You are on page 1of 9

Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No.

1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN DAN


MUTASI TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH
PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI

SUARDI
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Dharmawangsa Medan

ABSTRACT

Efforts to improve the performance of the State Civil Servant (ASN) as a servant of the State and
public servants, the government seeks to further optimize the function of the State Civil Apparatus
(ASN). This is done, among others, by improving the personnel system, empowering and improving
the accountability of the State Civil Apparatus (ASN) itself. The low quality of service provided by
the State Civil Apparatus (ASN) to the community which is one of the benchmarks to assess the
performance of the State Civil Apparatus (ASN) could be caused by many things. When the
government is unable to act decisively against the Civil State Official (ASN) rules and not discipline
in performing duties as servant of State and public servant, then selamnyalah performance of State
Civil Apparatus (ASN) will be dilapidated and far from what expected. However it is necessary to
consider the communication within the State Civil Servant (ASN). The result of this research
concludes that there is influence of work discipline, leadership, communication and mutation to
performance of State Civil Apparatus (ASN) in Local Secretariat Environment of Tanjungbalai
Government partially or simultaneously. And the ability of work discipline, leadership,
communication and mutation in explaining the performance of State Civil Apparatus (ASN) is equal
to 60.9% the remaining 39.1% is explained by other variables not included in this research model.

Keywords: work discipline, communication, leadership, mutation and performance.

I. PENDAHULUAN Kinerja menyangkut tiga komponen


Secara umum permasalahan kinerja penting yaitu tujuan, ukuran dan penilaian
Aparatur Sipil Negara (ASN) diseluruh kinerja.Penentuan tujuan dari setiap unit
Indonesia adalah sama yaitu memiliki tingkat organisasi, baik itu pemerintah atau swasta
kinerja yang dipersepsikan oleh sebagian besar merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja.
masyarakat cukup rendah. Rendahnya kinerja Tujuan ini akan memberikan arah dan
tersebut sesuai dengan survey yang dilakukan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku
oleh Political Land Economic Risk Consultansy kerja pegawai yang diharapkan organisasi
(PERC) tahun 2010 yang menunjukkan terhadap setiap pegawai. Namun demikian, hal
Indonesia sebagai Negara terkorup dari 16 tujuan saja tidak cukup, dibutuhkan ukuran
negara di Asia Fasifik. Pada tingkat Asia bahwa seorang pegawai telah mencapai kinerja
Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, yang diharapkan oleh organisasi.
Indonesia merupakan Negara terkorup dengan Hal tersebut disebabkan karena tantangan
nilai skor korupsi tertinggi (8,32), kemudian ke depan yang harus dihadapi oleh pemerintah
berturut-turut disusul oleh Thailand (7,11), dalam persaingan dunia sangatlah ketat. Oleh
Kamboja, Vietnam, Filipina, Malaysia dan sebab itu, agar dapat menghadapi tantangan
Singapura. Tingkat korupsi yang dikemukan kedepan, maka perlu dicari suatu jawaban
oleh PERC tersebut secara umum dapat mengenai bagaimana pemerintah melakukan
menunjukkan kinerja Aparatur Sipil Negara penyempurnaan dan pembenahan serta
(ASN) yang kurang baik. meningkatkan kualitas kinerja Aparatur Sipil

