Professional Documents
Culture Documents
82 – 90)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan sikap peduli
lingkungan peserta didik di sekolah green school dan sekolah non green school,
Kata Kunci: (2) mengetahui implementasi program green school di SMP N 14 Tegal.
Implementasi, Green Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kausal komparatif. Subyek
School, Sikap Peduli penelitian ini peserta didik kelas VII SMP N 14 Tegal dan peserta didik kelas
Lingkungan VII SMP Negeri 1 Ketanggungan tahun ajaran 2018/2019. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner, lembar observasi dan
pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji-t sampel independent (dianggap skala interval). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan sikap peduli
lingkungan peserta didik di sekolah green school dan sekolah non green school.
(2) implementasi program green school di SMP N 14 Tegal sudah baik karena
mengacu pada empat aspek yang dapat mendukung keterlaksanaan program
green school yaitu kebijakan, kurikulum berbasis lingkungan, lingkungan
berbasis partisipatif, dan sarana pendukung ramah lingkungan.
Abstract
This study aims to (1) find out the differences in environmental attitudes of learners in
green school and non-green school schools, (2) determine the implementation of green
Keywords : school programs in SMP N 14 Tegal. This research is a comparative causal descriptive
study. The subjects of this study were grade VII students of SMP N 14 Tegal and grade
Implementation, Green
VII students of SMP Negeri 1 Ketanggungan in the academic year 2018/2019. Data
School, Environmental collection techniques using interviews, observation, and questionnaires. The
Care Attitude. instruments used were questionnaire sheets, observation sheets and interview guidelines.
Data analysis used was normality test, homogeneity test, and independent sample t-test
(considered interval scale). The results showed that (1) there were differences in the
attitudes of students caring about the environment in green school and non-green
school. (2) the implementation of the green school program at SMP N 14 Tegal is good
because it refers to four aspects that can support the implementation of the green school
program, namely policies, environment-based curriculum, participatory-based
environment, and environmentally friendly supporting facilities.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa hasil rata-rata jawaban kuesioner sekolah non
data sekolah yang mengimplementasikan green school sebesar 45,53, sehingga mengalami
program green school dan sekolah non program selisih rata-rata sebesar 4,94. Hal ini
green school memiliki nilai sig > 0,05, maka menunjukkan terdapat perbedaan sikap peduli
dapat disimpulkan data kedua sekolah tersebut lingkungan yaitu peserta didik di sekolah green
berdistribusi normal. school lebih tinggi dibandingkan dengan peserta
didik sekolah non green school. Hasil penelitian
Hasil Uji Homogenitas ini serupa dengan hasil penelitian Ozsoy
Tabel 3 Hasil Uji Homogenitas (2012) yaitu terdapat perbedaan signifikan
Sig Keterangan antara sekolah eco school dan non eco school.
Angket
0.818 Homogen
Syofnelli (2016), juga menemukan bahwa
dalam pengelolaan sekolah adiwiyata dan
Berdasarkan hasil perhitungan uji
sekolah non adiwiyata terdapat perbedaan yang
homogenitas variabel penelitian diketahui nilai
signifikan tentang pengetahuan, perilaku serta
signifikan sebesar 0,818. Yang artinya nilai
keterampilan peserta didik SMK Kabupaten
signifikan kedua data lebih besar dari 5% (sig
Pelalawan
> 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa data
Sikap peduli lingkungan peserta didik
tersebut memiliki varians yang homogen dan
diukur dengan kuesioner bermodifikasi skala
memenuhi syarat untuk dianalisis.
