You are on page 1of 5

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

EFEKTIVITAS PENURUNAN KADAR AMONIAK DAN KADAR FOSFAT


DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RSUD SUNAN KALIJAGA
DEMAK

Tatag Kurnia Putra, Sulistyani, Mursid Raharjo, Suhartono


Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail : tataghermawan@gmail.com

ABSTRACT
Level of ammonia and phosphate content of liquid waste of RSUD Sunan
Kalijaga Demak exceeded the quality standard as stipulated in Central Java
Regulation no. 5 Year 2012. High levels of ammonia and phosphate levels
can cause a decrease in environmental quality. This study aims to determine
the effectiveness of decreased levels of ammonia and phofate levels in the
waste water treatment plant RSUD Sunan Kalijaga Demak.This type of
research is observational. The population in this research is effluent of liquid
waste RSUD Sunan Kalijaga Demak and sample consist of 80 liters effluent
of liquid waste. The average sampling result showed that the ammoniac inlet
level was 0.26 mg / l and the ammonia outlet level was 0.15 mg / l so that
there was a decrease of ammonia content of 40.68%. As for the phosphate
inlet level of 14.96mg / l and phosphate outlet 2.67 mg / l so that there was a
decrease in phosphate content of 82.16%.The results of this study indicate
that the processing of WWTP in the waste water treatment plant RSUD
Sunan Kalijaga Demak has been effective in levels of ammonia and
phosphate levels in RSUD Sunan Kalijaga Demak. Based on different test,
ammonia level before treatment is different with after processing with
significance value 0,007 smaller than α = 0,05. While the phosphate levels
before treatment is different with after processing with a significance value of
0.004 smaller than α = 0.05. The results of this study indicate that the
effluent treatment using chlorine is effective to reduce the ammonia and
phosphate levels in the waste water treatment plant RSUD Sunan Kalijaga
Demak.

Keywords: Waste, Ammonia, Phosphate, Chlorine General Hospital of Sunan


Kalijaga Demak Area

PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai institusi baik terhadap pasien, rumah sakit
pelayanan kesehatan, di dalamnya juga dapat menimbulkan dampak
terdapat bangunan, peralatan, negatif berupa pengaruh buruk
manusia (petugas, pasien dan kepada manusia seperti
pengunjung) dan kegiatan pencemaran lingkungan, sumber
pelayanan kesehatan. Selain dapat penularan penyakit serta
menghasilkan dampak positif berupa menghambat proses penyembuhan
produk pelayanan kesehatan yang dan pemulihan penderita.

680
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berbagai aktivitas yang dibuang ke badan air atau ke


dilakukan di dalam rumah sakit lingkungan agar tidak merugikan
menghasilkan limbah, baik berupa masyarakat dan kelestarian
limbah padat, limbah cair maupun lingkungan tetap dapat terjaga. Dari
limbah gas. Keberadaan limbah hasil pengolahan limbah cair ini
tersebut dapat merugikan dilakukan pemantauan terhadap
masyarakat dan menurunkan kualitas parameter BOD5 (Biological
kualitas lingkungan yang ada di Oxygen Demand), COD (Chemical
dalam rumah sakit dan yang ada di Oxygen Demand), amonia (NH3)
sekitar rumah sakit. Pengolahan dan phospat (PO4)-2 secara berkala
pada Instalasi Pengolahan Air setiap 3 bulan sekali di Laboratorium
Limbah RSUP Sunan Kalijaga Kesehatan Daerah. Amoniak pada
demak secara biologis yaitu limbah cair rumah sakit berasal dari
pengolahan air limbah untuk proses perombakan asam-asam
mengurangi zat-zat organik yang amino oleh berbagai jenis bakteri
terdapat dalam air limbah itu sendiri. aerob dan anerob. Amoniak
Pengolahan semacam ini dikenal merupakan senyawa nitrogen yang
dengan nama proses lumpur aktif menjadi NH4+ pada pH rendah dan
(activated sludge). Air limbah rumah disebut amonium; amoniak sendiri
sakit merupakan salah satu sumber berada dalam keadaan tereduksi.
pencemaran yang cukup besar, Kandungan Amonia berasal dari
apabila tidak diolah dengan baik Laundry, ruang operasi, kamar
dapat mencemari rumah sakit dan mandi, tempat pencucian alat
lingkungan di sekitarnya, karena laboratorium dan dapur. Fosfat
limbah cair pada umumnya berada dalam air limbah dalam
mengandung mikroorganisme, bentuk organik. Sebagai ortophosfat
bahan kimia, bahan beracun dan anorganik atau sebagai fosfat-fosfat
bahan radioaktif. Dengan demikian kompleks. Fosfat kompleks mewakili
air limbah rumah sakit berpotensi kira-kira separuh dari fosfat
sebagai media penularan penyakit, airlimbah perkotaan dan berasal dari
menimbulkan gangguan kesehatan penggunaan bahan-bahan detergen
dan pencemaran. Masuknya air sintetis. Fosfat kompleks mengalami
limbah rumah sakit ke lingkungan hidrolisa selama pengolahan biologis
tanpa diolah atau pengolahannya menjadi bentuk ortofosfat (PO43-)
kurang sempurna akan Dari konsentrasi rata-rata fosfor
mengakibatkan menurunnya kualitas keseluruhan sebanyak 10 mg/l
air di badan air penerima seperti berada dalam air limbah perkotaan ,
sungai, yang pada akhirnya kira-kira 10 % dibuang sebagai
menyebabkan masalah yaitu bahan tak terpakai selama
kerusakan keseimbangan ekologi di pengendapan primer dan 10 %
aliran sungai, masalah kesehatan hingga 20 % lainnya digabungkan ke
penduduk yang secara langsung dalm sel-sel bakteri selam
atau tidak langsung memakai air apengolhan biologis. Sisa yang 70
sungai dapat menurunkan derajat % dari fosfor yang masuk pada
kesehatan masyarakat dan umumnya dilepaskan bersama
meningkatkan angka kematian bunagan instalasi sekunder. Hasil
akibat penyakit infeksi air serta pengolahan air limbah berupa air
kerusakan perikanan di muara. bersih dan parameter harus sesuai
Proses pengolahan limbah harus Baku Mutu Limbah Cair (BMCL).
dilakukan sebelum limbah tersebut Selama ini hasil pengolahan limbah

