You are on page 1of 8

SOAL PRETEST KOAS OBSGYN

By Kelompok XXVI-I: Tami, Echa, Yeye, Rahmi, Okta, Azi, Icham, Nizar, Ketty, Jerio, Ihda

Untuk konsumsi mereka yang membutuhkan.

1. Jelaskan terminologi persalinan prematur.


Persalinan yang berlangsung antara umur kehamilan 20-37 minggu dengan berat lahir janin
500-2500 gram.
2. Sebutkan 5 faktor risiko terjadinya persalinan prematur.
a. Infeksi: ketuban pecah dini, khorioamnionitis, vaginitis, bakteriuria
b. Riwayat persalinan preterm
c. Riwayat abortus
d. Riwayat abortus iminens pada kehamilan ini
e. Perdarahan antepartum
f. Hipertensi dalam kehamilan
g. Serviks inkompeten atau riwayat tindakan konisasi
h. Serviks memendek < 3 cm, dan atau membuka > 1 cm
i. Kelainan uterus
j. Operasi abdomen waktu kehamilan
k. Janin mati, kelainan kongenital
l. Kerentanan/regangan uterus yang bertambah
m. Penyakit ibu terutama penyakit infeksi sistemik
n. Kehamilan dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) insitu
o. Pielonefritis
p. Kehamilan ganda; poligohidramnion; oligohidramnion
q. Kelainan letak janin
r. Diabetes mellitus
s. Penyalahgunaan/kecanduan NAPZA
t. Trauma fisik/psikis
3. Sebutkan gejala definitif persalinan prematur.
Memenuhi kriteria persalinan preterm seperti:
a. Kontraksi uterus yang teratur
- 2 kali atau lebih dalam 10 menit
- Lamanya ≥ 20 detik
b. Perubahan serviks seperti:
- Pembukaan serviks ≥ 2 cm
- Pendataran serviks
4. Jelaskan cara pemberian tokolitik pada manajemen persalinan prematur.
a. Nifedipin tablet
- Dosis awal 20 mg per oral, dapat diulang setiap 30 menit, maksimum 60 mg dalam
90 menit bila kontraksi menetap
- Dosis lanjutan 10 mg setiap 6-8 jam selama 2 hari
5. Kapan diberikan pematangan paru pada persalinan prematur mengancam?
Pada kehamilan usia 24-34 minggu.
6. Jelaskan cara diberikan pematangan paru pada persalinan prematur mengancam.

1
Injeksi deksametason 5 mg i.m. tiap 12 jam sampai 4 dosis.
Injeksi betametason 12 mg i.m. tiap 24 jam sampai 2 dosis.
7. Jelaskan terminologi kehamilan lewat waktu.
Kehamilan yang berlangsung selama 294 hari (42 minggu) atau lebih, dihitung dari HPHT
pada siklus 28 hari atau 280 hari (40 minggu).
8. Sebutkan 3 faktor risiko terjadinya persalinan prematur? (kayaknya lewat waktu)
Jika pertanyaannya risiko persalinan prematur, lihat jawaban nomor 3. Jika pertanyaannya
risiko persalinan lewat waktu:
a. Riwayat postterm
b. Obesitas
c. Anomali kongenital janin
d. Defisiensi plasental sulfatase
9. Sebutkan penatalaksaan kehamilan lewat waktu jika Bishop score:
a. <5
- Pematangan serviks dengan misoprostol 4x50 µg per vaginam/rektal
- Bila setelah 24 jam belum matang dilakukan terminasi seksio sesarea
b. >5
- Dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin drip
- Seksio sesaria bila berat janin diperkirakan ≥ 4000 gram
10. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a. Preeklampsia ringan
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan setelah
umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Disebut preeklampsia ringan jika tekanan diastol antara 90 - <110 mmHg disertai
proteinuria (≥300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dengan dipstick urine). Atau singkatnya
preeklampsia ringan adalah preeklampsia yang belum memenuhi syarat preeklampsia
berat.
b. Preeklampsia berat
Preeklampsia dengan satu atau lebih dari gejala di bawah:
- Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg
- Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3+ dengan pemeriksaan kualitatif
- Gagal ginjal, kreatinin serum > 1,2 mg% atau oligouria (<500 mL/24 jam)
- Trombosit < 100.000/mm3
- Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
- Peningkatan kadar enzim hati (SGOT dan SGPT) (2x lipat normal)
- Sakit kepala yang menetap, gangguan visus, atau gangguan serebral
- Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas yang menetap
- Pertumbuhan janin terhambat
- Edema paru
- HELLP Syndrome
c. Hipertensi kronis pada kehamilan.
Hipertensi pada ibu hamil yang sudah ditemukan sebelum kehamilan atau pada
kehamilan < 20 minggu, dan yang menetap setelah 12 minggu pasca persalinan.
d. Hipertensi gestasional.

