You are on page 1of 6

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Vol. 8 No 1, 2020

Analisis Prioritas Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Lebih, Kecamatan Gianyar,


Kabupaten Gianyar
Annisa Melia Sumitapradja a, 1, I Putu Anom a, 2
1 anisamelia23@gmail.com, 2 putuanom@unud.ac.id
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

Abstract
Lebih Village is a village located in Gianyar subdistrict, Gianyar regency, famous for its coastal tourism,
which is Lebih Beach. Lebih Village have been included in the criteria for Tourism Village, however, their certificate
has not been issued for this year. In addittion to the coastal tourist attraction, it turns out that the village has more
potentials to be developed into a tourist attraction. Theses potentials include a natural, cultural and artificial
attraction. These potentials still need to be developed in order to run in the tourism sector. In connection with this,
the author tries to examine the “Analisis Prioritas Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata Lebih, Kecamatan
Gianyar, Kabupaten Gianyar. The research method used in this research is qualitative research with qualitative
descriptive analysis technique and SWOT analysis, to analyze the tourism development priorities in Lebih tourism
village. The purpose of this study was to determine how the existing conditions and to find out the priority strategies
for tourism development in Lebih Village. Sources of data from primary data and secondary data, data collection
techniques using observation, interview and literature study, and interview instruments in the form of interview
guidelines. The research of informant in Lebih Tourism Village in this research use purposive sampling technique, to
get accurate data about tourism development priorities in Lebih tourism village, Gianyar subdistrict, Gianyar
regency. The conclusion of this research is the exisiting condition in Lebih Village with component 4A which explains
the attractions, accsess, facilities, and additional services. In addition there is a main priority strategy for tourism
development in Lebih Village which is to develop the potentials they have, collaborate with another stakeholders,
conduct training for the community, build tourism facilities, conduct promotions and improve management. The
results of this research is the strategies obtained by the SWOT analysis, which were used as a priorities development
strategy of tourism in Lebih Tourism Village, Gianyar.

Keyword: Tourism Development Periorities, SWOT analysis, Tourism Village, Lebih Village.

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
Sejak dahulu Indonesia memiliki ragam tertarik untuk mengidentifikasi potensi Desa Lebih
kekayaan yang telah menjadi perhatian dunia. dalam mewujudkan strategi pengembangan dengan
Seperti Bali sebagai destinasi wisata sudah sangat berfokus kepada prioritas pengembangan untuk
familiar di mata dunia internasional. Sektor kegiatan Desa Wisata.
pariwisata telah menjadi andalan pembangunan Adapun ruang lingkup permasalahan dalam
provinsi Bali sampai masa kini. penelitian ini yaitu kondisi eksisting Desa Lebih
Tetapi, Bali selalu berupaya inovatif dengan berdasarkan komponen 4A dan analisis prioritas
mengeksplorasi potensi-potensi wisata baru. Daya pengembangan menggunakan analisis SWOT.
tarik wisata di Bali ternyata belum sepenuhnya Pendekatan pemecahan masalah dalam penelitian
dikenal oleh wisatawan. Kondisi terakhir banyak ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik
desa wisata bermunculan dengan beragam produk analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.
wisata yang ditawarkan. Pengembangan desa wisata Dalam penelitian ini menggunakan beberapa konsep
selayaknya harus didukung oleh masyarakat lokal dan teori analisis yang sesuai dengan data dan topik
untuk menciptakan visi, misi dan asas keberlanjutan. yaitu, konsep desa wisata, konsep pengembangan
Aspek kelembagaan memiliki peran strategis pariwisata, teori pengembangan destinasi
sebagai wadah penggerak dalam fasilitasi dan pariwisata, konsep prioritas, konsep potensi wisata,
partisipasi masyarakat (Mahagangga, 2018). konsep daya tarik wisata, dan konsep pariwisata.
Kabupaten Gianyar, Proivinsi Bali telah Selain itu, terdapat telaah hasil penelitian
terkenal seni dan bentang alamnya. Di Gianyar sebelumnya yang digunakan dalam penelitian ini.
terdapat banyak desa wisata, dimana kegiatan Penelitian pertama berjudul “Analisis SWOT untuk
wisata yang dilakukan yaitu menikmati kaindahan Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pemandian
alam serta budayanya. Salah satu desa yang baru Mual Mata Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten
masuk kriteria sebagai Desa Wisata namun belum Simalungun” yang dilakukan oleh Fitra Delita,
memiliku SK yaitu Desa Lebih. Desa lebih terkenal Elfayetti, dan Tumiar Sidauruk (2012).
akan wisata pantainya yang bernama Pantai Lebih Persamaannya yaitu sama-sama mengunakan
dengan banyak potensi lain belum direncanakan analisis SWOT untuk menentukan strategi
dengan baik. pengembangan. Penelitian kedua berjudul

