You are on page 1of 8

TINGKAT TOKSISITAS PENTAKLOROFENOL TERHADAP

ORGANISME AIR TAWAR

Rina S Soetopo *), Krisna Aditya, Ilisya P. Indrasari


*)
Peneliti Bidang Lingkungan Pada Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)

TOXICITY LEVEL OF PENTACHLOROPHENOL ON FRESH WATER ORGANISM

ABSTRACT

Pentachlorophenol is one of the AOX compound components found in pulp bleaching


effluents. Pentachlorophenol is bioaccumulative with the bioconcentration factor in Daphnia magna
about 400 ( OSPARCOM, 1999). The research on the influence of pentachlorophenol to aquatic
organism Daphnia magna have been conducted at neutral pH and temperature 29oC. It was carried
out in 2 stages that are acute toxicity test for 24 hour and chronic toxicity test for one cycle live based
on OECD guidelines 202 (1984). Acute toxicity test carried out at a range pentachlorophenol
concentration about 300 - 550 ppb. Chronic toxicity test conducted with the semi-static method at
three pentachlorophenol concentration namely 0,16 pp,; 1,6 ppb, and 16 ppb. Data of acute toxicity
test are analyzed by probit analysis to calculate the 24 hour EC50 immobilization concentration
(EC50 -24h) with 95% confidence limit. Data from chronic toxicity test are calculated to find out daily
survivorship, daily age specific fecundity, and net reproductive rate according to Sorensen ( 1996).
The results of experiments indicate that pentachlorophenol have the EC50-24 hour value to Daphnia
Magna at about 359 – 455 ppb. The chronic effect of pentachlorophenol to Daphnia magna are
decreasing mean daily survivorship, mean daily age specific fecundity, and mean net reproductive
rate.

Keywords : Pentachlorophenol, Daphnia magna, daily survivorship, daily age specific fecundity, net
reproductive rate

INTISARI

Pentachlorophenol adalah salah satu komponen senyawa AOX yang terdapat dalam air
limbah proses pemutihan pulp. Pentaklorofenol bersifat bioakumulatif dengan faktor biokonsentrasi
dalam organisme Daphnia magna 400 (OSPARCOM, 1999). Percobaan pengaruh pentaklorofenol
terhadap organisme perairan Daphnia magna telah dilakukan pada pH netral dan suhu sekitar 29 oC.
Percobaan dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji toksisitas akut dilakukan selama 24 jam dan uji
toksisitas kronis dilakukan selama satu siklus hidup mengacu pada metoda OECD 202 (1984). Uji
toksisitas akut dilakukan pada 5 konsentrasi pentaklorofenol (300 – 550 ppb). Uji toksisitas kronis
dilakukan dengan metoda semi statis pada 3 konsentrasi pentaklorofenol yaitu 0,16 ppb, 1,6 ppb dan
16 ppb. Terhadap data uji toksisitas akut dilakukan perhitungan nilai EC50 dengan analisa probit,
dan terhadap data uji toksisitas kronis dilakukan perhitungan kesintasan harian (survivorship, Ix),
fekunditas harian (age spesific fecundity, mx), dan laju reproduktif bersih (net reproductive rate, Ro)
menurut Sorensen (1996). Hasil percobaan, menunjukkan bahwa pentaklorofenol memiliki nilai
EC50-24jam terhadap organisme akuatik Daphnia magna berkisar antara 359 – 455 ppb dan bersifat
kronis. Efek kronis pentaklorofenol terhadap Daphnia magna adalah menurunkan kesintasan harian,
fekunditas harian, dan laju reproduktif bersih.

