You are on page 1of 9

JPMP Volume 5 Nomor 2, Juli 2021, (Hal.

82 – 90)

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti


http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp
email: adminjpmp@upstegal.ac.id

Implementasi Program Green School Terhadap Sikap Peduli Lingkungan

Salsabilia Jannati1, Purwo Susongko2, Mobinta Kusuma3


1,2,3
Prodi Pendidikan IPA, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan sikap peduli
lingkungan peserta didik di sekolah green school dan sekolah non green school,
Kata Kunci: (2) mengetahui implementasi program green school di SMP N 14 Tegal.
Implementasi, Green Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kausal komparatif. Subyek
School, Sikap Peduli penelitian ini peserta didik kelas VII SMP N 14 Tegal dan peserta didik kelas
Lingkungan VII SMP Negeri 1 Ketanggungan tahun ajaran 2018/2019. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner.
Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner, lembar observasi dan
pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji-t sampel independent (dianggap skala interval). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan sikap peduli
lingkungan peserta didik di sekolah green school dan sekolah non green school.
(2) implementasi program green school di SMP N 14 Tegal sudah baik karena
mengacu pada empat aspek yang dapat mendukung keterlaksanaan program
green school yaitu kebijakan, kurikulum berbasis lingkungan, lingkungan
berbasis partisipatif, dan sarana pendukung ramah lingkungan.

Abstract
This study aims to (1) find out the differences in environmental attitudes of learners in
green school and non-green school schools, (2) determine the implementation of green
Keywords : school programs in SMP N 14 Tegal. This research is a comparative causal descriptive
study. The subjects of this study were grade VII students of SMP N 14 Tegal and grade
Implementation, Green
VII students of SMP Negeri 1 Ketanggungan in the academic year 2018/2019. Data
School, Environmental collection techniques using interviews, observation, and questionnaires. The
Care Attitude. instruments used were questionnaire sheets, observation sheets and interview guidelines.
Data analysis used was normality test, homogeneity test, and independent sample t-test
(considered interval scale). The results showed that (1) there were differences in the
attitudes of students caring about the environment in green school and non-green
school. (2) the implementation of the green school program at SMP N 14 Tegal is good
because it refers to four aspects that can support the implementation of the green school
program, namely policies, environment-based curriculum, participatory-based
environment, and environmentally friendly supporting facilities.

Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)


Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (83)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

PENDAHULUAN pendidikan lingkungan (Eddy, 2003:31).


