Professional Documents
Culture Documents
Novitasari
Mahasiswa Pengembangan Sumberdaya Manusia, Pascasarjana, UNAIR.
Abstract
The central focus of this paper is an analysis of the weakness of the curent problems Organizations that work on perfomance. The
main focus of research papers based on the performance of the Government Public Relations Department Bojonegoro, and two
main factors are the challenges in achieving good performance on the part of PR is linked to aging employees and the leadership of
the head of Public Relations itself. The results of this study showed that the age and style of leadership directly influence the
performance of public relations practitioners,
The analytical method used is based psychosocial stream mapping analysis, questionnaire and interview. Based on the results of
the research found that both age levels and types of leadership have provided a significant positive effect on performance variables
Bojonegoro Government Public Relations Department. It is shown by the test results of the research. Based on the first hypothesis
of this study is that there is a significant relationship between the variables age levels, and the types of leadership on nurse
performance variables proven true. Thus the second hypothesis is that the variable levels of age has the most dominant influence on
the performance variables of Public Relations not truth.
408
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
terhadap aparatur negara, reformasi Birokrasi dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dan Reformasi Aparatur, yang diarahkan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
kepada adanya pembenahan dalam sistem Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu
kepegawaian, intinya adalah bahwa PNS harus kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja
berubah. individu adalah hasil kerja karyawan baik dari
Perubahan dalam tubuh PNS, bukanlah segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan
sekedar face off, sekedar berubah dengan format standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
lain yang tak lebih baik, baik bisa jadi lebih kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja
buruk. Pemerintah pusat disambut baik oleh individu dengan kinerja kelompok
legestlatif, telah menyusun aturan yang (Mangkunegara, 2005:15). Gibson et al.
bertujuan untuk meningkatkan kinerja PNS, (1996:95) menyatakan bahwa kinerja karyawan
diantaranya adalah tentang reformasi birokrasi. merupakan suatu ukuran yang dapat
Bagi pemerintah yang lebih bawah, digunakan untuk menetapkan perbandingan
pelaksanaanya semakin rumit, dikarenakan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang
sumber daya manusai yang berbeda diberikan oleh organisasi pada periode tertentu
kapasitasnya dengan pusat –sebagaiman dan relatif dapat digunakan untuk mengukur
diketahui bersama bahwa pada era sentralisasi, prestasi kerja atau kinerja organisasi.
peranan pusat sangat besar, termasuk didalam Seiring dengan kencangnya hembusan
perekrutan pegawai maupun mutasi pegawai angin reformasi, dan meningkatnya tuntutan
daerah yang berkualitas kepusat- dengan masyarkat, sebagaimana disebutkan diatas,
sumber daya yang pas-pasan, daerah dituntut maka otomatis para PNS di negeri ini, harus
untuk mengejawantahkan semangat reformasi meningkatkan kinerjanya, tidak bisa hanya
di daerah. sekedar menunaikan kewajiban sebagaimana
Masalah kepegawaian daerah tak sekedar era sebelumnya, namun harus bisa memuaskan
kapabilitas pegawainya, namun juga masyarakat.
dipengaruhi banyak faktor lain, seperti jumlah Saat ini semakin banyak institusi yang
pegawai yang kurang, sarana dan prasarana mengawasi kinerja pemerintah baik secara
yang kurang memadai, maupun ala internal maupun eksternal, secara internal
kepemimpinan para pengambil kebijakan yang pemerintah sekarang telah ada badan
cenderung memiliki tipe sama dan tradisional. pengawas wilayah, dibidang keuangan ada
Penempatan orang yang tepat ditempat Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan badan
yang tepat, adalah salah satu bagi pemerintah baru yang digadang-gadang sebagai lembaga
daerah untuk mengoptimalkan kinerjanya. terbesih di negara ini, Komisi Pemberantasan
Tugas Badan Kepegawaian Darah (BKD) Korupsi (KPK), tak lain sebagai wujud
menjadi lebih berat, karena setiap penempatan keinginan pemerintah untuk semakin
pegawai haruslah berdasarkan perhitungan meningkatkan kinerja aparatur.
