You are on page 1of 16

Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.

2,Oktober,hal 230-241 (2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DALAM ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Rahyunir Rauf
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau

ABSTRACT
Government in general is an organization given legitimacy by the people as the holder of sovereignty to
carry out the duties of government in the country, as well as equipped with state-fittings .. The
government is an organization that has; The governing authorities of a political unit, the ruling power of
a political society, the apparatus is functioning government agencies and the exercise of power, the
power to make laws dealing with disputes and discuss the decision of the administration with a monopoly
on the legitimate power. Essential functions of government, namely; service (service), empowerment
(empowerment) and development (development). Public service is a public bureaucracy production
received citizen users. Related awareness of government officials towards the delivery of public services,
in fact, not all government officials aware of the importance of service. In fact, sometimes the expression
"if it can be made more difficult, why is it easy?", Which is always circulating among government
officials in the public service, it shows that they are generally not aware of their position as public
servants and also the philosophy of the service itself. Other facts also show that the educational
curriculum and training for government officials in various types and levels, less gave the charge on the
general aspects of service management. Problems of the poor quality of public services in Indonesia,
namely; Still low competence of the State Civil Apparatus (ASN) in the implementation of public services
in Indonesia. Still lack of professional ASN, ASN still low morale. is still a lack of motivation in the
development of the ASN ASN. Research results indicate that Factor Employee Competency,
Professionalism Employees, Employee Morale and Motivation Employee Giving effect on the level of the
quality of public services in Indonesia.

Keywords: Competence, professionalism, Morale, Motivation, Quality of Public Services

ABSTRAK
Pemerintahan secara umum merupakan suatu organisasi yang diberikan legitimasi oleh rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi untuk menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan pada suatu negara,
serta dilengkapi dengan alat-alat kelengkapan negara.. Pemerintah merupakan sebuah organisasi yang
memiliki; Otoritas yang memerintah dari suatu unit politik, kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat
politik, aparatur merupakan badan pemerintahan berfungsi dan menjalankan kekuasaan, kekuasaan untuk
membuat peraturan perundang-undangan menangani perselisihan dan membicarakan putusan administrasi
dengan monopoli atas kekuasaan yang sah. Fungsi hakiki pemerintah, yaitu; pelayanan (service),
pemberdayaan (empowerment) dan pembangunan (development). Pelayanan publik merupakan produksi
birokrasi publik yang diterima warga negara pengguna. Terkait kesadaran aparatur pemerintah terhadap
penyelenggaran pelayanan publik, dalam kenyataannya, belum semua aparat pemerintah menyadari arti
pentingnya pelayanan. Bahkan terkadang muncul ungkapan ”kalau dapat dipersulit, mengapa
dipermudah?”, yang selalu beredar dikalangan aparatur pemerintah dalam pelayanan publik, hal ini
menunjukkan bahwa mereka pada umumnya belum sadar mengenai posisinya sebagai pelayan
masyarakat dan juga filosofi pelayanan itu sendiri. Fakta lain juga menunjukkan bahwa kurikulum
pendidikan dan pelatihan bagi aparatur pemerintah pada berbagai jenis dan jenjang, kurang memberi
muatan pada aspek manajemen pelayanan umum. Permasalahan rendahnya kualitas pelayanan publik di
Indonesia, yakni; Masih rendahnya kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam penyelenggaraan
pelayanan publik di Indonesia. Masih kurang profesionalnya ASN, masih rendahnya semangat kerja ASN.
masih kurangnya pemberian motivasi terhadap ASN dalam pengembangan ASN. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa Faktor Kompetensi Pegawai, Profesionalisme Pegawai, Semangat Kerja Pegawai
dan Pemberian Motivasi Pegawai berpengaruh terhadap tingkat kualitas Pelayanan Publik di Indonesia.

Kata Kunci: Kompetensi, Profesionalisme, Semangat Kerja, Motivasi, Kualitas Pelayanan Publik.

230
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

Latar Belakang dan PDAM. Dengan skala nilai 0 – 10,


diketahui dari 52 pemerintah daerah
Pemerintahan adalah sebuah sistem multi dijadikann sampel, dapat diketahui nilai
proses yang bertujuan memenuhi dan inetgritas layanan publik mempunyai nilai
melindungi kebutuhan, serta tuntutan yang 6,69. Nilai tersebut lebih rendah dari nilai
diperintah akan jasa publik dan layanan civil. integritas di tingkat pusat mencapai 6,84.
Pemerintahan juga diartikan sebagai apa Secara keseluruhan nilai tersebut tergolong
yang dilakukan pemerintah, pemerintahan relatif “buruk” dapat memberikan kontribusi
memaknai sebagai proses yang adil terhadap perception index corupption
berdasarkan hukum kepada setiap pribadi Indonesia bernilai 2,6 (skala 0 terburuk dan
warga negara, memberi pelayanan bagi 10 terbaik). Walaupun dari sisi nilai
kemajuan bangsa. Selanjutnya tugas pokok mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
pemerintah dapat diringkas menjadi tiga berkisar 2,3. artinya pemerintah Indonesia
fungsi hakiki, yaitu; pelayanan (service), sudah berada pada track yang benar
pemberdayaan (empowerment) dan mengurangi tingkat korupsi walaupun upaya
pembangunan (development). Terkait tersebut belum optimal.
dengan pengertian pemerintahan, Menurut Irlian (2012;36) Potret PNS saat
selanjutnya Jo Ann G. Ewalt (2001;10) ini menunjukkan profesionalisme rendah,
memberikan pengertian, bahwa; banyaknya praktek KKN, tingkat gaji tidak
“Governance identifies the power memadai, pelayanan kepada masyarakat
dependence involved the relationships berbelit-belit, hidup dalam pola patron klien,
beetwen institutions involved in collective kurang kreatif dan inovatif, bekerja
action. Organizations are dependent upon berdasarkan juklak dan juknis serta mungkin
each other for the achievement of collective masih banyak potret negatif lainnya yang
action, and thas must exchange resources intinya menunjukkan PNS di Indonesia
and negitiate shared understandings of masil lemah.
ultimate program goals.” Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
Pelayanan publik menurut Subarsono diketahui adanya beberapa faktor yang
dalam Dwiyanto (2008:136) merupakan menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan
produksi birokrasi publik yang diterima publik di Indonesia, yakni;
warga. Karena itu pelayanan publik 1. Masih rendahnya kompetensi ASN dalam
didefenisikan sebagai serangkaian aktivitas pelayanan publik.
birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan 2. Masih kurang profesionalnya ASN dalam
warga. Menurut Sadu Wasistiono (2003:41) pelayanan publik.
bahwa; dalam kenyataannya, belum semua 3. Masih rendahnya semangat kerja ASN
aparat pemerintah menyadari arti pentingnya dalam pelayanan publik.
pelayanan. Bahkan terkadang muncul 4. Masih kurangnya motivasi ASN dalam
ungkapan ”kalau dapat dipersulit, mengapa pelayanan publik.
dipermudah?”, yang selalu beredar
dikalangan aparatur pemerintah dalam Perumusan Masalah
pelayanan publik, hal ini menunjukkan
mereka pada umumnya belum sadar Berdasarkan permasalahan, maka dapat
mengenai posisinya sebagai pelayan dirumuskan suatu perumusan masalah yakni;
masyarakat. Faktor-Faktor Apa Saja Yang
Integritas penyelenggaraan pelayanan Mempengaruhi Rendahnya Kualitas
publik dinyatakan Wargadinata (2010;29), pelayanan Publik Dalam Administrasi
bahwa; Pemerintahan di Indonesia?
“integritas penyelenggaraan pelayanan
publik pemerintah berdasarkan survey Tinjuaun Teoritis.
dilakukan KPK tahun 2008 menilai kualitas Teori dan Konsep Kompetensi Pegawai.
pelayanan publik. Fokus survey tersebut Konsep kompetensi pertama kalinya
mengukur tingkat korupsi penyelenggaraan dipopulerkan Boyatzis dalam
layanan publik meliputi IMB, SIUP, KTP, Mustopadidjaja (2005;57) mendefenisikan

