Professional Documents
Culture Documents
net/publication/327437619
CITATIONS READS
13 1,444
1 author:
Setiawan Priatmoko
STIE Pariwisata API
10 PUBLICATIONS 26 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Working Rural Eco Tourism Planning in Yogyakarta Using MSP+DM Analysis View project
All content following this page was uploaded by Setiawan Priatmoko on 05 September 2018.
Setiawan Priatmoko
STIE Pariwisata API Yogyakarta
Email : eraynesance@gmail.com
Abstract - The Influences of Tourism Attraction, Social Media, and Infrastructure Toward Tourist’s
Decision to Visit Pentingsari Tourism Village, Yogyakarta. The study was done to determine the affect
of Tourism Attraction, social media, and infrastructure either individually or together towards tourist’s
decision to visit. The data used in this research was primary data of Attraction variable (5 items),
Social Media variable (9 items), Infrastructure variable (7 items), and tourist’s decision to visit variable
(13 items). The items mentioned above were measured by using the Likert Scale. The samples used
in this study are 85 Pentingsari tourism village visitor. The data was analyzed by quantitative and
qualitative descriptive. The result analysis indicate that Attraction, social media, and infrastructure
either individually or together towards give the affect to tourist’s decision to visit with correlation
product moment is positive. Meanwhile, the result of regression analysis indicate that social media is
the strongest influencer for tourist to visit.
Keywords: Tourism Attraction, Social Media, Infrastructure, and Tourist Visit.
Abstrak - Pengaruh Atraksi, Media Sosial, dan Infrastruktur Terhadap Keputusan Berkunjung
Wisatawan ke Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Atraksi, Media Sosial, dan Infrastruktur terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Data
yang digunakan yaitu data primer tentang variabel Atraksi (5 item), variabel Media Sosial (9 item),
variabel Infrastruktur (7 item), dan variabel Keputusan Berkunjung (13 item). Semua item pernyataan
tersebut di atas telah diukur menggunakan Skala Likert. Sampel yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 85 wisatawan yang berkunjung ke Desa wisata Pentingsari. Data dianalisis dengan
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua hipotesis yang
diajukan dapat diterima, hal ini menunjukkn bahwa variabe atraksi, media sosia, dan infrastruktur
berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Sementara itu dari analisis regresi
berganda, variabel Media Sosial berpengaruh paling dominan terhdap keputusan berkunjung
wisatawan.
Kata Kunci : Atraksi wisata, Media Sosial, Infrastrukur dan Kunjungan Wisatawan
Pada dasarnya keberadaan desa wisata dicapai dalam hal permintaan pada target
adalah salah satu kegiatan pariwisata yang pasar yang ditentukan. Dalam hal yang lebih
berbasis masyarakat setempat atau spesifik Baiquni (2004) menyatakan bahwa
Community Base Tourism (CBT). strategi adalah hal menciptakan suatu posisi
CBT adalah bentuk baru pariwisata yang yang unik dan bernilai yang melibatkan
muncul selama 2 dekade terakhir. Ini berbagai aktifitas perusahaan. Dalam kontek
menekankan pendekatan bahwa ini maka perusahaan adalah entitas desa
masyarakatlah yang menjadi pusat dalam wisata itu sendiri beserta para pengeelolanya.
operasi pengembangan manajemen Strategi pemasaran ini nantinya akan
pariwisata. Jenis pariwisata ini tidak hanya didukung oleh berbagai langkah konkrit yang
merespon kebutuhan wisatawan, tetapi juga diterapkan oleh suatu desa wisata. Harapan
memberdayakan penduduk setempat untuk mereka tentunya adalah meningkatnya jumlah
menerapkan pengetahuan mereka dalam kunjungan wisatawan ke desa tersebut dan
mengelola pariwisata dalam komunitas mereka meraih angka kunjungan yang sebesar-
sendiri. Tujuannya adalah untuk melindungi besarnya dari total kunjungan wisatawan yang
dan memulihkan sumber daya alam agar ada di Indonesia dewasa ini. Hal yang sama
seimbang dengan identitas lokal dan budaya dilakukan juga salah satunya oleh sebuah
serta untuk melayani perekonomian komunitas masyarakat desa wisata di Sleman,
masyarakat. Hal tersebut didasarkan karena Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Dusun
merawat sumber daya adalah tanggung jawab Pentingsari,Desa Umbulharjo, Kecamatan
bersama dari masyarakat, bukan orang Cangkringan.
tertentu (aseantourism.travel). Di wilayah Dusun Pentingsari memulai aktifitas
ASEAN sendiri, desa wisata udah menjadi sebagai sebuah desa wisata sejak 15 Mei
salah satu daya tarik yang tidak lagi dipandang 2008. Desa wisata Pentingsari dapat disebut
remeh. Hampir setiap negara memiliki desa- sebagai sebuah destinasi wisata karena di
desa wisata unggulan yang sudah diakui dalamnya terdapat komponen akomodasi dan
bersama oleh berbagai negara. aktifitas yang terkait dengan kegiata wisata.
