You are on page 1of 14

JURNAL

PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS FERMENTASI BOSTER BERBEDA


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA
SRIKANDI (Oreochromis niloticus) DI AIR PAYAU

OLEH

SELVIANA NIKI FITRIA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS FERMENTASI BOSTER BERBEDA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA
SRIKANDI (Oreochromis niloticus) DI AIR PAYAU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

OLEH

SELVIANA NIKI FITRIA


NIM : 1404118608

Dibawah bimbingan :

1. Ir. Niken Ayu Pamukas, M.Si


2. Iskandar Putra, S.Pi, M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
THE EFFECT OF ADDITION DIFFERENT DOSAGE BOSTER
FERMENTATION TOWARDS GROWTH PERFORMANCE AND
SURVIVAL RATE OF SRIKANDI TILAPIA (Oreochromis niloticus) ON
BRACKISH WATER

By
Selviana Niki Fitria1), Niken Ayu Pamukas2), Iskandar Putra3)
E-mail: selviananiki@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims was to determine the optimal dosage of different boster
fermentation in improving the growth and survival rate of the tilapia srikandi fish
(Oreochromis niloticus) which was reared in brackish water by using a boster
system. This research was conducted on April 2018 until June 2018 held at UPT
Fish Hatchery and Experimental Pond Faculty of Fisheries and Marine University
of Riau (FPK UNRI). The design of this research is an experimental model using
Completely Randomize Design Factorial pattern (RAL) of 1 factor, 5 treatment
levels and 3 replications. Treatment in this research was respectively; 0 ml/L
rearing tank (P0), 0.075 ml/L rearing tank (P1), 0.45 ml/L rearing tank (P2), 0.825
ml/l rearing tank (P3) and 1.2 ml/L rearing tank (P4). The results showed that the
different doses of boster fermentation influenced the growth performance and
survival rate of tilapia srikandi by using boster system in brackish water rearing
media. The best dosage was found at 0.45 ml/L rearing tank of boster
fermentation by giving the absolute weight growth was 30.33 g, absolute length
was 6.53 cm, daily growth rate was 4.64%, survival rate was 88.33%, feed
efficiency was 122,97% and feed conversion ratio was 0.82. Water quality range
at all treatments were: The temperature ranges was from 26 to 29 oC, pH ranges
was from 6.5 to 8, and DO ranges was from 4.4 to 6.4 mg/L, CO2 ranges was from
2.00 to 3.33 and ammonia was around 0,0007-0,054 mg/L.

Keyword : Fermentation, boster, srikandi tilapia, brackish water


1. Student of Marine and Fisheries Faculty, Riau University
2. Lecturer of Marine and Fisheries Faculty, Riau University
PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS FERMENTASI BOSTER
BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELULUSHIDUPAN IKAN NILA SRIKANDI
(Oreochromis niloticus) DI AIR PAYAU

Oleh
Selviana Niki Fitria1), Niken Ayu Pamukas2), Iskandar Putra3)
E-mail: selviananiki@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis fermentasi boster yang


optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila srikandi
(Oreochromis niloticus) yang dipelihara di air payau dengan menggunakan sistem
boster. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2018 sampai Juni 2018 bertempat di
UPT Pembenihan Ikan dan Kolam Percobaan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau (FPK UNRI). Desain penelitian ini merupakan model eksperimen
menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (RAL) 1 faktor, 5 taraf
perlakuan dan 3 kali ulanganPerlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut; 0 ml/L
media pemeliharaan (P0), 0,075 ml/L media pemeliharaan (P1), 0,45 ml/L media
pemeliharaan (P2), 0,825 ml/L media pemeliharaan (P3) dan 1,2 ml/L media
pemeliharaan (P4). Hasil penelitian menunjukkan dosis pemberian fermentasi boster
yang berbeda mempengaruhi kinerja pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup
ikan nila srikandi menggunakan sistem boster pada air payau. Dosis terbaik ditemukan
pada pemberian fermentasi boster 0,45 ml/L media pemeliharaan dengan hasil
pertumbuhan bobot mutlak 30,33 g, panjang mutlak 6,53 cm, laju pertumbuhan
harian 4,64%, tingkat kelulushidupan 88,33%, efisiensi pakan 122,97% dan
konversi pakan 0,82. Kisaran kualitas air pada semua perlakuan : Suhu berkisar
26- 29 oC, pH berkisar 6,5- 8, dan DO berkisar 4,4- 6,4 mg/L, CO2 berkisar antara
2,00 – 3,33 serta amonia antara 0,0007-0,054 mg/L.