231
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

kompetensi sebagai kemampuan dimiliki d. Motivasi kerja di bawah tekanan waktu


seseorang yang nampak dalam sikapnya e. Kesediaan untuk bekerjasama
sesuai dengan kebutuhan kerja dalam f. Orientasi pelayanan pelanggan (Custumer
parameter lingkungan organisasi dan Service orientation)
memberikan hasil diinginkan. Kompetensi
menurut Ruky (2003;106) adalah Oleh karena itu, disimpulkan bahwa;
keseluruhan pengetahuan, keterampilan, kompetensi pegawai terdiri dari:
perilaku, dan sikap ditampilkan orang-orang Pengetahuan, Kemampuan/Skill dan Sikap.
sukses dalam mengerjakan tugas dengan
prestasi kerja secara optimal. Awalnya Teori dan Konsep Semangat Kerja
kompetensi dimanfaatkan dalam pelatihan Pegawai
dan pengembangan (competency Based Sehubungan semangat kerja, menurut
Trainig), rekrutmen dan seleksi (competency Wirasaputra (1976:147) peningkatan
Based Recruitmrnt and Selection) dan sistem prestasi kerja PNS bukanlah hal yang timbul
remunerasi (competency Based Payment). begitu saja, tetapi dipengaruhi berbagai
Kemudian kompetensi diintegrasikan faktor, seperti semangat kerja merupakan
kedalam Competency Based Human faktor yang tak dapat diabaikan. Tanpa
Resource Management (CBHRM). semangat kerja tinggi, hanya menunggu
Kompetensi menurut Spencer and perintah dan kurang inisiatif, dan kurang
Spencer dalam Ruky (2003;104) sebagai: An tanggungjawab, semua itu tidak berorientasi
understanding of an individual that is kepada prestasi kerja dan tanggungjawab.
causally related to criterior referenced Menurut Tjokroamidjojo, 1989;248)
effective and/or superior performance in a semangat kerja rendah berpengaruh terhadap
job or situation. Artinya sebagai pencapaian tujuan, sedangkan semangat
karakteristik individu yang melekat, kerja tinggi berfaedah bagi kepentingan
kompetensi merupakan bagian dari organisasi, semangat kerja merupakan faktor
kepribadian individu yang relatif dan stabil, penting dalam meningkatkan prestasi kerja
dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku PNS, agar terwujud pegawai Berkualitas.
individu yang bersangkutan, di tempat kerja Menurut Nainggolan (1984;123) prestasi
atau dalam berbagai situsai. Berbagai kerja pegawai berkaitan dengan berbagai
organisasi besar menggunakan konsep faktor, antara lain semangat kerja. Menurut
kompetensi (Ruky,2003;107-108) dengan Hadi (1983;71) semangat kerja adalah
alasan sebagai berikut; kewajiban yang erat kaitannya dengan faktor
1. Memperjelas standar kerja dan harapan kepuasaan kerja, kegairahan kerja dan
yang ingin dicapai. keinginan mempertinggi hasil kerja.
2. Alat seleksi pegawai Semangat kerja dapat menimbulkan dan
3. Memaksimalkan produktivitas mendorong keinginan pegawai
4. Dasar untuk pengembangan sistem mempertinggi hasil kerja, yang tak lain
remunerasi adalah prestasi kerja pegawai itu sendiri.
5. Memudahkan adaptasi terhadap Semangat kerja diupayakan dengan berbagai
perubahan cara meningkatkan prestasi kerja, secara
6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan teoritik antara semangat kerja dengan
nilai-nilai organisasi. prestasi kerja terdapat hubungan erat.
Apabila semangat kerja dapat
Menurut Spencer dalam Ruky (2003;109) ditumbuhkembangkan diharapkan prestasi
ciri-ciri yang perlu dimiliki orang-orang kerja meningkat.
untuk bekerja dalam organisasi, terutama Menurut Meizar dalam Judistira
pegawai yang mempunyai komptensi: (2007;170), bahwa; berdasarkan teori
a. Keluwesan Maslow dan Mc. Clelland yang berorientasi
b. Selalu mencari informasi, motivasi dan pada semangat kerja pegawai dengan
kemampuan belajar. indikator seperti kerjasama, kondisi fisik
c. Motivasi untuk berprestasi tempat kerja, inisiatif dan disiplin kerja,

