You are on page 1of 10

Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi terhadap Kelimpahan Gulma dan Pertumbuhan Tanaman Tomat...

(Hesti Yulianingrum)

PENGARUH PEMBERIAN MULSA JERAMI PADI


TERHADAP KELIMPAHAN GULMA DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum )
DI LAHAN TADAH HUJAN

Hesti Yulianingrum, Edi Supraptomo, Prihasto Setyanto


Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Kementrian Pertanian
e-mail: hestiyulianingrum@gmail.com

ABSTRACT
Mulch is material that is used to coversoil surface which serves to avoid water loss
through evaporation and suppress the growth of weed aggregate. Rice Straw mulching
can be maintain soil surface from the force of the rain water, reduce soil erosion ,
prevent water evaporation, and protect the soil from sun exposure, and can help
improve the physical properties of the soil , especially soil structure. This research
aimed to determine the effectiveness of straw mulch to suppress various types of
weeds that grow on tomato plants and increase the yield of tomatoes. The experiment
was conductedat Indonesian Agricultural Environment Research Institute. The
experiment was conductedin February -April 2015. Strawmulchingtreatments consisted
of P0(without straw mulch), P1(straw mulch 0.5kg), P2(mulching straw1kg), P3(straw
mulch1.5kg), replicated 3 times. Plot size was 3,4 m2. Dataobserved wasplant growth,
yieldandweed species.The results showed that the treatment of straw mulching could
increase plant height , leaf number, leaf length and width , the number of flowers and
fruit weight . Treatment of straw mulching 1.5 kg better than mulching other stage in
the growth of tomato plants. Treatment mulching can also suppress weeds growing of
Hedyotis corymbosa, Phyllanthus niruri and Portulaca olerace.

Keyword: Tomatoes, Mulchs, Straw, Weeds,

PENDAHULUAN tumbuh apabila tidak dilakukan penanggulangan


Buah Tomat merupakan salah satu dapat menurunkan hasil produksi.
komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi Tindakan pengendalian gulma di lahan
tinggi dan masih memerlukan penanganan yang budidaya dapat dilakukan dengan berbagai cara
intensif untuk meningkatkan produksi baik antara lain: mekanis, preventif, hayati, kimiawi
secara kuantitas maupun kualitas. Upaya untuk dan kultur teknis. Salah satu cara kultur teknis
meningkatkan produksi tomat dapat dilakukan yaitu dengan cara pemulsaan (Sukman, 2002).
dengan penggunaan bibit unggul, serta cara Pada kegiatan pertanian keberadaan gulma
budidaya yang efisien dan efektif. Serangan sangat tidak dikehendaki karena dapat
organisme penganggu tanaman dan gulma sering menurunkan produksi karena bersaing dengan
kali dapat menurunkan hasil panen. Gulma yang tanaman utama dalam pengambilan unsur hara,

