Professional Documents
Culture Documents
LOKASI PEKERJAAN :
KOTA TANGERANG
Maksud dan tujuan dari uraian metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk
menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pekerjaan dan tata cara
pelaksanaan yang dapat menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai
akhir yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
Setelah kami rasa sudah menyusun tim dengan tepat, prioritas selanjutnya
adalah untuk mengidentifkasi peralatan yang paling dibutuhkan, untuk keperluan
pekerjaan ini, untuk menghindari tertundanya pekerjaan karena terhambatnya suplai
material, maka kami berencana melaksanakan pengadaan material sebelum
pekerjaan berjalan. Adapun pekerjaan mobilisasi bahan material akan dilakukan
menggunakan modal transportasi darat yaitu kendaraan roda empat pick up dan
atau dump truck apabila diperlukan.
PERSIAPAN
PEKERJA
MATERIAL
PERALATAN
PEMBAYARAN
Lalu lintas kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi, dibatasi dengan
menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil kemungkinan
terhadap kecelakaan, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain.
Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan sesegera mungkin dipindahkan dari Site atau Area proyek.
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, kami telah
mengeluarkan Kebijakan sesuai Sistem Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu yang
dijalankan.
D. Material
Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan
diminta menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku
untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material
utama yang dipakai pada proyek ini diantaranya adalah : Beton Sitemix, Besi
beton ( Baja Tulangan). Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal
pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena
material belum datang.
E. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.
Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.
Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah
sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan
didatangkan dari daerah lain.
Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani
proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
Dokumentasi diambil dengan arah dan tempat yang tetap serta kelihatan latar
belakang dengan sudut pengambilan yang sama dari titik awal menghadap ke
titik berikutnya.
a. Pengukuran awal
Untuk pengukuran awal segera dilakukan kontraktor setelah mendapatkan
Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas. Hal-hal yang harus diperhatikan pada
pengukuran awal ini, yaitu :
Penentuan pedoman elevasi yang diambil dari titik tertentu (bench mark)
sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.
Penentuan posisi bangunan dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari
pengawas/direksi.
Pemasangan titik bantu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.
Pengukuran untuk menentukan batas-batas proyek serta sebagai dasar
perhitungan kuantitas aktual dan ploting pekerjaan di lapangan, juga
sebagai acuan pembuatan Shop Drawing.
I. TAHAP PERENCANAAN
Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )
Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan
dalam suatu proyek dan penyusunan kegiatan tersebut hingga
menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Pengajuan / Perijinan
a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur
sesuai dengan sistem mutu yang dimiliki serta mem-beritahukan / ijin
setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya
pekerjaan bongkar pasang yang berakibat terjadinya keterlambatan dan
penambahan biaya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang
dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
Kami akan Membongkar dengan hati hati dan melakukan dengan memperhatikan k3.
Bongkaran bekas matrial akan kami buang ke tempat yang telah disetujui direksi.
WAKTU PELAKSANAAN
Rencana waktu penyelesaian pekerjaan adalah 60 ( Enam Puluh ) hari
kalender, dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana ditetapkan dalam
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
PEKERJAAN TANAH
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah disini termasuk didalamnya pengadaan material, tenaga ker-
ja, peralatan kerja, serta pemasangan sampai dengan selesai, sehingga peker-jaan
pasangan tersebut dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Lingkup Pekerjaan
tanah ini termasuk : Pekerjaan Pembersihan Lahan, Pekerjaan Timbunan dan
Pembuangan keluar site. Diantaranya yang termasuk lingkup pekerjaan pasangan
disini adalah :
a. Marking dan Bouwplank
b. Pekerjaan Urugan Tanah
c. Pekerjaan Galian Pondasi
d. Pekerjaan Urugan Pasir bawah pile cap, sloof dan Tie beam, tebal 5cm
e. Pekerjaan Lantai Kerja bawah pile cap, sloof dan Tie beam, tebal 5cm
f. Pekerjaan Pemadatan
1.2 Umum
Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus :
a) Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah
dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenangi
air.
