You are on page 1of 12

HUBUNGAN PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH DENGAN

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK


(Suatu Studi Di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa)
Oleh : Switika Bonde

Abstrak : Research carried out in the framework of thesis writing as one of the final project
to earn a Bachelor's degree or bachelor degree at the Faculty of Social and Political Sciences
Unsrat Manado is preceded by preliminary observations indicate that the quality of public
services in the District Pineleng still low . This condition seems to be related to the level of
professionalism officials also indicated that low. Thus , this study aimed to analyze the
relationship between professionalism apparatus with the quality of public services in the
district of Minahasa Pineleng .
This study uses descriptive quantitative approach. Data were collected through
questionnaires spread technique to 40 respondents from the elements and forces 40 people
from the community element of service users . Data were analyzed by applying analytical
techniques percentage or frequency tables analysis , and to test the hypothesis applied
engineering product moment correlation analysis and simple linear regression .
The results showed that the distribution of the respondents' answers to all the variables , both
independent variables ( the professionalism of civil servants ) and the dependent variable
( quality of public services ) is quite varied , but the average is at medium or medium
category . Meanwhile , the condition of public service quality perceived by the respondents
are also service users in the category , but relatih not satisfactory .
The conclusion of this study is bahawa professionalism of civil servants have a positive and
significant relationship with the quality of public services , and related to both the
contributive . Means that the increase or decrease in the quality of public services is
determined by the professionalism of the officers in the public service task . It is
recommended that the District government concern about the increasing professionalism of
government officials , particularly at the village and district Pineleng through functional
training techniques .