2
Hipertensi tanpa disertai proteinuria yang timbul saat kehamilan ≥ 20 minggu pada
wanita yang tekanan darah sebelumnya normal.
e. Eklampsia.
Kelainan akut pada preeklampsia dalam masa kehamilan, persalinan, atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang disertai atau tanpa penurunan kesadaran.
11. Sebutkan 5 faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
a. Primipara, primipaterni
b. Hiperplasentosis:
- Mola hidatidosa
- Kehamilan multipel
- Diabetes mellitus
- Hydrops fetalis
- Bayi besar
c. Umur yang ekstrem (≤ 16 tahun atau > 35 tahun)
d. Riwayat keluarga pernah mengalami preeklampsia/eklampsia
e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
12. Jelaskan bagaimana tatalaksana preeklampsia ringan.
a. Rawat jalan
b. Kontrol poliklinik tiap 1-2 minggu
13. Jelaskan bagaimana tatalaksana preeklampsia berat jika usia kehamilan >36 minggu.
Dilakukan pengelolaan aktif dengan sebelumnya telah diberikan MgSO4 dan antihipertensi
(Nifedipine & Metildopa).
Belum inpartu:
1. Induksi persalinan
- Drip oksitosin bila skor Bishop ≥ 5.
- Bila skor Bishop < 5, dilakukan pematangan serviks dengan misoprostol 4x50 µg per
vaginam/rektal.
- Bila setelah 24 jam belum matang dilakukan terminasi seksio sesarea.
2. Seksio sesarea
Bila dalam 6 jam drip oksitosin belum masuk fase aktif.
Bila berat janin diperkirakan ≥ 4000 gr.
Bila terdapat kontraindikasi lahir pervaginam.
Sudah inpartu:
Kala I fase laten: Drip oksitosin atau pertimbangkan seksio sesarea bila dalam 6 jam belum
masuk fase aktif.
Kala I fase aktif: Drip oksitosin atau pertimbangkan seksio sesarea bila dalam 6 jam belum
masuk Kala II.
Kala II: Percepat Kala II.
14. Sebutkan syarat-syarat pemberian MgSO4.
a. Tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) diberikan
i.v. dalam waktu 3-5 menit.
b. Refleks patella (+)
c. Frekuensi pernafasan ≥ 16x/menit
d. Produksi urin > 30 cc per jam

3
15. Sebutkan cara pemberian MgSO4.
a. Dosis awal: 4 gr MgSO4 dilarutkan ke dalam 100 mL RL/D5%, diberikan secara drip i.v.
20-24 tpm.
b. Dosis lanjutan: 10 gr MgSO4 dilarutkan ke dalam 500 mL RL/D5%, diberikan secara drip
i.v. 20-24 tpm.
Intinya dosis lanjutan adalah 1 gr/jam. Dosis di buku PPK kada pas 1 gr/jam.
c. Hentikan pemberian apabila: terdapat tanda-tanda intoksikasi; setelah 24 jam pasca
salin; dalam 6 jam pasca salin sudah terjadi normotensif.
16. Sebutkan indikasi pengelolaan konservatif preeklampsia berat.
a. Kehamilan preterm (≤ 36 minggu)
b. Tidak terdapat impending eclampsia
c. Dalam 1x24 jam tercapai stabilisasi
17. Sebutkan pengelolaan obstetrik pasien dengan eklampsia.
Semua kehamilan dengan eklampsia dan impending eclampsia harus diakhiri tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
Cara mengakhiri kehamilan:
Seksio sesarea
Persalinan per vaginam dipertimbangkan pada keadaan sbb:
- Pasien inpartu, kala II
- Pasien yang sangat gawat (terminal state), yaitu dengan kriteria Eden yang berat
- Sindrom HELLP
- Komplikasi serebral (cth: CVA)
- Kontraindikasi operasi (cth: ASA IV)
18. Sebutkan kriteria laboratorium sindrom HELLP.
a. Hemolisis: kadar bilirubin total >1,2 mg%
b. Kenaikan kadar enzim hati:
- Kadar SGOT > 70 IU/L
- Kadar LDH > 600 IU/L
c. Trombositopenia: kadar trombosit < 100.000/mm3
19. Bagaimana pengelolaan sindrom HELLP dalam kehamilan?
Prinsip pengelolaan:
a. Sesuai pengelolaan preeklampsia berat
b. Transfusi trombosit apabila kadar < 30.000/mm3
c. Pemberian kortikosteroid:
- Kehamilan 24-34 minggu
- Trombosit < 100.000/mm3
- Dexametason iv 3x10 mg satu hari, kemudian tappering off selama 2 hari
d. Persalinan pervaginam bila skor Bishop ≥ 5
e. Persalinan perabdominam:
- Bila skor Bishop < 5
- Trombosit > 50.000/mm3
- Trombosit < 50.000/mm3 (dengan transfusi trombosit 5 kantong)
20. Jelaskan terminologi
a. Plasenta previa

