You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Maslah


Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium. Asam
sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal dan dalam
kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit pabrik pengolahan asam
sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan baku.
Pembuatan asam sulfat secara besar-besaran didunia ini telah melebihi
pembuatan zat-zat kimia lainnya. Salah satu industri yang membutuhkan asam ini
adalah pabrik pupuk superfosfat. Ada banyak cara dalam pembuatan asam sulfat dan
yang paling populer adalah metode proses kontak. Secara garis besar pembuatan asam
ini dibagi menjadi tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah : pembuatan sulfur
dioxida, merubahnya menjadi sulfur trioxida, dan menyerap SO3 merubahnya
menjadi asam sulfat.

1.2 Tujuan Masalah


 Mengetahui bahan baku, sumber asam sulfat.
 Mengetahui jenis-jenis pengolahan asam sulfat.
 Mengetahui cara pengolahan asam sulfat.

1.3 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini adalah mempelajari sumber bahan
baku, jenis pengolahan dan cara pengolahan asam sulfat.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di
bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan
komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer
dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan
utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung
sulfur (belerang).

Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi
sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam
tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida,
yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun.

Reaksi hidrasi asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah
kepada asam sulfat pekat, ia mampu mendidih. Senantiasa tambah asam kepada air dan
bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan densitas kedua cairan.
Air kurang padu berbanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam.
Reaksi terhasil boleh dianggap sebagai membentuk ion hidronium, seperti:

H2 SO4 + H2 O → H3 O+ + HS04−

Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen


pengeringan yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan
kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2 S2 07 . Ini
dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam
Nordhausen.

Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan
asam. Memang tidak mudah membayangkan bahwa bahan kimia yang sangat aktif, seperti
asam sulfat, juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan merupakan
produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan
garam - garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering dipakai terutama karena
merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Bahan ini dipakai dalam

2
berbagai industri, tetapi jarang muncul dalam produk akhir. Asam sulfat dipakai dalam
pembuatan pupuk, plat timah, pengolahan minyak, dan dalam pewarna tekstil.

Adapun sifat - sifat kimia dan fisika dari asam sulfat sendiri adalah sebagai berikut:

Sifat kimia :

Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air, yang
berperan sebagai basa,

HA + H2 O ↔ A− + H3 O+

Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA dengan air:

Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada
jauh di kanan, terdapat banyak H3 O+ ; hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai
Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107.

Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah cukup banyak HA
dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan; sejumlah kecil H3 O+ ada dalam larutan;
asam hanya terurai sebagian). Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5.

Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3 , H2 SO4 , dan
HClO4 . Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.Larutan asam lemah dan garam
dari basa konjugatnya membentuk larutan penyangga.

Sifat fisika :

Titik leleh (°C) : 10

Titik didih (°C) : 290

Tekanan uap (mmHg) : 1 (146 °C)

Berat jenis cairan : 1,84 (100 persen)

Berat jenis uap : 3,4 (udara = 1)

3
2.2 Bahan Baku Asam Sulfat

Sumber dan bahan baku dari asam sulfat adalah belerang. Belerang di alam terdapat
di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari massa kulit bumi. Belerang terdapat dalam
keadaan unsur bebas ataupun dalam senyawa sulfida. Belerang dalam keaadaan unsur
bebas terdapatdari dareah gunung berapi dan dalam tanah. Dalam bentuk senyawa,
belerang terdapat dalam garam sulfida seperti pirit, sengblende, atau garam-garam sulfat
seperti gips, barium sulfat maupun magnesium sulfat. Dalam bentuk senyawa organik,
belerang terdapat dalam minyak bumi, batu bara dan gas alam, yaitu gas hidrogen sulfida.

Belerang diambil dari dekat gunung berapi dan sumber air panas dan juga bawah
tanah. Belerang juga terdapat dalam bijih, seperti galena (PbS), hidrogen sulfida dalam
gas alam dan minyak bumi dan sebagai belerang di laut.