681
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

cair RSUD> Sunan Kalijaga untuk memiliki tingkat 0,26 mg/l dan
kadar BOD5, COD, kadang-kadang sesudah dilakukan pengolahan
melebihi ambang batas BMCL adalah sebesar 0,15 mg/l. Kadar
terutama kadar NH3 dan PO4 yang amoniak inlet tertinggi dari hasil
tidak memenuhi BMCL sebagai data penelitian ini adalah 0,75 mg/l dan
adalah sampel dari RSUD. Sunan kadar terendah amoniak inlet adalah
Kalijaga tanggal 28 Agustus 2015 0,01 mg/l. Sedangkan untuk kadar
kadar PO4sebesar 4,5 mg/l yang amoniak outlet tertinggi adalah 0,55
melebihi BMCL sebesar 2,5 mg/l dan mg/l dan kadar terendah amoniak
kadar NH3 sebesar 8,9 mg/l yang outlet adalah sebesar 0,001 mg/l.
melebihi BMCL sebesar 8,8 mg/l. persentase penurunan kadar
amoniak terendah sebesar 2,56%
BAHAN DAN METODE dan persentase penurunan kadar
Jenis penelitian yang amoniak tertinggi sebesar 97,77%.
digunakan yaitu observasi ini Berdasarkan hasil penelitian maka
dilakukan dengan mengadakan dapat diketahui bahwa pengolahan
pengamatan secara langsung air limbah rata-rata mampu
terhadap lingkungan kerja untuk menurunkan kadar amoniak sebesar
memperoleh data tentang cara 42,30% dari kadar amoniak awal.
pengolahan limbah cair di RSUD Berdasarkan hasil rata-rata
Sunan Kalijaga Demak. Rancangan pengambilan sampel, diketahui
yang digunakan dalam penelitian ini bahwa kadar phosphate sebelum
adalah cross sectional. dilakukan pengolahan adalah
Populasi pada penelitian ini sebesar 14,96mg/ldan setelah
adalah semua air limbah yang dilakukan pengolahan menjadi 2,67
berada pada bak Instalasi mg/l. Kadar fosfat inlet tertinggi
Pengolahan Air Limbah RSUD adalah 38 mg/l, dan kadar fosfat inlet
Sunan Kalijaga Demak. Sampel terendah adalah 2,78 mg/l. Kadar
pada penelitian ini adalah sejumlah fosfat outlet tertinggi adalah 7,04
air limbah RSUD Sunan Kalijaga mg/l dan kadar fosfat outlet terendah
Demak yang diambil pada inlet dan adalah 0,17 mg/l. Persentase
pada outlet . penurunan kadar fosfat terendah
sebesar 31,11% dan persentase
HASIL DAN PEMBAHASAN penurunan kadar fosfat tertinggi
Berdasarkan hasil rata-rata sebesar 99,19%. Berdasarkan hasil
pengambilan sampel, diketahui penelitian maka dapat diketahui
bahwa suhu sebelum pengolahan air bahwa pengolahan air limbah rata-
limbah sebesar 28,57 oC dan rata mampu menurunkan kadar
setelah pengolahan air limbah fosfat sebesar 82,15% dari kadar
sebesar 28,14 oC. Suhu sebelum fosfat awal.
pengolahan dan suhu setelah
pengolahan air limbah telah terjadi KESIMPULAN
penurunan tetapi pH sebelum Berdasarkan hasil penelitian, maka
pengolahan dan pH setelah dapat dihasilkan kesimpulan sebagai
pengolahan air limbah memiliki hasil berikut :
rata-rata yang sama yaitu sebesar 1. Diketahui bahwa kadar amoniak
7,78. Berdasarkan hasil rata-rata sebelum dilakukan pengolahan
pengambilan sampel, diketahui air limbah yaitu 0,26 mg/l dan
bahwa kadar amoniak sebelum sesudah dilakukan pengolahan
dilakukan pengolahan air limbah adalah sebesar 0,15 mg/l.

