You are on page 1of 10

GERAKAN MENUJU SEKOLAH HIJAU BERWAWASAN

KONSERVASI DI SD PELEBURAN 03 DAN SD


PELEBURAN O4 SEMARANG

Aditya Marianti, Sigit Saptono, Muhammad Abdullah

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang


Email: aditya.marianti.am@mail.unnes.ac.id

Abstract. Land shortage becomes the main environmental problem for many
schools in urban areas. Hygienic and eco-friendly behavior, along with waste
management are not optimally conducted in the schools. This problem is also
encountered in SD Pleburan 03 and SD Pleburan 04, Semarang, Indonesia. This
program aims to raise environmental awareness of people in the school to take
part in embodying the green school program. The responsibility also belongs to
UNNES as one of the conservation-centered universities. Therefore, UNNES
community empowerment team carried out a community empowerment program to
actualize the environmentally-centered green school idea in SD Pleburan 03-04.
Methods applied were arranged in various stages of activities, which are
socialization, integration, implementation, monitoring, and evaluation. Results
show that the principal and the teachers of the school are able to develop
environmentally based learning infrastructures. Teachers are also able to practice
environmentally based learning process. Students are capable to practice
hydroponic techniques. Moreover, the school now also possesses an eco –friendly
supporting system. In conclusion, this program encourages people of SD Pleburan
03-04 to move forward as an environmentally based green school.

Keywords: SD Pleburan, Semarang , Green scchool, conservation

Abstrak. Permasalahan lingkungan yang terjadi di sekolah kawasan perkotaan


adalah lahan sempit. pengelolaan sampah, perilaku bersih, sehat serta cinta
lingkungan belum optimal dilakukan Permasalahan ini juga ditemui di SD Pleburan
03 dan SD Pleburan 04 kota Semarang. Salah satu program untuk membuat warga
sekolah lebih peduli lingkungan adalah sekolah hijau. UNNES sebagai universitas
berwawasan konservasi memiliki tanggungjawab moral maupun akademis untuk
mewujudkan sekolah hijau. Untuk itu tim PPM UNNES melaksanakan kegiatan
pengabdian masyarakat dengan tujuan terbentuknya sekolah hijau yang
berwawasan konservasi. Metode yang digunakan disusun dalam berbagai tahap
kegiatan yaitu sosialisasi, integrasi, implementasi, serta monitoring dan evaluasi.
Hasil yang telah dicapai yaitu kepala sekolah dan guru-guru mampu
mengembangkan perangkat pembelajaran berwawasan lingkungan, guru-guru
mampu mempraktekkan pembelajaran berwawasan lingkungan., peserta didik
mampu mempraktekkan teknik hidroponik, serta terbentuknya sistem pendukung
yang ramah lingkungan di sekolah. Simpulan dari kegiatan ini adalah SD Pleburan
03 dan SD Pleburan 04 telah bergerak menuju sekolah hijau berwawasan
konservasi

Kata Kunci: SD Pleburan , kota Semarang, sekolah hijau, konservasi

1
2

PENDAHULUAN dan menyentuh ke perubahan perilaku.