232
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

yang dapat digunakan untuk mengukur mempunyai kompetensi memadai


semangat kerja pegawai negeri sipil. mempunyai rasa dorongan kuat dalam
Oleh karena itu, semangat kerja dapat rangka memenuhi kebutuhannya
disimpulkan terdiridari; Disiplin, Kerjasama, dikarenakan adanya motif (motives), yaitu
Inisiatif dan Kondisi fisik tempat kerja. konsistensi berpikir mengenai sesuatu
diinginkan atau dikehendaki seseorang.
Teori dan Konsep Motivasi Pegawai. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Secara sederhana motivasi diartikan bahwa; motivasi pegawai terdiri dari;
sebagai kekuatan sumber daya yang Keinginan untuk mencapai tujuan, dan
menggerakkan dan mengendalikan perilaku Keinginan untuk memenuhi kebutuhan.
manusia. Sebagaimana pengertian motivasi
berasal dari bahasa latin yakni “movere” Teori dan Konsep Profesionalisme
yang berarti menggerakkan. Dalam konteks Dalam pemberian pelayanan publik harus
pekerjaan, motivasi merupakan salah satu dilakukan secara Profesional sebagai salah
faktor penting dalam mendorong seorang satu bentuk peningkatan kualitas instansi
pegawai untuk bekerja. Secara etimologis pemerintah, Profesional merupakan
Winardi (2002;1) menjelaskan istilah Kemampuan melakukan berbagai pekerjaan
motivasi (motivation) berasal dari perkataan sesuai dengan tugas dan fungsi dari profesi
bahasa latin, yakni movere yang berarti yang dilakukannnya, lebih lanjut dinyatakan
meggerakkan. Diserap dalam bahasa Inggris Rauf (2002:2) bahwa profesionalisme
menjadi motivasion berarti pemberian motif, merupakan nilai-nilai atau semangat yang
penimbulan motif atau hal yang terkandung dalam diri seseorang individu,
menimbulkan dorongan atau keadaan yang kelompok, golongan, atau group secara
menimbulkan dorongan. Selanjutnya konsekwen untuk melaksanakan pekerjaan
Winardi (2002;33) mengemukakan, motivasi sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
seseorang tergantung kepada kekuatan profesi yang dilakukan. Menurut Akhyar M.
motifnya. Menurut Hariandja (2002;1) Adnan dalam Rahyunir Rauf (2002:2)
motivasi adalah faktor-faktor yang bahwa; konsep profesionalisme setidaknya
mengarahkan dan mendorong perilaku atau dapat diartikan oleh beberapa indikator
keinginan seseorang untuk melakukan suatu penting lainnya yang saling berpengaruh,
kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk diantaranya;
usaha keras atau lemah. - Kompetensi atau kemampuan
Selanjutnya menurut Irlian (2012;29) - Komitmen dan sikap totalitas
motivasi adalah daya pendorong yang - Kesediaan untuk terus belajar dan
menimbulkan kemauan dan kerelaan dalam melakukan perbaikan.
diri individu untuk mengerjakan berbagai - Keikutsertaan pada organisasi profesi
tugas yang menjadi tanggungjawabnya - Kepatuhan pada etika profesi dan umum
dalam mencapai tujuan. Motivasi timbul atas - Kompensasi yang memadai
dorongn pada seorang individu yang dapat
menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Menurut Suit dan Almasdi (1996-103-
Sedangkan motivasi kerja adalah proses 104) profesionalisme adalah; “Suatu bentuk
mendorong, mengarahkan perilaku yang kemampuan dan keterampilan seseorang
berhubungan dengan lingkungn kerja untuk dalam melakukan pekerjaan menurut bidang
mencapai tujun, Seseorang yang mempunyai dan tingkatannya, hasil pekerjaan dilakukan
motivasi tinggi apabila disertai kompetensi tersebut apabila ditinjau dari segala segi,
yang memadai tentuya ketika bekerja selalu penyelenggaraan pelayanan publik dianggap
berusaha untuk bekerja sebaik mungkin telah sesuai dengan porsi, efektivitas serta
dalam rangka mencapai tujuan yag ingin bersifat terus-menerus, dalam situasi dan
dicapai. Sebaliknya seseorang yang kondisi bagaimanapun serta dalam jangka
mempunyai kompetensi yang cukup, akan waktu penyebaran relatif singkat, maka
berusaha keras memenuhi kebutuhan seseorang dalam penyelenggaraan pelayanan
berdasarkan dorongan/semangat yang publik. Demikian sempurnanya hasil
timbul dari dirinya. Sebab seorang pegawai pekerjaan tersebut, disamping dalam