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

Negara (ASN), baik pembenahan dari sisi Aparatur Sipil Negara (ASN) akan bobrok serta
kelembagaan maupun prilaku aparaturnya jauh dari apa yang diharapkan.
sendiri. Perbaikan kinerja birokrasi dalam Sikap mental Aparatur Sipil Negara (ASN)
memberikan pelayanan kepada masyarakat akan juga perlu menjadi perhatian yang serius dalam
mempengaruhi kinerja pegawai secara rangka menciptakan pemerintahan yang bersih
keseluruhan. dan baik.Pembinaan spiritual Aparatur Sipil
Secara teori dapat diketahui bahwa Negara (ASN) perlu dilakukan dengan
penyebab rendahnya kinerja Aparatur Sipil memberikan siraman rohani dalam bentuk
Negara (ASN) disebabkan oleh disiplin yang pengajian-pengajian maupun kegiatan
kurang baik. Jam masuk yang sering diabaikan keagamaan lainnya yang disesuaikan dengan
serta jam pulang yang sering dipercepat menjadi agama dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
hal yang lumrah ditemukan diperkantoran tersebut.
pemerintahan. Hal tersebut sebenarnya dapat Peran agama harus lebih ditingkatkan
menciptakan komunikasi yang kurang baik, baik dalam rangka menciptakan Aparatur Sipil
antara Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan Negara (ASN) yang disiplin serta akan
Aparatur Sipil Negara (ASN) itu sendiri maupun menciptakan kepemimpinan yang mampu
antara Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan membangun komunikasi interpersonal yang
atasannya. Intensitas pertemuan yang kurang baik dan dapat menerima mutasi sebagai sebuah
maksimal akan menciptakan komunikasi yang konsekwensi dari ketidakpatuhan Aparatur Sipil
kurang maksimal, dan tidak jarang hal ini akan Negara (ASN) terhadap peraturan perundang-
menciptakan persaingan yang kurang sehat antar undangan.
mereka.
Permasalahan lainnya adalah mutasi yang II. KAJIAN TEORI
kurang tepat, hal ini disebabkan karena Disiplin Kerja
birokrasi Indonesia yang masuk pada ciri-ciri Menurut Veitzhal (2005:144) disiplin kerja
birokrasi patrimonial dimana pejabat disaring adalah suatu alat yang digunakan para manajer
atas dasar kriteria pribadi, jabatan dipandang untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
sebagai sumber kekayaan dan keuntungan, para mereka bersedia merobah suatu perilaku sebagai
pejabat mengontrol fungsi politik dan fungsi suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
adminitrasi dan sering tindakan diarahkan oleh kesediaan seseorang mantaati semua peraturan
hubungan pribadi dan politik. perusahaan dan norma-norma sosial yang
Untuk lebih meningkatkan kinerja Aparatur berlaku.Disiplin kerja dapat diartikan sebagai
Sipil Negara (ASN) sebagai abdi masyarakat suatu sikap menghormati, menghargai, patuh
dan abdi Negara, maka pemerintah berusaha dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik
untuk lebih mengoptimalkan fungsi dari yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta
Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut, hal yang sanggup menjalankannya dan tidak menolak
dilakukan antara lain dengan perbaikan sistim untuk menerima sanksi-sanksi apabila
kepegawaian, pemberdayaan aparatur serta melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
meningkatkan akuntabilitas dari Aparatur Sipil (Sartrohadiwiryo, 2002:192).
Negara (ASN) itu sendiri. Didalam kehidupan sehari-hari banyak
Perlu adanya sanksi tegas bagi Aparatur yang mengartikan disiplin sebagai ketaatan
Sipil Negara (ASN) yang melanggar aturan dan seseorang atau sekelompok terhadap peraturan
tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya, yang telah ditetapkan.Dalam dunia kerja,
sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi diri disiplin kerja dapat diartikan sebagai sikap
Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut maupun karyawan yang mematuhi semua peraturan
bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya. perusahaan.Datang dan pulang tepat waktu,
Sangsi bisa dalam bentuk penundaan kenaikan mengerjakan semua pekerjaan dengan baik,
pangkat, penurunan jabatan hingga sanksi tidak mangkir (Fathoni, 2006:130).
pemecatan sebagai Aparatur Sipil Negara Hasibuan (2004:193) menyatakan bahwa
(ASN). kedisiplinan merupakan fungsi operatif
Apabila pemerintah tidak mampu bertindak Manajemen Sumber Daya Manusia yang
tegas terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) terpenting karena semakin baik disiplin
yang melanggar aturan dan tidak disiplin dalam karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang
menjalankan tugas sebagai abdi Negara dan abdi didapat dan dicapai.Disiplin merupakan
masyarakat, maka selamanyalah kinerja tindakan manajemen mendorong para anggota

