You are on page 1of 9

PENGARUH KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI INSPEKTORAT

DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

SYUTRIKA REMPOWATU
ALDEN LALOMA
RULLY MAMBO

tikashara15@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of welfare on employee performance at the
Inspectorate of the Bolaang Mongondow District. This research uses quantitative methods. The
research respondents were 30 employees of the Inspectorate of the Bolaang Mongondow Regency.
The instruments and data collection techniques used were questionnaires and assisted with
structured interviews (interview quide). The analysis technique used to test the hypothesis of simple
correlation statistical analysis or product moment chore. Based on the results of data analysis,
conclusions are drawn: (1) Welfare has a positive and significant effect on employee performance
in the Inspectorate of the Bolaang Mogondow Regency; (2) Welfare has a significant correlation
and determination (determination) on the performance of employees in the Regional Inspectorate
of Bolaang Mogondow Regency. This study recommends: (1) Employee welfare must be improved
in line with the increase in employee needs, namely by continuing to improve compensation (salary
and benefits) as well as providing performance incentives in accordance with workload,
responsibilities and job risks; (2) Employee performance must be assessed objectively and
consistently for the provision of benefits or performance incentives.

Kata Kunci : Employee Welfare, Employee Performance

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja pegawai di
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Responden penelitian adalah sebanyak 30 orang pegawai Inspektorat Daerah
Kabupaten Bolaang Mongondow. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan dibantu dengan wawancara terstruktur (interview quide). Teknik analisis yang
digunakan untuk pengujian hipotesis analisis statistik korelasi sederhana atau koreasi product
moment. Berdasarkan hasil analisis data ditarik kesimpulan : (1) Kesejahteraan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai di Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mogondow; (2)
Kesejahteraan punya korelasi dan daya penentu (determinasi) yang signifikan terhadap kinerja
pegawai di Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Mogondow. Penelitian ini merekomendasikan :
(1) Kesejahteraan pegawai harus ditingkatkan seiring dengan peningkatan kebutuhan pegawai,
yaitu dengan terus memperbaiki kompensasi (gaji dan tunjangan) serta pemberian insentif kinerja
sesuai dengan beban kerja, taggungjawab, dan resiko pekerjaan; (2) Kinerja pegawai harus dinilai
secara obyetif dan konsisten untuk pemberian tunjangan atau insentif kinerja.