yang jelas, kompetensi maupun aspek lain, Diluar itu, banyak sekali Lembaga
padahal sebelumnya penempatan seorang PNS Swadaya Masyarakat (LSM) dan juga
pada suatu unit kerja, cenderung dipengaruhi bermuncul-an lembaga-lembaga survey, yang
emosi yang mempunyai kekuasaan untuk selalu menampilan tingkat kepuasan
menempatkan pegawai. masyarakat terhadap kinerja pemerintah, bila
masih ada pegawai negeri yang tidak
Dampak Kinerja Pegawai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
tugasnya, masih ada yang bolos kerja,
Secara etimologi, kinerja berasal dari berkeliaran di jam kantor, masih bisa
kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana meluangkan waktu untuk mencari pendapatan
dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) lain diluar gaji sebagai pegawai, bisa dibilang
bahwa istilah kinerja berasal dari kata job itu sangatlah terlalu.
performance atau actual performance (prestasi Semangat dan harapan ini, tidak selalu
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai berbanding lurus dengan kenyataan
seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan dilapangan, walaupun keinginan tersebut ada,
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai kebanyakan hal itu hanyalah menjadi impian
disebabkan kemampuan pegawai yang tidak
409
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
410
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
411
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
dan disinilah kemampuan human resources elektronik yang canggih dan selalu up to date,
divison (HRD) dihadapkan pada kompleksitas kamera poto maupun kamera perekam adallah
pegawai. Bagaimana agar HRD mampu salah satu alat elektronik yang berkembang
menjembatani perbedaan pola kerja di masing- dengan pesat, pada mulanya kamera hanya
masing generasi ini. Khususnya pada dapat memunculkan gambar hitam putih, lalu
generation Y yang semakin terus bertambah beralih pada gambar berwarna dengan
populasi generasinya dari tahun ke tahun menggunakan kertas poto yang hanya dapat
hingga masa sekarang ini, dan masa yang akan menggambil 36 gambar saja, hingga era kamera
datang, sudah dapat dipastikan akan terus digital yang setiap tahun meluncurkan
meningkat jumlah populasinya. teknologi terbaru.
Di setiap perusahaan terdiri dari Begitu pun dalam peliputan,
beberapa generasi dengan karakteristik dan pengumpulan dan pengolahan informasi,
keunikan yang berbeda-beda.Tanta ngannya Bagian Humas pada saat ini dituntut untuk
adalah agar perbedaan-perbedaan karakteristik menjadi yang tercepat dan terpercaya,
dari setiap generasi di suatu perusahaan dapat menyebarkan informasi mengenai
menciptakan hasil negatif termasuk pembangunan dan pemerintahan kepada
kebingungan, kebencian,dan kemarahan jika masyarakat maupun dunia luar. Jaringan
masing generasi ini, tidak segera dilakukan informasi dan komunikasi melalui internet
identifikasi maupun ditangani secara benar. adalah solusinya, kenyataanya pada generasi x
Sebaliknya, kita ingin menciptakan dan baby boomber yang melek teknologi dapat
lingkungan kerja yang positif di mana terlihat sebagaimana bagan berikut ;
karyawan dapat bekerja sama dan saling
menghormati. Ada banyak cara untuk Tabel 1. 3. Tingkat skill di Bagian
melakukan itu, dan salah satunya termasuk Humas
pemahaman tentang generasi yang berbeda, Jenis keahlian Baby Generation
pengaruh mereka di tempat kerja dan boomber x
menghormati mereka. Faktor individu yang computer 2 orang 5 orang
mempengaruhi kinerja salah satunya adalah Kamera digital 2 orang 4 orang
usia. Berikut adalah tabel yang mengisyaratkan Pencarian Internet 2 orang 6 orang
tentang komposisi pegawai Bagian Humas Operasional sms 0 orang 0 orang
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ; centre
Media sosial 2 orang 7 orang
Tabel 1.2. tingkatan usia di Bagian Surat elektronik 2 orang 0 orang
Humas SIM Keungan 1 3 orang
orang
Tingkatan Jumlah Keterangan
usia Ketidakmampuan dalam melaksanakan
Baby Boomber 5 orang
Kaba 2 kasubag, staf tugas-tugas rutin kehumasan disebabkan faktor
Gen x 7 orang staf usia yang tidak mau dan mampu untuk
Gen y 5 orang 1 kasubag dan staf menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini,
17 merupakan masalah yang sangat perlu dan
orang penting untuk ditangani, kinerja kehumasan
merupakan bidang yang sangat membutuhkan
Berdasarkan tabel diatas, ditunjukkan kemampuan tersebut, maka sebaiknya adalah
bahwa jumlah pegawai didominasi oleh generasi untuk menempatkan pegawai yang lebih muda
x, kemudian generasi ledakan kelahiran dan yang lebih familier dengan hal-hal yeng berbau
terakhir adalah generasi Y, adapun jenjang informasi dan teknologi. Bila masih
jabatan struktural, terlihat bahwa jumlah mempertahankan kondisi sebagaimana saat ini,
pejabat yang lahir pada era baby boomer secara dapat dipastikan bahwa hampir mustahi bagi
jelas mendominasi pada suatu SKPD. Bagian Humas dapat mencapai target kinerja
Padahal Bagian Humas, adalah SKPD yang telah ditetapkan.