Hasil wawancara dengan kedua
Masalah lingkungan telah menjadi kepala sekolah pada Februai 2017,
masalah bersama. Saat ini, semua orang menunjukkan bahwa kedua sekolah
sudah seharusnya melakukan bagian menginginkan menata lingkungan
mereka untuk melindungi dan sekolahnya lebih asri sehingga lebih
melestarikan alam. Tanggung jawab ini nyaman untuk belajar. Namun kepala
juga diemban oleh sekolah sebagai satuan sekolah SD Pleburan 03 mengatakan
pendidikan. Sekolah menjadi salah satu bahwa keterbatasan lahan sekolah
garda terdepan untuk mendidik generasi menyebabkan upaya tersebut hanya
sekarang dan masa depan untuk peduli sedikit yang dilakukan, sehingga merasa
terhadap lingkungan. Kepedulian terhadap kesulitan kalau harus berprestasi menjadi
lingkungan dimulai dari pendidikan sekolah hijau atau adiwiyata. Prestasi
formal yang paling dasar yaitu Sekolah sekolah lebih ditekankan ke prestasi siswa
Dasar (SD). di bidang akademik. Permasalahan yang
Masalah lingkungan yang terjadi di dihadapi SD Pleburan 04 berbeda. SD
SD kawasan perkotaan secara umum Pleburan 04 memiliki halaman yang
hampir sama yaitu hampir semua lahan 2
relatif luas (sekitar 400 m ) untuk ukuran
digunakan untuk bangunan ruang kelas,
kebersihan lingkungan kurang terjaga, sekolah di perkotaan, namun keterbatasan
pengelolaan sampah belum optimal, dan sumber daya manusia dan dana
kurangnya kesadaran warga sekolah untuk menyebabkan pengelolaan halaman
berperilaku bersih, sehat dan cinta sekolah menjadi tidak maksimal meskipun
lingkungan. Juga kurangnya fasilitas telah dilakukan pelibatan komite sekolah.
pendukung untuk menuju lingkungan Halaman sekolah belum sepenuhnya dapat
sekolah yang ideal bagi warga sekolah. menjadi sumber belajar bagi siswanya,
Permasalahan ini ditemui pada SD karena hanya ditata seperti taman dengan
Pleburan 03 dan SD Pleburan 04 pemilihan tanaman yang kurang
kecamatan Semarang Selatan kota bervariasi. Untuk prestasi akademik
Semarang. Kedua SD ini berada di siswanya juga belum menonjol jika
lingkungan perkotaan yang padat dibandingkan dengan SD Pleburan 03.
penduduk. Jarak dari pusat keramaian kota Salah satu potensi yang dimliki oleh
(Simpang lima) kurang dari 1 km. kedua SD tersebut adalah memiliki guru-
Dibandingkan dengan SD Pleburan 03, guru yang berpengalaman, dan memiliki
SD Pleburan 04 dari sisi luas lahan kepala sekolah yang berkomitmen kuat
sekolah lebih beruntung, karena memiliki untuk menciptakan lingkungan sekolah
halaman yang relatif luas untuk ukuran yang hijau dan ramah lingkungan.
sekolah di perkotaan. Komitmen yang tinggi terhadap
Upaya untuk mewujudkan terciptanya lingkungan belajar yang asri
lingkungan sekolah yang ideal dengan dan ramah lingkungan belumlah cukup
lingkungan yang asri sudah dilakukan. jika hanya sekedar perubahan fisik
Namun konsep-konsep membentuk semata. Sebagai lembaga pendidikan,
sekolah ramah lingkungan belum sekolah berkewajiban untuk membentuk
sepenuhnya dikuasai oleh warga sekolah. karakter siswanya. Karakter siswa yang
Praktek-praktek yang dilakukan selama ini peduli dan cinta dengan lingkungan dapat
masih lebih menekankan ke lingkungan dimulai dari pengintegrasian nilai-nilai
fisik belum terintegrasi dalam kurikulum kepedulian terhadap lingkungan dalam
kurikulumnya dan terimplementasi dalam

Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018


3

proses pembelajaran di kelas. berwawasan konservasi memiliki


Pengintegrasian kurikulum dan tanggungjawab moral maupun akademis
implementasinya dalam proses untuk mewujudkan sekolah-sekolah yang
pembelajaran memerlukan guru-guru yang warganya peduli terhadap lingkungan.
terlatih dan mumpuni untuk Untuk itu tim pengabdian kepada
melakukannya. Untuk itu maka kerjasama masyarakat (PPM) UNNES dengan semua
dengan perguruan tingg adalah salah satu sumber daya yang dimilikinya melakukan
solusinya. kegiatan PPM dengan tujuan membantu
Salah satu program pemerintah warga sekolah khususnya SD Pleburan 03
untuk membuat warga sekolah lebih dan SD Pleburan 04 di kota Semarang
peduli lingkungan adalah sekolah hijau. bergerak menuju terbentuknya sekolah
Sekolah hijau merupakan istilah lain dari hijau yang berwawasan konservasi.
sekolah yang mengusung wawasan Wawasan konservasi yang dimaksudkan
lingkungan hidup (Anwar 2008:). di sini adalah pengembangan nilai-nilai
Aktivitas yang berada di dalamnya pun karakter konservasi sebagaimana yang
tidak lepas dengan nuansa peduli terhadap disebutkan dalam dokumen menuju Unnes
lingkungan. Sekolah sebagai lembaga konservasi yaitu religius, jujur, cerdas,
pendidikan setidaknya mampu mengambil adil, tanggungjawab, peduli, toleran,
peran dalam proses sosialisasi, demokratis, cinta tanah air, tangguh serta
pembelajaran serta pembudayaan positif. santun (Rahayuningsih 2010 : 10).
Salah satunya adalah menumbuhkan rasa Manfaat yang diharapkan dapat dinikmati
cinta kepada lingkungan. oleh kedua SD tersebut secara umum
Untuk mewujudkan sekolah hijau adalah peningkatan kualitas pembelajaran
beberapa langkah-langkah harus di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
dilakukan antara lain (1) pengembangan
kurikulum berwawasan lingkungan, (2) METODE PELAKSANAAN
Peningkatan kualitas sekolah dan
lingkungan sekitarnya, (3) pengembangan Metode pelaksanaan kegiatan
pendidikan berbasis komunitas, (4) dilaksanakan dengan metode partisipatif
pengembangan sistem pendukung yang yaitu semua pihak yang terlibat dalam
ramah lingkungan, (5) pengembangan kegiatan ini turut serta aktif dan
manajemen sekolah berwawasan berkontribusi untuk melaksanakan
lingkungan (Sumarni 2008: 20). Agar kegiatan. Rencana kegiatan disusun
tetap dapat menjalankan visi dan misinya bersama utamanya untuk menentukan
sebagai sekolah hijau maka suatu satuan skala prioritas kegiatan yang akan
pendidikan perlu mengembangkan dilakukan.
manajemen sekolah berwawasan Adapun tahap-tahap kegiatannya
lingkungan. Sekolah hijau seharusnya meliputi kegiatan pertama, sosialisasi
berbuat untuk menciptakan kualitas kepada kepala sekolah dan guru-guru,.
lingkungan sekolah yang kondusif, Kegiatan kedua, pengintegrasian konsep
ekologis, lestari secara nyata dan kurikulum berbasis lingkungan
berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara berwawasan konservasi dalam Rencana
yang simpatik, kreatif dan inovatif dengan Program Pembelajaran (RPP) setelah
menganut nilai-nilai dan kearifan budaya sebelumnya dilakukan pelatihan,
okal (Paryadi 2008:13). pembimbingan, dan review oleh tim PPM
Mencermati berbagai permasalahan UNNES. Kegiatan ketiga, implementasi
di atas maka UNNES sebagai universitas hasil pelatihan pada proses pembelajaran

Gerakan Menuju Sekolah Hijau ... (Aditya Marianti, Sigit Saptono, Muhammad Abdullah)
4