Kata Kunci : Kesejahteraan Pegawai, Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN
Pendapat universal mengemukakan harus mampu memacu produktivitas dan
bahwa kinerja organisasi akan sangat menjamin kesejahteraannya. Dalam Undang-
tergantung pada kinerja individu para Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
pegawainya. Sementara itu, kinerja individu Aparatur Sipil Negara ditegaskan kembali,
dalam organisasi dihasilkan dari gabungan bahwa untuk meningkatkan kinerja dan
usaha yang disertai motivasi dengan menjamin kesejahteraan ASN maka ASN
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman berhak memperoleh gaji yang adil dan layak
dari yang bersangkutan (Gibson, dkk, 2008). sesuai dengan beban kerja, taggung jawab,
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja dan resiko pekerjaannya. Selain itu ASN
individu aparatur pemerintah daerah dapat berhak memperoleh jaminan sosial.
dilakukan antara lain dengan cara Pemerintah wajib membayar gaji yang adil
meningkatkan motivasi, semangat dan dan layak kepada ASN/PNS serta menjamin
kegairahan kerja. kesejahteraan ASN/PNS. Selain gaji,
ASN/PNS juga menerima tunjangan dan
Suatu pendapat atau kenyataan yang
fasilitas. Tunjangan bagi ASN/PNS meliputi
tidak dapat disangkal bahwa salah satu
tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan.
motivasi utama seseorang masuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil adalah untuk Masalah kinerja PNS yang belum
mendapatkan kompensasi yang layak dan maksimal masih dapat ditemui di banyak
memadai baik berupa gaji, tunjangan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antara
insentif, dan imbalan finansial lainnya untuk lain di Inspektorat Daerah Kabupaten
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan Bolaang Mongondow. Sebagaimana
hidupnya dan keluarga. diketahui bahwa Inspektorat Daerah
merupakan unsur pengawas penyelenggara
Betapa pentingnya kompensasi yang
pemerintahan daerah yang tugas pokoknya
layak dan memadai bagi Pegawai Negeri
adalah membantu kepala daerah dalam
sehingga pemerintah terus berusaha
melakukan pengawasan terhadap
melakukan perbaikan sistem kompensasi
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah.
Pegawai Negeri Sipil secara periodik.
Dari pengamatan awal yang dilakukan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
nampaknya kinerja Inspektorat Daerah
tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Kabupaten Bolaang Mongondow belum
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
maksimal, sebagaimana dapat dilihat dari
Kepegawaian, pada pasal 7 mengamanatkan :
masih adanya program kerja yang ditetapkan
(1) Setiap Pegawai Negeri (PNS, anggota
dalam rencana kerja (renja) yang tidak
TNI, anggota POLRI) berhak menerima gaji
mencapai realisasi maksimal atau masih di
yang adil dan layak sesuai dengan beban
bawah target kinerja. Belum maksimalnya
pekerjaan dan tanggung jawabnya; (2) Gaji
kinerja Inspektorat Daerah Kabupaten
yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil
Bolaang Mongondow tersebut dapat rendah, dan demikian seterusnya sehingga
mengindikasikan belum maksimalnya kinerja akan ada tiga golongan keluarga atau
para pegawainya. masyarakat menurut tingkat pendapatan,
yaitu : golongan pendapatan rendah,
Indikasi belum maksimalnya kinerja
golongan berpendapatan menengah, dan
pegawai Inspektorat Daerah Kabupaten
golongan berpendapatan tinggi. Menurut
Bolaang Mongondow tersebut dapat
Bank Dunia (1990), golongan berpendapatan
menimbulkan pertanyaan yaitu apakah upaya
rendah ialah yang berpendapatan kurang dari
perbaikan kesejahteraan PNS yang dilakukan
US $ 400 pertahun; kemudian golongan
oleh pemerintah selama ini belum mampu
berpendapatan menengah ialah yang