Keywords : professionalism , Quality Public Services

PENDAHULUAN kapasitas pemerintah untuk dapat melayani


dengan baik dan berkualitas. Tuntutan
Dewasa ini tumbuh dan
masyarakat tidak lagi terbatas pada sektor
berkembang berbagai tuntutan terhadap
domistik, tetapi telah berkembang dan
pelayanan, sebagai repleksi dari
melebar ke arah sektor publik, termasuk
kompleksitas kebutuhan masyarakat, di
hak-hak sipil.
mana bentuk dan jenis pelayanan yang
Upaya untuk mewujudkan
diinginkan masyarakat sangat beragam
penyelenggaraan Pemerintahan secara
sehingga kadang-kadang melebihi
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
benar (good-governance) dan bersih seperti urusan pembuatan Kartu Tanda
(clean-government) termasuk di dalamnya Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
penyelenggaraan pelayanan publik (KK). Walaupun kedua hak masyarakat
memerlukan unsur-unsur mendasar antara yang merupakan dasar hukum kewarga-
lain adalah unsur profesionalisme dari negaraan ini secara fungsional telah
pelaku dan penyelenggara pemerintahan dialihkankan atau menjadi tugas Dinas
dan pelayanan publik. Terabaikannya Kependudukan dan Catatan Sipil, namun
unsur profesionalisme dalam menjalankan berbagai persyaratan dan prosedurnya
tugas dan fungsi organisasi pemerintahan harus melalui pemerintah desa dan
akan berdampak kepada menurunnya kecamatan di mana yang bersangkutan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan berdomisili.
dan pelayanan publik. Profesionalisme Realitas tersebut paling tidak dapat
disini lebih ditujukan kepada kemampuan juga dijumpai di desa-desa atau dikantor
aparatur dalam memberikan pelayanan kecamatan Pineleng sebagai lokasi
yang baik, adil, dan inklusif; dan tidak penelitian ini sesuai hasil pengamatan awal
hanya sekedar kecocokan keahlian dengan yang penulis lakukan. Artinya ada
tempat penugasan, namun aparatur dituntut fenomena bahwa aparatur pemerintah di
untuk memiliki kemampuan dan keahlian sana kurang profesional dalam
untuk memahami dan menerjemahkan menjalankan tugas pelayanan kepada
aspirasi dan kebutuhan masyarakat ke masyarakat sehingga berdampak pada
dalam kegiatan dan program pelayanan. rendahnya tingkat pencapaian kualitas
Berbagai fenomena menunjukkan pelayanan publik itu sendiri. Fenomena ini
bahwa pelayanan publik yang berkualitas dapat dilihat dari adanya keterlambatan
amat sulit dan sangat langka ditemukan, dan biaya tambahan dalam mengurus
khususnya pada pemerintahan tingkat desa urusan tertentu yang dikeluhkan
dan kecamatan. Hal ini diindikasikan masyarakat pengguna layanan.
dengan masih banyaknya keluhan Bertolak dari perumusan masalah
masyarakat ketika berhadapan dengan tersebut di atas, maka penelitian ini
aparatur pemerintah kecamatan maupun bertujuan untuk “menganalisis hubungan
desa dalam mengurus atau menyelesaikan antara profesionalisme aparatur pemerintah
sesuatu urusan, terutama berkaitan dengan dengan kualitas pelayanan publik di
hak-hak mereka sebagai warga negara,
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
Kecamatan Pineleng Kabupaten “Keandalan dalam pelaksanaan tugas
Minahasa” sehingga terlaksana dengan mutu tinggi,
Menurut Henry (1995 : 301), suatu waktu yang tepat, cermat, dan dengan
profesi bisa didefinisikan sebagai bidang prosedur yang mudah dipahami dan diikuti
khusus dan tersendiri, umunya oleh pelanggan”.
memerlukan pendidikan tinggi sekurang- Terbentuknya aparatur profesional
kurangnya empat tahun, serta menawarkan menurut pendapat Siagian (2000 : 163),
karier seumur hidup bagi yang memerlukan pengetahuan dan
menekuninya. Profesi selalu dikaitkan keterampilan khusus yang dibentuk
dengan masalah status. melalui pendidikan dan pelatihan sebagai
Dalam pandangan Korten dan instrumen pemutakhiran. Dengan
Alfonso (1981) yang dikutip Tjokrowinoto pengetahuan dan keterampilan khusus
(1996 : 190), bahwa profesionalisme yang dimiliki oleh aparat memungkinnya
adalah Kecocokan (fitness) antara untuk menjalankan tugas dan
kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi menyelenggarakan pelayanan publik
(bureaucratic-competence) dengan dengan mutu tinggi, tepat waktu, dan
kebutuhan tugas (task-requirement). prosedur yang sederhana.
Terpenuhinya kecocokan antara Dari kedua jenis pendekatan yang
kemampuan aparatur dengan kebutuhan dikemukakan, terdapat beberapa dimensi
tugas merupakan syarat terbentuknya yang tercakup di dalam pekerjaan dan
aparatur yang profesional. Artinya perilaku profesional, yang sekaligus akan
keahlian dan kemampuan aparat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai
merefleksikan arah dan tujuan yang ingin profesionalisme aparatur pemerintah/
dicapai oleh sebuah organisasi. Apabila pegawai, yaitu : memiliki pengetahuan,
suatu organisasi berupaya untuk keterampilan atau keahlian, semangat
memberikan pelayanan publik secara kerja, sikap altruistik, serta adanya
prima maka organisasi tersebut ketaatan terhadap aturan main profesional
mendasarkan profesionalisme terhadap (kode etik).
tujuan yang ingin dicapai. Mahmudi (2005 : 229) menyatakan
Pandangan lain seperti Siagian pelayanan publik adalah segala kegiatan
(2000 : 163) menyatakan bahwa yang pelayanan yang dilaksanakan oleh
dimaksud dengan profesionalisme adalah : penyelenggara pelayanan publik sebagai
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
upaya pemenuhan kebutuhan publik dan 4. Responsiveness, yaitu kemampuan
pelaksanaan ketentuan peraturan untuk membantu pelanggan dan
perundang-undangan. Pelayanan menurut memberikan pelayanan yang tepat;
Sugiarto, 2003:36) merupakan suatu 5. Tangible, yaitu penyediaan fasilitas
tindakan yang dilakukan untuk memenuhi fisik dan kelengkapan serta
kebutuhan orang lain (konsumen, penampilan pribadi.
pelanggan, tamu, klien, pasien, penumpang Untuk dapat memenuhi tuntutan dan
dan lain-lain). kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang
Pelayanan publik yang harus semakin berkembang, Pemerintah perlu
diberikan oleh pemerintah seperti yang sedini mungkin mengusahan
dikemukakan oleh Mahmudi (2005 : 229) profesionalisme aparatur (pegawai negeri).
dapat diklasifikasikan ke dalam dua Hal ini sejalan dengan pendapat Kristiadi
kategori utama, yaitu pelayanan kebutuhan (1998:135) yang menyatakan bahwa :
dasar (meliputi kesehatan, pendidikan ” Dalam fungsi pelayanannya,
aparatur negara harus menciptakan
dasar dan bahan kebutuhan pokok
kondisi keseimbangan antara tuntutan
masyarakat) dan pelayanan umum (terdiri aktual masyarakat dengan kemampuan
untuk memenuhi tuntutan tersebut.
dari pelayanan adtninistratif, pelayanan
Untuk itu, profesionalisme aparatur
barang, pelayanan jasa). mutlak diperlukan seiring dengan
pendayagunaan kelembagaan dan
Brown dalam Moenir (1998 : 33)
ketatalaksanaan.”.
berpendapat bahwa di mata masyarakat Dari pendapat di atas, jelas bahwa
kualitas pelayanan meliputi ukuran-ukuran pengembangan profesionalisme dalam
sebagai berikut : jajaran pemerintahan sudah menjadi suatu
1. Reability, yaitu kemampuan untuk kebutuhan yang harus dipenuhi demi
memproduksi jasa sesuai yang efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
diinginkan secara tepat; tugas-tugas pemerintahan, terutama dalam
2. Assurance, yaitu pengetahuan dan memberikan pelayanan kepada
kemampuannya untuk meyakinkan; masyarakat. Profesionalisme bukan sesuatu
3. Empaty, yaitu tingkat perhatian dan yang dapat tercipta begitu saja, melainkan
atensi individual yang diberikan dicapai melalui suatu proses meliputi
kepada pelanggan; berbagai tahapan.
Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat,
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
pemberdayaan ke dalam khususnya bertujuan untuk menganalisis gejala sosial
terhadap para pelaku birokrasi merupakan yang berkaitan dengan kajian
hal yang perlu dilakukan, karena dapat profesionalisme aparatur pemerintah dan
meningkatkan profesionalisme pegawai. kualitas pelayanan publik pada tingkat
Menurut Pamudji (1994:20) kecamatan.
“profesionalisme aparatur bukan satu- Penelitian ini dibatasi pada satu
satunya jalan untuk meningkatkan variabel bebas (independent variable),
pelayanan publik, karena masih ada yakni profesionalisme aparatur
alternatif lain, misalnya dengan pemerintah, dan satu variabel
menciptakan sistem dan prosedur kerja terikat/tergantung (dependent variable),
yang efisien tetapi adanya aparatur yang yaitu kualitas pelayanan publik. Adapun
profesional tidak dapat dihindari oleh definisi konsep dan indikator masing-
pemerintah yang bertanggung jawab”. masing variabel dapat dikemukakan
Mengacu pada uraian dan sebagai berikut :
pendapat-pendapat tersebut di atas, maka
1. Profesionalisme aparat pemerintah
dapat disimpulkan bahwa ternyata untuk Secara konseptual, profesionalisme
mencapai kualitas pelayanan publik yang didefinisikan sebagai seseorang yang
dapat memuaskan masyarakat pengguna, memiliki pengetahuan dan
maka para aparat pemerintah yang keterampilan/keahlian serta sikap
bertugas memberikan pelayanan kepada mental yang terkendali dan terpuji,
masyarakat dituntut untuk memiliki tingkat yang selalu mengutamakan sikap
profesionalisme yang tinggi. Dengan altruistik dan mampu menghasilkan