71
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

air, sinar matahari, ruang hidup, dapat me- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nurunkan mutu hasil akibat kontaminasi dengan efektivitas mulsa jerami untuk menekan berbagai
bagian bagian gulma, mengeluarkan senyawa jenis gulma yang tumbuh pada tanaman tomat
alelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan serta meningkatkan hasil tomat.
tanaman, menjadi inang bagi hama dan patogen METODE PENELITIAN
yang menyerang tanaman, mengganggu tata
Kegiatan Percobaan dilaksanakan di
guna air, dan secara umum meningkatkan biaya
Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan
usaha tani karena peningkatan kegiatan di
Pertanian, Jaken, Pati, Provinsi Jawa Tengah.
pertanaman akibat adanya gulma tersebut
Kegiatan Percobaan dilaksanakan selama 4
(Moenandir, 1990).
bulan mulai bulan Februari sampai Mei 2015.
Keberadaan gulma yang merugikan harus
Bahan yang digunakan adalah bibit tomat
dilakukan pengelolaan secara intensif. Penge-
varietas Tymothi, jerami, pupuk kandang 25 kg/
lolaan gulma dapat dibagi menjadi 3 kegiatan ha, sludge 240 ml setiap seminggu sekali.,
yaitu pencegahan, pengendalian, dan pembe- biopestisida. Alat yang digunakan dalam
rantasan. Pengelolaan gulma dengan cara pe- percobaan ini adalah timbangan, cangkul,
ngendalian lebih banyak dipilih karena ramah meteran, tali rafia, tiang bambu, gunting, hand
lingkungan. Pengendalian gulma dapat dilak- sprayer.
sanakan dengan cara mekanik, kultur teknis, dan Percobaan menggunakan Rancangan
hayati. Pengendalian secara mekanik dengan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu
cara pengolahan tanah, pemulsaan, penyiangan faktor yaitu ketebalan mulsa organik. Mulsa
manual, pembakaran. Pengendalian secara organik yang digunakan yaitu jerami. Jerami
teknik dengan cara penggunaan varietas unggul, terdiri atas 4 taraf perlakuan yitu P0 (tanpa
jarak tanam, pemupukan. Pengendalian secara mulsa jerami/3,4 m2), P1 (mulsa jerami 0,5 kg/
hayati dengan cara menggunakan pemangsa atau 3,4 m2), P2 (mulsa jerami 1 kg/3,4 m2), P3
perusak gulma. (mulsa jerami 1,5 kg/3,4 m2). Setiap perlakuan
Pemakaian mulsa dapat merusak secara diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12
fisik atau mencegah gulma untuk berkecambah. satuan percobaan. Setiap satuan percobaan
Mulsa yang digunakan dapat dengan mulsa terdiri satu guludan tanah dengan ukuran
plastik atau mulsa organik. Jerami padi 3,4 x 1 m dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm
merupakan salah satu bahan organik yang dapat sehingga terdapat 12 tanaman dan diambil
digunakan sebagai mulsa pada pertanaman. 6 tanaman contoh. Total bibit yang digunakan
Penggunaan jerami padi untuk mulsa dapat 144 bibit, dengan jumlah bibit yang diamati
meningkatkan nilai tambah jerami sebagai 72 bibit.
limbah hasil pertanian. Penggunaan mulsa Bahan yang disiapkan adalah bibit tomat
berasal dari bahan organik dapat sekaligus varietas tymothi dengan kriteria bebas dari hama
untuk menambah bahan organik ke tanah. Bahan dan penyakit. Lahan tanam yang diolah dengaan
organik jerami padi dapat mengalami proses ukuran 3.4 m x 1 m sebanyak 12 guludan.
dekomposisi sehingga dapat memperbaiki sifat Pemberian pupuk kandang dengan ukuran
sifat tanah.

72
Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi terhadap Kelimpahan Gulma dan Pertumbuhan Tanaman Tomat... (Hesti Yulianingrum)