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

organisasi memenuhi tuntutan berbagai 3. Kompetensi, yaitu kemahiran atau


ketentuan yang berlaku. penguasaan pegawai terhadap tuntutan
tugas dan jabatan.
Kinerja 4. Potensi, yaitu pengamatan terhadap
Kinerja adalah yang mempengaruhi kemampuan pegawai dimasa depan.
seberapa banyak mereka memberikan Menurut pengertian diatas, kinerja
konstribusi kepada organisasi yang antara lain disamakan dengan hasil kerja dari seseorang
termasuk kuantitas output, kualitas output, karyawan.Untuk mencapai kinerja yang baik,
jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja unsur yang paling dominan adalah sumber daya
dan sikap koperatif. Dalam melaksanakan kerja, manusia. Walaupun perencanaan telah tersusun
aparatur menghasilkan sesuatu yang disebut dengan baik dan rapi, tetapi apabila orang atau
kinerja.Peningkatan kinerja merupakan hal yang personil yang melaksanakannya tidak
diinginkan baik dari pihak pemberi kerja berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja
(pemerintah) maupun para pekerja (Aparatur yang tinggi, maka perencanaan yang telah
Sipil Negara).Pemerintah menginginkan kinerja disusun tersebut akan sia-sia.
Aparatur Sipil Negara (ASN) baik, untuk
peningkatan kualitas dan hasil kerja. Pada sisi Komunikasi
lain Aparatur Sipil Negara (ASN) Menurut Joseph dalam Effendy (2003)
berkepentingan untuk pengembangan diri dan komunikasi interpersonal adalah proses
promosi jabatan. pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara
Mangkunegara (2000;67) menyatakan dua orang atau diantara kelompok kecil orang-
bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas orang dengan beberapa efek dan beberapa
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang umpan balik seketika. Sedangkan menurut
karyawan dalam hal ini adalah Aparatur Sipil Wiyarno (2005) komunikasi interpersonal
Negara (ASN)dalam melaksanakan tugasnya merupakan komunikasi yang berlangsung dalam
sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan situasi tatap muka antara dua orang atau lebih,
kepadanya. Mathis dan Jackson (2002:78) baik secara terorganisasi maupun pada
berpendapat bahwa kinerja pada dasarnya kerumunan orang. Selanjutnya menurut
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Trenholm dan Jensen dalam Wiyarno (2005)
karyawan. Hasibuan (2004:105)berpendapat komunikasi interpersonal sebagai komunikasi
bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang antara dua orang yang berlangsung secara tatap
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas- muka. Sementara menurut Muhammad (2009)
tugas yang dibebankan kepadanya yang komunikasi interpersonal sebagai proses
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan penukaran informasi antara seseorang dengan
kesungguhan serta waktu. paling kurang seseorang lainnya atau biasanya
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja diantara dua yang dapat berlangsung diketahui
seorang karyawan.Faktor yang mempengaruhi balikannya.
pencapaian kerja yang baik menurut Mathis dan Pentingnya komunikasi interpersonal
Jackson (2002:83) diantaranya adalah karenaprosesnya berlangsung secara
kemampuan, motivasi dukungan yang diterima, dialogis.Komunikasi yang berlangsung secara
keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan dialogis selalu lebih baik dari pada monologis.
hubungan yang diterima, keberadaan pekerjaan Monologis menunjukkan suatu bentuk
yang mereka lakukan dan hubungan mereka komunikasi dimana seseorang berbicara dan
dengan organisasi. yang lain menjadi pendengar, dalam hal ini tidak
Menurut Casco dalam Kartjantoro terjadi interaksi antara satu dengan yang lainnya.
(2004:89) umumnya faktor penilaian terdiri dari Dialog adalah bentuk komunikasi
empat unsur utama yaitu : interpersonal yang menunjukkan terjadinya
1. Hasil kerja, yaitu keberhasilan interaksi. Mereka yang terlibat dalam
karyawan dalam melaksanakan komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-
pekerjaan. masing menjadi pembicara dan pendengar
2. Perilaku, yaitu aspek tindak tanduk secara bergantian (Effendy, 2003).
pegawai dalam melaksanakan Dibandingkan dengan bentuk-bentuk
pekerjaan. komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal
dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah
sikap, kepercayaan, opini dan prilaku