demikian terdapat hubungan antara produk yang nyata dan dapat
profesionalisme aparatur pemerintah dirasakan oleh anggota masyarakat,
dengan kualitas pelayanan publik. juga dapat menjamin bahwa segala
sesuatu dari perbuatan/pekerjaannya
METODE PENELITIAN
berada dalam kondisi yang terbaik
Penelitian ini menggunakan metode
dari penilaian semua pihak. Variabel
deskriptif-kuantitatif. Penggunaan metode
ini terdiri dari beberapa dimensi
tersebut didasarkan pada pertimbangan
seperti : pengetahuan, keterampilan
bahwa penelitian ini mengangkat
atau keahlian, semangat kerja, sikap
permasalahan yang cukup aktual serta
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
altruistik, serta adanya ketaatan dan Kantor Kecamatan sebanyak 390
terhadap aturan main profesional orang (N1) dan jumlah KK (masyarakat
(kode etik profesi), namun dalam pengguna layanan) sebanyak 12.964 KK
penelitian ini hanya diamati tiga (N2).
dimensi, yaitu : pengetahuan, Sampel adalah sebagian dari
keterampilan dan semangat kerja. jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 1998). Dalam
2. Kualitas Pelayanan Publik
kaitannya dengan penelitian ini, maka
Kualitas pelayanan publik
sampel yang diambil menggunakan teknik
didefinisikan sebagai tingkat
purposive random sampling yakni
keunggulan yang diharapkan dari
pengambilan sampel yang dilakukan secara
layanan publik dan pengendalian atas
sengaja (purposive) dan dengan teknik
tingkat keunggulan tersebut, untuk
acak sederhana tanpa memperhatikan strata
memenuhi tuntutan masyarakat
yang ada dalam anggota populasi itu.
(pelanggan). Adapun indikator
Mengingat penelitian ini bersifat
variabel kualitas pelayanan publik
deskriptif-kuantitatif, maka Instrumen
diukur dari : keandalan, ketanggapan,
utamanya adalah kuesioner atau daftar
jaminan, empati, bukti langsung.
pertanyaan dan dibantu dengan interview-
Populasi dan Sampel
guide (pedoman wawancara). Instrumen-
Populasi dalam penelitian ini
instrumen tersebut digunakan untuk
adalah semua karakteristik yang terkait
menjaring data primer, sementara data
dengan profesionalisme aparatur
sekunder diperoleh melalui penelitian
pemerintah dan kualitas pelayanan publik
dokumentasi. Semua data dikumpulkan
di Kecamatan Pineleng Kabupaten
dengan metode survei dan observasi
Minahasa. Anggota populasi adalah semua
langsung.
aparat desa, aparat Kecamatan dan
masyarakat pengguna layanan yang Teknik Analisis Data
tersebar di 15 (lima belas) desa dalam Data yang telah dikumpulkan
wilayah kecamatan Pineleng. Berdasarkan dalam penelitian ini merupakan data
data statistik Kecamatan Pineleng per 1 interval dan bersumber dari kelompok
April 2012 tercatat jumlah aparat Desa responden yang berbeda, yakni dari
yang ada di Kecamatan Pineleng (15 desa) aparatur pemerintah dan dari
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
masyarakat penerima layanan public. HASIL DAN PEMBAHASAN
Oleh karena itu, teknik-teknik analisis
Profesionalisme Aparatur
data yang akan digunakan dalam
Variabel ini dikonsepsikan sebagai
penelitian ini terdiri dari :
seseorang yang memiliki pengetahuan dan
1. Analisis analisis persentase dan
keterampilan/keahlian serta sikap mental
rata-rata (mean), digunakan untuk
yang terkendali dan terpuji, yang selalu
mendeskripsikan variabel-variabel
mengutamakan sikap altruistik dan mampu
penelitian;
menghasilkan produk yang nyata dan dapat
2. Analisis korelasi product moment
dirasakan oleh anggota masyarakat, juga
digunakan untuk mengukur
dapat menjamin bahwa segala sesuatu dari
keeratan hubungan antar variabel
perbuatan/pekerjaannya berada dalam
sekaligus menghitung besarnya
kondisi yang terbaik dari penilaian semua
pengaruh variabel bebas (X)
pihak.
terhadap variabel terikat (Y)
Mengingat luasnya konsep
melalui koefisien determinasi (r 2 ).
profesionalisme dan memiliki banyak
Untuk memperoleh Koefisien Korelasi
dimensi, maka dalam penelitian ini hanya
Linear Sederhana (KKLS), maka perlu
dibatasi pada tiga aspek/dimensi, yaitu
diselesaikan persamaan sebagai
dimensi pengetahuan, dimensi
berikut :
n∑XY– (∑X) (∑ Y)
keterampilan dan dimensi semangat kerja.
rxy =
{∑X2 - (∑X)2/n} {∑Y2 – (∑ Y)2/n}
Untuk jelasnya hasil penelitian ini
3. Analisis regresi sederhana untuk
dapat dideskripsikan melalui Gambar 1,
mengukur hubungan fungsional
yang mendeskripsikan rata-rata capaian
antara variabel (X dengan Y)
pelaksanaan dimensi-dimensi
sekaligus menguji hipotesis yang
profesionalisme aparatur pemerintah.
telah diajukan sebelumnya.
4. Untuk menguji signifikansi hubungan
Provesionalisme 17.6 70.3%
antara dua variabel (uji hipotesis), Semangat Kerja 18.5 74.0%