Di Indonesia sendiri desa wisata sudah Dusun Pentingsari resmi menjadi desa wisata
menjadi aktifitas yang dipahami oleh banyak pada tanggal 15 April 2008 berdasarkan surat
pihak membawa pengembangan positif bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman nomor
aktifitas pariwisata. Hal ini pada akhirnya 556/336. Saat ini Desa Wisata Pentingsari
mendorong makin banyaknya komunitas atau lebih dikenal sebagai Dewi Peri menjadi
masyarakat setempat untuk mendirikan desa wisata terbaik di Provinsi Daerah
sebuah desa/ kampung wisata di wilayahnya. Istimewa Yogyakarta Hingga kini Pentingsari
Banyaknya desa-desa yang menyatakan diri masih aktif sebagai sebuah desa wisata dan
sebagai desa wisata pada akhirnya akan menerima pengunjung. secara rutin. Pihak
memberi pilihan yang bervariasi bagi para pengelola desa wisata Pentingsari yang
calon wisatawan. Saat ini jumlah entitas yang merupakan warga setempat telah mengemas
menyebut desa wisata di Indonesia sedemikan rupa potensi desa mereka agar
diperkirakan setidaknya berjumlah 139 (Doto mempunyai nilai jual yang positif bagi para
Yogantoro). Konsekuensi dari banyaknya desa wisatawan. Desa wisata Pentingsari memiliki
wisata ini adalah timbulnya persaingan untuk beberapa sarana fisik essential evidence
mendapatkan kunjungan dari wisatawan. antara lain home stay, fasilitas petualangan
Akhirnya tidak akan terelakkan bahwa masing- outbond, rumah joglo, pendopo, peralatan
masing desa wisata akan menerapkan strategi sound system, toilet umum, dan aksesibilitas
pemasaran yan dianggap paling pas dan berupa jalan yang diperkeras dengan semen.
sesuai dengan karakter desanya. Jaringan listrik dan telepon juga sudah
Menurut Philip Kotler dan Amstrong terdapat di desa ini.
pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial dan managerial yang membuat individu 1.2. Identifikasi Masalah
dan kelompok memperoleh apa yang mereka Berdasarkan latar belakang yang telah
butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan dikemukanan, maka identifikasi permasalahan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dalam penelitian ini adalah:
dengan orang lain (Kotler,2001). Dalam bidang 1. Belum terintegrasinya desa wisata
pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan ke Pentingsari dengan unit bisnis wisata lain
suatu daerah wisata adalah tujuan utama semacam biro perjalanan wisata dan
diselenggarakannya suatu aktifitas pemasaran perhotelan
wisata. Menurut Guiltinan dan Paul (1992), 2. Desa wisata Pentingsari belum
definisi strategi pemasaran adalah pernyataan dimasukkan sebagai sebuah obyek wisata
pokok tentang dampak yang diharapkan akan
akhir bagi puas tidaknya perjalanan dan kelompok memperoleh apa yang mereka
wisatawan. Sebagai konsekuensinya lebih butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
lanjut pengelolaan destinasi akan sangat pertukaran timbal balik produk dan nilai
menentukan 3 hal elementer yaitu: dengan orang lain (Kotler,2001). Dalam bidang
1. Keunggulan dan daya tarik suatu destinasi pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan ke
2. Tingkat kemanfaatan secara ekonomi, suatu daerah wisata adalah tujuan utama
sosial dan budaya, serta ekologi bagi diselenggarakannya suatu aktifitas pemasaran
daerah wisata. Menurut Guiltinan dan Paul (1992),
3. Daya saingnya diantara pasar destinasi definisi strategi pemasaran adalah pernyataan
wisata internasional (Damanik, 2012) pokok tentang dampak yang diharapkan akan
Hal ini sejalan juga dengan pendapat dicapai dalam hal permintaan pada target
Hermantoro (2001) bahwa satu tempat baru pasar yang ditentukan. Menurut Huwae (2008)
disebut destinasi pariwisata bila ia disinggahi pemasaran destinasi memperhatikan
oleh wisatawan yang juga menyempatkan diri kebijakan produk dengan memperhatikan
untuk tinggal di sana. Walaupun tidak unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas juga
disebutkan secara eksplisit namun pendapat penetapan segmentasi pasar, target dan
tersebut menyiratkan kebutuhan fasilitas yang upaya memposisikan potensi pariwisata.
