You are on page 1of 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN POLA MAKAN

PADA MAHASISWA GIZI DAN NON GIZI YANG KOS DI KELURAHAN

TEMBALANG KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

TAHUN 2017

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Proposal Penelitian pada Program Ilmu
Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

disusun oleh :

ESTER THERESIA SIRINGORINGO

22030115140105

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah gizi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan


masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, disisi
lain pada golongan masyarakat tertentu mulai muncul permasalahan obesitas.1
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 tentang status
gizi dewasa Indonesia menyebutkan, prevalensi obesitas untuk dewasa 15,4%,
prevalensi berat badan lebih 13,5% dan prevalensi dewasa kurus 8,7%. Sedangkan
prevalensi di Sumatera Barat , prevalensi obesitas untuk dewasa 14,3% , prevalensi
berat badan lebih untuk dewasa 12,2% dan pravalensi dewasa kurus untuk dewasa
9,8%.2
Asupan makan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena pada dasarnya asupan makanan yang tidak
memadai akan menimbulkan masalah gizi.3 Pola makan adalah banyaknya
jumlah bahan pangan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang. Dengan demikian diharapkan pola makan yang beraneka ragam dapat
memperbaiki mutu status gizi makanan seseorang. Pola makan pada dasarnya
telah menjadi perhatian untuk menentukan status kesehatan.4
Lebih dari 15 tahun lalu Pedoman Gizi Seimbang (PGS) telah dikenalkan
dan disosialisasikan kepada masyarakat. Pedoman Gizi Seimbang dikeluarkan
sebagai media bagi masyarakat untuk lebih memahami mengenai pangan dan
gizi dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang di Indonesia.1
Mahasiswa dikategorikan kedalam usia dewasa awal sebagai peralihan
dari masa remaja. Mahasiswa itu sendiri merupakan generasi muda yang secara
khusus diharapkan kelak dapat memajukan kesejahteraan negara. Dalam hal ini
mahasiswa juga diharapkan memiliki perilaku hidup sehat yang mampu
meningkatkan kualitas kesehatannya. Kesehatan yang baik akan mendukung
tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas.
Mahasiswa yang tinggal dirumah kontrakan maupun yang tinggal
dirumah kosan merupakan mahasiswa yang dalam aktivitas kehidupannya
sehari-hari dituntut untuk hidup mandiri. Berdasarkan pengamatan sebagian
besar mahasiswa memiliki pola makan dan waktu tidur yang tidak teratur akibat
kesibukannya diperkuliahaan. Padahal dalam perkembangannya mahasiswa
memerlukan asupan gizi agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat
menurunkan produktivitas mahasiswa itu sendiri.5
Mahasiswa Ilmu Gizi merupakan kelompok mahasiswa yang dianggap
telah mendapatkan pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan. Ada pun
pengetahuan yang mereka miliki tentu memberi pengaruh terhadap pola
makannya sehari-hari. Berbeda hal dengan mahasiswa non gizi yang dianggap
tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan namun tidak
menutup kemungkinan bagi mahasiswa non gizi untuk mendapat pengetahuan
tentang gizi dan kesehatan melalui sosial media seperti media cetak, media
elektronik atau sumber-sumber lainnya, dan pengetahuannya itu juga tentu
memberi pengaruh terhadap pola makannya sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai gambaran pola makan mahasiswa gizi dan non gizi yang kos di
Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang Kota Semarang tahun 2017.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Makan Mahasiswa
Gizi dan Non Gizi yang kos di Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang
Kota Semarang tahun 2017?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Pengetahuan Gizi dengan Pola Makan
Mahasiswa Gizi dan Non Gizi yang kos di Kelurahan Tembalang
Kecamatan Tembalang Kota Semarang tahun 2017

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan gizi mahasiswa Gizi dan non
Gizi
b. Mengetahui pola makan, menu makan dan frekuensi makan
mahasiswa Gizi dan non Gizi
c. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dengan pola makan
mahasiswa Gizi dan non Gizi

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bahan koreksi terhadap mahasiswa Gizi dan non Gizi agar mulai
menerapkan pola makan yang baik
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa yang lain tentang bagaimana pola
makan yang baik
3. Dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian sejenisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pola Makan
a. Pengertian Pola Makan
Pola Makan adalah susunan jenis, frekuensi dan jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang setiap hari. Pola makan juga dikaitkan sebagai suatu
cara seseorang untuk memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, kebudayaan dan sosial.6
Pola makan yang baik mengandung makanan berbagai sumber energi,
sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, yang semuanya itu
diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan yang membantu produktifitas kerja.
Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.7