Kata kunci : Pentaklorofenol, Daphnia magna, EC50, kesintasan harian, fekunditas harian, laju
reproduksi bersih

76
Tingkat Toksisitas Pentaklorofenol Terhadap …
( Rina S Soetopo, Krisna Aditya , Ilisya P Indrasari )

PENDAHULUAN 90% dari senyawa organoklorin memiliki berat


molekul tinggi (> 1000), sulit diidentifikasi dan
Industri pulp dan kertas merupakan memiliki struktur yang sangat bervariasi,
salah satu industri andalan Indonesia sebagai sedangkan sisanya 10 – 25% memiliki berat
sumber penghasil devisa. Pada saat ini terdapat molekul yang rendah, bersifat hidrofil dan
81 industri pulp dan kertas yang terdiri dari 67 lipofil, berpotensi toksik dan bioakumulatif.
industri kertas, 4 industri pulp, dan 11 industri Beberapa senyawa organoklorin telah
pulp dan kertas terpadu (APKI, 2005). diidentifikasi dan salah satunya dari kelompok
Diperkirakan sekitar 50% pulp di Indonesia klorofenol (CEPA,1991).
adalah pulp putih yang diperoleh melalui proses Pentaklorofenol merupakan salah satu
pemutihan. Proses pemutihan pulp yang komponen AOX yang terdapat dalam air limbah
digunakan di Indonesia terdiri dari proses proses pemutihan pulp ( Farrokhi. Et all, 2003).
pemutihan konvensional, substitusi klor, dan Pentaklorofenol memiliki rumus molekul
elemental chlorine free (ECF). Pada proses C6HCl5O, berat molekul 266,35 bersifat
pemutihan pulp terjadi pelarutan lignin dari pulp bioakumulatif dengan koefisien partisi Log Kow
untuk meningkatkan kecerahan pulp menjadi 3,32 atau Log Koc 4,5 dan faktor biokonsentrasi
berwarna putih. Reaksi yang terjadi antara lignin dalam organisme akuatik antara 100 – 1000
dan bahan kimia yang digunakan dalam proses (WHO, 2003). Tingkat toksisitasnya terhadap
pemutihan pulp menghasilkan senyawa organisme akuatik sangat tergantung pada pH.
organoklorin yang akan terbuang bersama Menurut WHO (2003), nilai toksisitas akut
dengan air limbah. pentaklorofenol terhadap organisme akuatik
Senyawa organoklorin yang terkandung pada pH asam (pH 4) lebih tinggi dibanding
dalam air limbah industri pulp dan kertas ini, pada pH basa (pH 9). Dalam CEPA (1991),
terutama yang berasal dari industri yang dijelaskan bahwa kandungan pentaklorofenol
melakukan proses pemutihan dengan khlor, dalam badan air penerima limbah industri pulp
merupakan senyawa yang dapat mencemari dan kertas di Inggris adalah 1,7 – 2,8 ppb dan
lingkungan,. Air limbah yang mengandung hasil uji toksisitas akut menunjukkan bahwa air
senyawa-senyawa organoklorin dapat bersifat limbah proses pemutihan pulp kraft memiliki
toksik dan mengancam kehidupan biota akuatik. nilai LC-50, 96 jam 200 μg/L terhadap
Jumlah total senyawa organoklorin yang organisme ikan. Rata-rata dekomposisi
terkandung dalam air limbah dapat diidentifikasi pentaklorofenol terdeteksi sangat rendah yaitu
sebagai parameter AOX (Adsorbable Organik di air yang mengalir (0,01 – 16 μg/L), dalam
Halides). sistem air permukaan (1,3 – 12 μg/L) dan di air
Sehubungan dengan masih adanya laut (0,02 – 11 μg/L). Pentaklorofenol mengikat
industri pulp dan kertas di Indonesia yang masih protein mitokondria dan menghambat aktivitas
melakukan proses pemutihan dengan cara ATP-ase mitokondria. Pengikatan enzim protein
konvensional dan substitusi klor, maka yang dihasilkan mengawali terjadinya
penelitian penentuan tingkat toksisitas kronis penghambatan pada enzim selular lain. Selain
pentaklorofenol terhadap organisme Daphnia itu, pentaklorofenol dapat menyebabkan iritasi
magna ini dilakukan dengan harapan pihak pada kulit, mata, dan mulut (ATSDR, 2001).
industri dapat mengantisipasi terjadinya Pendedahan pentaklorofenol dalam jangka
pencemaran lingkungan perairan. Tulisan ini panjang dapat menyebabkan kerusakan pada
melaporkan hasil percobaan tentang pengaruh sistem endokrin, sistem imunitas, dan sistem
pentaklorofenol terhadap organisme perairan reproduksi (CEPA, 1991).
Daphnia magna yang dilakukan dengan Daphnia magna sebagai biota perairan
menggunakan prosedur uji toksisitas akut dan dengan ukuran tubuh antara 0,2 – 6 mm,
kronis menurut standar OECD Guideline for merupakan organisme yang sangat sensitif
Testing of Chemicals No 202 Tahun 1884 dan terhadap bahan pencemar yang dibuang ke
2004. perairan (Parks, 1996). Daphnia (Copepoda)
merupakan salah satu komponen dasar
TINJAUAN PUSTAKA komunitas zooplankton dalam rantai makanan di
AOX merupakan komponen-komponen perairan air tawar (Rossoulzadegan, 2001) dan
organik yang mengandung satu atau lebih atom merupakan organisme air tawar dari kelompok
terhalogenasi (klor, brom, iod dan fluor) yang invertebrata yang umum digunakan sebagai
terikat pada atom karbonnya. Sebanyak 75 – organisme dalam uji toksisitas yang telah diakui

