You are on page 1of 74

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR LAINNYA

DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) MENGIKUTI


KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAJABASA INDAH

(Skripsi)

Oleh:
CHRISTINE YOHANA SIANTURI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR LAINNYA
DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) MENGIKUTI
KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAJABASA INDAH

Oleh:
CHRISTINE YOHANA SIANTURI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2017
ABSTRACT

ASSOCIATION OF FAMILY SUPPORT AND OTHER RELATED


FACTORS WITH ELDERLY’S ACTIVENESS IN ATTENDING
ACTIVITIES OF POSYANDU LANSIA IN RAJABASA INDAH REGION
PUBLIC HEALTH CENTER

By

CHRISTINE YOHANA SIANTURI

Background: Elderly has many health problems. One of the health care efforts to
maintain the elderly’s health and productivity is having an elderly integrated service
center (posyandu lansia). Elderly service in Bandarlampung is the second lowest in
Lampung. In 2015 and 2016, the visitation of posyandu lansia has decreased compared to
2014. This study was aimed to determine the association of family support and other
related factors with the elderlys’s activeness in attending posyandu lansia’s activities in
Rajabasa Indah public health center.
Methods: This was a descriptive research with cross sectional approach. Independent
variables were sosiodemographic characteristic, distance, family support, posyandu
officers’ support, knowledge, and attitude. While the dependent variable was the elderly’s
activeness in attending the activities of posyandu lansia. This research was conducted in
September-December 2016. The sampling techniques used in this study was proportional
stratified random sampling with 96 subjects. Data analysis used were Chi square and
fisher’s exact with α=5%.
Results: The result showed there was an association between occupation (p=0,001,
RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), family support (p=0.001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60),
knowledge (p=0.019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), and attitude (p=0.039, RR=1,80,
95%CI=1,50-2,17) with elderly’s activeness in attending posyandu’s activities. There was
no association between sex (p=0.681), age (p=0.719), education (p=0.319), distance
(p=0.313), and posyandu officers’ support (p=0.566) with the elderly’s activeness in
attending the activities of posyandu lansia.
Conclusion: There was an association between occupation, family support, knowledge,
and attitudes whereas gender, age, education, distance, and posyandu officers’ support are
not related to the elderly’s activeness. The most related factors were family’s support and
occupation.
Keywords: Family support, activeness, elderly posyandu.
ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR LAINNYA


DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) MENGIKUTI
KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAJABASA INDAH

Oleh

CHRISTINE YOHANA SIANTURI

Latar belakang: Lanjut usia (lansia) memiliki banyak masalah kesehatan. Salah satu
upaya pemeliharaan kesehatan agar lansia dapat hidup sehat dan produktif adalah pos
pelayanan terpadu (posyandu) lansia. Data cakupan pelayanan lansia di Bandarlampung
merupakan capaian terendah kedua di Lampung. Presentase kunjungan di posyandu lansia
di wilayah Puskesmas Rajabasa Indah masih rendah dan tahun 2015 dan 2016 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan keaktifan lansia mengikuti
kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.
Metode: Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Variabel bebas adalah karakteristik sosiodemografi, jarak, dukungan keluarga, dukungan
kader, pengetahuan dan sikap. Variabel terikat adalah keaktifan lansia mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016. Sampel
dalam penelitian ini dipilih dengan teknik proportionate stratified random sampling dan
berjumlah 96 orang. Uji statistik yang digunakan chi square, dan fisher’s exact, dengan
α= 5%.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pekerjaan (p=0,001,
RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), dukungan keluarga (p=0,001, RR=2,30, 95%CI=3,43-
24,60 ), tingkat pengetahuan (p=0,019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), dan sikap (p=0,039,
RR=1,80, 95%CI=1,50-2,17) dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu.
Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,681), usia (p=0,719), pendidikan
terakhir (p=0,319), jarak (p=0,303), dan dukungan kader (p=0,566) dengan keaktifan
lansia mengikuti kegiatan posyandu.
Kesimpulan: Faktor resiko yang berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti
kegiatan posyandu adalah pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuan, dan sikap.
Faktor yang paling berpengaruh adalah dukungan keluarga dan pekerjaan.
Kata kunci : Dukungan keluarga, keaktifan, posyandu lansia.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 November 1994, sebagai anak

pertama dari empat bersaudara dari Bapak Benny Hasiholan Nagara Sianturi dan

Ibu Hening Tiaswati Siahaan.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Yayasan Pendidikan

Jayawijaya (YPJ) Tembagapura pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD)

diselesaikan di SD Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Kuala Kencana pada

tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Tarakanita

Gading Serpong pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

diselesaikan di SMA Negeri 8 Tangerang pada tahun 2012.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan Perhimpunan Mahasiswa

Pecinta Alam Tanggap Darurat (PMPATD) Pakis sebagai anggota tahun 2013-

2016, pengurus Perhimpunan Tenaga Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran

Indonesia (PTBMMKI) pada tahun 2014-2015, pengurus Permako Medis pada

tahun 2015-2016, dan asisten dosen farmakologi tahun 2015-2016.


Puji Tuhan, dengan segala kerendahan hati,
Kupersembahkan karya sederhana ini dengan ucapan syukur kepada
Tuhan Yesus
Untuk Ayahanda Benny H.N. Sianturi dan Ibunda Hening T.
Siahaan
Untuk adik-adik kebangganku Iriani N. G. Sianturi, Britania H.
Sianturi, dan Josiah D. Sianturi
Serta untuk sahabat-sahabatku
Terima kasih untuk cinta, kasih sayang serta dukungan yang kalian
berikan selama ini

i
Therefore I tell you,
whatever you ask for in prayer,
Believe that you have received it,
and it will be yours.
(Mark 11:24)

ii
SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala

kasih, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dan Faktor Lainnya dengan Keaktifan Lanjut Usia

(Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan, dorongan,

saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan segenap kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp.PA., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung;

3. dr. Diana Mayasari, M.K.K. selaku Pembimbing Satu atas kesediaannya meluangkan

banyak waktu untuk membimbing, menjawab pertanyaan penulis, memberikan

masukan, saran dan kritik termasuk cara penulisan dan mengungkapkan kata-kata

dengan baik dan benar, serta motivasi yang bermanfaat dalam proses penyelesaian

skripsi ini;

4. dr. Ety Apriliana, M.Biomed selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk

meluangkan waktu, memberikan masukan dan bimbingan, mengingatkan mengenai

format penulisan, membantu meginterpretasikan hasil analisis data, saran, dan kritik

yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

iii
5. dr. M. Yusran, M.Sc., Sp.M. selaku Penguji Utama pada ujian Skripsi, terima kasih

atas kesediannya memberikan waktu, ilmu dan saran-saran yang membantu dalam

meningkatkan pengetahuan penulis selama proses penyelesaian skripsi ini;

6. dr. Betta Kurniawan, M.Kes selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya

memberikan bimbingan, nasihat dan saran yang membangun dan bermanfaat selama

perkuliahan di Fakultas Kedokteran ini walaupun dalam kondisi yang sibuk;

7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Unila atas bimbingan, ilmu,

dan waktu, yang telah diberikan dalam proses perkuliahan. Terkhusus untuk Mbak

Lisa, Mbak Lutfi, Mbak Qori, dan Pak Supangat yang telah sangat membantu,

memberikan waktu dan tenaga serta kesabarannya selama dalam proses penyelesaian

penelitian dan pelaksanaan seminar ini;

8. Papa dan mama tersayang, Benny Hasiholan Nagara Sianturi dan Hening Tiaswati

Siahaan yang menjadi motivator utama untuk penulis dalam menyelesaikan

perkuliahan. Terima kasih karena tak pernah lelah memberikan kasih sayang,

mendoakan, memberikan perhatian dan dukungan, membangunkan penulis, dan

memotivasi serta mendengarkan keluh kesah penulis. Terima kasih untuk

perjuangannya hingga penulis sampai pada titik ini, dan terima kasih karena

mengizinkan penulis mengejar cita-citanya;

9. Adik-adikku yang sangat kukasihi, Iriani Novio Gloria Sianturi, Britania Hasiholan

Sianturi, dan Josiah Daniel Sianturi serta seluruh keluarga besar yang tersayang yang

selalu berhasil memberikan semangat kepada peneliti. Terima kasih atas doa, kasih

sayang, dukungan, motivasi yang selalu diberikan. Terima kasih karena selalu

mendengarkan cerita peneliti dan membawa sukacita untuk peneliti;

10. Sahabat-sahabatku tersayang Neza Ukhalima, Salsabila Septira, Faridah Alatas,

Widya Pebryanti, Dea Nur, Desindah Loria, Indrani Nur, Erisa Senthya, Zulfa

iv
Labibah, dan Sutria Nirda yang tak pernah lelah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis. Terima kasih karena selain memberikan dukungan secara emosional

kalian juga telah bersedia meluangkan waktu di pagi hari bahkan melewatkan

perkuliahan untuk mengantar dan membantu peneliti dalam mempersiapkan segala

hal terkait penelitian dan dalam mewawancarai lansia di posyandu.