1
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 1, 2020

“Perencanaan Pengembangan Kawasan Pariwisata sebagai Desa wisata baru yang memiliki banyak
Pantai Lebih, Desa Lebih, Kabupaten Gianyar” oleh Ni potensi yang harus dikembangkan.
Ketut Desi Ariani dan Ida Bagus Suryawan (2018). 1. Atraksi (Attraction)
Persamaan penelitian sebelumnya dengan yang Atraksi utama di Desa Lebih yaitu Pantai Lebih.
sekarang yaitu pada lokasi penelitian dan mengenai Pantai Lebih menyuguhkan keindahan pantai yang
pengembangan pariwisata di Desa Lebih, Gianyar. cukup luas serta terdapat wisata kuliner yang
menjual berbagai olahan seafood yang tentunya
II. METODE PENELITIAN
menjadi atraksi wisata bagi wisatawan yang
Penelitian ini berlokasi di Desa Lebih, berkunjung. Selain pantai, terdapat atraksi menarik
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Jenis data lain yang terdapat di Desa Lebih seperti, areal
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data persawahan untuk dikembangkan menjadi jalur
Kualitatif (Moleong, 2007) dan Data Kuantitatif trecking dan cycling, disana ada hutan desa yang
(Kusumayadi dan Sugiarto, 2000). Sumber data yang cukup luas yang rencana pengembangannya sebagai
digunakan yaitu Data Primer dan Data Sekunder wisata edukasi mengenai tumbuhan dan hewan
(Sugiyono, 2008). Data primer dalam penelitian ini langka, selanjutnya ada sungai besar yang dapat
yaitu mengenai kondisi eksisting di Desa Lebih yang dipakai untuk bermain kano, tubbing, tempat
meliputi, atraksi, akses, fasilitas, dan kelembagaan bermeditasi, dll, lalu disana terdapat peninggalan
yang ada di Desa Lebih, kekuatan dan kelemahan sejarah dan budaya seperti Cagar Budaya Pura Sibi
Desa Lebih, serta ancaman dan peluang di Desa Agung.
Lebih. Teknik pengumpulan data yang digunakan
2. Aksesibilitas (Accessibility)
yaitu Observasi (Arikunto, 2006), Wawancara
Aksesibilitas untuk menuju Desa Lebih dapat
(Bungin, 2007), dan Studi Kepustakaan (Moleong,
dikatakan sudah baik karena telah dilakukan
2012). Teknik penentuan informan dalam penelitian
pengaspalan. Untuk menuju ke Desa Lebih dapat
ini menggunakan Purposive Sampling (Bungin,
melalui Jalan Bypass Ida Bagus Mantra yang
2012), dengan informan Kepala Desa, POKDARWIS,
menghubungkan antara Denpasar dengan
dan masyarakat Desa Lebih. Teknik analisis data
Karangasem dan membutuhkan waktu sekitar 60
yang digunakan dalam peneltian ini yaitu Analisis
menit dari Ibu Kota Provinsi Bali. Selain melalui Jl.
Kualitatif (Bungin, 2007) dan Analisis SWOT (Kotler
Bypass Ida Bagus Mantra, untuk menuju Desa Lebih
dan Amstrong, 2008).
dapat menggunakan jalan dalam kota yang dapat
