Professional Documents
Culture Documents
Vol.
Indriastuti: Memahami Pembaharuan Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik 10 No.
(Good 1 April 2020
Governance)
ISSN: 2086-6674 (Print) ISSN: 2686-0600 (Online)
Memahami Kembali Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik
(Good Governance)
Indriastuti
Email: indriastuti@uwp.ac.id
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Wijaya Putra
Abstract
In re-understanding Public Services to realize good governance it will be easy to do if through the public
service sector. Fundamentals of Public Services are: 1) Public services are the rights of citizens as a mandate
of the constitution, thus it becomes the government's obligation to administer them either by themselves (by
the government bureaucracy) or in collaboration with the private sector; 2) Public services are carried out
with taxes paid by citizens state. The renewal of the delivery of public services can be used as an entry point
and at the same time as a major driver in driving changes in Good Governance practices in Indonesia.
Simplification of the bureaucracy can encourage government bureaucracy to return to its main mission of
ensuring citizens' access to basic services, the need for collectivity, and other strateg ic services that are
beneficial for a decent and dignified life. (Dwiyanto, 2018) Public Service Reform through System
Development and Management of Public Services is very urgent, given the decentralized Unitary Republic of
Indonesia (NKRI), so the service system must be able to guarantee equal access of all citizens to public services
wherever they live. The system must be able to make the region able to respond to the diversity of the needs of
goods and services as a result of regional diversity. As a result of this response allows discretion in the area.
Updating public services through Information and Communication Technology is also very important. Public
Service Reform can be done as far as there is concern from all stakeholders interests to make it h appen.
mewujudkan Tata Pemerintahan yang baik pemerintahan yang baik (good governance).
(Good Governance). Langkah awal pelayanan publik juga dapat
Reformasi Pelayanan Publik dapat berasal dari birokrasi.
dilakukan sejauh ada kepedulian dari semua Hal ini karena para pejabat birokrasi
pemangku kepentingan untuk mewujudkannya lebih menempatkan diri sebagai penguasa
(Dwiyanto, digitalisasi 2018). Pada dasarnya yang membutuhkan pelayanan daripada
fundamen Pelayanan Publik adalah: 1) menjadi pelayan masyarakat sehingga
Pelayanan publik merupakan hak warga negara menyebabkan pengembangan orientasi dan
sebagai amanat konstitusi. tradisi pelayanan kepada warga dalam
Dengan demikian menjadi kewajiban orientasi pemerintah selalu mengalami
pemerintah untuk menyelenggarakannya baik kesulitan.
dilakukan sendiri (oleh birokrasi pemerintah) Selain itu upaya menjamin pelayanan
maupun bekerja sama dengan sektor swasta; 2) publik yang baik diwujudkan dengan
Pelayanan publik diselenggarakan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun
pajak yang dibayar oleh warga negara 2009 tentang Pelayanan Publik, dan Undang-
(Lembaga Administrasi Negara ,2017). Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Semua unsur penting dalam pelayanan Keterbukaan Informasi Publik. Pemberlakuan
publik (penyelenggara baik pemerintah atau kedua undang-undang tersebut menjadi
swasta dan masyarakat sebagai pengguna harapan baru untuk mendorong terciptanya
layanan) harus saling membuka ruang dialog good governance dalam pelayanan publik.
agar dapat memahami perbedaan-perbedaan di Untuk memahami kembali persoalan
antara mereka. Melalui proses tersebut yang terjadi dan mengupayakan pelayanan
diharapkan akan tumbuh konsensus dan publik dalam rangka mewujudkan Tata
sinergi dalam penerapan program-program Pemerintahan yang baik (good governance),
tata kepemerintahan yang baik di masyarakat maka penulis akan membahas hal pokok yaitu:
dimana masing-masing memiliki karakter Bagaimana Konsep dan Pembaharuan
tersendiri tetapi ketiganya tidak akan mampu Pelayanan Publik untuk mewujudkan Tata
berdiri dan berkembang sendiri-sendiri. Penerintahan yang baik (good governance di
Mereka mengarah kepada satu tujuan Indonesia.
yaitu kehidupan yang lebih baik bagi setiap Dalam penulisan ini, penulis mencari
lapisan masyarakat luas. Pada dasarnya, setiap sumber data untuk dijadikan landasan berpikir
pembaruan dan perubahan dalam kehidupan yaitu melalui artikel dari internet, maupun dari
berbangsa dan bernegara, dimaksudkan dalam media cetak atau kepustakaan. Adapun Teknik
rangka menuju terwujudnya pemerintahan Pengumpulan Data yang digunakan penulis
yang demokratis guna terwujudnya Tata dengan menggunakan data sekunder.