11. Sahabat serta keluarga saya “Ladies of God”, “Pengurus Permako Medis”, “Kuah

Ketoprak”, “Beauty without Beast”, “Teman Burung”, dan teman-teman terbaik

lainnya yaitu Dear, Dea, Julia, Fauziah, Hanum, Meti, Nida, Sayyidatun, Wahida,

Zahra, Tito, Fadel, Firza, Marco, Fuad, Annisa, Tiffany, Benny, Raka, Irfan, Edgar,

Bisart, Josua. Terimakasih karena telah menjadi sahabat-sahabat yang mengasihi,

selalu bersedia membantu, mendengarkan keluh kesah, memotivasi dan membawa

keceriaan, serta saling mendoakan selama menjalani proses perkuliahan di FK Unila.

12. Kakak-kakak dan adik-adikku, Septina Ashariani, Kak Yvonne, Kak Gaby, Kak Ika,

Kak Lexy, Kak Radian, Karen, Grace, Febe, Rian, Yosua, Olivia, Harry, Renti,

Brigita, Efry, Lidya, Semadela, Josi dan Brandon yang selalu mendoakan dan

membantu penulis untuk mengerti banyak hal. Terimakasih untuk dukungan dan

sukacita yang diberikan.

13. Teman seperjuangan skripsi, baik teman pembimbing satu, teman pembimbing dua,

dan pembahas, terutama Tarrini, Amalia, Putri, Ria, dan Intan, yang menemani dan

memotivasi penulis untuk terus bersemangat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini. Terima kasih sudah meluangkan waktunya yang berharga;

14. Teman-temanku CERE13ELUMS yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih atas kebersamaan, keceriaan, kekompakan kebahagiaan selama 3,5 tahun

perkuliahan ini, semoga kelak kita bisa menjadi dokter yang melayani dengan

sepenuh hati dan bermanfaat bagi siapapun yang kita temui;

v
15. Kakak dan adik angkatan 2011, 2014, 2015, 2016 terimakasih atas dukungan, doa dan

bantuannya dalam satu fakultas kedokteran.

16. Ibu Imronah, Ibu Eva, Ibu Fitirana, dan para kader posyandu yang telah meluangkan

waktunya dan membantu penulis dalam proses penelitian.

17. Terimakasih kepada para lansia yang mengikuti kegiatan posyandu dan bersedia

menjadi sampel untuk penulis. Terima kasih karena telah meluangkan waktu dan

memberikan pelajaran serta masukan yang berharga bagi peneliti.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Bandar Lampung, 27 Januari 2017

Penulis

Christine Yohana Sianturi

vi
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 LatarBelakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan............................................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 6
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 9


2.1 LanjutUsia ........................................................................................................ 9
2.1.1 Definisi Lanjut Usia ................................................................................ 9
2.1.2 Proses Penuaan........................................................................................ 10
2.1.3 Masalah Kesehatan Lanjut Usia.............................................................. 11
2.1.4 Upaya Kesehatan Lanjut Usia ................................................................. 12
2.2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia ............................................. 13
2.2.1 Definisi Posyandu ................................................................................... 13
2.2.2 Definisi Posyandu Lanjut Usia ............................................................... 13
2.2.3 Manfaat Posyandu Lanjut Usia ............................................................... 14
2.2.4 Kegiatan Posyandu Lanjut Usia .............................................................. 15
2.3 Dukungan Keluarga .......................................................................................... 17
2.4 Jarak.................................................................................................................. 20
2.5 Dukungan Kader............................................................................................... 21
2.6 Pengetahuan...................................................................................................... 23
2.6.1 Pengertian Pengetahuan .......................................................................... 23
2.6.2 Tingkat Pengetahuan ............................................................................... 23
2.7 Sikap ................................................................................................................. 24
2.7.1 Pengertian Sikap ..................................................................................... 24
2.7.2 Komponen Sikap ..................................................................................... 25
2.8 Perilaku Manusia .............................................................................................. 25
2.9 Profil Puskesmas Rajabasa Indah ..................................................................... 29
2.10 Kerangka Teori ................................................................................................. 31

vii
2.11 Kerangka Konsep ............................................................................................. 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 33


3.1 DesainPenelitian ............................................................................................... 33
3.2 Waktu dan Tempat ........................................................................................... 33
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 33
3.3.1 Populasi ................................................................................................... 33
3.3.2 Sampel..................................................................................................... 34
3.3.2.1 KriteriaInklusi ........................................................................... 34
3.3.2.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................... 34
3.3.2.3 Besar Sampel ............................................................................ 34
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 36
3.4.1 Variabel bebas ........................................................................................ 36
3.4.2 Variabelterikat......................................................................................... 36
3.5 Definisi Operasional ......................................................................................... 37
3.6 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 38
3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 40
3.8 Prosedur Penelitian ........................................................................................... 41
3.9 Alur Penelitian .................................................................................................. 43
3.10 Analisa Data dan Pengujian Hipotesa .............................................................. 43
3.11 Etika Penelitian................................................................................................. 45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 46


4.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................................ 46
4.2 Hasil Penelitian................................................................................................. 46
4.2.1 Karakteristik Sosiodemografi ............................................................... 46
4.2.2 Dukungan Keluarga .............................................................................. 50
4.2.3 Jarak ...................................................................................................... 51
4.2.4 Dukungan Kader ................................................................................... 51
4.2.5 Tingkat Pengetahuan ............................................................................ 52
4.2.6 Sikap .................................................................................................... 53
4.2.7 Keaktifan .............................................................................................. 53
4.2.8 Analisis Bivariat Karakteristik Sosiodemografi ................................... 54
4.2.9 Analisis Bivariat Dukungan Keluarga .................................................. 56
4.2.10 Analisis Bivariat Jarak .......................................................................... 57
4.2.11 Analisis Bivariat Dukungan Kader ....................................................... 58
4.2.12 Analisis Bivariat Tingkat Pengetahuan ................................................ 58
4.2.13 Analisis Bivariat Sikap ......................................................................... 59
4.2.14 Analisis Multivariat .............................................................................. 60
4.3 Pembahasan ...................................................................................................... 63
4.3.1 Gambaran Umum Responden Penelitian .............................................. 61
4.3.2 Hubungan Karakteristik Sosiodemografi dengan Keaktifan Lansia
Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Rajabasa Indah ...................................................................................... 63
4.3.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Indah ..................................................................................................... 66
4.3.4 Hubungan Jarak dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah .......... 67

viii
4.3.5 Hubungan Dukungan Kader dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Indah ..................................................................................................... 68
4.3.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa
Indah ..................................................................................................... 70
4.3.7 Hubungan Sikap dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah .......... 71
4.3.8 Pembahasan Multivariat ....................................................................... 72
4.3.2

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 74


5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 74
Saran ................................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Sampel ........................................................................................................... 35


2. Definisi Operasional .................................................................................................. 37
3. Karakteristik Sosiodemografi Responden ................................................................. 47
4. Karakteristik Lansia berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 48
5. Karakteristik Lansia berdasarkan Usia ...................................................................... 48
6. Karakteristik Lansia berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................................. 49
7. Karakteristik Lansia berdasarkan Pekerjaan .............................................................. 50
8. Karakteristik Lansia berdasarkan Dukungan Keluarga ............................................. 50
9. Karakteristik Lansia berdasarkan Jarak Tempat Tinggal terhadap Posyandu ........... 51
10. Karakteristik Lansia berdasarkan Dukungan Kader .................................................. 52
11. Karakteristik Lansia berdasarkan Tingkat Pengetahuan ............................................ 52
12. Karakteristik Lansia berdasarkan Sikap .................................................................... 53
13. Karakteristik Lansia berdasarkan Keaktifan .............................................................. 54
14. TabulasiSilangKarakteristikSosiodemografidenganKeaktifanLansiaMengikutiKeg
iatanPosyanduLansia ................................................................................................. 55
15. TabulasiSilangDukungan
KeluargadenganKeaktifanLansiaMengikutiKegiatanPosyanduLansia ..................... 56
16. TabulasiSilangJarak denganKeaktifanLansiaMengikutiKegiatanPosyanduLansia ... 57
17. TabulasiSilangDukungan Kader
denganKeaktifanLansiaMengikutiKegiatanPosyanduLansia .................................... 58
18. TabulasiSilang Tingkat
PengetahuandenganKeaktifanLansiaMengikutiKegiatanPosyanduLansia ................ 58
19. TabulasiSilangSikapdenganKeaktifanLansiaMengikutiKegiatanPosyanduLansia ... 59
20. Analisis Multivariat ................................................................................................... 60

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian............................................................................................ 31


2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................................ 32
3. Alur Penelitian ............................................................................................................. 43

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Surat Etik Penelitian


2. Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
3. Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
4. Lampiran 4. Analisis Statistik
5. Lampiran 5. Foto Penelitian

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Sampel ........................................................................................................... 35