Keterampilan 16.7 66.7%


maka nilai koefisien korelasi (r-hitung) Pengetahuan 17.5 70.1%

langsung dikonsultasikan dengan nilai


Gambar 1
kritik r (r-tabel) pada taraf signifikansi
Rata-rata Capaian Pelaksanaan Dimensi-Dimensi
1 % dengan derajad kebebasan (dk) = n. Profesionalisme Aparatur Pemerintah

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
Hasil analisis data sebagaimana indikator sebagaimana tampak pada Tabel 1,
dipaparkan pada Gambar 1 menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian.
bahwa dari tiga dimensi profesionalisme Berikut ini akan dideskripsikan hasil
aparatur pemerintah, ternyata yang paling analisis data dengan mengacu pada lima
tinggi rata-rata capaiannya adalah dimensi dimensi kualitas pelayanan publik,
semangat kerja, yakni sebesar 74 % dari skor sebagaimana dapat disimak pada Gambar 2
teoritik dan yang paling rendah adalah yang mendeskripdikan rata-rata capaian
dimensi keterampilan, yakni hanya sebesar dimensi-dimensi kualitas pelayanan publik.
66.7 %, sementara rata-ratacapaian
profesionalisme sebesar 70,3 %. Kualitas Pelayanan Publik 14.18 70.8%
Berwujud 14.4 71.9%
Empati 14.1 70.3%

Kualitas Pelayanan Publik Jaminan 15.1


Ketanggapan 14.4
75.6%
71.8%
Keandalan 12.9 64.3%

Pelayanan publik dikatakan berhasil Gambar 2. Rata-rata Capaian Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