61
Indriastuti: Memahami Pembaharuan Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
64
GOVERNANCE: Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik Vol. 10 No. 1 April 2020
publik sangat tergantung pada dua pihak dan sosial baik bagi pemerintah maupun
yaitu birokrasi (pelayan) dan masyarakat bagi masyarakat luas
(yang dilayani) 5. Prinsip Akuntabelitas, yaitu bahwa proses,
Dengan demikian untuk melihat kualitas produk dan mutu pelayanan yang telah
pelayanan publik perlu diperhatikan dan dikaji diberikan harus dapat dipertanggung
dua aspek pokok yakni : Pertama, aspek proses jawabkan kepada masyarakat karena aparat
internal organisasi birokrasi (pelayan); Kedua, pemerintah itu pada hakekatnya
aspek eksternal organisasi yakni kemanfaatan mempunyai tugas memberikan pelayanan
yang dirasakan oleh masyarakat pelanggan. yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Dalam hal ini Irfan Islamy (1999)
menyebut beberapa prinsip pokok yang harus Pembaharuan Pelayanan Publik melalui
dipahami oleh aparat birokrasi publik dalam Pengembangan Sistem dan Manajemen
aspek internal organisasi yaitu : Pelayanan Publik Mengingat Negara Kesatuan
1. Prinsip Aksestabelitas, dimana setiap jenis Republik Indonesia (NKRI) yang
pelayanan harus dapat dijangkau secara Desentralistik. Sistem pelayanan harus mampu
mudah oleh setiap pengguna pelayanan menjamin kesamaan akses semua warga
(misal: masalah tempat, jarak dan negara terhadap pelayanan publik dimanapun
prosedur pelayanan) tempat tinggalnya (Dwiyanto,2018).
2. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap Sistem tersebut juga harus mampu
jenis pelayanan harus secara terus menerus membuat daerah merespon keanekaragaman
tersedia bagi masyarakat dengan kepastian kebutuhan barang dan jasa sebagai akibat
dan kejelasan ketentuan yang berlaku bagi keragaman daerah. Akibat respon tersebut
proses pelayanan tersebut. memungkinkan ada diskresi di daerah. Sebagai
3. Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap negara kesatuan yang desentralistik dengan
jenis pelayanan proses pelayanannya harus daerah yang beragam dalam budaya, etnisitas,
ditangani oleh aparat yang benar-benar perkembangan sosial ekonomi, dan demografi
memahami secara teknis pelayanan tersebut maka diversivitas kebutuhan barang dan jasa
berdasarkan kejelasan, ketepatan dan adalah keniscayaan.
kemantapan sistem, prosedur dan instrumen Manajemen pelayanan harus mampu
pelayanan memperlakukan diversivitas kebutuhan
4. Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses sebagai kekayaan dan sumber inspirasi untuk
pelayanan pada akhirnya harus dapat mengembangkan inovasi dalam manajemen
dilaksanakan secara efektif dan efesien pelayanan publik. Untuk itu wawasan
serta memberikan keuntungan ekonomis multikultural, pluralitas, dan inklusivitas
sangat diperlukan agar manajemen pelayanan
69
Indriastuti: Memahami Pembaharuan Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
dapat memahami kendala kelompok warga akuntabel, taat hukum, bersih dan bebas
yang berbeda-beda dalam mengakses korupsi. Atau secara singkat dapat dikatakan
pelayanan publik. suatu proses Tata Kepemerintahan yang
Melihat diversivitas kebutuhan yang Demokratis.