b) Memeriksa segala pembongkaran & pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
c) Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian apa-pun,
agar elevasi penampang melintang & pengukuran dapat diketahui dan dilakukan
pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak
boleh diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
d) Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktrur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakkan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu
ditopang.
e) Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkira an,
sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas. dapat memerintahkan perubahan
ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
f) Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tem-pat-
tempat dimana penggunaan mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung. Dalam hal ini
metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
g) Bila diperlukan Kontraktor harus membuat turap sementara yang kuat untuk
menahan lereng tanah galian, sehingga lereng galian tersebut tidak ambruk dan
tidak mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut ha-rus dapat menjaga
bangunan yang berada didekat lereng galian tetap stabil.
h) Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh peker-jaan
galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusak-an bangunan
tersebut dan harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
i) Kontraktor harus melakukan perlindungan & perawatan yang cukup untuk
bagian pekerjaan diatas maupun di bawah tanah, drainase, saluran pembuang dan
rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
j) Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 (satu)
horizontal dengan 1 (satu) vertical, kecuali diperlihatkan lain dalam gam-bar.
k) Batu, kayu, puing, sampah dan bahan lain dalam lubang galian yang tak
berguna harus dibuang/tidak diperbolehkan digunakan untuk pengurug-an.
l) Setiap pekerjaan galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberi-tahu
Konsultan Pengawas dan pembuatan Lapisan Pasir, Lantai Kerja atau penempatan
material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui
kedalaman pondasi & karakter tanah dasar ponda-si.
m) Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,
maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menggantinya
dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disya-ratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan
tebal tiap lapis 15 cm, sampai menca-pai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
n) Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 6%. Bila menurut Konsultan
Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat karena kesalahan
Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya, maka kontraktor harus : Membuang
dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya kontraktor atau
menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut
memenuhi syarat.
o) Semua material hasil galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan
sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
p) Kontraktor melakukan galian pondasi tidak boleh kurang dari gambar rencana
yang telah disetujui oleh pihak Direksi.
1. Syarat Umum
b. Semua baja tulangan harus berasal dari produksi sumber atau supplier yang
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Sertifikat asli dari pabrik dan sertifikat test untuk tiap pengiriman baja yang
akan digunakan dalam pekerjaan harus diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas. Sertifikat mana harus menunjukkan analisa
kimia serta hasil uji tarik dan lentur baja. Pada setiap pengiriman minimum 2
(dua) specimen atau 1 (satu) specimen tiap 7000 kg, dengan panjang
masing-masing 100cm dari tiap ukuran (harus diuji pada laboratorium uji
yang ditunjuk Direksi. Bilamana diperlukan, Direksi/Konsultan Pengawas
dapat mensyaratkan tambahan specimen uji selama pelaksanaan.
2. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan yang dipakai adalah baja ulir dengan kekuatan tarik
leleh minimum 3200 kg/cm2 (BJTD 40) mutu baja U 40 dan baja pols dengan
kekuatan tarik leleh minimum 2400 kg/cm2 mutu baja U 24.
4. Syarat Pelaksanaan
b. Baja tulangan harus diletakkan pada posisi yang etpat dan dijaga terhadap
kemungkinan bergeser dengan diikatkan satu sama lainnya dengan kawat
beton yang cukup. Ujung-ujung kawat beton harus dibengkokkan kearah
sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.
PEKERJAAN BEKISTING
1. B a h a n
- Untuk beton tidak diexposed dipakai besi dia 9-12 mm terentang tebal sesuai
dengan gambar
- Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang
tidak reaktif terhadap beton. Tebalnya minimal 1.2 cm dan tergantung dari
kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
Toleransi
Pengangkutan Adukan.
Pemadatan Beton.
Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor daripada cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan itu dibongkar.
Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-
turut.
Pembongkaran cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan, cetakan pada bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa
tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada
Pemborong, dan perhatian pemborong mengenai pembongkaran cetakan.