mendorong peningkatan kinerja PNS
berpendapatan antara US $400 – 600
sebagaimana yang diharapkan ?. Terdorong
pertahun; sedangkan golongan
untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu
berpendapatan tinggi ialah yang
dilakukan suatu penelitian ilmiah, sehingga
berpendapatan di atas US $600 pertahun.
dipilih judul penelitian “Pengaruh
KesejahteraanTerhadap Kinerja Pegawai di Konsep Kompensasi Untuk Kesejahteraan
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Pegawai
Mongondow”.
Kesejahteraan pegawai erat sekali
TINJAUAN PUSTAKA dan bahkan sangat ditentukan oleh
kompensasi yang diperoleh pegawai tersebut
Menurut Edi Suharto, (2008), istilah
dari pekerjaannya. Oleh karena itu dalam
“kesejahteraan” secara umum sering
mengkaji entang kesejahteraan pegawai,
diartikan sebagai kondisi sejahtera, yaitu
perlu dipahami tentang kompensasi dalam
suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk
organisasi.
kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat
mendasar seperti makanan, pakaian, Dessler (2009) memberikan
perumahan, pendidikan dan perawatan pengertian kompensasi pegawai/ karyawan
kesehatan. sebagai bentuk pembayaran atau imbalan
Menurut konsep ekonomi murni yang diberikan kepada pegawai/karyawan
(indikator ekonomi murni), kesejahteraan dan timbul dari pekerjaannya
seseorang atau keluarga ditunjukkan pegawai/karyawan itu. Moekijat (2001)
terutama oleh tingkat pendapatan (income) mendefinisikan kompensasi pegawai sebagai
atau kekayaan rata-rata atau produktivitas di balas jasa yang diberikan kepada pegawai
dalam setiap tahunnya (Budiman, 1996). karena yang bersangkutan telah memberikan
Menurut konsep ini, seseorang atau keluarga sumbangan untuk pencapaian tujuan
yang tingkat pendapatannya rendah organisasi. Nawawi (1997) mendefinisikan
menggambarkan tingkat kesejahteraan kompensasi sebagai setiap penghargaan atau
ganjaran kepada para pegawai yang telah bertindak. Pendekatan perilaku mengkur
memberikan kontribusi dalam mewujudkan umpan balik, kemampuan presentase,
tujuan organisasi melalui kegiatan yang respons terhadap complain pelanggan,
disebut kerja. Handoko (2001) dan dan lainnya.
Sedarmayanti (2009) mendefinisikan 3. Pendekatan hasil memfokus pada
kompensasi sebagai segala sasuatu yang produk atau hasil usaha seseorang, atau
diterima para pegawai sebagai balas jasa dengan kata lain adalah apa yang telah
untuk kerja mereka. diselesaikan individu. Pendekatan hasil
mengukur hal-hal seperti kemampuan
Konsep Kinerja Pegawai
produksi, peningkatan produktivitas,
Dalam arti sederhana kinerja dan lain-lain.
(performance) sering diartikan sebagai 4. Pendekatan kontinjensi adalah penilaian
prestasi kerja atau hasil kerja. Rue dan Bryas kinerja individu dengan mencocokkan
(dalam Sudarmanto, 2009) mengartikan terhadap situasi tertentu yang sedang
“performance” ini sebagai “the degree of berkembang.
accomplishment” atau tingkat pencapaian
METODE PENELITIAN
hasil.
Penelitian ini menggunakan metode
Kreither dan Kinicki (dalam
survei dengan pendekatan kuantitatif.
Wibowo, 2007) melihat sasaran penilaian
Penggunaan metode kuantitatif oleh karena
kinerja pegawai/karyawan dari segi
penelitian ini bermaksud mengukur pengaruh
pendekatannya meliputi empat pendekatan
variabel bebas terhadap variabel terikat.
yaitu pendekatan sifat, perilaku, hasil, dan
Sebagaimana dikatakan oleh Danim (2000).
kontinjensi. Sedangkan Robbins (dalam
Merupakan metode pengumpulan data yang
Wibowo, 2007) melihat penilaian kinerja
bersifat deskriptif, asosiatif, dan logika sebab
dalam ukuran hasil pekerjaan individu,
akibat, mengenai peristiwa atau fenomena
perilaku,dan sikap. Wibowo (2007) dan
melalui sejumlah unit atau individu.
Sudarmanto (2009) menjelaskan keempat