Penambangan belerang

Belerang diambil dari bawah tanah dengan proses Frasch. Tiga pipa konsentris yang
dibor ke dalam deposit belerang. Air superpanas (180 ° C, di bawah tekanan) dipompa ke
bawah melalui pipa terluar, hal ini mencairkn belerang (titik leleh 1130C).

Udara bertekanan dipompa ke bawah melalui pipa di bagian dalam untuk mendorong
belerang cair dan uap pipa akan sampai ke permukaan melalui pipa bagian tengah.

Belerang juga diperoleh dari sulfida hidrogen dalam gas alam dan minyak
bumi. Pembakaran tidak sempurna dari H2 S dalam tungku menghasilkan SO2 dan S.

3H2 S (g) + O2 (g) 2H2 S (g) + 3S (g) + SO2 (g)

Campuran ini didinginkan untuk menghasilkan belerang. Gas-gas kemudian


dilewatkan melalui katalis dan dipanaskan.

2H2 S (g) + SO2 (g) 2H2 O (g) + 3S (g)

Pendinginan mengembunkan belerang yang tersisa (titik didih 445 ° C).

belerang juga dihasilkan sebagai belerang dioksida ketika logam yang dilebur adalah
suatu bijih sulfida. Sebuah persamaan umum untuk reaksi ini, dengan menggunakan M
untuk menyatakan logam (seperti tembaga, seng atau besi), dapat ditulis sebagai:

MS + O2 (g) M (s) + SO2 (g)

4
M logam oksida logam sering membentuk MO.

2.3 Sejarah Perkembangan Industri Asam Sulfat

Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-
9. Asal usul Pengenalan asam sulfat kurang jelas, tetapi zat ini sudah disebut – sebut sejak
abad kesepuluh. Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama
kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746, Roebuck dari
Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar timbal. Proses yang menarik ini,
namun sekarang sudah kuno, diuraikan secara rinci di dalam edisi ketiga buku ini dan
dalam buku - buku lainnya.

Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips, seorang
inggris, yang patennya mencakup aspek - aspek penting dari proses kontak yang modern,
yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis, kemudian
diikuti oleh absorpsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 % sampai 99 %.

2.4 Pembuatan Asam Sulfat

1. Macam- macam proses pembuatan Asam Sulfat

Pada waktu masalahnya hanya membuat H2 SO4 pada konsentrasi sedang dari
SO2 yang dibangkitkan melalui pembakaran pirit dan pada waktu energi masih murah,
pabrik H2 SO4 relatif sederhana. Tetapi setelah harga energi meningkat tinggi sekali,
energi yang banyak yang dihasilkan dari oksidasi belerang dan sulfur dioksida menjadi
suatu komoditi yang amat berharga. Pabrik - pabrik melakukan berbagai modifikasi
besar agar dapat memanfaatkan energi ini untuk membangkitkan uap bertekanan tinggi
guna pembangkitan tenaga listrik. Dengan demikian, energi dapat dipulihkan sebanyak-
banyaknya, sedang energi yang digunakan dalam proses dibuat seminimum mungkin.
Gabungan antara pabrik kimia dan system pembangkitan listrik (atau uap) disebut
Kogenerasi. Oleh karena itu, pabrik asam sulfat modern merupakan suatu system
pembangkit tenaga listrik. Fungsi kedua ini tentu saja membuat system operasi pabrik
tersebut menjadi lebih rumit, tetapi biaya produksi asam sulfat menjadi lebih murah
atau rendah. Pabrik - pabrik juga dibuat jauh lebih besar agar dapat memanfaatkan
ekonomi skala besar.

Pembuatan dengan proses kamar timbal

5
Pada proses ini campuran gas SO2 dan udara dialirkan kr dalam bilik yang
dilapisi timbel (Pb) dengan menggunakan katalis NO dan NO2 . Pada campuran gas-gas
ini dialirkan uap air, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

2SO2 (g) + O2 (g) + NO(g) + NO2 (g) + H2 O 2HNOSO4 (aq) (asam nitrosil)

2HNOSO4 (aq) + H2 O 2H2 SO4 (aq) + NO(g) + NO2 (g)