Pemborong harus memberi tahu Pemberi Tugas / Konsultan Perancana bilamana
ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang
utama dan minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti
Pemborong lepas dari tanggung jawab.
Lingkup Pekerjaan.
Bata Merah harus masif, mempunyai rusuk - rusuk yang tajam dan siku satu
sama lain. Bidang - bidang sisinya harus datar dan tidak menunjukkan retak-retak.
Bata Merah harus terbuat dari tanah liat kualitas terpilih dan baik sesuai dengan
persyaratan yang sudah disetujui.
Bata Merah yang dipakai harus utuh menurut standard Bata Merah yang
ukurannya kurang dari standard tidak boleh dipakai, kecuali untuk pembukaan-
pembukaan atau sudut-sudut yang memang diperlukan ukuran lebih kecil. Sebelum
Bata Merah didatangkan ke lokasi pembangunan, harus mengajukan contoh -
contoh yang diisyaratkan kepada Ahli / Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
Sebelum dipasang, Bata Merah harus dicelup air hingga jenuh, terutama
pada pengerjaan dimusim kemarau, dengan maksud agar pengeringan
pasangan tidak terlalu cepat sehingga dapat terjalin ikatan yang sempurna
antara Bata Merah dengan adukan. Siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm,
sehingga terdapat alur-alur yang rapi sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Pada
prinsipnya semua dinding Bata Merah merupakan dinding, kecuali beberapa
pasangan seperti ditunjukkan dalam gambar. Dalam satu hari pengerjaan
pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m. Pekerjaan baru boleh
diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul mengeras.
Cara Pengerjaan.
Tidak satupun Bata Merah yang berukuran kurang dari 10 cm boleh dipakai,
kecuali pada pembukaan - pembukaan atau sudut-sudut yang memang
dikehendaki ukuran yang lebih pendek.
Untuk setiap dinding Bata Merah yang luasnya melebihi batas yang sudah
disyaratkan harus diberi rangka penguat dari beton dengan tulangan praktis (kolom
praktis) dan ditempat dimana angkur-angkur kosen berada harus dicor beton
sesuai persyaratan sebagai ikatan. Pasangan Bata Merah yang menempel pada
beton harus di angkur pada beton tersebut, dan dalam proses pengeringannya,
pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7 hari.
Pengecatan Exterior
Dalam proses pekerjaan ini dilakukan dengan cara 1 lapisan plamir, 1 lapisan cat
dasar dan 2 lapisan cat penutup atau seperti yang ditunjukan oleh direksi pekerjaan.
Pekerjaan dilakukan oleh tukang cat yang dibantu oleh pekerja dan diarahkan oleh
mandor pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan kaidah-
kaidah teknis yang tertuang dalam RKS dokumen pelelangan ini.
Gambar Pekerjaan Pengecatan
Tenaga Kerja :
Pekerja
Tukang cat
Kepala tukang
Mandor
PEKERJAAN PEMASANAGAN ALUMINIUM COMPOSIT
PANEL
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium
composite panel.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel,
rangka alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,
benang, selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.
Pengukuran
Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk
area yang akan dipasang alumunium composite panel.
Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
Pemasukan bahan bangunan
Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain)
Catatan maupun peringatan dari Pengawas
Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja
yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi
pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas. Laporan
berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi Tugas.
Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
Pekerjaan shop drawing dilaksanakan pada saat MC nol dimulai dengan pengukuran
dan pemasangan patok. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan theodolith,
waterpass dan meteran roll yang dilakukan oleh personil inti, pekerja, dan mandor.
Hasil pengukuran akan dijadikan acuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Proses
penggambaran shop drawing dilakukan oleh drafter dengan menggunakan software
autocad. Shopdrawing di cetak pada lembar kertas a3 untuk dan dimintakan
persetujuan kepada direksi serta konsultan pengawas.
B. PENERAPAN DI LAPANGAN
Untuk penerapan K3 di lapangan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Potensi Bahaya dan Resiko K3
dan Aspek serta Evaluasi Dampak Lingkungan.
