You are on page 1of 23

PANDUAN PELAYANAN

UNIT STERILISASI

RUMAH SAKIT KARYA HUSADA


2018

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.Latar Belakang ................................................................................... 3
B.Tujuan ................................................................................................ 4
C. Definisi .......................................................................................... 4
BAB II Ruang Lingkup ...................................................................................... 8
BAB III Tata Laksana ....................................................................................... 9
BAB IV Dokumentasi ........................................................................................ 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang


bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau
fisika.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit


adalah rendahnya angka health care association infektion di rumah sakit
tersebut. Rumah sakit Karya Husada sebagai salah satu institusi
penyedia pelayanan kesehatan di Cikampek berupaya memberikan
pelayanan yang berkualitas dengan mengutamakan keselamatan pasien
maupun petugas yang ada dengan mengacu pada upaya – upaya
pengendalian infeksi di rumah sakit.

Salah satu pelayanan yang ada di RS Karya Husada adalah Unit


Sterilisasi (US) merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
health care association infektion dan berperan dalam upaya menekan
kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi,
Sentral sterilisasi tidak dapat berjalan sendiri tetapi sangat tergantung
pada unit/bagian penunjang lainnya seperti unsur pelayanan medik,
penunjang medik , perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana
rumah sakit, sanitasi dan unit/bagian ataupun instalasi lain yang terkait. .
Apabila terjadi hambatan pada salah satu tersebut diatas maka pada
akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.

Sentral sterilisasi RS Karya Husada bertugas untuk memberikan


pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari

3
semua mikroorganisme, kepada seluruh bagian yang ada didalam
lingkungan Rumah Sakit Karya Husada secara tepat dan cepat .Untuk
itu perlu adanya dukungan sumberdaya manusia yang memadai yang
dapat melaksanakan tugas sterilisasi dan diperlukan pengetahuan dan
keterampilan tertentu oleh petugas dan unit terkait yang merupakan
mitra kerja. Azas kemitraan didasari rasa saling menghormati peran dan
fungsi masing-masing dengan tujuan utama untuk terciptanya pelayanan
yang aman dan nyaman bagi pasien dan pegawai rumah sakit.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Dapat dijadikan sebagai pedoman oleh manajemen dalam
meningkatkan pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya
pencegahan dan health care association infektion di Rumah Sakit
Karya Husada.

b. Tujuan Khusus
1. Memberikan pedoman dalam pelayanan sterilisasi di Rumah
sakit Karya Husada.
2. Untuk mengadakan pengawasan dan kontrol mutu terhadap
proses dan hasil sterilisasi.
3. Mencegah terjadinya infeksi silang baik untuk pasien maupun
petugas Rumah Sakit.
4. Menciptakan pelayanan yang memenuhi keselamatan pasien
maupun petugas rumah sakit Karya Husada.

C. Definisi

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan


yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau
fisika. Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting

4
untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan
kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat
sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medik, unsur penunjang medik, maupun instalasi antara lain
perlengkapan rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi,
dan lain-lain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu sub-unit di atas
maka pada akhirnya akan mengganggu proses dan hasil sterilisasi.

Istilah – istilah dalam Sentral Sterilisasi:


1. Aseptik adalah kondisi relatif aman dari mikroba pathogen
setelah adanya proses eliminasi mikroba pathogen,baik pada
jaringan hidup (kulit,mukosa) maupun pada barang / objek mati (
peralatan medis, sarana lain)
2. Antiseptik adalah disinfektan yang dgunakan pada permukaan
kulit dan membrane mukosa untuk menurunkan jumlah
mikroorganisme.
3. Autoclave adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan.
4. Antisepsis adalah upaya membuat kondisi bebas mikroba
pathogen pada jaringan hidup dengan menggunakan bahan kimia
( antiseptik ) atau menciptakan kondisi bebas mikroba pathogen
pada jaringan hidup dengan cara disinfeksi.
5. Area dekontaminasi adalah area dari fasilitas kesehatan yang di
desain untuk mengumpulkan retensi dan membersihkan debu
atau komponen yang terkontaminasi.
6. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah
pencemar mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya
sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut.
7. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui
system termal (panas) atau kimia.

