Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
OLEH
SRI YUSNITA
By
Sri Yusnita1) Syafriadiman2) Saberina Hasibuan2)
Fisheries and Marine Faculty
Riau University
yusnitasri96.syk@gmail.com
ABSTRACT
The research was conducted in January to March, 2017 the located in Kualu Nenas
village, Tambang Subdistrict, Kampar District, Riau Province. Phytoplankton
analyzed was conducted in Environmental Quality Laboratory of Cultivation, Faculty
of Fisheries and Marine University of Riau. Method this research using a Complete
Randomized Design (CRD) was one factor with 5 levels of treatments. The kinds of
treatments P0 (Without gived Biofertilizer formulation (control), P1 (Gived the 300
g/m2 Biofertilizer formulation), P2: (Gived the 450 g/m2 Biofertilizer formulation),
P3: (Gived the 600 g/m2 Biofertilizer formulation), P4: (Gived the 750 g/m2
Biofertilizer formulation). The Biofertilizer formulation effect to abundance of
phytoplankton, and the best treatment to increasing the phytoplankton abundance was
dose of 750 g/m2 (P4). The abundance of phytoplankton was highly of P4 (750 g/m2)
were 41,053 cells.L-1. The result of water quality parameters analyzed that the were
goodly, especially of temperature 26-30o C, pH 6-8, DO 5,36 mg/L, CO2 21,00 mg/L,
Nitrate 2,94 mg/L, Orthoposphate 3,28 mg/L, namely the growth of absolute weight
of 8,49 g, specific growth rate of 5,58% and survival of 75% refering for the Quality
Standart of Aquaculture.
Oleh
Sri Yusnita1) Syafriadiman2) Saberina Hasibuan2)
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau
yusnitasri96.syk@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2018 bertempat di
Desa Kualu Nenas, Tambang, Kampar, Riau. Sedangkan untuk pengamatan
fitoplankton dilakukan di Laboraturium Mutu Lingkungan Budidaya, Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 5
taraf perlakuan (P0: Tanpa pemberian Biofertilizer formulasi (kontrol), P1: Pemberian
Biofertilizer formulasi 300 g/m2, P2: Pemberian Biofertilizer formulasi 450 g/m2, P3:
Pemberian Biofertilizer formulasi 600 g/m2, P4: Pemberian Biofertilizer formulasi 750
g/m2). Pemberian Biofertilizer formulasi memberikan pengaruh terhadap kelimpahan
fitoplankton dan perlakuan terbaik dalam meningkatkan kelimpahan fitoplankton
adalah dosis Biofertilizer formulasi 750 g/m2 (P4). Kelimpahan fitoplankton adalah
41.053 sel.L-1. Nilai indeks keanekaragaman (H’) adalah 3,42, nilai dominansi jenis (
C ) adalah 0,23. Sedangkan untuk kualitas air yang meliputi suhu berkisar antara 26-
30oC, pH berkisar antar 6-8, pertumbuhan berat mutlak 8,49 g, laju pertumbuhan
spesifik 5,58 % serta kelulushidupan 75%.
Kata kunci: Bioferlizer, Fitoplankton, Tanah Gambut, Ikan Gabus (Channa sp.)
1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2) Dosen Pembimbing Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
90000
80000
Kelimpahan fitoplankton
70000
60000 P0
(sel.L-1)
50000
P1
40000
P2
30000
P3
20000
10000 P4
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
Waktu sampling (Hari ke-)
Gambar 1. Grafik rata-rata kelimpahan fitoplankton (sel.L-1) menurut
perlakuan
8
25000 10
Kelimpahan fitoplankton ( sel.L-1)
(mg/L)
5
10000 4 Orhoposfat
3
5000 2
1
0 0
0 7 14 21 28
Hari ke-
Gambar 2. Histogram hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan Nitrat
dan Orthoposfat berdasarkan waktu pada perlakukauan dosis
Biofertilizer 750 g/m2.
