Professional Documents
Culture Documents
SUMANTRI**
ABSTRACT
*
2
PENDAHULUAN
Provinsi Kepulauan Riau di bentuk bardasarkan Undang-undang Nomor 25
Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi
Kepulauan Riau memiliki karateristik yang berbeda dengan provinsi lain di
Indonesia, di karenakan sebagian besar wilayahnya terdiri lautan dan pulau-
pulau yang tersebar dari Selat Malaka sampai laut Natuna, terletak pada
lokasi yang strategis, mengingat berada di wilayah perbatasan antar Negara,
bertetangga dengan salah satu pusat bisnis dunia (Negara Singapura) serta di
dukung oleh adanya jaringan transportasi laut internasional dengan lalu
lintas yang ramai
Kedudukan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2005 tentang
Pembentukan Susunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merupakan unsur
pelaksana Pemerintah provinsi di bidang Pekerjaan Umum, sesuai dengan
kewenangan pemerintah provinsi serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Kepulauan Riau membantu gubernur melaksana tugas dan
wewenang pemerintah provinsi di bidang Pekerjaan Umum dan tugas lain
yang di berikan kepadanya.
Untuk menjalankan tugas tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kepulauan Riau menyelenggarakan fungsi :
Rumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang telah dibatasi sebelumnya
dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.4.1. Apakah Kepemimpinanberpengaruh secara langsung terhadap
kepuasan kerja?
1.4.2. Apakah Kompensasi berpengaruh secara langsung terhadap
kepuasan kerja?
1.4.3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh secara langsung terhadap
kinerja?
1.4.4. Apakah Kepemimpinan berpengaruh secara tidak langsung
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja?
1.4.5. Apakah Kompensasi berpengaruh secara tidak langsung
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja?
KERANGKA TEORI
Kinerja
Dalam kajian-kajian yang ada, tinggi rendahnya kinerja dipengaruhi
oleh berbagai hal, diantaranya: penetapan tujuan, kejelasan peran, dan
kepuasan kerja (Saetang, et. al., 2010).
Kinerja
Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu
(Bernadin Russel dalam Ruky, 2006). Kinerja karyawan adalah fungsi dari
interaksi kemampuan (ability), motivasi (motivation) dan peluang untuk
bekerja (opportunity to perform) (Robbin dan Judge, 2008).
Dari dua definisi di atas kinerja berkaitan dengan pekerjaan, yakni
hasil yang dicapai pegawai dalam suatu periode tertentu.Kinerja ini
dipengaruhi oleh berbagai hal yakni kemampuan, motivasi dan peluang.
Kinerja pegawai dapat diukur dari berbagai indikator, antara lain:
kualitas kerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan, kerjasama dengan rekan
kerja, motivasi kerja, orientasi kepada pelanggan, inisiatif (Istijanto, 2005).
Kualitas kerja diukur melalui aspek-aspek: cermat tidak membuat
kesalahan, menyelesaikan tugas tepat waktu, memenuhi standar kerja yang
ditentukan, bekerja dengan cekatan dan cepat, jumlah hasil kerja memenuhi
tuntutan yang diharapkan.
Tanggung jawab terhadap pekerjaan, mengandung aspek-aspek
sebagai berikut: tidak enak jika pekerjaan belum diselesaikan, berusaha
serius menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, bersedia bekerja melewati
batas waktu normal (lembur) jika pekerjaan belum selesai, melapor kepada
atasan jika ada masalah pekerjaan.
Kerjasama dengan rekan kerja, terdiri dari aspek-aspek: tidak
kesulitan bekerja bersama-sama dengan rekan satu departemen, memberikan
6
kontribusi kepada tim melalui saran kritik dan usaha membangun, menjadi
motivator dalam tim kerja.
Motivasi kerja diukur dari hal-hal: menunjukkan keinginan
mempelajari hal-hal baru berkaitan dengan pekerjaan yang belum diketahui,
menunjukkan semangat atau berusaha memberikan hasil kerja sebaik
mungkin, menunjukkan keinginan mempelajari hal-hal baru berkaitan
dengan pekerjaan yang belum diketahui, tidak membuang-buang waktu
kerja dengan kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan tugas, tidak suka
menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan, tepat waktu bila tiba di
kantor.