diperlukan oleh wisatawan selama mereka Langkah memposisikan potensi pariwisata
tinggal di tempat tersebut. tersebut salah satu yang mempengaruhinya
Kebutuhan akan fasilitas dalam kegiatan adalah lingkungan eksternal. Lingkungan
atau atraksi di destinasi wisata memang harus eksternal adalah semua kejadian di luar
diadakan terkait permintaan aktifitas kegiatan perusahaan yang memiliki potensi untuk
wisata. Pada akhirnya bahwa destinasi wisata mempengaruhi perusahaan (Williams, 2001).
memang memerlukan pengadaan berbagai Dalam hal ini lingkungan ekstrenal tersebut
fasilitas infrastruktur fisik penunjang di bisa berupa pesaing lain.
dalamnya. Pembangunan jalan akses masuk Adapun pemasaran pariwisata
menuju destinasi wisata tersebut, pembuatan didefinisikan oleh Wahab (1992) adalah
tolilet yang memadai, sarana tinggal tamu, dan sebagai suatu proses manajemen yang
area-area tertentu yang didesikasikan adalah dilaksanakan oleh organisasi pariwisata
sebagai peyokong kegiatan wisata. Kegiatan nasional atau perusahaan-perusahaan
pengadaan berbagai sarana ini sejalan dengan termasuk kelompok industri pariwisata untuk
pendapat Cooper bahwa elemen dasar melakukan identifikasi terhadap wisatawan
destinasi terdiri dari 4A yaitu atraction yang sudah mempunyai keinginan untuk
(pertunjukan), amenity (industri pariwisata melakukan perjalanan wisata dan wisatawan
meliputi akomodasi dan jasa boga), accesibility yang sudah mempunyai keinginan untuk
(transportasi), dan ancillary (elemen melakukan perjalanan wisata dan wisatawan
tambahan) (Hermantoro, Henky, 2001). yang berpotensi akan melakukan perjalanan
wisata dengan jalan melakukan komunikasi
Atraction dengan mereka, mempengaruhi keinginan,
kebutuhan, memotivasinya terhadap apa yang
Amenity disukai dan yang tidak disukainya pada
Destinasi tingkat daerah lokal, regional, nasional
Accesibility ataupun internasional dengan menyediakan
Ancillary objek dan daya tarik wisata agar wisatawan
memperoleh kepuasan optimal.
Gambar. 2 Interpretasi faktor Domain Strategi pemasaran ini nantinya akan
Destinasi Wisata berdasar dari Cooper. dalam didukung oleh berbagai langkah konkrit yang
Hermantoro (2001) diterapkan oleh suatu desa wisata. Harapan
mereka tentunya adalah meningkatnya jumlah
Dari komponen-komponen untuk mengenali kunjungan wisatawan ke desa tersebut dan
sebuah destinasi di atas, Inskeep (1991) meraih angka kunjungan yang sebesar-
menyatakan bahwa ada aspek-aspek di dalam besarnya dari total kunjungan wisatawan yang
sebuah destinasi yaitu transportasi, atraksi, ada di Indonesia dewasa ini. Hal tersebut
akomodasi, fasilitas dan jasa, institusi sejalan dengan Kotler (2008) bahwa
kelembagaan, infrastruktur pendukung, pasar pemasaran merupakan strategi konsep bisnis
wisatawan, dan masyarakat. yang bertujuan memperoleh kepuasan
2.1.2. Konsep Pemasaran berkelanjutan untuk 3 pemangku kepentingan
Menurut Philip Kotler dan Amstrong (stake holder) utama yaitu pelanggan, orang-
pemasaran adalah sebagai suatu proses orang dalam organisasi, dan pemegang
sosial dan managerial yang membuat individu saham. Dalam hal aktifitas bisnis bagi desa
wisata, ketiga pemangku kepentingan tersebut tradisi dalam arti norma dan aturan-aturan
adalah tamu/ wisatawan, penduduk desa, dan penataan yang telah menetap, sehingga
penyedia barang dan jasa dalam layanan desa kesenian itu senidirlah yang menjadi pokok.