77
BS, Vol. 42, No. 1, Juni 2007 : 1 - 7

oleh organisasi internasional seperti United kematian per hari dan beberapa parameter
States - Environmental Protection Agency (US- kondisi lingkungan yang meliputi kadar oksigen
EPA), dan Organisation For Economic Co- terlarut, pH, DHL, dan suhu,
operation and Development (OECD). Daphnia Uji toksisitas akut dilakukan untuk
magna memiliki ukuran tubuh antara 0,2 – 6 menentukan nilai Immobilition Concentration,
mm dan neonate nya dapat berukuran 0,2 – 0,8 EC50-24 jam, yang kemudian digunakan
mm. sebagai dasar penentuan rentang konsentrasi
yang akan digunakan dalam uji toksisitas kronis.
BAHAN DAN METODE Rentang konsentrasi yang digunakan dalam uji
toksisitas kronis adalah kisaran konsentrasi
Pentaklorofenol, Organisme Uji dan Medium aman atau No Observed Effect Consentration
Nutrisi (NOEC) yang diperoleh dari rumus
NOEC  0.052 LC 50
0.95
menurut Forbes, et
Bahan uji senyawa organoklorin yang
al., (1994) yang kemudian dikali atau dibagi
digunakan adalah pentaklorofenol 98% dari
faktor kelipatan sepuluh untuk menentukan
ALDRICH. Organisme uji yang digunakan
konsentrasi perlakuan pada uji toksisitas kronis
adalah invertebrata dari copepoda yaitu Daphnia
(OECD-202, 1984).
magna yang diperoleh dari Laboratorium
Penelitian toksisitas kronis dilakukan
PUSAIR- Bandung. Medium pengkulturan yang
dengan metoda semi statis dengan frekwensi
digunakan adalah air kolam yang tidak tercemar.
pergantian larutan uji 48 jam sekali. Rancangan
Pengkulturan Daphnia magna dilakukan dalam
penelitian menggunakan Rancangan Acak
akuarium volume 5 liter. Induk Daphnia yang
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 variasi
sudah siap menghasilkan neonate (anak
konsentrasi pentaklorofenol dan satu kontrol,
daphnia) dipindahkan dari medium pengkulturan
dengan masing-masing 10 kali replikasi.
ke medium nutrisi dalam gelas kimia 50 ml, dan
Volume total larutan medium untuk satu
biarkan neonate keluar dari tubuh induknya.
perlakuan adalah 40 ml. Umur neonate Daphnia
Umur neonate yang digunakan sebagai
magna yang digunakan tidak lebih dari 24 jam
organisme uji maksimal 24 jam.
dengan jumlah 1 ekor per replikasi. Pada kontrol
Pembuatan medium nutrisi dilakukan
digunakan medium air aquades yang telah
menurut OECD-202, 2004 dengan komposisi
ditambah nutrisi dengan konduktivitas larutan
0,096 g NaHCO3; 0,06 g CaCl22H2O; 0,06 g
400 µS/cm. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam
MgSO47H2O; 0,004 g KCl. Medium ini
sekali selama satu siklus hidup daphnia dengan
memiliki konduktivitas 400 μS/cm dengan pH
parameter pengamatan adalah jumlah kematian
diatur pada pH 7,4 dan di aerasi sampai kadar
induk daphnia per hari, jumlah neonate yang
oksigen terlarut tidak kurang dari 60% dari
lahir per induk per hari. Pengukuran kondisi
kadar oksigen jenuh.
masing-masing larutan uji dilakukan terhadap
parameter pH, oksigen terlarut dan suhu dengan
frekwensi pengukuran 48 jam sekali.
Metoda Percobaan

