Professional Documents
Culture Documents
Ipi376049 PDF
Ipi376049 PDF
ABSTRACT
The aims of the research were determine the proper comparison between jengkol flour and
wheat flour in making cookies as a result of differences in temperature roasting, and determine the
response to that produced both chemical and organoleptic as well as the existence of multiple
phytochemical compounds. Research methods were conducted preliminary research and primary
research. Early research was included analysis of jengkol, determined the best comparison of
jengkol and wheat flour for cookies making. The experimental design used in this study randomized
block design with three factorial design and three times replication. The variables were used
roasting temperature (Y) with three level i.e Y1 (150°C), Y2 (160°C), and Y3 (170°C); the periode of
roasting (X) with three levels i.e X1 (1:1), X2 (1:3), and X3 (1:5). Based on sensory evaluation
showed that X3Y2 was preferred for 160°C roasting temperature with comparisons of jengkol flour
and wheat flour 1:5. Phytochemical compounds in the cookies were detected phenolics, flavonoids,
alkaloids, steroids, saponins, and tannins.
biasanya dijadikan semur jengkol maupun terbatas dan sering disebut sebagai
lalapan, salah satu alternatif pemanfaatan metabolit sekunder (Harbone, 1987).
jengkol dan diversifikasi produk olahan
jengkol yang lebih luas yaitu pembuatan METODE PENELITIAN
cookies dari jengkol.
Jengkol adalah tumbuhan yang Bahan
berkhasiat sebagai tanaman obat potensi Bahan penelitian yang digunakan untuk
buah jengkol cukup banyak tersedia di pembuatan cookies adalah jengkol sepi,
Indonesia, tahun 2012 produksi jengkol terigu, margarin, mentega, soda kue, cabe
mencapai 95.745 ton/tahun. bubuk, merica, telur, penyedap rasa, keju,
Pada saat proses pemanggangan, dan air. Bahan yang digunakan untuk
browning non enzimatis akan terjadi akibat analisis kimia antara lain Na2SO4, dietil
reaksi antara gugus amin pada protein eter, Zn, batu didih, H2SO4 pekat, aquadest,
jengkol. Karamelisasi gula terjadi akibat HgO, HCl, HCl pekat, Mg, Na2S2O3 5%,
pemanggangan pada suhu tinggi, yaitu lakmus merah, N hexan, NaOH 30%,
160oC apabila gula yang telah mencair NaOH 0,1 N, fenolpthalein, NaOH 10%,
langsung dipanaskan terus hingga suhunya pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf,
melampaui titik leburnya, maka mulailah pereaksi Wagner, pereaksi Hager.
terjadi karamelisasi sukrosa (Winarno,
2000). Rancangan Penelitian
Kandungan asam jengkolat berbeda- Penelitian pendahuluan
beda, tergantung varietas dan umur jengkol. Penelitian pendahuluan meliputi
Pada biji muda kandungannya belum Analisis bahan baku dan memilih suhu
sebanyak biji tua, sehingga ada yang perendaman dengan suhu 100oC, 70oC, dan
memanfaatkan sebagai bahan lalap karena .Perendaman air ditambahkan NaHCO3.
relatif aman. Kandungan asam jengkolat Penelitian Utama
dalam biji jengkol tua berkisar 1%-2% dari Merupakan kelanjutan dari
berat bijinya (Winarno, 1992). Terdapat penelitian pendahuluan yang terdiri dari
enam faktor utama yang mempengaruhi rancangan perlakuan, rancangan
penurunan mutu atau kerusakan pada percobaan, rancangan analisis, dan
produk pangan yaitu massa, oksigen, uap rancangan respon. diagram alir penelitian
air, cahaya, mikroorganisme, kompresi atau dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
bantingan, dan bahan-bahan kimia toksik
atau off flavor. Faktor-faktor tersebut dapat
mengakibatkan penurunan lebih lanjut
seperti oksidasi lipida, kerusakan vitamin,
kerusakan protein, perubahan bau, reaksi
pencoklatan, perubahan unsur organoleptik,
dan kemungkinan terbentuknya racun
(Floros dan Gnanasekharan, 1993 dalam
Herawati et al., 2005).
Fitokimia adalah senyawa bioaktif
yang terdapat dalam tumbuhan dan dapat
memberikan efek kesehatan pada manusia.