5
8. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang
menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang
disterilkan, ditandai dengan perubahan warna.
9. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan
lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan
normal.
10. Health Care Association Infektion adalah infeksi yang
diperoleh dirumah sakit dimana pada saat masuk rumah sakit
tidak ada tanda atau gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
11. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme
termasuk spora.
12. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme
termasuk spora melalui cara fisika atau kimia.
13. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat
mensterilkan.
14. Kultur : Pertumbuhan mikroorganisme dalam atau pada media
nutrisi; untuk pertumbuhan dalam atau pada sebuah media
(media kultur: subtansi atau preparat untuk menumbuhkan atau
menanam mikroorganisme).
15. Pembersihan : menghilangkan, biasanya detergen atau air atau
enzym pembersih, tanah yang menempel, darah, subtansi
protein, mikroorganisme dan kotoran lain di permukaan, celah –
celah, gerigi, sambungan dan lumen intrumen, perangkat dan
peralatan dan peralatan dengan proses manual atau mesin yang
disiapkan untuk penanganan item yang aman dan atau
dekontaminasi.
16. Penyucian panas atau zat kimia pengrusak patogen atau
mikroorganisme lain. Penyucian lebih tidak berbahaya dari
sterilisasi karena penghancuran yang paling dikenal untuk
mikroorganisme patogen tapi tidak diperlukan untuk semua
bakteri (contohnya: spora bakteri).

6
17. Pembersih enzym : sebuah larutan yang digunakan sebelum
desinfeksi alat untuk meningkatkan pembersihan materi organik
(contohnya protease untuk menghilangkan protein).
18. Waktu paparan : periode pada proses sterilisasi dimana item
terpapar llarutan sterilisasi pada parameter spesifikasi sterilisasi.
19. Tanggal kadaluarsa : tanggal yang menyatakan batas waktu
terakhir barang masih memenuhi persyaratan steril selama
disimpan sesuai dengan cara yang benar.
20. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti kateter, jarum
suntik maupun pembuluh darah.
21. Goggle adalah alat proteksi mata
22. Apron alat proteksi badan dari paparan darah atau cairan tubuh
lainnya.
23. Pouchces adalah pembungkus alat dan linen dll yang terbuat dari
kertas dan plastik khusus untuk melindungi dan menjaga agar alat
yang telah disterilkan tidak terpapar oleh bakteri.
24. Mesin sealling adalah alat yang digunakan untuk merekatkan
pouches
25. Rak instrumen adalah tempat menyimpan alat dan linen yang
telah disterilkan

7
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Pelayanan Unit Sterilisasi ini menjadi acuan dalam memberikan


pelayanan sterilisasi kepada seluruh pelayanan di rumah sakit Karya
Husada yang meliputi:
a. Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi alat, bahan
dan linen steril untuk kebutuhan pasien di rumah sakit
b. Membantu menyediakan kebutuhan instalasi yang memerlukan
barang steril
c. Menyelengarakan standarisasi mulai dari proses dekontaminasi,
pengemasan sampai dengan sterilisasi.

8
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pelayanan
a. Perencanaan dan Pengadaan Alat atau Bahan.
1. Menyiapkan barang habis pakai.
a) Produksi kasa
- Uji kualitas bahan baku
- Standar kualitas kasa yang baik adalah:
 Terbuat dari bahan 100% kapas
 Tidak mengandung pemutih
 Tidak mengandung zat asing/kanji
 Bahan baku berserat panjang
 Memiliki daya serap yang baik dengan kerapatan 60 –
80 x 90 – 110
- Jenis produk kasa dan kapas
Satu bungkus kasa berisi 9 helai dan pembungkus satu
helai.
Satu bungkus kasa dihitung sebanyak 10 bh
 Kasa standar 1 x 10 bh
 Kasa 2 x 10 bh
 Kasa 3 x 10
 Tampon bedah panjang 1 meter
 Big khas berisi satu buah
 Kassa tonsil
- 10 buah kasa bulat
- 10 buah kasa standar
 Kapas mata berisi 5 buah