Percobaan dilakukan dalam 2 tahap


yaitu uji toksisitas akut dilakukan dalam 24 jam Pengolahan Data
dan uji toksisitas kronis dilakukan dalam 30
hari. Uji toksisitas akut dan uji toksisitas kronis Terhadap data jumlah kematian yang
dilakukan menurut metoda OECD 202-1984. diperoleh dari uji toksisitas akut dilakukan
Uji toksisitas akut diawali dengan penentuan perhitungan nilai EC-50 dengan menggunakan
kisaran konsentrasi kematian organisme uji 0% - analisa probit, dan terhadap data jumlah neonate
100% (range finding test) yang kemudian dan jumlah induk yang hidup per hari yang
dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi diperoleh dari uji toksisitas kronis dilakukan
kematian 50% (definite test). Penentuan kisaran perhitungan kesintasan harian (survivorship, Ix),
konsentrasi kematian dilakukan pada 5 fekunditas harian (age spesific fecundity, mx),
konsentrasi pentaklorofenol dan satu kontrol dan laju reproduktif bersih (net reproductive
masing-masing 2 ulangan, dengan jumlah rate, Ro). Perhitungan parameter-parameter
neonate 50 ekor per konsentrasi. Pengamatan uji tersebut dilakukan menurut rumus-rumus yang
toksisitas akut dilakukan terhadap jumlah

78
Tingkat Toksisitas Pentaklorofenol Terhadap …
( Rina S Soetopo, Krisna Aditya , Ilisya P Indrasari )

dikemukakan oleh Sorensen (1996) seperti yang HASIL DAN PEMBAHASAN


tertuang dalam Tabel 1.
Pengolahan data untuk mengetahui Uji Toksisitas Akut
signifikansi pengaruh kronis pentaklorofenol Hasil pengamatan mortalitas Daphnia
terhadap beberapa parameter kehidupan magna pada range finding test dan definite test
Daphnia magna, menggunakan statistik One dapat dilihat pada Gambar 1. Dari hasil range
Way ANOVA (SPSS 12) dengan p < 0,05. finding test tersebut, menunjukkan bahwa 50%
Parameter Ix, mx, Ro dihitung pada hari ke-21 kematian Daphnia diperoleh pada kisaran
sesuai OECD 202-1984. konsentrasi pentaklorofenol antara 300 – 500
ppb. Kisaran tersebut merupakan acuan untuk
Tabel 1. Rumus Perhitungan Pengaruh Kronis penentuan kisaran konsentrasi pada definite test.
Pentaklorofenol Terhadap Daphnia Definite test merupakan lanjutan dari range
Perhitungan Rumus Keterangan finding test dengan mempersempit rentang
Kesintasan Ix = A = Jumlah konsentrasi.Rentang konsentrasi pentaklorofenol
harian A induk yang pada definite test adalah 250 ppb – 450 ppb.
(survivorship,Ix) 100% hidup Berdasarkan data persentase mortalitas
B dari definite test diperoleh hasil perhitungan
B = jumlah
fekunditas C nilai EC50-24 jam. Nilai EC50-24jam
mx = induk awal
harian
A C = jumlah pentaklorofenol terhadap Daphnia magna
(age spesific
neonate berkisar antara 359 – 455 µg/L. Menurut OECD
fecundity, mx), (2006), nilai EC50 pentaklorofenol terhadap
yang lahir
laju reproduktif n
kelompok organisme invertebrata termasuk
bersih R0  I x m x Ix
 =
x 1 Kesintasan Daphnia dan oligochaeta berkisar antara 240 –
(net 2000 µg/L, sedangkan menurut WHO (1987)
mx =
reproductive nilai EC50 pentaklorofenol terhadap Daphnia
Fekunditas
rate, Ro) magna 800 µg/L. Adanya perbedaan nilai EC50
harian
tersebut, kemungkinan disebabkan oleh kondisi
pengujian yang berbeda terutama pH.