Penelitian kuantitatif merupakan suatu
pendekatan pengukuran kinerja tersebut
penelitian yang didasarkan atas data angka-
sebagai berikut :
angka dan perhitungannya ditujukan untuk
1. Pendekatan sikap menyangkut penilaian penafsiran kuantitatif.
terhadap sifat atau karakteristik
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
individu, seperti inisiatif, kecepatan
membuat keputusan, dan Berdasarkan penelitian terdahulu
ketergantungan, kepemimpinan. yang dilakukan oleh Frami Wowor, Arie
2. Pendekatan perilaku menunjukkan Rorong, Rully Mambo. (2019) Tentang
bagaimana orang berperilaku atau pengaruh kinerja pegawai terhadap kualitas
pelayanan pada dinas kependudukan dan menyatakan Implementasi kebijakan
pencatatan sipil Kabupaten Minahasa. Pada Standard Operasional Prosedur berpengaruh
hasil temuan ini menunjukan bahwa kinerja terhadap Kinerja pegawai PT.PLN Unit
pegawai maupun kualitas pelayanan publik Pelayanan Pelanggan Amurang, dapat teruji
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kerberlakuannya secara empiris.
Kabupaten Minahasa berada pada kategori
Untuk mengetahui pengaruh
“baik “. Namun demikian masih ada dimensi
pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja
kualitas pelayanan belum dicapai secara
pegawai di Inspektorat Daerah Kabupaten
optimal yakni dimensi empati. Hal ini
Bolaang Mongondow maka peneliti
disebabkan relatif lemahnya pengawasan
menggunakan (korelasi product moment arau
yang dilakukan pemimpin instansi.
r-pearson). Sebagaimana dikemukakan di
Selanjutnya dalam penelitian ini atas bahwa hipotesis yang diuji dalam
ditemukan bahwa kinerja pegawai penelitian ini yaitu “bahwa tingkat
berpengaruh positif dan sangat signifikan kesejahteraan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas pelayanan publik. Kedua terhadap kinerja pegawai d Inspektorat
variabel mempunyai hubungan fungsional Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow”.
yang berpola linear dan bersifat kontribusif.
Hasil analisis data dengan analisis
Apabila pelayanan publik ditingkatkan
statistik regresi sederhana dan korelasi
kualitasnya, maka akan mendorong
sederhana (korelasi product moment arau r-
peningkatan kinerja pegawai, khususnya
pearson) menunjukkan adanya pengaruh
pada Dinas Kependudukan dan Pencattan
positif dan signifikan variabel kesejahteraan
Sipil Kabupaten Minahasa.
terhadap kinerja pegawai di Inspektorat
Berdasarkan penelitian terdahulu Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow.
yang kedua dilakukan oleh Gledis
Hal itu berarti hipotesis penelitian
Torongkang, Florence Lengkong, Alden
dapat diterima/teruji dengan sangat
laloma. (2019). Tentang Pengaruh
meyakinkan berdasarkan data empirik. Untuk
Implementasi Kebijakan Standard
menjelaskan pengertian dan makna dari hasil
Operasional prosedur Terhadap Kinerja
pengujian hipotesis tersebut maka perlu
Pegawai PT. PLN Unit Pelayanan Pelanggan
dilakukan pembahasan hasil penelitian
Amurang. Pada hasil temuan ini menunjukan
seperti diuraikan berikut ini.
bahwa Implementasi kebijakan Standard
Operasional Prosedur berpengaruh positif Berdasarkan analisis regresi linier
dan signifikan terhadap Kinerja pegawai didapat persamaan regresi linier tentang
PT.PLN Unit Pelayanan Pelanggan hubungan fungsional variabel
Amurang. Dengan demikian dapat “kesejahteraan” (X) terhadap kinerja pegawai
disimpulkan bahwa hipotesis yang
di Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang Hasil analisis regresi sederhana
Mongondow, yaitu : Ŷ= 20,27 + 0,6727 X. tersebut juga didukung oleh hasil analisis
korelasi sederhana (product moment
Pada persamaan regresi tersebut jelas
correlation) yang menunjukkan adanya
bahwa koefisien arah regresi (b) adalah