di ruang kelas maupun praktek membuat sekolah hijau. Hasil penjajagan


hidroponik dan memanfaatkan barang- menunjukkan bahwa 50% peserta
barang bekas sebagai wadah untuk memahami penyebab-penyebab masalah
menanam hidroponik, serta kampanye lingkungan seperti pemanasan global
menuju sekolah hijau yang dilaksanakan adalah efek dari rumah kaca dan apa yang
oleh kepala sekolah dan guru-guru. dimaksud dengan sekolah hijau dan
Kegiatan ke empat, monitoring dan bagaimana mencapainya, sedangkan 50%
evaluasi, pada tahap ini tim PPM UNNES yang lain belum memahami secara tepat,
melakukan monitoring dan evaluasi antara lain menyebutkan bahwa
program-program apa saja yang pemanasan global adalah akibat dari
mengalami kendala dan memberikan penebangan hutan dan karena banyaknya
solusinya untuk menjamin keberlanjutan gedung-gedung yang menggunakan kaca.
program yang telah dicanangkan. Selain itu memaknai sekolah hijau masih
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebatas fisik dengan menyebutkan sekolah
menggunakan metode observasi langsung hijau adalah sekolah yang asri, banyak
ke sekolah dan wawancara dengan kepala tanamannya, tetapi belum memahami
sekolah dan guru-guru. sekolah hijau adalah suatu sistem
manajemen pengelolaan dan perilaku
HASIL DAN PEMBAHASAN ramah lingkungan yang melibatkan
seluruh warga sekolah
Setelah berdiskusi dengan kepala Berdasarkan hasil penjajagan maka
sekolah dan memperhatikan segala aspek pelatihan diawali dengan pemberian
baik sumber daya manusia maupun materi tentang kerusakan lingkungan dan
fasilitas pendukungnya, maka kegiatan penyebab pemanasan global. Untuk
yang akan dilaksanakan disusun menarik perhatian peserta dan semakin
berdasarkan skala prioritas sebagai berikut menyadarkan bahwa perilaku-perilaku
(1) pengembangan perangkat tidak ramah lingkungan pada saat ini akan
pembelajaran berwawasan lingkungan, (2) berdampak di masa depan maka
Peningkatan kualitas sekolah dan diputarkanlah film yang mengilustrasikan
lingkungan sekitarnya dan (3) kejadian tersebut. Kemudian materi
pengembangan sistem pendukung yang tentang sekolah hijau dan bagaimana
ramah lingkungan. Dalam mewujudkannya diberikan oleh pemateri
mengembangkan sekolah hijau tim PPM dari tim pengabdian masyarakat. Materi
UNNES akan memasukkan wawasan kiat-kiat menuju sekolah hijau meliputi
konservasi sebagai cara pandang dan pembangunan berkelanjutan, pilar
bersikap dalam mengelola lingkungan hukumnya, indikator SD yang bersih dan
sekolah. sehat, apa yang dimaksud dengan sekolah
Kegiatan pertama diawali dengan hijau berwawasan konservasi, dan strategi
sosialisasi kepada kepala sekolah dan menuju sekolah hijau, meliputi adanya tim
guru-guru dari kedua SD. Sosialisasi kerja yang solid, visi dan misi sekolah,
dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus kurikulum , penentuan program,
2017 bertempat di SD Pleburan 03 pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
dihadiri oleh kepala sekolah dan guru serta keberlanjutannya.
sejumlah 23 orang. Kegiatan ini diawali
dengan pengisian angket untuk menjajagi
tingkat pemahaman guru-guru terhadap
permasalahan lingkungan terkini yang
menjadi masalah global dan konsep

Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018


5

RPP guru-guru diberi kebebasan untuk


berkonsultasi dengan tim pengabdian
UNNES. Pertemuan diakhiri dengan
penjelasan secara singkat tentang
hidroponik yang akan dipraktekkan pada
pertemuan berikutnya
Pada tahap kedua kegiatan
dilakukan implementasi RPP yang
disusun. Untuk penerapan dipilih kelas 5
dan 4 karena di kelas tersebut terdapat
mata pelajaran IPA dan KPDL
(Kepedulian pada Diri dan Lingkungan).
Selain itu siswa sudah memiliki
pengetahuan tentang tanaman dan
bagaimana menjaga lingkungan serta
sudah memiliki kemampuan motorik
untuk merawat tanaman dan mengelola
lingkungan sekitar mereka.
Pada proses pembelajaran guru telah
Gambar 1. Pelatihan menuju sekolah hijau di mampu membelajarkan materi tentang
SD Pleburan 03 oleh tim PPM UNNES dihadiri permasalahan-permasalahan lingkungan
kepala sekolah dan guru-guru
dengan bantuan media power point.
Materi selanjutnya adalah kiat-kiat kemudian meminta siswa berdiskusi dan
mengintegrasikan konsep kurikulum mempresentasikan perilaku-perilaku yang
berbasis lingkungan berwawasan dapat merusak maupun yang dapat
konservasi dalam Rencana Program menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Pembelajaran (RPP). Guru-guru ditugasi Siswa diberi permasalahan yang terjadi
untuk menyusun RPP yang dilingkungan sekitar dalam hal ini kasus
mengintegrasikan nilai-nilai konservasi banjir dan tanah longsor. Siswa diminta
dan ramah lingkungan. Tim PPM UNNES untuk mendiskusikan cara-cara untuk
memasukkan wawasan konservasi sebagai mencegahnya. Hasil diskusi
cara pandang dan bersikap dalam dipresentasikan siswa didepan kelas untuk
mengelola lingkungan sekolah artinya mendapatkan tanggapan dari siswasiswa
tidak hanya lingkungan fisik yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis
diperhatikan tetapi juga mencakup nilai- terhadap jawaban siswa 80% siswa dapat
nilai sikap dan budaya luhur yang perlu memberikan solusi cara-cara mengatasi
dilestarikan dan diwujudkan dalam dan mencegah banjir, namun beberapa
keseharian. Selama kegiatan guru-guru masih belum menjawab dengan tepat.
antusias bertanya bagaimana teknis Guru memberikan konfirmasi untuk
penerapan pembelajaran berwawasan menegaskan kembali jawaban siswa dan
lingkungan dan curah pendapat bagaimana membetulkan jawaban yang kurang tepat
membiasakan buang sampah pada serta bersama-sama siswa merangkum
tempatnya kepada para siswa. Kegiatan hasil pembelajaran saat itu.
diakhiri dengan memberikan tugas kepada Pembelajaran dilanjutkan dengan
guru-guru untuk menyusun RPP yang prakarya membuat media tanam
mengintegrasikan nilai-nilai konservasi hidroponik dengan wadah botol plastik
dan ramah lingkungan. Selama menyusun bekas minuman. Pembelajaran ini sebagai

Gerakan Menuju Sekolah Hijau ... (Aditya Marianti, Sigit Saptono, Muhammad Abdullah)
6

penanaman konsep tentang pemanfaatan Perilaku ramah lingkungan salah


kembali barang-barang yang sudah tidak satunya adalah menyayangi mahluk hidup
digunakan dalam rangka pengenalan dan lain. Dalam konteks ini tim pengabdian
penanaman konsep 3 R (Reduce, Reuse memfasilitasinya dengan menyediakan
dan Recycling). perangkat menanam hidroponik dengan
tujuan siswa dapat merawat tanaman
sehingga terbentuk.perilaku yang ramah
dan peduli dengan lingkungan. Selain itu
dengan mengamati pertumbuhan tanaman
dan kebutuhan tanaman akan nutrisi, air
dan cahaya dapat digunakan untuk lebih
memahamkan siswa dengan konsep IPA
khususnya untuk materi pertumbuhan dan
perkembangan. Hidroponik dipilih sebagai
media belajar karena cukup praktis dan
mudah mengoperasikannya bagi siswa-
siswa SD. Selain itu hidroponik cocok
diterapkan untuk sekolah yang memiliki
halaman terbatas seperti halnya SD
Pleburan 03. Penumbuhan nilai karakter
konservasi religius, jujur, cerdas, adil,
tanggungjawab, peduli, toleran,
demokratis, cinta tanah air, tangguh serta
santun, dan ramah lingkungan perlu
dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan sebagai salah satu
prinsip dalam proses pendidikan yang
memang harus diulang-ulang, diingatkan
dan diterapkan, sebelum akhirnya menjadi
budaya.

Gambar 2. Praktek pembelajaran berwawasan


lingkungan oleh guru di SD Pleburan 03 dan
SD Pleburan 04

Kegiatan ini dimaksudkan agar


siswa memahami dan mampu
mempraktekkan konsep memelihara
lingkungan dengan 3R, dengan harapan
siswa akan mempraktekkannya dalam Gambar 3. Siswa-siswa mempraktekkan
kehidupan sehari-hari. bercocok tanam dengan media hidroponik

Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018


7
Berbagai aktivitas telah
dilaksanakan agar lingkungan sekolah
menjadi sekolah hijau yang tidak hanya
secara fisik tetapi melibatkan seluruh
aspek manajemen yang ramah lingkungan
dan melibatkan seluruh warga sekolah.
Salah satu aktivitas tersebut adalah
dengan menempelkan tulisan-tulisan
yang sifatnya ajakan atau memberi
informasi tentang perilaku hemat energi,
hemat air, ajakan / himbauan untuk
menjaga kebersihan dan keindahan
lingkungan sekolah. Mengurangi sampah
dengan membawa makanan dari rumah
dalam kotak makan. Sekolah
menyediakan tong sampah dua warna
yang berfungsi untuk memilah sampah
organic dan anorganik. Siswa dibiasakan
memilah sampah dengan membuang
sampah pada tempat sampah sesuai jenis
sampahnya.