Kata Kunci : Fermentasi, boster, nila srikandi, air payau


1. Mahasiwa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

PENDAHULUAN

Rendahnya tingkat adanya pengaruh kenaikan muka laut


pemanfaatan tambak (24,1% dari 2,9 akibat pemanasan global yang
juta hektar pada tahun 2015), baik menyebabkan areal lahan tambak
disebabkan oleh terjadinya kerusakan perairannya menjadi lebih asin, hal
lingkungan akibat eksploitasi ini membuka peluang untuk
berlebihan secara intensif pada mengembangkan berbagai komoditas
periode tahun 1980-an maupun strain unggul perikanan budidaya
yang adaptif terhadap perubahan g boster aquaenzym dan 20 cc boster
lingkungan (Kementerian Kelautan amino liquid yang dilarutkan dalam
dan Perikanan, 2017). 10 L air untuk selanjutnya ditebar
Ikan nila srikandi merupakan pada media air pemeliharaan.
salah satu strain ikan nila unggul Pemberian fermentasi boster
yang telah dirilis oleh Kementerian berfungsi untuk meningkatkan unsur
Kelautan dan Perikanan sebagai hara perairan kolam sehingga
strain ikan nila toleran salinitas diharapkan dapat meningkatkan
tinggi (Listiyowati, 2012). Ikan nila ketersediaan pakan alami pada media
yang memiliki sifat euryhaline, telah pemeliharaan yang dapat
terdomestikasi, bernilai ekonomi dimanfaatkan oleh ikan, menjaga
tinggi, dapat menjadi kualitas perairan dengan
komoditi/alternatif pengganti udang, meningkatnya kada oksigen terlarut
bandeng atau kakap, dikonsumsi oleh di perairan pada siang hari dan
berbagai lapisan masyarakat, mampu menurunkan kadar amoniak pada
hidup pada perairan marjinal, dapat perairan melalui penguraian sisa
dibudidayakan baik dalam skala pakan dan kotoran ikan yang
rumah tangga untuk meningkatkan dipelihara.
ketahanan pangan nasional dan Fermentasi merupakan suatu
sumber protein hewani masyarakat, aktivitas mikroorganisme terhadap
maupun skala industri sebagai senyawa molekul organik komplek
komoditas ekspor (Aliah, 2017). seperti protein, karbohidrat, dan
Semakin tingginya lemak yang mengubah senyawa-
permintaan pasar akan ikan nila senyawa tersebut menjadi molekul-
mendorong dilakukannya usaha yang molekul yang lebih sederhana,
bertujuan untuk meningkatkan mudah larut dan kecernaan tinggi
produktivitas, salah satunya adalah (Haetami et al., 2008). Prinsip kerja
dengan sistem budidaya intensif. fermentasi adalah memecah bahan
Sistem budidaya intensif berarti yang tidak mudah dicerna seperti
melakukan pemeliharaan ikan selulosa menjadi gula sederhana
dengan kepadatan tinggi, pemberian yang mudah dicerna dengan bantuan
pakan berkualitas atau berprotein mikroorganisme.
tinggi serta manajemen kualitas air Penelitian mengenai
yang baik (Ebeling et al., 2006). pemanfaatan fermentasi boster dalam
Salah satu inovasi teknologi yang meningkatkan pertumbuhan dan
dapat digunakan adalah budidaya kelulushidupan ikan nila srikandi
ikan nila dengan teknik boster. belum pernah dilakukan, Informasi
Dalam budidaya sistem mengenai dosis yang digunakan dan
boster, untuk persiapan media manfaatnya hanya diperoleh dari
pemeliharaan dan meningkatkan brosur produk yang dikeluarkan oleh