likert. Hasil sikap peduli lingkungan peserta
didik di sekolah green school dan sekolah non
Hasil Uji Independent Sample T-Test
green school dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1 Hasil Uji Independent Sample T-Test
Variabel Identifikasi t-test for Equality Tabel 6 Hasil Sikap Peduli Lingkungan Peserta
yang diuji variansi data of Means
Didik di Sekolah Green School dan Sekolah Non
thitung ttabel Df
Green School
Sikap Equal 5.020 2.002 58
Green Non Green
peduli variances No Parameter
School School
lingkungan assumed
1 Mean 50.47 45.53
2 Median 51.00 45.00
Hasil perhitungan melalui uji-t 3 Mode 52 45
(independent sample t-test) memperlihatkan 4 Std. Deviasi 3.902 4.167
bahwa terdapat perbedaan sikap peduli 5 Minimum 42 36
6 Maksimum 60 52
lingkungan antara peserta didik sekolah green
school maupun sekolah non green school. Hal
Berdasarkan hasil perhitungan pada
tersebut dilihat dari nilai thitung > ttabel, maka Ha
data sekolah green school didapat skor rerata =
diterima dan Ho ditolak. Nilai thitung adalah
50.47, nilai tengah = 51.00, simpangan baku =
5.020 yang memiliki arti thitung > ttabel (2.002)
3.902, mode = 52, nilai minimum = 42, dan
sehingga Ha diterima ada perbedaan sikap
nilai maksimum = 60. Sedangkan hasil
peduli lingkungan peserta didik antara sekolah
perhitungan pada data sekolah non green school
green school dan sekolah non green school. Selain
didapat, skor rerata = 45.53, nilai tengah = 45,
itu, pada hasil rata-rata kuesioner yang
simpangan baku = 4.167, mode = 45, nilai
diberikan pada sekolah green school maupun
minimum = 36, dan nilai maksimum = 52.
sekolah non green school menunjukkan
Distribusi frekuensi sekolah green school
perbedaan sikap peduli lingkungan peserta
dan sekolah non green school dapat digambarkan
didik. Hasil rata-rata jawaban kuesioner
dalam histogram dibawah ini :
sekolah green school sebesar 50,47 sedangkan
30
25
20
Frekuensi
15
Green School
10 Non Green School
0
15 -30 31-45 46-60
Kelas Interval
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Item Sekolah Green School dan Sekolah Non Green School
Dari gambar diatas terlihat bahwa meningkatkan rasa bahagia siswa selama di
sikap peduli lingkungan peserta didik kedua sekolah (62,9%). Sementara itu, program green
sekolah tersebut berbeda secara nyata. Hal ini school berpengaruh terhadap sikap pro
ditunjukkan dari hasil penelitian yang lingkungan siswa (74,5%) dengan hal tersebut
menyatakan bahwa sekolah yang dapat dikatakan bahwa siswa memiliki sikap
mengimplementasikan program green school pro-lingkungan pada kategori baik. Penelitian
lebih baik dari pada sekolah non program green Sumarlin, Rachmawati, dan Suratman
school. Hasil analisis pada data sekolah yang (2013:46) juga menunjukkan bahwa persepsi
mengimplementasikan program green school dan kepedulian lingkungan peserta didik
didapat jumlah sampel yang valid 30 dan terhadap pengelolaan lingkungan sekolah pada
frekuensi sikap peduli lingkungan bagi sekolah sekolah adiwiyata lebih tinggi dibandingkan
yang menerapkan green school mayoritas dengan sekolah non adiwiyata. Spinola
terletak pada interval 46-60 sebanyak 28 (2015:401) juga menemukan bahwa
peserta didik (93.3%) sehingga dapat dikatakan pengetahuan lingkungan siswa eco school sedikit
peserta didik kelas VII SMP N 14 Tegal lebih tinggi dari pada siswa non eco school tetapi
memiliki sikap peduli lingkungan yang tinggi tidak berbeda secara signifikan.
atau baik. Hasil perhitungan data sekolah non Tingkat sikap peduli lingkungan
green school didapat jumlah sampel yang valid dilihat dari persentasi tiap-tiap indikator antara
30 dan frekuensi item sekolah non program peserta didik sekolah green school dan peserta
green school mayoritas terletak pada interval 31 didik sekolah non green school. Secara umum,
– 45 sebanyak 16 peserta didik (53%) sehingga persentasi jawaban dari kedua jenis sekolah
dapat dikatakan peserta didik kelas VII SMP N berbeda secara nyata. Indikator tanggung
1 Ketanggungan memiliki sikap peduli jawab terhadap lingkungan mendapatkan
lingkungan yang sedang. jawaban sebanyak 76,30%. Hasil observasi
Penelitian ini sejalan dengan Bantani dan pada indikator sikap tanggung jawab peserta
Srinovita (2014) yang menunjukkan bahwa didik sekolah green school yang tinggi
pengetahuan dan implementasi konsep green dikarenakan sekolah memberikan kebijakan