wisata. Menurut Kotler (2001) Perusahaan Untuk pemaknaan dari sisi budaya ini, di desa-
yang cerdas dalam hal pemasaran desa terdapat atraksi kenduri (syukuran gaya
menggunakan media yang terarah dan islam jawa), wiwitan (panen padi), dan
mengintegrasikan komunikasi pemasaran membajak sawah dengan cara tradisional.Di
mereka untuk mengirim pesan-pesan yang samping atraksi berupa seni tradisi di atas,
konsisten melalui setiap pelanggan. Pada terdapat juga atraksi lainnya yang terangkum
kajian ini penekanan studi pemasaran adalah dalam rancangan itinerary yang dibuat oleh
pada aktifitas atraksi wisata, penggunaan pengelola desa wisata. Itinerary adalah
media sosial, dan penyediaan infrastuktur sebuah dokumen yang berisi hal ikhwal
pendukung di desa wisata Pentingsari, tentang penyelenggaraan wisata sejak
Sleman, Yogyakarta. pemberangkatan, di tenpat tujuan, hingga ke
2.1.3. Atraksi/ Daya Tarik Wisata tempat asal (suyitno, 2001).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Dari rangkuman berbagai pengertian dan teori
Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik mengenai atraksi di atas dapat digambarkan
Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu dimensi yang muncul sebagai berikut.
yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Dalam kegiatan wisata maka atraksi menjadi
bagian penting dari jasa tersebut. Cooper
dalam Hermantoro (2001) telah menyatakan
bahwa atraksi adalah salah satu elemen
sebuah destinasi. Dalam hal ini masyarakat
lokal juga merupakan bagian dari atraksi.
Menurut Pitana dan Diarta (2009) atraksi
adalah elemen-elemen dalam destinasi yang
memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke Gambar. 3. Model Faktor Atraksi berdasar
destinasi tersebut. Wisatawan mancanegara interpretasi dari UU no 10/2009, Cooper,
umumnya juga menuntut penyediaan atraksi Pitana, Sedyawati, Suyitno, dan Yoeti,
yang melibatkan wisatawan secara aktif dari
diversifikasi atraksi yang bersifat rekreasional 2.1.4. Media Sosial (Social Media)
(Halim, dkk, 2006.). Hariyadi (2007) Andreas Kaplan dan Haenlein (2010)
menyatakan kualitas produk wisata yang terdiri mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas perlu kelompok aplikasi berbasis internet yang
dikembangkan lebih lanjut untuk membangun di atas dasar ideologi dan
mendatangkan wisatawan. teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan
Menurut Yoeti (2002) daya tarik atau penciptaan dan pertukaran user-generated
atraksi wisata adalah segala sesuatu yang content(konten yang dijalankan oleh pengguna
dapat menarik wisatawan untuk berkunjung sendiri). Terkait dengan situasi koneksi virtual
pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: tanpa batas yang dinyatakan oleh Kotler
1. Atraksi Alam: bentang alam, laut, pantai, (2001), maka peran internet akan menjadi
iklim, dan keunikan geografis setempat. salah satu faktor. Hal ini karena internet
2. Atraksi Budaya: sejarah, cerita rakyat, menawarkan kemungkinan-kemungkinan baru
sistem kepercayaan/ agama, seni, festival yang radikal untuk mengarahkan bisnis lebih
3. Atraksi Sosial: cara hidup, populasi efisien (Kotler, 2003). Peran internet yang di
penduduk, bahasa, kesempatan- dalamnya terdapat media sosial tersebut
kesempatan perjumpaan sosial dikuatkan oleh pernyataan Hudson (2008:391)
4. d. Atraksi yang dibangun: gedung, bahwa internet menggerakkan pemasar lebih
bangunan bersejarah dan arsitek modern, dekat kepada pemasaran orang per orang.
monumen, taman, dsb Internet inilah yang akan menjadi media bagi
Suasana tradisional dan keinginan untuk media sosial.
merasakan/ tinggal di dekat suatu destinasi Salah satu fungsi internet adalah menjadi
wisata juga menjadi daya tarik bagi wisatawan wahana atau media bagi aktifitas media sosial
(Inskeep,1991). Sedyawati (1981) juga (social media). Menurut R Goeldner (2009)
memberi pemaknaan lain yaitu seni tradisi media sosial ialah online content/ konten
sebagai bentuk-bentuk kesenian yang memiliki daring yang diciptakan oleh pengguna internet
sendiri, orang-orang yang umumnya tidak ahli dari sarana fisik (misal gedung, jalan,
(di bidang IT), penulis atau jurnalis dan peralatan, dsb) dan Peripheral Evidence
memungkinkan konten atau isi tersebut dapat merupakan sarana fisik dalam bentuk bukti
diakses oleh pengguna internet yang lain pelengkap (misal: kertas tiket pesawat).