muncul dari kecenderungan masyarakat yang Secara garis besar, permasalahan penerapan
semakin terfragmentasi ke dalam kelas sosial, good governance meliputi:
ekonomi, spasial, demografis, dan a. Reformasi birokrasi belum berjalan
karakteristik subjektif lainnya maka manajmen sesuai dengan tuntutan masyarakat;
pelayanan publik tidak hanya dituntut untuk b. Tingginya kompleksitas permasalahan
menjadi responsif tetapi juga inklusif. dalam mencari solusi perbaikan;
Responsivitas saja tidak akan cukup untuk c. Masih tingginya tingkat
menjamin akses warga terhadap pelayanan penyalahgunaan wewenang,
publik. Rezim pelayanan mungkin berhasil banyaknya praktek KKN, dan masih
menyelenggarakan pelayanan publik yang lemahnya pengawasan terhadap kinerja
sesuai dengan kebutuhan warga, tetapi itu tidak aparatur;
menjamin warga dengan sendirinya mampu d. Makin meningkatnya tuntutan akan
mengakses pelayanan. partisipasi masyarakat dalam kebijakan
Oleh karena itu, rezim pelayanan harus publik;
didorong untuk mengembangkan manajemen e. Meningkatnya tuntutan penerapan
pelayanan yang inklusif. Sebagai sebuah prinsipprinsip tata kepemerintahan
proses, manajmen pelayanan yang inklusif yang baik, antara lain transparansi,
adalah manajemen pelayanan yang selalu akuntabilitas dan kualitas kinerja
berusaha menghilangkan kendala yang publik serta taat pada hukum;
dihadapi oleh warga tanpa kecuali dalam f. Mengingatnya tuntutan dalam
mengakses pelayanan publik. Selain itu pelimpahan tanggung jawab,
Pembaharuan Pelayanan Publik juga dapat kewenangan dan pengambilan
dilakukan melalui Tehnologi Informasi dan keputusan dalam era desentralisasi;
komunikasi. g. Rendahnya kinerja sumberdaya
manusia dan kelembagaan aparatur,
2. Pembaharuan Pelayanan Publik Dapat sistem kelembagaan (organisasi) dan
Mendorong Praktek Good Governance ketatalaksanaan (manajemen)
di Indonesia pemerintahan daerah yang belum
Good Governance secara definisi adalah memadai.
Suatu Tata Kepemerintahan yang melibatkan
hubungan dengan aktor pemangku Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
kepentingan secara kesejajaran, transparan, para birokrat bekerja dalam sebuah lingkungan
70
GOVERNANCE: Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik Vol. 10 No. 1 April 2020
yang bermuatan nilai dan lingkungan yang sangat strategis karena pelayanan publik
didorong oleh sejumlah nilai, dimana nilai- dianggap penting oleh semua aktor dan semua
nilai ini yang akan menjadi pijakan dalam unsur Governance yakni para pejabat publik,
segala aktivitas birokrasi saat memberi masyarakat sipil, dunia usaha yang mempunyai
pelayanan publik. kepentingan yang sama terhadap pembaharuan
Terkait dengan pernyataan tersebut, ada pelayanan publik.
beberapa nilai yang harus dipegang teguh para Penyelenggaraan pemerintahan yang
formulator saat mendesain suatu maklumat baik, pada dasarnya menuntut keterlibatan
pelayanan. Beberapa nilai yang dimaksud seluruh komponen pemangku kepentingan,
yakni: kesetaraan, keadilan, keterbukaan, baik di lingkungan birokrasi maupun di
kontinuitas dan regulasitas, partisipasi, inovasi lingkungan masyarakat. Penyelenggaraan
dan perbaikan, efisiensi, efektivias. pemerintahan yang baik adalah pemerintah
Mewujudkan Tata Pemerintahan yang yang dekat dengan masyarakat dan dalam
baik (Good Governance) di Indonesia tidaklah memberikan pelayanan harus sesuai dengan
seperti membalik telapak tangan, untuk itu kebutuhan masyarakat.
diperlukan langkah yang strategis untuk Esensi kepemerintahan yang baik (good
memulai praktek Good Governance. governance) dicirikan dengan terselenggaranya
Mewujudkan Good Governance akan mudah pelayanan publik yang baik, hal ini sejalan
dilakukan dari Sektor Pelayanan publik. dengan esensi kebijakan desentralisasi dan
Pembaharuan penyelenggaraan layanan otonomi daerah yang ditujukan untuk
publik dapat digunakan sebagai titik masuk dan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
sekaligus sebagai penggerak utama dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat,
mendorong perubahan praktek Good dan meningkatkan pelayanan publik
Governance di Indonesia. Nilai-nilai Paradigma good governance menjadi
karakteristik dari Tata Pemerintahan yang baik relevan dan menjiwai kebijakan pelayanan
(Good Governance) dalam pelayanan publik publik di era otonomi daerah yang diarahkan
dapat dilakukan lebiih riil. untuk meningkatkan kinerja manajemen
Adapun nilai-nilai tersebut misalnya pemerintahan, mengubah sikap mental,
efisiensi, transparansi, partisipasi, akuntabilitas perilaku aparat penyelenggara pelayanan serta
dapat diterjemahkan lebih mudah dalam membangun kepedulian dan komitmen
penyelenggaraan pelayanan publik, daripada pimpinan daerah dan aparatnya untuk
melembagakan nilai-nilai tersebut ke dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan
aspek kegiatan pemerintahan. publik yang berkualitas.