9
b) Produksi linen steril
Linen yang di kelola di sentral sterilisasi adalah linen yang
sudah bersih melalui proses pencucian di instalasi laundry.
Sebelum dilakukan proses penyusunan dan pengemasan
linen, linen terlebih dahulu dilakukan pemilahan dari segi
jenisnya ( linen bolong besar, linen tidak bolong besar, linen
sedang bolong, linen sedang tidak bolong, linen meja mayo)
dan juga dari segi keutuhan linen (robek, keutuhan linen,
noda) setelah melewati proses tersebut yang dikelola
selanjutnya adalah linen yang tidak robek, utuh dan tidak ada
noda). Selanjutnya linen akan dikemas dengan menggunakan
kemasan kertas dan kantung/pouches dan di steril dengan
menggunakan sterilisasi suhu tinggi.

2. Menyiapkan instrument steril


 Pre –Cleaning
Pra bilas (pre –Cleaning) adalah proses yang membuat benda
mati lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum
dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi HBV,HCV dan HIV.
Tujuan :
a. Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrument pada proses selanjutnya.
b. Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
c. Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan
sterilisasi.
d. Larutan perendaman berupa detergen atau cairan
enzimatik sesuai rekomendasi dari rumah sakit pluit

10
e. Petugas harus terlatih , memahami konsep pencegahan
dan pengendalian infeksi dan mempunyai personal hygiene
yang baik
f. Pra bilas harus dilakukan segera setelah penggunaan
instrumen untuk menghindari kotoran menjadi kering.

 Cleaning
Pembersihan (cleaning ) adalah proses secara fisik memuang
semua kotoran dan sejumlah mikroorganisme dari alat
kesehatan untuk mengurangi resiko bagi petugas selanjutnya.
Tujuan :
a. Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan
instrumen pada proses selanjutnya.
b. Menghilangkan mikroorgnisme berbahaya.
c. Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi.
 Pengemasan
1. Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan
yang sudah bersih dan kering untuk dilakukan proses
sterilisasi.
Tujuan:
a. Menjamin sterilisasi instrumen dalam kemasan
b. Keamanan dan efektifitas perawatan
c. Mengetahui batas kadaluarsa alat yang Disterilkan
2. Bahan pengemas:
 Harus mempertahankan sterilitas isinya hingga kemasan
dibuka dan harus mudah dibuka tanpa menyebabkan
kontaminasi
 Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai
antara lain tahan terhadap perubahan suhu, kelembaban
dan tekanan pada proses sterilisasi.

11
 Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses
penyimpanan instrumen, pengemasan kertas masa
kadaluarsa 1 minggu, pengemasan Pouches masa
kadaluarsa 12 bulan , pengemasan kontainer masa
kadaluarsa 1 minggu

 Labeling/ Penandaan
Penandaan adalah kegiatan pemberian label/etiket atau
catatan yang dilakukan terhadap masing – masing kemasan
dari instrument yang akan melalui proses sterilisasi.
Tujuan:
a. Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan
b. Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali.
Penandaan mencantumkan minimal:
 Tanggal sterilisasi
 Tanggal kadaluarsa
 Nama petugas
c. Semua kemasan instrumen harus diberi penandaan
sebelum dilakukan proses sterilisasi.

 Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan/ memusnahkan
semua bentuk mikroorganisme pada instrumen atau alat
kesehatan termasuk endospora yang dapat dilakukan secara
fisika maupun kimia menggunakan alat sterilisator.
Tujuan :
a. Membunuh semua mikroorganisme pada instrumen
termasuk endospora
b. Menghasilkan instrumen yang steril dan siap digunakan.
c. Bahan yang disterilisasikan menggunakan mesin

12
 Autoclave kering, seperti : Instrumen dengan
pembungkus selain pouches
 Autoclave hight pressure, semua yang disterilkan
dengan menggunakan pouches
 Penyimpanan
Penyimpanan instrumen steril dan bahan medis habis pakai
steril adalah proses penempatan dan pengaturan instrumen
dan bahan medis habis pakai steril sesuai persyaratan.
Tujuan :
a. Menjaga sterilitas instrumen dan bahan medis habis pakai
yang sudah disterilkan
b. Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat
pelayanan
 Penyaluran atau transportasi alat.
a. Sarana untuk lalu lintas barang / alat terpisah antara alat
bersih yang belum steril dengan alat steril dari sentral
sterilisasi.
b. Alat yang kotor dari kamar bedah dibawa ke sentral
sterilisasi menggunakan baskom yang di tutup duk bersih.

b. Pemantauan kualitas sterilisasi yang meliputi:


 Pemantauan proses sterilisasi : Indikator Fisika dan Kimia.
 Pemantauan hasil sterilisasi : sterilisasi dengan tes mikrobiologi.
 Pemeriksaan tanggal kadaluarsa dilakukan setiap hari oleh petugas shift
pagi.

c. Pencatatan dan pelaporan.


Pencatatan dilakukan setiap hari dan pelaporan kegiatan dilakukan setiap
bulan kepada Kepala Instalasi Kamar Bedah

13
d. Penerimaan dan pengambilan alat.
Unut sterilisasi menerima penyeterilan peralatan ataupun instrumen dari
bagian atau ruang perawatan yang ada di lingkungan Rumah Sakit Karya
Husada. Alat yang dikirim ke Unit Sterilisasi sudah melalui proses
dekontaminansi, pembersihan dan pengeringan. Alat/barang yang masuk
dan keluar dari Unit Sterilisasi dilakukan pencatatan menggunakan formulir
Pengiriman dan Pengambilan Alat.
Unit Sterilisasi memberikan pelayanan selama 2 shift, yaitu hanya sampai
pukul 21:00. Kecuali jika kamar bedah masih memperlukan bisa
diperpanjang sesuai kebutuhan. Unit sterilisasi menerima instrumen yang
akan di sterilkan dari bagian atau ruang perawatan dari pukul 11:00 – 13:00
Sedangkan untuk kebutuhan yang sifatnya Emergency dapat segera
dilayani.

e. Pengiriman dan Penerimaan Linen


Steril Unit melakukan pengiriman linen bekas pakai dari kamar bedah ke
laundry dan juga sebaliknya menggunakan formulir bon pencucian linen.

B. Alur Kerja Proses Sterilisasi pada Sentral Sterilisasi.


Merupakan urut- urutan dalam memproses alat atau bahan hingga steril
sehingga dapat digunakan unit lain di rumah sakit dalam keadaan steril.
Tujuan dibuat Alur kerja Proses Sterilisasi adalah :
- Pekerjaan dapat efektif dan efisien.
- Menghindari terjadinya kontaminasi silang dengan cara
memisahkan daerah bersih dan kotor.
- Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-
balik.
- Memudahkan dalam pemantauan.

14
Ranap Rajal
health
care
IGD
associa RaNap
tion Penerimaan  Pre cleaning
 Cleaning Pengambilan
infekti
HD Alat
 Pelabelan alat/instrume IGD
on /instrument
 Sterilisasi n steril
Rajal HD