Pada tumbuhan terdapat senyawa kimia
bermolekul kecil yang penyebarannya
121
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
Pencetakan
4x2 cm
Penghancuran
Pemanggangan
Bubur T 160 0C
t 20'
Jengkol
Pencetakan Pengemasan
4x2 cm (toples)
Pemanggangan
T 160 0C Kue
t 20'
Jengkies
Tempering
t 10-15'
Gambar 2. Diagram alir penelitian utama pada
proses pembuatan cookies jengkol
Pengemasan
(toples)
122
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) Tabel 2. Pengaruh suhu pemanggangan terhadap
dengan 3 kali pengulangan. kadar air cookies
123
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
Tabel 4. Pengaruh perbandingan jengkol dengan Tabel 7. Pengaruh suhu pemanggangan terhadap
tepung terigu terhadap warna cookies aroma cookies
Pengaruh Rata-Rata Taraf Suhu Rata-Rata Taraf
Perbandingan Warna Nyata 5% Pemanggangan Aroma Nyata 5%
X1 (1:1) 2,69 A Y1 (150°C) 2,34 A
X2 (1:3) 3,70 B Y2 (160°C) 3,57 B
X3(1:5) 3,85 B Y3 (170°C) 3,67 B
Keterangan: Setiap huruf yang sama pada tabel Keterangan: Setiap huruf yang sama pada tabel
menunjukkan tidak terdapat perbedaan menunjukkan tidak terdapat
pada taraf 5% perbedaan pada taraf 5%
Tekstur
Suhu pemanggangan dan
perbandingan jengkol dengan tepung terigu
menunjukan berbeda nyata terhadap Rasa
124
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
cookies, dan terdapat interaksi pada kedua merupakan senyawa kimia yang umumnya
perlakuannya dapat dilihat pada Tabel 10. mempunyai kemampuan bioaktifitas dan
berfungsi sebagai pelindung tumbuhan
Tabel 10. Interaksi perbandingan jengkol dengan tersebut dari gangguan hama penyakit
tepung terigu dan suhu pemanggangan untuk tumbuhan itu sendiri atau
lingkungannya (Harbone, 1987).
Perbandingan Suhu Pemanggangan (Y)
Jengkol dan
Berdasarkan hasil penelitian
Tepung Y1 Y2 Y3 menunjukkan bahwa senyawa fenolik
Terigu (X) (1500C) (1600C) (1700C) memiliki kandungan sedang, senyawa
A A A fenolik adalah senyawa yang memiliki satu
X1 (1:1) 2.22 3.02 3.04 gugus atau lebih gugus hidroksil Senyawa
a B b fenolik telah diketahui memiliki berbagai
A A B efek biologis seperti aktivitas antioksidan
X2 (1:3) 2.24 3.47 4.40 melalui mekanisme sebagai pereduksi,
a B c penangkap radikal bebas, pengkelat logam,
A C B peredam terbentuknya singlet oksigen serta
X3 (1:5) 2.51 3.67 4.93 pendonor elektron (Achmad, 1986).
a B c
Tabel 11. Hasil pengujian beberapa senyawa
fitokimia yang ada pada produk
cookies jengkol
Senyawa Fitokimia
Fitokimia adalah senyawa bioaktif Metabolit Hasil
Keterangan
No Sekunder/Fitokimia Uji
yang terdapat dalam tumbuhan dan dapat
memberikan efek kesehatan pada manusia. 1 Fenolik ++ kadar sedang
Pada tumbuhan terdapat senyawa kimia
bermolekul kecil yang penyebarannya 2 Flavonoid :
terbatas pada penelitian ini di uji a. Reagen HCl pekat + Mg - Negatif
keberadaan dari senyawa tersebut pada b. Reagen H2SO4 + kadar rendah
cookies jengkol yang di buat. c. Reagen NaOH 10% + kadar rendah
Komponen fenolik merupakan 3 Alkaloid :
kelompok molekul yang besar dan a. Reagen Mayer - Negatif
beragam, yang terdiri dari golongan b. Reagen Dragendorf - Negatif
aromatik pada metabolit sekunder tumbuh- c. Reagen Wagner - Negatif
tumbuhan. Fenolik dapat diklasifikasikan d. Reagen Hager - Negatif
ke dalam komponen yang tidak larut seperti
lignin dan komponen yang larut seperti
4 Steroid + kadar rendah
asam fenolik, phenylpropanoids, flavonoid
dan kuinon (Harborne, 1987). 5 Triterpenoid - Negatif
Senyawa kimia hasil metabolisme
primer yang disebut juga sebagai senyawa 6 Saponin +++ kadar tinggi
metabolit primer seperti protein,
7 Tanin ++ kadar sedang
karbohidrat, lemak yang digunakan sendiri
oleh tumbuhan tersebut untuk
Setiap tumbuh-tumbuhan memiliki
pertumbuhannya, maupun sebagai sumber
struktur komponen fenolik yang berbeda.
senyawa metabolit sekunder seperti
Ada komponen fenolik yang memliki gugus
terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan
–OH banyak dan ada pula komponen
alkaloid. senyawa metabolit sekunder
125
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
127
Keberadaan Beberapa Senyawa Fitokimia Pada Cookies Jengkol (Pitheocolobium…
128