2. Definisi Operasional .................................................................................................. 37
3. Karakteristik Sosiodemografi Responden ................................................................. 47
4. Karakteristik Lansia berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 48
5. Karakteristik Lansia berdasarkan Usia ...................................................................... 48
6. Karakteristik Lansia berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................................. 49
7. Karakteristik Lansia berdasarkan Pekerjaan .............................................................. 50
8. Karakteristik Lansia berdasarkan Dukungan Keluarga ............................................. 50
9. Karakteristik Lansia berdasarkan Jarak Tempat Tinggal terhadap Posyandu ........... 51
10. Karakteristik Lansia berdasarkan Dukungan Kader .................................................. 52
11. Karakteristik Lansia berdasarkan Tingkat Pengetahuan ............................................ 52
12. Karakteristik Lansia berdasarkan Sikap .................................................................... 53
13. Karakteristik Lansia berdasarkan Keaktifan .............................................................. 54
14. Tabulasi Silang Karakteristik Sosiodemografi dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia ......................................................................................... 55
15. Tabulasi Silang Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia ......................................................................................... 56
16. Tabulasi Silang Jarak dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu
Lansia ......................................................................................................................... 57
17. Tabulasi Silang Dukungan Kader dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia ........................................................................................................ 58
18. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Keaktifan Lansia Mengikuti
Kegiatan Posyandu Lansia ......................................................................................... 58
19. Tabulasi Silang Sikap dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu
Lansia ......................................................................................................................... 59
20. Analisis Multivariat ................................................................................................... 60

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian............................................................................................ 31


2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................................ 32
3. Alur Penelitian ............................................................................................................. 43

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Surat Etik Penelitian


2. Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
3. Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
4. Lampiran 4. Analisis Statistik
5. Lampiran 5. Foto Penelitian

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan Indonesia adalah semakin

meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Peningkatan UHH

menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke

tahun. Proyeksi rata-rata UHH penduduk Indonesia tahun 2015-2020 adalah

71,7 tahun, meningkat dari proyeksi tahun 2010-2015 yang adalah 70,7

tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Lanjut Usia (lansia) Menurut UU RI Nomor 13 tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60

tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Data statistik tahun 2014

menunjukkan jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara

dengan 8,03% dari total seluruh penduduk, sementara di daerah lampung

menunjukkan presentase penduduk lansia usia 60-69 tahun adalah 4,51%,

usia 70-79 tahun adalah 2,09% dan usia ≥80 tahun adalah 0,88%

(Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, 2015).

Perubahan struktur penduduk ini mempengaruhi angka beban

ketergantungan yang mencerminkan besarnya beban ekonomi yang harus


2

ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk tua, yaitu 11,90

persen pada tahun 2012 (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Peningkatan usia harapan hidup juga akan menimbulkan dampak khususnya

masalah kesehatan. Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar

26,93%. Fungsi fisiologis dan daya tahan tubuh mengalami penurunan

akibat proses degeneratif (penuaan) dengan bertambahnya usia sehingga

penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dan

rematik serta penyakit menular banyak muncul pada lansia. Pertambahan

penduduk lansia akan disertai oleh berbagai masalah dan akan

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan yang meliputi fisik, biologis,

mental maupun sosial ekonomi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Lansia

yang sakit-sakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan

bahkan pemerintah, sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan

(Kementerian Kesehatan RI, 2010).

UU RI Nomor 36 tahun 2009 menyatakan upaya pemeliharaan kesehatan

bagi lansia ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif

secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan

(Departemen Kesehatan RI, 2009). Upaya pemerintah yang telah dilakukan

antara lain pendirian home cara bagi lansia berkebutuhan khusus, program

usaha ekonomi produktif, serta pos pelayanan terpadu (posyandu) lansia

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).


3

Posyandu lansia adalah suatu pos pelayanan terpadu untuk masyarakat

lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati dan digerakkan

oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Kegiatan di posyandu lansia meliputi kegiatan preventif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif (Handayani & Wahyuni, 2012).

Penelitian di posyandu lansia Desa Simoboyo Kecamatan Pacitan

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara lansia yang

aktif mengikuti posyandu lansia dan yang tidak aktif. Data menunjukkan

58,3% lansia yang mengikuti posyandu sebagian besar memiliki kualitas

hidup yang baik sedangkan 41,7% yang tidak aktif memiliki kualitas hidup

yang buruk (Latifah, 2013).

Data cakupan pelayanan lansia di Provinsi Lampung tahun 2014

menunjukkan bahwa Bandarlampung memiliki angka 23,72% yang jauh

dibawah target yaitu sebesar 70% dan merupakan capaian terendah kedua

setelah Lampung Utara dengan angka cakupan 18,74% (Dinas Kesehatan

Provinsi Lampung, 2014). Data pencatatan kegiatan kelompok usia lanjut di

wilayah Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2014 menunjukkan bahwa rata-

rata persentase kunjungan pra lansia dan lansia di 13 kelompok lansia

adalah 8,08% dari total 4371 orang. Tahun 2015, terjadi penurunan

kunjungan di 8 posyandu lansia yang dibina sebesar 5,27% menjadi 2,81%

dengan rincian presentase kunjungan pra lansia sebesar 1,13% dan lansia

1,68%. Pada tahun 2016 sendiri, data bulan Januari-Juni menunjukkan


4

presentase kunjungan lansia sebesar 5,01%. Data tersebut belum lengkap

namun jika dibandingkan dengan data presentase kunjungan lansia tahun

2014 masih lebih rendah (Puskesmas Rajabasa Indah, 2016).

Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam kegiatan

posyandu. Penelitian Purnawati (2014) menunjukkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan lansia adalah pekerjaan, umur, pengetahuan,

sikap, dan dukungan keluarga maupun masyarakat, sedangkan jenis

kelamin, pelayanan kader dan petugas kesehatan tidak mempengaruhi

kunjugan lansia ke posyandu. Penelitian lain menyebutkan bahwa faktor

yang berhubungan yaitu tingkat pengetahuan, dukungan keluarga dan

dukungan petugas, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah jarak

tempat tinggal lansia (Aryatiningsih, 2014). Berbeda dengan itu, Penelitian

terhadap 371 orang di Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa baik

tingkat pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader maupun

jarak memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatan posyandu lansia

(Natsution, 2013).

Dukungan keluarga merupakan salah satu aspek yang dapat

memberdayakan pengembangan aktivitas lansia dengan meningkatkan

keinginan untuk mengetahui dan menggunakan suatu hal baru, termasuk

minat mengikuti posyandu lansia (Aryatiningsih, 2014). Penelitian terhadap

364 lansia di Pekanbaru menunjukkan lansia berpengetahuan rendah yang

tidak memanfaatkan posyandu lansia sebanyak 76,1% dan lansia yang tidak
5

mendapatkan dukungan keluarga dan tidak memanfaatkan posyandu

sebanyak 78,8%. Dapat dilihat bahwa dukungan keluarga, dukungan kader,

jarak, tingkat pengetahuan, maupun sikap lansia dapat mempengaruhi

keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu lansia.

Berbagai faktor dapat menyebabkan rendahnya kunjungan di posyandu

lansia di wilayah Puskesmas Rajabasa Indah pada tahun 2015 dan 2016.

Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui tentang apakah ada

hubungan dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan keaktifan lanjut

usia (lansia) mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Indah.

1.2 Rumusan Masalah

Jumlah penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Ditinjau dari

aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan derajat

kesehatan. Berbagai program dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah,

salah satunya adalah posyandu lansia. Namun, beberapa penelitian

menunjukkan bahwa angka kunjungan posyandu lansia masih rendah.

Presentase kehadiran pra lansia dan lansia di posyandu lansia Rajabasa pada

tahun 2014 adalah 8,08% dan mengalami penurunan pada tahun 2015

menjadi 2,81%. Angka tersebut juga masih jauh dari target pencapaian

cakupan pelayanan kesehatan lansia Provinsi Lampung tahun 2014, yaitu

sebesar 70%. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan


6

dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan keaktifan lanjut usia (lansia)

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa

Indah?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan

keaktifan lanjut usia (lansia) mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui angka kunjungan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Indah.

b. Mengetahui karakteristik lansia (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan) di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa

Indah.

c. Mengetahui keaktifan kunjungan lansia di posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

d. Mengetahui jumlah keluarga yang mendukung lansia mengikuti

posyandu lansia.

e. Mengetahui jumlah kader yang mendukung lansia mengikuti posyandu

lansia.

f. Mengetahui gambaran jarak rumah lansia dengan posyandu lansia.

g. Mengetahui tingkat pengetahuan lansia mengenai posyandu lansia.