Gambar 2. menunjukkan hara untuk kehidupannya. Sedangkan
kelimpahan fitoplankton dalam setiap penurunan Orthoposfat terjadi karena
minggu mengalami kenaikan hingga hari fitoplankton memanfaatkan sebagai
ke-21 dan menurun di hari ke-28., untuk sumber nutrisi untuk pertumbuhan.
nilai Nitrat dan Orthoposfat mengalami
peningkatan hingga hari ke-14, namun Indeks Keanekaragaman dan Indeks
setelah itu mengalami penurunan hingga Dominansi Jenis Fitoplankton
hari ke-28. Penurunan kandungan Nitrat Berdasarkan hasil perhitungan
air pada penelitian ini terjadi karena indeks keanekaragaman dan indeks
penggunaan nitrogen dalam bentuk dominansi pada setiap perlakuan selama
Nitrat oleh fitoplankton sebagai unsur penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
9
diberikan ini masih dalam batas yang lingkungan baik fisik, kimia, maupun
dapat ditoleransi oleh organisme dalam biologi. Selama penelitian, pemberian
media tanah gambut. jenis biofertilizer dengan dosis berbeda
Pada penelitian ini, perbedaan dapat memberikan pengaruh terhadap
nilai indeks keanekaragaman dan indeks kelimpahan fitoplankton pada setiap
dominansi lebih disebabkan karena perlakuan. Hal ini diduga biofertilizer
adanya perbedaan jenis dan kelimpahan yang digunakan merupakan jenis pupuk
fitoplankton pada masing-masing hayati dengan kandungan organisme
perlakuan akibat penambahan hidup yang mampu memperbaiki
Biofertilizer formulasi pada setiap kesuburan tanah dan air.
perlakuan dalam penelitian. Selain itu,
perbedaan nilai kualitas air dan tanah Pengukuran Suhu
juga menjadi faktor pembatas terjadinya Pengukuran suhu secara
perbedaan indeks keanekaragaman dan keseluruhan selama penelitian, yaitu 26-
indeks dominansi. 32 0C, perubahan suhu perairan pada
setiap perlakuan hampir sama, dapat
Kualitas Air dikatakan bahwa pemberian Biofertilizer
Komposisi dan kelimpahan dengan dosis yang berbeda tidak
fitoplankton akan berubah pada berbagai mempengaruhi suhu dalam wadah
tingkatan sebagai respon terhadap selama penelitian. Untuk lebih jelasnya
perubahan-perubahan kondisi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kisaran hasil pengukuran suhu air gambut (oC) selama penelitian
Perlakuan Pengukuran (oC) Boyd (1979)*
P0 26-30
P1 26-31
P2 26-30 26-320C
P3 26-32
P4 26-30
Keterangan : P0 : Tanpa pemberian biofertilizer formulasi (kontrol), P1 : Pemberian biofertilizer formulasi 300
g/m2, P2 : Pemberian biofertilizer formulasi 450 g/m2, P3 : Pemberian biofertilizer formulasi 600
g/m2, P4 : Pemberian biofertilizer formulasi 750 g/m2
*suhu optimal
Tabel 10. Rata-rata Laju Pertumbuhan Spesifik ikan Gabus (Channa sp.)
Laju Pertumbuhan Spesifik (%)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
1 4,33 4,96 4,36 4,86 5,84
2 3,93 5,04 3,74 4,49 5,91
3 4,70 4,55 3,21 5,15 4,59
4 4,3 4,79 3,97 5,46 5,96
ab ab a bc
Rata-rata 4,32±0,16 4,83±0,11 3,82±0,24 4,99±0,21 5,58±0,33c
Keterangan : Superscribt yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan bahwa antar perlakuan berbeda nyata
(P < 0,05); ± Standar Daviasi (Std).
Berdasarkan Tabel 10. dapat lanjut Student-Newman Keuls
dilihat bahwa laju pertumbuhan spesifik menunjukan bahwa antara perlakuan P1,
ikan gabus tertinggi diperoleh pada P2, P3 dan P4 tidak berbeda nyata,
perlakuan P4 dengan pemberian dosis namun dapat dinyatakan bahwa
biofertilizer formulasi 750 g/m2 diikuti perlakuan yang tinggi adalah yang
dengan perlakuan P3 Pemberian terbaik, yaitu pada perlakuan P4 dengan
biofertilizer formulasi 600 g/m2, P1 laju pertumbuhan spesifik 5,58 %.
Pemberian biofertilizer formulasi 300 Hickling (1971) dalam Sobirin (2017)
g/m2 , P0 Tanpa pemberian biofertilizer menambahkan bahwa laju pertumbuhan
formulasi (kontrol) dan P2 Pemberian spesifik ikan dipengaruhi oleh makanan,
biofertilizer formulasi 450 g/m2. suhu dan umur ikan.