233
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

pekerjaan dan perilaku diberikannya Profesional sudah menjadi suatu tuntutan


menyebabkan sulit pihak lain mencari-cari dasar penyelenggaraan pelayanan publik.
cela kesalahan. Seseorang dikatakan Dalam hal ini profesionalisme dari aparatur
profesional tidak dapat dinilai dari satu segi pemerintah yang memiliki kewajiban untuk
saja, disamping sisi keahlian dan melayani masyarakat dalam memenuhi
keterampilannya akan diperhatikan sisi kebutuhan dasar masyarakat tersebut.
mentalitasnya (perilaku seseorang).”
Menurut Susanto (1997;1), bahwa; Teori dan Konsep Pelayanan.
Profesionalisme berkaitan erat dengan Menurut Sarundadjang (2005:317)
profesionalitas aparatur, profesionalisme konsep pelayanan publik antara publik dan
dapat mewujudkan kinerja berkualitas, pelayan publik dalam kerangka sistem
meningkatnya kemampuan melaksanakan pemerintahan ke depan, pada dasarnya
tugas dan tanggungjawab sebaik-baiknya didasarkan hubungan timbal balik saling
merupakan nilai-nilai dan konsep menguntungkan dalam hal benefit sosial,
profesionalitas berorientasi kepada sehingga public service mengakomodasi
peningkatan kinerja, sebagai wujud nyata kepentingan pemerintah dan sebaliknya
profesionalisme. Menurut Maister (1998;23), mengedepankan kepentingan publik.
bahwa; “Profesionalisme adalah sikap Menurut Widodo (2001:269) birokrasi
seseorang terutama sekali terletak pada publik bertanggungjawab memberikan
masalah sikap, bukan hanya seperangkat layanan publik profesional. Menurut
kompetensi aparatur pemerintah secara Kumorotomo dalam Dwiyanto (2008;95)
profesional dalam memberikan pelayanan bahwa; Setiap warga negara, sejak masih
publik, juga mengisyaratkan kebanggaan berada dalam kandungan ibunya sampai
pada pekerjaan yang ditekuninya, memiliki dengan pada saat dia meninggal dunia akan
komitmen kuat pada peningkatan kualitas tetap berhubungan dengan unsur pemerintah.
pelayanan publik, memiliki dedikasi tinggi Sewaktu masih berada dalam kandungan,
pada kepentingan klien, juga tulus kita sudah diperiksakan ke puskesmas
membantu masyarakat dan instansi ataupun rumah sakit pemerintah yang
pemerintah dalam menjalankan tugasnya. memperoleh subsidi dari pemerintah. Ketika
Karakteristik seseorang dikatakan manusia lahir, pada awalnya bayi juga harus
profesional dalam penyelenggaraan dirawat di rumah sakit (milik swasta
pelayanan publik, menurut Tillar (2001;24), maupun milik pemerintah) yang sebagian
adalah; dokternya dididik dan dibiayai juga oleh
1. Dia merara bangga dengan pekerjaannya lembaga pemerintah. Demikian juga ketika
2. Mewujudkan komitmen personal hendak bersekolah mulai dari tingkat TK,
terhadap kualitas SD hingga ke tingkat perguruan tinggi.
3. Mempunyai tanggungjawab yang besar Pada saat ini seseorang itu berangkat
4. Dapat mengantisipasi sehingga dia sangat menjadi dewasa juga membutuhkan KTP
berinisiatif juga dikeluarkan pemerintah.
5. Ingin menyesuaikan pekerjaan dengan Menurut Widodo (2001:269) pelayanan
tuntas publik oleh birokrasi merupakan salah satu
6. Ikut terlibat dalam pekerjaan, tugas diluar perwujudan fungsi aparatur pemerintah
peranan yang ditugaskan Negara sebagai abdi masyarakat disamping
7. Ingin terus menerus belajar untuk sebagai abdi Negara. Pelayanan publik oleh
meningkatkan kemampuan melayanai. birokrasi publik dimaksudkan
8. Dia mendengar kepada kebutuhan mensejahterakan masyarakat suatu negara
pelanggan kesejahteraan (walfare state). Pelayanan
9. Dia adalah pemain dalam satu tim umum oleh Lembaga Administrasi Negara
10. Dia dapat dipercaya dan jujur, terus (1998) diartikan sebagai segala bentuk
terang, loyal, terbuka. kegiatan pelayanan umum dilaksanakan
instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan
dilingkungan Badan Usaha Milik

234
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

Negara/Badan Usaha Milik Daerah dalam 2. Keresponsifan (responsivennes),


bentuk barang dan atau jasa, baik dalam keasadarn atau keinginan untuk
rangka pemenuhan kebutuhan membantu pelanggan dan memberikan
masyarakatnya maupun pelaksanaan jasa dengan cepat.
ketentuan kebijakan. Dinyatakan 3. Pengetahuan atau wawasan (assurance),
Kumorotomo dalam Dwiyanto (2008;206) pengetahuan dan kesopan santunan,
bahwa; karena itu tuntutan terhadap aparatur kepercayaan diri dari pemberi pelayanan
pemerintah seringkali muncul sehubungan publik serta respek konsumen.
dengan kurangnya perhatian aparatur dalam 4. Empati (emphaty), kemauan pemberi
pelayanan publik. Untuk memperoleh layanan melakukan pendekatan, memberi
pelayanan publik yang sederhana saja, perlindungan, berusaha mengetahui
pengguna jasa seringkali dihadapkan pada kebutuhan konsumen.
permasalahan atau kesulitan-kesulitan teknis 5. Berwujud (tangible), penampilan para
terkadang terlalu dibesar-besarkan. Sudah pegawai dan fasilitas fisik lainnya,
sering menyaksikan berbagai pandangan seperti peralatan atau perlengkapan yang
umum tentang antrean panjang orang-orang menunjang pelayanan.
dalam membayar rekening listrik di PLN.
Menurut Subarsono dalam Dwiyanto Lebih lanjut Fitzsimons dan Fitzsimons
(2008;136) pelayanan publik merupakan dalam Thahir (2010;6) bahwa; perspektif
produk birokrasi publik selalu diterima yang dapat diukur dari kualitas pelayanan
masyarakat. Karena itu, pelayanan publik publik antara lain adalah;
didefenisikan sebagai serangkaian aktivitas 1. Muatan (content)
dilakukan lembaga birokrasi publik 2. Proses (process)
memenuhi bentuk kebutuhan warga. Konsep 3. Struktur (structure)
pelayanan publik, dikatakan Sarundadjang 4. Hasil atau keluaran (outcome)
(2005;218), bahwa; realita di lapangan pada 5. Dampact (impact)
instansi birokrasi pemerintah, konsep 6. Dan lain-lain.
pelayanan publik adalah konsep bersifat
“counter produktif”, artinya secara sistemik Menurut Gaspersz dalam Ruhana
birokrasi memiliki mekanisme tersendiri (2010;18), bahwa; ada beberapa dimensi
dalam melayanai publik tetapi sistem yang harus diperhatikan dalam proses
pelayanan publik selalu dikedepankan tidak perbaikan kualitas jasa pelayanan publik,
sepenuhnya memenuhi berbagai bentuk yakni;
kebutuhan publik secara kolektif. 1. Ketepatan waktu pelayanan
Mengantisipasi hal ini sangat diperlukan 2. Akurasi pelayanan, yang berkaitan
pola baru dalam pelayanan publik dengan dengan reliabilitas.
sitem monitoring dan evaluasi pelayanan 3. Kesopanan dan keramahan dalam
publik sebenar-benarnya menilai memberikan pelayanan
implementasi pelayanan publik. 4. Tanggungjawab berkaitan penerimaan
Lovelock dalam Ruhana (2010;19) pesanan, maupun penanganan keluhan.
menyatakan; suatu produk bila ditambah 5. Kelengkapan, menyangkut ketersediaan
pelayanan publik yang baik akan sarana pendukung.
menghasilkan kekuatan memberikan 6. Kemudahan dalam mendapatkan
manfaat dan keuntungan, mampu pelayanan.
menghadapi persaingan bersifat mendunia. 7. Variasi model pelayanan, berkaitan
Menurut Fitzsimmons dan Fitzsimmons dengan inovasi.
dalam Thahir (2010;6), bahwa; “terdapat 8. Pelayanan pribadi, berkaitan
lima determinan kualitas pelayanan publik fleksibilitas/penanganan permintaan
yang dapat dirinci sebagai berikut: khusus.
1. Keterandalan (realibility), kemampuan 9. Kenyamanan memperoleh pelayanan.
memberikan pelayanan secara tepat dan 10. Atribut yaitu pendukung pelayanan
benar, jenis pelayanan yang telah lainnya.
dijanjikan kepada konsumen/pelanggan.

