You are on page 1of 6

Pertanyaan :

Syarat dan Prosedur Memperoleh Izin Penyelenggaraan Ambulans


Dapatkah izin penyelenggaraan mobil ambulans dilakukan perorangan? Bagaimana syarat yang
harus dipenuhi untuk memperoleh izin tersebut? Di Jakarta syarat yang dilampirkan tidak
mencantumkan dasar hukum yang jelas kalau boleh perorangan.
Jawaban :
Intisari:

Aturan mengenai Izin Penyelenggaraan Ambulans di Jakarta adalah Peraturan Gubernur DKI Jakarta
Nomor 120/2016 tentang Pelayanan Ambulans dan Mobil Jenazah (“Pergub DKI Jakarta 120/2016”).

Permohonan Izin Penyelenggaraan Ambulans dapat dilakukan oleh perorangan. Permohonan untuk
memperoleh izin tersebut harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan dokumen
teknis sebagaimana telah ditetapkan dalam Pergub DKI Jakarta 120/2016.

Apa syarat dan prosedurnya? Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

Ulasan:

Terima kasih atas pertanyaan Anda.


Ketentuan Mengenai Ambulans
Sepanjang penelusuran kami, aturan yang mengatur khusus mengenai Izin
Penyelenggaraan Ambulans diatur pada peraturan tingkat daerah. Sebagaimana yang
Anda sebutkan di atas, di Jakarta hal ini diatur dalam Peraturan Gubernur DKI
Jakarta Nomor 120 Tahun 2016 tentang Pelayanan Ambulans dan Mobil
Jenazah (“Pergub DKI Jakarta 120/2016”). Untuk menjawab pertanyaan Anda, kami
akan merujuk pada ketentuan tersebut.

Ambulans adalah alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut pasien yang
dilengkapi dengan peralatan medis sesuai dengan standar.[1]

Jenis-Jenis Ambulans
Dalam penyelengaraan pelayanan, Ambulans terbagi atas 3 (tiga) jenis Ambulans yang
terdiri dari:[2]
a. Ambulans Kota;[3]
Ambulans Kota adalah Pelayanan jasa digunakan untuk merujuk dan mengevakuasi
pasien dengan menggunakan transportasi darat yang telah memiliki izin operasi dan
dilengkapi dengan peralatan medis sesuai standar.

Setiap orang, Badan Hukum dan/atau instansi pemerintah yang menyelenggarakan


pelayanan Ambulans Kota wajib memiliki IzinPenyelenggaraan Ambulans dari Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (“BPTSP”). Izin Penyelenggaraan Ambulans berlaku
selama 3 (tiga) tahun dan dapat di perpanjang dengan terlebih dahulu dilakukan
sertifikasi ulang. Sertifikasi tersebut diterbitkan oleh Unit Pelayanan Ambulans.[4]

b. Ambulans Air;[5]
Ambulans Air adalah Pelayanan jasa digunakan untuk merujuk dan mengevakuasi
pasien dengan menggunakan transportasi air yang telah memiliki izin operasi dan di
lengkapi dengan peralatan medis sesuai standar.

Setiap orang, Badan Hukum dan/ atau instansi pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan Ambulans Air wajib memiliki izin dari instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.[6]

c. Ambulans Udara.[7]
Ambulans Udara adalah Pelayanan jasa digunakan untuk merujuk dan mengevakuasi
pasien dengan menggunakan transportasi udara yang telah memiliki izin operasi dan di
lengkapi dengan peralatan medis sesuai standar.