yang dalam melaksanakan tugas dan pokoknya
sehari-hari senantiasa menggunakan alat
412
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
Demikian pula dengan bidang lainnya, kepada mereka metode-metode yang lebih baik
faktor usia, bukanlah aspek yang dapat untuk melakukan pekerjaan (Yukl, 1998).
dipandang sebelah mata, karena faktor usia Pemimpin adalah orang yang
sangat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan menggerakkan suatu organisasi, keberhasilan
pegawai tersebut. Bukan bearti bahwa generasi organisasi selalu didukung oleh kepemimpinan
senior tidak dibutuhkan paa pemerintaha, yang baik, sebab fungsi kepemimpinan adalah
namun kebijaksanaan dan pengalaman yang mempengaruhi bawahannya untuk mencapai
dimiliki haruslah disesuaikan dengan bidang tujuan perusahaan, yaitu kinerja perusahaan
kerja yang sesuai, sehingga memberikan yang handal.
dampak yang besar kepada organisasi, yang Kepemimpinan berpengaruh secara
dalam hal ini adalah pemerintah Kabupaten positif dan signifikan terhadap kinerja
Bojonegoro. karyawan. Semakin baik kepemimpinan, maka
kinerja karyawan akan meningkat. Budaya
Pengaruh Pemimpin terhadap Kinerja organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Artinya apabila budaya organisasi
semakin baik, maka kinerja karyawan akan
Salah satu faktor organisasi yang meningkat, kesimpulan pada Out bond yang
mempengaruhi kinerja adalah kepemimpinan. diadakan bagi pimpinan SKPD, dipimpin
Peran pemimpin dalam organisasi adalah langsung oleh Bupati Bojonegoro untuk
memfasilitasi agar fungsi dan tanggung jawab meningkatkan kemampuan memimpin para
setiap anggota menjadi fokus. Pegawai pada pimpinan.
umumnya membutuhkan kepemimpinan yang Gaya kepemimpinan (leadership styles)
baik. Pemimpin yang sukses harus memimpin merupakan cara pimpinan untuk empengaruhi
dengan menciptakan atmosfir atau kondisi orang lain/ bawahannya sedemikian rupa
sehingga membuat setiap bawahan dapat sehingga orang tersebut mau melakukan
berkontribusi secara total. kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan
Ini dapat berarti mendidik keterampilan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut
baru bagi anggota organisasi lainnya, mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002:575).
mendorong pegawai untuk menangani sesuatu Siagian (2002:83) menyatakan bahwa
yang sebenarnya dia takut melakukannya, terdapat tiga jenis perilaku kepemimpinan yang
dapat juga berarti mendengarkan keluhan saling berbeda diantara para manajer, yaitu:
pegawai atau ide, harapan keluhan, kritik dan perilaku berorientasi pada tugas (task oriented
saran serta bentuk lainnya dari mitra kerja behavior), perilaku yang berorientasi pada
maupun bawahan. Aspek lain yang juga penting hubungan (relationship oriented behavior), dan
dan harus diperhatikan pemimpin adalah kepemimpinan partisipatif. Fleishman dan
memfasilitasi dukungan mental dan teknis Peters (1962), menjelaskan bahwa gaya
kepada pegawai juga sangat menentukan kepemimpinan merupakan pola perilaku
kinerja pemimpin maupun kelompok (Ilyas, konsisten yang diterapkan pemimpin dengan
2001). melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang
Ada banyak cara bagi seorang pemimpin ditunjukkan pemimpin pada saat
untuk mempengaruhi kinerja para bawahan. mempengaruhi orang lain seperti yang
Para pemimpin dapat mempengaruhi bawahan dipersepsikan orang lain.