apabila hasilnya dapat memuaskan Hasil analisis data sebagaimana


kostumer atau masyarakat pengguna jasa dikemukakan pada Gambar 2 menunjukkan
layanan. Dalam hal ini dapat dipahami bahwa rata-rata capaian dimensi “jaminan”
bahwa kepuasan masyarakat terhadap berada jauh diatas rata-rata capaian kualitas
suatu jenis layanan, hanya dapat dipenuhi pelayanan publik, sementara rata-rata capaian
oleh pelayanan yang berkualitas. “keandalam” berada jauh dibawawah rata-
Kepuasan masyarakat terhadap kualitas rata capaian kualialitas pelayanan publik.
pelayanan publik ditentukan oleh tingkat Data yang dikorelasikan adalah
kesesuaian antara pelaksanaan pelayanan data variabel Profesionalisme aparatur
dengan tingkat kepentingan atau harapan pemerintah (X) dengan kualitas pelayanan
masyarakat pengguna layanan, dimana publik (Y). Setelah dihitung dengan
penelitian ini menggunakan 5 (lima) dimensi menggunakan analisis korelasi product
utama dari kualitas pelayanan publik, yaitu moment yang dibantu dengan program
keandalan (realibility), ketanggapan SPSS versi 12.0 for Windows, maka
(responsiveness), keyakinan (confidence), diperoleh koefisien korelasi antara
empati (emphat) dan berwujud (tangigless). Profesionalisme aparatur pemerintah (X)
Masing-masing dimensi tersebut dengan kualitas pelayanan publik (Y)
dioperasionalkan lagi melalui indikator- sebesar 0,884. Jadi terdapat hubungan
yang positif antara Profesionalisme
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
aparatur pemerintah dengan kualitas pada taraf uji 1 %, ternyata hubungan
pelayanan publik. kedua variabel sangat signifikan pada taraf
Untuk dapat memberi interpretasi signifikansi 1%, di mana r hitung = 0,884
secara konvensional seberapa kuat jauh lebih besar dari harga rtabel = 0,403.
hubungan tersebut, maka dapat digunakan Hasil ini mengindikasikan bahwa hipotesis
pedoman yang dikemukakan oleh yang diajukan dalam penelitian ini dapat
Sugiyono (2002) seperti yang tertera pada diterima keberlakuannya secara empiris
Tabel 2. dengan sangat meyakinkan. Artinya bahwa
Tabel 2. Pedoman Untuk Memberikan meningkatnya kualitas pelayanan publik di
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Kecamatan Pineleng dapat dijelaskan
Tingkat Hubungan
Koefisien melalui peningkatan profesionalisme yang
Sangat
0,00 – 0,199 dimiliki oleh aparatur pemerintah di
lemah/rendah
0,20 – 0,399 Lemah/Rendah wilayah Kecamatan tersebut.
0,40 – 0,599 Sedang Koefisien korelasi tersebut,
0,60 – 0,799 Kuat/tinggi
kemudian dikuadratkan guna mendaptkan
Sangat kuat/sangat
0,80 – 1,000
tinggi harga kofisien determinasi. Adapun
Sumber : Sugiyono (2002: 149) koefisien determinasi yang diperoleh adalah
Berdasarkan nilai interval koefisien (0,884)2 = 0,782 atau 78,2%. Hal ini dapat
pada Tabel 2, diketahui bahwa koefisien diinterpretasikan bahwa sumbangan variabel
korelasi (rhitung) antara kedua variabel, profesionalisme aparatur terhadap kualitas
sebesar 0,884 termasuk dalam kategori pelayanan publik di Kecamatan Pineleng
hubungan “sangat tinggi” atau “sangat adalah sebesar 78,2 %, sedangkan sisanya
kuat”. Hasil ini bermakna bahwa antara sebesar 21,8% ditentukan atau dipengaruhi
Profesionalisme yang dimiliki aparatur oleh faktor-faktor lainnya.
pemerintah, baik pemerintah Kecamatan Setelah diketahui bahwa terdapat
Pineleng maupun pemerintah desa yang hubungan positif dan signifikan antara
ada di wilayah Kecamatan Pineleng profesionalisme aparatur dengan kualitas
dengan kualitas pelayanan publik pelayanan publik, maka selanjutnya
mempunyai hubungan yang sangat erat dilakukan analisis regresi sederhana
atau sangat kuat. untuk memprediksi seberapa jauh
Koefisien korelasi sebesar 0,884 pengaruh terhadap kualitas pelayanan
setelah dikonsultasikan dengan harga r tabel publik, apabila nilai profesionalisme
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
aparatur diubah (dinaik-turunkan). yang diikuti oleh kategori “rendah” sebesar
Dengan menggunakan program SPSS, 37,5 % dan kategori “tinggi” sebesar 22,5 %.
versi 12,0, maka diperoleh persamaan Sementara itu, variabel kualitas pelayanan
regresi Ŷ = 19,180 + 0,979X. publik berada pada kategori “sedang”, yaitu
Sebelum menggunakan persamaan sebesar 40%, yang diikuti oleh kategori
regresi tersebut untuk melakukan “rendah” sebesar 35% dan kategori “tinggi”
prediksi, maka terlebih dahulu harus sebesar 25%.
melakukan pengujian keberartian regresi Apabila diamati dari rata-rata
(uji signifikansi) dan uji model regresi capaian untuk setiap dimensi, baik
(uji linearitas regresi). profesionalisme maupun pelayanan publik,
Hasil uji signifikansi dengan maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa
menggunakan statistik F (ANOVA) untuk profesionalisme yang memiliki 3
diperoleh F-hitung sebesar 136,277 dimensi utama (pengetahuan, keterampilan