7

h. Mengetahui sikap lansia terhadap posyandu lansia.

i. Mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi dengan keaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah.

j. Mengetahui hubungan jarak dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

k. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah.

l. Mengetahui hubungan dukungan kader dengan keaktifan lansia

mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah.

m. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan keaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah.

n. Mengetahui hubungan sikap lansia dengan keaktifan lansia mengikuti

kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan suatu informasi yang

dapat di gunakan dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya mengenai

hubungan dukungan keluarga dan faktor lainnya dengan keaktifan lanjut


8

usia (lansia) mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Indah.

b. Bagi Peneliti

Sebagai wujud pengaplikasian disiplin ilmu yang telah dipelajari dan

dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang

kesehatan komunitas, khususnya mengenai hubungan dukungan keluarga

dan faktor lainnya dengan keaktifan lanjut usia (lansia) mengikuti

kegiatan posyandu.

c. Bagi Praktisi Kesehatan

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dan masukan

dalam meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan

posyandu lansia.

d. Bagi Masyarakat Umum

Dapat menjadi informasi yang bermanfaat di bidang kesehatan terutama

dalam mengetahui pentingnya megikuti kegiatan posyandu lansia dan

mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam posyandu lansia.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanjut usia

2.1.1 Definisi Lanjut Usia

Definisi lanjut usia (lansia) menurut UU RI No. 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60

(enam puluh) tahun ke atas, baik yang masih mampu melakukan pekerjaan

dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa, maupun

yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada

bantuan orang lain (Notoadmodjo, 2007). WHO membagi lansia menjadi

empat kelompok yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun; lansia

(elderly) 60-74 tahun; lansia tua (old) 75-90 tahun; usia sangat tua (very old)

usia diatas 90 tahun (Efendi, 2009).

Berbeda dengan WHO, Departemen Kesehatan RI (2003)

mengklasifikasikan lansia menjadi pralansia untuk seorang yang berusia

antara 45-59 tahun, lansia untuk seorang yang berusia 60 tahun atau lebih,

lansia resiko tinggi untuk seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/

seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan,


10

lansia potensial untuk lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan

dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/ jasa, dan lansia tidak

potensial untuk lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga

hidupnya bergantung pada pekerjaan orang lain (Maryam et al, 2008).

2.1.2 Proses Penuaan

Menua adalah proses yang mengakibatkan suatu perubahan bersifat

kumulatif, dan suatu proses penurunan daya tahan tubuh dalam menghadapi

rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian

(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Secara umum, proses menua adalah

perubahan terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, profresif dan

detrimental (Dewi, 2014). Proses penuaan merupakan proses biologis

dimana terdapat perubahan-perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh

jam biologis, terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan,

radikal bebas dan adanya kesalahan pada molekul DNA, dan perubahan

yang terjadi di dalam sel ataupun akibat pengaruh dari luar sel (Dewi &

Darwin, 2014).

Menurut Hernawati (2006), perubahan pada lansia meliputi perubahan

biologis, psikologis dan sosiologis. Perubahan biologis diantaranya adalah

penurunan fungsi sel otak, penurunan kemampuan, penurunan massa otot

dan peningkatan massa lemak yang mengakibatkan penurunan cairan tubuh

sehingga kulit kelihatan mengerut, kering serta muncul garis-garis yang

menetap pada wajah, penurunan indera penglihatan, dan penurunan indera


11

pendengaran yang menyebabkan lansia kurang aktif dan mengganggu

kegiatan sehari-hari. Perubahan psikologis berupa ketidakmampuan untuk

mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi misalnya sindrom

lepas jabatan dan sedih yang berkepanjangan. Perubahan sosiologis lansia

sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman terhadap diri

sendiri. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan status sosial, misalnya

pensiunan (Ina, 2006).

2.1.3 Masalah Kesehatan Lanjut Usia

Seiring dengan penambahan umur, proporsi lansia yang mengalami keluhan

kesehatan semakin besar. Sebanyak 37,11 %penduduk pra lansia mengalami

keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, meningkat menjadi 48,39 % pada

lansia muda, meningkat lagi menjadi 57,65 % pada lansia madya, dan

proporsi tertinggi pada lansia tua yaitu sebesar 64,01 % (Kementerian

Kesehatan RI, 2013). Keluhan kesehatan itu sendiri adalah suatu keadaan

dimana seseorang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik

karena penyakit akut/kronis, kecelakaan, kriminalitas, atau sebab lainnya.

(Badan Pusat Statistik, 2015).

Kemunduran pada fungsi organ tubuh khususnya lansia menyebabkan

rawan terhadap serangan berbagai penyakit kronis, seperti diabetes melitus,

stroke, gagal ginjal, kanker, hipertensi, dan jantung. Jenis-jenis keluhan

kesehatan pada lansia dapat mengindikasikan gejala awal dari penyakit

kronis yang sebenarnya tengah diderita. Adapun jenis keluhan kesehatan


12

yang paling banyak dialami lansia adalah keluhan lainnya, yaitu jenis

keluhan kesehatan yang secara khusus memang diderita lansia seperti asam

urat, darah tinggi, darah rendah, reumatik, diabetes, dan berbagai jenis

penyakit kronis lainnya (Badan Pusat Statistik, 2015).

2.1.4 Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Kementerian Kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan

para lansia melakukan beberapa program, yaitu:

a. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan

kesehatan dasar, khususnya Puskesmas dan kelompok lansia melalui

program Puskesmas Santun Lanjut Usia dengan mengutamakan aspek

promotif dan preventif di samping aspek kuratif dan rehabilitatif.

b. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui pengembangan

Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit.

c. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan

gizi bagi usia lanjut. Kegiatan program kesehatan lansia terdiri dari

kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi

lansia, deteksi ini dan pemantauan kesehatan lansia, pengobatan ringan

bagi lansia dan kegiatan rehabilitatif berupa upaya medis, psikososial dan

edukatif (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Tujuan program kesehatan lansia adalah agar para lansia menikmati masa

tua bahagia dan berguna. Kegiatan juga dilakukan agar kondisi kesehatan

lansia terjaga sehingga tetap produktif, adanya peran serta aktif dan
13

partisipasi lintas sektor, meningkatkan koordinasi lintas sektor di setiap

tingkat administrasi, seiring dengan program kerja komisi daerah lansia

(Kementerian Kesehatan RI, 2014).

2.2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia

2.2.1 Definisi Posyandu

Posyandu dapat didefinisikan sebagai satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan suatu

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam

memperoleh suatu pelayanan kesehatan dasar (Departemen Kesehatan RI,

2011). Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata suatu partisipasi

dari masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh, dan untuk

masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan dari puskesmas mengenai

pelayanan kesehatan dasar (Effendy, 2000).

2.2.2 Definisi Posyandu Lanjut Usia

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan

kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk

lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh

masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor

pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,


14

dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan

preventif (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Posyandu lansia disediakan untuk masyarakat usia lanjut di wilayah tertentu

yang telah disepakati, digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu ini merupakan suatu

pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi

lansia yang diselenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan

peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial

dalam penyelenggaraannya dan didalamnya terdapat pelayanan kesehatan,

dan kegiatan peningkatan kesehatan serta kesejahteraan lansia (Komisi

Nasional Lanjut Usia, 2010; Angraeni, 2014).

2.2.3 Manfaat Posyandu Lanjut Usia

Tujuan pembentukan posyandu lansia menurut Depkes RI (2006) adalah

meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

lansia. Tujuan lain adalah mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran

serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan selain

meningkatkan komunikasi antara orang lanjut usia (Angraeni, 2014).

Manfaat posyandu lansia adalah agar kesehatan fisik usia lanjut dapat

dipertahankan tetap bugar dan kesehatan rekreasi tetap terpelihara. Selain


15

dalam bidang kesehatan, manfaat lain adalah dapat menyalurkan minat dan

bakat untuk mengisi waktu luang (Departemen Kesehatan RI, 2006).

2.2.4 Kegiatan Posyandu Lanjut Usia

Di samping pelayanan kesehatan, posyandu lansia juga memberikan

pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya,

dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Kegiatan lansia menurut

Kementerian Kesehatan RI (2011) meliputi:

a. Promotif, dapat berupa penyuluhan kesehatan dan pemeliharaan

kebersihan, makanan mengandung gizi seimbang, kesegaran jasmani

yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia,

pembinaan mental dalam meningkatkan iman, pembinaan keterampilan,

dan meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.

b. Preventif, dapat berupa kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berkala

dan teratur untuk menemukan penyakit dini lansia, kesegaran jasmani,

penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, penyuluhan untuk

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan pada lansia, dan

pembinaan mental.

c. Kuratif, dapat berupa kegiatan pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan

kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan.

d. Rehabilitatif, dapat berupa kegiatan memberikan informasi dan

pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu agar lansia,


16

mengembalikan kepercayaan diri dan memperkuat mental, pembinaan

pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktifitas di dalam maupun luar rumah,

nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita, dan

perawatan fisioterapi (Marlina, 2012).

Penyelenggaraan posyandu dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih,

tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari

puskesmas setempat baik seorang dokter bidan atau perawat.

Penyelenggaraan dilakukan dengan sistem 5 meja meliputi meja

pendaftaran, tempat penimbangan, pengukuran dan pencatatan berat dan

tinggi badan serta perhitungan index massa tubuh (IMT), tempat

pemeriksaan dan pengobatan sederhana (tekanan darah , gula darah, dan

sebagainya), tempat kegiatan konseling (kesehatan, gizi, dan kesejahteraan),

dan tempat pemberian informasi dan melakukan kegiatan sosial (pemberian

makanan tambahan, bantuan modal, dan sebagainya) (Komisi Nasional

Lanjut Usia, 2010).