membutuhkan waktu tempuh sekitar 120 menit.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan akses untuk menuju potensi-potensi
3.1 Kondisi Eksisting
Desa Lebih juga dapat dikatakan sudah cukup baik.
Desa Lebih merupakan bagian dari wilayah Akses untuk menuju sawah dan lahan dapat dilalui
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Desa Lebih dengan mudah walaupun jalannya tidak terlalu
sudah lebih terkenal dengan wisata pantainya, yaitu besar dan akses tersebut sudah tertata dan bersih.
Pantai Lebih. Pantai tersebut terletak di jalan Namun untuk jalur yang akan digunakan trekking
Tohpati-Kusamba dimana banyak wisatawan yang perlu adanya penataan lebih lanjut. Lalu akses untuk
mampir atau menghabiskan waktu untuk menuju ke hutan desa dapat dilalui dari berbagai
beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan arah, ada yang dari jalan raya ada juga akses dari
mereka. Selain itu banyak juga wisatawan yang dalam, yaitu dari arah sungai sang-sang. Untuk jalur
berkunjung untuk berselancar, bermain di pantai dari dalam, jalur tersebut masih berupa jalan
dan juga di Pantai lebih terdapat wisata kuliner yang setapak yang lebih cocok dilewati oleh wisatawan
banyak diminati wisatawan. yang sedang trekking. Untuk jalan setapak menuju
Selain adanya pantai yang menjadi daya tarik hutan desa, jalurnya sudah ada namun perlu
wisata alam, di Desa Lebih terdapat potensi dirapikan dan diperjelas. Berikutnya yaitu akses
pariwisata lain yang jika dikembangkan dengan baik menuju ke sungai, untuk menuju ke sungai salah
dapat menunjang perekonomian masyarakat desa. satu jalurnya melalui rumah-rumah warga. Jalurnya
Potensi-potensi tersebut meliputi potensi wisata juga sudah ada dan jelas namun perlu dibersihkan
alam, potensi wisata budaya, serta potensi wisata lagi. Sedangkan untuk potensi budaya dan
buatan. Untuk mengetahui potensi-potensi tersebut sejarahnya, aksesnya dapat dilalui dari berbagai
serta untuk mengetahui hal-hal lain yang dimiliki arah serta sudah tertata dengan baik.
Desa Lebih, maka terdapat beberapa komponen 3. Fasilitas (Amenity)
penting yaitu seperti, Atraksi (Attraction), Untuk di Desa lebih fasilitas yang tersedia
Aksesibilitas (Accessibility), Fasilitas (Amenity), dan untuk kegiatan pariwisata dapat dikatakan masih
Kelembagaan (Ancilliary). Ke empat komponen kurang, masih perlu perencanaan lebih lanjut untuk
tersebut juga dapat menjadi indikator dalam dibangun homestay, toilet, tempat perbelanjaan,
mendeskripsikan kondisi eksisting di Desa Lebih kios-kios untuk menjual hasil kerajinan, dsb. Namun
untuk di Pantai Lebih, fasilitas yang tersedia yaitu