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Pemilihan Makanan


Berbagai macam faktor yang mempengaruhi pola makan
seseorang adalah sebagai berikut:
1. Budaya
Budaya setempat dapat menentukan jenis makanan yang sering
dikonsumsi masyarakat tertentu. Demikian pula letak geografis
mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi
untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia,
curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok,
selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut
banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara.
Sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai
makanan goreng-gorengan.8
2. Agama/Kepercayaan
Agama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang
dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks
mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan
daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang
pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alcohol.8
3. Status Sosial Ekonomi
Status ekonomi social turut mempengaruhi pemilihan seseorang
terhadap jenis, frekuensi dan kualitas makanannya. Sebagai contoh,
masyakarat dengan golongan menegah ke bawah di desa tidak
sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal.
Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan
yang mahal.8
4. Kesukaan Personal
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh
terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai
kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung
asosiasinya terhadap makanan tersebut.8
5. Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan
makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu
memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan
menelan, memilih menahan lapar dari pada makan.8

2. Kebiasaan Makan
a. Pengertian Kebiasaan Makan
Kebiasaan Makan Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu
dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan.
Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan
berbeda satu dengan yang lain.9
Kebiasaan makan bukanlah bawaan sejak lahir tetapi merupakan hasil
belajar.10 Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh faktor
pendidikan gizi dan kesehatan serta aktivitas pemasaran atau distribusi
pangan. Dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti
lingkungan budaya (cultural environmental), lingkungan alam (natural
environmental) serta populasi.11
Kebiasaan makan yang baik akan mencerdaskan seseorang,
meningkatkan kondisi kesehatan tubuh dan menghasilkan semangat kerja
yang tinggi. Ada pun yang disebut kebiasaan makan yang baik adalah12
 Menyukai makanan yang bergizi
 Waktu makan yang teratur
Waktu makan yang teratur dapat membantu kelancaran
saluran pencernaan. Waktu makan yang teratur harus sesuai
dengan siklus system pencernaan :
- Siklus Pencernaan (12 siang - 8 malam). Merupakan
saat yang tepat untuk mengkonsumsi makanan padat
karena siklus pencernaan bekerja lebih aktif. Sehingga
setelah pukul 8-9 malam tidak memakan makanan
padat lagi karena lambung tidak boleh sesak saat akan
menjelang tidur.
- Siklus penyerapan (8 malam – 4 pagi). Pada saat tubuh
beristirahat total, maka tubuh akan mulai melakukan
penyerapan dan mengedarkan zat makanan. Sehingga
kurang tidur atau makan larut malam akan
memboroskan energy dan menganggu siklus
penyerapan tubuh.
- Siklus pembuangan (4 pagi – 12 siang). Secara intensif
tubuh akan melakukan pembuangan sisa penyerapan
makanan, sehingga siklus ini memerlukan begitu
banyak energi.
 Menghindari makanan yang dapat merugikan kesehatan
Yang dimaksudkan dalam hal ini yakni penggunaan bahan
penyedap makanan, seperti penggunaan MSG (monosodium
glutamate) dan pemanis buatan secara berlebihan.
b.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan13
 Lingkungan Masyarakat
Kebiasaan makan setiap orang di masing-masing lingkungan
cenderung berbeda-beda. Seperti halnya kebiasaan makan di
suatu daerah yang terbiasa menjadikan beras sebagai pangan
pokoknya dan merasa belum puas atau cenderung mengatakan
belum makan apa bila belum mengkonsumsi nasi. Sama halnya
dengan daerah yang menjadikan jagung, singkong, sagu dan
sebagainya, sebagai makanan pokok. Sehingga dalam hal ini
kebiasaan makan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat.

 Lingkungan Budaya dan Agama


Kebiasaan makan yang berkaitan dengan lingkungan social
dan agama biasanya berkaitan erat dengan nilai-nilai social dan
nilai-nilai agama yang diyakini. Nilai-nilai itu sendiri berkaitan
dengan kepercayaan terhadap suatu pangan yang dapat
dikonsumsi mau pun yang tidak dapat dikonsumsi ditinjau dari
aspek budaya dan keagamaan.