Pembuatan asam sulfat dengan proses kamar timbel adalah cara yang pertama
dilakukan. Dari proses itu, asam sulfat yang dihasilkan hanya mencapai kadar 80%
berat, sedangkan saat ini penggunaaan asam sulfat dalam industri adalah dengan kadar
yang sangat tinggi yaitu 98% berat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan asam sulfat
dengan kadar 98% tidak dimungkinkan dengan cara proses kamar timbel, tetapi
diperoleh dengan proses kontak

Pembuatan Dengan Proses Kontak

Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di
Amerika Serikat, walaupun proses ini sudah sangat berperan di Eropa, di mana terdapat
kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada sulfonasi,
terutama pada industri zat warna. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik
asam kontak yang dibangun dengan menggunakan platina sebagai katalis. pada tahun
1930, proses kontak ini telah dapat bersaing dengan proses kamar pada segala
konsentrasi asam yang di hasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920-an, kebanyakan
fasilitas yang baru di bangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis
vanadium.

Proses kontak kemudian mengalami modifikasi secara berangsur – angsur dan


menggunakan absorpsi ganda (juga disebut katalis ganda), sehingga hasilnya lebih
tinggi dan emisi SO2 yang belum terkonversi dari cerobong asap berkurang . Baru -baru
ini, peraturan pemerintah Amerika Serikat telah menentukan batas emisi
SO2 maksimum yang diperbolehkan dari pabrik asam dan mengharuskan semua pabrik
menggunakan proses absorbsi ganda, atau kalau tidak dilengkapi dengan system
pembasuhan gas cerobong, sehingga tingkat emisinya setingkat dengan hasil cara
pertama.

6
Kalor pembakaran belerang dimanfaatkan di dalam ketel uap kalor limbah atau
ketel uap dan ekonomiser guna membangkitkan uap yang dipakai untuk melebur
belerang serta untuk keperluan tenaga disekitar pabrik . Uap merupakan salah satu hasil
pabrik itu. Pabrik- pabrik yang modern membangkitkan uap pada tekanan 6 MPa , lebih
tinggi dari tekanan 2 MPa yang diperoleh beberapa tahun yang lalu.

Reaksi SO2 menjadi SO3 adalah suatu reaksi eksotermik yang dapat balik.
Tetapan keseimbangan 19 untuk reaksi ini dihitung dari tekanan bagian sesuai dengan
hokum aksi massa dan dapat dinyatakan sebagai :

Nilai Kp telah ditentukan dari percobaan dan nilai ini atas dasar P dalam
atmosfer.

Proses- proses pembuatan Asam Sulfat dilakukan dengan cara :

a. Pembakaran

b. Oksidasi

c. Menaikan Tekanan

d. Absorber

e. Penguapan

2. Bahan Baku

Katalis

Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis
konversi sulfur dioksida ini biasanya terdiri dari tanah diatomea, yang disusupi dengan
lebih dari 7 % V2 O5 katalis komersial mengandung garam kalium (sulfat, pirosulfat dan
sebagainya) disamping V2 O5. Pada suhu operasi pewaris aktif ialah garam lebur yang
terdapat pori - pori pelet silika.

Belerang

Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam industri
pengolahan kimia. Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan dalam keadaan
senyawa pada bijih-bijih seperti pirit (FeS2 ), Sfalerit (ZnS) dan Kalkopirit (CuFeS2 ).

7
Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas bumi (sebagai H2 S). Penggunaannya
yang terbesar adalah dalam pembuatan asam sulfat.

3. Komposisi, sifat fisika dan kimia bahan baku

Asam sulfat terdiri dari sulfur atau belerang dan beberapa gabungan dari unsur-
unsur lainnya. Sekeping sulfur melebur menjadi cairan merah darah. Apabila terbakar, ia
mengeluarkan nyala berwarna biru.Pada suhu bilik, sulfur adalah satu bubuk lembut
berwarna kuning terang. Walaupun sulfur adalah terkenal dengan baunya yang tidak
menyenangkan - kerap disamakan dengan telur-telur busuk bau tersebut adalah sebenarnya
ciri bagi hidrogen sulfida (H2 S); sulfur dalam keadaan unsur adalah tidak berbau. Ia
terbakar dengan nyalaan biru dan mengeluarkan sulfur dioksida, yang dikenali kerana bau
peliknya yang menyesakkan. Sulfur adalah tak larut dalam air tetapi larut dalamkarbon
disulfida dan pada kadar kelarutan yang kurang sedikit dalam pelarut organik lain
seperti benzena. Keadaan pengoksidaan sulfur yang biasa termasuk −2, +2, +4 dan +6.
Sulfur membentuk sebatian stabil bersama semua unsur kecuali gas nadir.