682
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Diketahui bahwa kadar menggunakan kaporit kurang


phosphate sebelum dilakukan efektif untuk menurunkan kadar
pengolahan adalah sebesar amoniak air limbah.
14,96 mg/l dan setelah dilakukan 4. Diketahui bahwa signifikansi
pengolahan menjadi 2,67 mg/l. sebesar 0,004 < 0,05 sehingga
3. Diketahui bahwa signifikansi dapat dikatakan ada perbedaan
sebesar 0,007< 0,05 sehingga kadar fosfat air limbah sebelum
dapat dikatakan ada perbedaan dilakukan pengolahan dengan
kadar amoniak air limbah sesudah dilakukan pengolahan,
sebelum dilakukan pengolahan dimana kadar fosfat air limbah
dengan sesudah dilakukan setelah pengolahan lebih
pengolahan, dimana kadar rendah dibandingkan dengan
amoniak air limbah setelah kadar fosfat air limbah sebelum
pengolahan lebih rendah pengolahan. Hasil ini
dibandingkan dengan kadar menunjukkan bahwa
amoniak air limbah sebelum pengolahan air limbah dengan
pengolahan. Hasil ini menggunakan kaporit kurang
menunjukkan bahwa efektif untuk menurunkan kadar
pengolahan air limbah dengan fosfat air limbah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Perda Jateng No. 5 tentang Baku dalam Menurunkan Kadar Amoniak
Mutu Air Limbah. 2012 Rumah Sakit Roemani
2. Notoatmojo, Kesehatan Masyarakat: Semarang.FKM UNDIP,2006.
Karakteristik Air Limbah. 2011 9. Kementerian Lingkungan Hidup,
3. http://rumah- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
sakit.findthebest.co.id/l/1698/RSU- Nomor 112 tahun 2003 tentang
Sunan-KalijagaDiakses pada 14 Juni Baku Mutu Air Limbah Domestik,
2016. Jakarta2003
4. Sugiharto. Dasar-dasar Pengolahan 10. Sakti A. Siregar, Sumber Limbah
Air Limbah. Jakarta : Penerbit menurut Jenisnya. 2005
Universitas Indonesia, 2007. 11. Asmadi dan Suharno. Dasar-Dasar
5. Allaert,G dan Sri Sumestri Santika. Teknologi Pengolahan Air Limbah.
Metode Penelitian Air. Surabaya : Yogyakarta: Gosyen
Usaha Nasional, 2007. Publishing2012.
6. Agency for Toxic Substances and 12. Harahap S. 2013. Pencemaran
Disease Registry (ATSDR). Perairan Akibat Kadar Amoniak yang
Toxicological profile forAmmonia. Tinggi dari Limbah Cair Industri
Atlanta, GA: U.S.Department of Tempe. Jurnal Akuatika. Vol. IV No.
Health andHuman Services, Public 2/ September 2013.
HealthService. 2004. 13. Instalasi Sanitasi, 2006. Pedoman
7. Departement Kesehatan Republik Pengolahan Limbah Cair, Surakarta
Indonesia.Pedoman Sanitasi Rumah : Rumah Sakit Umum RSUD dr.
Sakit di Indonesia.Jakarta : Moewardi.
Direktorat Jenderal PPM & PL dan 14. Instalasi Sanitasi, 2006. Pedoman
Direktorat Jenderal Pelayanan Pengolahan Limbah Cair, Surakarta
Medik, 2002. : Rumah Sakit Umum RSUD dr.
8. Prihananto, A. Efektivitas Dosis Moewardi.
Chlor Tablet sebagai Oksidator

683
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

15. Sugiharto. Dasar-Dasar Pengolahan


Air Limbah. Jakarta: Universitas
Indonesia Press 2008.
16. Yusuf, M, Kajian Pengukuran Jarak
terhadap Sisa Chlor dan Bakteri
Escherichia Coli pada Jaringan
Distribusi Air Minum PDAM
Kabupaten Nganjuk, Skripsi,
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP,
UPN. Jatim, Surabaya 2003.
17. Chandra, B., Dampak Klorinasi Air
Limbah, 2007
18. Prihananto, Anjar. 2006. Efektifitas
Dosis Chlor Tablet sebagai
Oksidator dalam Menurunkan Kadar
Amoniak (NH3) pada Limbah Cair
Rumah Sakit Roemani Semarang.
[Tesis Ilmiah]. Semarang: Fakultas
Kesehatan Masyarakat
UniversitasDiponegoro.
19. Perdana. Karakteristik bakteriologis
pada air limbah. 2007
20. Rully. Definisi Amoniak pada limbah
rumah sakit. 2011

684

You might also like