235
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

Ndraha dalam Thahir (2010;7), PEMBAHASAN


berpendapat; dimensi-dimensi penilaian
kualitas pelayanan disektor privat atau bisnis, 1. Faktor Kompetensi Pegawai.
tidak dapat digunakan begitu saja disektor
publik, lebih-lagi disektor sipil. Dalam Kompetensi dipahami sebagai kombinasi
kondisi “no choise” sektor publik, tolok antara keterampilan, atribut personal, dan
ukur penilaian kualitas pelayanan publik pengetahuan tercermin melalui kinerja yang
bukan pada tingkat kepuasan, tetapi dapat diamati, diukur dan dievaluasi.
pengertian, penerimaan, dan kepercayaan Sehingga kompetensi didefenisikan sebagai
konsumer. Menurut Kotler dalam Nurdin keterampilan, pengetahuan dan karakteristik
(2010;61) bahwa; ada lima determinan atau perilaku yang dituntut, agar pegawai
kualitas pelayanan publik yang dapat dirinci menampilkan kinerja superior. Sehingga
sebagai berikut: kompetensi didefenisikan sebagai
1. Keterandalan (realibility), kemauan kemampuan dimiliki seseorang yang
untuk malaksanakan jasa yang dijanjikan nampak dalam sikapnya sesuai kebutuhan
dengan tepat dan terpercaya. kerja dalam parameter lingkungan organisasi
2. Keresponsifan (Responsiveness), dan memberikan hasil diinginkan.
kemampuan untuk membantu pelanggan Kompetensi berkaitan dengan potensi
dan memberikan jasa dengan cepat atau pegawai jika digali dengan baik memberikan
ketanggapan. nilai tambah bagi organisasi. Kompetensi
3. Keyakinan (confidence), pengetahuan adalah kemampuan melaksanakan kegiatan
dan kesopanan karyawan serta dalam praktek profesi sesuai standar
kemampuan mereka menimbulkan memenuhi persyaratan dunia kerja. Awalnya
kepercayaan dan keyakinan atau kompetensi dimanfaatkan dalam bidang
assurance. pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan
4. Empaty (emphaty), syarat peduli, seleksi dan sistem remunerasi. Kemudian
memberikan perhatian, pribadi pelanggan. terakhir kompetensi diintegrasikan kedalam
5. Berwujud (tangibles), penampilan konsep Competency Based Human Resource
fasilitas, peralatan, personil dan media Management (CBHRM). Melalui CBHRM,
komunikasi. kompetensi pegawai terdokumentasikan
Kualitas pelayanan publik dapat diukur dengan baik dan dapat dilakukan
melalui kriteria umum, menurut Nurdin pengembangan searah dengan
(2010;61) bahwa; “untuk mengukur kualitas pengembangan kompetensi utama (core
pelayanan publik diselenggarakan competencies) organisasi dalam mencapai
pemerintah, dapat diukur melalui kriteria visi dan misinya. Dengan demikian, dapat
umum yang dapat digunakan adalah: didentifikasikan kebutuhan kompetensi
Kesederhanaan, Kejelasan dan Kepastian, pegawai, sehingga arah kebijakan
Keamanan, Keterbukaan, Efisien, Keadilan pengembangan pegawai dapat ditentukan.
yang merata, Ekonomis dan Ketepatan Dapat dikatakan kompetensi adalah yang
Waktu. Oleh karena itu, kualitas pelayanan terukur, diobservasi, diprediksikan, dan
dapat disimpulkan diukur dengan indikator; dievaluasi terfleksikan dalam perilaku kerja
- Kesederhanaan seseorang, terdiri atas kombinsai antara
- Kejelasan dan ketepatan waktu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
- Keamanan Kompetensi merupakan faktor penentu
- Ketepatan waktu seseorang menampilkan kinerja terbaiknya.
- Efisien Pada situasi kolektif dalam organisasi,
- Keterbukaan kompetensi merupakan keberhasilan
- Keadilan yang merata organisasi menghadapi perubahan. Konsep
- Ekonomis kompetensi digunakan sebagai berikut;
- Ketepatan waktu. 1. Memperjelas standar kerja dan harapan
yang ingin dicapai.
2. Alat seleksi pegawai