Berdasarkan hasil uji Analisis
Variansi (ANAVA) (Lampiran 20) Tingkat Kelulushidupan (SR) Ikan
menunjukan bahwa pemberian Gabus (Channa sp.)
biofertilizer formulasi dengan dosis Dari hasil pengamatan terhadap
yang berbeda berpengaruh nyata kelulushidupan ikan Gabus (Channa
terhadap pertumbuhan spesifik ikan sp.), maka diketahui tingkat
Gabus (Channa sp.) (P < 0.05). Hasil uji kelulushidupan dalam Tabel 11.
15
Tabel 11. Rata-rata Tingkat Kelulushidupan (SR) ikan Gabus (Channa sp.)
Tingkat Kelulushidupan (SR) (%)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
1 60 50 54 60 76
2 68 68 72 66 72
3 68 74 66 60 78
4 60 70 68 72 74
Rata-rata 64 65,5 65 65 75
Keterangan : P0 : Tanpa pemberian biofertilizer formulasi (kontrol)
P1 : Pemberian biofertilizer formulasi 300 g/m2 P3 : Pemberian biofertilizer formulasi 600 g/m2
P2 : Pemberian biofertilizer formulasi 450 g/m2 P4 : Pemberian biofertilizer formulasi 750 g/m2
makan ikan berkurang sehingga
Pada Tabel 11. dapat dilihat menghambat pertumbuhan dan sebagian
bahwa persentase kelulushidupan ikan mengalami kematian.
gabus untuk setiap perlakuan selama Wijayanti (2010) dalam Sobirin
penelitian, yang tertinggi pada P4 (2017) menyatakan bahwa mortalitas
pemberian biofertilizer formulasi 750 juga dapat terjadi karena ikan
g/m2 (75 %) diikuti dengan P1 mengalami kelaparan berkepanjangan,
pemberian biofertilizer formulasi 300 akibat tidak terpenuhinya energi untuk
g/m2 (66 %), P3 pemberian biofertilizer pertumbuhan dan mobilitas karena
formulasi 600 g/m2, P2 pemberian kandungan gizi pakan yang tidak
biofertilizer formulasi 450 g/m2 dan P0 mencukupi sebagai sumber energi. Salah
tanpa pemberian biofertilizer formulasi satu upaya untuk mengatasi rendahnya
(kontrol) (64 %). tingkat kelangsungan hidup yaitu
Berdasarkan hasil uji Analisis dengan pemberian pakan yang tepat baik
Variansi (ANAVA) menunjukan dalam ukuran, jumlah dan kandungan
pemberian Biofertilizer dengan dosis gizi dari pakan yang diberikan.
berbeda tidak berpengaruh nyata
terhadap kelulushidupan ikan Gabus KESIMPULAN DAN SARAN
(Channa sp.) (P>0.05). Namun
berdasarkan nilai Kelulushidupan yang Pemberian Biofertilizer
tertinggi adalah perlakuan P4 dengan formulasi memberikan pengaruh
pemberian Biofertilizer formulasi 750 terhadap kelimpahan fitoplankton dan
g/m2 (75 %). perlakuan terbaik dalam meningkatkan
Kematian benih ikan gabus kelimpahan fitoplankton adalah dosis
selama peneitian diduga berkaitan Biofertilizer formulasi 750 g/m2 (P4).
dengan setres akibat peroses Kelimpahan fitoplankton adalah 41.053
penyamplingan fitoplankton, kualitas air sel.L-1. Nilai indeks keanekaragaman
dan kanibalisme dari ikan gabus sendiri (H’) adalah 3,42, nilai dominansi jenis
sehingga beberapa diantaranya mati (C) adalah 0,23. Sedangkan untuk
mengakibatkan Nilai SR rendah. Suhu kualitas air yang meliputi suhu berkisar
mempengaruhi kelulushidupan ikan, jika antara 26-30oC, pH berkisar antar 6-8,
perubahan suhu sering terjadi setiap hari DO 5,36 mg/L, CO2 21,00 mg/L, Nitrat
bisa menyebabkan ikan setres, nafsu air 2,94 mg/L, Orthoposfat air 3,28
mg/L. Pemberian Biofertilizer formulasi
16