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

komunikasi.Hal ini disebabkan komunikasi melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
interpersonal umumnya berlangsung secara langsung dengan maksud untuk menggerakkan
tatap muka (face to face). orang-orang agar dengan penuh pengertian,
Devito dalam Thoha (2005) menyatakan kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti
efektivitas komunikasi interpersonal kehendak pimpinan. Pemimpin adalah orang
mempunyai lima ciri-ciri sebagai berikut : yang mempunyai tugas untuk mengarahkan dan
1. Keterbukaan (openess), adalah membimbing bawahan, mampu memperoleh
kamauan menanggapi dengan senang dukungan bawahan sehingga dapat
hati informasi yang diterima didalam menggerakkan mereka (bawahan) kearah
menghadapi hubungan interpersonal. pencapaian tujuan organisasi.
2. Empaty (emphaty), adalah merasakan Menurut Subanegara (2005:91) ada empat
apa yang dirasakan oleh orang lain. ciri kepemimpinan yaitu :
3. Dukungan (supportiveness), adalah 1. Hasrat yang menggebu untuk berubah.
situasi yang terbuka untuk mendukung 2. Keyakinan yang mantab.
komunikasi berlangsung efektif. 3. Kefektipan bertindak.
4. Rasa positif (positiveness), seseorang 4. Tekad baja.
harus memiliki perasaan positif Sementara Davis dalam Thoha (2005:287)
terhadap dirinya, mendorong orang berpendapat, ada empat sifat umum yang
lain lebih efektif berpartisipasi dan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
menciptakan situasi komunikasi kepemimpinan organisasi yaitu :
kondusif untuk interaksi yang efektif. 1. Kecerdasan.
5. Kesetaraan (equality) adalah 2. Kedewasaan dan keluasan hubungan
pengakuan secara diam-diam bahwa sosial.
kedua belah pihak menghargai, 3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi.
berguna dan mempunyai sesuatu yang 4. Sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
penting untuk disumbangkan.
Komunikasi interpersonal akan Mutasi.
berlangsung efektif kalau sumber dan Menurut Wahyudi (2003:166) mutasi
penerimaannya memiliki persamaan. Semakin personal adalah sebagai suatu perubahan atau
dekat kesamaan diantara orang dalam jabatan atau pekerjaan atau tempat kerja dari
berkomunikasi, semakin besar kemungkinan seseorang tenaga kerja yang dilakukan baik
terjadinya saling pengertian diantara mereka. secara vertikal maupun horizontal. Simamora
Komunikasi interpersonal akan lebih bisa efektif (2004:640) menyatakan bahwa perpindahan
dalam mencapai tujuan organisasi bila orang- seseorang karyawan dari pekerjaan ke posisi
orang yang berkomunikasi ada dalam suasana lainnya yang gaji, tanggungjawab dan jenjang
kesetaraan/kesamaan (Thoha,2005). organisasionalnya relatif sama. Sementara
Nitisemito (1996:166) menyatakan bahwa
Kepemimpinan mutasi adalah suatu kegiatan rutin dari suatu
Secara umum kepemimpinan ini dipegang perusahaan untuk melaksanakan prinsip “The
oleh seeorang yang mempunyai kedudukan Right Man in The Righat Place” atau orang yang
tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan tepat pada tempat yang tepat.Dengan demikian
(formal).Namun tidak jarang dalam masyarakat mutasi yang dijalankan oleh perusahaan yang
terdapat juga seseorang yang menjadi pekerjaannya dapat dilakukan secara efektif dan
pemimpin, walaupun jabatan tersebut tidak efisien.
diakui secara hukum (informal).Jadi Mutasi akan membuka kesempatan
Kepemimpinan adalah suatu hal yang muncul terjadinya persaingan dalam meningkatkan
dalam suatu organisasi yang sering kali identik prestasi kerja. Setiap anggota organisasi
dengan kharisma atau wibawa seseorang. mempunyai kesempatan yang sama untuk
Menurut Sopiah (2008:108) kepemimpinan meraih posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih
adalah sebagai proses mengarahkan dan tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan persaingan untuk meningkatkan kinerja akan
tugas dari para anggota kelompok. timbul apabila ada jaminan bahwa mutasi
Anoraga dalam Sutrino (2010:214) personal benar-benar dilakukan secara objektif.
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah Pada dasarnya mutasi personal termasuk dalam
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain fungsi pengembangan pegawai, karena