korelasi dan daya determinasi/pengaruh dari
bertanda positif yaitu sebesar b = +0,6727.
variabel kesejahteraan (X) terhadap kinerja
Oleh karena nilai koefisien arah regresi (b)
pegawai (Y) di Inpektorat Daerah
bertanda positif maka hal itu menunjukkan
Kabupaten Bolaang Mongondow.
bahwa hubungan hubungan
Sebagaimana ditunjukkan oleh hasil
fungsional/pengaruh variabel kesejahteraan
perhitungan analisis statistik di atas bahwa
(X) terhadap kinerja pegawai (Y) di
nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,7178
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang
dan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar
Mongondow adalah positif; dengan kata lain
0,5152 atau 51,52%. Nilai koefisien korelasi
bahwa perencanaan partisipatif dalam dalam
(r) menunjukkan derajat korelasi antara
pembangunan desa berpengaruh positif
variabel kesejahteraan (X) dengan variabel
terhadap partisipasi masyarakat. Berdasarkan
kinerja pegawai (Y); sedangkan nilai
analisis regresi tersebut bahwa besaran
koefisien determinasi (r2) menunjukkan
pengaruh variabel kesejahteraan (X) terhadap
besaran daya penentu/pengaruh variabel
variabel kinerja pegawai (Y) adalah sebesar
kesejahteraan (X) terhadap variabel kinerja
0,6727 skala per unit, atau 1 : 0,6727. Ini
pegawai (Y).
mempunyai pengertian bahwa peningkatan
pada kesejahteraan (X) sebesar 1 skala akan Nilai korelasi korelasi r = 0,7178
menyebabkan peningkatan kinerja pegawai tersebut berada pada kategori kuat yaitu
(Y) sebesar 0,6727 skala; dengan kata lain berada pada nilai 0,60 - 0,799 (kategori
dapat dikatakan bahwa peningkatan kuat); ini mempunyai makna bahwa derajat
kesejahteraan sebesar 100 skala akan diikuti korelasi variabel kesejahteraan (X) terhadap
oleh peningkatan kinerja pegawai sebesar kinerja pegawai (Y) di Inspektorat Daerah
0,6727 skala. Kabupaten Bolaang Mongondow adalah
berada pada kategori hubungan yang kuat
Selanjutnya, pada persamaan regresi
atau tinggi atau erat.
linier tersebut menunjukkan nilai koefisien
konstanta (a) adalah sebesar 20,27; ini Selanjutnya, nilai koefisien
artinya bahwa tanpa ada peningkatan dalam determinasi (r2) sebesar 0,5152 mempunyai
kesejahteraan maka kinerja pegawai hanya makna bahwa perkembangan/peningkatan
ada sebesar 20,27 skala; dan apabila ada kineja pegawai (Y) di Inspektorat Daerah
peningkatan sebesar 1 skala pada Kabupate Bolaang Mongondow adalah
kesejahteraan maka kinerja pegawai akan sebesar 0,5152 atau 51,52% ditentukan oleh
meningkat sebesar 0,6727 skala. variable kesejahteraan, sedangkan sisanya
sebesar 48,48% ditentukan oleh variabel lain signifikan 0,01 atau taraf
diluar variabel kesejahteraan yang tentunya kepercayaan/keyakinan 99%.
tidak dijangkau oleh penelitian ini.
Oleh karena adanya pengaruh positif
Nilai koefisien korelasi (r = 0,7178) dan signifikan dari variabel kesejahteraan itu
dan koefisien determinasi (r2 = 0,5152) berpengaruh signifikan terhadap kinerja
tersebut setelah dilakukan uji signifikan pegawai, maka dapat dinyatakan bahwa
dengan rumus uji-t ternyata sangat signifikan “kinerja pegawai” di InspektoratDaerah
karena nilai t-hitung = 5,453 adalah lebih Kabupaten Bolaang Mongondow dapat
besar dari nilai t-kritik pada taraf signifikan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi di masa
0,01 yaitu t0,99 = 1,313. Ini artinya bahwa depan apabila tingkat kesejahteraan pegawai
variabel “kesejahteraan” berkorelasi dan dapat ditingkatkan; dengan kata lain apabila
mempunyai daya determinasi/pengaruh yang kesejahteraan pegawai dapat ditingkatkan
signifikan terhadap “kinerja pegawai” di dari kondisi yang ada sekarang ini, maka
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang kinerja pegawai akan menjadi lebih baik lagi
Mongondow. di masa depan.

