Professional Documents
Culture Documents
Allin Allium Sativum
Allin Allium Sativum
Buana Sains Vol 15 No 1: 45-50, 2015
Abstract
Organic fertilizer from fish waste is one alternative applied for plants and mulch to
improve soil structure, soil and water uptake capacity, improve the environmental
conditions of soil and nutrients. This study aims to determine the effect of fish waste
and mulch on the production of Garlic var Lumbu umbu White and allin. A factorial
Randomized Block Design with three replications. The first factor is the straw mulch
(without and with mulch), the second factor is fish waste Io without, I1 50 kg/ha, I2 :
100 kg/ha I3 : 150 kg/ha. Observations were made on the size of bacteria, heavy wet
bulb/dry, dimater tubers. The results showed that the mulch and fish waste affect the
levels of allicin through the test of essential onion Streptococcus sp 11.33 mm. Bulbs
Dry Weight on the area of 20.77 g/plant.
Key words: clove leaves, straw, waste water fish, onions and allin
pada varietas Lumbu Putih dan 4,04 t/ha jamur. Kemampuan bawang putih ini
pada kultivar Lumbu Hijau. Penelitian berasal dari zat kimia yang terkandung di
Premono dan Widayati, (2000) dalam umbi. Komponen kimia tersebut
menjelaskan bahwa sisa tanaman dapat adalah allicin. Allicin berfungsi sebagai
digunakan sebagai mulsa dan sangat penghambat atau penghancur berbagai
efektif untuk mengurangi evaporasi pertumbuhan jamur dan bakteri.
seperti umumnya terjadi cukup besar Demikian pula menurut Anonymous
pada tanah-tanah bertekstur kasar, dan (2004) yang menyatakan bahwa
membantu mengaktifkan mikroba dalam kandungan allicin yang terdapat pada
tanah serta dapat pula menyuburkan bawang putih, bila bergabung dengan
tanah karena dapat meningkatkan enzim allicinase akan bereaksi sebagai
populasi mikroorganisme tanah baik anti bakteri. Karena kandungan ini
jamur dan actinomycetes. terdapat dalam bawang putih, telah
dilaporkan bahwa bawang putih lebih
Melalui pengikatan secara fisik butir-
efektif dari pada penisilin terhadap
bitir primer oleh miselia jamur dan
penyakit tipes (demam thypimurium) dan
actinomycetes, maka akan terbentuk agregat
mempunyai efek yang baik terhadap
walaupun tanpa adanya fraksi lempung
Streptococcus, Staphylococcus dan
(Amagase, et al., 2001). Mulsa yang
mikroorganisme yang berpengaruh dalam
berasal dari bahan tanaman dapat
menyebabkan penyakit kolera, disentri
mengubah tanah yang semula tidak
dan enteristis (Anonymous, 2011). Maka
berstruktur (pejal) dapat membentuk
dalam penelitian ini diharapkan dengan
struktur yang baik atau remah, dengan
penambahan limbah sisa ikan dan
derajat struktur yang sedang hingga kuat.
pemulsaan dapat berpengaruh positif
Tanaman bawang putih merupakan terhadap kandungan allicin sebagai anti
tanaman berbatang semu dengan pelepah bakteri pada umbi bawang putih.
daun yang memanjang. Pertumbuhan
tanaman yang demikian membutuhkan Metode Penelitian
unsur hara N lebih besar dari pada unsur
hara lainnya, namun bila terlalu banyak N Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III
pun tidak baik karena menghambat Universitas Widya Gama Malang. Curah
pembungaan dan pembuahan sehingga hujan berkisar antara 2000-3000
akan mempengaruhi pengerasan umbi mm/tahun dengan ketinggian 470 m dpl.
bawang putih (Anonymous, 2005). Percobaan dilaksanakan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok faktorial
Salah satu zat aktif yang terkandung yang terdiri dari dua faktor dan diulang 3
dalam bawang putih sebagai antibakteri kali. Faktor-faktor tersebut ialah:
selain minyak atsiri adalah allicin. Allicin Faktor I: limbah sisa ikan
dapat membunuh mikroba secara efektif I0 : Tanpa limbah sisa ikan
kuman penyebab infeksi flu,
I1 : Limbah sisa ikan 50 kg/ha
gastrienteritis atau demam. Allicin
I2 : Limbah sisa ikan 100 kg/ha
dipercaya dapat membunuh bakteri
I3 : Limbah sisa ikan 150 kg/ha
Gram positif dan Gram negatif (Iyam
dan Tajudin, 2003). Kemampuan bawang
Faktor II: mulsa, yaitu:
putih sebagai antibakteri juga didukung
M0 : Tanpa mulsa
oleh penelitian Bahar (2007) yang
M1 : Mulsa jerami
menyatakan bahwa selain bersifat anti M2 : M2 : Mulsa daun cengkeh
bakteri, bawang putih juga bersifat anti
47
U. Sugiarti dan Suprihana / Buana Sains Vol 15 No 1: 45-50, 2015
Penambahan pupuk dari limbah ikan dan digunakan. Dengan mulsa dapat
pemulsaan ternyata menunjukkan menekan radiasi matahari langsung
