You are on page 1of 6

OPINI

Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006

Indonesia Comic Con, Wadah Berkumpulnya Penggemar dan Pelaku


Budaya Pop Lokal dan Mancanegara

Jakarta – Berkarya menciptakan sebuah seni, produk, dan kreativitas


lainnya merupakan hal yang mulai dikembangkan di Indonesia saat ini. Melalui
Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) pemerintah berusaha mendukung pelaku ekonomi
kreatif untuk mampu membuat dan mengembangkan produk yang inovatif dan unik
dan mapu bersaing secara global.

Budaya Pop merupakan salah satu bentuk ide dan karya kreatif yang
berkembang pesat semenjak akhir abad 20 dan awal tahun 2000-an, dimana film-
film, musik, komik, game, animasi, dan bentuk media kreatif (terutama) dari barat
tersebar ke seluruh dunia dan menciptakan sebuah fenomena budaya yang bernilai
secara ekonomi dan sosial budaya serta digemari tidak hanya oleh kalangan remaja
namun untuk semua umur dari anak-anak hingga orang tua. Di Indonesia, budaya
pop yang berkembang cukup pesat yaitu dari Amerika, Jepang (J-Pop), dan kini
Korea (K-Pop) telah menciptakan sebuah fenomena salah satunya fandom (fan
kingdom) yang memiliki kegemaran atas salah satu bentuk budaya pop tersebut.
Selain itu, hal itu juga memicu para kreatif muda dalam negeri untuk mampu
berkarya dan menciptakan karya kreatif yang bernilai ekonomi dan mampu
bersaing di pasar global dan tentunya memiliki karakteristik “buatan Indonesia”.

Budaya Pop dan Lingkungan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Indonesia yang sedari dulu selalu menikmati karya-karya dari luar negeri
(seperti musik dan film dari artis Hollywood Amerika dan Animasi, Komik, dan
game dari Jepang) kini mulai berkembang dimana para kreator muda berbakat
menciptakan karya mereka sendiri dan menciptakan pasar kreatif bagi masyarakat
domestik maupun internasional. Salah satu bentuk nyata adalah munculnya
berbagai event skala nasional dan internasional untuk menunjukkan karya-karya
berbakat dari para artis dan kreator muda. Acara-acara tersebut antara lain pasar
komik yang menjual karya cerita bergambar hingga ilustrasi dari artis lokal di
seluruh Indonesia, konvensi budaya pop skala nasional dan internasional, serta
OPINI
Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006

eksibisi untuk menunjukkan karya kreatif dalam negeri. Dari berbagai macam acara
tersebut, baru-baru ini telah digelar sebuah acara konvensi komik di Jakarta yang
bertaraf internasional dimana mengundang pelaku industri kreatif dari Hollywood
hingga Jepang.

Acara tersebut adalah Indonesia Comic Con, dimana merupakan acara


konvensi budaya populer dari barat dan timur yang diadakan di Jakarta Convention
Center pada 2-3 Oktober lalu. Di konvensi ini, selain mendatangkan artis-artis
internasional juga membuka area yang bernama Artist Alley dimana para kreator
dan pelaku dalam media kreatif membuka sebuah booth untuk memperdagangkan
dan mengenalkan karya yang mereka buat. Di ICC (singkatan dari Indonesia Comic
Con) dapat ditemukan berbagai karya kreatif buatan lokal hingga internasional
mulai dari kerajinan tangan, aksesoris, pakaian, mainan, Video Games, Action
Figures, Musik, hingga Film hasil buah tangan dari kreator di seluruh Indonesia
dan mancanegara.

Pelaku Industri Kreatif dan Kreator Berbakat dari Seluruh Penjuru Negeri
Berkumpul

Komunitas kreatif tercipta dari hobi atau kegemaran dan memiliki tujuan
yang sama untuk menciptakan sebuah karya dari ide-ide dan rencana yang
diciptakan secara bersama. Selain itu, karya juga bisa terbentuk secara kolaboratif
dari dua hal berbeda yang memiliki satu tujuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dimana hal ini merupakan konsep dari Media Baru yaitu konvergensi media.

Kebanyakan pelaku dalam industri ini adalah anak muda yang memiliki
karya yang dipublikasikan secara independen. Beberapa kreator ini ada yang masih
duduk di bangku kuliah hingga masih tahun pertama SMA. Mereka membuat karya
ini selain untuk menyalurkan bakat dan minat juga bertujuan untuk mencari
keuntungan, namun juga untuk melihat keadaan pasar yang akan menerima karya
mereka. Dalam hal ini mereka menciptakan sebuah pasar sendiri yang sesuai
dengan target pemerintah agar masyarakat mampu menciptakan lapangan pekerjaan
dan ekosistem secara mandiri tanpa harus terikat perusahaan tempat bekerja.
OPINI
Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006

Selain itu, banyak pula pelaku industri kreatif di bidang budaya populer ini
sudah bekerja dan ada pula yan sudah bersuami-istri. Mereka ingin menyalurkan
hobi dan minat mereka untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai jual
kepada khalayak. Tidak seperti pada perusahaan pada umumnya, mereka
membuat barang dengan kuantitas terbatas sehingga semua barang yang
diciptakan untuk event seperti ini bisa disebut “Limited Edition” atau edisi
terbatas. Untuk menarik minat pelanggan biasanya para kreator akan memberi
semacam “gimmick” atau bonus kepada pelanggan atau dengan menggunakan cara
paket pembelian (bundilng). Semisal penjualan buku komik dengan bonus sebuah
poster dari karakter komik.

Para kreator lokal memiliki berbagai macam karya kreatif, dan salah satu
karya kolaboratif yang dapat ditemui di ICC yaitu dari booth Scroll Down Comics.
Circle (sebutan untuk Komunitas Kreatif) ini membuat sebuah komik dengan latar
cerita seorang penyanyi/artis antar galaksi bersama sebuah grup band yang
mengadakan tur keliling antar planet di galaksi. Namun untuk meciptakan sesuatu
yang cukup baru, artis/penyanyi dalam cerita ini memiliki lagu yang dibuat juga di
dunia nyata alias terdapat lagu asli yang dapat didengarkan oleh khalayak umum.
Bentuk kolaborasi antara komik dan musik untuk mempromosikan karakter utama
dari dalam komik berjudul “CLOVERLINES” (yang merupakan nama grup band
di dalam komik tersebut, dan juga nama album CD yang dijual di ICC) ini sangat
menarik karena menciptakan bentuk baru dimana kita dapat membaca cerita
sembari mendengarkan lagu yang berdasarkan dari cerita dalam komik tersebut.

Sangat banyak karya kreatif yang muncul di ICC. Hal ini tentu akan
menambah kreativitas dan tentunya perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Para pelaku yang mayoritas masih muda dan mampu menciptakan ide-ide tak
terpikirkan sebelumnya akan mengembangkan lingkungan ekonomi kreatif yang
selama ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Diharapkan, dengan adanya
event-event seperti ini dapat membangkitkan kreativitas dalam diri masyarakat
untuk mampu menciptakan karya dan membuat lapangan pekerjaan sendiri yang
bernilai secara ekonomi dan budaya.
OPINI
Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006
OPINI
Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006
OPINI
Ekonomi Kreatif
Adid Khairuzzaman – D0213006

You might also like