Hasil analisis regresi sederhana dan Untuk meramalkan atau


analisis korelasi product moment beserta memprediksi peningkatan kinerja pegawai di
pengujian signifikansinya dengan uji-F dan Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang
uji-t tersebut secara bersama-sama Mongondow di masa depan sebagai dampak
menunjukkan bahwa variabel dari peningkatan tingkat kesejahteraan, maka
“kesejahteraan” mempunyai hubungan dapat dilakukan uji ketepatan prediksi
fungsional dan pengaruh positif dan menggunakan metode interpolasi yaitu
signifikan terhadap “kinerja pegawai” di memasukkan nilai/harga tertentu dari
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang variabel “kesejahteraan” dalam persamaan
Mongondow. regresi hasil analisis data. Sebagai contoh,
apabila nilai variabel “kesejahteraan
Berdasarkan hasil analisis tersebut
pegawai” yang ada seperti sekarang di
dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang
yang diajukan/diuji dalam penelitian ini yang
Mongondow dapat ditingkatkan sebesar nilai
menyatakan bahwa “kesejahteraan
score maksimum variabel tersebut hasil
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pengamatan, yakni = 68 (lihat lampiran
pegawai di Inspektorat Daerah Kabupaten
tabulasi data atau raw score) , maka
Bolaang Mongondow” dapat dinyatakan
peningkatan “kinerja pegawai” di masa
diterima atau dibuktikan kebenarannya
depan dapat dihitung seperti berikut ini :
secara sangat meyakinkan pada taraf
Ŷ = 20,27 + 0,6727 (68)
= 20,27 + 45,7436 1. Kesejahteraan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai di
= 66,01
Inspektorat Daerah Kabupaten Bolaang
Hasil perhitungan ketepatan prediksi Mogondow. Hal ini berarti semakin baik
di atas menunjukkan bahwa apabila tingkat kesejahteraan maka semakin tinggi
kesejahteraan pegawai di Inspektorat Daerah kinerja pegawai.
Kabupaten Bolaang Mongondow dapat 2. Kesejahteraan punya korelasi dan daya
ditingkatkan sebesar nilai score maksimum penentu (determinasi) yang signifikan
hasil pengamatan variabel tersebut (yakni 68) terhadap kinerja pegawai di Inspektorat
dari kondisi yang ada sekarang, maka dapat Daerah Kabupaten Bolaang Mogondow
diprediksi akan terjadi peningkatan di masa .Hal ini berarti bahwa kesejahteraan
depan “kinerja pegawai” sebesar 66,01 skala. merupakan salah satu faktor dominan
penentu terhadap tingkat kinerja
Hasil perhitungan prediksi tersebut
pegawai.
dapat mengisyaratkan bahwa tingkat
kesejahteraan berpengaruh nyata atau Saran
signifikan terhadap tingkat kinerja pegawai.
Mendasari kepada hasil-hasil
Keseluruhan hasil analisis statistik di atas
penemuan dalam penelitian ini maka dapat
dapat membenarkan teori yang dibangun
direkomendasi beberapa saran kepada pihak-
sebagai landasan teoritis dari penelitian ini
pihak terkait, yaitu sebagai berikut :
sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab
kerangka teoritis di atas. 1. Kesejahteraan pegawai harus
ditingkatkan seiring dengan peningkatan
Hasil penelitian tersebut memberi
kebutuhan pegawai, yaitu dengan terus
implikasi bahwa perlunya memperhatikan
memperbaiki kompensasi (gaji dan
peningkatan kesejahteraan pegawai dalam
tunjangan) serta pemberian insentif
upaya meningkatkan kinerja, yaitu dengan
kinerja sesuai dengan beban kerja,
memberikan gaji dan tunjangan yang layak
taggungjawab, dan resiko pekerjaan.
sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab
2. Kinerja pegawai harus dinilai secara
dan resiko pekerjaannya.
obyetif dan konsisten untuk pemberian
PENUTUP tunjangan atau insentif kinerja.

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian ini Budiman, A. 1996. Teori Pembagunan Dunia
sebagaimana telah diuraikan dan dibahas di Ketiga. Jakarta: Pustaka Utama
atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif.
sebagai berikut : Bandung: Pustaka Setia
Dessler, G. 2002. Manajemen Sumber Daya Frami Wowor, Arie Rorong, Rully Mambo.
Manusia. Jakarta: PT Prenhalindo (2019) Pengaruh kinerja pegawai
Edi, S. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai terhadap kualitas pelayanan pada
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta dinas kependudukan dan pencatatan
Gibson.L.J. dkk. 2008. Organisasi dan sipil Kabupaten Minahasa. (Jurnal
Manajemen, terjemahan. Jakarta: Administrasi Publik Fispol Unsrat
Erlangga. Vol. 5, No. 75, 2019).
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Pengembangan SDM : Teori,
Dimensi Pengukuran, dan
Implementasi Dalam Organisasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Handoko T. Hani. 2001. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: FE-UGM.
Moekijat. 2001. Manajemen Personalia.
Bandung: Alumni.
Nawawi, H. 1997. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada
Universitas Press.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Sumber Lain :
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Gledis Torongkang, Florence Lengkong,
Alden laloma. (2019). Pengaruh
Implementasi Kebijakan Standard
Operasionalprosedur Terhadap
Kinerja Pegawai PT. PLN Unit
Pelayanan Pelanggan Amurang.
(Jurnal Administrasi Publik Fispol
Unsrat Vol. 5, No. 80, 2019).

You might also like