25 kg/ha. Jerami yang ditimbang dengan berat Pengamatan fase generatif terhadap bobot hasil
0.5 kg, 1 kg, dan 1.5 kg sebanyak 3 kali. panen tanaman tomat. Data dianalisis meng-
Penanaman menggunakan jarak tanam gunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji
60 m x 50 m pada lahan seluar 3,4 m x 1 m. beda nyata terkecil BNT dengan taraf 5% untuk
Pembuatan lubang tanam dengan menggunakan mengetahui beda nyata antar perlakuan.
tugal. Pemberian pupuk kandang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menyebar pada lahan dan digunakan
Pertumbuhan tanaman tomat selama
sebagai penutup lubang tanam. Satu guludan
pertanaman menunjukkan pertumbuhan yang
terdapat 12 tanaman.
baik. Pada awal pindah tanam terdapat tanaman
Pemeliharaan juga dengan memberikan
yang mati. Tanaman mati terdapat pada
pupuk cair organik dengan selang waktu
perlakuan tanpa mulsa dengan jumlah 1 tanaman
seminggu dua kali dengan sekali pemberian
yang mati. Tanaman mati disebabkan oleh bibit
sebanyak 350 ml. Pemeliharaan lain dilakukan
tanaman yang dipindahkan ke lahan tidak dapat
dengan menali tanaman dengan kayu sebagai
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
penyangga agar tidak rubuh.
baru. Pada awal penanaman tinggi bibit yang
Hama dan penyakit tanaman yang
digunakan setara dengan ketebalan mulsa yang
menyerang tanaman dikendalikan secara
digunakan aplikasi sehingga mempengaruhi
manual maupun biologi. Pengendalia secara
kondisi lingkungan tanaman.
manual dengan mengambil secara langsung hama
Hama tanaman yang menyerang tanaman
yang menyerang. Pemotongan bagian tanaman
adalah ulat grayak (Spodoptera litura), ulat
yang terkena serangan penyakit. Pengendalian
buah (Helicoverpa armigera) dan Burung.
secara organik dengan menyemprotkan
Serangan ulat grayak (Spodoptera litura)
biopestisida selama seminggu sekali dengan
dimulai dari tanaman 2 MST hingga panen.
dosis 200 CC/14 Liter air.
Intensitas serangan hama ulat grayak cukup
Panen dilakukan terhadap buah yang
tinggi hal ini diduga karena penggunaan mulsa
sudah masak. Buah masak memiliki kriteria
jerami yang memungkinkan membawa telur telur
adanya semburat kuning pada buah.
dari hama ular grayak. Penanganan ulat grayak
Percobaan dilakukan selama 3 bulan
dilakukan dengan menyemprot biopestisida dan
dengan pengamatan dilakukan setiap seminggu
penanganan mekanis dengan mengambil ulat
sekali. Pengamatan dibagi menjadi dua yaitu
grayak dan memusnahkan telur, serta sanitasi
pengamatan jenis gulma dan pengamatan
lingkungan yang dijaga. Serangan ulat buah
tanaman tomat (Fase vegetatif dan generatif).
(Helicoverpa armigera) terjadi pada saat
Pengamatan jenis gulma dilakukan dengan
tanaman memasuki fase generatif. Serangan
mencatat jenis gulma yang tumbuh. Pengamatan
terjadi dengan adanya lubang dalam buah yang
tanaman tomat dimulai seminggu setelah
didalamya tersisi ulat buah. Serangan terjadi
penanaman. Pengamatan fase vegetatif tanaman
dengan intensitas kecil. Penanganan dengan
dengan peubah yang diamati yaitu tinggi
cara mekanik dengan mengambil dan
tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun,
membuang buah yang terindikasi terserang ulat
umur saat berbunga dan jumlah bunga.

73
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

buah. Serangan burung terjadi pada awal pindah Pengaruh Mulsa Jerami Terhadap
tanam. Serangan burung terjadi karena aplikasi Pertumbuhan Tanaman Tomat
mulsa jerami di lahan disukai oleh burung sehingga Perlakuan pemberian mulsa jerami
menarik perhatian burung untuk mendekat. tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap
Serangan burung dengan menghabiskan daun pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
tanaman serta mematahkan cabang tanaman. Bedasarkan pengamatan yang dilakukan
Penanganan yang dilakukan dengan cara terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun,
mengamati dan mengusir burung yang mendekat, dan panjang lebar daun tidak berbeda antar
Serangan burung hanya terjadi pada 1 dan 2 MST. perlakuan. Pertumbuhan tanaman setiap
Serangan hama yang menyerang daun minggunya menunjukkan pertumbuhan yang
yang utama adalah (Liriomiza spp.). Serangan hampir seragam.
terjadi pada daun. Intensitas serangan sedang. Pertumbuhan tinggi tanaman antar
Penanganan serangan hama ini dengan melaku- perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang
kan sanitasi tanaman dengan memotong dan nyata (Tabel 1). Namun dapat dilihat pada
mengurangi daun yang terserang agar tidak Tabel 1 bahwa pada awal fase vegetatif per-
menyerang daun lainnya. lakuan tanpa mulsa menunjukkan pertumbuhan
Penyakit yang menyerang tanaman yaitu yang lebih baik dari pertumbuhan tanaman
bercak kering yang menyerang daun tanaman. dengan pemberian mulsa jerami. Pada akhir
Gejala yang ditimbulkan antara lain dengan fase vegetatif tinggi tanaman dengan perlakuan
mengeringnya ujung daun dan tepi daun. Penyakit mulsa menunjukkan pertumbuhan yang lebih
ini banyak menyerang pada fase vegetatif baik. Hal ini diduga karena pada awal per-
tanaman. Intensitas serang dapat dikatagorikan tumbuhan tanaman masih mengalam adaptasi
sedang. Penanganan yang dilakukan dengan cara terhadap lingkungan baru, selain itu tinggi bibit
mekanik dengan penjagaan sanitasi tanaman dan pada awal tanam hampir sama dengan ketebalan
lingkungan. Pemotongan daun yang terkena mulsa. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
serangan bercak kuning. cahaya yang diterima tanaman untuk proses
fotosintesis, serta suhu dan kelembaban yang
diterima tanaman.