Sulfur dalam keadaan pepejal biasanya wujud sebagai siklik berbentuk mahkota yang
terdiri daripada molekul-molekulS8 . Sulfur mempunyai banyak alotrop selain S8 . Dengan
membuang satu atom daripada mahkota akan menghasilkan S7 , yang yang berperanan
dalam warna kuning sulfur yang unik. Terdapat banyak lagi bentuk cincin lain yang
disediakan, termasuk S12 dan S18. Secara bandingannya, jirannya oksigen yang lebih
ringan hanya wujud dalam dua keadaan yang mempunyai kepentingan kimia: O2 dan
O3 . Selenium, analog sulfur yang lebih berat boleh membentuk cincin tetapi lebih sering
dijumpai sebagai satu rangkaian polimer.

Kristalografi sulfur adalah kompleks. Bergantung kepada keadaan-keadaan yang


tertentu, alotrop sulfur membentuk beberapa struktur hablur berbeza, antara yang paling
terkenal adalah rombus dan monoklinik S8 .

Suatu sifat unik ialah kelikatan sulfur yang lebur, iaitu berbeza dengan kebanyakan
cecair lain, ia meningkat dengan suhu oleh keranapembentukan rangkaian-
rangkaian polimer. Bagaimanapun, setelah menjangkau suhu yang tertentu, kelikatan mula
menurun kerana terdapatnya tenaga yang mencukupi untuk memecahkan rantaian-
rantaian.Sulfuramorfus atau "plastik" boleh dihasilkan melalui pendinginan segera sulfur
yang lebur. Kajian-kajian kristalografi sinar-x menunjukkan bahawa bentuk amorfus

8
mungkin mempunyai satu struktur berlingkar dengan lapan atom setiap pusingan. Bentuk
ini adalah metastabil pada suhu bilik dan ia akan beransur-ansur kembali semula kepada
bentuk hablur. Proses ini berlaku dalam tempo antara beberapa jam hingga beberapa hari.

2.5 Deskripsi Proses Pembuatan Asam Sulfat

 Pembakaran

Bahan baku biasanya adalah belerang dan berbagai bijih sulfid. Oleh karena belerang
cair biasanya lebih murni dan biaya transpornya lebih murah, belerang biasanya
didatangkan dan disimpan dalam keadaan cair. zat cair itu dipompakan dalam tangki
penimbunan malalui pipa - pipa berpemanas dan disemprotkan ke dalam tanur dengan
menggunakan pembakar yang hampir serupa dengan yang biasanya dipakai untuk
menyuling minyak bakar.

 Pengolahan Gas Bakar

Gas sulfur dioksida hasil pembakaran mungkin mengandung karbon dioksida,


nitrogen dan berbagai ketakmurnian seperti klor, arsen, fluor, sedikit debu. Arsen dan
fluor hanya ada apabila bahan yang dibakar bukan belerang unsur. Guna mencegah
terjadinya korosi oleh gas dari pembakaran, biasanya udara untuk pembakaran belerang
dan oksidasi SO2 itu dikeringkan dulu sampai kandungan airnya kurang 3 mg/m3.

 Penukaran Kalor dan Pendingin

Sebelum gas itu ditumpahkan kedalam konventer tahap pertama, biasanya suhunya
diatur agar mencapai suhu minimum yang diperlukan supaya katalis dapat meningkatkan
kecepatan reaksi dengan cepat , biasanya pada suhu 425°C sampai 440°C. Gas itu harus
didinginkan lagi diantara tahap - tahap katalis agar menghasilkan konversi yang tinggi.