 Lingkungan Ekonomi
Masyarakat dengan tingkat perekonomian yang tinggi
sebagian besar memiliki kebiasaan makan dengan tingkat angka
kecukupan gizi yang tinggi pula, berbeda hal masyarakat
dengan tingkat perekonomian yang rendah, memiliki kebiasaan
makan dengan tingkat kecukupan gizi yang rendah.

 Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang akan mempengaruhi kebiasaan
makannya. Pada umumnya seseorang yang menderita suatu
penyakit akan cenderung mengalami penurunan nafsu makan.
Selain itu adanya pembatasan (pantangan) dari dokter kepada
seseorang terhadap jenis makanan tertentu akibat mengidap
suatu penyakit yang membuat seseorang itu tidak dapat
mengkonsumsi jenis makanan tertentu.

 Penilaian Lebih terhadap suatu Makanan


Adanya penilaian tersendiri terhadap khasiat suatu makanan
dapat menjadi factor yang mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Sebagai contoh, seseorang menganggap bahwa jenis
makanan tertentu memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga ia akan
lebih cenderung sering mengkonsumsi jenis makanan tersebut
karena adanya penilaian lebih terhdapat makana tersebut.

3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat
gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman
dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah
makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
bagaimana hidup sehat. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.14
Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang
kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang
kontribusi gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah
kecerdasan dan produktifitas. Peningkatan pengetahuan gizi bisa dilakukan
dengan program pendidikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah. Program
pendidikan gizi dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap,
dan perilaku anak terhadap kebiasaan makannya.7
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan
konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan
makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau
status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih
terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan,
sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.14

B. KERANGKA KONSEP

Pengetahuan gizi mahasiswa


gizi
Pola makan:

- Frekuensi makan
- Jenis makanan
- Waktu makan
Pengetahuan Gizi mahasiswa
non gizi

C. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan frekuensi makan
pada mahasiswa gizi dan non gizi P > 0,05
Ha : Ada hubungan pengetahuan gizi dengan frekuensi makan
pada mahasiswa gizi dan non gizi P < 0,05

2. Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan jenis makanan


pada mahasiswa gizi dan non gizi P > 0,05
Ha : Ada hubungan pengetahuan gizi dengan jenis makanan
pada mahasiswa gizi dan non gizi P < 0,05

3. Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan waktu makan


pada mahasiswa gizi dan non gizi P > 0,05
Ha : Ada hubungan pengetahuan gizi dengan waktu makan
pada mahasiswa gizi dan non gizi P < 0,05
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Penelitian yang dilakukan termasuk lingkup penelitian di bidang
gizi masyarakat
2. Ruang Lingkup Waktu
a. Pembuatan proposal : bulan November – Desember 2017
b. Pengambilan data : Bulan Desember 2017
c. Pengolahan Data : Bulan Januari – Februari 2017
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di daerah kecamatan Tembalang kelurahan
Tembalang, Semarang

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif
analitik dengan desain cross sectional study

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNDIP yang kos di
kelurahan tembalang dan menjalani kuliah minimal 2 tahun atau pada saat
penelitian dilakukan mahasiswa minimal berada pada semester 5.
2. Sampel
a. Besar Sampel
Jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan rumus :
𝑧 2 .𝑝.𝑞
n=
𝑑2
keterangan :
n = Jumlah sampel yang diteliti
z = Derajat kepercayaan yang digunakan (95% = 1,96)
p = Proporsi mahasiswa yang memiliki pola makan yang baik 50% (0,5)
q = Proporsi mahasiswa yang tidak memiliki pola makan yang baik (1-p)
(0,5)
d = Penyimpangan maksimum yang masih bias ditolerir (15%) (0,12)

perhitungan :
(1,96)2 .0,25
n=
(0,12)2
3,8416 . 0,25
n=
0,0114
n = 66,694
n = 70

Dari hasil perhitungan didapatkan sampel sebanyak 140 orang. Yaitu 70


orang mahasiswa gizi dan 70 orang mahasiswa non gizi.
Kemudian sampel dipilih secara purposive dengan kriteria berikut :
 Mahasiswa UNDIP yang minimal berada pada semester 5
 Mahasiswa yang menyewa (mengontrak) dan mahasiswa yang kos di
kelurahan Tembalang
 Mahasiswa yang bayar makan, membeli makan di warung dan masak
sendiri