Orientasi kepada pelanggan, bersedia membantu rekan satu bagian
yang membutuhkan bantuan dalam melayani masyarakat, bersedia
membantu rekan kerja bagian lain dalam melayani masyarakat, berusaha
memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayani, memberikan
pelayanan lebih daripada sekedar yang diminta masyarakat
Inisiatif dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut: menunjukkan
kesedian melakukan pekerjaan tanpa diperintah atau disupervisi atasan,
dalam situasi mendesak bersedia melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya
demi kelancaran operasional pekerja, bersedia memperbaiki kesalahan
dengan sukarela tanpa diperintah atasan.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan
pegawai terhadap pekerjaannya, yang terlihat dari sikap positif terhadap
pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya.
Kepuasan kerja dapat diukur dari aspek-aspek penilaian sebagai
berikut: pembayaran seperti upah dan gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi
jabatan, kepenyeliaan atau supervisi dan rekan kerja (Luthans dalam Umar,
2005).Maksud dari penilai di atas adalah kepuasan yang dirasakan karyawan
terhadap hal-hal tersebut, yang umumnya rasa kepuasan terhadap apa yang
dialaminya di dalam lingkungan pekerjaan.
Pertama, pembayaran, dapat diukur kepuasan akan: jumlah atau
besarnya gaji, kelayakan gaji dalam memenuhi kebutuhan hidup, tambahan
lain di luar gaji, ketepatan waktu pembayaran, kesesuaian gaji dengan beban
kerja.
Kedua, pekerjaan itu sendiri. Aspek ini dapat diukur dari rasa
kepuasan pegawai terhadap: pekerjaan cukup menantang, pekerjaan yang
diberikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan yang ada
sesuai dengan Kepulauan Riaubadian, lingkungan kerja cukup kondusif,
peralatan yang tersedia dalam bekerja cukup memadai, fasilitas pekerjaan
terpelihara dengan baik.
Ketiga, promosi jabatan. Hal-hal yang diukur dari promosi jabatan
adalah: kejelasan jenjang karir, keterbukaan promosi jabatan, keadilan
promosi jabatan sesuai dengan prestasi yang dicapai, prosedur yang tidak
7
Kompensasi
Kompensasi adalah hal-hal yang diterima pegawai baik berupa uang
maupun bukan uang sebagai balas jasa yang diberikan terhadap upaya
pegawai memberikan kontribusi untuk organisasi (Sirait, 2006).
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok orang yang saling
berhubungan tugasnya (T. Hani Handoko, 1998).Sedangkan pengeritan lain
dari kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2005).
Kepemimpinan dianggap baik apabila memiliki kriteria-kriteria
sebagai berikut: mempunyai keahlian, menjalankan kewenangan,
Menerapkan sanksi/hukuman, pemberian imbalan, dan menjadi panutan
(Anoraga, 2000) .
Pertama, mempunyai keahlian. Seorang pemimpin dianggap efektif
jika mempunyai ukuran keahlian, diantaranya: mampu merencakan tugas
dengan baik, cakap dalam mengarahkan bawahan, mempunyai prestasi
pendidikan yang baik, terampil dalam berkomunikasi dengan bawahan.
Kedua, menjalankan kewenangan.Seorang pemimpin yang baik
adalah mereka yang mempunyai ciri-ciri: menjalankan perannya sebagai
seorang atasan dengan cukup baik, tidak menggunakan jabatannya untuk
kepentingan di luar tugas,menggunakankekuasaannya untuk mencapai hal-
hal yang positif.
Ketiga, menerapkan sanksi/hukuman.Pemimpin yang baik apabila ia:
menerapkan sanksi secara adil kepada siapapun yang melanggar peraturan,
sanksi/hukuman yang diberikan sesuai dengan berat/ringannya kesalahan,
pemberlakukan sanksi/hukuman ditaati sesuai dengan peraturan/prosedur
yang berlaku.
Keempat, pemberian imbalan.Seorang pemimpin yang baik adalah
apabila: memberikan imbalan finansial secara penuh kepada pegawai yang
berhak tanpa adanya potongan-potongan tidak resmi, tidak suka menunda-
nunda pemberian imbalan jika sudah pada waktunya, memberikan imbalan
lebih kepada mereka yang berprestasi atau bekerja keras.
Kelima, menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah yang menjadi
panutan bagi bawahannya, diantaranya: selalu memberikan ketauladanan
9
yang baik kepada bawahan, melakukan tindak nyata yang dimulai dari
dirinya sendiri agar bawahan selalu selalu mencontoh,mengembangkan
sikap menghargai dan kepedulian kepada bawahan.