Gambar 3. Menuju sekolah yang ramah


lingkungan, bersih dan sehat melalui himbauan
menghemat listrik, membawa makanan dalam
tempat makan, memilah sampah sesuai
jenisnya dan kantin sehat di SD Pleburan 03
dan SD Pleburan 04 Semarang.

Gerakan Menuju Sekolah Hijau ... (Aditya Marianti, Sigit Saptono, Muhammad Abdullah)
8

Beberapa kegiatan yang kondusif, ekologis, kua lestari secara


dilaksanakan telah berhasil namun nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan cara-cara yang simpatik, kreatif dan
nilai dan karakter konservasi masih inovatif dengan menganut nilai-nilai
memerlukan waktu untuk memperoleh dan kearifan budaya lokal” Pada saat
hasilnya. Mencermati hasil kegiatan ini menyusun program „sekolah hijau‟,
disadari bahwa gerakan menuju sekolah sekolah faktor internal maupun eksternal
hijau bukan tanggung jawab sekolah yang mempengaruhi pelaksanaan
semata namun melibatkan unsur program. Karena itu, masing- masing
pemerintah dan masyarakat. Sekolah sekolah sangat mungkin mengembangkan
bukan lembaga pendidikan yang terlepas program yang berbeda sesuai dengan
dari masyarakat khususnya komunitas kondisi sekolah.
sekolah baik pada level pemerintahan Beberapa kegiatan yang perlu
maupun pada komite sekolah oleh karena dilakukan untuk membantu sekolah
itu perwujudan sekolah hijau menyusun program sekolah hijau adalah
memerlukan pengembangan pendidikan penyusunan kerangka program. Kerangka
berbasis komunitas. Langkah-langkah program ini menjadi semacam panduan
yang akan membantu sekolah hijau untuk sederhana penyusunan program sekolah
mengembangkan pendidikan berbasis hijau bagi sekolah. Kerangka program
komunitas: dapat dalam bentuk (a) tersebut meliputi :
Penguatan kemitraan di dalam a Kerangka indikator, merupakan
lingkungan sekolah (b) Penguatan kegiatan utama yang menjadi
hubungan kerjasama dengan kelompok indikator program.
masyarakat dan organisasi lokal. Untuk b Kerangka tahapan proses yang
mendukung sekolah hijau maka merupakan kegiatan prosestbagi
pengembangan sistem pendukung yang menu dalam tiga tahapan, yaitu:
ramah lingkungan perlu dilakukan. pembelajaran, penguatan dan
Semua fasilitas pendukung „sekolah kemandirian.
hijau‟ haruslah-prinsip ramahmenunjuk
lingkungan. Oleh karena itu perlu terus Tahap pembelajaran berlaku bagi
mengembangkan langkah-langkah sekolah yang belum mengembangkan
berikut untuk mencapai tujuan tersebut : sekolah hijau seperti mitra dari kegiatan
a. penyediaan fasilitas yang ramah pengabdian kepada masyarakat ini, perlu
lingkungan, mengembangkan tahap pembelajaran yang
b. penghematan energy, menekankan kepada pengenalan isu-isu
c. penghematan air, lingkungan kepada murid dan guru,
d. peningkatan pelayanan makanan memperkuat model pembelajaran luar
sehat, kelas dan peer-to-peer, menekankan
e. pengembangan sistem sanitasi dan proses kepada guru dan membuka
pengelolaan sampah. jaringan sekolah.
Agar tetap dapat menjalankan visi Apabila sekolah telah melaksanakan
dan misisnya sebagai sekolah hijau maka konsep pembelajaran. Tahap penguatan
suatu satuan pendidikan perlu mempertajam hasil yang dicapai pada
mengembangkan manajemen sekolah tahap pembelajaran dengan memperkuat
berwawasan lingkungan. Sekolah Hijau hubungan warga sekolah,
seharusnya “berbuatlitas lingkungan mengembangkan program konservasi di
untuk sekolah menciptakan yang kawasan sekolah sekaligus sebagai media

Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018


9

pembelajaran, mengembangkan 3. Kepala sekolah dan guru-guru telah


kurikulum berwawasan lingkungan yang mengembangkan sistem pendukung
integrative dan meningkatkan kemampuan yang ramah lingkungan melalui
guru. berbagai kegiatan kampanye
Sedangkan untuk sekolah yang telah kebersihan dan kesehatan sekolah
meneguhkan komitmennya menjadi antara lain dalam bentuk stiker,
sekolah hijau atau masuk tahap himbauan, maupun terintegrasi dalam
kemandirian, ditunjukkan oleh pembelajaran di dalam kelas, sehingga
pengalaman, kesiapan guru dan dukungan warga sekolah sadar untuk melakukan
manajemen. Di tahapan ini sekolah penghematan energy listrik , warga
melakukan penguatan proses dengan sekolah sadar akan pentingnya
melibatkan pihak luar sekolah, perilaku penghematan air, tersedianya
membangun sistem yang mandiri dan kantin yang bersih di sekolah,
terbuka, penguatan jaringan dan pengembangan sistem sanitasi dengan
kerjasama, danmemperluas target kegiatan indikator warga sekolah mampu
ke luar sekolah. D semakin terintegrasi ke menjaga kebersihan toilet dan
dalam semua kegiatan sekolah. Bagi SD mengelola sampah dalam bentuk
Pleburan 03 dan SD Pleburan 04 membuang sampah sesuai jenisnya
Semarang tahap yang sekarang sedang
ditempuh adalah tahap pembelajaran, Adapun saran-saran yang dapat
untuk mencapai tahap berikutnya perlu direkomendasikan adalah sebagai berikut
dibangun sinergi dengan berbagai pihak
antara lain perguruan tinggi, pemerintah 1. sekolah perlu melanjutkan upaya-
dan komite sekolah. upaya untuk menuju sekolah hijau
berwawasan konservasi
SIMPULAN DAN SARAN 2. sekolah perlu melaksanakan kegiatan
perlindungan dan pengelolaan LH
Setelah melakukan kegiatan yang terprogram serta menjalin
pengabdian masyarakat di SD Pleburan kemitraan dengan berbagai pihak (
03 dan 04 Semarang dengan tema masyrakat, pemerintah, swasta,
menuju sekolah hijau berwawasan media, sekolah lain)
konservasi, dapat disimpulkan SD 3. sekolah perlu menyediakan sarpras
Pleburan 3 dan SD Pleburan 04 telah pendukung yang ramah lingkungan ,
bergerak menuju sekolah hijau peningkatan kualitas pengelolaa dan
berwawasan konservasi ditandai dengan pemanfaatannya
1. Kepala sekolah dan guru-guru mampu 4. sekolah perlu bersinergi dengan
mengembangkan perangkat berbagai pihak antara lain perguruan
pembelajaran berwawasan konservasi tinggi, pemerintah dan komite
dan menerapkannya dalam proses sekolah untuk mewujudkan sekolah
pembelajaran, pada kelas 5 dan 4 SD hijau
yaitu KPDL dan IPA
2. Warga sekolah mampu meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kualitas sekolah dan lingkungan
sekitarnya antara lain dengan mampu Anwar, S. 2008. Alternatif Kebijakan
membuat dan menyelenggarakan Sekolah dalam Mewujudkan
kegiatan bercocok tanam hidroponik Program Go Green School sebagai
dan memanfaatkan barang-barang Antisipasi Dampak Pemanasan
bekas sebagai tempat penanaman Global. Makalah disajikan dalam

Gerakan Menuju Sekolah Hijau ... (Aditya Marianti, Sigit Saptono, Muhammad Abdullah)
10

prosiding Seminar Nasional,


Pertemuan Ilmiah Tahunan XI IGI
Tahun 2008 di Universitas Negeri
Padang, 22-23 November.Sukabina
Press.
Paryadi, S.2008. Konsep Pengelolaan
Lingkungan Sekolah (Green
School). Modul. Dinas Pendidikan
Cianjur
Rahayuningsih, M. 2010. Menuju Unnes
Konservasi. Kumpulan Dokumen
Universitas Konservasi. Tim
Pengembang Konservasi UNNES
Semarang. Publikasi Terbatas
Sumarmi. 2008. Sekolah Hijau sebagai
Alternatif Pendidikan Lingkungan
Hidup dengan Menggunakan
Pendekatan Kontekstual. Jurnal
Ilmu Pendidikan. Jilid 15 Nomor 1.
Februari 20018 : 19-25

Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli 2018

You might also like