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi


dan efektivitas kerja dalam perusahaan.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa suatu mutasi personal
secara vertikal biasanya diikuti dengan
perubahan dari wewenang dan tanggungjawab,
status, kekuasaan dan pendapatan, baik setingkat
maupun ketingkat yang lebih rendah atau lebih
tinggi.Gagasan penyelenggara tidak selamanya
berdasarkan atas kebijaksanaan pimpinan
perusahaan tetapi sering kali berdasarkan
keinginan karyawan yang bersangkutan.
Dalam setiap pelaksanaan mutasi personal,
perusahaan memilih dan menetapkan terlebih
dahulu dasar pertimbangan yang akan dijadikan
pedoman untuk memilih karyawan mana yang
akan dimutasi. Pada umumnya perusahaan
memilih dasar pertimbangan atau landasan yang
berbeda dalam menentukan pegawai yang akan
dimutasi.
Menurut Wahyudi (2003:170) indikator
mutasi personal adalah sebagai berikut :
promosi, demosi, penangguhan kenaikan III. METODE PENELITIAN
pangkat, pembebastugasan, temporary, transfer, Penelitian ini dilakukan di Sekretariat
replacement, job rotation, prodcution transfer, Daerah Pemerintah Kota Tanjungbalai yang
replacement transfer, verselity transfer, beralamat di Jalan Jenderal Sudirman
personal transfer.Sedangkan Simamora No.9KelurahanPantai Johor Kecamatan Datuk
(2004:641) mengatakan indikator mutasi Bandar Kota Tanjungbalai Kode Pos 21334
personal adalah promosi, demosi, pensiun dan Telp: 0623 – 92100, Email :
pensiun muda, keusangan karyawan, karyawan diskominfo@tanjungbalai.go.id
stabil, karyawan padam, karyawan bandel. Secara ringkas kerangka pemikiran tentang
Tabel 1 penelitian ini akan dilaksanakan. Sesuai dengan
Definisi Operasional Variabel judul penelitian, bahwa penelitian ini ingin
Sumber melihat sejauh mana disiplin, komunikasi,
Variable Indikator Skala
Data kepemimpinan dan mutasi mempengaruhi
- Kehadiran kinerja.
- Ketaatan pada Berdasarkan pada penjelasan tersebut,
peraturan maka kerangka pemikiran pada penelitian ini
Displin Kerja - Ketaatan pada dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Interval Pegawai
(X1) standar kerja
- Tingkat
kewaspadaan tinggi
- Bekerja etis

Sumber
Variable Indikator Skala
Data Disiplin Kerja
- Keterbukaan (X1)
- Empati
Komunikasi Komunikasi
- Dukungan Interval Pegawai
(X2) (X2)
- Rasa positif Kinerja
- Kesetaraan Pegawai
Kepemimpinan (Y)
- Kecerdasan
(X3)
- Kedewasaan dan
keluasan hubungan
Kepemimpinan sosial
Mutasi
Universitas
(X3) Dharmawangsa Interval Pegawai (X4)
- Motivasi diri dan
dorongan berprestasi
- Sikap - sikap
hubungan kemanusian
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

variable penelitian, apakah hubungan yang


terbangun positif atau negatif.
Berdasarkan olahan data yang telah
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran dilakukan, maka dapat diketahui bahwa model
hubungan dari analisis regresi linier sederhana
Populasi dalam penelitian ini adalah ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekretariat Tabel 2
Daerah Pemerintah Kota Tanjungbalai Coefficient
berjumlah156 orang.
Dengan menggunakan rumus Slovin

1.701
1.941
1.243
2.145
VIF
diperoleh sampel 61 orang, dengan perhitungan

Collinearity
Statistics
sampel :

Tolerance

.588
.515
.804
.466
156
n= = 60,94
156(0,1)² + 1

Sig.