2. 1. Kerangka Berpikir
Model Penelitian
Kepemimpinan
Kepuasan Kerja
Kinerja
Kompensasi
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dikemukakan berdasarkan hubungan-
hubungan yang terdapat di dalam kerangka pemikiran. Adapun hipotesis-
hipotesis yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:
2.4.1. Kepemimpinan berpengaruh secara significant terhadap kepuasan
kerja.
2.4.2. Kompensasi berpengaruh secara significant terhadap kepuasan kerja.
2.4.3. Kepuasan Kerja berpengaruh secara significant terhadap kinerja.
2.4.4. Kepemimpinan berpengaruh secara significant terhadap kinerja
melalui kepuasan kerja.
2.4.5. Kompensasi berpengaruh secara significant terhadap kinerja melalui
kepuasan kerja
12
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Dinas Pekerjaan Umum Jalan Peralatan
No 1 Tanjung Pinang Kepulauan Riau.Penelitian direncanakan dilaksanakan
pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2013
3. 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Fraenkel dan Wallen (1993), pendekatan kuantitatifmempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal
penelitian; definisi yang jelas dinyatakan sejak awal; reduksi data menjadi
angka-angka; lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui
instrumen penelitian; penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur
dengan mengandalkan hitungan statistik; mengunakan deskripsi prosedur
yang jelas (terinci); sampling random; desain/kontrol statistik atas variabel
eksternal; menggunakan desain khusus untuk mengontrol bias prosedur;
menyimpulkan hasil menggunakan statistik; dan memecah gejala-gejala
menjadi bagian-bagian untuk dianalisis; memanipulasi aspek, situasi atau
kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks.
Populasi yang menjadi target dalam penelitian ini adalah seluruh
aparat Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau yang berada
diDinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau Riau, sejumlah 102
orang. Keseluruhan Populasi diambil sebagai Sampel penelitian.Arikunto
(dalam Riduwan, 2008: 210) mengemukakan bahwa untuk sekedar ancer-
ancer apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Oleh karena
keterbatasan populasi maka semua anggota populasi dijadikan sampel
penelitian sehingga penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang
pengambilannya dilakukan melalui teknik sensus.
Angket yang telah disusun perlu diuji kelayakannya melalui uji
validitas dan reliabilitasnya. Pertama, uji validitas. Pengujian validitas
bertujuan untuk melihat apakah item-item pertanyaan di dalam angket
merupakan alat ukur yang memang “benar/tepat/sahih” untuk mengukur
variabel penelitian, sehingga data yang dihasilkan dari pengukuran melalui
angket juga merupakan data yang “benar/tepat/sahih”.Pengujian validitas
menggunakan statistik korelasi.Seluruh skor-skor pada setiap item
pertanyaan angket untuk suatu variabel dikorelasikan dengan skor-skor total
masing variabel.Kriteria pengambilan keputusannya adalah suatu item
pertanyaan angket dianggap valid apabila nilai koefisien korelasi yang
diperoleh adalah positif dan nilai probabilitas (sig2tailed<0,05), sebaliknya
jika nilai koefisien korelasi yang diperoleh adalah negatif dan nilai
probabilitas (sig2tailed>0,05).
Kedua, uji reliabilitas.Pengujian reliabilitas adalah untuk melihat
apakah pertanyaan-pertanyaan angket merupakan alat ukur yang benar-
13
X1 p3
p1
r Y1 p5 Y2
p2
p4
X2
p1 p2
1 2
Keterangan:
X1=variabel eksogen ke-1 p1= koefisien regresi X1 terhadap Y1
X2=variabel eksogen ke-2 p2= koefisien regresi X2 terhadap Y1
Y1 = variabel endogen ke-1 (intervening) p3= koefisien regresi X1 terhadap Y2
Y2 = variabel endogen ke-2 p4= koefisien regresi X2 terhadap Y2
= residual (error disturbance) p5= koefisien regresi Y1 terhadap Y2
P1= koefisien jalur I dengan residual I (1) p2= koefisien jalur II dengan residual
II (2)
r = koefisien korelasi X1 dengan X2
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
2. 31- 40 Tahun 50 49 %
3. 41 – 50 Tahun 29 28 %
Total 102 100,00 %
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berusia prooduktif dengan tingkat usia kurang atau
sama dengan 30 tahun sebanyak 23 orang (23%) dan sebanyak
50 orang (49%) memiliki usia antara 31 – 40 tahun, sedangkan
sisanya berusia antara 41 – 50 tahun dengan jumlah responden
sebanyak 29 orang (28%).