school oleh siswa berada pada kategori baik yang menyatakan semua peserta didik wajib
(79,4% dan 68,2%). Program green school di untuk menjaga ruang kelas serta menjaga
SDN Lalareun cukup berpengaruh untuk taman yang berada didepan kelas, sebab
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (87)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma
disekolah tersebut tidak terdapat petugas didik sekolah non green school karena peserta
kebersihan. Sementara itu, pada sekolah non didik berlaku berlebihan dalam penggunaan
green school sebanyak 72,44%. Rendahnya hasil SDA. Peserta didik mengambil air terlalu
indikator tersebut pada sekolah non green school banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
dapat dilihat dari hasil observasi yang Saat siang hari, peserta didik membiarkan
menunjukkan bahwa peserta didik di sekolah lampu menyala diruang kelas. Sikap tersebut
non green school kurang bertanggung jawab tidak sesuai dengan pendapat Otto
dengan lingkungannya. Beberapa peserta didik Soemarwoto (2008:192) yang menjelaskan
bermain di taman dan memetik serta mencabut bahwa permasalahan yang dihadapi manusia
tanaman untuk kegiatan yang tidak perlu. bukanlah memakai atau tidak memakai SDA
Indikator menghargai kesehatan dan akan tetapi menggunakan SDA secara
kebersihan lingkungan persentasi peserta didik proporsional atau bijaksana. Berdasarkan
sekolah green school mendapat jawaban penjelasan Otto Soemarwoto (2008), dapat
sebanyak 74,48%. Observasi dilakukan untuk dipahami bahwa peserta didik diperbolehkan
mengetahui tingginya indikator sikap menggunakan air dan lampu, akan tetapi
menghargai kesehatan dan kebersihan peserta peserta didik harus menggunakannya dengan
didik di sekolah green school. Hasil observasi secara bijaksana.
menunjukkan bahwa sekolah green school Dari hasil persentasi per indikator
terdapat sarana yang mendukung ramah sikap peduli lingkungan, terlihat bahwa sikap
lingkungan, mulai dari peningkatan kualitas peduli lingkungan peserta didik sekolah green
pelayanan kantin dan berbagai pemeliharaan school lebih tinggi dibanding peserta didik
kebersihan dalam fasilitas sanitasi sekolah. sekolah non green school. Ini dikarenakan
Sekolah non green school mendapatkan skor peserta didik sekolah green school mendapatkan
sebesar 71,61%. Rendahnya hasil indikator pendidikan lingkungan melalui green school.
menghargai kesehatan dan kebersihan pada Tujuan pendidikan lingkungan yaitu untuk
sekolah non green school dapat dilihat pada hasil mendidik anak-anak agar melek (literate)
observasi yang menyatakan bahwa peserta lingkungan (Ozsoy, Ertepinar, dan Saglam
didik kurang menghargai kesehatan dan 2012:19). Orang yang memiliki literasi
kebersihan yang ada di lingkungannya. Peserta lingkungan pasti memiliki sikap peduli
didik membuang sampah tidak pada terhadap lingkungan.
tempatnya, lantai terlihat berdebu dan banyak Implementasi green school yang sangat
sampah kertas, dan dilaci meja peserta didik baik akan membuahkan hasil hingga tingkat
banyak sampah plastik makanan, rautan pensil tertinggi yaitu sekolah adiwiyata. Penghargaan
dan sampah kertas. tersebut menjadikan motivasi sekolah untuk
Indikator bijaksana dalam berlomba-lomba menjadi lebih baik dan
menggunakan SDA persentasi peserta didik konsisten dengan sikap peduli lingkungan.
sekolah green school menjawab sebesar 80,21%. Berdasarkan penelitian dari wawancara dan
Tingginya hasil indikator tersebut di sekolah observasi serta dokumentasi, implementasi
green school karena disekitar sekolah terdapat green school di SMP Negeri 14 Kota Tegal
beberapa poster ajakan untuk menghemat air mengacu pada empat aspek yang dapat
dan listrik sehingga dapat dikatakan bahwa mendukung keterlaksanaannya program
peserta didik memiliki sikap bijaksana dalam seperti yang dikemukakan Hafidhoh dan
menggunakan SDA. Indikator bijaksana dalam Sholeh (2015:17) yaitu aspek kebijakan
menggunakan SDA yang dijawab peserta didik berwawasan lingkungan, aspek kurikulum
sekolah non green school sebesar 60,86%. Hasil berbasis lingkungan, aspek lingkungan berbasis
observasi menunjukkan rendahnya indikator partisipatif, aspek sarana dan pendukung
bijaksana dalam menggunakan SDA peserta ramah lingkungan. Pihak SMP N 14 Tegal
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (88)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma