You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah Domestik terhadap Tingkat


Kekeruhan dan Kadar Escherichiacolidalam Air Tanah di Perumnas
Gunung Kota Cirebon

Anisa Nur Fitri Setiarini*), Mursid Rahardjo**), Onny Setiani**)


*)Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan, FKM UNDIP Semarang
**)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan, FKM UNDIP Semarang
e-mail: nisasetiarini@gmail.com

ABSTRACT

The dominant resources of water contamination in Cirebon are come from


domestic activities which potentially caused an impact of groundwater. Rinjani
WWTP (Wastewater Treatment Plan) is the one which serving the wastewater
treatment in Perumnas Gunung, Cirebon. The purpose of this research are to
determine the performance of domestic wastewater management towards the
level of turbidity and Escherichia coli on ground water at Perumnas Gunung,
Cirebon. Type of the research is observational using qualitative and quantitative
analysis with cross sectional research methods. A qualitative samples are the
employees of Wastewater division while the quantitative samples are 30 of wells
water at Perumnas Gunung. The research results show that there are some lacks
on the aspects of wastewater management, i.e., technically operational,
institutional, financing, regulation, and public participation. WWTP effectiveness
in reducing NH3 parameter rated as very effective while BOD, COD, NO3-, and
TSS parameter considered less effective. Correlation test shows that there is no
relationship between the range of sewerage with the well towards the turbidity
level of groundwater (p value=0,147), otherwise there is a relationship between
the range of sewerage with the well towards the amount of E.coli on groundwater
(p value=0,002). Regression test shows that there is no effect between the range
of sewerage with the well towards the amount of E.coli on groundwater (p value =
0,080). The conclusion of this research is that turbiditty level on the researched
sample, about 100% samples still meet the quality standards. However, it was
found the existence of groundwater contamination by E. coli on 40% sample. It is
important to be aware as a result of waste water seepage from sewerage which
contaminate the surrounding ground water

Keywords: waste water management, E.coli, turbidity, WWTP Cirebon

PENDAHULUAN energi, dan/atau komponen lain ke dalam


lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
Pencemaran air adalah suatu sehingga melampaui baku mutu
perubahan keadaan di suatu tempat lingkungan hidup yang telah ditetapkan.1
penampungan air seperti danau, sungai, Sesuai dengan Peraturan
lautan dan air tanah akibat aktivitas Pemerintah No. 122 tahun 2015 tentang
manusia. Dalam Undang - undang No 32 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan untuk mencegah pencemaran air baku
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada dan menjamin keberlanjutann fungsi
Pasal 1 angka 14, pencemaran penyediaan air minum, maka
lingkungan hidup adalah masuk atau penyelenggaraan SPAM harus
dimasukkannya makhluk hidup, zat,

119
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dilaksanakan secara terpadu dengan greywater tetapi juga blackwater yang


penyelenggaraan sanitasi yang meliputi mengandung feses.4
penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Air limbah yang keruh dan
Limbah (SPAL) dan pengelolaan sampah. mengandung E.coli dialirkan melalui
Pengelolaan air limbah domestik di Kota saluran panjang yang terhubung pada
Cirebon ditangani oleh Perusahaan setiap persil di Perumnas Gunung.
Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon.2 Apabila terjadi kebocoran pada saluran air
IPAL Rinjani merupakan salah satu limbah, air limbah yang keruh dan
IPAL yang ditangani oleh PDAM Kota mengandung E.coli tersebut dapat
Cirebon.IPAL Rinjani melayani merembes ke dalam tanah. Hal itu akan
masyarakat Perumnas gunung dengan berpotensi menimbulkan pencemaran air
jumlah pelanggan 4738 SR dengan luas tanah di sekitarnya. Dengan demikian,
area cakupan 178,84 Ha. Jumlah air pemeriksaan parameter kualitas air
limbah domestik yang terolah yaitu terhadap air tanah di sekitar saluran air
sebanyak 1728 m3/hari.3 limbah dapat menjadi salah satu acuan
Berdasarkan hasil observasi awal, untuk mengetahui adanya pencemaran
diketahui bahwa pengoperasian sistem akibat rembesan air limbah dari SPAL.
pemompaan air limbah di IPAL Rinjani Hasil pemeriksaan sampel effluent
tidak dilakukan secara kontinyu, terdapat air limbah di IPAL Rinjani pada bulan Juni
penyadapan air limbah dari IPAL Rinjani 2015 memberikan hasil yaitu pH 8,79,
untuk keperluan pengairan sawah yang COD 148 mg/L, BOD 40,2 mg/L, NH3 0,4
terdapat di sekitar IPAL, nampak juga mg/L, NO3- 42 mg/L, dan TSS 73 mg/L.
adanya sampah seperti batang pohon Sedangkan menurut Peraturan Menteri
pisang pada pintu outlet kolam maturasi, Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.
sampah juga ditemukan di dalam sumur 5 Tahun 2014, baku mutu untuk air limbah
pengumpul yang terbawa oleh aliran air yaitu pH 6-7, COD 100 mg/L, BOD 100
limbah dalam saluran. Sampah yang mg/L, NH3 5 mg/L, NO3- 20 mg/L, dan TSS
masuk ke dalam saluran air limbah juga 100 mg/L. Dengan membandingkan
berpotensi menjadi sumbatan dalam antara hasil pemeriksaan dengan baku
saluran yang berakibat meluapnya air mutu yang ditetapkan dapat diketahui
limbah dari saluran yang tersumbat, bahwa beberapa parameter masih berada
diantaranya seperti yang terjadi di Jalan di atas bak mutu dan belum aman untuk
Gn. Tampomas dan Jalan Gn. Lawu. dibuang ke badan air.
Hasil pemeriksaan sampel influent
air limbah di IPAL Rinjani pada bulan
Februari 2015 memberikan hasil yaitu MATERI DAN METODE
parameter TSS yang mencapai nilai
sebesar 394 mg/L. Hal tersebut berarti Jenis penelitian ini yaitu
parameter TSS masih melebihi baku mutu observasional menggunakan analisa
yang ditetapkan (100 mg/L). Selain itu, kualitatif dan kuantitatif dengan metode
nilai TSS sebesar 394 mg/L termasuk pendekatan cross sectional. Sampel untuk
kedalam konsentrasi kuat. TSS data kualitatif adalah pegawai Bagian Air
merupakan salah satu faktor yang Limbah. Sedangkan sampel untuk data
mempengaruhi tingkat kekeruhan air kuantitatif yaitu air sumur di Perumnas
limbah. Gunung dengan jumlah sampel sebanyak
Hasil penelitian tahun 2013, 30 sampel air tanah. Data kuantitatif
diketahui bahwa air limbah domestik yang diolah dengan menggunakan software
dialirkan ke IPAL Rinjani positif komputer.
mengandung bakteri E.coli. Hal ini Sumber data dalam penelitian ini
berkaitan dengan karakteristik air limbah yaitu data primer yang berasal dari hasil
yang dialirkan ke IPAL Rinjani. Air limbah observasi, wawancara, pemeriksaan
yang dialirkan ke IPAL Rinjani tidak hanya laboratorium, pengukuran jarak, serta

120
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

penentuan koordinat lokasi pengambilan Wilayah, Direktorat Jenderal Tata


sampel. Sedangkan data sekunder yaitu Perkotaan dan Tata Perdesaan.5
dokumen dari Bagian Air Limbah serta
berbagai rujukan dari buku, jurnal, dan WALIKOTA

internet. DEWAN
PENGAWAS

HASIL DAN PEMBAHASAN DIREKTUR UTAMA

Sumber dan Karaketristik Air Limbah


SATUAN
Air limbah yang diolah di IPAL PENGAWASA TENAGA
SATUAN
PENELITIAN &

Rinjani berasal dari Perumnas Gunungdari N INTERN AHLI PENGEMBANGAN

kegiatan pada rumah tangga, perniagaan,


sekolah, serta rumah makan. Karakteristik DIREKTUR UMUM DIREKTUR TEKNIK

air limbah yang diolah dapat diketahui


melalui pemeriksaan laboratorium. Berikut BAGIAN BAGIAN
ini merupakan hasil pemeriksaan air
• UMUM • PERWASTEK
limbah oleh PDAM Kota Cirebon periode • KEPEGAWAIAN • PRODUKSI
• • DISTRIBUSI & METER
Januari hingga September tahun 2015 di •
PELAYANAN LANGGANAN
KEUANGAN AIR
• AIR LIMBAH
IPAL Rinjani, Perumnas Gunung.
Gambar 1.Struktur Organisasi PDAMKota Cirebon