Finding Test Definite test


120 120
105 105
90 90 test -2
Mortalitas,%

Mortalitas (%)

75 75
60 60
test-1
45 45
30 30
15 15
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 200 250 300 350 400 450 500
Konsentrasi PCP, ppb Konsentrasi PCP, ppb

Gambar 1. Mortalitas Daphnia magna Pada Uji Toksisitas Akut

Pada uji toksisitas akut ini, pH larutan pada uji toksisitas akut pada kisaran antara 7,13
pentaklorofenol diatur pada kisaran optimum – 7,21.
pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme Selain pH, faktor lain yang berpengaruh
biota air tawar sekitar 6,0 – 8,0. Hasil terhadap kehidupan Daphnia magna adalah
pengukuran pH larutan kontrol dan semua suhu. Suhu air sangat mempengaruhi seluruh
larutan perlakuan konsentrasi pentaklorofenol aktivitas dan proses reproduksi organisme

79
BS, Vol. 42, No. 1, Juni 2007 : 1 - 7

aquatik termasuk daphnia ( OECD, 2006). Uji Toksisitas Kronis


Percobaan uji toksisitas akut ini dilakukan pada
suhu kamar dengan kisaran 29,3 – 30,1 oC. Uji toksisitas kronis pentaklorofenol
Kisaran suhu tersebut sama dengan percobaan terhadap Daphnia, dilakukan pada 3 variasi
yang telah dilakukan oleh Mitchel and Lampert konsentrasi pentaklorofenol yang ditentukan
(2000) yaitu pada pada rentang suhu 29 oC – berdasarkan nilai EC50 dan perkiraan NOEC.
32oC, yang hasilnya menyatakan bahwa pada Variasi konsentrasi pentaklorofenol tersebut
kisaran suhu tersebut kepadatan Daphnia magna adalah 0,16 ppb, 1,6 ppb, 16 ppb dan kontrol.
meningkat. Kondisi larutan pentaklorofenol selama uji
Konsentrasi oksigen terlarut optimum toksisitas kronis yaitu rata-rata pH 7,19 – 7,27,
bagi kehidupan Daphnia adalah minimal 5 mg/L suhu 29,59oC – 29,76oC, dan konsentrasi
( OECD, 2006). Nilai oksigen terlarut selama oksigen terlarut 5,39 – 5,93 mg/L. Hasil
percobaan uji toksisitas akut berkisar antara 5,39 pengamatan pengaruh toksisitas kronis
– 5,55 mg/L. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pentaklorofenol terhadap kesintasan harian,
pelaksanaan percobaan ini dilakukan pada fekunditas harian dan laju reproduktif bersih
konsentrasi oksigen yang memenuhi syarat bagi Daphnia magna, berturut turut dapat dilihat
kehidupan Daphnia magna. pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4.