Tabel 1 Nilai Rata Rata Tinggi Tanaman Pada Perlakuan Mulsa Jerami
MST
Perlakuan
Jerami 1 2 3 4 5 6
.................cm..................
0 Kg 17,8 22,9 27,9 33,5 40,8 48,1
0,5 Kg 18,0 22,7 27,3 32,9 40,9 48,8
1 Kg 15,4 20,0 24,6 29,6 37,6 45,6
1,5 Kg 16,3 21,6 26,9 33,6 41,5 49,3

74
Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi terhadap Kelimpahan Gulma dan Pertumbuhan Tanaman Tomat... (Hesti Yulianingrum)

Mulsa jerami padi dapat mengurangi tanpa mulsa. Mulsa dapat mencegah terjadinya
fluktuasi suhu, dan meningkatkan kelembaban terjadinya kehilangan air dari dalam tanah
tanah sehingga meningkatkan aktifitas mikro- sehingga kehilangan air hanya terjadi melalui
organisme dan makrofauna tanah, seperti cacing proses transpirasi. Menurut Sutejo (2002)
tanah, rayap dan semut yang membuat lubang mulsa jerami mampu mengurangi pertumbuhan
udara dan mempermudah infiltrasi air dengan gulma dan dapat menjaga kestabilan kelembab-
gemburnya tanah, dan kotorannya dapat me- an dalam tanah sehingga mendorong aktifitas
ningkatkan stabilitas agregat (Bilalis et al, mikroorganisme tanah tetap aktif dalam men-
2002). Kondisi lingkungan yang mendukung dekomposisi bahan organik untuk mensuplai
pertumbuhan dapat mempercepat pertumbuhan kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan pada
tanaman. pertumbuhan organ vegetatif tanaman.
Jumlah daun antar perlakuan tidak Panjang dan lebar daun tidak menunjuk-
berbeda nyata disajikan pada Tabel 2. Jumlah kan perbedaan yang nyata antar tanaman
daun yang seragam diduga dipengaruhi oleh (Tabel 3). Pertumbuhan lebar daun selaras
ketebalan mulsa yang masih kurang untuk dengan pertumbuhan panjang daun tanaman.
menunjang pertumbuhan tanaman. Pertumbuh- Pada perlakuan pemberian mulsa jerami
an jumlah daun dipengaruhi oleh kemampuan sebanyak 1 kg/3,4 m2 pertumbuhan panjang
tanaman dalam mendapatkan unsur hara. dan lebar daun lebih kecil dibanding dengan
Pemberian mulsa dapat menciptakan kondisi perlakuan lain walaupun tidak berbeda nyata.
lingkungan yang berbeda dengan perlakuan Hal ini diduga bibit tomat yang digunakan tidak

Tabel 2 Nilai Rata Rata Jumlah Daun Pada Perlakuan Mulsa Jerami

Perlakuan MST
Jerami 1 2 3 5 6
.................Helai..................
0 Kg 3,8 5,5 7,8 10,2 11,8 13,8
0,5 Kg 3,9 6,0 8,7 11,0 12,1 13,9
1 Kg 3,9 5,7 8,0 10,3 11,5 13,1
1,5 Kg 4,0 6,1 8,9 10,8 11,7 13,1

Tabel 3 Nilai Rata Rata Panjang dan Lebar Dau Pada Perlakuan Mulsa Jerami

Perlakuan MST
Jerami 1 2 3 4 5 6
.................Helai..................
0 Kg 3,8 5,53 7,8 10,2 11,8 13,8
0,5 Kg 3,87 6 8,67 11 12,13 13,87
1 Kg 3,87 5,73 8 10,33 11,53 13,07
1,5 Kg 4 6,13 8,87 10,8 11,67 13,07