3) Status Perkawinan Responden
Berikut ini adalah profil responden berdasarkan status
perkawinannya seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.3 di
bawah ini:
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Masa Kerja
5−1
Rentang=
5
Rentang = 0,8
Corrected
Scale Mean if Item-Total
Item Deleted Nilai Batas Correlation Keterangan
B1 62.2255 0.300 .649 Valid
B2 62.2745 0.300 .680 Valid
B3 62.3137 0.300 .617 Valid
B4 62.2843 0.300 .806 Valid
B5 62.2745 0.300 .680 Valid
B6 62.3235 0.300 .537 Valid
B7 62.3137 0.300 .617 Valid
B8 62.2745 0.300 .680 Valid
B9 62.2941 0.300 .813 Valid
B10 62.2255 0.300 .649 Valid
B11 62.2451 0.300 .336 Valid
B12 62.2843 0.300 .806 Valid
B13 62.3137 0.300 .617 Valid
B14 62.2843 0.300 .806 Valid
B15 62.2941 0.300 .813 Valid
B16 62.2451 0.300 .336 Valid
Corrected
Scale Mean if Item-Total
Item Deleted Nilai Batas Correlation Keterangan
B1 57.3824 0.300 .582 Valid
B2 57.3922 0.300 .555 Valid
B3 57.3725 0.300 .536 Valid
B4 57.3333 0.300 .541 Valid
B5 57.2941 0.300 .638 Valid
B6 57.3725 0.300 .722 Valid
B7 57.3333 0.300 .776 Valid
B8 57.3235 0.300 .805 Valid
B9 57.2941 0.300 .868 Valid
B10 57.2745 0.300 .497 Valid
B11 57.2843 0.300 .518 Valid
B12 57.3039 0.300 .413 Valid
B13 57.2843 0.300 .565 Valid
B14 57.2843 0.300 .425 Valid
B15 57.3824 0.300 .582 Valid
B16 57.2941 0.300 .868 Valid
Corrected
Scale Mean if Item-Total
Item Deleted Nilai Batas Correlation Keterangan
20
Correlation
B1 91.7843 0.300 .587 Valid
B2 91.7941 0.300 .595 Valid
B3 91.7745 0.300 .558 Valid
B4 91.7353 0.300 .571 Valid
B5 91.6961 0.300 .640 Valid
B6 91.7745 0.300 .674 Valid
B7 91.7353 0.300 .755 Valid
B8 91.7255 0.300 .787 Valid
B9 91.6961 0.300 .835 Valid
B10 91.6765 0.300 .502 Valid
B11 91.6863 0.300 .574 Valid
B12 91.7059 0.300 .461 Valid
B13 91.6863 0.300 .632 Valid
B14 91.6863 0.300 .482 Valid
B15 91.7843 0.300 .587 Valid
B16 91.6961 0.300 .835 Valid
B17 91.7843 0.300 .587 Valid
B18 91.7941 0.300 .595 Valid
B19 91.6863 0.300 .574 Valid
B20 91.7059 0.300 .461 Valid
B21 91.7157 0.300 .456 Valid
B22 91.6569 0.300 .410 Valid
B23 91.6863 0.300 .632 Valid
B24 91.7745 0.300 .558 Valid
B25 91.7353 0.300 .571 Valid
X1 P31X1
X3
X2 P32X2
Sumber: Model Regresi yang diolah, 2013
Untuk menghitung F tabel digunakan ketentuan probabilita (α) sama dengan 0,05 sedangkan hasil penghitungan
nilai F persamaan struktur 1 dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel Anova di bawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Uji Linearitas Persamaan Struktur Satu
(X3 = p31X1 + p32X2 + e1)
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
23
X3 P43X3
X4
Sumber: Model Regresi yang diolah, 2013
Hasil penghitungan nilai F persamaan struktur 2 dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat dilihat
pada tabel Anova di bawah ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas Persamaan Struktur Dua
(X4 = p43X3 + e2)
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 46573.207 1 46573.207 161.440 .000a
Residual 29137.018 101 288.485
Total 75710.225 102
a. Predictors: (Constant), KEPUASAN KERJA
b. Dependent Variable: KINERJA
Sumber : Data Primer diolah,2013
Berdasarkan tabel Anova di atas, diketahui bahwa nilai significant 0.000<0.05 dengan nilai F hitung
sebesar 161.440 maka tolak Ho., dengan demikian model regresi persamaan struktur 2 adalah linear.