.129
.027
.019
.020
.042
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
dilakukan pengujian kualitas data dengan uji
validitas dan uji reliabilitas untuk mengukur
valid atau tidaknya sebuah kuesioner untuk

-1.540
2.273

2.077
2.417
2.399
mengetahui tingkat konsistensi butir pertanyaan

t
(Sugiono, 2010:110).
Pengujian hipotesis dilakukan
Standardi

menggunakan uji t dan uji F, namun sebelum Coefficie

Beta

.248

.254
.281
.223
zed

nts
dilakukan uji asumsi klasik dan menentukan
persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut : Std.Error
Unstandardized

1.633
.100

.080
.115
.077
Coefficients

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e


Keterangan :
Y : Kinerja Karyawan
-2.514
.227

.166
.278
.185
a : Konstanta
B

b1 : Koefisien regresi Variabel X1


b2 : Koefisien regresi Variabel X2
Kepemimpinan

b3 : Koefisien regresi Variabel X3


1 (constant)

Komunikasi
Model

b4 : Koefisien regresi Variabel X4


Mutasi

X1 :Disiplin Kerja
Displin

X2 :Komunikasi
X3 :Kepemimpinan
X4 :Mutasi Berdasarkan pada Tabel 2 diatas, maka
e :Standar error model penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = -2,514 + 0,227X1 + 0,278X2 + 0,185X3 +
0,166X4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari model persamaan regresi diketahui
Dari hasil pengujian kualitas data dengan bahwa semua variabel disiplin kerja,
uji validitas dan uji reliabilitas diperoleh bahwa komunikasi, kepemimpinan dan mutasi
kualitas data dinyatakan memenuhi kriteria memiliki hubungan positif terhadap kinerja
kelayakan. Demikian pula dengan hasil pegawai. Numun jika keempat variabel
pengujian asumsi klasik diperoleh hasil bahwa dependen diasumsikan sama dengan nol maka
data telah terdistribusi secara normal, terbebas variabel kinerja pegawai bernilai sebesar -2,514.
dari masalah multikolinearitas dan Jika disiplin kerja meningkat, maka akan diikuti
heteroskedastisitas.Analisis regresi disusun dengan peningkatan kinerja, dengan asumsi
untuk melihat hubungan yang terbangun antara variabel lain tidak mengalami perubahan. Jika