untuk bekerja lebih cepat atau melakukan Fleishman et al., dalam Gibson (1996)
sesuatu pekerjaan berkualitas dengan lebih telah meneliti gaya kepemimpinan di Ohio
baik misalnya dengan memberikan insentif/ State University tentang perilaku pemimpin
penghargaan/ pujian khusus, dengan melalui dua dimensi, yaitu: consideration dan
memberikan motivasi tentang pentingnya initiating structure. Consideration (konsiderasi)
pekerjaan, dan menetapkan tujuan-tujuan yang adalah gaya kepemimpinan yang
menantang. menggambarkan kedekatan hubungan antara
Para pemimpin dapat meningkatkan bawahan dengan atasan, adanya saling percaya,
keterampilan bawahan untuk melakukan suatu kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan,
pekerjaan misalnya dengan memperlihatkan dan adanya komunikasi antara pimpinan
dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki
413
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
414
Jejaring Administrasi Publik. Th VI. Nomor 1, Januari-Juni 2014
maupun pemerintah. Kenyamanan dalam Malthis, Robert L., Jhon H. Jackson. 2002.
bekerja, fantor utamanya adalah berasal dari Manajemen Sumber Daya Manusia.
bagaimana cara manajer/ atasn menerapkan Jakarta : Salemba Empat.
pola kepemimpinan pada organisasinya. Rivai, Prof. Dr. Veithzal, M.B.A. 2006.
Pemimpin yang minta dilayani contohnya, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
aparatur yang seperti ini, tentu akan menjadi Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
duri dalam daging dalam membentuk budaya PT Raja Grafindo Persada.
kerja yang berujung pada kinerja organisasi. Sugiyono, 2005. “Statistik Nonparamentris
Pemimpin yang transformatif sangat Untuk Penelitian”, Catakan Pertama,
didambakan saat ini, yang memberikan Bandung : CV. Alfabeta.
kesempatan untuk berinovasi pada bawahanya, Simamora, Henry, 2001. “Manajemen Sumber
memberikan dukungan penuh bagi pegawai Daya Manusia”, Yogyakarta : YKPN.
untuk mengembangkan diri, memimpin dengan Sunarto, 2005. “ Manajamen Karyawan”,
adaptif, menyesuaikan dengan kondisi dan Yogyakarta : Aditya Media & Amus
bawahan yang dihadapi. Tipe-tipe Supriyanto, 2005. “Pengaruh pengawasan dan
kepemimpinan yang biasa dikotakan bukanlah Semangat Kerja Terhadap Kinerja
suatu hal yang kaku dan tidak dapat dirubah. Karyawan PT. Delta Marlin Dunia Tekstil
Menggabungkan keempatnya akan memberikan di Karanganyar
warna baru dalam memimpin. Sebagaimana Avolio, B.J., Weichun, Z., William, K., dan
pepetah mengatakan, tak ada kopral yang salah Bhatia, P. 2004. Transformational
salah, namun jenderalah yang harus Leadership and Organizational
bertanggung jawab. Commitment: Mediating Role of
Psychological Empowerment and
Moderating Role of Structural Distance.
Daftar Pustaka Journal of Organizational Behavior, (25) :
951-968
Arikunto, Suharsimi, 2002. “Prosedur Darwati, Khomsiyah, dan Rahayu. 2004.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Hubungan Corporate Governance dan
Jakarta : Rhineka Cipta. Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional
Buhler, Patricia, 2004. “ Management Skills”, Akuntansi VII. Denpasar-Bali
Edisi 1, Jakarta : Prenada Media. Henri, J. Francois. 2006. Organizational
Cokroaminoto. 2007. Memaknai Kinerja Culture and Performance Measurement
Karyawan, situs internet, http: //www. Systems. Accounting Organizations and
cokroaminoto.wordpress.com (02 Juni 2010 Society, (31): 77-103
jam 11.00 WIB) Kepemimpinan Transformasional dan
Dessler, Gary. 2001. Manajemen Sumber Daya Pengaruhnya Terhadap Kepuasan atas
Manusia Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 2. Kualitas Kehidupan Kerja Komitmen
terbitan ke – 7. Jakarta : PT Prenhallindo. Organisasi dan Perilaku Ekstra Peran:
Ferawanti, 2005. “Pengaruh Tingkat Studipada Guru-Guru SMU di Kota
Pendidikan dan Pengalaman Kerja Surabaya Thomas Stefanus Kaihatu
Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Keperawatan pada Rumah Sakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta”. Skripsi.
Tidak Dipublikasikan. Surakarta : FE
UMS.
Handoko, T. Hani, 2002. “Manajemen
Personalia dan Sumber Daya Manusia”,
Edisi 4, Yogyakarta : BPFE.
Hedjrachman, Ranupandojo, dan Suad Husnan,
2002. “Manajemen Personalia”, Yogyakarta
: BPFE
415