pengaruh nyata. Penggunaan mulsa pada mengenai tanah sehingga dapat
lahan dapat mempertahankan kadar menurunkan suhu tanah, mengurangi
bahan organik tanah, juga dapat evaporasi (penguapan air tanah) dan
melindungi tanah dari kejadian erosi. akibatnya ketersedian air tanah tetap
Pengembalian sisa tanaman ke area memadai juga mengurangi pertumbuhan
perkebunan dapat mengurangi gulma. Sesuai dengan pendapat Supono
kebutuhan pupuk K dan Ca sebesar 50%, dan Nurngaini, 2012 bahwa dengan
pupuk P sampai 30% dan pupuk N menutup permukaan tanah maka radiasi
sampai 90%, tergantung bahan yang matahari tidak langsung mengenai tanah
48
sehingga dapat menurunkan suhu tanah, Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang
mengurangi evaporasi dan akibatnya sama pada kolom yang sama berarti tidak
ketersedian air tanah tetap memadai. berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Mekanisme juga dapat mencegah Pada Tabel 3 bahwa penggunaan mulsa
erosi, karena humus yang berasal dari daun cengkeh disamping mempunyai
mulsa merupakan bahan organik yang peran dalam menekan kehilangan air
memiliki retensi air yang cukup tinggi, air tanah, mempertahankan kelembaban,
terserap ke dalam tanah dan tidak dapat menjaga suhu tanah dan mengurangi
menghanyutkan dari permukaan tanah. penguapan yang berlebihan sehingga
Kemudian melalui penelitian ini pertumbuhan dan produksi dapat baik
diharapkan bahwa mulsa daun cengkeh karena laju kegiatan fotosintesa tidak
disamping mempunyai peran dalam mengalami hambatan. Laju akumulasi
menekan kehilangan air tanah sehingga karbohidrat akan lebih cepat bila suhu
mempertahankan kelembaban, menjaga semakin menurun menjelang panen.
suhu tanah, menekan erosi melalui Yongki (2010), menyatakan bahwa suhu
pengurangan langsung pukulan air hujan tinggi menghambat perkembangan daun,
terhadap tanah, selain itu mulsa yang akibatnya luas daun lebih sempit,
berasal dari bahan tanaman dapat sehingga laju fotosintesa berkurang.
mengubah tanah yang semula tidak Berkurangnya laju fotosintesa akan
berstruktur (pejal) dapat membentuk menurunkan berat umbi. Begitu pula
struktur yang baik atau remah, dengan menurut Harahap (1992) dalam
derajat struktur yang sedang hingga kuat. penelitiannya tentang pemulsaan pada
Tabel 2 menunjukkan bahwa bawang putih menyatakan bahwa
penggunaan mulsa daun cengkeh penggunaan mulsa alang-alang tidak
disamping mempunyai peran dalam menunjukkan pengaruh nyata pada hasil
menekan kehilangan air tanah juga dapat umbi bawang putih namun pada
mempertahankan kelembaban, menjaga penggunaan mulsa jerami kandungan
suhu tanah, menekan erosi. kalium dari jerami padi 1,88%.
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Limbah Kalium yang diberikan kemungkinan
Ikan dan Pemulsaan terhadap Jumlah tidak diserap tanaman, akan tetap
Daun pada Umur 60 HST Bawang Putih menjadi cadangan dalam tanah sehingga
Varietas Lumbu Putih. nampak pengaruhnya terhadap tanaman
Jumlah Daun (HST) bawang putih. Kalium mempengaruhi
Perlakuan kelembaban tanah. Tanah yang terlalu
60
I 0M 0 4,47 a lembab dapat berpengaruh buruk
I 0M 1 5,00 ab terhadap pertumbuhan akar tanaman
I 0M 2 4,47 a bawang putih. Dosis 37 kg kalium/ha
I 1M 0 5,73 ab mampu meningkatkan produksi dan
I 1M 1 5,00 ab cenderung mempengaruhi pembentukan
I 1M 2 5,07 ab umbi serta kandungan minyak atsiri
I 2M 0 5,13 ab (Allicin). Dengan demikian pemberian
I 2M 1 5.00 ab limbah ikan dan pemulsaan dengan
I 2M 2 5,60 ab limbah daun cengkeh dapat
I 3M 0 5,67 ab mempengaruhi kandungan minyak atsiri
I 3M 1 5,13 ab (Allicin) pada umbi bawang putih melalui
I 3M 2 6.00 b uji antimikroba atsiri bawang putih
BNT 5% 0,35
terhadap bakteri Streptococcus sp yaitu zona
49
U. Sugiarti dan Suprihana / Buana Sains Vol 15 No 1: 45-50, 2015
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Limbah Ikan dan Pemulsaan terhadap Berat Basah dan
Berat Kering Bawang Putih (g/tanaman) Varietas Lumbu Putih
Perlakuan Berat Basah Umbi (g/tan) Berat Kering Umbi (g/tan)
I 0M 0 19,91 a 11,75 b
I 0M 1 19,05 a 12,50 bc
I 0M 2 20,24 a 15,43 d
I 1M 0 18,40 a 9,48 a
I 1M 1 30,61 d 17,35 e
I 1M 2 35,09 e 18,50 ef
I 2M 0 23,21 b 13,25 c
I 2M 1 29,88 d 18,07 ef
I 2M 2 40,59 f 20,77 g
I 3M 0 26,65 c 14,03 c
I 3M 1 20,29 a 19,51 f
I 3M 2 33,29 e 17,79 e
BNT 5% 2,79 1,25
Keterangan: Angka yang diikuti pada huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%.