2
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 1, 2020

berupa tempat makan yang menawarkan berbagai d. Terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi
masakan olahan laut, lalu terdapat lahan parkir masyarakat sekitar
serta toilet namun fasilitas tersebut masih kurang 4. Ancaman (Threats)
tertata. a. Kondisi Global yang tidak stabil, yaitu
4. Kelembagaan (Ancilliary)
terjadinya Global Warming
Kelembagaan di Desa Lebih terdapat desa b. Pengembangan kawasan pariwisata pesisir
dinas, BUMD, BUMDES, koprasi banjar, pengusaha yang semkin banyak
wisata, pengusaha tempat makan, warung, warung,
c. Pengaruh bagi kehidupan budaya dan adat
POKDARWIS, dan banjar desa. Semua stakeholder
istiadat masyarakat Desa Lebih
tersebut bekerjasama untuk mengembangkan
Setelah melakukan pemetaan empat unsur atau
potensi-potensi wisata di Desa Lebih yang tentunya
faktor penyusun SWOT, maka selanjutnya membuat
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Untuk
analisis SWOT dengan membandingkan antara
pembangunan fisik sudah baik, sudah adanya jalan
faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman)
raya, terpenuhinya pasokan air minum serta air
dengan faktor-faktor internal (kekuatan dan
bersih, masuknya jaringan dan telepon, dan lain-lain.
kelemahan). Kombinasi faktor-faktor tersebut yaitu :
Lalu untuk kelembagaan juga sudah baik, namun
untuk di sektor pariwisatanya sudah terdapat
Tabel 1. Stategi SO
POKDARWIS.
I
3.2 Analisis SWOT
E Kekuatan (Strengths)
Dalam melakukakan Analisis SWOT, perlu
dilakukan pemetaan empat unsur atau faktor
1. Mengembangkan daya tarik wisata
penyusun SWOT, yaitu:
Pantai Lebih dan potensi persawahan,
1. Kekuatan (Strengths)
hutan desa, sungai, lahan, serta
Berdasarkan data yang diperoleh dari
budaya dan sejarah yang dimiliki agar
observasi, wawancara, dan sember - sumber data
dapat membuat Desa Wisata yang
lainnya, maka adpun kekuatan yang dimiliki Desa
berkelanjutan dan memiliki ciri khas.
Lebih antara lain :
2. Menjalin kerjasama dengan media
a. Desa Lebih memiliki Daya Tarik Wisata
massa untuk mempromosikan Pantai
Alam, yaitu Pantai Lebih yang sudah
Lebih dan potensi - potensi lainnya
berkembang lebih dahulu.
untuk mengenalkan apa yang dimiliki
b.Memiliki Potensi Wisata yang beragam yaitu,
serta meningkatkan kunjungan
alam, budaya, buatan, serta sejarah Peluang
wisatawan.
c. Sikap masyarakat yang mendukung adanya (Oppurtun
3. Memberikan pengetahuan dan
pengembangan pariwisata ities)
pelatihan kepada masyarakat untuk
d.Lokasi Desa Lebih yang strategis dan mudah
memahami pariwisata dan cara
dijangkau serta berdekatan dengan daya
mengembangkan potensi yang
tarik wisata lain.
dimiliki desanya, agar perkembangan
2. Kelemahan (Weaknesses)
kepariwisataan di Desa Lebih bisa
Selain kekuatan, maka terdapat juga kelemahan
berjalan dengan baik yang nantinya
atau kendala yang dimiliki Desa Lebih antara lain
dapat meningkatkan kesejahteraan
sebagai berikut :
manyarakat Desa Lebih.
a. Kurangnya dana yang diperlukan untuk
4. Dapat bekerjasama dengan daya
mengembangkan pariwisata dan kurangnya
tarik wisata lain yang berada
promosi untuk Desa Lebih dikawasan parwisata Gianyar.
b. Kurangnya akomodasi bagi wisatawan
c. Belum optimalnya sarana dan prasarana
penunjang pariwisata
Tabel 2. Strategi ST
d.Kelompok Sadar Wisata atau POKDARWIS
yang belum terlalu aktif I
e. Kurangnya pemahaman masyarakat Desa E Kekuatan (Strengths)
Lebih akan cara pengembangan potensi yang
dimiliki 1. Mengembangkan daya tarik wisata
3. Peluang (Opportunities) yang ramah lingkungan dan
a. Tren desa wisata yang berbasiskan alam dan berkelanjutan yang dapat mencegah
budaya Ancaman terjadinya kerusakan lingkungan.
b. Berdekatan dengan daya tarik wisata lain (Threats) 2. Stakeholder terkait dapat
c. Perkembangan Teknologi, Informasi dan memberikan pelatihan kepada
Komuikasi yang semakin maju dan mudah masyarakat untuk menambah
diakses pengetahuan akan pariwisata