Kesimpulan
Koefisien
t hitung
Jalur
(α=0,05) Sig.
P31 0.394 t1 4.971 0.05 0.000 Signifikan
P32 0.427 t2 5.387 0.05 0.000 Signifikan
P43 0.340 t3 11.304 0.05 0.000 Signifikan
P41 t4 0.05 0.088 Tdk
0.046 1.722
Signifikan
P42 0.711 t5 26.231 0.05 0.000 Signifikan
Sumber: Data Primer yang diolah, 2013
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -35.633 3.244 -10.985 .000
KEPEMIMPINA .102 .060 .046 1.722 .088
N
KOMPENSASI 1.589 .061 .711 26.231 .000
KEPUASAN .328 .029 .340 11.304 .000
KERJA
a. Dependent Variable: KINERJA
e2= 0.221
e1= 0.732
X1
P31= 0.394
P43= 0.340
X3 X4
P32= 0.427
X2
Kesimpulan
Hasil temuan analisis data dalam pembahasan serta pengujian
hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Kepemimpinan berpengaruh secara langsung terhadap terhadap
Kepuasan
Kerja Pegawai Dinas PU Propinsi Kepri.
b) Kompensasi berpengaruh secara langsung terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai Dinas PU Propinsi Kepri.
c) Kepuasan Kerja berpengaruh secara langsung terhadap Kinerja
pegawai
Dinas PU Propinsi Kepri.
d) Kepemimpinan berpengaruh tidak langsung terhadap Kinerja melalui
Kepuasan Kerja Dinas PU Propinsi Kepri.
e) Tidak terdapat pengaruh tidak langsung antara Kompensasi terhadap
Kinerja melalui Kepuasan Kerja dalam hal ini Kepuasan kerja tidak
berfungsi sebagai variabel perantara artinya variabel Kompensasi dan
Kepuasan kerja berdiri sendiri dan dapat secara langsung
berpengaruh
terhadap kinerja.
Implikasi
Implikasi penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut.
1. Implikasi teoretik
Secara teoretik bahwa model kinerja organisasi akan melibatkan aspek
kepemimpinan, kompensasi, kepuasan kerja dalam pengembangan konsep
kajian substansinya. Dapat dikembangkan aspek lainnya diantaranya budaya
organisasi, iklim organisasi , fasilitaskerja , otonomi kerja , lingkungan kerja
, personality dst, berkaitan dengan pengembangan kajian substansi kinerja
organisasi.
2. Implikasi praktik
Kajian penelitian ini akan melibatkan kepemimpinan, kompensasi
,kepuasan kerja dalam kajian peningkatan kinerja organisasi pegawai bagi
para praktisi manajer. Secara teoretik hal ini disebabkan karena kedua
variabel tersebut akan meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Dan kepuasan
kerja pegawai berpengaruh langsung terhadap kinerja organisasi pegawai.
3. Implikasi metodologi
Kajian penelitian kausal dapat dikembangkan berdasarkan kajian
teoretik yang kokoh. Berdasarkan kajian teoretik yang kokoh ini akan
dikonfirmasikan secara teoretik dengan data. Hasilnya dapat saja didukung
oleh data dan maupun tidak didukung oleh data. Keduanya tidak saja
penelitian ini kemudian berhenti ketika baik ketika penelitian yang berhasil
didukung oleh data maupun yang tidak atau belum didukung oleh data,
34
Saran
Para pimpinan unit organisasi maupun pimpinan dalam lingkup Dinas PU
Propinsi Kepri, hendaknya memperhatikan aspek-aspek kepemimpinan,
kompensasi, dan kepuasan kerja, karena akan berdampak kepada kinerja
pegawai, serta komitmen organisasi dalam menciptakan Kinerja yg baik.
DAFTAR PUSTAKA
Manzoni, Patrik (2010). "Violence Between the Police and the Public:
Influences of Work-Related Stress, Job Satisfaction, Burnout, and
Situational Factors". Criminal Justice and Behavior, Vol. 33 No. 5 .