4
Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri internum.
b. Solutio plasenta
Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta, pada plasenta yang implantasinya normal
sebelum janin lahir.
21. Sebutkan masing-masing 2 faktor predisposisi dari:
a. Plasenta previa
- Grande multipara
- Riwayat kuretase berulang
b. Solutio plasenta
Faktor risiko:
- Hipertensi
- Gemelli anak ke dua
- Polihidramnion
- Defisiensi nutrisi
- Trauma abdomen
- Versi luar
22. Sebutkan 4 syarat dan cara pengelolaan ekspektatif plasenta previa.
Syarat:
a. Keadaan umum ibu dan anak baik
b. Perdarahan sedikit
c. Usia kehamilan < 37 minggu atau berat janin < 2500 gr
d. Tidak ada His persalinan

Penatalaksaan:
a. Pasang infus, tirah baring
b. Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik
c. Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG
23. Jelaskan cara pemeriksaan:
a. Perasat Muller
tangan yang satu memegang kepala janin dan menekannya ke arah rongga panggul,
sedangkan
· 2 jari tangan yang lain dimasukkan ke dalam rongga vagina untuk menentukan sampai
berapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut, dan
· ibu jari tangan yang masuk dalam vagina memeriksa dari luar hubungan antara kepala
dan symphysis.
1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi. 2. Satu tangan memegang kepala dari luar
di atas simfisis. 3. Dua jari dari tangan yang lain masuk ke dalam vagina, sampai pintu
atas panggul. 4. Tangan luar mendorong kepala anak ke arah simfisis. Interpretasi
perasat Muller: - Kepala anak teraba oleh kedua jari, berarti CPD (-). - Kepala anak tidak
teraba oleh kedua jari, berarti CPD (+).
b. Perasat Osborn
· tangan yang satu menekan kepala janin dari atas ke arah rongga panggul, sedangkan
· tangan lain yang diletakkan pada kepala, menentukan apakah bagian ini menonjol di
atas simfisis atau tidak

5
(metoda OSBORN).
1. Pasien terlentang, tungkai sedikit fleksi. 2. Kepala janin dipegang oleh tangan kiri
pemeriksa. 3. Dua jari lainnya di atas simfisus, permukaan jari berada pada permukaan
anterior dari simfisis. 4. Tentukan derajat tumpang tindih ketika kepala janin ditekan
ke bawah dan ke belakang. Interpretasi perasat Osborn: - Kepala dapat ditekan ke
dalam panggul, tidak terdapat tumpang tindih dari tulang parietal, berarti CPD (-). -
Kepala dapat ditekan sedikit, terdapat sedikit tumpang tindih dari tulang parietal, sekitar
0,5 cm, berarti CPD sedang.
24. Jelaskan kriteria diagnosis ketuban pecah dini.
a. Umur kehamilan ≥ 20 minggu
b. Keluar cairan ketuban dari vagina
c. Pemeriksaan spekulum: terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum
d. Pada tes dengan kertas nitrazin, dari merah akan jadi biru
e. Mikroskopis: terlihat lanugo dan verniks kaseosa
25. Bagaimana cara pengelolaan ketuban pecah dini jika:
a. Pengelolaan konservatif
Pengelolaan konservatif dilakukan bila tidak ada penyulit (pada ibu maupun janin), pada
umur kehamilan 28-36 minggu.
Selama perawatan dilakukan:
- Perawatan paru
- Observasi kemungkinan adanya amnionitis/tanda-tanda infeksi
Ibu: suhu > 38ᵒC, takikaridi, leukositosis, tanda-tanda infeksi intra uterin, rasa nyeri
pada rahim, sekret vagina purulen
Janin: takikardia janin
- Pengawasan timbulnya tanda persalinan
- Pemberian antibiotika
Intravenous 2 hari (gol. Sefalosporin)
Per oral 5 hari (eritromisin, amoksisilin)
b. Pengelolaan aktif
Pengelolaan aktif pada KPD dengan:
- umur kehamilan 20-28 minggu dan ≥ 36 minggu
- Ada tanda-tanda infeksi
- Timbulnya tanda-tanda persalinan
- Gawat janin
26. Sebutkan kriteria diagnosis khorioamnionitis
Kriteria diagnosis amnionitis: (kadida khorionya kalau di PDT)
a. Febris
b. Leukositosis
c. Takikardia
d. Cairan ketuban mungkin berbau
27. Jelaskan terminologi perdarahan pasca salin
Perdarahan ≥ 500 mL yang terjadi setelah janin lahir pada partus per vaginam dan ≥ 1000
mL pada partus per abdominam.
28. Sebutkan klasifikasi dari perdarahan pasca salin
a. Perdarahan pasca salin dini: terjadi dalam 24 jam pertama sesudah janin lahir.

