dua cara yaitu dengan membuat media online seperti
Instagram untuk memberikan informasi dan melakukan penjualan secara offline. Hal ini juga
berhasil meningkatkan awareness, dan meningkatkan diferensiasi dari usaha yang dijalankan
oleh mitra. Penentuan harga yang dilakukan dengan menggunakan cost based pricing yaitu
metode penentuan harga dimana harga suatu produk didasarkan atas besarnya cost produk
ditambah dengan mark-up keuntungan yang diinginkan dan juga bundle pricing yaitu strategi
penetapan dengan memberikan potongan harga pada setiap pembelian produk dari satu
buah sehingga konsumen menjadi lebih tertarik.
Kesimpulan
Kesimpulan dari Program Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
(PKM) ini dapat dilihat dari aspek produksi, pemasaran, dan keuangan. Dari aspek produksi,
terjadi peningkatan produktivitas dari usaha yang dijalankan oleh mitra sebesar 100%
dengan kapasitas 2000 pcs per minggu bila didukung oleh cuaca yang terik. Hal tersebut
didukung oleh pemberian alat-alat tambahan yang dibutuhkan oleh mitra usaha agar proses
produksi dapat berjalan lebih cepat. Varian rasa dan bentuk produk dari usaha yang
dijalankan oleh mitra usaha juga lebih beragam, dengan 2 varian rasa tambahan yaitu gula
merah dan bawang putih, serta 1 variasi bentuk tambahan yaitu hati. Dari aspek pemasaran,
produk mitra usaha telah memiliki kemasan baru, dilengkapi design logo yang menarik dan
kualitas plastik yang lebih tebal sehingga menghindari kerusakan. Mitra usaha juga telah
memiliki akun media sosial, yaitu Instagram yang berfungsi sebagai media informasi dan
media penjualan secara online. Untuk strategi pricing, telah digunakan metode bundling dan
cost-based pricing untuk mendukung kegiatan penjualan. Dari aspek keuangan, telah
dilakukan pencatatan keuangan untuk kas masuk dan kas keluar untuk memudahkan mitra
usaha dalam melihat kejelasan penghasilan dan pengeluaran yang dilakukan selama
menjalankan usahanya.
12
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
Terdapat beberapa aspek yang dapat dikembangkan kembali di masa yang akan
datang, yaitu pencarian SDM yang tepat dan juga pembuatan akun e-commerce yang dapat
membantu mitra usaha dalam mengembangkan lagi usahanya dengan lebih luas. pencarian
SDM akan sangat berdampak untuk proses produksi sehingga mitra usaha dapat memenuhi
permintaan dari pasar e-commerce yang jauh lebih luas dari saat ini. Dengan pembuatan akun
e-commerce mitra usaha dapat menjangkau dan dijangkau oleh konsumen diluar kota
Cipanas, maupun di luar pulau Jawa.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih atas terlaksananya Program Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) kepada:
1. Universitas Prasetiya Mulya selaku penyelenggara Program Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) dan penyandang dana kegiatan tersebut.
2. Bapak Stanley Makalew, M.Sc. selaku Desk of Comdev (DOC) dalam kegiatan
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
3. Anastasia Arine dan Marvin Agam selaku fasilitator dalam kegiatan Program
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
4. Ibu Iis (Nyai) selaku mitra usaha rengginang dan renggining dari kegiatan Program
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
5. Ibu Kiah dan Pak Ujang selaku penyedia tempat tinggal mahasiswa-mahasiswi
selama menjalani kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
6. Masyarakat Cipanas yang telah menerima mahasiswa-mahasiswi Universitas
Prasetiya Mulya selama kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
berlangsung.
7. Kelompok Builder 68 yang telah bekerja sama dengan baik selama kegiatan
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berlangsung.
Daftar Pustaka
Anizar, A., Torong, M. Z., & Yahya, I. (2018). Alat Pencacah Ikan Mekanis Meningkatkan
Produktivitas Perajin: Studi Kasus Desa Hajoran Tapanuli Tengah. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(1), 19. doi:10.22146/jpkm.29831
Clark, W. (2014). The Gantt chart: A working tool of management. Miami, FL: HardPress
Publishing.
Futrell, Charles M, “ Fundamentals of Selling ”, Texas A & M University, College Station,
McGraw-Hill, 2013
Hanlon, A. (2018, November 01). The Segmentation, Targeting and Positioning model.
Retrieved February 12, 2019, from
https://www.smartinsights.com/digital-marketing-strategy/customer-
segmentation-targeting/segmentation-targeting-and-positioning/
Hasan, Ir. M. Iqbal, M.M, 2009, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta.
Kenton, W. (2019, January 17). SWOT Analysis. Retrieved February 12, 2019, from
https://www.investopedia.com/terms/s/swot.asp
Lokasi, Alamat, Peta (Denah). (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from http://peta-
jalan.com/kelurahandesa-sindanglaya-cipanas-kab-cianjur/
MARICI | MAKANAN RINGAN CIANJUR. (n.d.). Retrieved February 12, 2019, from
http://www.maricisnack.com/p/renggining.html
Nikolou, M. (n.d.). Business Model Canvas Explained. Retrieved February 12, 2019, from
https://www.eship.ox.ac.uk/business-model-canvas-explained
13
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
Lampiran
Gambar 1. Varian Bentuk Baru (Hati) Gambar 2. Varian Rasa Baru (Gula Merah)
14
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
Gambar 3.
Varian Rasa Baru (Bawang Putih) Gambar 4. Penjualan di Saung Rahayat 2019
Gambar 5. Kemasan baru dengan plastik yang lebih tebal, dilengkapi design merek yang
menarik, dan seal
15
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 01, No. 01, 2019
16
Erica, Eveline, Putra, Peterhansel, Suryaatmaja, Kevin, Makalew
17