b. Cara Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling
c. Kriteria Inklusi
 Bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed
consent
 Berusia minimal 19 tahun
 Tidak sedang menderita penyakit infeksi dan kronis
d. Kriteria Eksklusi
 Sedang berpuasa
 Mengundurkan diri saat penelitian berlangsung
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel independent adalah pengetahuan gizi.
b. Variabel dependent adalah pola makan.
2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Hasil Ukur Skala
Operasional
Pengetahuan gizi Pengetahuan Baik, Sedang dan Rasio
mahasiswa/I Kurang
UNDIP tentang gizi (Berdasarkan Skor
dan makanan Pengetahuan Gizi)
Frekuensi Makan Angka yang Tinggi, sedang, Interval
menyatakan berapa kurang
kali jenis bahan (Berdasarkan
makanan pengelompokkan
dikonsumsi yaitu ≥ dari frekuensi
1x/ hari, 1-5x/ makan)
minggu , ≤ 2x/
bulan dan tidak
sama sekali
Waktu makan Waktu makan Baik, sedang, Interval
adalah waktu makan kurang (berdasarkan
mahasiswa yaitu pengkategorian)
pagi, siang, dan
malam hari yang
disesuaikan dengan
siklus sistem
pencernaan. Waktu
makan diukur
dengan memberi
skor pada tiap
waktu makan
Jenis makanan Menu makanan Baik, sedang, Interval
adalah keragaman kurang (berdasarkan
makanan yang pengkategorian)
dimakan setiap
waktu makan yaitu
makanan pokok,
lauk-pauk, sayuran
dan buah-buahan.
Menu diberi skor
minimal 3 dan
maksimal 5
kemudian dibuat
pengkategorian

E. Metode Pengumpulan Data


1.Jenis Data
 Data Primer
Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan mahasiswa/I
UNDIP yang kos di Kelurahan Tembalang yang meliputi identitas, frekuensi
makan, Menu makanan, dan waktu makan mahasiswa dengan menggunakan
kuesioner, food frekuensi, dan food recall.
 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini adalah data gambaran umum daerah
penelitian yang diperoleh dari kantor Kelurahan Tembalang.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
 Informed consent
 Formulir recall jam untuk mendapatkan data pola makan yakni segi
waktu makan, jenis makanan dan frekuensi makan.
F. Analisi Data
1. Pengetahuan gizi adalah pengetahuan mahasiswa/I UNDIP tentang gizi dan
makan. Pengetahuan Gizi diukur dengan metode skoring terhadap kuesioner
yang telah diberi bobot. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden,
maka dilakukan pengkategorian yaitu :
1. Baik : > 75%
2. Sedang : 40 – 75%
3. Kurang : <75%

2. Pola makan adalah frekuensi makan, menu makanan dan waktu makan
mahasiswa.
3. Menu makanan adalah keragaman makanan yang dimakan setiap waktu
makan yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan. Menu
diberi skor minimal 3 dan maksimal 5 kemudian dibuat pengkategorian
seperti dijelaskan pada tabel berikut :
Waktu makan Skor Kategori Menu Makanan
Pagi 5 Baik ≥ 3 macam
4 Sedang 2 macam
3 Kurang 1 macam
Siang 5 Baik 4 macam
4 Sedang 3 macam
3 Kurang ≤ 2 macam
Malam 5 Baik 4 macam
4 Sedang 3 macam
3 Kurang ≤ 2 macam

Keterangan :
a. 4 macam = Makanan pokok atau bahan penukar + lauk + sayur + buah
b. 3 macam = Makanan pokok atau bahan penukar + lauk + sayur
c. 2 macam = Makanan pokok atau bahan penukar + lauk/sayur/susu
d. 1 macam = Makanan pokok atau bahan penukar saja
Dari skor yang diperoleh dari tiap waktu makan(pagi, siang, dan malam)
dilakukan pengkategorian dengan menggunakan skala Likert sebagai
berikut:
a. Baik jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 15 - 17
b. Sedang jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 12 - 14
c. Kurang jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 9 - 11