 Konventer

Konversi Kimia sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida dirancang untuk


menghasilkan konversi maksimum dengan memperhatikan bahwa :

Keseimbangannya merupakan fungsi kebalikan suhu dan fungsi langsung rasio


oksigen terhadap sulfur dioksida. Laju reaksi merupakan fungsi langsung suhu. Komposisi
gas dan banyaknya katalis mempengaruhi laju konversi dan kinetika reaksi

9
Penyingkiran sulfur trioksida yang terbentuk sehingga lebih banyak sulfur dioksida
dapat dikonversi

 Absorber Sulfur Trioksida

Sudah sejak lama diketahui bahwa asam sulfat dengan konsentrasi 98,5 persen 99
persen merupakan bahan yang paling efisien untuk digunakan sebagai penyerap sulfur
trioksida, mungkin karena asam dengan konsentrasi tersebut mempunyai tekanan uap yang
jauh lebih rendah dari kosentrasi - konsentrasi lainnya. Asam dengan konsentrasi tersebut
digunakan pada absorber antara dan absorber akhir. Untuk menyerap SO3 secara hampir
sempurna, sebelum gas yang telah terkonversi sebagian itu masuk kembali ke dalam
konvertor dan gas limbah dibuang ke udara. Dalam hal ini, air tidak dapat digunakan
karena kontak langsung antara sulfur trioksida dan air akan menghasilkan kabut asam
yang hampir tidak mungkin diabsorbsi. Oleh karena asam penyerap itu terus menjadi lebih
pekat, maka harus disediakan fasilitas untuk menyerap bagian asam yang keluar dari
absorber yang akan diresirkulasikan. Asam resirkulasi ini diencerkan dengan
menambahkan asam sulfat encer atau air dalam jumlah yang diperlukan, sehingga
mendinginkan asam penyerap, dan kelebihan asam yang ada dikeluarkan dari system
untuk kemudian dijual.

 Blower

Blower digunakan untuk menghembuskan udara atau gas yang mengandung belerang
melalui peralatan pengolahan. Blower ini ditempatkan di dalam aliran sehingga dapat
menangani udara atau gas yang mengandung sulfur dioksida.

 Pompa Asam

Pompa biasanya dibenamkan di dalam tangki pompa yang terbuat dari baja berlapis
bata yang terdapat di dalam daerah proses. Pompa ini dapat digerakkan dengan motor
listrik atau turbin uap.

 Pompa Belerang

Digunakan untuk memompakan belerang dari sumur penimbunan ke dalam atomizer


dan pembakar belerang. Pompa ini mempunyai pipa - pipa penyaluran luar bermantel uap,
sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur belerang adalah
115 C.

10
 Pendingin Asam

Asam yang disirkyulasikan pada menara absorbsi harus didinginkan untuk


mengeluarkan kalor absorbsi dan kalor sensible gas masuk. Asam yang disirkulasikan
pada menara pengering harus pula didinginkan untuk mengeluarkan kalor pengenceran
dan kalor kondensasi kelembapan yang terdapat di dalam gas atau udara masuk.

 Pemurnian Gas

Pabrik yang harus menangani gas sulfur dioksida yang tidak murni, misalnya gas yang
keluar dari pabrik peleburan, pemanggangan bijih besi dan proses - proses lain, biasanya
mempunyai ketel kalor limbah. Presipitator elektrostatik untuk pengumpulan debu, menara
pembasuh dan pencuci, dan akhirnya presipitator elektrostatik untuk pemisahan kabut
asam seerta sisa debu dan uap. Sesudah itu, gas siap untuk masuk ke dalam menara
pengering.

 Bahan Konstruksi

Dalam system pemurnian gas, baja digunakan untuk menangani gas sulfur dioksida
yang mempunyai suhu di atas titik embun asam. Untuk suhu di bawah titik embun dan
untuk zat cair, digunakan timbale, baja berlapis timbale, dengan lapisan bata atau tidak,
baja paduan dan bahan plastic untuk kondisi operasi tertentu. Pendinginan asam lemah
dalam system pemurnian gas tidak boleh dibuat dari besi cor atau baja karena bahan ini
akan terkorosi dengan cepat.