75
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

seragam penampakan fisiknya pada awal kali. Panen dilakukan pada buah yang matang
penanaman. Kondisi bibit yang digunakan akan dan yang sudah menguning. Berdasarkan Tabel
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman 5 menunjukkan bobot buah yang tidak berbeda
selanjutnya. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi nyata antar perlakuan yang diberikan. Pada
oleh faktor lingkungan seperti cahaya, unsur perlakuan 0,5 kg mulsa jerami/3,4 m2 terlihat
hara dan air. bobot buah yang dihasil lebih sedikit dibanding-
Pemberian mulsa pada permukaan tanah kan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga
dapat meningkatkan porositas tanah dan dapat karena serangan hama ulat buah yang muncul
mempermudah penyerapan air kedalam tanah pada perlakuan tersebut sehingga mempe-
sehingga meningkatkan daya simpan air tanah. ngaruhi hasil yang didapatkan.
Pemberian mulsa juga dapat memberi pengaruh Tabel 4 Nilai Rata Rata waktu Tumbuh dan Jumlah
terhadap kelembaban tanah sehingga tercipta Bunga Pada Perlakuan Mulsa Jerami
kondisi yang optimal untuk pertumbuhan Perlakuan MST
tanaman. Nutrisi mineral dan ketersediaan air Jerami 4 5 6
mempengaruhi pertumbuhan ruas pada organ 0 Kg 1,1 3 4,6
vegetatif (Bilalis et al, 2002). Menurut 0,5 Kg 0,9 3 4,5
Widyasari, Sumarni dan Ariffin (2011) bahwa 1 Kg 0,6 2,5 3,7
pemberian mulsa cenderung menurunkan 1,5 Kg 1,1 3,3 5,4
temperatur tanah dan meningkatkan kelem-
Perlakuan mulsa jerami dengan taraf 1,5
baban tanah. Pemulsaan berfungsi untuk
kg/3,4 m2 menghasilkan produksi buah tomah
menekan fluktuasi temperatur tanah dan
yang lebih besar dibanding dengan perlakuan
menjaga kelembaban tanah sehingga dapat
lainnya. Pemberian mulsa jerami padi secara
mengurangi jumlah pemberian air.
signifikan meningkatkan fosfor tersedia dan
Pembungaan pada tanaman merupakan
kalium dalam tanah (Sonsteby et al, 2004). Hasil
pertanda berakhirnya fase vegetatif dan
dekomposisi bahan organik dapat meningkat-
dimulainya fase generatif. Fase generatif dimulai
kan unsur N, P, K dimana dapat meningkatkan
dari tumbuhnya bunga hingga berbuah.
karbohidrat pada proses fotosintesis, karena
Budidaya tomat dapat dilakukan melalui
unsur N untuk membentuk klorofil dan yang
beberapa tahap, yaitu (1) fase persemaian (0-
berfungsi untuk menyerap cahaya matahari dan
30 hari setelah semai), (2) fase fase tanam (0-
sebagai tempat berlangsungnya proses foto-
15 hst), (3) fase vegetatif (15-30 hst), (4) fase
sintesis, sedangkan unsur K meningkatkan
generatif (30-80 hst), (5) fase panen dan pasca
absorbsi CO2 kaitannya dengan membuka
panen (80-130 hst). Berdasarkan percobaan
menutupnya stomata daun selanjutnya karbo-
tanaman tomat mulai berbunga pada minggu ke
hidrat tersebut setelah tanaman memasuki fase
4 setelah tanam atau 30 hari setelah tanam
reproduktif disimpan dalam buah (Harjadi dan
(Tabel 4). Jumlah bunga setiap hari mengalami
Setyati, 2002).
pertambahan.
Penen tomat dimulai pada 7 MST.
Pemanenan dilakukan bertahap sebanyak 6

76
Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi terhadap Kelimpahan Gulma dan Pertumbuhan Tanaman Tomat... (Hesti Yulianingrum)