236
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

3. Memaksimalkan produktivitas Inisiatif dan Kondisi fisik tempat kerja.


4. Dasar untuk pengembangan sistem Dalam realisasinya semangat kerja
remunerasi berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
5.Memudahkan adaptasi terhadap perubahan kerja dalam hal ini termasuk peningkatan
6.Menyelaraskan perilaku kerja dengan kualitas pelayanan, sehingga kondisi
nilai-nilai organisasi. semangat kerja pegawai ASN masih relatif
rendah berakibat pada rendahnya kualitas
Oleh karena itu kemampuan kerja pelayanan publik di Indonesia.
pegawai adalah pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan yang dimiliki pegawai 3. Faktor Motivasi Pegawai.
berkaitan pekerjaannya. Setiap pegawai
senantiasa dituntut memiliki tingkat Motivasi diartikan sebagai kekuatan
kemampuan tertentu melaksanakan bidang sumber daya yang menggerakkan dan
pekerjaannya secara efektif dan efisien. mengendalikan perilaku manusia. Motivasi
Sehingga indikator kompetensi pegawai berasal dari bahasa latin “movere” berarti
terdiri dari: menggerakkan. Dalam konteks pekerjaan,
- Pengetahuan motivasi merupakan salah satu faktor
- Kemampuan/Skill penting dalam mendorong seorang pegawai
- Sikap untuk bekerja. Secara etimologis istilah
Dalam penyelenggaraan pelayanan motivasi (motivation) berasal dari bahasa
publik, faktor kompetensi pegawai latin, yakni movere berarti meggerakkan.
berpengaruh terhadap kualitas Diserap dalam bahasa Inggris menjadi
penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga motivasion berarti pemberian motif,
di Indonesia dengan kondisi kompetensi penimbulan motif atau hal yang
pegawai yang belum baik berakibat terhadap menimbulkan dorongan atau keadaan
rendahnya kualitas pelayanan publik di menimbulkan dorongan. Sehingga, motivasi
Indoensia. tergantung kepada kekuatan motifnya.
Motivasi merupakan faktor-faktor yang
2. Faktor Semangat Kerja Pegawai. mengarahkan dan mendorong perilaku
seseorang melakukan kegiatan dinyatakan
Prestasi kerja pegawai berkaitan dengan dalam bentuk usaha keras atau lemah.
berbagai faktor, antara lain tingkat semangat Faktor-Faktor Tersebut timbul didasarkan
kerja. Sehingga semangat kerja dikatakan adanya keinginan pemenuhan kebutuhan
sebagai kewajiban yang erat kaitannya yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dapat
dengan kepuasaan kerja, kegairahan kerja disimpulkan bahwa motivasi pegawai terdiri
dan keinginan mempertinggi hasil kerja. dari; Keinginan untuk mencapai tujuan dan
Berarti semangat kerja menimbulkan dan Keinginan untuk memenuhi kebutuhan.
mendorong keinginan pegawai
mempertinggi hasil kerja, tak lain prestasi 4. Faktor Profesionalisme Pegawai.
kerja pegawai itu sendiri. Semangat kerja
harus diupayakan berbagai cara guna Profesional merupakan Kemampuan
meningkatkan prestasi kerja, secara teoritik untuk dapat melakukan berbagai pekerjaan
antara semangat kerja dengan prestasi kerja yang sesuai dengan tugas dan fungsi dari
terdapat hubungan erat. Apabila semangat pekerjaan atau profesi yang dilakukannnya,
kerja dapat ditumbuhkembangkan profesionalisme juga merupakan nilai-nilai
diharapkan prestasi kerja meningkat. atau semangat yang terkandung dalam diri
Semangat kerja pegawai dengan seseorang individu, kelompok, golongan,
indikator seperti kerjasama, kondisi fisik atau group secara konsekwen untuk
tempat kerja, inisiatif dan disiplin kerja, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
yang dapat digunakan untuk mengukur dan fungsinya dalam pekerjaan atau profesi
semangat kerja pegawai negeri sipil. Oleh yang dilakukan oleh masing-masing. Konsep
karena itu, semangat kerja dapat profesionalisme setidaknya dapat diartikan
disimpulkan terdiri dari; Disiplin, Kerjasama, atau ditandai oleh beberapa indikator

237
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

penting yang saling berpengaruh, penyelenggaraan pelayanan publik kepada


diantaranya; Kompetensi atau kemampuan, masyarakat akan dapat lebih teratasi dengan
Komitmen dan sikap totalitas, Kesediaan peningkatanan kualitas penyelenggaraan
untuk terus belajar dan melakukan perbaikan pelayanan baik dengan menerapkan nilai-
tanpa hentinya, Keikutsertaan pada nilai dan konsep profesionalisme dari
organisasi profesi, Kepatuhan pada etika aparatur pemerintah. Dalam realisasinya,
profesi dan umum serta Kompensasi yang kondisi profesinalisme pegawai ASN
memadai. berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
Profesionalisme diartikan sebagai bentuk publik di Indonesia, hal terlihat dari kondisi
kemampuan dan keterampilan seseorang kurang profesionalismenya pegawai
dalam melakukan pekerjaan menurut bidang berakibat pada rendahnya kualitas pelayanan
dan tingkatannya, hasil pekerjaan yang publik di Indonesia.
dilakukan apabila ditinjau dari segala segi,
penyelenggaraan pelayanan publik dianggap 5. Kualitas Pelayanan Publik di
telah sesuai dengan porsi, efektivitas serta Indonesia.
bersifat terus-menerus, dalam situasi dan
kondisi bagaimanapun serta dalam jangka Secara umum pengelompokkan jenis
waktu penyebaran relatif singkat, maka pelayanan umum pada dasarnya dilakukan
seseorang tersebut dalam penyelenggaraan dengan melihat jenis jasa yang dihasilkan
pelayanan publik. Demikian sempurnanya institusi birokrasi pemerintah. Jenis layanan
hasil pekerjaan tersebut, disamping dalam dapat diberikan birokrasi pemerintah kepada
pekerjaan dan perilaku yang diberikannya publik. Jenis layanan dapat diberikan
menyebabkan sulit pihak lain mencari-cari penyedia layanan dalam hal ini pemerintah
kesalahan. Seorang dikatakan profesional kepada pihak membutuhkan pelayanan
tidak dapat dinilai dari satu segi saja, yaitu publik terdiri dari berbagai macam. Dalam
disamping sisi keahlian dan keterampilannya pelayanan publik oleh pemerintah, selama
juga diperhatikan sisi mentalitasnya ini terkesan masih kurangnya perhatian dan
(perilaku seseorang).” keseriusan pemerintah sebagai
Karakteristik seseorang dapat dikatakan penyelenggara pelayanan publik. Dalam
sebagai profesional dalam menjalankan praktiknya selama ini pemerintah sebagai
tugas-tugasnya dalam penyelenggaraan penyelenggara pelayanan publik masih
pelayanan publik, adalah sebagai berikut; - terasa kurang serius dalam melaksanakan
Dia merara bangga dengan pekerjaannya, pelayanan publik. Beberapa alasan mengapa
Mewujudkan komitmen personal terhadap kurang seriusnya dan kurangnya perhatian
kualitas, Mempunyai tanggungjawab yang pemerintah terhadap arti pentingnya
besar, Dapat mengantisipasi sehingga dia pelayanan publik kepada masyarakat, antara
sangat berinisiatif, Ingin menyesuaikan lain: Pemerintah lebih bersifat monopoli,
pekerjaan dengan tuntas, Ikut terlibat dalam Instansi pemerintah lebih Mengandalkan
pekerjaan, tugas diluar peranan yang kepada kewenangan yang dimiliki,
ditugaskan, Ingin terus menerus belajar Akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
untuk meningkatkan kemampuan melayanai, publik belum berjalan se mestinya,
Dia mendengar kepada kebutuhan pelanggan, Terjadinya pandangan salah dari pemerintah
Dia adalah pemain dalam satu tim, Dia dapat sebagai penyelenggara pelayanan publik dan
dipercaya dan jujur, terus terang, loyal dan Kesadaran Rendah.
terbuka terhadap kritik yang konstruktif . Kepuasan masyarakat merupakan bentuk
Profesional menjadi tuntutan dasar dalam perbandingan antara layanan publik yang
pelayanan publik. Dalam hal ini tentunya diterima dengan pelayanan publik yang
profesionalisme aparatur pemerintah diharapkan. Bila hasilnya mendekati satu
memiliki kewajiban melayani masyarakat maka masyarakat akan puas, begitu juga
dalam memenuhi kebutuhan dasar apabila sebaliknya jika harganya jauh lebih
masyarakat, sehingga permasalahan yang kecil dari satu masyarakat semakin tidak
selama ini menjadi masalah dalam puas. Idealnya adalah melebihi dari satu