 Pemulihan Asam Sulfat Bekas Pakai

Sebagian besar asam sulfat yang dipakai dipulihkan untuk didaur ulangkan, asam
bekas pakai biasanya disebut dengan asam limbah. Tetapi istilah ini salah kaprah.
Kebanyakan pemakai tidak mengkonsumsi asam itu, tetapi mengencerkan atau
mengkontaminasinya. Sebagian asam ini dapat dipulihkan dan digunakan kembali dengan
biaya lebih murah dari asam perawan. Sebagian asam ini terpaksa dipulihkan karena
ketentuan lingkungan atau untuk menghidari pengeluaran biaya untuk netralisasi.

 Pencemaran Oleh Belerang

Masalah pengurangan pencemaran oleh belerang dan senyawanya sudah banyak


diteliti dengan harapan bahwa pada suatu waktu nanti semua belerang itu dapat dipulihkan

11
dan digunakan kembali. Desulfurisasi bahan bakar biasanya menghasilkan belerang dalam
bentuk dalam hydrogen sulfide. Sulfur dioksida dari peleburan non loganm non fero atau
pembakaran bahan bakar paling ekonomis bila dipulihkan sebagai asam sulfat dan
kadang-kadang juga sebagai sulfur dioksida cair, belerang, atau garam-garam sulfat. Asam
sulfat sudah lama dibuat dari gas berkadar tinggi dari pabrik peleburan mempunyai
penyaluran ke pasaran.

2.6 Kegunaan Asam Sulfat

Pembuatan Pupuk , pada waktu superfosfat merupakan pupuk fosfat yang utama,
pabrik asam proses kamar dan pabrik superfosfat biasanya dibangun dan dioperasikan
pada lokasi yang sama. Biasanya kedua pabrik ini merupakan pabrik – pabrik kecil yang
dibangun didekat daerah pertanian.

Sekarang orang lebih banyak menggunakan pupuk dengan konsentrasi tinggi agar
biaya transportasi dan pemakaiannya menjadi lebih rendah. Pabrik tripel superfosfat lebih
padat modal dari pada pabrik superfosfat biasa. Pabri ini dibangun dalam skala lebih besar,
dan sebagaimana halnya dengan superfosfat terdahulu, dioperasikan pada lokasi yang
sama dengan pabrik kontak. Asam yang dihasilkan mempunyai konsentrasi 93,2 %
H2 SO4 dan dapat disimpan dengan aman didalam tangki baja. Asam ini diencerkan dalam
fasilitas produksi fosfat bilamana diperlukan.

Asam sulfat yang dibuat dalam pabrik asam kamar, tersedia dalam beberapa
kualitas, masing - masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu. Kualitas 53° sampai
56°Be’ digunakan untuk pembuatan superfosfat , asam ini dibuat dalam pabrik asam
kamar tanpa memerlukan operasi pemekatan yang mahal. Kualitas 60°Be’ dipakai dalam
pembuatan sulfat - sulfat ammonia, tembaga (batu biru , bluestone), alumuniaum (alum),
magnesium (garam Epsom), seng, besi (koperas), dan sebagainya serta asam – asam
organik, seperti asam sitrat, oksalat, asetat, tartrat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil makalah yang kami buat dapat kami simpulkan bahwa dalam materi
mata kuliah Proses Industri Kimia yaitu Proses Pembuatan Asam Sulfat, sangatlah
penting untuk mengetahui asal-usul asam sulfat itu sendiri. Hal ini bisa membantu untuk
mahasiswa dalam penerapan proses industri kimia yang nantinya akan di perlukan dalam
proses pembuatan asam sulfat itu sendiri.

3.2 Saran

Semoga tugas yang diberikan di mata kuliah Proses Industri Kimia ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat bagi kami mahasiswa. Demikian hasil makalah
kami,semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih bagi
pihak-pihak yang selalu membantu, sehingga makalah ini bisa selesai, dan penulis juga
menyadari kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini.

13

You might also like