Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam
pengembangan matematika itu sendiri (Lindawati, 2014: 2017). Penguasaan materi
matematika oleh siswa menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi dalam
penataan nalardan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin
kompetitif pada saat ini. Defenisi tersebut memberi arti bahwa matematika
merupakan ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya
mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam proses kegiatan belajar matematika sangat kompleks, artinya pada
proses pembelajarannya melibatkan banyak unsur, bukan hanya guru dan siswa saja
tapi unsur teknis dan non teknis juga diperhitungkan. Mulai dari perangkat
pembelajaran, media yang akan digunakan, samai kemampuan siswa juga harus
diperhatikan. Salah satu kemampuan siswa yang harus diperhatikan dan juga
dikembangkan adalah kemampuan komunikasi. Menerut Jaenab (2014: 254) sesuai
dengan tujuan National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) yang
menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki, yaitu
kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi
(communication), kemampuan koneksi (connection), kemamuan penalaran
(reasioning), dan kemampuan representasi (representation).
Menurut Gara (2014: 260) komunikasi matematis berperan untuk memahami
ide-ide matematis secara benar. Sisiwa yang memiliki kemampuan komunikasi
matematis yang baik, cenderung dapat membuat berbagai representasi yang
beragam, sehingga lebih memudahkan siswa dalam mendapatkan alternatif-alternatif
penyelesaian berbagai permasalahan.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran
dalam aspek kemampuan komunikasi matematis masih rendah. Hal ini dpat dilihat
2
dalam studi Rohaeti (2003: 16) bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis
siswa dalam kualifikasi kurang. Demikian juga Puniarti (2003: 1) menyebutkan
bahwa respon siswa terhadap soal-soal komunikasi matematis umumnya kurang.
Hal ini dikarenakan guru lebih memfokuskan siswa untuk menggali pengetahuan
sendiri. Akibatnya, kemampuan komunikasi matematis siswa tidak dapat
berkembang dan dilatih dengan baik saat memberikan jawaban, tanggapan ataupun
saat mendengarkan penjelasan dari siswa lainnya.
Hasil observasi memperlihatkan bahwa interaksi pembelajaran berlangsung
searah dan beroreantasi ada guru. Materi disampaikan melalui penjelasan secara
klasikal. Selain itu, aktivitas siswa juga masih tergolong pasif. Hal ini terbukti
ketika siswa-siswa tidak mampu bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa juga bersikap yang tidak relevan dalam pembelajaran, seperti cenderung
keluar masuk kelas, bergurau, tidak memperhatikan penjelasan guru serta membaca
buku yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Dengan demikian, berdasarkan
hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa roses
pembelajaran yang berlangsung masih terpusat pada guru dan belum
memberdayakan kemampuan komunikasi matematis untuk membangun
pengetahuan belajar siswa.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka dapat ditegaskan bahwa
dibutuhkan solusi berupa satu pendekatan pembelajaran yang dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan
pendekatan pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memungkinkan siswa berperan secara
aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan diharakan
dapat menstimulasi kemampuan komunikasi matematis siswa.
Pendekatan pembelajaran yang dipandang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa adalah pendekatan scientific. Haerudin (2013: 246)
menyatakan bahwa pendekatan scientific memberikan peluang lebih besar bagi
siswa dalam mengembangkan komunikasi matematisnya. Hal ini dikarenkan
langkah-langkah ilmiah pada pendekatan scientific memungkinkan siswa lebih aktif,
kemamuan komunikasinya terus diasah, digunakan serta melatih kemampuan
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah-masalah yang
muncul khususnya dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 4
Singkawang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Pembelajaran matematika masih terpusat pada guru.
2. Siswa selama proses pembelajaran matematika masih terlihat kurang aktif.
3. Kemamuan komunikasi siswa masih tergolong rendah.
4. Rendahnya upaya dan perhatian guru untuk menstimulasi kemampuan
komunikasi matematis siswa.
4
C. Pembatasan masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi, serta keterbatasan waktu
dan kemampuan yang dimiliki, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Subjek penelitian yang dimaksud adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 4
Singkawang pada tahun ajaran 2016/2017.
2. Dalam penelitian ini hanya diambil tiga indikator kemampuan komunikasi
matematis yaitu sebagai berikut.
a. Kemampuan menginterpretasikan ide-ide matematika dengan rasional secara
tertulis.
b. Kemampuan mengubah permasalahan matematika ke dalam model
matematika.
c. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika ke dalam bentuk uraian.
3. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
siswa selama proses pembelajaran Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
Adapun aspek-aspek yang dapat diperhatikan oleh guru melihat aktivitas belajar
siswa antara lain.
a. Perhatian siswa saat guru menjelaskan materi
b. Keaktifan siswa dalam mencatat materi pembelajaran dan laporan hasil
kerja kelompok
c. Keberanian siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru
d. Keberanian siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru
e. Keberanian siswa mempresentasikan hasil kerjanya
f. Keterlibatan siswa saat kerja kelompok
g. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru
4. Adapun untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendekatan scientific terhadap
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswadilihat dari perolehan pre-
test dan post-test.
5. Materi pertidaksamaan linear satu variabel yang diguankan untuk menerapkan
pendekatan scientific dalam penelitian ini hanya meliputi pengertian
pertidaksamaan linear satu variabel, penyelesaian pertidaksamaan linear satu
5
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan
masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pendekatan
scientific terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri
4 Singkawang tahun ajaran 2016/2017 pada materi pertidaksamaan linear satu
variabel?”
Agar lebih memperjelas arah dari penelitian ini, maka perlu dideskripsikan
beberapa sub masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi mataematis siswa sesudah
diterapkannya pendekatan scientific pada materi pertidaksamaan linear satu
variabel kelas VII SMP Negeri 4 Singkawang tahun ajaran 2016/2017?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa melalui pendekatan scientific pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMP Negeri 4 Singkawang tahun
ajaran 2016/2017?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan scientific pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel kelas VII SMP Negeri 4 Singkawang tahun
ajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum dalam penelitian
ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh pendekatan scientific terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 4 Singkawang tahun ajaran
2016/2017 pada materi pertidaksamaan linear satu variabel”.
Adapun sub-sub tujuan penelitia ini adaah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa
sesudah diterapkannya pendekatan scientific pada materi pertidaksamaan linear
satu variabel kelas VII SMP Negeri 4 Singkawang tahun ajaran 2016/2017.
6
F. Manfaat penelitian
1. Bagi Peserta Didik
Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa
2. Bagi Guru
Dapat memperluas wawasan guru mengenai pembelajaran matematika
melalui penggunaan pendekatan scientific, dan dapat dijadikan sebagai satu
diantara alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi referensi yang berguna dan pedoman dimasa yang akan
datang dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi
matematis siswa secara keseluruhan.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman sehingga
dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaraan matematika.
G. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka
perlu adanya penjelasan istilah sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematis
Kemampuan komunikasi matematis adalah kesanggupan siswa
mengekspresikan ide matematik kedalam bentuk objek atau model
matematika lain serta kemampuan siswa menganalisis dan mengevaluasi
suatu informasi.
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Scientific
a. Pengertian Pendekatan Scientific
Pendekatan scientific pertama kali diperkenalkan ke ilmu pendidikan
Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada pendekatan
laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah yang
memiliki karakteristik “doing science” (Rudolph, 2005). Pembelajaran
dengan pendekatan scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Nurul (2013: 45) menyebutkan pembelajaran pendekatan scientific
merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan
inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara individu
maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan
pembelajaran, sedangkan tugas guru adalah mengarahkan proses belajar
yang dilakukan siswa dan memberikan koreksi terhadap konsep dan
prinsip yang didapatkan siswa.
Jadi pendekatan scientific dalam penelitian ini adalah pendekatan
dalam proses pembelajaran. Siswa diajak mengamati satu objek yang
akan dipelajari dan diberikan kesempatan untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan yang timbul dari hasil pengamatannya, kemudian siswa
diberikan keleluasaan untuk melakukan percobaan dengan pengalaman
keilmuan yang dimilikinya serta mengelola hasil dari percobaan yang
dilakukan. Selain itu juga diharapkan siswa mampu untuk menyajikan
10
serta menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari, sehingga siswa
dapat menciptakan sesuatu yang dikumpulkan dari fakta-fakta keilmuan
yang dimiliki.
Contoh soal
1. Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut, kemudian
gambarkan dalam garis bilangan.
(a) 2x + 8 > 0
(b) 5x – 15 ≤ 0
Jawab:
(a) 2x + 8 > 0
⇒ 2x > −8
⇒ x > −4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x > −4, x ∈ R}. Himpunan
penyelesaian ini, secara geometris tampak pada Gambar (a).
(b) 5x – 15 ≤ 0
⇒ 5x ≤ 15
⇒x≤3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {x | x ≤ 3, x ∈ R}. Garis bilangannya
dapat digambarkan seperti pada Gambar (b).
2. Umur Lisa dan Muri masing-masing (5x – 2) dan (2x + 4). Jika umur Lisa
lebih dari umur Muri, maka tentukanlah batas-batas nilai x.
Jawab:
Dari soal terdapat kata “lebih dari” yang berarti kita pergunakan tanda “>”.
Dengan ketentuan yang terdapat dalam soal, maka kita peroleh model
matematika berikut.
Umur Lisa > umur Muri
19
⇒ 5x – 2 > 2x + 4
Kemudian kita selesaian bentuk pertidaksamaan linear satu variabel di atas,
yaitu sebagai berikut.
5x – 2 > 2x + 4
⇒ 5x – 2x > 4 + 2
⇒ 3x > 6
⇒x>2
Jadi, batas-batas nilai x adalah bilangan yang lebih dari 2.
3. Menentukan banyak kotak berarti sama saja dengan menentukan nilai x, yaitu
dengan menyelesaikan pertidaksamaan berikut.
20x + 60 ≤ 500
⇒ 20x ≤ 500 – 60
⇒ 20x ≤ 440
⇒ x ≤ 22
Dari penyelesaian tersebut, kita peroleh nilai maksimum dari x adalah 22.
Dengan demikian, dalam setiap kali jalan mobil box mampu mengangkut paling
banyak 22 kotak.
tidak tahu bagaimana cara ,mengubah soal menjadi model matematika pada soal
cerita.
Demikian juga Murdifin (2013), menyebutkan bahwa kendala siswa
pada pokok bahasan pertidaksamaan linear satu variabel ketika siswa bertemu
dengan soal yang membutuhkan analisis, seperti soal cerita. Dalam
menyelesaikan soal sebagian siswa masih banyak yang tidak menuliskan
informasi dari soal, dengan tidak dituliskannya informasi yang terkandung pada
soal siswa terkendala dalam mengubah permasalahan tersebut kedalam model
matematika, sehingga soal tersebut menjadi sulit diselesaikan. Hal ini
dikarenakan kemampuan komunikasi matematis siswa yang masih tergolong
rendah.
Dengan demikian berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendekatan scientific berpengaruh terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa pada materi pertidaksamaan linear satu variabel
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa
kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 4 Singkawang pada
materi pertidaksamaan linear satu variabel termasuk dalam kategori kurang. Hal
ini menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu siswa agar kemampuan
komunikasi matematis dalam materi pertidaksamaan linear satu variabel dapat
lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat di gunakan untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu guru dapat menggunakan pendekatan
scientific. Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan dibandingkan
dengan guru. Pada penelitian ini diharapkan pendekatan scientific dapat
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII
SMPNegeri 4 Singkawang tahun ajaran 2016/2017 pada materi pertidaksamaan
linear satu variabel.
Berdasarkan paparan tersebut maka kerangka penelitian ini dapat
ditampilkan pada gambar 2.1 sebagai berikut
21
KONDISI AWAL
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ho = Pendekatan scientific tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 4
Singkawang tahun ajaran 2016/2017 pada materi pertidaksamaan linear
satu variabel.
Ha = Pendekatan scientific memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 4 Singkawang
tahun ajaran 2016/2017 pada materi pertidaksamaan linear satu variabel.