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

komunikasi meningkat maka akan diikuti secara otomatis akan menurunkan kinerja
dengan peningkatan kinerja, dengan asumsi perusahaan secara keseluruhan.
variabel lain tidak mengalami perubahan. Jika Komunikasi personal berpengaruh
mutasi meningkat, maka akan diikuti dengan signifikan terhadap kinerja pegawai, besarnya
peningkatan kinerja, dengan asumsi variabel konstribusi komunikasi personal dalam
lain tidak mengalami perubahan. mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebesar
18,5 %. Hasil ini menemukan bahwa
Tabel 3 komunikasi personal bagi setiap pegawai sangat
Anova diperlukan. Hal ini sesuai dengan apa yang
M odel
Sum of /
Df
M ean
F Sig.
dikatakan oleh Muhamamad (2009) bahwa
Squares Square komunikasi interpersonal adalah sebagai proses
Regression 366.164 4 91.541 pertukaran informasi antara seseorang dengan
Residual 234.820 56 4.193 21.831 .000 paling kurang seorang lainnya atau biasanya
Total 600.984 60 diantara dua yang dapat langsung diketahui
maksudnya. Komunikasi interpersonal akan
a. Predictors : (constant), mutasi, komunikasi, berlangsung efektif kalau sumber
disiplin dan kepemimpinan penerimaannya memiliki persamaan. Semakin
b. Dependent Variabel : Kinerja dekat kesamaan diantara orang-orang dalam
berkomunikasi, semakin besar kemungkinan
Hasil pengujian hipotesis diketahui nilai terjadinya saling pengertian diantara mereka.
signifikansi dari keempat variabel yang diuji Komunikasi interpersonal akan lebih bisa efektif
memiliki nilai alphanya ˂ 0,05 disiplin kerja, dalam mencapai tujuan organisasi bila orang-
komunikasi, kepemimpinan dan mutasi orang yang berkomunikasi ada dalam suasana
berpengaruh positif terhadap kinerja Aparatur kesetaraan/kesamaan (Thoha, 2005).
Sipil Negara (ASN). Besarnya konstribusi Berdasarkan penjelasan telah diketahui
disiplin kerja dalam mempengaruhi kinerja bahwa Mutasi berpengaruh signifikan terhadap
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebesar kinerja. Besarnya konstribusi Mutasi dalam
22,7 %. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa mempengaruhi kinerja adalah sebesar 16,6 %.
disiplin kerja bagi setiap Aparatur Sipil Negara Hasil penelitian ini menegaskan bahwa mutasi
(ASN) sangat dibutuhkan.Hal ini sesuai dengan personal bagi setiap pegawai sangat
yang dianyatakan oleh Anoraga dalam Sutrisno diperlukan.Hal ini sesuai dengan yang
(2010:214), kepemimpinan adalah kemampuan dinyatakan oleh Wahyudi (2003:166) bahwa
untuk mempengaruhi pihak lain, melalui mutasi personal adalah sebagai suatu perubahan
komunikasi baik langsung maupun tidak posisi atau jabatan atau pekerjaan atau tempat
langsung dengan maksud untuk menggerakkan kerja dari seseorang tenaga kerja yang dilakukan
orang-orang agar penuh pengertian, kesadaran baik secara vertikal maupun horizontal.Hal ini
dan senang hati bersedia mengikuti kehendak dilakukan untuk melakukan penyegaran bagi
pimpinan. Pimpinan sangat dibutuhkan dalam setiap pegawai dalam rangka menumbuhkan
suatu organisasi, karena seorang pimpinan akan motivasi kerja agar lebih baik sehingga
dapat membawa pengaruh yang sangat besar menghasilkan kinerja yang lebih baik pula.
terhadap berjalan baik atau buruknya suatu
organisasi. Tabel4
Kepemimpinan berpengaruh signifikan Model Summary
terhadap kinerja pegawai, besarnya konstribusi
kepemimpinan dalam mempengaruhi kinerja Std.
Adjusted
pegawai adalah sebesar 27,8 %. Hasil penelitian R Error of
Model R R
ini menegaskan bahwa kepemimpinan bagi Square the
Square
pegawai sangat penting. Hal ini sesuai dengan Estimate
yang dinyatakan oleh Hasibuan (2006:95) 1 .781 .609 .581 204.773
bahwa faktor disiplin menjadi penting ketika
menilai kinerja seorang pegawai. Setiap a. Predictors : (constant), mutasi, komunikasi,
pegawai dituntut untuk selalu berdisiplin dalam disiplin dan kepemimpinan
meningkatkan kinerjanya. Ketika ada pegawai b. Dependent Variabel : Kinerja Pegawai
yang tidak disiplin akan berdampak pada
penurunan kinerja dari pegawai itu sendiri dan