Kehidupan manusia selalu terkait Menurut Fah dan Sirisena (2014:131) dalam
hubungannya dengan lingkungan hidup. Hal mewujudkan pendidikan lingkungan, sekolah
ini dikarenakan segala kebutuhan hidup berperan penting dalam membantu
manusia bergantung pada kondisi lingkungan pengembangan pembangunan berkelanjutan.
hidup. Lingkungan hidup merupakan ruang Gosh (2014:33) menjelaskan bahwa
yang ditempati oleh suatu makhluk hidup pendidikan lingkungan merupakan proses
bersama dengan benda hidup dan tak hidup pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan
(Sriyanto, 2015:107). Sebagai makhluk hidup, dan kesadaran tentang lingkungan sehingga
manusia akan memenuhi kebutuhannya mempunyai motivasi, komitmen, keahlian,
dengan cara memanfaatkan sumber daya alam sikap dan tindakan untuk mengatasi masalah
sehingga akan berpengaruh besar terhadap lingkungan.
kondisi lingkungan hidupnya. Tujuan utama pendidikan lingkungan
Jika manusia memanfaatkan sumber yaitu untuk meningkatkan sikap peduli
daya alam yang tersedia secara tidak bijak, lingkungan (Spinola, 2015:400). Sikap peduli
maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai keadaan
lingkungan yang menyebabkan dampak negatif seseorang yang memiliki sikap akan
bagi kehidupan manusia. Kerusakan dan lingkungan dimana orang hidup dan
pencemaran lingkungan di Indonesia terus cenderung mempengaruhi perkembangan
bertambah dari tahun ke tahun (BPS-Statistics masyarakat dengan perilaku peduli lingkungan
Indonesia, 2016:226). Keberadaan data (Harju-autti & Kokkinen, 2014:190). Memiliki
mengenai pencemaran ini setidaknya akan sikap peduli lingkungan sangatlah penting
dapat mempengaruhi kebijakan dalam karena baik buruknya kondisi suatu
penanggulangannya. Persentasi berdasar jenis lingkungan dapat ditentukan berdasarkan
pencemaran lingkungan hidup pada tahun sikap manusia terhadap lingkungan. Hamzah
2011 dan 2014 disajikan pada tabel 1. (2013:3) menyatakan bahwa hubungan
Pencemaran lingkungan disajikan dalam tabel manusia dengan lingkungan hidup bersifat
1 yang dikelompokkan berdasar media sirkuler, yang berarti segala sesuatu yang
lingkungan (air, tanah, dan udara). Pada tahun dilakukan manusia terhadap lingkungannya
2011, pencemaran yang paling banyak akan berdampak kembali pada manusia.
dikeluhkan adalah pencemaran air. Sementara Sekolah dianjurkan untuk menerapkan
tahun 2014, pencemaran udara merupakan hal manajemen atau pengelolaan sekolah berbasis
yang paling banyak dikeluhkan, karena adiwiyata sebagai upaya menumbuhkan sikap
berakibat pada penurunan kualitas lingkungan. peduli lingkungan dengan menciptakan green
Tabel 1. Presentasi Peningkatan Pencemaran school atau sekolah peduli ramah lingkungan.
Lingkungan Hidup Green school merupakan sekolah yang
Pencemaran Pencemaran Pencemaran memiliki berbagai macam kebijakan positif
Negara dalam pendidikan lingkungan hidup dan
Air Tanah Udara
2011 2014 2011 2014 2011 2014 segala aspek kegiatannya
Indonesia
10,38 10,69 1,66 1,58 8,91 14,60 mempertimbangkan aspek lingkungan
Sumber : BPS-Statistics Indonesia Tahun 2016
(Afandi, 2013:102). Green school bertujuan
Pencemaran lingkungan adalah untuk menjaga lingkungan sekolah,
masalah lingkungan yang dikarenakan dari memelihara lingkungan sekolah dan
manusia sendiri, sehingga penanggulangannya membangun kondisi sekolah. Hafidhoh dan
ditentukan oleh sikap manusia yang ramah Sholeh (2015:17) mengatakan bahwa program
lingkungan. Upaya yang harus segera green school memiliki tujuan untuk menciptakan
dilakukan salah satunya melalui proses kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (84)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

tempat penyadaran, dan tempat pembelajaran Penelitian ini dilakukan dengan


untuk seluruh warga sekolah, sehingga warga pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian
sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab deskriptif kausal komparatif. Penelitian bertujuan
dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan untuk mengetahui perbedaan sikap peduli
dikemudian hari dan pembangunan lingkungan peserta didik di sekolah green school
berkelanjutan. dan sekolah non green school serta mengetahui
Green school tidak sebatas lingkungan implementasi green school di SMP N 14 Tegal.
yang hijau namun hemat energi dan Penelitian ini menempatkan sikap peduli
lingkungan yang bersih, dapat mengurangi lingkungan sebagai variabel terikat, green school
kuantitas sampah atau memanfaatkannya dan non green school sebagai variabel bebas.
seperti mendaur ulang sampah non organik Populasi penelitian ini yaitu peserta
dan memanfaatkan sampah organik sebagai didik kelas VII SMP N 14 Tegal tahun ajaran
pupuk kompos. Dalam konsep adiwiyata, green 2018/2019 dan peserta didik kelas VII SMP
school harus sanggup mengoptimalkan berbagai Negeri 1 Ketanggungan tahun ajaran
potensi sumberdaya alam sebagai solusi 2018/2019. Teknik pengambilan sampel
pemecahan masalah lingkungan yang dihadapi menggunakan sampling bertujuan khusus
oleh warga seputar sekolah (Kementrian (purposive sampling non peluang).
lingkungan hidup, 2012:5). Teknik pengambilan data
Hasil studi terdahulu menunjukkan menggunakan wawancara, observasi,
bahwa pengetahuan dan implementasi konsep kuesioner dan dokumentasi. Instrumen yang
Green School oleh siswa berada pada kategori digunakan pada penelitian berupa lembar
baik (79,4% dan 68,2%). Program Green School kuesioner, lembar observasi, dan pedoman
di SDN Lalareun cukup berpengaruh untuk wawancara. Kuesioner diberikan pada peserta
meningkatkan rasa bahagia siswa selama di didik guna mencari informasi data tentang
sekolah (62,9%). Sementara itu, program Green sikap peduli lingkungan.
School berpengaruh terhadap sikap pro Teknik analisis data yang digunakan
lingkungan siswa (74,5%) dengan hal tersebut dalam penelitian ini adalah uji perbedaan rata-
dapat dikatakan bahwa siswa memiliki sikap rata. Teknik pengujiannya dengan
pro-lingkungan pada kategori baik (Bantani menggunakan uji-t dua sampel independen
dan Srinovita, 2014:17). dan data dianggap skala interval. Uji-t
Sehubungan dengan penjelasan diatas, dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
maka diperlukan penelitian terkait perbedaan sikap peduli lingkungan antara
implementasi green school terhadap sikap peduli sekolah green school dan sekolah non green
lingkungan sehingga dengan dibiasakan school. Pengujian uji-t mensyaratkan bahwa
menjaga kebersihan dan mencintai lingkungan kedua sekolah berasal dari populasi
di sekolah, diharapkan dapat membentuk berdistribusi normal dan memiliki variansi
sikap yang kuat terhadap peduli lingkungan yang homogen. Oleh karena itu, sebelum
yang kemudian terbawa dan diaplikasikan melakukan uji-t terlebih dahulu melakukan uji
dalam kehidupan peserta didik dimana mereka normalitas dan uji homogenitas.
tinggal. Green school diharapkan agar bisa
memberi kesadaran masyarakat akan HASIL DAN PEMBAHASAN
pentingnya menjaga dan melestarikan Hasil Uji Normalitas
lingkungan serta semakin aktif dalam upaya- Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
upaya pelestarian lingkungan. No Sekolah Sig Keterangan
1 Sekolah Program 0,200 Normal
Green School
METODE
2 Sekolah Non 0,200 Normal
Program Green School
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (85)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa hasil rata-rata jawaban kuesioner sekolah non
data sekolah yang mengimplementasikan green school sebesar 45,53, sehingga mengalami
program green school dan sekolah non program selisih rata-rata sebesar 4,94. Hal ini
green school memiliki nilai sig > 0,05, maka menunjukkan terdapat perbedaan sikap peduli
dapat disimpulkan data kedua sekolah tersebut lingkungan yaitu peserta didik di sekolah green
berdistribusi normal. school lebih tinggi dibandingkan dengan peserta
didik sekolah non green school. Hasil penelitian
Hasil Uji Homogenitas ini serupa dengan hasil penelitian Ozsoy
Tabel 3 Hasil Uji Homogenitas (2012) yaitu terdapat perbedaan signifikan
Sig Keterangan antara sekolah eco school dan non eco school.
Angket
0.818 Homogen
Syofnelli (2016), juga menemukan bahwa
dalam pengelolaan sekolah adiwiyata dan
Berdasarkan hasil perhitungan uji
sekolah non adiwiyata terdapat perbedaan yang
homogenitas variabel penelitian diketahui nilai
signifikan tentang pengetahuan, perilaku serta
signifikan sebesar 0,818. Yang artinya nilai
keterampilan peserta didik SMK Kabupaten
signifikan kedua data lebih besar dari 5% (sig
Pelalawan
> 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa data
Sikap peduli lingkungan peserta didik
tersebut memiliki varians yang homogen dan
diukur dengan kuesioner bermodifikasi skala
memenuhi syarat untuk dianalisis.
likert. Hasil sikap peduli lingkungan peserta
didik di sekolah green school dan sekolah non
Hasil Uji Independent Sample T-Test
green school dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1 Hasil Uji Independent Sample T-Test
Variabel Identifikasi t-test for Equality Tabel 6 Hasil Sikap Peduli Lingkungan Peserta
yang diuji variansi data of Means
Didik di Sekolah Green School dan Sekolah Non
thitung ttabel Df
Green School
Sikap Equal 5.020 2.002 58
Green Non Green
peduli variances No Parameter
School School
lingkungan assumed
1 Mean 50.47 45.53
2 Median 51.00 45.00
Hasil perhitungan melalui uji-t 3 Mode 52 45
(independent sample t-test) memperlihatkan 4 Std. Deviasi 3.902 4.167
bahwa terdapat perbedaan sikap peduli 5 Minimum 42 36
6 Maksimum 60 52
lingkungan antara peserta didik sekolah green
school maupun sekolah non green school. Hal
Berdasarkan hasil perhitungan pada
tersebut dilihat dari nilai thitung > ttabel, maka Ha
data sekolah green school didapat skor rerata =
diterima dan Ho ditolak. Nilai thitung adalah
50.47, nilai tengah = 51.00, simpangan baku =
5.020 yang memiliki arti thitung > ttabel (2.002)
3.902, mode = 52, nilai minimum = 42, dan
sehingga Ha diterima ada perbedaan sikap
nilai maksimum = 60. Sedangkan hasil
peduli lingkungan peserta didik antara sekolah
perhitungan pada data sekolah non green school
green school dan sekolah non green school. Selain
didapat, skor rerata = 45.53, nilai tengah = 45,
itu, pada hasil rata-rata kuesioner yang
simpangan baku = 4.167, mode = 45, nilai
diberikan pada sekolah green school maupun
minimum = 36, dan nilai maksimum = 52.
sekolah non green school menunjukkan
Distribusi frekuensi sekolah green school
perbedaan sikap peduli lingkungan peserta
dan sekolah non green school dapat digambarkan
didik. Hasil rata-rata jawaban kuesioner
dalam histogram dibawah ini :
sekolah green school sebesar 50,47 sedangkan

Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)


Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (86)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

30

25

20

Frekuensi
15
Green School
10 Non Green School

0
15 -30 31-45 46-60
Kelas Interval

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Item Sekolah Green School dan Sekolah Non Green School

Dari gambar diatas terlihat bahwa meningkatkan rasa bahagia siswa selama di
sikap peduli lingkungan peserta didik kedua sekolah (62,9%). Sementara itu, program green
sekolah tersebut berbeda secara nyata. Hal ini school berpengaruh terhadap sikap pro
ditunjukkan dari hasil penelitian yang lingkungan siswa (74,5%) dengan hal tersebut
menyatakan bahwa sekolah yang dapat dikatakan bahwa siswa memiliki sikap
mengimplementasikan program green school pro-lingkungan pada kategori baik. Penelitian
lebih baik dari pada sekolah non program green Sumarlin, Rachmawati, dan Suratman
school. Hasil analisis pada data sekolah yang (2013:46) juga menunjukkan bahwa persepsi
mengimplementasikan program green school dan kepedulian lingkungan peserta didik
didapat jumlah sampel yang valid 30 dan terhadap pengelolaan lingkungan sekolah pada
frekuensi sikap peduli lingkungan bagi sekolah sekolah adiwiyata lebih tinggi dibandingkan
yang menerapkan green school mayoritas dengan sekolah non adiwiyata. Spinola
terletak pada interval 46-60 sebanyak 28 (2015:401) juga menemukan bahwa
peserta didik (93.3%) sehingga dapat dikatakan pengetahuan lingkungan siswa eco school sedikit
peserta didik kelas VII SMP N 14 Tegal lebih tinggi dari pada siswa non eco school tetapi
memiliki sikap peduli lingkungan yang tinggi tidak berbeda secara signifikan.
atau baik. Hasil perhitungan data sekolah non Tingkat sikap peduli lingkungan
green school didapat jumlah sampel yang valid dilihat dari persentasi tiap-tiap indikator antara
30 dan frekuensi item sekolah non program peserta didik sekolah green school dan peserta
green school mayoritas terletak pada interval 31 didik sekolah non green school. Secara umum,
– 45 sebanyak 16 peserta didik (53%) sehingga persentasi jawaban dari kedua jenis sekolah
dapat dikatakan peserta didik kelas VII SMP N berbeda secara nyata. Indikator tanggung
1 Ketanggungan memiliki sikap peduli jawab terhadap lingkungan mendapatkan
lingkungan yang sedang. jawaban sebanyak 76,30%. Hasil observasi
Penelitian ini sejalan dengan Bantani dan pada indikator sikap tanggung jawab peserta
Srinovita (2014) yang menunjukkan bahwa didik sekolah green school yang tinggi
pengetahuan dan implementasi konsep green dikarenakan sekolah memberikan kebijakan
school oleh siswa berada pada kategori baik yang menyatakan semua peserta didik wajib
(79,4% dan 68,2%). Program green school di untuk menjaga ruang kelas serta menjaga
SDN Lalareun cukup berpengaruh untuk taman yang berada didepan kelas, sebab
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (87)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

disekolah tersebut tidak terdapat petugas didik sekolah non green school karena peserta
kebersihan. Sementara itu, pada sekolah non didik berlaku berlebihan dalam penggunaan
green school sebanyak 72,44%. Rendahnya hasil SDA. Peserta didik mengambil air terlalu
indikator tersebut pada sekolah non green school banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
dapat dilihat dari hasil observasi yang Saat siang hari, peserta didik membiarkan
menunjukkan bahwa peserta didik di sekolah lampu menyala diruang kelas. Sikap tersebut
non green school kurang bertanggung jawab tidak sesuai dengan pendapat Otto
dengan lingkungannya. Beberapa peserta didik Soemarwoto (2008:192) yang menjelaskan
bermain di taman dan memetik serta mencabut bahwa permasalahan yang dihadapi manusia
tanaman untuk kegiatan yang tidak perlu. bukanlah memakai atau tidak memakai SDA
Indikator menghargai kesehatan dan akan tetapi menggunakan SDA secara
kebersihan lingkungan persentasi peserta didik proporsional atau bijaksana. Berdasarkan
sekolah green school mendapat jawaban penjelasan Otto Soemarwoto (2008), dapat
sebanyak 74,48%. Observasi dilakukan untuk dipahami bahwa peserta didik diperbolehkan
mengetahui tingginya indikator sikap menggunakan air dan lampu, akan tetapi
menghargai kesehatan dan kebersihan peserta peserta didik harus menggunakannya dengan
didik di sekolah green school. Hasil observasi secara bijaksana.
menunjukkan bahwa sekolah green school Dari hasil persentasi per indikator
terdapat sarana yang mendukung ramah sikap peduli lingkungan, terlihat bahwa sikap
lingkungan, mulai dari peningkatan kualitas peduli lingkungan peserta didik sekolah green
pelayanan kantin dan berbagai pemeliharaan school lebih tinggi dibanding peserta didik
kebersihan dalam fasilitas sanitasi sekolah. sekolah non green school. Ini dikarenakan
Sekolah non green school mendapatkan skor peserta didik sekolah green school mendapatkan
sebesar 71,61%. Rendahnya hasil indikator pendidikan lingkungan melalui green school.
menghargai kesehatan dan kebersihan pada Tujuan pendidikan lingkungan yaitu untuk
sekolah non green school dapat dilihat pada hasil mendidik anak-anak agar melek (literate)
observasi yang menyatakan bahwa peserta lingkungan (Ozsoy, Ertepinar, dan Saglam
didik kurang menghargai kesehatan dan 2012:19). Orang yang memiliki literasi
kebersihan yang ada di lingkungannya. Peserta lingkungan pasti memiliki sikap peduli
didik membuang sampah tidak pada terhadap lingkungan.
tempatnya, lantai terlihat berdebu dan banyak Implementasi green school yang sangat
sampah kertas, dan dilaci meja peserta didik baik akan membuahkan hasil hingga tingkat
banyak sampah plastik makanan, rautan pensil tertinggi yaitu sekolah adiwiyata. Penghargaan
dan sampah kertas. tersebut menjadikan motivasi sekolah untuk
Indikator bijaksana dalam berlomba-lomba menjadi lebih baik dan
menggunakan SDA persentasi peserta didik konsisten dengan sikap peduli lingkungan.
sekolah green school menjawab sebesar 80,21%. Berdasarkan penelitian dari wawancara dan
Tingginya hasil indikator tersebut di sekolah observasi serta dokumentasi, implementasi
green school karena disekitar sekolah terdapat green school di SMP Negeri 14 Kota Tegal
beberapa poster ajakan untuk menghemat air mengacu pada empat aspek yang dapat
dan listrik sehingga dapat dikatakan bahwa mendukung keterlaksanaannya program
peserta didik memiliki sikap bijaksana dalam seperti yang dikemukakan Hafidhoh dan
menggunakan SDA. Indikator bijaksana dalam Sholeh (2015:17) yaitu aspek kebijakan
menggunakan SDA yang dijawab peserta didik berwawasan lingkungan, aspek kurikulum
sekolah non green school sebesar 60,86%. Hasil berbasis lingkungan, aspek lingkungan berbasis
observasi menunjukkan rendahnya indikator partisipatif, aspek sarana dan pendukung
bijaksana dalam menggunakan SDA peserta ramah lingkungan. Pihak SMP N 14 Tegal
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (88)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

mengimplementasikan kebijakan terkait green adalah kurikulum 2013, sehingga SMP N 14


school dan mensosialisasikannya kepada Tegal telah melaksanakan kurikulum berbasis
peserta didik. Sosialisasi green school dilakukan lingkungan yang diintegrasikan dalam
ke seluruh peserta didik dalam mata pelajaran kurikulum 2013. Kebijakan tersebut juga
terutama pelajaran IPA. Dalam pelaksanaan terapkan di SMP N 14 Tegal. SMP N 14 Tegal
green school, seluruh warga sekolah selalu mengimplementasikan kurikulum berwawasan
bersinergi terutama guru mengingatkan peserta lingkungan secara integratik (integrated
didik agar selalu peduli lingkungan. curriculum). Maksudnya adalah pendidikan
Berikut aspek yang dapat lingkungan hidup selalu disisipkan dalam
mendukung keterlaksanaannya program green setiap mata pelajaranlain. Dalam
school di SMP Negeri 14 Kota Tegal : pembelajarannya guru mengangkat tema atau
a. Aspek kebijakan berwawasan lingkungan. nilai cinta terhadap lingkungan yang
Implementasi green school disesuaikan dengan Kompetensi Dasar setiap
memerlukan pengelolaan yang baik dan peran mata pelajaran.
serta seluruh warga sekolah. Sekolah dituntut Implementasi kurikulum berwawasan
untuk dapat mengembangkan kebijakan lingkungan lingkungan SMP Negeri 14 Kota
inovatif yang berkaitan dengan pengelolaan Tegal adalah sebagai berikut :
lingkungan hidup di sekolah. Perumusan 1). Rencana program pembelaharan
kebijakan berwawasan lingkungan di SMP N tercantum adanya materi peduli
14 Tegal merupakan hasil kerjasama dari lingkungan.
berbagai elemen sekolah baik dari kerjasama 2). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, menggunakan lingkungan sekolah sebagai
pengendali mutu, dan komite sekolah. sumber belajar seperti kolam ikan, kebun
Kebijakan khusus yang terkait dengan sekolah, dan taman kelas.
kebijakan berwawasan lingkungan adalah: 1) c. Aspek lingkungan berbasis partisipatif.
Kebijakan mengenai alokasi dana untuk SMP N 14 Tegal senantiasa
pengelolaan program green school; 2) mengadakan berbagai kegiatan dalam upaya
memasukkan visi dan misi serta tujuan sekolah melindungi, mengelola, dan mengatasi
yang berwawasan lingkungan; 3) permasalahan lingkungan. Sekolah menyadari
mengintegrasikan kurikulum pendidikan kegiatan perlindungan dan pengelolaan tidak
lingkungan pada semua mata pelajaran dapat dilaksanakan tanpa adanya peran serta
terutama pelajaran ilmu pengetahuan alam; 4) warga sekolah, instansi dan organisasi lain,
kebijakan yang berisi peraturan atau tata tertib maka SMP N 14 Tegal melakukan kegiatan
untuk menjaga lingkungan. Berdasarkan hasil lingkungan berbasis partisipatif. Kegiatan ini
observasi peneliti, disetiap sudut sekolah dilakukan SMP N 14 Tegal dengan cara 1)
terdapat peraturan mengenai kebijakan seperti memelihara gedung dan fasilitas dengan baik;
dilarang merokok disekitar sekolah, 2) memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah
mengurangi intensitas penggunaan lampu sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan
listrik, merawat tumbuhan sekitar, membuang pengelolaan lingkungan hidup seperti adanya
sampah pada tenpatnya. taman sekolah, kebun tanaman obat,
b. Aspek kurikulum berbasis lingkungan. hidroponik, dan kolam ikan; 3) mengadakan
Sekolah yang peduli lingkungan, program upaya perlindungan dan pengelolaan
tentunya harus pula diimbangi dengan lingkungan hidup, kegiatannya berupa
wawasan mengenai lingkungan. Salah satu pengurangan sampah plastik dengan cara
cara meningkatkan wawasan tersebut adalah peserta didik membawa peralatan makan
dengan melaksanakan kurikulum berbasis sendiri dari rumah.
lingkungan. Kurikulum yang dipakai saat ini
Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)
Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (89)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

d. Aspek sarana pendukung ramah SIMPULAN


lingkungan Adapun simpulan penelitian
Ketersediaan sarana dalam rangka implementasi green school terhadap sikap peduli
mewujudkan sekolah peduli terhadap lingkungan yaitu terdapat perbedaan sikap
lingkungan sangat penting. Dengan memiliki peduli lingkungan peserta didik antara sekolah
sarana yang ramah lingkungan, maka sekolah green school dan sekolah non green school.
dapat mengatasi permasalahan lingkungan Implementasi green school di SMP N 14 Tegal
yang menjadu isu yang sedang berkembang sudah baik karena mengacu pada empat aspek
disekolah. Untuk mencapai tujuan mengatasi yang dapat mendukung keterlaksanaan
permasalahan tersebut, tentunya diperlukan program green school yaitu kebijakan,
sebuah proses pengelolaan. Di SMP N 14 kurikulum berbasis lingkungan, lingkungan
Tegal saat ini sudah tersedua beberapa macam berbasis partisipatif, dan sarana pendukung
sarana ramah lingkungan baik untuk ramah lingkungan.
mengatasi permasalahan maupun untuk
menunjang pembelajaran. Adapun DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan sarana pendukung ramah Afandi, Rifki. (2013). Integrasi Pendidikan
lingkungan yang dilakukan oleh SMP N 14 Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran
Tegal yaitu memanfaatkan lahan sekolah IPS di Sekolah Dasar sebagai Alternatif
sebagai tempat kegiatan belajar mengajar dan Menciptakan Sekolah Hijau. Jurnal
laboratorium hidup, pengelolaan air dan listrik Pedagogia. 2 (1), 98-106
secara efisien, pengelolaan pelayanan kantin Aminrad Z, ZakariyaSZBS, Hadi AS, Sakari M.
sekolah dengan melarang menjual makanan (2013). Relationship between awareness,
berbahan pengawet kimia, dan pemeliharaan knowledge and attitudes towards
kebersihan kamar mandi. environmental education among
Semua aspek diatas yang telah secondary school students in Malaysia.
dilaksanakan oleh SMP N 14 Tegal bersifat World Applied Sciences Journal. 22(9),
partisipatif dan berkelanjutan. Hal ini 1326-1333
dibuktikan dalam pelaksanaan kegiatan Bantani, M Syafi’ie., Srinovita, Yulya. (2018).
tersebut melibatkan semua warga sekolah Pengaruh Program Green School
tanpa terkecuali. Semua warga sekolah wajib Terhadap Motivasi Belajar, Tingkat
melaksanakan dan mentaati kebijakan- Kebahagian Siswa Di Sekolah, dan Sikap
kebijakan yang dibuat oleh SMP N 14 Tegal. Pro Lingkungan Serta Evaluasi
Dengan implementasi green school sebagai Penerapannya (Studi Kasus pada SDN
upaya untuk menumbuhkan sikap peduli Lalareun, Sekolah Dampingan Dompet
terhadap lingkungan dan menjaga lingkungan Dhuafa – PT. PGE). 1-19
hidup sehingga memberikan dampak edukasi BPS-Statistics Indonesia. 2016. Statistik
secara langsung bagi peserta didik kemudian Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta :
terbawa dan diaplikasikan dalam kehidupan di BPS-Statistics Indonesia
masyarakat dimana mereka tinggal sehingga Crowe, JL. (2013). Transforming environmental
diharapkan bisa membawa perubahan pada attitudes and behaviors through eco-
cara pandang, sikap dan kesadaran masyarakat spirituality and religion. International
akan pentingnya menjaga serta melestarikan Electronic Journal of Environmental
lingkungan hidup, sehingga peserta didik Education. 3(1), 75-88
semakin aktif dalam upaya-upaya pelestarian Eddy, Karden. (2013). Pengelolaan Lingkungan
lingkungan. Hidup. Jakarta: Djambatan Anggota Ikapi
Fah LY & Sirisena A. (2014). Relationship
Between The Knowledge, Attitude,

Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)


Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti, 5 (2), Juli 2021- (90)
Salsabilia Jannati, Purwo Susongko, Mobinta Kusuma

Behavior Dimension of Environmental perilaku dan keterampilan siswa dan guru.


Literacy: A Structural Equation Modeling International Journal of Scientific and
Approach using smartPLS. Jurnal Pemikir Research Publicayions. 2(11):1-3
Pendidikan.5, 199-144 Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Panduan
Gosh, K. (2014). Environmental Awareness Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya
among Secondary School Students of Lingkungan. Jakarta : Kementrian
Colaghat District in The State of Assam Lingkungan Hidup
and Their Attitude towards Environmental Ozsoy S, Ertepinar H, Saglam N. 2012. Can eco-
Education. IOSR Journal Of Hummanities school improve elementary school
and Social Science. 19(3), 30-34 students environmental literacy levels?
Hafidhoh, Nur., Sholeh, Muh. (2015). Asia-Pacific Forum on Science Learning
Implementasi Pelaksanaan Program Green and Teaching. 13,1-25
School Di Smp Negeri 1 Kudus. Jurnal
Edu Geography. 3(6), 16-22
Hamzah, S. 2013. Pendidikan Lingkungan.
Bandung: PT. Refika Aditama
Harju-Autti, P., & Kokki nen, E. (2014). A Novel
Environmental Awareness Index
Measured Cross Nationally For Fifty
Seven Countries. Universal Journal of
Environmental Research & Technology,
4(4), 178-198
Mishra SK. 2012. Environmental awareness
among senior cecondary students of
Maheswar and Mandleshwar, Dist-
Kargone (M.P). International Journal of
Scientific and Research Publications.
2(11), 1-3
Spinola H. (2015). Environmental literacy
comparison between students taught in
Eco-schools and ordinary schools in the
Madeira Island region of Portugal. Science
Education International. 26(3):392-413
Sriyanto .(2015). Kondisi Lingkungan Hidup di
Jawa Tengah dan Prospek Pembangunan
ke Depan. Jurnal Geografi. 2 (4),107-103
Sumarlin, Rachmawati, R., Suratman. (2013).
Persepsi dan kepedulian siswa terhadap
pengelolaan lingkungan sekolah melalui
program adiwiyata. Majalah Geografi
Indonesia. 27(1), 38-55
Susongko, Purwo. 2019. Aplikasi Model Rasch
Dalam Pengukuran Pendidikan Berbasis
Program R. Tegal : Badan Penerbit
Universitas Pancasakti Tegal
Syoffnelli, Saam Z., Thamrin. (2016). Pengaruh
program adiwiyata terhadap pengetahuan

Copyright ©2017, JPMP, ISSN 2597-7024 (Print), ISSN 2597-9582 (Online)

You might also like