sedangkan harga F-tabel pada taraf dan semangat kerja), ternyata dalam
signifikansi 1 % dengan derajad kebebasan pelaksanaannya, walaupun aparatur
(dk) pembilang = 1 dan dk penyebut = 38 memiliki pengetahuan dan keterampilan
diperoleh sebesar 7,35 (Fhitung > Ftabel). Ini yang relatif berlum tinggi, namun ditopang
berarti bahwa variabel kualitas pelayanan oleh semangat kerja yang cukup tinggi
publik (Y) punya ketergantungan terhadap sehingga mampu meningkatkan kualitas
variabel profesionalisme aparatur pelayanan publik, khususnya di Kecamatan
pemerintah Kecamatan Pineleng (X) atau Pineleng.
dengan kata lain, apabila terjadi perubahan Hasil penelitian menunjukkan
(naik atau turun) pada variabel X, maka akan bahwa rata-rata capaian dimensi
diikuti perubahan (naik atau turun) pada keterampilan sebesar 66,7 % jauh lebih
variabel Y. rendah dari rata-rata capaian
profesionalisme aparatur (70,3 %) dan
PEMBAHASAN
rata-rata capaian dimensi pengetahuan
Rata-Rata Capaian Profesionalisme dan aparatur (70,1 %). Sementara itu, rata-rata
Kualitas Pelayanan Publik
capaian dimensi-dimensi kualitas
Berdasarkan hasil analisis deskriptif,
pelayanan publik dapat dilihat pada
diketahui bahwa variabel profesionalisme
Gambar 4, di mana rata-rata capaian
berada pada kategori “sedang” yaitu 40 %,
dimensi keandalan (64,3 %) jauh lebih
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
rendah dari rata-rata capaian dimensi aparatur pemerintah (X) ke dalam persamaan
empati (70,3 %) dan dimensi ketanggapan regresi/prediksi di atas, diperoleh Ŷ =
(71,8 %). 19,180 + 0,979 (64) = 81,80. Ternyata jika
Hasil analisis data tersebut di atas profesionalisme aparatur pemerintah
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan ditingkatkan hingga mencapai 64 skor, maka
kualitas pelayanan publik, khususnya kualitas pelayanan publik akan naik dari skor
pelaksanaan dimensi keandalan, rata-rata sebesar 70,8 (70,8%) menjadi 81,80
ketanggapan dan empati, maka dibutuhkan atau  81,8 % dari kriteria yang ditentukan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan untuk kualitas pelayanan publik.
yang sesuai dengan bidang tugas Dengan demikian dapat
pelayanan publik, khususnya berkaitan disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
optimalisasi pelaksanaan dimensi-dimensi profesionalisme pegawai, akan semakin
pelayanan publik itu sendiri. baik dan meningkat pula kualitas layanan
Hasil analisis data Secara empiris, yang diberikan kepada masyarakat
kontribusi profesionalisme aparatur pengguna jasa (publik).
pemerintah terhadap kualitas pelayanan
KESIMPULAN DAN SARAN
publik, diperoleh sebesar 78,2%. Hal ini
1. Kesimpulan
bermakna bahwa meningkatnya kualitas
Berdasarkan hasil-hasil analisis
pelayanan publik, khususnya di Kantor
data, maka dapatlah ditarik beberapa
Kecamatan Pineleng, sebesar 78,2% turut
kesimpulan, antara lain :
ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor
profesionalisme aparatur pemrintah, 1. Setelah dilakukan identifiasi variabel-
sementara sisanya sebesar21,8% ditentukan variabel penelitian, maka diketahui
oleh faktor lainnya. bahwa distribusi jawaban rata-rata
Hasil analisis regresi sederhana berada pada kategori sedang atau
menghasilkan persamaan regresi Ŷ = menegah. Sementara itu, kondisi
19,180 + 0,979. Hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan publik yang
naik-turunnya kualitas pelayanan publik dipersepsikan oleh responden
karena profesionalisme aparat dapat masyarakat pengguna jasa layanan
diprediksikan melalu persamaan regresi juga berada pada kategori sedang,
tersebut. Dengan mensubtitusikan skor namun relatih belum memuaskan.
empirik tertinggi variabel profesionalisme
Jurnal Administrasi Publik
Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT
2. profesionalisme aparatur pemerintah lembaga-lembaga pengembangan
mempunyai hubungan yang positif SDM yang berkompetens.
dan signifikan dengan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
pelayanan publik serta berhubungan Anonimous, 2003, Keputusan Menteri
secara kontributif. Artinya bahwa Pendayagunaan Aparatur Negara
meningkat atau menurunnya kualitas Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003
pelayanan publik turut ditentukan oleh tentang Pedoman Umum
profesionalisme yang dimiliki aparatur Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
dalam melaksanakan tugas pelayanan
Henry, Nicholas, 1995, Administrasi
publik.
Negara dan Masalah-Masalah
2. Saran-saran
Publik, PT.Raja Grafindo Persada,
1. Untuk meningkatkan kualitas
Jakarta.
pelayanan publik, maka
profesionalisme aparatur pemerintah, Kristiadi, J.B., 1998, Deregulasi dan
baik ditingkat desa maupun Debirokratisasi Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pelayanan”,
kecamatan perlu ditingkatkan, Pembangunan Administrasi di
terutama berkaitan dengan dimensi Indonesia, LP3ES, Jakarta.