3
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 1, 2020

3. Pengembangan Daya tarik wisata 3. Meningkatkan mutu sumber daya


dan potensi Desa Lebih harus manusia dan potensi-potensi yang
direncanakan dan dikemas dengan dimiliki agar menjadi bagian dari
baik sehingga dapat menjadi nilai plus kawasan pariwisata pesisir yang
atau memiliki ciri khas yang menarik dan memiliki nilai jual.
membedakan dari daya tarik wisata
lainnya. 3.3 Prioritas Pengembangan Pariwisata
4. Stakeholder di Desa Lebih harus Setelah mendapatkan strategi secara
melakukan pengawasan terhadap keseluruhan, maka dipilihlah strategi mana yang
wisatawan dan penduduk pendatang menjadi Prioritas Pengembangan Pariwisata di Desa
dengan menegakkan aturan terkait Lebih berdasarkan pada hasil wawancara, observasi,
kehidupan budaya dan adat istiadat kondisi eksisting serta hasil analisis SWOT yang
yang harus dihormati. sesuai dengan kenyataan dilapangan. Prioritas
Pengembangan Pariwisata di Desa Lebih adalah
Tabel 3. Strategi WO sebagai berikut :
I 1. Mengembangkan daya tarik wisata Pantai
E Kelemahan (Weaknesses) Lebih dan potensi persawahan, hutan desa,
sungai, lahan, serta budaya dan sejarah yang
dimiliki agar dapat membuat Desa Wisata yang
1. Melakukan kerjasama antara para
berkelanjutan dan memiliki ciri khas. Sebagai
stakeholder, terkait dengan
desa wisata baru perlu adanya pengembangan
pendanaan desa untuk pengembangan
lebih lanjut diberbagai sektor agar Pantai Lebih
desa wisata secara berkelanjutan.
dan kekayaan potensi-potensi lainnya dapat
Serta promosi yang bisa dimulai dari
berkembang dengan baik dan menjadikan Desa
masyarakat Desa lebih sendiri.
Lebih sebagai desa wisata yang mempunyai
2. Membangun dan mengoptimalkan
atraksi yang beragam dan menarik.
fasilitas fasilitas pendukung
pariwisata dengan manjalin 2. Melakukan kerjasama antara para stakeholder,
kerjasama ke berbagai sektor. Dari terkait dengan pendanaan desa untuk
Peluang pengembangan desa wisata secara
masyarakatnya yaitu masyarakat
(Oppurtun berkelanjutan. Serta promosi yang bisa dimulai
dapat berpartisipasi, salah satunya
ities) dari masyarakat Desa lebih sendiri. Kendala
dalam menyediakan akomodasi
seperti homestay, villa, dan lain utama dalam pengembangan pariwisata di Desa
sebagainya. Lebih yaitu dari segi dana. Dana tersebut
3. Meningkatkan kontribusi pengelola dibutuhkan untuk mengembangkan dan
Desa Wisata Lebih, salah satunya yaitu membangun sarana dan prasarana, akses,
Pokdarwis mengenai potensi wisata fasilitas dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu
yang dimiliki. Serta memberikan adanya kerjasama dari segala pihak stakeholder
pelatihan dan mengajak masyarakat terkait dengan pendanaan agar
untuk berpartisipasi dalam pengembangannya dapat berjalan dengan
mengembangkan desanya. lancar.
3. Memberikan pengetahuan dan pelatihan
Tabel 4. Strategi WT kepada masyarakat untuk memahami
pariwisata dan cara mengembangkan potensi
I
yang dimiliki desanya, agar perkembangan
E Kelemahan (Weaknesses)
kepariwisataan di Desa Lebih bisa berjalan
dengan baik yang nantinya dapat meningkatkan
1. Melakukan pengaturan dan
kesejahteraan manyarakat Desa Lebih.
pengawasan yang tepat akan
Diperlukan peran dari segala pihak stakeholder
pembangunan akomodasi, sarana &
agar memberikan pemahaman, pengetahuan,
prasarana penunjang pariwisata agar
dan pelatihan mengenai kegiatan pariwisata
tidak memperburuk kondisi
yang akan berlangsung serta mengajak
lingkungan serta tidak mempengaruhi
Ancaman masyarakat untuk bersama-sama
kehidupan budaya dan adat istiadat
(Threats) mengembangkan potensi yang dimiliki agar
setempat.
pengembangan Desa Wisata Lebih dapat
2. Meningkatkan kesadaran serta
berjalan dengan baik.
mengoptimal- kan pentingnya
4. Membangun dan mengoptimalkan fasilitas-
keterlibatan kerjasama semua
fasilitas pendukung pariwisata dengan manjalin
komponen stakeholder yang ada di
kerjasama ke berbagai sektor. Dari
Desa Lebih.