Setiap orang, Badan Hukum dan/ atau instansi pemerintah yang menyelenggarakan
pelayanan Ambulans Udara wajib memiliki izin dari instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.[8]

Jadi, penyelenggara pelayanan ketiga jenis ambulan tersebut harus memiliki izin dari
instansi yang berwenang.
Petugas Ambulans
Setiap penyelenggaraan Ambulans paling sedikit melibatkan petugas ambulans yang
meliputi 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu) orang pengemudi/nahkoda/pilot. Perawat
harus memiliki kemampuan kegawatdaruratan medis dasar (trauma dan jantung)
dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga yang terakreditasi.[9]

Kemudian Pengemudi/nahkoda/pilot harus memiliki surat izin sebagai pengemudi/


nahkoda/pilot, minimal kemampuan bantuan hidup dasar (First Aid) dan
pelatihan Defensive Driving bagi pengemudi dibuktikan dengan sertifikat/dokumen
terkait yang di keluarkan oleh lembaga yang berwenang.[10]

Jadi dalam sebuah ambulan itu setidaknya memiliki petugas ambulans yang meliputi 1
orang perawat dan 1 orang pengemudi. Bagi perawat harus memiliki sertifikat
kemampuan kegawatdaruratan medis dasar. Demikian halnya dengan pengemudi
harus memiliki izin sebagai pengemudi dan memiliki kemampuan bantuan hidup dasar
(First Aid) dan peltihan Defensive Driving bagi pengemudi yang dibuktikan dengan
sertifikat.

Proses dan Syarat Perizinan Penyelenggaraan Ambulans


Guna menyederhanakan jawaban, kami asumsikan bahwa izin penyelenggaran
ambulans yang Anda tanyakan adalah jenis ambulans kota.

Izin Penyelenggaraan Ambulans adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah


Daerah kepada setiap perorangan, badan hukum dan/ atau instansi pemerintah untuk
dapat menyelenggarakan kegiatan evakuasi medik dengan menggunakan ambulans
sesuai dengan persyaratan administratif dan teknis yang berlaku.[11]

Untuk mendapatkan Izin Penyelenggaraan Ambulans Kota dari BPTSP, Pemohon


harus membuat permohonan secara tertulis kepada BPTSP dengan
dilengkapi persyaratan administrasi dan dokumen teknis serta sesuai dengan
spesifikasi teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Pergub DKI Jakara
120/2016.[12]

Yang dimaksud dengan pemohon adalah perorangan, badan hukum dan/ atau
instansi pemerintah yang mengajukan permohonan memperoleh izinpenyelenggaraan
Ambulans dan/atau Mobil Jenazah.[13]

Berdasarkan ketentuan tersebut, menjawab pertanyaan Anda, dapat kita simpulkan


bahwa pemohon yang melakukan permohonan izin penyelenggaraan ambulans
dapat dilakukan oleh perorangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi ditetapkan


oleh BPTSP.[14] Sebagaimana informasi yang kami dapatkan dari laman Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta, syarat
administrasi yang dibutuhkan untuk memperoleh Izin Penyelenggaraan Layanan
Ambulans adalah sebagai berikut:
1. Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan
dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000
2. Identitas Pemohon Warga Negara Indonesia (“WNI”): Kartu Tanda Penduduk
(“KTP”), Kartu Keluarga (“KK”), Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”), atau Warga
Negara Asing (“WNA”): Kartu Izin Tinggal Terbatas (“KITAS”) / Visa, Paspor
3. Jika yang mengajukan izin adalah Badan Hukum
a. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) dan Surat Keputusan
(“SK”) Pengesahan yang dikeluarkan oleh:
 Kemenkunham, jika Perseroan Terbatas (PT) dan Yayasan
 Kementerian Koperasi, jika Koperasi
 Pengadilan Negeri, jika CV
b. Akta Perubahan SK dan SK Perubahan yang dikeluarkan oleh Kemenkumham,
jika Akta Pendirian mengalami perubahan
c. NPWP Badan Hukum
4. Jika dikuasakan
 Surat kuasa di atas kertas bermaterai Rp. 6.000
 KTP orang yang diberi kuasa
5. Fotokopi izin sarana kesehatan, jika ambulans merupakan milik sarana kesehatan
6. Fotokopi Basic Trauma and Cardio Life Support (BTCLS)
7. Surat Tanda Registrasi (STR) perawat minimal 1 orang perawat yang dilegalisasi oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
8. Rekomendasi sebagai ambulans dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta
9. Fotokopi Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
10. Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
11. Fotokopi Buku kir kendaraan sebagai ambulans
12. Proposal teknis yang dilengkapi dengan:
 Fotokopi Surat Izin Mengemudi (SIM) pengemudi yang masih berlaku
 Daftar kelengkapan alat yang ada di ambulans
 Pasfoto penanggung jawab ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
13. Checklist Persyaratan dari BPTSP yang dapat diunduh di sini.