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

Dari tabel model summary dapat dilihat prestasi kerja selain dari kepangkatannya yang
tingkat kemampuan disiplin kerja, komunikasi, telah layak untuk dipromosikan pada jabatan
kepemimpinan dan mutasi dalam menjelaskan tertentu.
kinerja pegawai.Berdasarkan pada tabel tersebut
nilai R Square adalah sebesar 0,0609 atau sama DAFTAR PUSTAKA
dengan 60,9 %. Artinya bahwa disiplin, Effendi, Onong Uchjana, 2003, Komunikasi
komunikasi, kepemimpinan dan mutasi dalam Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya,
menjelaskan kinerja pegawai adalah sebesar Bandung.
60,9 % sisanya 39,1 % dijelaskan oleh variabel Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis
lain yang tidak dimasukkan kedalam model Multivariate Dengan Program SPSS,
penelitian ini, variabel tersebut seperti motivasi, Badan Penerbit Universitas
budaya kerja, konflik kerja, strees kerja dan lain Diponegoro, Semarang.
sebagainya. Hasibuan, Nurhayani, 2013, Pengaruh Mutasi
Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan
V. KESIMPULAN Perencanaan Pembangunan Daerah
Hasil pengujian hipotesis, pengujian secara (Bappeda) Kabupaten Rokan Hilir,
parsial dengan uji t maupun secara parsial Artikel Ilmiah Universitas Pasir
dengan uji F menemukan bahwa semua variabel Pangarayan.
yakni disiplin kerja, komunikasi, kepemimpinan Hasibuan, Melayu S.P., 2004, Manajemen
dan mutasi diasumsikan 0 (nol) maka kinerja Sumber Daya Manusia, Cetakan
pegawai adalah negative, artinya bahwa Ketujuh, Edisi Revisi, PT.Bumi Aksara,
keberadaan variabel bebas memiliki pengaruh Jakarta.
yang signifikan terhadap peningkatan kinerja Jauhariah, 2014, Pengaruh Faktor Penempatan
Aparatur Sipil Negara (ASN). Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai pada
Hal ini juga dibuktikan dengan koefisien Kantor Dinas Kependudukan dan
determinasi yang tinggi yakni R Square 60,9 % Pencatatan Sipil Kota Bengkulu, Artikel
artinya bahwa disiplin kerja, komunikasi, Ilmiah, Universitas Bengkulu,
kepemimpinan dan mutasi dalam menjelaskan Bengkulu.
kinerja pegawai adalah sebesar 60,9 % sisanya Kartjantoro, Handoko, 2014, Manajemen
39,1 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak Sumber Daya Manusia, Gadjah Mada
dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Prees, Yogyakarta.
Hasil ini memberikan masukan berharga Kuncoro, Mudrajad, 2009, Metode Riset Untuk
bagi pimpinan di Sekretariat Daerah Pemerintah Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga,
Kota Tanjungbalai bahwa disiplin kerja, Jakarta.
komunikasi, kepemimpinan dan mutasi akan Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2000,
mempengaruhi kinerja Aparatur Sipil Negara Manajemen Sumber Daya Manusia
(ASN) untuk lebih baik lagi. Untuk Perusahaan, Remaja Rosdakarya,
meningkatkan kedisiplinan tersebut, sebaiknya Bandung.
pimpinan melakukan pengawasan secara Maryadi, Syarif, 2011, Komunikasi
berkala, baik yang terjadwal maupun yang tidak Interpersonal dan Supervisi Kepala
terjadwal (inpseksi mendadak) sehingga Sekolah Terhadap Kinerja Guru, Jurnal
diketahui bahwa hasil laporan sesuai dengan Media Akademika, Vol. 26 No.1, hal.
kenyataan dilapangan. Pimpinan di Sekretariat 125-137.
Daerah Pemerintah Kota Tanjungbalai Mathis dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber
sebaiknya juga membimbing bawahan dari pada Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan
melakukan perintah yang akan menyebabkan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
timbulnya jarak antara pimpinan dan bawahan. Mondy, R.Wayne, 2008, Manajemen Sumber
Upaya lainnya yang juga dapat dilakukan adalah Daya Manusia, Penerbit Erlangga,
menciptakan komunikasi yang baik antar Jakarta.
pimpinan dan bawahan seperti melakukan Muhammad, Arni, 2009, Komunikasi
outbond yang menjadikan mereka lebih akrab. Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Termasuk dalam hal mutasi, sebaiknya dalam Nitisemito, Alex S, 1996, Manajemen
melakukan mutasi, seorang pimpinan Personalia, Graha Indonesia, Jakarta.
memperhatikan kemampuan, pendidikan dan

Universitas Dharmawangsa
Jurnal Bisnis Net Vol. 1 No. 1 Januari 2018 | ISSN : 2021 - 3982

Rivai, Veithzal, 2005, Manajemen Sumber Daya


Manusia Untuk Perusahaan, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Simamora, 2004, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Ketiga, STIE YKPN,
Yogyakarta.
Sugiyono, 2006, Statistik untuk Penelitian,
CV.Alvabeta, Bandung.
Surasmi, 2009, Pengaruh Mutasi Karyawan dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I,
Tesis, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran, Semarang.
Thoha, Miftah, 2005, Perilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasi, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Udayanto, Rahmad Restu, Bagia, I Wayan,
Yulianthini, Ni Nyoman, 2015,
Pengaruh Komunikasi Internal dan
Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan
pada PT.Coca Cola, e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.
3, Hal. 1-3.
Wahyudi, Bambang, 2003, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Sulita, Bandung.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi,
Gramedia Wiasarana Indonesia, Jakarta.

Universitas Dharmawangsa

You might also like