You are on page 1of 8

PENILAIAN OBYEK DAN DAYA TARIK RIAM ASAM TELOGAH

DIKECAMATAN NOYAN KABUPATEN SANGGAU UNTUK WISATA ALAM


The Assessment of Object and Attraction of Riam Asam Telogah in District of
Noyan, Sanggau Regency for Ecotourism
Mauluni Nurindra Putri, Joko Nugroho Riyono, Ratna Herawatiningsih
Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email: Mauluni@gmail.com

ABSTRACT
Noyan is one district in the Regency of Sanggau, West Kalimantan Province. In Noyan, there is
a potential spot for nature tourism which is not known by the public. It is located in the village
Telogah. That potential spot for tourism is called Riam Asam Telogah. Riam Asam Telogah has
potential tourist attraction to visit, but until present time, there are no related agencies
interested in developing that place for touris destination due to lack of specific Information
relating to potential tourist destination in details. This study aims to assess the potential
attractiveness of Riam Asam Telogah in Sanggau regency, West Kalimantan Province, for
ecotourism. In The method used in this study is a scoring method based on the standard
assessment of nature attraction and nature conservation PHKA 2003. The study used data
collection with questionnaire and direct observation in the field. The result of study showed an
average score of 716,29 obtained from the area of Riam Asam Telogah which earns score score
of A meaning that Riam Asam Telogah is potential to develop as a nature tourism or
ecotourism.

Keywords : Assessment Standards, Object of Attraction, Ecotourism, Riam Asam Telogah.

PENDAHULUAN dapat dikembangkan menjadi suatu


Noyan merupakan salah satu atraksi wisata (tourist attraction) yang
kecamatan yang terdapat di kabupaten dimanfaatkan untuk kepentingan
Sanggau provinsi Kalimantan Barat. Di ekonomi dengan tetap memperhatikan
kecamatan noyan terdapat sebuah aspek-aspek lainnya (Pendit, 2006).
potensi wisata alam yang belum Pengembangan potensi wisata
diketahui keberadaan oleh masyarakat berkaitan erat dengan pelestarian nilai-
luas, potensi tersebut berada di dusun nilai kepribadian dan pengembangan
Telogah, potensi wisata yang terdapat di budaya bangsa, dengan memanfaatkan
daerah tersebut yaitu Riam Asam seluruh potensi keindahan dan kekayaan
Telogah, Riam Asam Telogah memiliki alam. Pemanfaatan disini bukan berarti
potensi wisata alam yang menarik untuk mengubah secara total, tetapi lebih
dikunjungi, namun sampai saat ini berarti mengelola, memanfaatkan dan
belum ada instansi terkait yang berminat melestarikan setiap potensi yang ada,
untuk mengembangkan tempat tersebut dimana potensi tersebut dirangkaikan
sebagai objek wisata karena kurangnya menjadi satu daya tarik wisata. Apabila
informasi yang spesifik mengenai potensi tersebut berada di kawasan
potensi wisata secara detail. potensi konservasi, maka untuk memanfaatkan
wisata adalah berbagai sumber daya potensi tersebut sebagai rencana
yang dimiliki oleh suatu tempat dan pengembangannya harus dilatar