Tabel 5 Nilai Rata Rata Bobot Buah Pada Perlakuan tumbuh dominan yaitu dari jenis rumput teki,
Mulsa Jerami
rumput lulangan, rumput mutiara, meniran dan
Perlakuan Bobot Buah krokot. Pengaruh berbagai jenis mulsa terhadap
Jerami (Kg/3,4 m2) jenis gulma disajikan pada Tabel 6.
0 Kg 8995 Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 6),
0,5 Kg 8404 jenis gulma yang dominan tumbuh yaitu jenis
1 Kg 8938 rumput teki (sedges) dan rumput lulangan.
1,5 Kg 9747 Rumput Teki dengan ciri ciri ciri-ciri batang
berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dan
Pengaruh Mulsa Jerami terhadap Pertum-
tidak berongga, daun berasal dari nodia, dan
buhan Jenis Gulma
berwarna ungu tua. Gulma dari golongan ini
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh
mempunyai sistem rhizome dan umbi sangat luas.
pada suatu tempat dan keberadaannya tidak
Sifat yang menonjol adalah cepatnya
diinginkan karena mengganggu aktifitas manusia.
membentuk umbi baru yang dapat bersifat
Dalam konteks ekologi gulma tanaman budi-
dorman pada ling-kungan tertentu (Sukman dan
daya (weed-crop ecology), gulma adalah
Yakub, 1991). Pada Penelitian ini teki yang
tumbuhan yang berasal dari lingkungan alami
tumbuh dari spesies Cyperus difformis L.
dan secara kontinu mengganggu tanaman
Rumput lulangan (Eleusine Indica (L)). Rumput
budidaya (Aldrich, 1984).
lulangan memiliki ciri-ciri batang berbentuk
Pengendalian gulma harus dilakukan
cekungan, batang seringkali bercabang, daun
untuk meningkatkan produksi tanaman.
terdiri dari dua baris, tetapi kasar setiang
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
ujungnya, pangkal helai berambut. Rumput
cara pemberian mulsa. Mulsa merupakan salah
lulangan memiliki akar serabut (Sukman dan
satu cara mengendalikan gulma yang efektif dan
Yakub, 1991).
efisien. Menurut Wardjito (2001) menyatakan
Gulma dominan selanjutnya yaitu yaitu
pemulsaan merupakan salah satu alternatif atau
jenis gulma berdaun lebar antara rumput mutiara
cara pengendalian gulma secara kultur teknik
(Hedyotis corymbosa), gulma meniran
dalam upaya peningkatan produksi.
(Phyllanthus niruri) dan gulma krokot
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil
(Portulaca oleracea). Rumput mutiara
identifikasi pengaruh perlakuan pemberian
(Hedyotis corymbosa) memilki ciri ciri batang
mulsa tehadap jenis jenis gulma yang tumbuh di
persegi, daun berhadap bersilang, bunga
lapangan, menunjukkan 5 jenis gulma yang
Tabel 6 Jenis Jenis Gulma Pada Perlakuan Mulsa Jerami
Perlakuan
Jenis Gulma
Jerami
0 Kg Rumput Teki, Rumput Lulangan, Rumput Mutiara, Meniran, Krokot
0,5 Kg Rumput Teki, Rumput Lulangan, Rumput Mutiara
1 Kg Rumput Teki, Rumput Lulangan
1,5 Kg Rumput Teki, Rumput Lulangan