Poli kary Poli kary

a. Pemprosesan Alat atau Bahan Medik Sampai Siap Pakai


1. Menangani, Mengumpulkan dan Transportasi Alat –Alat Kotor
Peralatan dan alat- alat kesehatan pakai ulang yang kotor,
ditangani dan
dikumpulkan, kemudian dibawa ke ruang kotor sehingga
menghindari
kontaminasi terhadap pasien, petugas Sentral Sterilisasi dan
petugas
kesehatan lainnya. Oleh karena itu:
- Alat-alat yang kotor langsung dibawa dengan wadah ditutup duk
bersih dan dibawa ke ruangan kotor.
- Alat-alat yang terkontaminasi dipisahkan secara fisik dari alat-
alat yang bersih.
- Memisahkan antara instrumen dengan alat-alat laparascopy ke
dalam wadah.
- Alat-alat bekas pakai dipisahkan dari limbah / kotoran oleh
petugas yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda –
benda tersebut.
- Benda – benda tajam dipisahkan dan dimasukkan di dalam
container yang tahan bocor.

15
- Kain- kain pakai ulang ditempatkan di tempat kain kotor dan
dibawa ke laundry.
- Alat-alat yang tidak terinfeksi ditempatkan dalam bak
perendaman dan direndam dengan cairan enzymatic dalam 5
menit
- Alat- alat yang tidak dipakai dan tidak dibuka yang dikembalikan
ke ruang bersih, untuk selanjutnya disteril ulang sebelum
didistribusikan kembali.
- Petugas yang menangani, mengumpulkan dan membawa alat-
alat harus memakai Alat Pelindung Diri untuk mencegah kontak
dengan darah, cairan tubuh dan jaringan tubuh

2. Pembuangan Limbah:
Limbah atau buangan dipisahkan dari alat- alat pakai ulang, dan
diidentifikasi, kemudian dibuang sesuai jenis limbah, antara lain :
- limbah cair dibuang di toilet/sink
- limbah kering atau padat dimasukkan ke kantong warna kuning
diberi label infeksi dan selanjutnya akan dibakar di incinerator.

3. Dekontaminasi.
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan
benda - benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang
berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman untuk proses- proses
selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi ini adalah untuk
melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat- alat
kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut, dari
penyakit – penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada
alat- alat kesehatan tersebut.Caranya di lakukan perendaman dalam
cairan antiseptik selama 5 menit dengan larutan enzymatik dengan
terlebih dahulu memisahkan antara instrumen dengan alat-alat
laparascopy dan alat-alat yang terkontaminasi dengan penyakit

16
menular.( Lampiran 10) Selanjutnya dilakukan pembersihan secara
manual

4. Mencuci Secara Manual


Pada proses ini, alat atau instrumen harus :
- Dicuci dengan air detergen
- Alat – alat yang berlubang kecil harus dibersihkan dengan sikat
dengan diameter yang tepat.
- Dibilas dengan air yang mengalir.
- Setelah dicuci dan dibilas dikeringkan dan di beri pelumas Parafin
atau oil khusus instrumen

5. Pengemasan
Tujuan pengemasan adalah untuk menjamin keamanan dan efektivitas
bahan atau alat yang telah disterilkan sehingga dapat digunakan untuk
perawatan pasien, yang merupakan salah satu tanggung jawab utama
Sentral Sterilisasi pada fasilitas kesehatan yang didisain untuk
membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang pakai ulang
untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian.
 Prinsip-prinsip pengemasan :
- Sterilan harus dapat menyerap dengan baik keseluruh
permukaan kemasan ,isinya.dan dapat menjaga sterilitas isinya
hingga kemasan dibuka
- Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa
menyebabkan kontaminasi.
 Tipe – tipe Bahan Kemasan
- Kertas
Bahan ini hanya untuk sekali pakai. Kebutuhan akan
pemakaian kertas disebabkan karena duek kain dan handuk
tidak tentu kapan kembalinya dari laundry dan kemungkinan
terjadinya berbulu pada kain. Juga ada keraguan pada