kualitas air diperlukan pemberian PT. Indosco Dwijaya Sakti dan KKP
fermentasi berupa campuran dari 0,5 untuk ikan lele.
kg dedak, 200 cc boster planktop, 10
METODE PENELITIAN diperoleh melalui pengenceran air
laut yang berasal dari Kecamatan
Penelitian ini dilaksanakan Bungus Teluk Kabung, Kotamadya
pada bulan April - Juni 2018 di Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Laboratorium Unit Pelayanan Teknis yang memiliki salinitas awal 34
(UPT) Kolam dan Pembenihan, pptdengan menggunakan rumus
Fakultas Perikanan dan Kelautan pengenceran menurut Arrokhman et
Universitas Riau, Pekanbaru. al., (2012) sebagai berikut :
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode M1 x V1 = M2 x V2
eksperimen menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Keterangan :
satu faktor yang terdiri dari lima taraf M1: salinitas air laut yang akan
perlakuan dengan tiga kali ulangan. diencerkan (ppt),
Perlakuan yang diterapkan dalam V1: volume air laut yang akan
penelitian ini adalah: diencerkan (L)
P0 : 0 ml/L media pemeliharaan M2: salinitas yang diinginkan (ppt),
P1 :0,075 ml/L media pemeliharaan V2: volume air dengan salinitas yang
P2 : 0,45 ml/L media pemeliharaan diinginkan (L).
P3 :0,825 ml/L media pemeliharaan
P4 : 1,2 ml/L media pemeliharaan Untuk meyakinkan hasil
Komposisi dalam pembuatan pengenceran, salinitas diperiksa
fermentasi boster ini mengacu pada dengan hand refractometer. sterilisasi
dosis yang dianjurkan oleh Anonim air menggunakan boster blue copper
(2013) yaitu dosis fermentasi dedak sebanyak 1 ppm, penebaran suspensi
0,5 kg + boster planktop 200 cc + fermentasi boster dilakukan
boster aquaenzym 10 g + boster keesokan harinya, Kemudian tunggu
amino liquid 20 cc + air yang selama ± 2 minggu sampai air pada
dilarutkan dalam 10 L air untuk ikan wadah berubah menjadi hijau
lele adalah 0,075-1,2 ml/L media kecoklatan. Selanjutnya tambahkan
pemeliharaan dengan frekuensi boster manstap dengan dosis 30 ppm,
pemberian 7-10 hari, pada sore hari untuk menjaga
Proses fermentasi boster kestabilan pH. Penambahan air
menggunakan bahan–bahan diatas hingga volume 80 dilakukan setelah
berlangsung selama 36 jam didalam pemberian boster manstap dan
toples yang ditutup rapat. Kemudian selanjutnya dilakukan instalasi aerasi
hasil fermentasi dilarutkan dalam 10 pada setiap wadah sehingga
L air dan disaring untuk selanjutnya keesokan harinya ikan siap ditebar.
air suspensi ditebar pada wadah Pemeliharaan ikan nila
pemeliharaan sesuai dengan taraf srikandi pada awal pemeliharaan
perlakuan pada jam 9–10 pagi. menggunakan benih yang berukuran
Media pemeliharaan ikan nila 4-6 cm dipelihara selama 56 hari.
srikandi menggunakan air payau Wadah yang digunakan berupa
dengan salinitas 17 ppt sebanyak 80 ember bulat dilengkapi dengan outlet
liter per wadah. Air payau ini central drain sebanyak 15 unit,
Penebaran benih dilakukan pada sore pertumbuhan harian, konversi pakan,
hari pada setiap wadah dengan efisisensi pakan, kelulushidupan ikan
jumlah padat tebar 250 ekor/m3. dan kualitas air pada media