Sementara, dokumen teknis yang dimaksud meliputi:[15]


a. Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) dari Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia; dan
b. Sertifikat dari Unit Pelayanan Ambulans.

Dalam hal dokumen teknis telah dinyatakan lengkap oleh BPTSP, maka BPTSP wajib
mengeluarkan Izin Penyelenggaraan Ambulans paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.
Pemohon yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan Ambulans selanjutnya
diwajibkan melapor ke Unit Pelayanan Ambulans untuk pemasangan stiker Ambulans
Kota.[16]

Menjawab pertanyaan Anda, permohonan untuk memperoleh izin penyelenggaraan


ambulans harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan dokumen
teknissebagaimana telah ditetapkan dalam Pergub DKI Jakarta 120/2016.
Permohonan izin penyelenggaraan ambulans dapat dilakukan oleh
perorangan. Dalam persyaratan administrasi permohonan izin juga dibedakan antara
permohan perorangan dan badan hukum. Jika pemohon adalah perorangan, maka
wajib melampirkan kartu identitas. Apabila WNI kartu identitasnya adalah seperti: KTP,
KK, NPWP, atau apabila WNA: KITAS / Visa, Paspor.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 120 Tahun 2016 tentang Pelayanan Ambulans
dan Mobil Jenazah.

Referensi:
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta,
diakses pada Selasa, 22 Mei 2018, pukul 15.08 WIB.

[1] Pasal 1 angka 18 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[2] Pasal 4 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[3] Pasal 1 angka 19 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[4] Pasal 17 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[5] Pasal 1 angka 21 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[6] Pasal 20 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[7] Pasal 1 angka 20 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[8] Pasal 20 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[9] Pasal 15 ayat (1) dan (2) Pergub DKI Jakarta 120/2016

[10] Pasal 15 ayat (3) Pergub DKI Jakarta 120/2016

[11] Pasal 1 angka 23 Pergub DKI Jakarta 120/2016

[12] Pasal 18 ayat (1) Pergub DKI Jakarta 120/2016

[13] Pasal 1 angka 26 Pergub DKI Jakarta 120/2016


[14] Pasal 18 ayat (2) Pergub DKI Jakarta 120/2016

[15] Pasal 18 ayat (3) Pergub DKI Jakarta 120/2016

[16] Pasal 19 Pergub DKI Jakarta 120/2016

KLINIK TERKAIT

 Bolehkah Menerobos Lampu Merah dalam Keadaan Darurat?


 Pengaturan Lalu Lintas Bagi Pengguna Jalan yang Diprioritaskan
 Apakah Mobil Berplat Merah Dikecualikan dari Aturan Ganjil-Genap?
 Jenis Layanan yang Dapat Diberikan Melalui Layanan Jakarta Siaga 112
 Dapatkah Aplikasi Jasa Layanan Kesehatan Online Disebut Klinik?
BERITA TERKAIT
 Simon Butt: Seharusnya Lebih Banyak Perempuan Menjadi Hakim MK
 Tingkatkan Profesionalitas Anggota Polri, KAI-Polda Metro Jaya . .
 Nasib Ojek Online Pasca Putusan MK, Kini Tanggungjawab Siapa?
 Damos Dumoli Agusman, “In House Lawyer” Pemerintah . .
 Aturan STNK Badan Hukum Transportasi Online: Cara Pikir Lama . .
Berita lainnya ++
Setiap artikel jawaban Klinik Hukum dapat Anda simak juga melalui twitter
@klinikhukum, atau facebook Klinik Hukumonline.

You might also like