melalui teknologi interaktif. Prakoso (2008), dalam tesisnya berpendapat
Dalam era media sosial tersebut, Desa- bahwa infrastruktur seperti jalan dan
desa wisata juga telah membuat akun media di penerangan serta fasilitas penunjang dan
beberapa media sosial. Akun-akun tersebut atraksi adalah elemen-elemen daya dukung
menggunakan berbagai media sosial antara pengembangan rute wisata. Lebih khusus lagi
lain: Kotler, dkk (2002) menyatakan bahwa sifat-
1. Facebook.com sifat fisik, tata letak, dan petunjuk arah juga
2. Twitter.com dapat dipakai untuk membantu pelanggan
3. Instant Messenger/ pesan instan terdiri berinteraksi dengan produk. Fernando
dari Blackberry Messenger (BBM) melalui Marpaung (2009) menyatakan untuk
beberapa nomor PIN (personal meningkatkan daya tarik wisata dapat melalui
identification Number) dan Whatsapp penciptaan wahana baru dan penguatan jati
Messenger (WA) yang dipegang oleh diri dan keunikan lokal dengan pembenahan
beberapa pengelola. fisik bangunan. Jadi infrastruktur fisik
4. website dan blog interaktif lain dimungkinkan akan berpengaruh terhadap
Di dalam akun-akun tersebut terdapat wisatawan yang akan tertarik mendatangi
berbagai konten yang menggambarkan suatu destinasi. Kotler, dkk (2002) menyatakan
berbabagi aktifitas di desa wisata. Singh bahwa lingkungan fisik harus didesain supaya
(2010) menyatakan bahwa media sosial dapat menguatkan posisi produk dalam benak
memang berisi materi yang saling diciptakan pelanggan. Dari pernyataan tersebut secara
dan dikonsumsi oleh orang-orang. tersirat infrastruktur fisik akan membawa
Pemahaman bahwa media sosial bisa pengaruh dalam pemikiran wisatawan yang
mempengaruhi kegiatan pemasaran berkunjung.
nampaknya sudah ada dalam pemikiran para Dari tinjauan berbagai pengertian dan
pengelola desa wisata. Brogan (2010) juga teori mengenai infrastruktur fisik di atas dapat
menyatakan bahwa media sosial bagus untuk digambarkan dimensi yang muncul sebagai
membangun hubungan relasi potensial, berikut.
menumbuhkan (menambah) komunitas,
melayani pemirsa, membantu orang-orang
menemukan bisnis kita, dan banyak hal
lainnya. Dari tinjauan berbagai pengertian dan
teori mengenai media sosial di atas dapat aksesibi
litas
digambarkan dimensi yang muncul sebagai
berikut.
akomodas
i
fasilitas peralata
Penduku
ng n
dipergunakan rumus Slovin untuk menghitung tidak setuju, 2 untuk tidak setuju, 3 untuk
sampel dari populasi di atas 500 sehingga setuju dan 4 untuk sangat setuju. Skor yang
menggunakan tingkat signifikansi 0,1 (10%). tinggi pada skala ini menunjukkan tingginya
Perhitungannya sbb.: dorongan untuk berkunjung, sedangkan skor
yang rendah pada skala ini menunjukkan
n= 555 __= 555 / 1 + (555 x 0,01) = 84,7
2 rendahnya dorongan untuk
1 + 555 (0,1)
berkunjung.Kemudian angket yang telah diisi
Dibulatkan menjadi 85 wisatawan
dikumpulkan guna dianalisis. Penggunaan
Dengan demikian jumlah sampel yang angket ini dengan dasar pertimbangan yang
diambil dalam penelitian ini adalah 85 dinyatakan responden dalam pengisian angket
responden. tersebut adalah benar tanpa intervensi dan
dapat dipercaya.
3.4. Jenis dan Sumber Data 3.5.2. Wawancara
3.4.1. Data Primer Wawancara dilakukan untuk memperoleh
Data primer merupakan data yang data dan informasi umum yang diperlukan dan
diperoleh secara langsung dari sumber berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
pertama, dimana dalam penelitian ini diperoleh masyarakat setempat dan pengelola dalam
melalui penyebaran kuesioner (daftar mengelola desa wisata. Dalam teknik
pertanyaan) yang dibagikan dan diisi oleh wawancara peneliti mencocokkan dari hasil
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang kuesioner tentang kunjungan wisatawan,
berkaitan dengan pengaruh Pengaruh Media dengan cara mewawancarai pengelola
Sosial, Program Aktifitas Desa Wisata, dan langsung dan membandingkan datanya dari
Infrastruktur Desa Dalam Mendukung angka kunjungan yang ada serta dari aktifitas
Pemasaran Desa Wisata Terhadap Persepsi pemasaran yang telah dilakukan oleh
Wisatawan Desa Wisata Pentingsari, pengelola untuk mengetahui kevalidan hasil
Yogyakarta kepada pengunjung desa wisata kuisioner responden yang telah diisi
sebanyak 85 orang. responden.