Sebelum benih ditebar, benih diberi pemeliharaan.
boster fish immunovit dan boster Data yang diperoleh berupa
stress off sebanyak 2 ml untuk 5 liter parameter utama ditabulasi,
air. dilakukan uji homogenitas dan
Pakan yang digunakan dalam deskriptif. Selanjutnya dianalisis
penelitian ini yaitu pelet komersil dengan menggunakan analisis
dengan kode produksi FF-999. variansi (ANAVA). Apabila hasil uji
Pemberian pakan dilakukan 3 kali
menunjukkan perbedaan nyata
sehari sebanyak 5% dari bobot tubuh
(P<0,05) maka dilakukan uji lanjut
ikan. Penambahan suplemen pada
pakan pada hari ke 1 hingga 30 Student Newman-Keuls pada setiap
pemeliharaan menggunakan boster perlakuan untuk menentukan
amino liquid 5 ml / kg pakan + perbedaan antar perlakukan. Data,
boster grotop 2 gr / kg pakan + kualitas air dimasukkan ke dalam
boster premix aquavita 2 gr / kg tabel dan selanjutnya dianalisis
pakan. Sedangkan pada hari ke-31 secara deskriptif.
hingga akhir pemeliharaan
ditambahkan boster amino liquid 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
ml / kg pakan + boster grotop 2 gr /
Pertumbuhan Bobot Mutlak,
kg pakan + boster vitaliquid 2 gr / kg
pakan. Panjang Mutlak, LPS, Efisiensi
Perawatan air dilakukan setiap Pakan, Rasio Konversi Pakan dan
pagi dan sore hari dengan membuang Kelulushidupan
kotoran melalui outlet. Pembuangan Hasil pengamatan terhadap
kotoran sebanyak 5% dilakukan 5 pertumbuhan bobot dan panjang rata-
hari setelah ikan ditebar. Kemudian rata ikan nila srikandi menunjukkan
setelah ikan ditebar ditambahkan
adanya perbedaan antara ikan yang
boster sel multi 20 ppm pada siang
dipelihara pada media pemeliharaan
hari 3 hari berturut-turut selanjutnya
sekali seminggu selama masa yang ditambah fermentasi boster
pemeliharaan berlangsung untuk dengan tanpa fermentasi boster.
menjaga agar air tidak berbau. Media pemeliharaan yang ditambah
Pergantian air 50% dan penambahan fermentasi boster menghasilkan
kembali fermentasi boster sesuai panjang dan bobot rata-rata yang
taraf perlakuan sekali seminggu. lebih tinggi dibandingkan dengan
Setiap 14 hari sekali dihitung kontrol.
pertumbuhan panjang rata-rata, bobot Hasil Pengukuran pertumbuhan
ikan rata-rata, serta jumlah dan bobot bobot mutlak, panjang mutlak, LPS,
ikan yang mati. efisiensi pakan, rasio konversi pakan
Parameter yang diukur dalam
dan kelulushidupan tersaji pada
penelitian ini meliputi pertumbuhan
Tabel 1.
bobot mutlak, panjang mutlak, laju
Tabel 1. Pertumbuhan Bobot Mutlak, Panjang Mutlak, Laju Pertumbuhan
Spesifik (LPS), Efisiensi Pakan, Rasio Konversi Pakan dan
Kelulushidupan Ikan Nila Srikandi (Oreochromis niloticus)
Parameter Perlakuan
P0 P1 P2 P3 P4
Wm (g) 18,96±0,96a 24,18 ± 0,59c 30,33±0,69d 24,93±0,14c 22,63±0,12b
Lm (cm) 5,13 ± 0,29a 5,67±0,15b 6,53±0,15c 5,93±0,12b 5,83±0,12b
LPS (%) 3,83 ± 0,31a 4,25±0,12ab 4,64±0,01b 4,24±0,25ab 4,04±0,10a
SR (%) 61,67±10,41a 88,33±5,77b 88,33±2,89b 76,67±2,89b 80,00±5,00b
EP (%) 80,86±14,20 a 109,74±3,18 ab 122,97±17,47 c 105,35±4,27 ab 99,48±1,89 b
FCR 1,26±0,21 b 0,91±0,03 a 0,82±0,12 a 0,95±0,04 a 1,01±0,02 a