357
belakangi oleh konsep-konsep kebudayaan dan cinta alam yang di
ekowisata diantaranya, lingkungan, lakukan di dalam objek wisata alam.
masyarakat, pendidikan dan Ekoturisme juga di terjemahkan
pengalaman, berkelanjutan, dan menjadi wisata ekologi yang menjadi
manajemen. tanggung jawab atas perjalanan wisata
Riam Asam Telogah memiliki ke area alami yang mampu memelihara
banyak potensi sumber daya alam yang lingkungan serta bertanggung jawab
masih alami dan masih terjaga untuk memelihara keberadaan manusia
kelestariannya untuk dijadikan tempat dan makhluk hidup sekitarnya untuk
wisata. Menurut informasi dari tetap hidup aman dan nyaman dalam
masyarkat setempat, Riam Asam sering lingkungannya (Sugima, 2002).
dikunjungi masyarakat sekitar daerah Menurut Aryanto (2003), adal lima
tersebut, tetapi belum ada instansi faktor yang mendasar dalam penentuan
terkait yang berminat untuk menjadikan prinsip utama ekowisata/ekoturisme
tempat tersebut sebagai objek wisata. yaitu, Lingkungan : ekowisata bertumpu
Menurut Deni (2004), kata wisata pada lingkungan alam, budaya yang
(tourism) pertama kali muncul dalam belum tercemar, Masyarakat :
Oxford English Dictionary tahun 1811, ekowisata/ekoturisme adalah
yang menerangkan tentang perjalanan bermanfaat ekologi, sosial, dan ekonomi
untuk mengisi waktu luang. Namun pada masyarakat, Pendidikan dan
konsepnya mungkin dapat dilacak balik pengalaman.
dari budaya nenek moyang Yunani dan Terkait dengan permasalahan
Romawi yang sering melakukan belum adanya instansi terkait yang
perjalanan menuju negeri-negeri berminat untuk mengembangkan tempat
tertentu untuk mencari tempat indah di tersebut sebagai objek wisata, karena
Eropa atau Mediterania. Suwantoro kurangnya informasi yang detail. Oleh
(1997) mengemukakan bahwa wisata karena itu perlu dijadikan sebagai objek
alam adalah bentuk kegiatan wisata penelitian untuk menilai potensi daya
yang memanfaatkan potensi tarik Riam Asam Telogah. Penelitian ini
sumberdaya alam dan tata lingkungan. bertujuan untuk memberikan penilaian
Kementerian Kehutanan, (1988) potensi daya tarik Riam Asam Telogah
menyatakan bahwa ekoturisme adalah di Kabupaten Sanggau Provinsi
bentuk dan kegiatan yang Kalimantan Barat untuk wisata alam.
memanfaatkan potensi sumber daya Menurut Mahyuda et al (2013),
alam yang berpotensi serta mempunyai melakukan penelitian yang berjudul
daya tarik untuk wisatawan dan upaya “Penilaian Potensi Daya Tarik Danau
pembinaan cinta alam baik dalam Bekat Untuk Objek Wisata Di
keadaan alami maupun setelah ada Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten
budidaya. Sedangkan kegiatan Sanggau” penelitian ini bertujuan untuk
ekoturisme adalah kegiatan rekreasi dan mengetahui dan menilai potensi daya
pariwisata, pendidikan, penelitian, tarik Danau Bekat untuk dikembangkan
sebagai objek wisata, metode yang

358
digunakan adalah metode deskriptif analisis data, penelitian Rosalina
yang berpedoman pada standar baku dilaksanakan di kawasan Danau
penilaian dan pengembangan objek Sebedang Kabupaten Sambas serta
wisata alam yang dikeluarkan oleh menggunakan metode deskriptif
komisi kerjasama penilaian dan kualitatif dan menggunakan analisis
pengembangan objek wisata alam SWOT. Sedangkan penelitian yang
1983/1984. dilakukan adalah terletak di kawasan
Perbedaan antara penelitian yang lindung Riam Asam Telogah kecamatan
akan dilakukan penulis dengan Noyan Kabupaten sanggau dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh menggunakan metode deskriptif.
Mahyuda (2013) adalah pada pedoman
srandar baku yang digunakan, dalam METODELOGI PENELITIAN
penelitian Mahyuda (2013) Penelitian ini dilaksanakan di
menggunakan pedoman standar baku Riam Asam Telogah Kecamatan Noyan
yang dikeluarkan oleh komisi kerjasama Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
penilaian dan pengembangan objek mulai tanggal 17 Januari sampai dengan
wisata alam tahun 1983/1984, 17 Februari 2014. Alat-alat yang
sedangkan penelitian yang akan digunakan dalam pengambilan data dan
dilakukan penulis menggunakan pengolahannya adalah peta lokasi,
pedoman standar baku penilaian kamera untuk dokumentasi, alat tulis
ODTWA yang dikelurkan oleh instansi menulis, GPS, dan kuesioner.
Perlindungan Hutan dan Konservasi Penelitian ini menggunakan
Alam (PHKA) tahun 2003. metode skoring yang berpedoman pada
Penelitian Rosalina (2011) tentang pedoman penilaian Objek Daya Tarik
“Pengembangan Kawasan Danau Wisata Alam (ODTWA) PHKA tahun
Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata 2003. Data yang kumpulkan mengacu
Di Kabupaten Sambas Provinsi pada pedoman Penilaian Obyek dan
Kalimantan Barat” menyatakan bahwa Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
Danau Sebedang mempunyai potensi PHKA 2003 meliputi data primer terdiri
yang sangat besar untuk pengembangan dari beberapa kriteria antara kriteria
sebagai ekowisata, karena memiliki penilaian wisata alam, kriteria penilaian
daya dukung lokasinya yang strategis aksesibilitas, penilaian kondisi sosial
dan memiliki berbagai macam atraksi ekonomi, kriteria penilaian akomodasi,
wisata yang terdapat di areal tersebut, kriteria penilaian sarana prasarana
hanya saja penghambatnya adalah penunjang, dan kriteria penilaian
kurangnya dana untuk pengembangan ketersediaan air bersih, dalam
kawasan Danau Sebedang, kurangnya pengambilan data untuk kriteria
kerjasama dengan stakeholder, sumber penilaian daya tarik wisata alam peneliti
daya manusianya belum memadai. melakukan kegiatan wawancara terbuka
Perbedaan penelitian yang dengan masyarakat sekitar, instansi
dilakukan oleh Rosalina (2011) adalah terkait, pengunjung obyek wisata, dan
terletak pada kawasan, metode serta tokoh masyarakat.

359
Data yang dikumpulkan meliputi sarana prsarana penunjang dengan nilai
keunikan sumber daya alam, kepekaan bobot 3, dan kriteria penilaian
sumber daya alam, variasi kegiatan ketersediaan air bersih dengan nilai
wisata alam, banyaknya sumber daya bobot 6.
alam yang menonjol, kebersihan lokasi, Perhitungan untuk masing-masing
keamanan, dan kenyamanan, sedangkan kriteria tersebut menggunakan tabulasi
untuk ke lima kriteria penilaian yang dimana angka-angka diperoleh dari
lainnya peneliti melakukan pengambilan hasil penilaian responden dan peneliti
datanya dengan mengamati/ menilai yang nilai bobotnya berpedoman pada
langsung dilapangan dengan pedoman penilaian ODTWA PHKA
berpedoman pada ODTWA PHKA tahun 2003, dari tiap-tiap kriteria
tahun 2003. Data sekundernya penilaian dikalikan dengan nilai bobot
didapatkan dari studi literatur yaitu dari masing-masing kriteria penilaian
berupa laporan-laporan, makalah, buku- dengan rumus:
buku yang berkaitan serta data S=NxB
informasi instansi pemerintah yang Keterangan :
berupa data topografi, data sosial S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai-nilai unsur pada krieria
masyarakat, dan kedaaan umum lokasi
B = bobot nilai
penelitian. Setelah data primer dan Kemudian hasil dari nilai yang
sekunder terkumpul selanjutnya telah didapat dibandingkan lagi dengan
pengolahan data dan analasis data data nilai klasifikasi pengembangan dari
dilakukan dengan metode skoring. Nilai masing-masing kriteria penilaian,
bobot dari masing-masing kriteria setelah itu nilai bobot/klas yang telah
penilaian tersebut berbeda-beda satu didapat dari tabulasi klasifikasi
sama lain berdasarkan pedoman pengembangan dari masing-masing-
penilaian ODTWA PHKA tahun 2003, masing kriteria penilaian, nilai dari
antara lain kriteria penilaian daya tarik masing-masing kriteria tersebut dirata-
wisata alam dengan nilai bobot 6, ratakan kelas baik, sedang, dan buruk
kriteria penilaian aksesibilitas dengan untuk mendapatkan hasil akhir penilaian
nilai bobot 5, kriteria penilaian kondisi obyek wisata Riam Asam Telogah yang
lingkungan sosial ekonomi dengan nilai dapat dilihat pada Tabel 1.
bobot 5, kriteria penilaian akomodasi
dengan nilai bobot 3, kriteria penilaian
Tabel 1. Klasifikasi Unsur Pengembangan Berdasarkan Nilai Bobot Setiap penilaian
(Classification of unsure based on the development of weight value of each
assessment)
No Nilai Total Penilaian potensi unsure
1 ≥ 676 – 873 Potensialdikembangkan ( A )
2 ≥ 629 – 526 Cukup Potensial dikembangakan ( B )
3 281 – 479 Tidak potensial dikembangkan (C)
Sumber : Modifikasi Buku Biru (Sasaran Ukuran Pembinaan Pengembangan Objek Wisata Alam
PHKA Tahun 2003

360
HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa kriteria yaitu, responden dari
Hasil perhitungan dari setiap masyarakat sekitar sebanyak 54 orang,
unsur dan sub unsur pada penilaian daya responden dari instansi terkait sebayak 7
tarik areal mengacu pada pedoman orang, responden dari tokoh masyarakat
Penilaian ODTWA PHKA 2003, hasil sebanyak 7 orang dan responden dari
perhitungan untuk penilaian daya tarik pengunjung objek wisata sebanyak 60
wisata didapat dari jawaban kuesioner orang. Hasil penilaian daya tarik wisata
yang telah diisi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 2.
sebanyak 128 orang, yang terdiri dari

Tabel 2. Hasil Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata Alam (Result of assessment criteria
attractions nature)
No Unsur/Sub Unsur Nilai %
Keunikan Sumber Daya Alam
a. Air Terjun 3 Tingkat
b. Riam Nyakap
1 27,85 16,03
c. Goa Ibadah
d. Habitat durian
e. Batuan Unik
Kepekaan Sumber Daya Alam
a. Nilai Pengetahuan
2 b. Nilai Budaya/Sejarah 27,70 15,94
c. Nilai Pengobatan
d. Nilai Kepercayaan
Variasi Kegiatan Wisata Alam
a. Menikmati Keindahan alam
b. Memancing
3 26,21 15,08
c. Berenang
d. Berkemah
e . Pendidikan /penelitian
banyaknya sumber daya alam yang menonjol
a. Batuan
b. Flora
4 27,15 15,62
c. Fauna
d. Air
e. Gejala Alam
Kebersihan lokas,tidak pengaruh dari:
a. Industri
b. Jalan Ramai
5 18,05 10,39
c. Pemukiman Penduduk
d. Sampah
e. Binatang

361
f.Coret-coretan
Keamanan
a. Tidak ada Arus Berbahaya
b. Tidak ada penebangan Liar
6 21,09 12,14
c. Tidak ada pencurian
d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu
e. Bebas penyakit berbahaya seperti malaria
Kenyamanan
a. Bebas bau yang mengganggu
b. Tidak ada lalu lintas umum yang
7 25,74 14,81
mengganggu
c. Bebas kebisingan
d. Udara sejuk
jumlah Nilai 173,79 100

Berdasarkan hasil penelitian wisata dengan nilai bobot 6. Nilai


menunjukkan nilai tertinggi dari unsur kriteria penilaian daya tarik di areal
dan sub unsur yang telah dinilai unsur Riam Asam Telogah dengan nilai
keunikan sumber daya alam keseluruhan 173,79 x 6 = 1042,74. Nilai
menunjukkan nilai skor yang tertinggi yang telah didapat dikelaskan dengan
yaitu sebesar 27,85 dengan kalsifikasi usaha pengembangan objek
persentasinya 16,03%. Dari hasil wisata alam, maka kawasan air Riam
penelitian secara keseluruhan unsur dan Asam Telogah memiliki daya tarik areal
sub unsur yang dinilai mendapatkan yang bernila Baik (A) untuk
jumlah nilai sebesar 173,79. Nilai yang dikembangkan menjadi objek wisata
telah didapat dikalikan dengan bobot alam, hasil Penilaian Setiap Kriteria
nilai untuk kriteria penilaian daya tarik Penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Penilaian Setiap Kriteria Penilaian Berdasarkan Standar Baku Klasifikasi
Pengembangan ODTWA PHKA 2003. (The results of any assessment criteria
based on classification standards development ODTWA PHKA 2003).
No Kriteria Penilaian Skor Klasifikasi Standar Baku
penilaian

1 Penilaian Daya Tarik Wisata 1042,74 Baik (A) ≥ 993 – 1.260


≥ 724 – 993
456 – 724

2 Penilaian Aksesibiltas 950 Sedang (B) ≥1000 – 1300


≥ 700 – 1000

362
400 – 700

3 Penilaian Kondisi Lingkungan 325 Buruk (C) ≥ 975 – 1300


Sosial Ekonomi
≥ 650 – 975
325 – 650

4 Penilaian Akomodasi 90 Buruk (C) ≥ 140 – 180


≥ 100 – 140
60 – 100

5 Penilaian Sarana Prasarana 1020 Baik (A) ≥ 220 – 300


Penunjang
≥ 140 – 220
60 -140

6 Penilaian Ketersediaan Air 870 Baik (A) ≥ 730 – 900


Bersih
≥ 560 – 730
390 – 560

Skor total Penilaian 716,29 Potensial ≥ 676 – 873


dikembangkan
sebagai objek ≥ 629 – 526
wisata alam
281 – 479

Penilaian dari masing-masing KESIMPULAN DAN SARAN


kriteria penilaian yang telah Kesimpulan
diklasifikasikan lalu dijumlahkan dan 1. Kawasan Riam Asam Telogah
mendapatkan nilai total rata-rata sebesar mendapatkan nilai skor sebesar
716,29, dari hasil yang telah didapat 716,29 termasuk dalam kategori
apabila diklasifikasikan dengan kelas (A), yaitu potensial untuk di
pengembangan ODTWA PHKA 2003, kembangkan sebagai obyek wisata
areal Riam Asam Telogah mendapatkan alam.
nilai (A) yang berarti areal Riam Asam 2. Hasil penilaian dari daya tarik
Telogah potensial dikembangkan wisata, sarana prasarana penunjang
sebagai tempat/objek wisata alam. serta ketersediaan air bersih
menunjukkan bahwa areal Riam
Asam Telogah termasuk dalam klas

363
baik (A), penilaian akesibilitas Riam Deni. 2004. Kajian Awal Terhadap
Asam Telogah termasuk dalam Potensi Taman Buru Gunung
kategori sedang (B), sedangkan Masigit Kareumbi Jawa Barat
Untuk Pengembangan
penilaian kondisi sosial ekonomi,
Ekowisata. IV ( 1 ) : 1-11.
dan akomodasi termasuk dalam Kementerian Kehutanan. 1988.
kategori buruk (C). Peraturan Menteri Kehutanan
Saran No. 41 Tentang Kehutanan.
1. Diharapkan masyarakat setempat Jakarta.
tetap mempertahankan kelestarian
potensi wisata yang terdapat di Mahyuda, Said S, Erianto. 2013.
Riam Asam Telogah dengan Penilaian Potensi Daya Tarik
membuat sebuah kelompok atau Danau Bekat untuk Objek
Wisata di Kecamatan Tayan
instansi dari desa tersebut sebagai
Hilir Kabupaten Sanggau.
pengelola obyek wisata. Fakultas Kehutanan, Universitas
2. Diharapkan masyarakat setempat Tanjungpura. Pontianak.
tetap menjaga ketersediaan air
bersih yang terdapat di Riam Asam Pendit. 2006. Ilmu pariwisata : sebuah
Telogah dengan cara menjaga pengantar perdana. Jakarta.
sumber mata air yang terdapat di
areal tersebut. Rosalina T. 2011. Pengembangan
3. Diharapkan pemerintah setempat Kawasan Danau Sebedang
lebih memperhatikan aksesibilitas Sebagai Daya Tarik Wisata Di
menuju obyek wisata Riam Asam Kabupaten Sambas Provinsi
Kalimantan Barat. Tesis.
Telogah, sebaiknya jalannya
Program Studi Kajian Pariwisata
diperbaiki lagi supaya memiliki Universitas Udayana Denpasar.
daya tarik pengunjung untuk Denpasar.
berwisata
Sugima. 2002. Konservasi Alam
DAFTAR PUSTAKA Melalui Elaborasi Ekoturisme.
http://www.pikiran-
Aryanto. 2003. Eviromental Marketing rakyat.com/cetak/0203/15/0801.
Pada Ekowisata Pesisir htm di unduh 20 Desember 2012
Menggerakkan Rakyat Daerah
Otonom. Jakarta .
Suwantoro. 1997. Dasar – dasar
Pariwisata. Yogyakarta.

364

You might also like