238
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

berarti jasa pelayanan publik yang diberikan dalam memberikan pelayanan,


melebihi harapan, atau ada harapan yang Tanggungjawab berkaitan penerimaan
tidak diduga (antisipasi) yang dipuaskan pesanan, maupun penanganan keluhan,
dalam pelayanan publik. Dalam memberikan Kelengkapan, menyangkut ketersediaan
pelayanan publik berkualitas, organisasi sarana pendukung, Kemudahan dalam
publik atau pemerintah memahami segala mendapatkan pelayanan, Variasi model
tuntutan, keinginan, harapan atau tingkat pelayanan, berkaitan dengan inovasi,
kepuasan masyarakatnya. Secara praktis Pelayanan pribadi, berkaitan
kualitas pelayanan publik akan terlaksana fleksibilitas/penanganan permintaan khusus,
dengan baik dapat memuaskan masyarakat Kenyamanan memperoleh pelayanan
sebagai pelanggan apabila didukung oleh berkaitan lokasi, ruang, kemudahan
faktor-faktor antara lain adalah; kesadaran informasi dan Atribut yaitu pendukung
para pejabat, kesadaran pimpinan dan pelayanan lainnya seperti kebersihan
pelaksana, adanya aturan yang memadai, lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, TV,
organisasi dengan mekanisme sistem yang dan sebagainya.
cukup dinamis, pendapatan pegawai yang Dalam mengukur kualitas pelayanan
cukup, kemampuan dan keterampilan yang publik diselenggarakan pemerintah, dapat
sesuai dan dan tersedianya sarana dan diukur melalui kriteria umum yang dapat
prasarana pelayanan publik. digunakan adalah:
Dalam mengembangkan pelayanan 1. Kesederhanaan
publik berkualitas atau ”service quality” 2. Kejelasan dan Kepastian
terlebih dahulu dihilangkan empat 3. Keamanan,
kesenjangan antara pemberi pelayanan 4. Keterbukaan,
publik dengan masyarakat. Kesenjangan 5. Efisien,
dalam pelayanan yang perlu dieliminir 6. Keadilan yang merata,
antara lain; 7. Ekonomis,
1. Tidak mengetahui apa yang dinginkan 8. Ketepatan Waktu,
pelanggan. Terdapat 7 (tujuh) faktor yang sering
2. Kesalahan menentukan standar kualitas dilibatkan dalam penilaian bidang, yakni
pelayanan faktor dampak terhadap masyarakat, faktor
3. Kesenjangan kinerja pelayanan kepemimpinan, faktor persepsi pelanggan,
4. Terjadi kesenjangan antara janji dengan faktor dampak institusi terhadap masyarakat,
pelayanan yang diterima.” faktor indikator keuangan, faktor
Dalam kaitan dengan kualitas pelayanan keterlibatan pemerintah, dan faktor badan-
publik yang diberikan kepada masyarakat, badan khusus. Dalam realisasinya berbagai
maka produk bila ditambah dengan pendapat masyarakat bernada negatif terkait
pelayanan publik yang baik dapat pelayanan publik yang diberikan birokrasi
menghasilkan kekuatan yang memberikan pemerintah, sering kita dengar melalui
manfaat dan keuntungan, bahkan mampu berbagai media informasi, dalam kehidupan
menghadapi berbagai persaingan bersifat sehari-hari dilingkungan di sekitar kita.
mendunia. Selain hal tersebut di atas, juga Fenomena tersebut menggambarkan betapa
terdapat determinan dari kualitas pelayanan buruknya kualitas pelayanan publik selama
publik, yang dapat dirinci sebagai berikut: ini dinikmati masyarakat. Sudah lama
Keterandalan (realibility), Keresponsifan masyarakat mengeluh terhadap
(responsivennes). Pengetahuan atau penyelenggaraan pelayanan publik yang
wawasan (assurance). Empati (emphaty), dirasakannya amat jauh dari harapannya.
dan Berwujud (tangible). Tetapi sejauh ini ternyata tidak ada
Beberapa dimensi yang harus perbaikan yang berarti dalam
diperhatikan dalam proses perbaikan penyelenggaraan pelayanan publik.
kualitas jasa pelayanan publik, yakni; Apabila organisasi publik mampu
Ketepatan waktu pelayanan, Akurasi menerapkan atribut kualitas
pelayanan, yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan publik dan
reliabilitas, Kesopanan dan keramahan melakukan berbagai upaya perubahan