Teknis pengelolaan air limbah


ditangani oleh Bagian Air Limbah dengan
pimpinan tertinggi dijabat oleh seorang
Kepala Bagian. Pegawai di Bagian Air
Tabel 1. Karakteristik air limbah yang diolah di IPAL Rinjani (inlet)
Limbahterdiri dari 18 orang pegawai.
Bulan ke-1 Berdasarkan keterangan dari pihak
Baku
Parameter
Mutu
1 2 3 4 6 Bagian Air Limbah, dengan 18 orang
pH 7,17 7,15 7,43 7,45 7,24 6-9 pegawai tersebut masih belum mampu
COD
148 152 139 145 190 100
menangani pengelolaan air limbah secara
(mg/L) efektif.Permasalahantersebut berdampak
BOD terutama dalam pelaksanaan tugas di
13 30 75 80 91,8 100
(mg/L)
NH3 78,5
lapangan. Misalnya, pada saat
3,98 1,72 2,55 8 5
(mg/L) pelaksanaan monitoring di lapangan.
NO3-
3,40 3,20 3,40
17,2
33 20
Luasnya wilayah cakupan tidak sebanding
(mg/L)
dengan jumlah pegawai yang ada.
TSS
(mg/L)
210 394 152 85 75 100 Perangkat sistem institusi atau
Ket: pada bulan Mei, Juli, Agustus, dan September pelaksanaan lembaga pengelola diperlukan agar
pengambilan sampel outlet tidak dapat dilakukan karena air limbah sarana pengolahan air limbah yang
tidak melimpas ke outlet
dibangun dapat berfungsi dan beroperasi.
Aspek Kelembagaan Lembaga pengelola tersebut akan
Lembaga pengelola sarana berfungsi sebagai pelaksana dan
pengolahan air limbah domestik di Kota pengelola kegiatan operasional,
Cirebon berada dibawah kewenangan pemeliharaan, penarikan biaya retribusi,
PDAM Kota Cirebon. Ketentuan tersebut rehabilitasi, dan pengembangan sarana,
berlaku sejak diterbitkannya Peraturan yang didukung oleh peraturan daerah
Daerah Kota Cirebon Nomor 9 Tahun setempat.6
1994. Hal ini sejalan dengan ketentuan
dalam pedoman pengelolaan air limbah Aspek Peraturan
perkotaan yang diterbitkan oleh Sendi-sendi kehidupan dalam
Departemen Permukiman dan Prasarana bernegara bertumpu pada hukum yang
berlaku. Begitu pula terkait pengelolaan

121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

air limbah yang membutuhkan kekuatan pengolahan air limbah dan ketertiban
berupa dasar hukum. Beberapa jenis masyarakat.
peraturan diperlukan terutama dalam
pembentukan organisasi, tata cara Aspek Teknis Operasional
penyelenggaraan pengelolaan air limbah, Sistem pengelolaan air limbah
penentuan besaran tarif jasa atau terpusat dilakukan dengan cara
retribusi, ketertiban masyarakat, dan lain menyalurkan air limbah dari persil yang
sebagainya.6 berupa grey water dan black water
Aspek peraturan yang melandasi langsung ke bak kontrol, yang selanjutnya
dan mendukung berbagai hal tentang dengan memanfaatkan jaringan air limbah
pentingnya melakukan pengelolaan tertutup (riool), air limbah mengalir secara
terhadap air limbah. gravitasi ke stasiun pompa/sumur
1. Kebijakan Daerah pengumpul. Air yang masuk ke dalam
1) Perda Kota Cirebon no 9 Tahun sumur pengumpul kemudian dipompa, lalu
1994 yang antara lain mengatur diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah.
tentang pengalihan tugas Pada stasiun pompa di Perumnas Gunung
pengelolaan air limbah ke PDAM terdapat 2 buah pompa dengan kapasitas
2) Perda Kota Cirebon no 10 tahun pompa 40 Liter/detik dan 20 Liter/detik.
2012 tentang Pelayanan Pengolahan air limbah di Perumnas
Perusahaan Daerah Air Minum Gunung dilakukan melalui proses oksidasi
Kota Cirebon pada IPAL Rinjani. IPAL Rinjani
3) PerwaliKota Cirebon no 16 tahun merupakan kolam-kolam yang diatur
2013 tentang Petunjuk secara seri dengan konsep
Pelaksanaan Perda Kota pengolahannya yaitu memanfaatkan kerja
Cirebonnomor 10 tahun 2012 mikroorganisme antara bakteri dan algae
tentang Pelayanan Perusahaan secara alamiah. Kolam-kolam tersebut
Daerah Air Minum Kota Cirebon terdiri dari kolam anaerobik, kolam
4) Keputusan Walikota Cirebon fakultatif, kolam maturasi I, dan kolam
Nomor 38 tahun 2003 tentang maturasi II. Kualitas air limbah diperiksa
Organisasi dan Tata Kerja oleh Laboratorium PDAM Kota Cirebon.
Perusahaan Daerah Air Minum Kegiatan pemeliharaan yang
Kota Cirebon dilakukan yaitu berupa pembersihan dan
2. Kebijakan Perusahaan perbaikan saluran air limbah, termasuk
a. Keputusan Direksi PDAM perbaikan bak kontrol dan tutup bak
061.1/Kep.39-PDAM/2004 tentang kontrol, pemeliharaan peralatan
Kelengkapan Organisasi dan Tata komponen pompa termasuk pelumas,
Kerja Unsur Pelaksana Tingkat panel-panel listrik serta pembersihan
Seksi dan Sub Seksi PDAM Kota endapan dan sampah di sumur
Cirebon pengumpul dan grit chamber,
b. Keputusan Direksi No.690/Kep.43- sertapembersihan sampah dan scum
PDAM/2014 tentang Penetapan pada area kolam.
Besarnya Biaya Penyedotan dan Kendala terkait aspek teknis
Buangan Lumpur Tinja pada operasional diantaranya yaitu:
PDAM Kota Cirebon 1. Luas branghang berkurang
2. Kawasan IPAL belum steril dari
Berdasarkan ketersedian peraturan aktivitas masyarakat
tersebut, aspek peraturan mengenai 3. Adanya penyadapan air pada kolam
penyelenggaraan pengelolaan air limbah 4. Tanggul yang terdapat diantara kolam
dinilai masih kurang baik. Hal ini anaerob dan kolam fakultatif dijadikan
dikarenakan belum tersedianya peraturan sebagai akses jalan
yang antara lain mengatur tentang
penentuan besaran tarif jasa atau retribusi

122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

5. Pelaksanaan pengurasan air limbah sebagian masyarakat juga ada yang


dari riool dialirkan langsung ke sungai melakukan pembersihan saluran air
tanpa didahului pengolahan. limbah secara swadaya. Hal tersebut
umumnya dilakukan dalam lingkup
Kegiatan pengelolaan air limbah RW.Sedangkan peran serta terhadap
belum berpedoman pada dokumen SOP pembiayaan pengelolaan air limbah belum
(Standard Operational Procedure). Hal ini dapat dilakukan karena belum adanya
disebabkan oleh belum tersedianya suatu penetapan tarif retribusi pengolahan air
SOP yang tertulis dan terperinci sebagai limbah.
pedoman dalam pengelolaan air limbah. Peran serta masyarakat
merupakan faktor penting dalam
Aspek Pembiayaan pelaksanan suatu program atau kegiatan,
Pengelolaan keuangan disatukan yang dalam hal ini merupakan kegiatan
dengan unsur air minum. Rencana pengelolaan air limbah. Peran serta aktif
anggaran selama satu tahun disusun oleh pada tingkat komunitas harus dapat
Kepala Bagian Air Limbah dengan berperan sebagai metode untuk
mempertimbangkan usulan dari Kepala meningkatkan efisiensi dalam program
Seksi Pemeliharaan Saluran dan penyelenggaraan pengelolaan air limbah.
Pembuangan Lumpur (PSPL) serta Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha
Kepala Seksi Pengolahan Air Limbah untuk memberikan penerangan kepada
(PAL). Rencana anggaran tersebut masyarakat terkait pengelolaan air limbah
kemudian diajukan ke Direksi. Penundaan dengan kerja sama dari lintas sektor.6
kegiatan maintenance dapat terjadi akibat
realisasi anggaran yang tidak sesuai Kinerja Pengelolaan Air Limbah
kebutuhan. Kinerja pengelolaan air limbah
Pendapatan yang dihasilkan dapat dinilai berdasarkan efektivitas IPAL
perusahaan dari kegiatan pengelolaan air dalam menurunkan nilai parameter yang
limbah hanya berasal dari pelayanan jasa terkandung dalam air limbah hingga
pembuangan lumpur tinja. Total memenuhi baku mutu yang telah
pendapatan dalam kurun waktu Januari ditentukan. Nilai baku mutu air limbah
hingga September 2015 yang diperoleh telah diatur dalam Peraturan Menteri
adalah sebesar Rp6.345.500,00. Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014.8
Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan Perhitungan nilai efisiensi berikut
untuk satu tahap kegiatan pemeliharaan ini menggunakan data sekunder hasil
saluran air limbah adalah sekitar pemeriksaan air limbah oleh Laboratorium
Rp7.000.000,00. Dengan demikian, Bagian Produksi PDAM Kota Cirebon.
pendapatan yang diperoleh belum mampu
mengembalikan biaya yang dikeluarkan.
Tarif air limbah perlu diberlakukan
guna mencapai target pemulihan biaya
penuh (full cost recovery). Mekanisme
penentuan tarif harus didasarkan pada
asas proporsionalitas kepentingan
masyarakat pelanggan, PDAM selaku
lembaga penyelenggara, dan Pemerintah
Kota selaku pemilik modal PDAM.7
Gambar 2. Grafik penurunan parameter BOD air
Aspek Peranserta Masyarakat limbah
Peran serta masyarakat yaitu
Tabel 1. Efektivitas penurunan BOD air limbah
melakukan pengaduan apabila terjadi Inlet Outlet Removal Efektivitas
Bulan
masalah terkait pengelolaan air limbah ke (mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)
Januari 13 8,60 4,40 33,85
kantor PDAM kota Cirebon. Selain itu, Februari 30 20 10 33,33
Maret 75 85 -10 -13,33

123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

April 80 26 54 67,50
Juni 91,80 40,20 51,60 56,21
Rata-rata 57,96 35,96 22 35,51

Gambar 5. Grafik penurunan parameter NH3 air


limbah

Tabel 4. Efektivitas penurunan NH3 air limbah


Inlet Outlet Removal Efektivitas
Bulan
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)
Gambar 3. Grafik penurunan parameter COD air Januari 3,98 0,22 3,76 94,47
limbah Februari 1,72 0,06 1,66 96,51
Maret 2,55 0,10 2,45 96,08
Tabel 2. Efektivitas penurunan COD air limbah April 78,5 3,30 75,20 95,80
Inlet Outlet Removal Efektivitas Juni 8,00 0,40 7,60 95,00
Bulan Rata-rata 18,95 0,82 18,13 95,57
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)
Januari 148 115 33 22,30
Februari 152 77 75 49,34
Maret 139 109 30 21,58
April 145 76 69 47,59
Juni 190 148 42 22,11
Rata-rata 154,80 105 49,80 32,17

Gambar 6. Grafik penurunan parameter TSS air


limbah

Tabel 5. Efektivitas penurunan TSS air limbah


Inlet Outlet Removal Efektivitas
Gambar 4. Grafik penurunan parameter Nitrat air Bulan
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)
limbah Januari 210 168 42 20
Februari 394 148 246 62,44
Maret 152 83 69 45,39
April 85 81 4 4,71
Juni 75 73 2 2,67
Tabel 3. Efektivitas penurunan nitrat air limbah Rata-rata 183,20 110,60 72,60 27,04
Inlet Outlet Removal Efektivitas
Bulan
(mg/L) (mg/L) (mg/L) (%)
Januari 3,4 2 1,4 41,18
Februari 3,2 2,4 0,8 25 Berdasarkan Grafik dan tabel di
Maret 3,4 3 0,4 11,76 atas, diketahui bahwa rata-rata efisiensi
April 17,2 4,8 12,4 72,09
Juni 33 42 -9 -27,27 penurunan parameter yang terukur seperti
Rata-rata 12,04 10,84 1,20 24,55 BOD, COD, NO3, dan TSS setelah
dilakukan pengolahan adalah berada
dalam rentang 20% < x ≤ 40%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Kolam
Oksidasi Rinjani dinilai kurang efektif
dalam menurunkan kadar BOD COD,
NO3, dan TSS dalam air limbah.

124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Ketidakefektivitasan kinerja IPAL


dalam menurunkan kadar pencemar
dalam air limbah dapat dipengaruhi oleh
terjadinya pendangkalan pada IPAL.
Terjadinya pendangkalan pada kolam
anaerobik akan dapat mengurangi
kapasitas air limbah yang dapat diolah.
Selain itu, pendangkalan pada kolam
anaerobik juga akan berpengaruh pada
proses reduksi kandungan organik oleh
bakteri anaerob sehingga tidak terjadi
secara optimal. Pendangkalan juga dapat Gambar 7. Peta sebaran tingkat kekeruhan pada air
mengurangi waktu tinggal. IPAL Rinjani tanah di Perumnas Gunung
didesain dengan waktu tinggal air limbah
pada kolam adalah selama 7 hari.4
Air tanah memiliki nilai turbiditas
Keberadaan scum pada IPAL juga
(kekeruhan) rendah karena air tanah telah
dapat mengindikasikan bahwa
mengalami proses filtrasi alamiah oleh
mikroorganisme yang berperan dalam
lapisan batuan di bawah permukaan
pengolahan air limbah sudah kurang
tanah.
berfungsi. Selain itu, scum yang terlalu
tebal juga akan mengganggu dalam Tabel 6. Hasil analisis statistik hubungan antara jarak
proses simbiosis antara alga dan bakteri SPAL dengan sumur terhadap tingkat
kekeruhan air tanah
yang memerlukan bantuan sinar matahari
Kekeruhan
dalam menguraikan kandungan organik
air limbah.9 Jarak SPAL
Correlation
-0,271
coefficient
Tingkat Kekeruhan Air Tanah dengan sumur
pvalue 0,147
Air sumur adalah air tanah yang
N 30
diperoleh dari hasil penggalian atau
pengeboran. Air tanah yang diperoleh
pada kedalaman dibawah 30 meter adalah Berdasarkan hasil analisis bivariat,
termasuk dalam air tanah dangkal. Oleh diketahui bahwa tidak ada hubungan
karena itu, akan dengan mudah antara jarak SPAL dengan sumur
mengalami kontaminasi melalui terhadap tingkat kekeruhan air sumur. Hal
rembesan. Umumnya rembesan berasal ini sejalan dengan penelitian Indra (2014)
dari sumber pencemar di sekitar sumur, yang menyatakan bahwa tidak ada
seperti tempat pembuangan sampah, pengaruh antara jarak sumur dengan
sungai, saluran pembuangan air limbah sungai terhadap kualitas fisik yang
(SPAL), dan lain sebagainya.10 meliputi rasa, bau, warna, kekeruhan dan
Hasil pemeriksaan laboratorium TDS.10
terhadap 30 sampel air tanah yang diambil
dari sumur bor di Perumnas Gunung Kadar E.coli dalam Air Tanah
menunjukkan bahwa 100% sampel air Berdasarkan hasil pemeriksaan
yang diperiksa memenuhi syarat kualitas laboratorium pada 30 sampel yang
air bersih sesuai dengan Peraturan diperiksa, 40% sampel (12 sampel air)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia no diketahui mengandung E.coli. Hal tersebut
416 tahun 1990. Tingkat kekeruhan berarti bahwa air sumur tersebut telah
terendah pada sampel air tanah yaitu 0,38 teremar bakteri E.coli. Jumlah koloni E.coli
NTU dan yang tertinggi yaitu 11,4 NTU. yang teridentifikasi yaitu 1 - ≥ 2400/100
mL. Keberadaan bakteri E.coli dalam air
sumur mengakibatkan kualitas air sumur
tersebut tidak sesuai dengan kulaitas air

125
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bersih yang dipersyaratkan dalam Berdasarkan analisis bivariat uji


Permenkes RI No 416 tahun 1990. korelasi diketahui bahwa ada hubungan
antara jarak SPAL dengan sumur
terhadap jumlah E.coli dalam air tanah.
Sedangkan uji regresi menunjukkan tidak
ada pengaruh antara variabel jarak
terhadap jumlah E.coli. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian oleh Agnes,
Saudin, dan Kuswanto (2015) bahwa
variabel yang berhubungan dengan
kualitas bakteriologis air sumur gali yaitu
letak timba dan jamban. Pada penelitian
tersebut, yang dapat menjadi sumber
pencemar yaitu letak timba dan jamban.12
Gambar 8. Peta sebaran kandungan bakteri E. coli
pada air tanah di Perumnas Gunung
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka


Banyak faktor yang mempengaruhi
dapat disimpulkan:
kualitas bakteriologis air tanah,
1. Air Limbah yang dikelola merupakan
diantaranya yaitu jarak sumber pencemar
air kotor yang dihasilkan dari
serta aktivitas industri maupun aktivitas
kegiatan pada rumah tangga,
domestik dengan sumber air. Bakteri yang
perniagaan, sekolah, serta rumah
bersumber dari limbah yang berada di
makan di Perumnas Gunung Kota
dalam tanah tidak dapat berpindah jauh
Cirebon. Karakteristik air limbah yaitu
dengan sendirinya. Bakteri akan
memiliki nilai pH sebesar 7,15 – 7,45
berpindah secara horizontal dan vertikal
(NAB=6-9), COD sebesar 139 – 190
bersama air yang meresap ke dalam
mg/L (NAB=100 mg/L), BOD sebesar
tanah. Jarak perpindahan bakteri dengan
13 – 91,8 mg/L (NAB=100 mg/L),
cara ini bervariasi, tergantung pada
amonia sebesar 1,72 – 78,5 mg/L
berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut
(NAB=5 mg/L), nitrat sebesar 3,2 – 33
yaitu porositas tanah.11
(NAB=20 mg/L), dan TSS sebesar 75
Tabel 7. Hasil analisis statistik hubungan antara jarak
– 394 mg/L (NAB=100 mg/L. Oleh
SPAL dengan sumur terhadap kadar E.coli air karena itu, perlu dilakukan
tanah pengolahan sebelum dibuang ke
Kadar E.coli badan air.
Correlation 2. Penyelenggaraan pengelolaan air
Jarak SPAL -0,549**
coefficient limbah berada di bawah wewenang
dengan sumur PDAM Kota Cirebon dengan unit
pvalue 0,002
pelaksana yaitu Bagian Air Limbah.
N 30
Pada aspek kelembagaan terdapat
kekurangan yaitu kurangnya kuantitas
Tabel 8. Hasil analisis statistik pengaruh jarak SPAL pegawai di Bagian Air Limbah.
dengan sumur terhadap kadar E.coli air tanah
3. Peraturan yang menjadi dasar
Kadar E.coli
penyelenggaraan pengelolaan air
Regression limbah yaitu Peraturan Daerah Kota
Jarak SPAL -40,542
coefficient Cirebon Nomor 10 tahun 2012,
dengan sumur
T -1,816 Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16
tahun 2013, Keputusan Walikota
pvalue 0,080
Cirebon Nomor 38 tahun 2003,
Keputusan Direksi PDAM
061.1/Kep.39-PDAM/2004, serta

126
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Keputusan Direksi No.690/Kep.43- baku mutu, dengan 40% dari sampel


PDAM/2014. Peraturan terkait teridentifikasi adanya cemaran bakteri
penentuan besaran retribusi air E.coli.
limbah dan peraturan terkait 9. Tidak ada hubungan antara jarak
ketertiban masyarakat belum tersedia. SPAL terhadap sumur dengan tingkat
4. Aspek teknis operasional berupa kekeruhan air tanah (p value = 0,147).
kegiatan operasional dan 10. Ada hubungan antara jarak SPAL
pemeliharaan saluran air limbah, dengan sumur terhadap jumlah E.coli
stasiun pompa, dan instalasi air tanah (p value = 0,002). Akan
pengolahan air limbah. Pelaksanaan tetapi, tidak ada pengaruh antara
teknis operasional belum berpedoman jarak SPAL dengan sumur terhadap
pada SOP karena SOP belum jumlah E.coli air tanah (p value =
tersedia. 0,080).
5. Pembiayaan air limbah berasal dari
anggaran tahunan yang ditetapkan Adapun saran yang dapat diberikan dari
oleh Direksi belum mencukupi penelitian ini antara lain:
kebutuhan. Pendapatan dalam kurun 1. Bagi PDAM Kota Cirebon
waktu Januari hingga September a. PDAM Kota Cirebon hendaknya
2015 yang diperoleh dari jasa layanan melakukan penambahan pegawai
oleh Bagian Air Limbah Bagian Air Limbah untuk posisi
(Rp6.345.500,00) belum mampu petugas IPAL. Selain itu, terhadap
mengembalikan biaya pengeluaran (± pegawai yang telah bertugas di
Rp7.000.000,00/tahap maintenance). bagian Air Limbah hendaknya
6. Masyarakat belum dilibatkan terkait diberlakukan pemberian reward
pembiayaan penyelenggaraan bagi pegawai dengan kinerja
pengelolaan air limbah serta terkait terbaik untuk meningkatkan
ketertiban branghang guna keaktifan dan antusiasme
kemudahan dalam inspeksi saluran pegawai dalam berkerja.
air limbah. b. Memperbaiki komunikasi dalam
7. Efektivitas IPAL dalam menurunkan penentuan anggaran terkait
parameter BOD adalah 35,51% pengelolaan air limbah sehingga
dengan rata-rata BOD effluent yaitu anggaran yang ditetapkan dapat
35,96 mg/L (NAB = 100 mg/L), sesuai dengan biaya yang
parameter COD yaitu 32,17% dengan dibutuhkan dalam kegiatan
rata-rata COD effluent yaitu 105 mg/L pengelolaan air limbah.
(NAB = 100 mg/L), parameter NO3- c. Menyusun peraturan terkait
yaitu 24,55% dengan rata-rata NO3- ketentuan biaya retribusi bagi
effluent 10,84 mg/L (NAB = 20 mg/L), pelanggan air limbah dan
parameter NH3 yaitu 95,57% dengan peraturan terkait ketertiban guna
rata-rata NH3 effluent yaitu 0,82 mg/L menunjang pengoptimalan
(NAB = 5 mg/L), dan parameter TSS pengelolaan air limbah.
yaitu 27,04% dengan rata-rata TSS d. Hendaknya menyusun (Standard
effluent yaitu 110,60 mg/L (NAB = Operational Procedure) SOP
100 mg/L). Dengan demikian, kinerja sesuai kebutuhan dan
IPAL dalam menurunkan parameter mengimplementasikannya apabila
BOD, COD, NO3-, dan TSS dinilai telah tersusun, sebagai acuan
kurang efektif (20% < x ≤ 40%). kerja bagi Bagian Air Limbah
Sedangkan penurunan parameter PDAM Kota Cirebon dalam
NH3 dinilai sangat efektif (x > 80%). pelaksanaan teknis pengelolaan
8. Hasil pemeriksaan sampel air tanah air limbah.
diketahui sebesar 100% sampel e. Meningkatkan monitoring dan
memiliki tingkat kekeruhan dibawah evaluasi terkait penyelenggaraan

127
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pengelolaan air limbah, termasuk 6. A. Neolaka. Kesadaran Lingkungan.


pemanfaatan hasil uji laboratorium Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008.
terhadap sampel air limbah
sebagai bahan evaluasi untuk 7. Pemerintah Kota Cirebon. Peraturan
perbaikan kinerja di masa Walikota Cirebon nomor 16 Tahun
mendatang 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2. Bagi Peneliti Lain 2013 tentang Pelayanan Perusahaan
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Daerah Air Minum Kota Cirebon.
mengenai efektivitas penurunan total Cirebon: Pemerintah Daerah Kota
fecal coli oleh IPAL dan pemeriksaan Cirebon. 2013.
kualitas air tanah pada wilayah layanan
IPAL lainnya yang berada di kota 8. Menteri Lingkungan Hidup. Peraturan
Cirebon guna mengetahui kinerja IPAL Menteri Lingkungan Hidup Republik
tersebut. Indonesia No 5 tahun 2014. Jakarta:
KemenLH. 2014.

9. Budiman C. Pengantar Kesehatan


DAFTAR PUSTAKA
Lingkungan. Jakarta: Buku
1. Kementerian Lingkungan Hidup. Kedokteran EGC. 2007.
Undang - undang No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan 10. Indra A.B. Pengaruh Jarak Antara
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sumur dengan Sungai Terhadap
Jakarta: Kementerian Lingkungan Kualitas Air Sumur Gali di Desa
Hidup. 2009. Talumopatu Kecamattan Mootilango
Kabupaten Gorontalo. Gorontalo:
2. Pemerintah Republik Indonesia. Universitas Negeri Gorontalo. 2014.
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 11. Suparman dan Suparmin.
tentang Sistem Penyediaan Air Pembuangan tinja dan limbah Cair:
Minum. Jakarta: Pemerintah Republik suatu pengantar. Jakarta: Buku
Indonesia. 2015. Kedokteran EGC. 2001.

3. Pokja Sanitasi Kota Cirebon. Buku 12. Widiyanto, Agnes F,. Yuniarno,
Putih Sanitasi Kota Cirebon. Cirebon: Saudin,.dan Kuswanto. Polusi Air
Pemerintah Kota Cirebon. 2010. Tanah Akibat Limbah Industri dan
Rumah Tangga. Purwokerto:
4. Samina. Efektivitas Instalasi Universitas Jenderal Soedirman.
Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2015.
Domestik di Kota Cirebon terhadap
Penurunan Pencemar Organik dan
E.coli. Semarang: Jurnal Ilmu
Lingkungan UNDIP. 2013.

5. Departemen Permukiman dan


Prasarana Wilayah. Pedoman
Pengelolaan Air Limbah Perkotaan.
Jakarta: Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah, Direktorat
Jenderal Tata Perkotaan dan Tata
Perdesaan. 2003.

128

You might also like