1.2

1
Kesintasan harian, %

0.8

0.6

0.4

0.2

0
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
Umur Daphnia, hari

Kontrol PCP 0.16 ppb PCP 1.6 ppb PCP 16 ppb

Gambar 2. Pengaruh Pentaklorofenol Terhadap Kesintasan Induk Daphnia

Kesintasan harian merupakan ekspresi menerus, dapat berkurang umur hidupnya sekitar
dari jumlah induk Daphnia yang dapat bertahan 11 - 14%. Hal tersebut disebabkan oleh karena
hidup dalam suatu populasi pada umur tertentu. pentaklorofenol bersifat bioakumulatif yang
Berdasarkan data hasil percobaan menunjukkan dapat mengikat protein mitokondria dan
bahwa lamanya waktu hidup Daphnia yang menghambat aktivitas ATP–ase mitokondria,
didedah larutan pentaklorofenol 0,16 ppb, 1,6 sehingga terjadi penghambatan pembentukan
ppb, dan 16 ppb berkisar antara 31-32 hari. ATP dan pelepasan energi ke sel dari
Sedangkan yang tidak didedah pentaklorofenol pemecahan ATP menjadi ADP ( Farrokhi. et.al.,
(kontrol) dapat hidup sampai 36 hari. Hal 2003).
tersebut dapat diintepretasikan bahwa kesintasan Fekunditas harian merupakan ekspresi
Daphnia magna sangat sensitif terhadap dari jumlah neonate yang dihasilkan satu induk
pentaklorofenol. Daphnia yang didedah Daphnia per hari. Berdasarkan data pengamatan,
pentaklorofenol 0,16 – 16 ppb secara terus menunjukkan bahwa neonate pertama lahir,

80
Tingkat Toksisitas Pentaklorofenol Terhadap …
( Rina S Soetopo, Krisna Aditya , Ilisya P Indrasari )

umumnya pada saat induknya berumur 10 hari. Daphnia pada kontrol berkisaran antara 0 – 4,2
Hal tersebut sama dengan neonate pada dengan rata-rata 0,68 ekor/induk/hari; pada
perlakuan konsentrasi pentaklorofenol 0,16 ppb. perlakuan pentaklorofenol 0,16 ppb berkisar
Namun, hal tersebut berbeda dengan Daphnia antara 0 - 1,89 dengan rata-rata 0,49
yang diberi perlakuan pentaklorofenol 1,6 ppb ekor/induk/hari; dan pada perlakuan
dan 16 ppb, yang menunjukkan bahwa neonate pentaklorofenol 1,6 ppb berkisar antara 0 - 2,60
pertama dihasilkan ketika induknya berumur 11 dengan rata-rata 0,25 ekor/induk/hari; serta
hari dan 12 hari. Dari seluruh perlakuan pada perlakuan pentaklorofenol 16 ppb berkisar
percobaan, menunjukkan bahwa jumlah neonate antara 0 - 1,30 dengan rata-rata 0,24
yang dihasilkan dari 10 induk Daphnia adalah ekor/induk/hari. Berdasarkan data-data tersebut
153 ekor dari kontrol, 78 ekor dari perlakuan di atas menunjukkan bahwa pentaklorofenol
pentaklorofenol 0,16 ppb, 45 ekor dari perlakuan berpengaruh terhadap fekunditas harian Daphnia
pentaklorofenol 1,6 ppb, dan 42 ekor dari magna. Pendedahan pentaklorofenol 0,16 - 16
pentaklorofenol 16 ppb. ppb secara terus menerus, dapat menurunkan
Hasil perhitungan fekunditas induk daya fekunditas harian Daphnia sekitar 28 - 65
Daphnia perhari dapat dilihat pada Gambar 3. %.
Secara umum, fekunditas induk daphnia per hari
sangat berfluktuasi dan cenderung menurun.
Gambar 3 menunjukkan data fekunditas harian
4.5
4
Fekunditasi harian daphnia

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

Umur Daphnia (hari)