239
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

berupa perubahan dari budaya pelayanan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi


publik yang berorientasi pada kepentingan kualitas pelayanan publik di Indonesia
pelanggan/masyarakat serta menjadikan adalah;
kualitas pelayanan publik sebagai komitmen a. Kompetensi Pegawai.
bersama aparatur pemerintah sebagai aktor b. Semangat Kerja Pegawai.
utama dari penyelenggaraan pelayanan c. Motivasi Kerja Pegawai.
publik, dimungkinkan akan terciptanya d. Profesionalisme Pegawai.
bentuk organisasi publik yang benar-benar
dapat memberikan tingkat kepuasan relatif Saran
tinggi kepada masyarakat selaku unsur
penerima pelayanan publik dari unsur 1. Disarankan kepada pemerintah untuk
instansi birokrasi pemerintah. Tingkat meningkatkan kualitas pelayanan publik.
kepuasan dari masyarakat sebagai penerima 2. Disarankan kepada pemerintah untuk
layanan publik yang dilaksanakan oleh melakukan pendidikan dan pelatihan,
institusi birokrasi pemerintah adalah; dalam meningkatkan kompetensi
merupakan suatu bentuk perbandingan pegawai, semangat kerja pegawai,
antara layanan publik yang diterima motivasi pegawai dan profesionalisme
(perceived service) dengan layanan publik pegawai
yang diharapkan (expected service).
Spesifikasi teknis pelayanan publik DAFTAR KEPUSTAKAAN
sebagai ukuran pelayanan publik, maka
standar pelayanan publik merupakan ukuran Agus, Dwiyanto, 2008, Mewujudkan Good
yang harus dipenuhi dalam pelayanan publik Governance Melalui Pelayanan Publik,
dan wajib ditaati pemberi pelayanan publik Gadjah Mada University Press,
dan atau pengguna pelayanan publik. Setiap Yogyakarta.
pelayanan publik yang diselenggarakan Hariandja, Mariot Tua Effendi, 2002,
pemerintah harus memiliki standar Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.
pelayanan publik yang jelas dan Gramedia Widiasarana Indonesia,
dipublikasikan sebagai jaminan kepastian Jakarta.
bagi masayarakat. Peningkatan kualitas Irlian, Ledy Novia, 2012, Pengaruh
pelayanan publik diperlukan menjawab Motivasi, Kompetensi, Pegawai Dan
tuntutan publik akan prinsip better quality of Partisipasi Masyarakat Terhadap
life dan arus globalisasi. Dapat dinyatakan Pelayanan TKI Oleh Badan Nasional
kualitas pelayanan publik di Indonesia masih Penempatan dan Perlindungan Tenaga
rendah, hal ini disebabkan oleh faktor- Kerja, Disertasi, Universitas Satyagama,
faktor: Jakarta.
1. Kompetensi Pegawai yang relatif masih Jo Ann G, Ewalt, 2001, Theries Of
kurang. Governance and New Public
2. Semangat Kerja Pegawai yang relatif Management, New York.
masih kurang. Ndraha, Taliziduhu, 2003, Kybernology
3. Motivasi Pegawai yang relatif masing (Ilmu Pemerintahan Baru), Rineka
kurang. Cipta, Jakarta.
4. Profesionalisme Pegawai yang relatif Nurdin, Ismail, 2010, Isu Paradigma dan
masih kurang. Pengembanga Model Badan Usaha
Pelayanan Publik, Jurnal Manajemen
PENUTUP Pemerintahan, Fakultas Manajemen
Pemerintahan, IPDN, Jatinangor.
Kesimpulan Rauf, Rauf, 2012, Peranan Lembaga
Kemasyarakatan Kelurahan Dalam
1. Dalam realisasinya kualitas pelayanan Membantu Tugas Lurah di Kota
publik di Indonesia masih rendah. Pekanbaru Provinsi Riau, Disertasi,
Universitas Satyagama, Jakarta.

240
Rahyunir Rauf PUBLIKa.,Vol.1,No.2,Oktober,hal 230-241 (2015)

Ryas Rasyd, 1997, Desentralisasi Dalam


Rangka Menunjang Perkembangan
Daerah, Dalam Perkembangan
Administrasi Pemerintahan Indonesia,
LP3ES, Jakarta.
Ruky, Achmad S, 2003, Sumber Daya
Manusia Berkualitas Mengubah Visi
Menjadi Realitas, Gramedia, Jakarta.
Ruhana, Faria, Model Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu di Kota Cimahi,
Jawabarat, Jurnal Manajemen
Pemerintahan, Fakultas Manajemen
Pemerintahan, IPDN, Jatinangor.
Sadu, Wasistiono, 2003, Kapita Selekta
Manajemen Pemerintahan Daerah,
Alqaprint, Jatinangor.
Sarundajang, 2005, Babak Baru Sistem
Pemerintahan Daerah, Kata Hasta,
Jakarta.
Sumardi, Nyoman, 2010, Sosiologi
Pemerintahan; Dari Perspektif
Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi,
dan Sistem Kepemimpinan
Pemerintahan di Indonesia, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Tahir, M.Irwan, 2010, Aplikasi
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PPTSP) Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, Jurnal Manajemen
Pemerintahan, Fakultas Manajemen
Pemerintahan, IPDN Jatinangor.
Tilla’ar, H.A.R, 1999, Beberapa Agenda
Reformasi Pendidikan Nasional Dalam
Perspektif Abad 21, Indonesia Tera,
Jakarta.
Wargadinata, Ella, 2010, Kualitas dan
Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Publik Setelah Otonomi
Daerah, Jurnal Manajemen
Pemerintahan, Fakultas Manajemen
Pemerintahan, IPDN, jatinangor.
Widodo, Joko, 2001, Good Governance,
Insan Cendikia, Surabaya.
Winardi, J. 2002, Motivasi Dan
Pemotivasian Dalam Manajemen, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.

241

You might also like