Berdasarkan Tabel 1 di atas, Pemberian fermentasi diatas


bobot mutlak tertinggi ikan nila 0,45 ml/L media pemeliharaan
srikandi didapatkan pada perlakuan menyebabkan tingginya unsur hara di
P2 dengan penambahan fermentasi perairan. Menurut Irawati (2013),
boster dengan dosis 0,45 ml/L media unsur hara berhubungan erat dengan
pemeliharaan yaitu sebesar 30,33 g. produktifitas primer fitoplankton dan
sedangkan terendah pada perlakuan intensitas cahaya di perairan. Pada
kontrol yaitu 18,96 g. Hasil uji perlakuan P3 dan P4 diduga intensitas
ANAVA menunjukkan P<0,05 cahaya yang masuk ke perairan
artinya penambahan fermentasi rendah akibat tingginya unsur hara.
boster pada media pemeliharaan Gusrina (2008) menyatakan,
berpengaruh terhadap bobot mutlak kurangnya intensitas cahaya di
ikan nila srikandi. Kemudian perairan dapat menyebabkan
dilanjutkan dengan uji Student berkurangnya batas pandang ikan
Newman Keuls, hasilnya dan menurunnya selera makan
menunjukkan P0 berbeda nyata sehingga menyebabkan rendahnya
dengan P1, P2, P3 dan P4, P1 tidak efisiensi pakan dan pertumbuhan
berbeda nyata dengan P3. P2 berbeda ikan.
nyata dengan P4. Perlakuan terbaik Panjang mutlak ikan nila
adalah P2. srikandi tertinggi diperoleh pada
Fermentasi boster 0,45 ml/L perlakuan P2 yaitu sebesar 6,53 cm
media pemeliharaan optimal dalam dan terendah pada P0 sebesar 5,13
menyediakan unsur hara pada media cm. Hasil uji ANAVA menunjukkan
pemeliharaan sehingga dapat P<0,05 artinya penambahan
menjaga ketersediaan pakan alami penambahan fermentasi boster pada
dan menjaga kondisi lingkungan media pemeliharaan mempengaruhi
pemeliharaan dalam kondisi yang pertumbuhan panjang mutlak ikan
optimal untuk pemeliharaan sehingga nila srikandi. Hasil uji Student
mampu meningkatkan pertumbuhan Newman Keuls menunjukkan P0
bobot mutlak ikan nila srikandi berbeda nyata dengan P1, P3 dan P4
(Oreochromis niloticus) di air payau. dan sangat berbeda nyata dengan P2.
Pertumbuhan panjang mutlak menjaga ketersediaan pakan alami di
ikan nila srikandi yang diberi kolam. Hal ini yang menyebabkan
fermentasi boster pada media nilai laju pertumbuhan ikan lebih
pemeliharaannya lebih cepat jika besar dibandingkan dengan kolam
dibandingkan dengan kontrol. Hal ini tanpa pupuk lanjutan. (Utami, 2001).
diduga karena tersedianya unsur hara Efisiensi pakan tertinggi
akibat pemberian fermentasi boster terdapat pada perlakuan P2 yaitu
dapat meningkatkan ketersediaan 122,97% sedangkan yang terendah
pakan alami pada media terdapat pada perlakuan kontrol (P0)
pemeliharaan. Menurut Gunadi yaitu 80,86%. Hal ini menunjukkan
(2016) performa pertumbuhan ikan bahwa penambahan fermentasi
nila srikandi pada kolam tanah lebih boster pada media pemeliharaan
baik karena tersedianya pakan alami dapat meningkatkan efisiensi pakan.
sehingga kebutuhan energi untuk Hasil uji ANAVA menunjukkan
tumbuh dapat terpenuhi secara bahwa P<0,05 sehingga dilakukan uji
optimal. lanjut. Hasilnya menunjukkan P0
Laju pertumbuhan spesifik tidak berbeda nyata dengan P4,
ikan nila srikandi berturut-turut namun berbeda nyata dengan P1, P2
adalah P2 sebesar 4,64%, kemudian dan P3.
diikuti dengan perlakuan P1 dan P3 Tingginya efisiensi pakan ikan
sebesar 4,25% dan 4,24%, nila srikadni dengan fermentasi
selanjutnya P4 sebesar 4,04% dan P0 boster pada media pemeliharaan
disbanding kontrol disebabkan
dengan laju pertumbuhan spesifik
karena Bakteri probiotik (Bacillus
terendah sebesar 3,83%. Hasil uji
sp.) yang terdapat pada hasil
ANAVA menunjukkan P<0,05 fermentasi mampu menghasilkan
artinya penambahan fermentasi enzim-enzim yang berfungsi sebagai
boster pada media pemeliharaan pemecah nutrien sehingga
berpengaruh terhadap laju mengoptimalkan penyerapan nutrien
pertumbuhan spesifik ikan nila pakan pada saluran pencernaan.
srikandi. Uji lanjut menunjukkan Menurut Gatesoupe (1999)
bahwa perlakuan P0 tidak berbeda dalam Ahmadi (2012), aktivitas
nyata dengan P1, P3 dan P4, namun bakteri dalam pencernaan akan
berbeda nyata dengan P2. berubah dengan cepat apabila ada
Tingginya laju pertumbuhan mikroba yang masuk melalui pakan
ikan nila srikandi yang dipelihara atau air yang menyebabkan
pada perlakuan yang diberi terjadinya perubahan keseimbangan
fermentasi boster dibandingkan bakteri yang sudah ada di dalam usus
dengan perlakuan tanpa pemberian (saluran pencernaan) dengan bakteri
fermentasi boster (P0) diduga karena yang masuk, dengan adanya
pemberian fermentasi boster selalu keseimbangan antara bakteri saluran
dilakukan sekali seminggu sesuai pencernaan ikan menyebabkan
dosis masing-masing perlakuan. bakteri probiotik bersifat antagonis
Adanya pemberian pupuk lanjutan terhadap bakteri-bakteri pathogen
akan membantu upaya untuk sehingga saluran pencernaan ikan
lebih baik dalam mencerna dan sebesar 88,33% dan terendah pada P0
menyerap sari-sari makanan. yaitu 61,67%. Hasil Uji ANAVA
Menururt Budiardi et al., menunjukkan P<0,05, artinya
(2007), peningkatan pemberian penambahan fermentasi boster pada
pakan buatan akan meningkatkan media pemeliharaan memberikan
kandungan bahan organik serta unsur pengaruh nyata terhadap tingkat
hara yang pada batas-batas tertentu
kelulushidupan ikan nila srikandi.
dapat meningkatkan produktifitas
Uji lanjut Student Newman Keuls
primer perairan. Fermentasi akan
menguraikan bahan organik menjadi menunjukkan bahwa perlakuan P0
yang lebih sederhana sehingga akan berbeda nyata dengan semua
meningkatkan tingkat kecernaan perlakuan pakan yang ditambah
(Felix dan Berindo, 2008). fermentasi boster, namun perlakuan
Rasio konversi pakan (FCR) P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan
ikan nila srikandi terendah diperoleh perbedaan yang nyata.
perlakuan P2 yaitu sebesar 0,82 dan Penambahan dosis fermentasi
tertinggi pada P0 sebesar 1,26. Hasil boster lebih dari 0,45 ml/L media
Uji ANAVA menunjukkan P<0,05, pemeliharaan mengakibatkan tingkat
hal ini menunjukkan penambahan kelulushidupan semakin menurun.
fermentasi boster pada media
Hal ini diduga karena semakin
pemeliharaan berpengaruh terhadap
suburnya media pemeliharaan
konversi pakan ikan nila srikandi. Uji
menyebabkan tingginya tingkat
lanjut Student Newman Keuls
menunjukkan bahwa perlakuan P0 populasi mikroorganisme yang juga
berbeda nyata dengan semua membutuhkan oksigen untuk proses
perlakuan pakan yang ditambah respirasi, sehingga terjadi persaingan
fermentasi boster, namun perlakuan dalam penggunaan oksigen terutama
P1, P2, P3 dan P4 tidak menunjukkan pada malam hari. Rendahnya kadar
perbedaan yang nyata. oksigen yang dapat dimanfaatkan
Pemberian fermentasi boster oleh ikan dapat membahayakan
pada media pemeliharaan dapat kehidupannya bahkan menyebabkan
meningkatkan unsur hara perairan kematian (Utami, 2001).
sehingga mampu menyediakan pakan Kematian ikan pada penelitian
alami. Menurut Sinansari (2016), ini sering terjadi pada dua minggu
ikan nila mempunyai sifat omnivora awal pemeliharaan. Hal ini diduga
(pemakan nabati maupun hewani) karena ikan membutuhkan waktu
dan dapat memanfaatkan plankton untuk beradaptasi dengan kondisi
dan perifiton, sehingga usaha lingkungan pemeliharaan yang baru.
budidayanya sangat efisien dengan Menurut Messina et al., (2010),
Kematian ikan pada saat pembesaran
biaya dan konversi pakan yang
pada umumnya terjadi pada saat awal
rendah.
penebaran ikan. berkurangnya
Angka kelulushidupan populasi ikan nila akan terjadi secara
tertinggi pada penelitian ini terdapat drastis pada fase awal
pada perlakuan P1 dan P2 yaitu perkembangannya dan semakin lama
akan semakin menurun seiring dan kemampuan adaptasi ikan.
dengan meningkatnya pertumbuhan