2) Kesesuaian dengan Regulasi dan Persyaratan lain.
3) Pembuatan Sasaran dan Program K3L .
4) Pembentukan Struktur Organisasi K3L dan Tanggap Darurat .
5) Desain fasilitas Pengendalian Resiko K3 & Operasi Dampak Lingkungan.
6) Komunikasi Eksternal ( Rumah Sakit terdekat, Kepolisian, Depnaker,
Jamsostek, Dinas Pemadam Kebakaran, dll).
7) Komunikasi Internal (Review Management, Tool Box Meeting,Weekly
Meeting dan Monthly Meeting).
8) Inspeksi ( Working Permit, PPE – Emergency - Safety Installation dan
House Keeping Inspection, Inspeksi Pra Operasi Peralatan, Check List K3
Pada Pekerjaan dll) .
9) Pemantauan dan Pengetesan serta Pelatihan dan Simulasi Tanggap
Darurat.
10) Mengadakan Safety Promotion yaitu sosialisasi mengenai masalah safety
ke setiap karyawan proyek, untuk sadar memperhatikan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.
Ilustrasi Penyuluhan dan simulasi penggunaan K3
1. Manager Proyek
Pada Manager Proyek adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang
berada dilapangan. Manager Proyek merupakan wakil mutlak dari perusahaan.
Tugas Manager Proyek yaitu :
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai
selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai
dengan tugasnya masing- masing
2. Manager Teknik
Tugas Manager Teknik yaitu :
a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan dokumen.
c. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Administrasi dan Keuangan
Tugas Site Adm. Manager yaitu :
a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
b. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
c. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.
d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek
4. Pelaksana Teknis
a. Sebagai teknisi yang harus bertanggung jawab atas
pelaksanaan/terlaksananya pekerjaan-pekerjaan dilapangan.
b. Harus berada dilapangan pada setiap saat
c. Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya.
d. Harus menguasai bestek (rencana kerja) yang telah ditetapkan oleh Direksi.
e. Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar
bestek.
f. Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalah-
masalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan.
g. Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume
pekerjaan yang sudah terlaksana.
h. Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan
mengatur pemakaian / penggunaan material di lapangan.
i. Pengendalian pemakaian bahan/material agar dapat sehemat mungkin.
j. Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.
5. Pelaksana Lapangan
a. Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah-langkah operasional
b. Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out)
c. Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, nahan dan
alat
d. Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja
e. Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan
f. Membuat Jadwal Dan Recana Kerja
g. Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja
h. Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan
i. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
j. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja
k. Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname
l. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran
m. Membayar Upah Para Tukang Dan Pekerja.
6. Pekerja
Orang yang melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai perintah pelaksana
lapangan / mandor
Antisipasi Cuaca
Padaproyekberdurasipendekmendapatkantantanganlebihapalagidalamperiod
e
pelaksanaannyaberadapadamusimhujan.Kontraktorharusbekerja ekstra
dalam mengatasirendahnyaproduktifitasakibathujan. Beberapaantisipasiyang
menjadi pengalamanadalah sebagai berikut:
Persiapan mantel hujan untuk pekerja
Tendakhusus
Penggunaan terpal untuk melindungi bagian pekerjaan yang
dikhawatirkan berbahayaataurusak akibat hujan.
Perubahan/modifikasimetodestandart.Sepertipercepatanpemasanganatap
bangunan padaproyekgedungdan jalanakses masuk proyek.
PENYERAHANPEKERJAAN
PENUTUP
Untuk pekerjaan yang belum dijelaskan dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini
akan dilaksanakan pada lokasi pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Detail dan tahapan pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada spesifikasi
teknis yang tecantum dalam kontrak dan mendapat persetujuan konsultan
pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Bentuk dan dimensi harus sesuai gambar yang tecantum dalam kontrak atau
hasil pengukuran yang tergambar dalam shop drawing dan mendapat
persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.
( DEWI ANGGRAENI )
Direktur