3.4.2. Data Sekunder 3.5.3. Observasi
Data sekunder dalam penelitian ini Yaitu dengan mengadakan pengamatan
didapatkan bukan secara langsung (terlebih langsung pada pada obyek yang diteliti untuk
dahulu diolah dan diteliti oleh peneliti lain atau memperoleh data yang diperlukan selama
sumber lain) yaitu : penulis melakukan penelitian.
1. Data Internal pengelola desa wisata 3.5.4. Studi Dokumen
Pentingsari. Yaitu mengumpulkan data dan informasi
2. Data mengenai media sosial, atraksi, dan dengan mempelajari sumber dan data tertulis
infrastruktur serta kunjungan wisatawan untuk memperoleh data sekunder tentang
yang diperoleh melalui studi pustaka untuk jumlah kunjungan wisatawan dan inventarisasi
mendapat informasi, dan referensi- aset maupun kegiatan yang dilakukan. Data
referensi dan sumber lainnya yang sekunder penelitian ini didapat dari pengelola
berhubungan dengan penelitian. desa wisata Pentingsari namun dengan tetap
mengindahkan fakta di lapangan selama
3.5. Metode Pengumpulan Data penelitian berlangsung.
3.5.1. Angket Kuesioner
Dalam penelitian ini, data diperoleh 3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner di 3.6.1. Uji Validitas
desain sedemikian rupa sehingga diharapkan tinggi rendahnya validitas kuesioner
semua responden dapat menjawab semua menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
pertanyaan. Kuesioner yang disebarkan tidak menyimpang dari gambaran variabel
berasal dari tiga sumber. Sumber yang yang dimaksud. Validitas yang digunakan
pertama yaitu kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus
dalam penelitian ini tentang pengaruh media product moment. Penelitian ini menggunakan
sosial terhadap kunjungan. Sumber kedua tingkat signifikansi (α) 5%, sedangkan nilai
yaitu kuesioner yang digunakan tentang kritis untuk pengujian dengan sampel (n) =85
pengaruh atraksi terhadap kunjungan. apabila nilai signifikansi <0,05 maka dapat
Sumber yang ketiga adalah kuesioner tentang disimpulkan bahwa pernyataan yang
pengaruh infrastruktur terhadap kunjungan. digunakan dalam penelitian bersifat valid.
Skala yang digunakan dalam kuesioner Berdasarkan hasil pengujian validitas seluruh
adalah menggunakan sistem skor lima poin butir pernyataan dalam kuesioner memiliki nilai
skala “ Likert” dengan jawaban bertingkat signifikansi <0,05 sehingga butit-butir
dalam empat kategori yaitu : 1 untuk sangat
pernyataan bersifat valid atau dapat mengukur variabel) terhadap variabel terikat (dependent
keadaan yang sebenarnya. variabel). Hasil perhitungan estimasi regresi
3.6.2. Uji Reliabilitas diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted
Teknik yang digunakan untuk R square) sebesar 0,509 atau 50,9 %
menentukan reliabilitas penelitian ini alat perubahan pada variabel dependen Keputusan
pengukurnya adalah teknik alpha cronbach, Berkunjung (Y) dapat dijelaskan oleh
dimana indeks reliabilitas dinyatakan reliabel perubahan dalam variabel independen Atraksi
jika harga r yang diperoleh paling tidak 0,60. Wisata (X1), Media Sosial (X2) serta
Nilai-nilai yang ada dimasukkan ke dalam Infrastrktur Fisik (X3), sedangkan sisanya
rumus, dan menghasilkan nilai koefisien sebesar 49,1 % diterangkan oleh variabel lain
reliabilitas. Dari perhitungan indeks reliabilitas yang tidak diajukan atau dijelaskan dalam
instrumen yang diuji cobakan dapat ditafsirkan model penelitian ini.