Kualitas Air

Tabel 3. Pengukuran Kualitas Air Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)


pada Setiap Perlakuan
Kualitas Air
Parameter
P0 P1 P2 P3 P4
o
Suhu ( C) 26-29 26-29 26-29 26-29 26-29
pH 6,5-7,8 6,5-8 6,5-8 6,5-7,8 6,5-7,8
DO (mg/L) 4,4-5,7 4,8-6 4,9-6,4 4,8-6,2 4,5-5,9
CO2 (mg/L) 2,66-3,33 2,22-3,11 2,00-2,55 2,33-2,66 2,33-3,33
NH3 (mg/L) 0,001-0,054 0,0007-0,047 0,0008-0,037 0,0008-0,031 0,0009-0,035

Dari Tabel diatas dapat dilihat perikanan berhasil maka kandungan


bahwa kualitas air selama penelitian oksigen terlarut tidak boleh kurang
menunjukkan kualitas air yang dari 4 ppm.
tergolong baik untuk kegiatan Hasil pengukuran kadar
budidaya. Kisaran suhu selama amonia dalam air selama penelitian
penelitian ini yaitu 26oC-29oC. Amri berkisar antara 0,0007 mg/L - 0,054
dan Khairuman (2008) menyatakan, mg/L. Kadar amoniak tertinggi yaitu
kisaran suhu yang ideal untuk pada perlakuan P0 dengan kisaran
pertumbuhan benih nila srikandi 0,001 mg/L – 0,054. Meskipun
adalah 25oC-30oC. pH berkisar demikian, kadar amoniak pada
antara 6,5-8. Menurut penelitian ini masih dapat dikatakan
KEP.09/MEN/2012, kisaran nilai aman untuk ikan nila srikandi. Hal
keasaman air (pH) pada media hidup ini sesuai dengan kriteria Molleda
yang dapat ditolerir ikan nila srikandi (2007), bahwa ikan air tawar masih
yaitu berkisar antara 6.5 sampai 9,0. toleran terhadap total amonia sampai
Kadar oksigen terlarut berkisar 1,0 mg/L.
antara 4,4-6,4 mg/L. Menurut Salinitas perairan pada media
KEP.09/MEN/2012 bahwa perairan pemeliharaan ikan nila srikandi
yang mengandung 6 mg/l oksigen (Oreochromis niloticus) pada
terlarut dapat dipandang sebagai air penelitian ini dijaga agar selalu
yang cukup baik untuk kehidupan dalam nilai 17 ppt dengan cara
ikan nila srikandi. Kadar oksigen melakukan pengecekan
terlarut pada perlakuan P0 paling menggunakan hand refractometer
rendah dari perlakuan lain sebesar setiap harinya, serta melakukan
4,4-5,7. Meskipun demikian. Kondisi penambahan air tawar atau air laut
ini masih dalam batas normal untuk jika kadar salinitas berubah dari 17
pertumbuhan ikan nila srikandi. ppt dengan menggunakan rumus
Wardoyo dan Muchsin (1990) pengenceran menurut Arrokhman et
menyatakan bahwa agar kehidupan al., (2012).
ikan dapat layak dan kegiatan
Menurut Setyawan (2013), Dosis penambahan fermentasi
total hasil produksi pada salinitas boster yang optimal yaitu, sebanyak
tinggi (20-25) ppt lebih rendah 0,45 ml/L media pemeliharaan,
dibandingkan produksi pada salinitas karena menunjukkan hasil yang
sedang (10-15) ppt. Hal ini berkaitan berbeda nyata terhadap kontrol dan
dengan proses energetika pada ikan pertumbuhan yang lebih baik
nila Srikandi. Aktivitas ikan dalam dibandingkan dengan dosis yang
lebih tinggi. Sehingga bila
rangka mengatasi tekanan
diaplikasikan dan dilihat dari segi
lingkungan hipersalinitas
ekonomi dosis 0,45 ml/L media
mengakibatkan sejumlah energi yang pemeliharaan lebih menguntungkan,
seharusnya digunakan untuk yaitu menghasilkan pertumbuhan
pertumbuhan digunakan untuk bobot mutlak sebesar 30,33 gram,
menghadapi tekanan lingkungan. pertumbuhan panjang mutlak 6,53
cm, laju pertumbuhan harian 4,64%,
KESIMPULAN DAN SARAN efisiensi pakan 122,97%, rasio
konversi pakan 0,82 dan
Hasil penelitian menunjukkan kelulushidupan 88,33%.
bahwa penambahan fermentasi Setelah mengetahui dosis
boster pada media pemeliharaan yang optimal, perlu dilakukan
dengan dosis yang berbeda penelitian lanjutan mengenai
berpengaruh nyata terhadap frekuensi penambahan fermentasi
pertumbuhan dan kelulushidupan boster pada media pemeliharaan ikan
ikan nila srikandi (Oreochromis nila srikandi dengan rentang waktu
yang berbeda untuk mengetahui
niloticus) di air payau. Selain itu,
sejauh mana efektifitas fermentasi
juga berpengaruh terhadap
boster dalam meningkatkan
pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan ikan nila srikandi
pertumbuhan panjang mutlak, (Oreochromis niloticus).
efisiensi pakan dan rasio konversi
pakan.