(Dwiyanto,2018). Pembaharuan Pelayanan Beberapa hal-hal yang dapat dilakukan
Publik sebagai penggerak utama menjadi dalam pembaharuan pelayanan yakni :
71
Indriastuti: Memahami Pembaharuan Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
suatu mekanisme penilaian kepuasan prinsip good governance maka tiga pilarnya
masyarakat atas pelayanan yang telah yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat
diberikan oleh penyelenggara sipil saling menjaga, support dan berpartisipasi
pelayanan publik. Dalam konsep aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan
manajemen pelayanan, kepuasan yang sedang dilakukan.
pelanggan dapat dicapai bila produk
pelayanan yang diberikan oleh 3. Pelaksanaan Governance di Indonesia
penyedia pelayanan memenuhi kualitas Penerapan good governance di Indonesia
yang diharapkan masyarakat. Oleh dilatar belakangi oleh dua hal yang sangat
karena itu, survey kepuasan pelanggan mendasar:
memiliki arti penting dalam upaya a. Tuntutan eksternal: Pengaruh
peningkatan pelayanan publik globalisasi telah memaksa kita untk
d. Pengembangan Sistem Pengelolaan menerapkan good governance. Istilah
Pengaduan. Pengaduan masyarakat good governance mulai mengemuka di
merupakan satu sumber informasi bagi Indonesia pada akhir tahun 1990-an,
upaya-upaya pihak penyelenggara seiring dengan interaksi antara
pelayanan untuk secara konsisten pemerintah Indonesia dengan negara-
menjaga pelayanan yang dihasilkannya negara luar dan lembaga-lembaga
sesuai dengan standar yang telah donor yang menyoroti kondisi objektif
ditetapkan. Oleh karena itu perlu situasi perkembangan ekonomi dan
didesain suatu sistem pengelolaan politik dalam negeri Indonesia.
pengaduan yang secara efektif dan b. Tuntutan internal: Masyarakat melihat
efisien dapat mengolah berbagai dan merasakan bahwa salah satu
pengaduan masyarakat menjadi bahan penyebab terjadinya krisis
masukan bati perbaikan kualitas multidimensional saat ini adalah
pelayanan. terjadinya juse of power yang terwujud
dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi,
Diharapkan untuk ke depannya dan Nepotisme), dan sudah sedemikan
pelayanan yang diberikan melalui konsep good rupa mewabah dalam segala aspek
governance akan menjadikan lebih mudah kehidupan. Masyarakat menilai praktik
dalam memperoleh pelayanan dan memberikan KKN yang paling mencolok kualitas
pelayanan yang terbaik untuk masyarakat yang dan kuantitasnya adalah justru yang
ada di pemerintahan serta tidak membutuhkan dilakukan oleh cabang-cabang
biaya yang besar untuk memperoleh sebuah pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan
pelayanan. Dengan melaksanakan prinsip- yudikatif.
73
Indriastuti: Memahami Pembaharuan Pelayanan Publik Untuk Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Kristiadi, JB, Revitalisasi Birokrasi dalam Dokumen Kebijakan UNDP, 2000, Tata
Meningkatkan Pelayanan Prima, Pemerintahan Menunjang
Bisnis dan Mohammad, 2003, Pembangunan Manusia
Kualitas Pelayanan Masyarakat; Berkelanjutan, Buletin Informasi
Konsep dan Implementasinya, Jurnal Program Kemitraan untuk
Administrasi Negara, Vol. 5 No. 1 Pembaharuan Tata Pemerintahan di
Herwan Parwiyanto, 2018, Gerakan Indonesia Indonesia
Melayani Suatu Model bagi Etika
Pelayanan Birokrasi, Prosiding UNDANG-UNDANG
Seminar Nasional Administrasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Publik Relasi Governansi dalam Tentang Pelayanan Publik
Agenda Reformasi Birokrasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
Multidimensional di Indonesia, UNS Tentang Keterbukaan Informasi
Islami, M. Irfan, 1999, Reformasi Pelayanan Publik
Publik, Makalah Pelatihan Strategi Inpres Nomor 12 Tahun 2016 Tentang
Pembangunan Sumber Manusia Gerakan Nasional Revolusi Mental
Aparatur Pemerintah Daerah dalam PP RI Nomor 96 Tahun 2012 Tentang
Era Globalisasi, di Kabupaten Daerah Pelaksanaan UU No. 25 Tahun 2009
Tingkat II Trenggalek. Tentang Pelayanan Publik
Lembaga Administrasi Negara, 2017, Modul Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000
Pelatihan Dasar Calon PNS Tentang Pendidikan, Pelatihan
Pelayanan Publik, Jakarta: LAN RI Jabatan Pegawai Negeri Sipil
75