6
b. Perdarahan pasca salin lambat: terjadi setelah 24 jam pertama sesudah janin lahir
namun masih dalam 6 minggu pasca persalinan.
29. Sebutkan cara pengelolaan perdarahan pasca salin.
Atasi kegawatdaruratan syok
a. Atonia uteri:
Kompresi bimanual
Uterotonika: Oksitosin; Ergometrin; atau Misoprostol
Jika tidak berhasil -> tampon kondom
Jika tidak berhasil laparotomi: bedah konservatif; histerektomi; ligasi arteri uterina atau
arteri ovarika atau arteri hipogastrika
b. Robekan jalan lahir:
Repair
c. Retensio plasenta:
Manual plasenta
Kuretase
Uterotonika
d. Inversio uteri:
Tokolitik/MgSO4
Reposisi manual
Intervensi bedah bila reposisi manual gagal
e. Gangguan pembekuan darah:
Transfusi produk darah seperti fresh frozen plasma, trombosit, fibrinogen dan
heparinisasi atau pemberian EACA (epsilon amino caproic acid).
30. Sebutkan/jelaskan:
1. Abortus imminens
a. Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat
janin < 500 gr.
Abortus imminens adalah abortus yang berpotensi untuk terjadi ditandai dengan
perdarahan per vaginam yang minimal, tetapi portio uteri (kanalis servikalis) masih
tertutup.
b. Gejala klinis
Amenorea (+)
Tanda-tanda hamil muda (+)
Perdarahan per vaginam, nyeri-nyeri (cramping pain)
Pada VT: ostium uteri menutup
c. Penatalaksanaan
Istirahat-tirah baring
Preparat progesteron 2x3x1 tab (*ini aku ga pahaam, tulis aja) setiap 8-12 jam
Antiprostaglandin 500 mg setiap 8 jam
2. Abortus insipiens
a. Definisi
Abortus yang sedang berlangsung disertai pembukaan serviks, yang diikuti oleh
kontraksi uterus namun hasil konsepsi belum ada yang keluar.
b. Gejala klinis

7
Perdarahan per vaginam, dengan nyeri His kontraksi
Pada VT: ostium uteri menipis dan terbuka, ketuban menonjol, buah kehamilan utuh
c. Penatalaksanaan
Kuret atau drip oksitosin bila kehamilan lebih dari 12 minggu, dilanjutkan
Metilergometrin maleat 1 tab,tiap 8 jam selama 5 hari
Amoksisilin 500 mg tiap 6 jam selama 4 hari
3. Abortus infeksius
a. Definisi
Abortus yang mengalami infeksi.
b. Gejala klinis
Perdarahan per vaginam
Nyeri
Sering disertai syok
Pada VT: ostium uteri terbuka, nyeri adneksa dan fluor yang berbau
c. Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum: infus, transfusi
Antipiretik: xylomidon 2 cc i.m.
Antibiotik dosis tinggi: ampisilin atau amoksisilin 1 gr i.v./hari dibagi tiap 8 jam
selama 3-5 hari
Kuret setelah 3-6 jam
4. Abortus habitualis
a. Definisi
Abortus spontan 3 kali atau lebih secara berturut-turut.
b. Gejala klinis
Sesuai dengan gejala klinis abortus
c. Penatalaksanaan
Konseling antenatal dan dukungan psikologis.
Mencari etiologi untuk mencegah terjadinya abortus pada kehamilan berikutnya
Progesteron (mempertahankan kehamilan, mengurangi angka kejadian abortus)
Low-dose aspirin 81-100 mg/hari (pada ibu yang memiliki riwayat abortus usia
kehamilan di atas 13 minggu).

Merah: PPK Stase Obsgyn


Biru: Sumber-sumber lain

You might also like