77
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

majemuk. Gulma ini mampu tumbuh di mana pupuk organik. Jerami akan mengalami
saja, Gulma meniran (Phyllanthus niruri). pelapukan sehingga dapat menambah hara untuk
Gulma ini termasuk gulma semusim, memiliki tanaman.
batang yang berbentuk bulat, daun majemuk,
memiliki akar tunggang. Gulma meniran tumbuh KESIMPULAN DAN SARAN
pada kondisi lembab. Gulma yang tumbuh Kesimpulan
dengan presentase rendah yaitu gulma krokot Perlakuan pemberian mulsa organik tidak
(Portulaca oleracea). Krokot merupakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
tanaman setahun, bercabang dan banyak tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar
mengandung air. Gulma ini dapat tumbuh daun, waktu berbunga dan bobot buah tomat.
diberbagai kondisi lingkungan. Daun tebal Pemberian mulsa dengan taraf 1,5 kg dapat
berdaging dengan warna permukaan atas hijau meningkkan rata rata tinggi tanaman, waktu dan
dan permukaan bawah merah (Sukman dan jumlah bunga yang tumbuh serta bobot panen
Yakub, 1991). buah dibanding dengan tanpa mulsa.
Pada Tabel 6 menunjukkan perlakuan Perlakuan pemberian mulsa jerami
tanpa mulsa dan mulsa dengan berat 0,5 kg/m2 menghasilkan jenis gulma yang tumbuh lebih
lebih banyak jenis gulma yang tumbuh sedikit dibanding tanpa mulsa jerami. Jenis
dibandingkan perlakuan mulsa 1 kg/3,4 m2 dan gulma yang dominan yaitu jenis rumput teki,
1,5 g/3,4 m2. Hal ini diduga pemberian mulsa lulangan serta rumput berdaun lebar yaitu
dapat menekan pertumbuhan jenis jenis gulma. Hedyotis corymbosa, Phyllanthus niruri dan
Perlakuan tanpa mulsa menunjukkan per- Portulaca oleracea.
tumbuhan gulma dari berbagai jenis lebih banyak Saran
dibanding perlakuan dengan mulsa. Peningkatan
Pada pertanaman tomat dianjurkan
jumlah mulsa yang diberikan dapat mengurangi
menggunakan mulsa jerami, karena dapat
jenis gulma yang tumbuh pada lahan pertanian.
menekan pertumbuhan jenis gulma yang tumbuh
Hal ini sesuai dengan Syahfari (2010),
pada lahan pertanian. Penggunaan mulsa jerami
menyatakan perlakuan pemberian mulsa jerami
juga dapat meningkatkan kandungan hara ke
menghasilkan rata rata jumlah gulma yang lebih
dalam tanah serta ramah lingkungan.
sedikit dibandingkan dengan tanpa mulsa.
Mulsa dapat menghambat masuknya sinar DAFTAR PUSTAKA
matahari dan pertumbuhan gulma. Mulsa alami
Aldrich, R.J. 1984. Weed-crop Ecology.
termasuk jerami dan rumput-rumputan memiliki
Principles in Weed Management. Nort
manfaat lain dengan menambahkan bahan
Stituate, Massachussets: Breton Publisher.
organik dan nutrisi ke tanah. Semakin tebal mulsa
jerami, pertumbuhan gulma berkurang lebih dari Bilalis, D., N. Sidiras, G. Economou and C.
dua per tiga (Sullivan,. 2003). Vakali. 2002. Effect of different levels of
Mulsa Jerami lebih menguntungkan wheat straw soil surface coverage on
digunakan karena ramah lingkungan dan dengan weed flora in Vicia faba crops. J. Agron.
bertambahnya waktu dapat berfungsi sebagai Crop Sci. 189: 233 – 241.

78
Pengaruh Pemberian Mulsa Jerami Padi terhadap Kelimpahan Gulma dan Pertumbuhan Tanaman Tomat... (Hesti Yulianingrum)

Harjadi dan S. Setyati. 2002. Pengantar Sukman, Yakub. 2002. Gulma dan Teknik
Agronomi. Gramedia. Jakarta. Pengendaliannya. Raja Grafindo
Moenandir, J. 1990. Pengantar Ilmu dan persada. Jakarta
Pengendalian Gulma. CV. Rajawali. Sullivan, P. 2003. Principles Natures Weed Mana-
Jakarta. gement to Croplands. NCAT Agriculture
Pujisiswanto, Hidayat. 2011. Pertumbuhan Specialist. ATTRAPublication. 17 p.
Gulma dan Hasil Tanaman Pada Sutejo. M. M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan.
Tumpangsari Selada dengan Tomat Rineka Cipta. Jakarta.
Diaplikasi Mulsa Jerami. J. Agrivitor Wardjito.2001. Pengaruh Penggunaan Mulsa
10(2): 139-147, Januari-April 2011; Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
ISSN 1412-2286. Zuchini (Curcubitae pepo L.). J.
Sonsteby, A., A. Nes and F. Måge. 2004. Effects Hortikultura 14(11): 246-247
of bark mulch and NPK fertilizer on Syahfari, Helda. 2010. Pengaruh Mulsa Jerami
yield, leaf nutrien status and soil mineral Terhadap Perkembangan Gulma Pada
nitrogen during three years of strawberry Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L).
production. Acta. Agric. Scand. Sect. B, Jurnal Ziraa’ah 27 (1): Hal 16-21.
Soil and Plant 54:128-134.
Sukman, Y dan Yakub. 1995. Gulma dan
Teknik Pengendaliannya. Raja Gravindo
Persada. Palembang.

79
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH Vol.2, Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506

80

You might also like