pengetahuan dan keterampilan. Hal Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja


Sektor Publik. Yogyakarta. UPP
ini dapat dilakukan melalui AMP YKPN.
pendidikan dan pelatihan fungsional Ndraha, T, 2003, Kybernology (Ilmu
yang langsung berkaitan dengan Pemerintahan Baru). Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
tugas dibidang pelayanan publik.
Pamudji, S., 1994, ”Profesionalisme
2. Selain itu, untuk mengoiptimalkan Aparatur Negara Dalam
kualitas pelayanan publik, maka Meningkatkan Pelayanan Publik,
Widyapraja No.19 Tahun III, IIP,
dimensi-dimensi keandalan, Jakarta.
ketanggapan dan empati yang Rasyid, M. R., 1997a, Kualitas Profesional
terindikasi masih rendah perlu Pamong Praja yang Responsif
Terhadap Globalisasi, Makalah
ditingkatkan melalui latihan kerja Seminar Kepemimpinan Pamong
dan pembimbingan langsung Praja, 20 Maret 1997, IIP, Jakarta
ditempat kerja. Hal ini dapat Siagian, Sondang P., 2000, Administrasi
Pembangunan, Bumi Aksara,
dilakukan melalui kerjasama dengan
Jakarta.

Jurnal Administrasi Publik


Jurusan Ilmu Administrasi
FISPOL - UNSRAT

You might also like