nilai atau harga r yang diperoleh mencapai
0,60 keatas. Maka skala yang disusun adalah 4.2. Pengujian Hipotesis
reliable. 4.2.1. Uji t ( pengaruh parsial )
Tabel 1. Uji Realibilitas Uji parsial digunakan untuk menguji
Alpha Keterang hipotesis adanya pengaruh variabel
No Variabel Alpha
Standar an independen terhadap variabel dependen
1. Atraksi Wisata 0,773 0,6 Reliabel secara sendiri-sendiri. Dengan taraf
2. Media Sosial 0,748 0,6 Reliabel signifikansi a = 0,05
Infrastruktur a.Pengujian hipotesis pertama
3. 0,791 0,6 Reliabel
Fisik
Keputusan
Hipotesis pertama menguji pengaruh Atraksi
4. 0,754 0,6 Reliabel Wisata terhadap Keputuan Berkunjung.
Berkunjung
Diperoleh nilai koefisien beta positif sebesar
4.1. Hasil Analisis data 0,203 dan nilai signifikansi sebesar 0,011 <
4.1.1. Regresi Berganda dari 0,05. Hal ini mengindikasikan hipotesis
Analisis regresi dalam penelitian ini pertama diterima.
digunakan untuk mengetahui pengaruh tiga b.Pengujian Hipotesis kedua
variable bebas terhadap satu variable terikat. Hipotesis kedua menguji pengaruh Media
Berdasarkan hasil analisis regresi linear Sosial terhadap Keputusan Berkunjung.
berganda yang diperoleh maka dibuat Diperoleh koefisien beta positif sebesar 0,614
persamaan linear berganda sebagai berikut : dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 < 0,05,
Y= β1.X1+ β2.X2 + β3.X3 hal ini mengidikasikan hipotesis kedua
Y= 0,203 X1 + 0,614 X2 + 0,193 X3 diterima.
Dimana: c.Pengujian hipotesis Ketiga
Y = Keputusan Berkunjung Hipotesis ketiga menguji pengaruh
X1 = Atraksi Wisata Infrastruktur Fisik terhadap Keputusan
X2 = Media Sosial Berkunjung. Diperoleh koefisien beta positif
X3 = Infrastruktur Fisik sebesar 0,193 dengan nilai signifikansi
β1 , β2 , β3 =koefisien pengaruh sebesar 0,030 kurang dari 0,05. Hal ini
4.1.2. Uji Anova (F-test) mengidikasikan hipotesis ketiga diterima.
Uji Anova atau uji F adalah uji statistik
yang fungsinya untuk mengetahui apakah 5.1. Kesimpulan Dan Saran
variabel independen Atraksi Wisata, Media 5.1.1. Simpulan
Sosial dan Infrastrktur Fisik merupakan model Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
persamaan yang tepat untuk mengukur sebagai berikut:
perubahan variabel dependennya yaitu 1. Atraksi wisata berpengaruh positif dan
Keputusan Berkunjung. Dari data yang signifikan terhadap keputusan berkunjung
diperoleh menunjukan bahwa F hitung sebesar wisatawan ke desa wisata Pentingsari
30,063 dengan nilai sig 0,000 < 0,05. Variabel Yogyakarta, sehingga semakin menarik
Atraksi Wisata (X1), Media Sosial (X2) dan atraksi wisata akan semakin meningkatkan
Infrastruktur Fisik (X3) merupakan variabel keputusan berkunjung wisatawan ke desa
yang baik dan tepat (fit) untuk mengukur wisata Pentingsari.
perubahan dalam variabel Keputusan 2. Media sosial berpengaruh secara positif
Berkunjung (Y), sehingga membentuk dan signifikan terhadap keptusan
persamaan yang fit. berkunjung wisatawan ke desa wisata
4.1.3. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Pentingsari Yogyakarta, semakin aktif
Koefisien determinasi atau adjusted R media sosial mempopulerkan atraksi
square digunakan untuk mengetahui seberapa wisata maka akan semakin tinggi
pengaruh variabel bebas (independent keputusan berkunjung wisatawan . Saat
penelitian dilakukan, Media sosial Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata UGM dan
merupakan variabel yang paling kuat Penerbit Andi, Yogyakarta
pengaruhnya terhadap keputusan [5] Goeldner, Charles R.,& Ritchie, Brent J.R.
berkunjung dibandingkan dengan atraksi 2009. Tourism: Principles, Practice,
wisata serta inftrastruktur Philosophies. Eleventh edt. Penerbit : John
3. Infrastruktur fisik berpengaruh positif dan Wiley & Sons, Inc., New Jersey
signifikan terhadap keputusan berkunjung [6] Guiltinan, Joseph P dan Paul Gordon,
wisatawan sehingga makin baik 1992. Manajemen Pemasaran : Strategi
infrastruktur fisik sebuah desa wisata yang dan Program. Alih Bahasa Agus
disediakan bagi wisatawan maka semakin Maulanan. 1995. Penerbit Erlangga,
tinggi keputusan berkunjungan wisatawan Jakarta.
