You are on page 1of 3

STUDI KASUS 3: PERDARAHAN POSTPARTUM

Arahan
Bacalah kasus dibawah ini secara seksama, pahami masalahnya dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:

Studi kasus
Ny. A. P1A0, usia 20 th. Melahirkan bayi cukup bulan di rumah 2 jam yang lalu, ditolong oleh dukun.
Ny. A. dibawa oleh dukun ke Puskesmas karena perdarahan pervaginam. Lama persalinan 12 jam,
persalinan spontan, plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir.

Penilaian (Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium)


1. Sebutkan langkah-langkah tindakan untuk menentukan diagnosis.
 Ibu A disapa dengan baik dan tanyakan keluhannya.
 Beritahukan apa yang akan dilakukan untuk mengetahui masalah yang sedang dialami oleh
ibu dan dengarkan jawaban-jawaban yang diperlukan untuk membuat diagnosis.
 Lakukan pemeriksaan fisik dan obstetrik secara cepat untuk menentukan apakah ibu dalam
kondisi gawat-darurat (nadi > 110/menit, tekanan darah sistolik < 90 mmHg, pucat,
berkeringat atau akral dingin, berkeringat dingin, takhipnea/cepat, gangguan kesadaran)
sehingga perlu tindakan resusitasi dan stabilisasi
 Dalam evaluasi kondisi pasien, juga dinilai gejala penurunan kesadaran, nyeri abdomen dan
temperatur tubuh.
 Riwayat adanya lochia setelah persalinan (warna, jumlah, bau).
 Upayakan memperoleh catatan medik atau data penanganan sebelumnya seperti data
tentang jumlah perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan, kelengkapan plasenta
dan adanya trauma pada daerah genital.
2. Sebutkan pemeriksaan fisik khusus yang harus dilakukan untuk mendiagnosis.
 Setiap perdarahan pascapersalinan, terlebih dahulu tentukan kontraksi uterus (atonia/
hipotonia uteri) sebelum melihat laserasi jalan lahir atau sisa plasenta.
 Pemeriksaan adanya laserasi pada perineum, vagina dan serviks.
 Tentukan jumlah perdarahan (aktual atau estimasi simptomatik), juga warna dan bau lochia.
 Pemeriksaan konjungtiva palpebrae yang menandakan adanya anemia.
3. Sebutkan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan.
 Pemeriksaan hemoglobin karena adanya perdarahan yang lebih banyak dari normal,
disamping adanya gejala dan tanda anemia.

Tanda-tanda vital:

Nadi 108 x/menit, tekanan darah 80/60, pernapasan 24 kali/menit dan suhu 36,8 0 C. Ibu pucat dan
keringat dingin. Kontraksi uterus lembek dan responsnya kurang memadai terhadap masase uterus.
Perdarahan pervaginam masih deras mengalir. Menurut dukun yang menolong persalinan, plasenta
dan selaput ketuban lahir lengkap.

Diagnosis (Identifikasi masalah/ kebutuhan)


Saudara telah menyelesaikan penilaian Ny. A. dengan gela, tanda, dan hasil pemeriksaan tersebut
diatas, sehingga:
4. Berdasarkan semua itu, apa diagnosis yang paling tepat untuk Ny. A., apa alasannya ?
 Gejala dan tanda klinis pada ibu A (kontraksi uterus yang tidak baik, perdarahan pervaginam
yang lebih banyak dari normal yang terjadi setelah 24 jam pasca persalinan dan anemia)
sesuai dengan diagnosis perdarahan primer atau segera setelah persalinan atau perdarahan
pasca persalinan sebelum 24 jam dengan penyebab utama adalah hipotonia uteri.

Penatalaksanaan/ Intervensi
5. Berdasarkan diagnosis Saudara apa rencana tindakan yang akan dilakukan, apa alasannya?
 Segera berikan uterotonika (oksitosin 10 IU i.v. atau i.m) dan lakukan masase uterus atau
rangsangan taktil untuk menimbulkan kontraksi dan pengeluaran bekuan darah yang
tersisa.
 Bila perlu, berikan oksitosin 10 IU i.v./i.m. tambahan setelah 30 menit dari pemberian
pertama.
 Bila serviks masih terbuka, lakukan eksplorasi manual untuk mengeluarkan sisa palsenta
(bila ada) dan bekuan darah.
 Berikan antibiotika pada persalinan yang tidak bersih dan aman (dukun) apalagi bila
dilakukan eksplorasi manual. Gunakan triple drugs (ampicillin 2 g IV, genta mycin 1,5-2,5
mg/kgBB, dan metronidazole 1 g IV masing-masing 2 kali sehari, kecuali ampicillin yang 3
kali sehari).
 Bila serviks tidak dapat dilalui oleh tangan obstetriks maka evakuasi dilakukan dengan
menggunakan aspirasi vakum manual (AVM).
 Bila perdarahan berlanjut, dilakukan pemeriksaan waktu pembekuan dan apabila fibrinolisis
lebih cepat dari fibrinogenesis, berikan fibrinogen atau fresh frozen plasma dan trombosit.
 Pemantauan tanda vital dan kontraksi uterus.
 Bila HB dibawah 6 g% maka berikan transfusi. Bila diatas 7 g%, cukup diberikan sulfas
ferosus atau ferrous fumarate 60 mg peroral ditambah dengan asam folat 400 µg peroral
satu kali sehari untuk 3 bulan ke depan.
 Langkah pencegahan komplikasi ini harus dijelaskan pada ibu A dan kekhawatiran yang ada
harus didengarkan dengan baik serta diberikan dukungan emosional dan jaminan
pengobatan.

Tindak Lanjut dan Evaluasi


Pada eksplorasi ternyata didapati sisa plasenta dan telah dikeluarkan dari kavum uteri. Lima belas
menit setelah pemeriksaan dan tindakan masih terdapat perdarahan pervaginam, nadi 110/menit,
tekanan darah 90/60 mmHg. Pada tahap ini diagnosisnya adalah: P1Ao kala IV dengan Perdarahan
Postpartum Dini ec Hipotonia uteri dan Sisa Plasenta

6. Apa tindakan selanjutnya ?


 Ibu A harus dirawat dan mendapatkan antibiotika selama 48 jam. Dilakukan pemantauan
tanda vital dan perdarahan pervaginam yang mungkin terjadi. Pastikan uterus berkontraksi
dengan baik (oksitosin drips dan masase uterus).
 Ibu A dianjurkan untuk menyusui bayinya selama dirawat. Sebelum meninggalkan rumah
sakit, harus diberikan konseling tentang tanda bahaya pada periode pasca persalinan
(perdarahan, nyeri perut, demam, pusing, gangguan penglihatan) dan apa yang harus
dilakukan bila tanda bahaya didapatkan. Ibu A diberikan konseling tentang kepentingan
pemberian suplemen Fe dan asam folat serta konsumsi makanan yang banyak mengandung
Fe.
 Cara pemberian ASI dan perawatan bayi baru lahir harus didiskusikan dengan ibu, jawab
pertanyaan yang diajukan dan berikan dukungan emosional.
 Rencanakan kunjungan ulang pasca persalinan 1 minggu yang akan datang.

You might also like