Terdapat 10 tahap pelayanan dalam kegiatan posyandu lansia, yaitu

pemeriksaan aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living) seperti makan dan

minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik dan turun turun tempat tidur, dan

buang air, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi dan dicatat

pada grafik IMT, pengukuran tekanan darah dan denyut nadi, pemeriksaan

hemoglobin. Pemeriksaan selanjutnya adalah untuk mendeteksi adanya

penyakit seperti gula dalam air seni untuk deteksi awal penyakit diabetes
17

mellitus (gula) dan adanya protein dalam air seni untuk deteksi awal

penyakit ginjal. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pembuatan rujukan

ke puskesmas bila terdapat keluhan atau kelainan pada pemeriksaan nomor

1 sampai 7, penyuluhan di dalam atau luar kelompok dalam rangka

kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai masalah

kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia, dan kunjungan

rumah oleh kader dan petugas bagi kelompok lansia yang tidak datang

(Departemen Kesehatan RI, 2006).

2.3 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan. Sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap

siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial

internal, seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara

kandung dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga

inti. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi

keluarga (Friedman, 2010).

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap anggota keluarga

memiliki peranan yang sangat penting. Peranan keluarga antara lain

menjaga dan merawat lansia, mepertahankan dan meningkatkan status

mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan

motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia. Anggota

keluarga juga dapat melakukan pembicaraan terarah, mempertahankan


18

kehangatan dalam keluarga, membantu mempersiapkan makanan,

membantu dalam segi transportasi atau memenuhi sumber keuangan,

memberi kasih sayang, menghormati dan menghargai, sabar dan bijaksana

terhadap perilaku lansia, menyediakan waktu serta perhatian, dan meminta

nasihatnya dalam peristiwa-peristiwa penting (Maryam et al, 2008).

Keluarga memiliki empat fungsi dukungan diantaranya:

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional keluarga berupa perhatian, kasih sayang dan

empati. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga berupa

fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial dengan

saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling mendukung dan

menghargai antar anggota keluarga, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan (Friedman, 2010).

b. Dukungan Informasi

Dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang

diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan,

nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting yang

sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

Manfaatnya adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang

khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi (Friedman, 2010).


19

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental keluarga merupakan dukungan atau bantuan

penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana,

maupun meluangkan waktu untuk membantu atau melayani dan

mendengarkan klien halusinasi dalam menyampaikan perasaannya. Serta

dukungan instrumental keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit,

dan kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat

dan terhindarnya pasien dari kelelahan (Friedman, 2010).

d. Dukungan Penghargaan

Dukungan keluarga berperan dalam mengintensifkan perasaan sejahtera

karena keluarga membimbing dan menengahi pemecahan masalah.

Orang yang hidup dalam lingkungan yang supportif kondisinya jauh

lebih baik daripada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut

akan tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik. Ikatan

kekeluargaan yang kuat membantu ketika keluarga menghadapi masalah

(Friedman, 2010).

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat lansia

untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi

motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan Lansia

jika lupa jadwal Posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala

permasalahan bersama lansia (Aryatiningsih, 2014).


20

Dukungan keluarga dapat diukur dengan menggunakan Perceived Social

Support Questionnaire Family (PSS-fa) yang terdiri dari 20 item.

Kuesioner PSS-Fa dibuat dengan skala likert dengan jawaban sangat

tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Alat ukur ini

digunakan untuk mengetahui persepsi individu terhadap dukungan yang

didapatkan dari keluarga sesuai dengan yang dibutuhkan. Bentuk

dukungan keluarga ini adalah dukungan fisik, informasi dan umpan balik

dari keluarga (Procidano dan Heler; Radita, 2015).

2.4 Jarak

Pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Kemenkes (2010) dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterjangkauan lokasi tempat

pelayanan, jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia, maupun

keterjangkauan informasi. Rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan

kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai, seperti tidak tahu adanya suatu

kemampuan fasilitas (faktor informasi), biaya yang tidak terjangkau (faktor

ekonomi), tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya),

dan jarak yang jauh (faktor geografi). Tempat pelayanan yang tidak strategis

sulit dicapai, menyebabkan berkurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan

(Handayani, 2013).

Jarak sendiri dapat diartikan sebagai ruang sela (panjang atau jauh) antara

dua benda atau tempat. Jarak juga dapat diartikan sebagai waktu yang
21

diperlukan oleh setiap kendaraan atau perseorangan untuk berjalan di antara

dua titik tertentu (Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

2.5 Dukungan Kader

Pelayanan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat ditangani seluruhnya

oleh para dokter saja, apalagi kegiatan yang mencakup kelompok

masyarakat luas. Dokter memerlukan bantuan para tenaga medis, sanitasi

gizi, ahli ilmu sosial dan juga anggota masyarakat (tokoh masyarakat dan

kader) untuk melaksanakan program kesehatan. Tugas tim kesehatan ini

dapat dibedakan menurut tahap dan jenis program yang dijalankan, yaitu

berupa promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Departemen Kesehatan

RI, 2005).

Kader kesehatan atau promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga

sukarelawan yang dipilih oleh dan dari masyarakat dan memiliki tugas

untuk mengembangkan masyarakat. Depkes RI menyebutkan kader

kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang

tertentu yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa

berkewajiban untuk meningkatkan dan membina kesejahteraan masyarakat

dengan ikhlas dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas

kemanusiaan. Kader kesehatan dipilih dari masyarakat dengan prosedur

yang disesuaikan dengan kondisi setempat. diharapkan memiliki latar

belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk

membaca, menulis, dan menghitung secara sederhana, mau dan mampu


22

bekerja dengan sukarela, serta sabar dan memahami lansia. Selain itu, kader

yang dipilih juga harus dapat melaksanakan tugas-tugas kader secara fisik,

memiliki penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa bersangkutan, aktif

dalam kegiatan sosial dan pembangunan di desa, dikenal masyarakat, dapat

bekerjasama dengan calon kader lain, dan sanggup membina paling sedikit

10 kepala keluarga (Zulkifli, 2004).

Kader posyandu sendiri memiliki beberapa peran, yaitu:

a. Sebelum hari buka posyandu berupa melakukan persiapan,

menyebarluaskan informasi mengenai hari buka posyandu melalui

pertemuan warga setempat, melakukan pembagian tugas antar kader,

melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan menyiapkan bahan

penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.

b. Saat hari buka posyandu berupa melakukan pendaftaran, memberikan

pelayanan kesehatan, membimbing dan membantu melakukan

pencatatan, melakukan penyuluhan dan memberi layanan konsultasi

maupun konseling, memotivasi, menyampaikan informasi dan

penghargaan serta melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan.

c. Sesudah hari buka posyandu berupa melakukan kunjungan, memotivasi

masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dan memberi penyuluhan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menyelenggarakan diskusi

dengan masyarakat terkait kegiatan posyandu, serta mempelajari Sistem

Informasi Posyandu (SIP) (Kementerian Kesehatan RI, 2012).


23

2.6 Pengetahuan

2.6.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya), atau hasil penginderaan

manusia. Pengetahuan yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh lamanya

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoadmodjo, 2010).

2.6.2 Tingkat Pengetahuan

Intensitas atau tingkat pengetahuan seseorang terhadap objek secara garis

besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu berarti hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengukur bahwa orang

tahu sesuatu, dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami berarti orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek tersebut, bukan sekedar tahu dan dapat menyebutkan,

tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus melakukan hal tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan saat seseorang yang telah memahami suatu objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.


24

d. Analisis (analysis)

Analalisis berarti seseorang mampu menjabarkan dan/atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat

dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah saat seseorang mampu untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki atau diartikan sebagai kemampuan menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah saat seseorang mampu untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini berdasarkan atas

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat. Misalnya, seseorang ibu dapat menilai seseorang menderita

malnutrisi atau tidak, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010).

2.7 Sikap

2.7.1 Pengertian Sikap

Campbell (1950) mendefinisikan sikap secara sederhana, yakni suatu

sindroma dalam merespon stimulus atau objek dimana faktor pendapat dan

emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-

tidak baik, dan sebagainya) dilibatkan, termasuk pikiran, perasaan,

perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoadmodjo, 2010).


25

Menurut Newcomb, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Bisa dikatakan

bahwa fungsi sikap merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi

tertutup dan masih belum merupakan tindakan (reaksi terbuka)

(Notoadmodjo, 2010).

2.7.2 Komponen Sikap

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu

kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, kehidupan

emosional atau evaluasi orang terhadap objek, dan kecenderungan untuk

bertindak. Ketiga komponen tersebut membentuk sikap yang utuh (total

attitide). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoadmodjo, 2010).

2.8 Perilaku Manusia

Setelah faktor lingkungan, faktor perilaku merupakan faktor terbesar kedua

yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.

(Notoatmodjo, 2007). Menurut Skiner, perilaku adalah respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar) atau “S-O-R” (stimulus-

organisme-respon). Teori Skiner menjelaskan ada dua jenis respon, yaitu:

a. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh

eliciting stimuli atau rangsangan-rangsangan stimulus tertentu.

Respondent respons juga mencakup perilaku emosional.


26

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang

lain, dimana perasangsang terakhir disebut reinforcing stimuli atau

reinforcer sebab berfungsi memperkuat respon (Notoadmodjo, 2010).

Jika dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup dimana respon seseorang

terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan/kesadaran, dan sikap orang yang menerima stimulus tersebut

dan belum dapat diamati oleh orang lain secara jelas, dan perilaku terbuka

dimana respon seseorang terhadap stimulus sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik dan lebih mudah diamati (Notoadmodjo, 2007).

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor predisposisi adalah yang memotivasi dan memberikan alasan

perilaku dan preferensi pribadi seseorang mencakup pengetahuan, sikap,

keyakinan budaya, kesiapan untuk berubah, dan karakteristik

sosiodemografi seseorang, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, dan status perkawinan (Marlina, 2012).

b. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)

Faktor penguat berasal dari lingkungan, mencakup keluarga, petugas

kesehatan, teman, dan tokoh masyarakat yang menentukan apakah suatu

perilaku kesehatan mendapat dukungan atau tidak. Hal tersebut


27

bergantung tujuan dan jenis program pelayanan kesehatan. Pelayanan

petugas kesehatan maupun kader yang baik terbukti sebagai faktor yang

mempengaruhi keaktifan lansia ke kelompok lansia (Marlina, 2012).

c. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor pemungkin mencakup dapat terlaksananya suatu kegiatan maupun

aspirasi untuk perubahan perilaku dengan adanya ketersediaan sumber

daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya kesehatan, serta komitmen

pemerintah dan masyarakat terhadap layanan dan keterampilan tenaga

keehatan di layanan seperti polindes, puskesmas, posyandu lansia

maupun posbindu lain (Marlina, 2012).

Perilaku mencakup 3 domain, yakni: pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude) dan tindakan atau praktik (practice). Oleh sebab itu, mengukur

perilaku dan perubahannya mengacu pada 3 domain tersebut. Dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengetahuan kesehatan

Pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang

terhadap cara-cara memelihara kesehatan, meliputi pengetahuan

mengenai penyakit menular dan tidak menular, pengetahuan mengenai

faktor-faktor yang terkait dan/atau mepengaruhi kesehatan, pengetahuan

mengenai fasilitas pelayanan kesehatan baik yang profesional maupun

tradisional, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Pengukuran

pengetahuan kesehatan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-


28

pertanyaan tertulis atau angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah

“tingginya pengetahuan” responden mengenai kesehatan atau besarnya

presentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-

variabel atau komponen-komponen kesehatan (Notoadmodjo, 2010).

b. Sikap terhadap kesehatan

Sikap terhadap kesehatan merupakan penilaian atau pendapat orang

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yang

sekurang-kurangnya mencakup 4 variabel yakni sikap terhadap penyakit,

sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan/atau mepengaruhi

kesehatan, sikap terhadap fasilitas pelayanan, dan sikap dalam

menghindari kecelakaan. Pengukuran sikap terhadap kesehatan dapat

dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat

dengan mengajukan pertanyaan mengenai stimulus atau objek yang

bersangkutan atau dengan cara memberikan pendapat menggunakan kata

“setuju” atau “tidak setuju” terhadap pernyatan-pernyataan mengenai

objek tertentu, dengan menggunakan skala Lickert, yaitu 5 bila sangat

setuju, 4 bila setuju, 3 bila biasa saja, 2 bila tidak setuju, dan 1 bila sangat

tidak setuju (Notoadmodjo, 2010).

c. Praktik Kesehatan

Tindakan hidup sehat atau praktik kesehatan adalah semua kegiatan

orang untuk memlihara kesehatan. Meliputi 4 faktor seperti di atas, yaitu

tindakan atau praktik sehubungan dengan penyakit, sehubungan dengan

faktor-faktor yang terkait dan/atau mepengaruhi kesehatan, sehubungan

dengan fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan atau praktik dalam


29

menghindari kecelakaan. Pengukuran dapat dilakukan melalui cara

langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung yakni

dengan pengamatan (observasi), yaitu pengamatan terhadap tindakan

subjek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak

langsung dilakukan dengan metode recall atau mengingat kembali, yang

dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek (Notoadmodjo,

2010).

2.9 Profil Puskesmas Rajabasa Indah

Puskesmas Rajabasa Indah merupakan Puskesmas Pemerintah Kotamadya

Bandarlampung yang resmi menjadi puskesmas induk sejak tahun 2003

Puskesmas didirikan di atas tanah seluas 200m2 dengan luas bangunan 176

m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung

(medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis).

Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib dan

upaya kesehatan pengembang. Puskesmas Rajabasa Indah terletak di Jalan

Pramuka No.1 yang termasuk dalam kelurahan Rajabasa Kota

Bandarlampung. Rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Rajabasa

sebesar 26,67 jiwa/Ha. Pada tahun 2012 jumlah penduduk penduduk di

wilayah Puskesmas Rajabasa Indah 32.935 jiwa yang terdiri dari laki-laki

15.808 jiwa dan perempuan 17.127 jiwa dengan jumlah kepala 9.320 KK.

Terdapat 13 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah

pada tahun 2014. Pada tahun 2016, terjadi pengurangan jumlah posyandu
30

lansia menjadi 8 posyandu yang terdiri dari 2 posyandu di Kelurahan

Rajabasa Raya 2 posyandu, 5 posyandu di Kelurahan Rajabasa Jaya, dan 1

posyandu di Kelurahan Gedung Meneng. Nama posyandu lansia tersebut

adalah Bunda, RKS Nadila, Bougenville, Kepayang, Lingsuh, Flamboyan,

Tulip (GM), dan Anggrek.


31

2.10 Kerangka Teori

Faktor
Predisposisi:
pengetahuan,
Perilaku Keaktifan
sikap,
dan Gaya lansia
keyakinan
Hidup: mengikuti
budaya,
Kunjungan posyandu
kesiapan untuk
Lansia lansia
berubah, dan
karakteristik
sosiodemografi
seseorang

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif


Faktor
Penguat:
dukungan
keluarga,
petugas Peningkatan
kesehatan,
kualitas hidup
teman, dan
lansia
tokoh
masyarakat

Faktor
Pemungkin:
ketersediaan&
keterjangkauan
sumber daya
kesehatan,
komitmen
pemerintah dan
masyarakat
keterampilan
tenaga kesehatan

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian (Modifikasi Teori Lawrance Green)


32

2.11 Kerangka Konsep


Komponen yang akan dianalisis adalah faktor predisposisi yakni gambaran

karakteristik sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, dan

pekerjaan), pengetahuan, dan sikap. Faktor penguat yang dianalisis yakni

dukungan keluarga orang lanjut usia (lansia) dan dukungan kader, dan

faktor pemungkin yang dianalis adalah jarak. Baik faktor predisposisi,

faktor penguat, dan faktor pemungkin tersebut dianalisis dengan keaktifan

lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah.

Variabel Indepeden Variabel Depeden

- Dukungan keluarga Keaktifan lansia


- Karakteristik dalam mengikuti
Sosiodemografi kegiatan Posyandu
- Jarak Lansia
- Dukungan Kader
- Tingkat
Pengetahuan
- Sikap

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan

cross sectional, dimana variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang

bersamaan.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di 8 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Rajabasa Indah, Kota Bandar Lampung. Penelitian telah

dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi terget dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur ≥ 45 tahun.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rajabasa Indah, Kota Bandar Lampung, yang terbagi dalam 8

posyandu dengan jumlah lansia sebanyak 2235 orang.


34

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili

keseluruhan kelompok populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi pada saat pelaksanaan posyandu lansia Kecamatan Rajabasa Indah,

Kota Bandar Lampung. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah

probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling.

3.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:

1. Lanjut usia yang berusia 45 tahun ke atas.

2. Bisa berkomunikasi dengan baik secara tertulis maupun tidak

tertulis.

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

1. Lansia yang mempunyai gangguan pendengaran.

2. Lansia yang memiliki kelainan mental.

3.3.2.3 Besar Sampel

Jumlah sampel dihitung dengan rumus minimal sampe size:

( )

Keterangan:

Zα = Derivat baku alpha


35

P = Proporsi Kategori

Q = 1-P

d = Presisi

Tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95%, sehingga α = 5% dan

Zα=1,96% dengan kesalahan prediksi yang masih bisa diterima (d)

sebesar 10%. Prevalensi (P) ditetapkan sebesar 0,53 karena sudah ada

penelitian yang serupa sebelumnya, sehingga Q (1-P) didapatkan 0,47.

( )
( )

Dengan demikian, besar sampel adalah 96 orang.

Peneliti menghitung proporsi sampel berdasarkan jumlah lansia yang

aktif mengikuti posyandu lansia yang tersebar di 8 posyandu. Jumlah

sampel tiap-tiap posyandu adalah:

Tabel 1. Jumlah Sampel


Posyandu Jumlah lansia Perhitungan Jumlah Sampel
1 12 12/128 x 96 = 9 9
2 14 14/128 x 96 = 10,5 10
3 9 9/128 x 96 = 6,75 7
4 13 13/128 x 96 = 9,75 10
5 15 15/128 x 96 = 11,25 11
6 19 19/128 x 96 = 14,25 14
7 17 17/128 x 96 = 12,75 13
8 29 29/128 x 96 = 21,75 22
Total 128 96
36

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri, dan

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang konsep

pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2012). Variabel penelitian terdiri dari:

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah dukungan

keluarga, dan faktor lainnya (karakteristik sosiodemografi, jarak, dukungan

kader, tingkat pengetahuan, dan sikap).