ke desa wisata tersebut. [7] Halim, Lalu Zulfa. 2006. Peran
5.1.2. Saran Diversifikasi Atraksi Sebagai Strategi
1. Dalam rangka meningkarkan keputusan Peningkatan Lama Tinggal Wisatawan.
berkunjung wisatawan, maka dalam aspek Tesis. UGM
atraksi wisata yang harus ditingkatkan [8] Hariyadi, Moch. 2007. Pengaruh Kualitas
adalah aspek seni tradisi. Agar kunjungan Produk Terhadap Peningkatan
wisatawan bisa meningkat yaitu perlu Kunjungann Wisatawan Studi Kasus Objek
diberikan informasi dan edukasi awal Wisata Ketep Pas. Tesis. UGM
mengenai konsep dan aneka latar [9] Hermantoro, Henky. 2001. Creative-Based
belakang adanya suatu pertunjukan seni Tourism dari Wisata Rekreatif Menuju
yang ada dalam aneka materi promosi.Hal Wisata Kreatif. Penerbit Aditri, Jawa Barat.
tersebut dapat dilakukan oleh pengelola [10] Hudson, Simon. 2008. Tourism and
desa wisata Hospitality Marketing A Global
2. Untuk meningkatkan keputusan wisatawan Perspective. Sage Publication Ltd, London
berkunjung, maka aspek media sosial [11] Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning:
yang harus diperkuat fungsi dan An Integrated and Sustainable
penggunaannya adalah dalam hal Development Approach. Penerbit: Van
pembaruan status akun-akun media sosial Nostrand Reinhold, Canada
dengan sering memperbarui status berupa [12] Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. 2001.
tautan yang bersumber dari website resmi Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-
desa wisata. Hal tersebut dilakukann oleh 8, Penerbit Erlangga, Jakarta.
admin yang mengelola dan memegang [13] Kotler, Philip, 2001. Kotler on Marketing.
akun-akun media sosial tersebut. Simon & Schuster, UK.
3. Untuk meningatkan keputusan berkunjung [14] Kotler, Philip. (2002). Manajemen
wisatawan di desa wisata Pentingsari Pemasaran.Edisi Millenium, Jilid 1. PT
maka dalam aspek infrastruktur fisik yang Prenhalindo, Jakarta
harus diperbaiki adalah akomodasi namun [15] Kotler, Philip. (2003). Marketing
dalam bentuk perbaikan dan standarisasi Management. Eleventh Edition. New
fungsi bangunan milik warga dan Jersey : Prentice International, Inc.
dilakukan oleh swadaya warga desa [16] Kotler, Philip, Hermawan Kertajaya, Hooi
dengan arahan pengelola desa wisata Den Huan & Sandra Liu, 2008. Rethinking
nd
sebagai pengganti fungsi penginapan Marketing, 2 edition, Pearson Education
buatan semacam losmen atau hotel. South Asia Pte, Ltd., Singapore
[17] Lamb, Hair, McDaniel. (2001). Pemasaran.
Daftar Pustaka Buku -1. PT. Salemba Emban Raya,
Jakarta.
[1] Baiquni, M. 2004. Buku Ajar Manajemen [18] Marpaung, Fernando. 2009. Strategi
Strategis. Program Studi Kajian Pariwisata Pengembangan Kawasan Sebagai
UGM, Yogyakarta. Sebuah Tujuan Wisata (Studi Kasus Pasar
[2] Brogan, Chris. 2010. Social Media 101: Seni Gabusan di Kabupaten Bantul).
Tactics & Tips to Develop Your Business Tesis. UGM
Online. Penerbit : John Wiley & Sons, Inc., [19] Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel.
New Jersey. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
[3] C. Huwae, Katerina. 2008. Strategi [20] Min, Wang. 2003. An Investigation of
Pemasaran Destinasi Pariwisata Pulau Tourist Information Delivery-Electronic vs
Ambon oleh Pelaku Bisnis Lokal. Tesis. Print Media Dissemination in Rotterdam.
UGM Tesis. Wageningen University.
[4] Damanik, J., Weber, H.F. 2006. [21] Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept,
Perencanaan Ekowisata, Dari Teori Ke Perspective and Challenges, makalah