4. Frekuensi makan adalah angka yang menyatakan berapa kali setiap jenis
bahan makanan dikonsumsi yaitu : ≥ 1 x/hari, 1-5 x/minggu, ≤ 2 x/bulan,
dan tidak pernah sama sekali. Dari keempat jenis pengelompokkan tersebut
kemudian diberi skor maksimal 4 dan dibuat pengkategorian dengan
menggunakan skala Likert, yaitu :
1. Tinggi : Bila skor yang diperoleh 80 – 106
2. Sedang : Bila skor yang diperoleh 53 - 79
3. Kurang : Bila skor yang diperoleh 26 - 52

5. Waktu makan adalah waktu makan mahasiswa yaitu pagi, siang, dan malam
hari yang disesuaikan dengan siklus sistem pencernaan. Waktu makan
diukur dengan memberi skor pada tiap waktu makan, yaitu:
a. Makan Pagi
Skor 3 : Makan pada pukul 06.00-07.00 WIB
Skor 2 : Makan pada pukul >07.00-08.00 WIB
Skor 1 : Makan pada pukul >08.00-09.00 WIB
b. Makan Siang
Skor 3 : Makan pada pukul 12.00-13.00 WIB
Skor 2 : Makan pada pukul >13.00-14.00 WIB
Skor 1 : Makan pada pukul >14.00-15.00 WIB
c. Makan Malam
Skor 3 : Makan pada pukul 18.00-19.00 WIB
Skor 2 : Makan pada pukul >19.00-20.00 WIB
Skor 1 : Makan pada pukul >20.00-21.00 WIB
Setelah diberi skor dilakukan pengkategorian sebagai berikut, yaitu:
a. Baik jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 7,01 – 9,00
b. Sedang jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 5,01 – 7,00
c. Kurang jika nilai yang diperoleh mahasiswa mencapai 3,00 – 5,00

6. Mahasiswa Gizi adalah mahasiswa jurusan Ilmu Gizi di Fakultas Kedokteran


UNDIP.
7. Mahasiswa Non Gizi adalah semua mahasiswa UNDIP di luar mahasiswa
Gizi.
8. Mahasiswa/i yang kos adalah mahasiswa UNDIP yang menyewa kamar atau
rumah di Kelurahan Tembalang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, Permenkes Republik Indonesia, No 41/2014, tentang Pedoman Gizi


Seimbang (Jakarta: Depkes RI 2014)
2. Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun
2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI;2013
3. Phellia Emirza.Hubungan Asupan Makan dan Faktor Lainnya terhadap Kejadian
Kelebihan Berat Badan Pada Remaja Berumur 10-12 Tahun di SD Islam Harapan
Ibu [Skripsi] Depok;2012
4. Fayez A. Hamam, PhD et al. 2016. The Association of Eating Habits and Lifesyle
with overweight and Obesity Among Health Sciences Student in Taif University,
KSA. Journal of Taibah University Medical Sciences Vol 12 No.2(249-260)
5. Ilma Anidya Kusuma, dkk.Gambaran Pola Makan dan Status Gizi Mahasiswa
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Makasar [Laporan Penelitian]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2014
6. Suryaputra, Kartika, and Siti Rahayu Nadhiroh. "Perbedaan pola makan dan aktivitas
fisik antara remaja obesitas dengan non obesitas." Makara Kesehatan 16.1 (2012):
45-50.
7. Almatsier, Sunita. "dkk. 2011." Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan.
8. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi
Masyarakat.
9. Suryaputra, Kartika, and Siti Rahayu Nadhiroh. "Perbedaan pola makan dan aktivitas
fisik antara remaja obesitas dengan non obesitas." Makara Kesehatan 16.1 (2012):
45-50
10. Sada, Merinta, Veni Hadju, and Djunaedi M. Dachlan. "Hubungan Body Image,
Pengetahuan Gizi Seimbang, Dan Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi Mahasiswa
Politeknik Kesehatan Jayapura." Media Gizi Masyarakat Indonesia 2.1 (2012): 44-
48.
11. Lingga, Meldaria. "Studi tentang Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan, Aktivitas
Fisik, Status Gizi dan Body Image Remaja Putri yang BerstatusGizi Normal dan
Gemuk/Obes di SMA Budi Mulia Bogor." (2011).
12. Penelitian, Badan. "Riset kesehatan dasar." Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI (2013).
13. Hermina, Hermina, Ari Nofitasari, and Rina Anggorodi. "Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebiasaan makan pagi pada remaja putri di Sekolah Menengah
Pertama (SMP)." Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food
Research) 32.2 (2009).
14. Dedeh dkk. (2010). Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Penerbit Sarana
Bobo. Jakarta

You might also like