3.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah keaktifan

lansia mengikuti kegiatan posyandu.


37

3.5 Definisi Operasional

Agar variabel penelitian dapat diukur, definisi operasional dijelaskan

sebagai berikut dengan menggunakan tabel:

Tabel 2. Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala
Ukur
1. Keaktifan Kehadiran Daftar Rekapitulasi 0 = Kurang Nominal
lansia lansia ikut hadir/ kehadiran aktif (skor<8)
dalam kegiatan absensi 1 = Aktif (skor
posyandu/ ≥ 8)
frekuensi
kegiatan
posyandu (Kementerian
(kali/tahun) Kesehatan RI,
2013)
2. Pendidikan Jenis Wawancara Kuesioner 0 =Pendidikan Ordinal
pendidikan Rendah (SD,
formal yang SMP)
pernah dicapai 1 =Pendidikan
seseorang Menengah
berdasarkan (SMA)
ijazah terakhir 2 = Pendikan
tinggi (PT)

(UU RI No.20
Tahun 2003)
3. Dukungan Partisipasi atau Wawancara Kuesioner 0 = Buruk jika Nominal
keluarga tindakan dari nilai skor <
lansia keluarga mean
terhadap 1 = Baik jika
kunjungan nilai skor ≥
lansia dalam mean
memotivasi,
mengingatkan,
dan
mendampingi
lansia dalam
kegiatan (Nasution,
posyandu 2013)
4. Jarak Jauhnya Wawancara Kuesioner 0 = Kurang Nominal
perjalanan terjangkau jika
yang ditempuh skor total 0-3
oleh lansia 1 =Terjangkau
untuk jika skor total
mencapai 4-5
fasilitas
pelayanan (Nasution,
posyandu 2013)
lansia
38

5. Dukungan Penilaian atau Wawancara Kuesioner 0 = Kurang Nominal


Kader pandangan jika skor total
lansia terhadap jawaban ≤
dukungan yang 65%
diberikan kader 2 = Baik jika
agar bersedia skor total
memanfaatkan jawaban >65%
pelayanan
posyandu (Nasution,
lansia 2013)
6. Tingkat Hasil tahu oleh Wawancara Kuesioner 0 = Kurang Nominal
pengetahuan responden (Bila jawaban
lansia tentang benar 0-4)
pemanfaatan 1 = Baik (Bila
dan kegiatan jawaban benar
dalam 5-10)
posyandu
lansia (Marlina,
2012)
7. Sikap lansia Respon atau Wawancara Kuesioner 0 = Tidak Nominal
kesiapan Mendukung
bertindak yang (Bila nilai
biasa dilakukan jawaban 0-14)
berhubungan 1=Mendukung
dengan (Bila nilai
kegiatan jawaban 15-
posyandu 30)
lansia
(Marlina,
2012)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang berisi

beberapa pertanyaan. Informed consent diberikan bersamaan dengan

kuesioner untuk mendapat persetujuan dari responden. Kuesioner dukungan

keluarga dan jarak berasal dari penelitian Nasution (2013), dan kuesioner

dukungan kader, tingkat pengetahuan, dan sikap berasal dari penelitian

Marlina (2012). Daftar pertanyaan merupakan pertanyaan tertutup yang

berarti untuk menjawab pertanyaan diberikan altenatif jawaban, dan

responden tinggal menjawab.

a. Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 10 pertanyaan dengan

menggunakan skala Guttman. Skor 1 diberikan jika jawaban “Ya” dan


39

skor 0 diberikan jika jawaban “Tidak”. Interpretasi hasil yaitu jika nilai

skor < mean menunjukkan “Buruk” dan jika nilai skor ≥ mean

menunjukkan “Baik”.

b. Kuesiosioner dukungan kader terdiri dari 16 pertanyaan dengan

menggunakan skala Guttman. Skor 1 diberikan jika jawaban “Ya” dan

skor 0 diberikan jika jawaban “Tidak”. Interpretasi hasil yaitu “Kurang”

jika skor total jawaban ≤ 65% atau dalam interval 0-8, dan “Baik” jika

skor total jawaban >65% atau dalam interval 9-12.

c. Kuesioner jarak, terdiri dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala

Guttman. Skor 1 diberikan jika jawaban “Ya” dan skor 0 diberikan jika

jawaban “Tidak”. Interpretasi hasil yaitu “Kurang terjangkau” jika skor

dalam interval 0-3, dan “Terjangkau” jika skor dalam interval 4-5.

d. Kuesioner tingkat pengetahuan, terdiri dari 10 pertanyaan dengan

menggunakan skala Guttman. Skor 1 diberikan jika jawaban “Ya” dan

skor 0 diberikan jika jawaban “Tidak”. Setelah diberi skor selanjutnya

dikategorikan berdasarkan jumlah nilai skor, kemudian ditetapkan

klasifikasi nilai untuk menetapkan kategori. Nilai 0-5 menunjukkan

“Kurang Baik” dan nilai 6-10 menunjukkan “Baik”.

e. Kuesioner terkait sikap menggunakan skala Likert. Skor diberikan

berdasarkan pilihan jawaban, “Sangat Setuju” = 4, “ Setuju” = 3, “Tidak

Setuju” = 2, “Sangat Tidak Setuju” =1. Range nilai dibagi dalam 2

kategori untuk menentukan lebar kelas (interval) dari klasifikasi nilai

yang akan dibuat. Nilai 0-14 menunjukkan kurang mendukung dan nilai

15-30 menunjukan mendukung. Pernyataan dibuat dalam dua bentuk,


40

yaitu positif dengan nilai ke arah kanan dan pernyataan negatif dengan

nilai ke arah kiri.

Instrumen untuk dukungan keluarga, dukungan kader, dan jarak berasal dari

penelitian Nasution (2013). Instrumen telah diujicoba di lapangan dengan

melakukan uji validitas Korelasi Produk Momen Pearson dan didapatkan

hasil rhitung>rtabel (0,05) dimana rtabel pada taraf nyata α = 0,05 diketahui

sebesar 0,396. Uji validitas didapatkan 10 pertanyaan terkait dukungan

keluarga, 12 dari 16 pertanyaan terkait dukungan kader, dan 5 pertanyaan

terkait jarak yang valid. Uji reliabilitas dukungan keluarga, dukungan kader,

dan jarak dengan Alpha Cronbach didapatkan hasil masing-masing 0,810,

0,810 dan 0,707. Sedangkan instrumen untuk tingkat pengetahuan dan sikap

berasal dari penelitian Marlina (2012) berisi masing-masing 10 pertanyaan

signifikan yang telah diujicoba juga di lapangan dengan melakukan uji

validitas Korelasi Produk Momen Pearson dan didapatkan hasil rhitung>rtabel

(0,05) dimana rtabel pada taraf nyata α = 0,05 diketahui sebesar 0,396. Uji

reliabilitas dengan Alpha Cronbach didapatkan hasil 0,872 untuk tingkat

pengetahuan dan 0,821 untuk sikap.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner yang dibagikan kepada

lansia saat penelitian berlangsung dan data sekunder yang digunakan


41

adalah data kunjungan atau absensi lansia di posyandu pada bulan

Oktober 2015-September 2016 yang didapatkan dari kader posyandu

ataupun arsip puskesmas yang akan digunakan untuk menilai keaktifan.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data primer

dan data sekunder, dimana data primer diperoleh langsung dari lansia

dengan bertanya melalui pengukuran dengan kuesioner atau daftar

pertanyaan, dan wawancara terbimbing. Data sekunder dalam penelitian

ini adalah data yang diperoleh dari catatan dan laporan Puskesmas

Rajabasa untuk mengetahui jumlah lansia dan data kunjungan Posyandu

Lansia pada periode Oktober 2015-September 2016.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dijalankan adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung penelitian

dengan berbagai jurnal dan referensi untuk memilih topik penelitian.

Setelah memutuskan topik yang diambil, peneliti kembali mencari

literatur untuk memperdalam pengertian terkait topik yang diteliti. Selain

itu, dilakukan studi pendahuluan dengan meminta data posyandu di

puskesmas untuk dapat menentukan sampel. Selanjutnya, menyusun

proposal penelitian yang terlebih dahulu dikonsultasikan kepada

pembimbing.
42

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti mengumpulkan data sekunder di Posyandu Lansia dan

Puskesmas Rajabasa terkait lansia. Kemudian pelaksanaan penelitian

dilakukan pada September - Desember 2016. Pengambilan data

dilakukan saat pelaksanaan posyandu, dimana peneliti melakukan

pendekatan dan menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan

(informed consent).

3. Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data kemudian diubah ke

dalam bentuk tabel-tabel. Proses pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan beberapa langkah:

a. Editing, yaitu penyuntingan data sebelum dimasukkan untuk

memeriksa kembali kebenaran data atau formulir kuesioner yang

diperoleh atau dikumpulkan, dan untuk mengurangi kesalahan dalam

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding, yaitu menerjemahkan data yang dikumpulkan selama proses

penelitian ke dalam bentuk simbol-simbol atau kode numerik (angka)

yang sesuai untuk dapat dianalisis.

c. Data entry, proses memasukkan data ke dalam komputer.

d. Verification, proses pemeriksaan secara visual terhadap data yang

sudah dimasukkan ke dalam komputer.

e. Computer output, proses dimana hasil analisis oleh komputer

kemudian dicetak.
43

3.9 Alur Penelitian


Pencarian data awal, pembuatan
Tahap Persiapan
proposal, dan perijinan
melaksanakan penelitian

Tahap Pelaksanaan Populasi

Kriteria
eksklusi
Pos 1 Pos 2 Pos 3 Pos 4 Pos 5 Pos 6 Pos 7 Pos 8

Kriteria inklusi

Sampel

Pengisian informed consent

Setuju

Pengisian kuesioner

Melihat data sekunder

Tahapan pengolahan data Melakukan input data

Tahapan penulisan Analisis data statistik


laporan penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian

3.10 Analisa Data dan Pengujian Hipotesa

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan

sebaran data dalam bentuk tabel sehingga dihasilkan distribusi dan


44

presentase dari tiap variabel mendeskripsikan variabel penelitian . Data

yang ditampilkan dalam analisa univariat adalah distribusi frekuensi dari

karakteristik sampel terkait karakteristik sosiodemografi, jarak, dukungan

keluarga, dukungan kader, tingkat pengetahuan dan sikap lansia.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi square untuk variabel

dukungan keluarga, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,

jarak, dan dukungan kader. Untuk data yang tidak memenuhi syarat uji

chi square , dilakukan uji statistik fisher’s exact, yaitu untuk variabel

tingkat pengetahuan dan sikap. Uji statistik dilakukan dengan

menggunakan software statistik pada tingkat kepercayaan 95%, dimana

taraf signifikan sebesar 0,05 sehingga bila ditemukan hasil analisis

statistik p<0,05 maka variabel di atas dinyatakan berhubungan secara

signifikan

c. Analisis multivariat

Analisis dengan menggunakan uji regresi logistik ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas (independent variable) dengan

keaktifan lansia mengikuti posyandu lansia dan dilakukan pengujian

sekaligus variabel (dengan p<0,25)yang mempunyai kemaknaan statistik

pada analisis bivariat

( )
45

dan

( )
( )

Keterangan:

a = konstanta

b1, b2, ...., bk = Koefisien regresi variabel independen

x1, x2, ..., xk = Koefisien prediktor yang mempengaruhinya

P = Probabilitas untuk kejadian variabel dependen

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik

Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan

nomor surat 087/UN26.8/DL/2017 yang digunakan untuk melakukan

penelitian.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuan,

dan sikap dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

2. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jarak,

dan dukungan kader dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia

di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

3. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keaktifan lansia dalam mengikuti

kegiatan posyandu lansia adalah dukungan keluarga dan pekerjaan.

4. Angka kunjungan rata-rata lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rajabasa Indah adalah 6,57 atau 7 kali dalam 1 tahun.

5. Usia rata-rata lansia yang datang ke posyandu adalah 62,85 tahun. Mayoritas

lansia adalah perempuan dengan pendidikan terakhir merupakan pendidikan

dasar (SD) dan mayoritas lansia sudah tidak bekerja.

6. Sebagian besar lansia (58,3%) kurang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia di

wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

7. Mayoritas lansia (53,7%) mendapat dukungan keluarga yang baik.

8. Mayoritas lansia (77,1%) mendapat dukungan kader yang baik.


75

9. Mayoritas lansia (88,5%) memiliki jarak tempat tinggal ke posyandu lansia yang

terjangkau.

10. Mayoritas lansia (91,7%) memiliki tingkat pengetahuan mengenai posyandu

lansia yang baik.

11. Mayoritas lansia (93,8%) memiliki sikap yang mendukung terhadap kegiatan

posyandu lansia.

5.2. Saran

1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang yang

berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti

jumlah kader, dukungan tokoh masyarakat

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup wilayah yang lebih luas.

Tidak hanya di posyandu wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah sehingga

jumlah sampel yang mengikuti penelitian lebih banyak dan terdistribusi baik.

3. Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan seperti senam dan penyuluhan

kesehatan maupun pemberian penghargaan kepada lansia yang aktif datang ke

posyandu lansia.

4. Masyarakat perlu memberikan dukungan kepada setiap anggota keluarga,

khususnya lansia dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, insrumental,

dan informatif sehingga lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan

mengalami peningkatan kualitas hidup.

5. Puskesmas perlu memotivasi dan meningkatkan hard skill dan soft skil kader dan

petugas kesehatan agar dapat memberikan dukungan yang lebih kepada lansia

untuk lebih aktif mengikuti kegiatan posyandu.


76

DAFTAR PUSTAKA

Alazri, Neal. 2003. The association between satisfaction with ervices provided in primary
care and outcomes in type 2 diabetes mellitus. Diabetes Med: 20: 486-490.

Alnoumas, Enezl, Isaeed, Makboul, El-Shazly. 2012. Knowledge, attitude, and behaviour of
primary health care workers regarding health care associated infections in Kuwait.
Greener J of Med Science. 2(4): 92-98.

Angraeni DS. 2014. Hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia
di kelurahan rempoa wilayah binaan kerja puskesmas ciputat timur [skripsi]. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah.

Aryatiningsih DS. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu


lansia di kota pekanbaru. An-Nadaa. 1(2):42–47.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia
lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-undang republik indonesia nomor


36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negera.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman umum pengelolaan posyandu.


Jakarta: POKJANAL.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Dewi AP, Darwin E. 2014. artikel penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di kelurahan parupuk tabing wilayah kerja
puskesmas lubuk buaya kota padang tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2):114–
118.
77

Dewi SR. 2014. Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Dee Publish.

Effendy N. 2000. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Efendi F. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas  : teori dan praktek dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Friedman MM. 2010. buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori dan praktek. Jakarta : EGC

Handayani D, Wahyuni. 2012. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam
mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia jetis desa krajan kecamatan weru
kabupaten sukoharjo. Gaster | J Ilmu Kes. 9(1):49–58.

Handayani P. 2013. Determinan Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesnas di


puskesmas medan helvetia tahun 2013 [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Ina H. 2006. Pedoman tatalaksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buku pegangan kader posyandu: ayo ke
posyandu setiap bulan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Gambaran kesehatan lanjut usia di


indonesia. Jakarta: Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan analisis lanjut usia. Jakarta Selatan: Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010. Pedoman pelaksanaan posyandu lanjut usia. Jakarta:
PPLU.

Latifah D. 2013. Perbedaan kualitas hidup lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia
dengan yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia di desa sirnoboyo kecamatan pacitan
[naskah publikasi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Marlina N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan lansia di kelompok


lansia "melati b" kelurahan abadi jaya di wilayah kerja puskesmas abadi jaya kota depok
provinsi jawa barat tahun 2012 [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.
78

Murniati Nia. 2004. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan pra lansia dan lansia
dalam kelompok binaan pra lansia dan lansia di wilayah kerja puskesmas depok jaya
[skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.

Maryam S, Mia, Rosidawati, Ahmad, Irwan. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya,
jakarta: salemba medika.

Mwanyangala M, Charles, Honorathy, Jensen, Chrizostom, Salim, et al. 2010. health status
and quality of life among older adults in rural tanzania. Global Health Action. 3(10): 36-
44.

Nasution Z. 2013. Pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan kader terhadap
pemanfaatan posyandu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas bandar dolok kecamatan
pagar merbau kabupaten deli serdang [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Notoadmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan ii. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyani, Radita D. 2015. Hubungan dukungan keluarga, interaksi sosial, dan fungsi
kognitif dengan depresi pada lanjut usia di kecamatan rajabasa bandarlampung [skripsi].
Lampung: Universitas Lampung.

Purnawati N. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia dalam kegiatan


posyandu di desa plumbon kecamatan mojolaban sukoharjo [skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sanjel S, Mudbhari, Risal, Khanal. 2012. The utilization of health care services and their
determinants among the elderly population of dhulikhel municipality. Kathmandu Univ
Med J. 37(1):34-9.

Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial. 2015. Statistik penduduk lanjut
usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Trihandini I. 2012. Lansia indonesia: tantangan serta implikasinya pada pembangunan


berkelanjutan. Jakarta: Direktorat Analisis Dampak Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.
79

Wairiuko JW. 2014. Determinanants of access to healthcare among the elderly: the case of
kibera informal sttlement, nairobi, kenya [thesis]. Kenya: Kenyatta University.

Wandera S, Betty, James. 2015. Determinants od access to healthcare by older persons in


uganda: a cross-sectional study. Int J for Equity in Health. 14(26):1-10.

You might also like