17
kemampuan kain menahan Bakteri, sehingga dicari alternative
bahan pembungkus lainnya
Kriteria Kertas yang dapat dipakai.
- Harus tidak tembus air.
- Harus memiliki kekuatan tensile yang tinggi
( sangat sukar dirobek).
- Harus merupakan penahan bakteri yang baik
- Harus bebas dari bahan beracun.
Kemasan dapat dipakai sebagai bahan untuk proses sterilisasi
dengan mesin Autoclave
Kemasan yang dipakai pada proses sterilisasi : medipak ,dll
Tape Indikator kimia dilekatkan pada setiap kemasan, yang
berubah warna bila sudah melalui proses sterilisasi.
- Kain (Linen).
Linen adalah bahan tradisional untuk membungkus alat – alat
atau instrumen operasi Kelebihannya adalah bisa dipakai
ulang, murah, kuat, pelindung yang cukup, baik mudah
digunakan, dan sangat baik untuk duek.
Kain dapat dipakai untuk sterilisasi dengan Autoclave Getinge.
Kekurangannya :
 Bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap
air.
 Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya
memakai kain yang baru dari laundry.
 Perlu diperiksa jika ada lubang, sobekan dan kerusakan
lainnya.
 Pembungkus kain berbahan muslin berkualitas tinggi
dengan spesifikasi 140 thread count, dan dipakai 2 lembar.
 Muslin yang tidak di bleach lebih baik karena 10% lebih
kuat dari muslin yang di bleach.

18
 Kain yang tebal seperti kanvas tidak boleh dipakai karena
sulit menyerap Uap

6. Persyaratan Bahan Pengemasan sesuai dengan Metode sterilisasi


a. Kemasan
Bahan kemasan yang digunakan adalah yang mudah dalam proses
pelepasan udara dan penyerapan uap yang baik. Karena pada
proses sterilisasi uap, bahan kemasan harus mudah melepaskan
udara secara total tanpa mengganggu bentuk kemasan dan
segelnya. Bahan kemasan juga harus mudah kering dan
memudahkan pengeringan isinya.
Syarat Kemasan :
- Dapat Menahan Mikroorganisma dan Bakteri
Bahan yang dipakai untuk mengemas dipilih yang dapat menjaga
sterilisasi dan melindungi isinya yang sudah steril dari sumber-sumber
kontaminasi mikroba mulai dari saat kemasan dikeluarkan dari mesin
sterilisasi, sampai kemasan di buka untuk dipakai. Oleh sebab itu,
bahan yang dipakai sebaiknya tidak berbulu dan dapat menahan
masuknya debu dan terserapnya uap (air atau cairan lainya).
- Kuat dan Tahan Lama
Bahan kemasan yang dipakai cukup kuat untuk menampung isinya
selama proses sterilisasi dan penanganannya. Tahan sobekan dan
tusukan, tidak boleh terpengaruh tingkat atmosfir dan kelembaban
udara. Selama penyimpanan sebelum dan sesudah sterilisasi, bahan
kemasan tidak boleh berkerut, ataupun berlubang jika dilipat, kusut,
atau melekat satu sama lain jika ditumpuk, dan segel tidak boleh
terlepas.
- Mudah digunakan
Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai
dengan ukuran dan bentuk alat yang akan dikemas, membungkus alat
harus rapat

19
- Segel yang baik.
Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga
stirilitas.
Pembungkus datar dan dapat disegel dengan indikator tipe atau diikat
tali.
Kantong terbuat dari plastik, kombinasi plstik dan kertas, atau kertas
saja harus disegel dengan segel panas atau tape.Kantong bersegel
harus disegel sesuai intruksi produsen .Kotak container sterilisasi
biasanya disegel dengan pengunci tahan hancur. Saat membuka
kemasan, semua metode segel harus di rusak dan tidak dapat
digunakan lagi juga untuk menghindari kesalahan.
- Membuka dengan Mudah dan Aman
Bahan kemasan harus mudah dibuka dengan resiko kontaminasi yang
Minimum, misalnya alat terjatuh, dan memungkinkan perpindahan alat
secara Aseptik ke area yang steril. Kadang kala pembungkus datar
dipakai sebagai Duek. Jika demikian, bahan yang dipakai harus
mempunyai ukuran yang cukup besar untuk menutup area operasi (
drape),harus flesibeldan menggantung dengan baik, tidak boleh
menggulung sehingga menyebabkan kontaminasi pada isinya