Kontrol PCP 0.16 ppb PCP 1.6 ppb PCP 16 ppb

Gambar 3. Fekunditas Harian Daphnia magna

Laju reproduktif bersih merupakan reproduktif bersih sejalan dengan meningkatnya


ekspresi dari jumlah neonate yang dihasilkan konsentrasi pentaklorofenol. Pentaklorofenol
dari satu siklus hidup induk Daphnia. Dapnia bersifat bioakumulatif (CEPA, 1991), sehingga
magna yang didedah larutan pentaklorofenol pengaruhnya terhadap laju reproduksi dapat
secara terus menerus selama satu siklus terlihat setelah pendedahan dalam jangka waktu
hidupnya menunjukkan adanya penurunan laju panjang (Gambar 4).

81
BS, Vol. 42, No. 1, Juni 2007 : 1 - 7

16

Laju Reproduktif bersih, ekor/induk/siklus hidup 14

12

10

0
0 ppb 0.16 ppb 1.6 ppb 16 ppb
Konsentrasi pentaklorofenol, ppb

Gambar 4. Laju Reproduktif Bersih Daphnia magna per Siklus

Laju reproduktif bersih rata-rata pada organisme daphnia adalah 400. Biokonsentrasi
larutan kontrol adalah 15,55 ekor/induk per pentaklorofenol dalam jaringan organisme
siklus. Sedangkan pada perlakuan daphnia sangat dipengaruhi oleh nilai pH. Makin
pentaklorofenol 0,16 ppb, 1,6 ppb dan 16 ppb rendah nilai pH, faktor biokonsentrasi makin
menunjukkan nilai yang jauh lebih rendah yaitu tinggi. Dalam WHO (2003) dinyatakan bahwa
berturut-turut 7,80 ekor; 4,5 ekor ; 4,1 ekor/ pada pH 4 pentaklorofenol masuk ke dalam
induk/siklus hidup. Hal tersebut dapat jaringan organisme dalam bentuk proton dan
diintepretasikan bahwa laju reproduktif bersih bersifat lipofil sehingga daya toksiknya tinggi.
Daphnia magna sangat sensitif terhadap Sebaliknya pada pH 9, pentaklorofenol berada
pentaklorofenol. Pentaklorofenol 0,16 ppb – 16 dalam bentuk ion-ion sehingga daya
ppb yang didedahkan secara terus menerus, penetrasinya ke dalam jaringan organisme
dapat menurun laju reproduktif bersih Daphnia menurun yang akibatnya daya toksiknyapun
sekitar 50-74%. menurun. Percobaan ini dilakukan pada pH
Secara keseluruhan dari hasil percobaan netral, sehingga dapat disimpulkan bahwa
uji toksisitas kronis ini, menunjukkan bahwa pentaklorofenol sangat toksik terhadap
pentaklorofenol sangat berpengaruh terhadap kehidupan Daphnia magna.
kesintasan harian, fekunditas harian dan laju
reproduktif bersih. Hasil percobaan ini sesuai
dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh KESIMPULAN
Silva et al., (2001) yang menyatakan bahwa
pentaklorofenol dapat mengurangi kemampuan 1. Nilai EC50-24jam pentaklorofenol pada pH
pertumbuhan. Sedangkan menurut Parks dan netral (7,13 – 7,21) dan suhu 29,59oC –
Leblanc (1996), menjelaskan bahwa 29,76oC terhadap Daphnia magna berkisar
pentaklorofenol dapat menurunkan kemampuan antara 359 – 455 ppb.
reproduktivitas Daphnia magna. Hal tersebut
didukung pula dengan pernyataan dalam WHO 2. Dosis pentaklorofenol 0,16 ppb sudah dapat
(2003) yang menjelaskan, bahwa faktor memberikan efek kronis terhadap Daphnia
biokonsentrasi pentaklorofenol dalam organisme magna yaitu dapat menurunkan kesintasan
akuatik sangat tinggi yaitu berkisar antara 100 – induk Daphnia sekitar 11%; menurunkan
1000. Menurut OSPARCOM (1999) fekunditas sebesar 49 % per hari dan
Biokonsentrasi pentaklorofenol dalam jaringan menurunkan laju reproduktif 50% per siklus
82
Tingkat Toksisitas Pentaklorofenol Terhadap …
( Rina S Soetopo, Krisna Aditya , Ilisya P Indrasari )