DAFTAR PUSTAKA Ikan Bawal Bintang


(Trachinotus blochii) dalam
Ahmadi, H., Iskandar., dan Media Pemeliharaan
Kurniawati, N. 2012. Menggunankan Rekayasa
Pemberian Probiotik Dalam Salinitas. Jurnal Sains dan
Pakan Terhadap Pertumbuhan Seni ITS. 1 (1) : 32 – 35.
Lele Sangkuriang (Clarias
gariepinus) Pada Pendederan Budiardi T, Widyaya I dan
II. 3 (4) : 99-107. Wahjuningrum D. 2007.
Hubungan komunitas
Amri, K., Khairuman. 2008. fitoplankton dengan
Budidaya Ikan Nila Secara produktivitas udang vaname
Intensif. PT Agro Media (Litopenaeus vannamei) di
Pustaka, Jakarta. Tambak Biocrete. Jurnal
Arrokhman, S., N. Abdulgani dan D. Akuakultur Indonesia. 6 (2) :
Hidayati. 2012. Survival Rate 119–125.
Felix, N. dan Berindo, R.A. 2008. Srikandi (Oreochromis
Fermented Feed Ingredients niloticus var. NIRWANA x
as Fish Meal Replacer in O. aureus). Prosiding
Aquafeed Production. Dept. Indoaqua - Forum Inovasi
of Aquaculture Fisheries Teknologi Akuakultur.
College and Research
Institute Tamilandu Vetenary
and Animal Sciences, Messina, E. P., Varela, R. T.,
University India. Research Abunader, J. I. V., Mendoza,
and Farming Technique. 31- A. A. O. and J. M. R. V.
33. Arce. 2010. Growth,
mortality and reproduction of
Gunadi, B, Lamanto, A. Robisalmi. the blue tilapia Oreochromis
2016. Analisa Pertumbuhan aureus (Perciformes:
Benih Ikan Nila Srikandi Cichlidae) in the Aquamilpa
(Oreochromis aureus X Reservoir, Mexico. Rev. Biol.
niloticus) Pada Pemeliharaan Trop. (Int. J. Trop. Biol.)
Di Kolam Tembok Dan 58(4):1577-1586.
Kolam Tanah Di Air Tawar.
Prosiding Forum Inovasi Molleda, M. I. 2007. Water quality in
Teknologi Akuakultur. Recirculating Aquaculture
System For Arctic Charr
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan JIlid I. (Salvelinus alpinus L.)
PT Macanan Jaya Cemerlang. Culture. División de Cultivos
Jakarta. Marinos, Centro de
Investigaciones Pesqueras
Irawati, N., Enan, M. A., Niken, T. (CIP) 5 ta Ave y 246.
M. P. 2013. Jurnal Biologi Barlovento, Santa Fe, Ciudad
Tropis. Vol. 13, No.2. ISSN : de la Habana, Cuba.
1411-9587 Setyawan, P., & Dewi, R.R.S.P.S.
(2013). Pemanfaatan Ikan
Kementrian Kelautan dan Perikanan. Nila Srikandi (Oreochromis
2017. Laporan Tahunan aureus x niloticus) Sebagai
Kemetrian Kelautan dan Alternatif Usaha Otensial
Perikanan Indonesia. Pada Lahan Sub Optimal Di
Kecamatan Pekalongan
Keputusan Menteri Kelautan dan Utara. Prosiding Forum
Perikanan Republik Indonesia Inovasi Teknologi
Nomor KEP.09/MEN/2012. Akuakultur 2013: 67-71.
Tentang Pelepasan Ikan Nila
Srikandi. Kementerian Sinansari, Shofihar., Adam, R.,
Kelautan dan Perikanan. Bambang, P., Endhay, K.
Jakarta. 2016. Studi Evaluasi
Pertumbuhan Ikan Nila
Listiyowati, N., R. R. S. P. S. Dewi, Srikandi Pada Tambak Idle
A. Robisalmi, P. Setyawan, Pondok Pesantren Imam
dan B. Iswanto. 2012. Syafi’i Kabupaten Brebes,
Karakteristik Morfometrik Jawa Tengah. Prosiding
Dan Meristik Ikan Nila
Forum Inovasi Teknologi Pertumbuhan Benih Ikan Mas
Akuakultur. (Cyprinus carpio) Pada
Pendederan Pertama. Skripsi.
Utami, Dewi. 2001. Pengaruh Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Pemupukan Lanjutan Kelautan Institut Pertanian
Terhadap Sintasan dan Laju Bogor.

You might also like