- Masa Kadaluarsa
Kemasan steril harus dapat menjaga strerilitas isinya selama masa
kadaluarsanya. Karena pada prinsipnya, masa kadaluwarsa tidak
tergantung pada waktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh
kemasan tersebut..
Masa kadaluarsa:
 Alat / barang dan bahan yang dikemas medipak (pouches) :
12 bulan.
 Alat / barang dan bahan yang dibungkus line : 1 minggu

20
b. Sterilisasi Uap
 Kualitas uap.
Kualitas uap sangat penting untuk keberhasilan dan keefektifan proses
sterilisasi. Apabila uap terlalu kering atau basah kemampuan
penetrasinya akan terganggu. Kualitas uap yang baik adalah dengan
fraksi kekeringan 97% (pada skala O – 100%, 0 menunjukan kandungan
air yang sangat tinggi, sementara 100% menunjukan uap sama sekali
tidak mengandung air).

Cara memasukkan barang pada mesin:


Penataan barang didalam mesin sterilisasi ikut menentukan keberhasilan
proses sterilisasi. Penataan barang yang benar akan memudahkan
proses pengosongan udara dari chamber, memudahkan sistem untuk
berpenetrasi ke dalam kemasan dan mencegah terbentuknya kondensat
berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya kemasan basah.
Kemasan linen sebaiknya diposisikan secara vertical untuk memudahkan
uap berpenetrasi pada kemasan dan memudahkan pengosongan udara.
Pengisian chamber mesin dengan barang sebaiknya memanfaatkan 75
% dari kapasitas chamber.

 Mengeluarkan barang dari mesin sterilisasi uap.


Isi chamber mesin sterilisasi harus dibiarkan dalam mesin sterilisasi
sampai semua uap keluar dari chamber dan barang- barang steril sudah
mengalami proses pendinginan. Pemaksaan pendinginan baik dengan
kipas atau blower AC tidak diperkenankan. Barang-barang yang sedang
mengalami pendinginan harus ditempatkan pada daerah yang tidak
terlalu ramai dengan berbagai aktifitas kegiatan lain. Untuk mencegah
masuknya lembab (dapat membawa mikroorganisme) ke dalam
kemasan,barang-barang steril hanya boleh ditangani setelah mengalami
pendinginan secara sempurna. Pada saat proses pendinginan,barang
steril tidak boleh diletakkan pada permukaan logam karena akan terjadi

21
proses kondensasi pada barang sehingga terjadi rekontaminasi.Load
berisi barang steril harus disimpan dalam rak kawat sampai dingin.

C.Pemantauan Mutu Sterilisasi (kalibrasi Internal Proses Sterilisasi)


1. Kalibrasi Internal
Kalibrasi internal dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk mengetahui
apakah mesin berfungsi dengan baik untuk melakukan proses
sterilisasi.
2. Kalibrasi eksternal
Kalibrasi eksternal dilakukan dengan mengusulkan pelaksanaan
kalibrasi setiap setahun

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir pengiriman dan pengambilan alat steril di sentral sterilisasi

22
2. Catatan Mutu Ruangan
3. Catatan mutu unit Sterilisasi
4. Form bon linen
5. Lembar pemeliharaan alat elektromedik autoclave
6. From frekuensi pemakaian autoclave
7. Form pemantauan kepatuhan perawat dan tenaga penunjang keperawatan
akan ketepatan waktu dekontaminasi alat bekas pakai
8. Buku setting alat
9. Buku inventaris instrumen
10. Buku tanggal kadaluarsa alat steril
11. SPO

23

You might also like