hidup. Sedangkan pentaklorofenol 1,6 ppb 7. Mitchel, S.E. and Lampert. 2000.
dapat menurunkan kesintasan harian Temperature Adaption in a Geographically
Daphnia magna sebesar 14%, fekunditas 28 Widespread Zooplanktoner- Daphnia
% per hari dan laju reproduktif 71% per magna. Blackwall Science Ltd Vol. 13. pp
siklus hidup. Pentaklorofenol 16 ppb dapat 371 – 380.
menurunkan kesintasan induk Daphnia per
hari rata-rata 14%; fekunditas harian rata- 8. Parks, L.G., Leblane,G.A.,1996.Reduction
rata 65%, dan laju reproduktif rata-rata in Steroid Hormone Biotransformation as a
74%. Biomarker of Pentachlorophenol Chronic
Toxicity. Journal Aquatic Toxicology. Vol.
34. pp291-303. Elsever science. Amsterdam
DAFTAR PUSTAKA 9. Rossoulzadegan, M. And Nursei, A. 2001.
An Investigation the Toxic effect of malation
1. Agency for Toxic substances and Diseases (organophosphate insecticide) on the
(ATSDR). 2001. Public Health Statement Daphnia magna straus (Crustacean
for Pentachlorophenol. [online]. Tersedia : cladocera). Researce Article. Turkey: Edge
http//pentachlorophenol/ATSDR – ToxFAO University.
Pentachlorophenol.htm. 10. Radini, D.N., Gede Suantika,
2. Canadian Environmental Protection Act Taufikurrohman. 2004. Optimasi Suhu, pH
(CEPA). 1991. Effluents from Pulp Mills serta jumlah dan Jenis pakanpada kultur
using bleaching. Priority Substances List Daphnia sp. Jurnal Ilmiah Biologi : Ekologi
Assessment report no. 2. Minister of Supply & Biodiversitas Tropika. Vol. 2. pp 23 -28.
and Services Canada Calogue No. En 40- 11. Sorensen, R.F., 1996. Life-History Shcedule
215/2E ISBN 0-662-1X734-2. in Daphnia magna : An Ecological Activity
3. Farrokhi, M. et.al. 2003. Oxidation of for multiple laboratory sessions.
Pentachlorophenol by Fenton’s Reagent. Departement of Biological Sciences Purdue
Iranian J Publ Health. Vol. 32. No. 1. pp 6- University.
10. 12. Silva, J. et. al., 2001.Assesment of
4. Forbes, V.E., dan T.L. Forbes. 1994. Sensitivity to Pentachlorofenol (PCP) in 18
Ecotoxicology in theory and Practice. Aquatic Species Using Acute and Chronic
Departemen of marine Ecology and Ecotoxicity Bioassays, http//eer41017.pdf.
Microbiology. National Environmental 13. WHO, 2003. Health Risks of Persistent
Research Institute. Chapman & Hall. Organic pollutants From Long range
Denmark. transboundary air pollution. WHO Regional
5. OECD Guideline for Testing of Chemicals Office for Europe. Copenhagen. Denmark,
No 202 (1984) “Daphnia sp., Acute http://www.euro.who.int.
Immobilization Test and Reproduction 14. WHO, Environmental Health Criteria No.
Test”. 71. Pentachlorofenol. IPCS InChem,
6. OECD Series on Testing and Assessment, http://www.inchem.org/documents/ehc/ehc/
No 55. 2006. Detailed Review Paper on ehc71.htm#SubSectionNumber:7.2.2.
Aquatic Arthropods in Life Cycle Toxicity
Tests with Emphasis on Developmental,
Reproductive and Endocrine Disruptive
Effects.

83

You might also like