4
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 1, 2020

masyarakatnya yaitu masyarakat dapat kiranya dapat diterima. Adapun saran yang dapat
berpartisipasi, salah satunya dalam diberikan antara lain yaitu saran kepada Pemerintah
menyediakan akomodasi seperti homestay, villa, yaitu agar Pemerintah dapat membantu dalam
dan lain sebagainya. Diperlukan adanya pengembangan Desa Lebih menjadi Desa Wisata.
fasilitas-fasilitas sarana dan prasarana yang Pemerintah dapat membantu dalam pemberian dana
mendukung kegiatan pariwisata di Desa Lebih yang dapat digunakan untuk pengembangan
agar menunjang kebutuhan wisatawan yang potensi-potensi yang dimiliki, akses, fasilitas, serta
berkunjung. Dengan berkerjasama ke berbagai aspek lainnya yang mendukung kegiatan pariwisata
sektor, diharapkan dapat membantu untuk di Desa Lebih. Serta Pemerintah di harapkan dapat
membangun fasilitas-fasilitas tersebut tanpa membantu memberikan pelatihan-pelatihan terkait
merusak lingkungan sekitar serta tidak dengan pariwisata kepada masyarakat lokal agar
mempengaruhi adat istiadat setempat. Salah masyarakat lokal dapat memahami dengan baik
satunya yaitu dari masyarakat dapat membuat serta dapat ikut berkontribusi dalam kegiatan
atau menyediakan homestay sekaligus pariwisata. Selanjutnya saran kepada Masyarakat
mengenalkan ciri khas yang dimiliki Desa Lebih. Lokal yaitu agar Masyarakat lokal dapat ikut
5. Menjalin kerjasama dengan media massa untuk berkontribusi dalam pengembangan pariwisata di
mempromosikan Pantai Lebih dan potensi- Desa lebih seperti, memberikan ide atau gagasan,
potensi lainnya untuk mengenalkan apa yang memberikan kritik dan saran, serta ikut
serta meningkatkan kunjungan wisatawan. berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata yang
Dengan perkembangnya Teknologi, Informasi dalam pengembangannya nanti dapat memberikan
dan Komunikasi yang semakin maju. manfaat yang positif bagi kesejahteraan
Diharapkan kegiatan promosi dapat dilakukan perekonomian masyarakat Desa Lebih.
dengan mudah oleh berbagai pihak terkait.
Mempromosikan Desa Lebih dapat melalui
DAFTAR PUSTAKA
kerjasama dengan media-media promosi atau
promosi yang paling mudah yaitu melalui
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu
masyarakat Desa Lebih sendiri malalui media
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
sosial untuk mengenalkan terlebih dahulu apa
Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian
yang mereka miliki.
Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian
IV. KESIMPULAN
Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada.
4.1 Simpulan
Cooper, Chris., et al. 1993. Tourism Principles &
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Practice. Dalam Suwena & Widyatmaja.
dilakukan di Desa Wisata Lebih, mengenai Analisis 2010. Pengantar Dasar Ilmu Pariwisata.
Prioritas Pengembangan Pariwisata maka dapat Denpasar: Udayana University Press.
diperoleh kesimpulan antara lain kondisi eksisting David, Fred R. 2005. Strategic Management, Concept
desa lebih yang dapat dilihat dari komponen 4A dan & Cases, 10th edition. Prentice Hall. New
Analisis Prioritas Pengembangan Pariwisata di Desa Jersey.
Lebih dapat disimpulkan bahwa yang menjadi Desi Ariani, Ni ketut dan Ida Bagus Suryawan. 2018.
prioritas untuk dikembangkan terlebih dahulu yaitu Perencanaan Pengembangan Kawasan
mengembangkan lebih lanjut Pantai Lebih dan Pariwisata Pantai Lebih, Desa Lebih,
kekayaan potensi-potensi lainnya, melakukan Kabupaten Gianyar. Fakultas Pariwisata,
kerjasama antar stakeholder terkait dengan Universitas Udayana, Denpasar : Jurnal
pendanaan pengembangan, memberikan Destinasi Pariwisata, Vol. 6, No. 2, Hal.
pemahaman dan pelatihan kepada masyarakat akan 258-263.
pariwisata, membangun dan mengoptimalkan Delita, Fitra dan Elfayetti, Tumiar Sidauruk. 2017.
fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata guna Analisis SWOT untuk Strategi
menunjang kebutuhan wisatawan, dan melakukan Pengembangan Obyek Wisata Pemandian
promosi melalui media massa untuk mengenalkan Mual Mata Kecamatan Pematang Bndar
potensi wisata yang dimiliki untuk meningkatkan Kabupaten Simalungun. Fakultas Ilmu
kunjungan wisatawan serta peningkatan Sosial, Universitas Negeri Medan, Sumatra
pengelolaan Desa Wisata yang terarah untuk Utara : Jurnal Geografi, Vol. 9, No. 1, Hal.
kemajuan desa yang dapat meningkatkan 41-52.
kesejahteraan perekonomian masyarakat Desa
Inskeep, E. 1991. Tourism Planning; An Integrated
Lebih.
and Sustainable Development Approach,
4.2 Saran Van Nostrand Reinhold.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal yang

5
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 8 No 1, 2020

Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000. Metodologi


Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Marketing
An Intoduction (Eight Edition) Jilid 2.
Terjemahan oleh Damos Sihombing. PT.
Erlangga, Jakarta.
Kantor Desa Lebih. 2019. Profil Desa Lebih. Gianyar-
Bali.
Mahagangga, I Gusti Agung Oka. Kelembagaan Desa
Wisata Pengabdian Kepada Masyarakat Di
Desa Taro, Gianyar, Bali 25 Mei 2018. DOI:
10.13140/RG.2.2.23133.84967
Moleong, Lexi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama.
Swarbrooke, John. 1996. Pengembangan Pariwisata.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.

You might also like