You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No.

3 November 2019

PENGEMBANGAN SITU CIPANTEN


BERBASIS EKOWISATA DI KABUPATEN MAJALENGKA

Anti Riyanti1, Lia Afriza2


STIEPAR YAPARI

anti.ryantik@gmail.com
lia.afriza@gmail.com

ABSTRACT

Majalengka has a variety of tourist destinations that attract local and foreign tourists.
Majalengka as a tourist gateway to West Java which has the potential to attract tourists by
optimizing its Tourism Destination Areas. Diversity of Tourism Attractions in Majalengka has
different thematic, one of which is Situ Cipanten which has the character of development ready
for sale. Based on this background, the purpose of this study is to determine the existing
condition of Cipanten Situ Tourism Attraction in Majalengka and the development of Cipanten
Situ Tourism Attraction in Majalengka. The research method used is descriptive method with
inductive analysis, so that this study can describe the object of research systematically and
accurately. Based on the data source, the data collection uses primary and secondary sources.
The results show the potential of Gunung Kuning Village has a tourist attraction (DTW) of a
lake named Situ Cipanten. The main products in Situ Cipanten are lakes or situ which have
seven springs surrounded by nature which are preserved by the environment, there are 7
springs in Situ Cipanten DTW and Patilasan Siliwangi where the horses are placed in Situ
Cipanten. However, due to lack of management, this makes the site untreated and few visitors
come. In conclusion, by developing this region, it can create thematic greening. Development of
attractions such as the use of lakes and the use of surrounding forests for educational tourism
(there are names of trees with various types of plants). Uniformity of the theme of the
development of tourist attraction on the basis of ecotourism must also exist so that it can cause
its own uniqueness.

Keywords: Development, Attraction, Ecotourism

184
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

PENDAHULUAN karena diperlukan untuk mengolah,


Pariwisata merupakan perjalanan memelihara, dan mengembangkan sektor
individu atau kelompok dalam menikmati pariwisata tersebut.
daya Tarik wisata yang dikunjungi serta Namun demikian pariwisata ini
mendapatkan pelayanan usaha jasa perlu dikelola dengan baik oleh masing–
pariwisata. Kegiatan pariwisata terjadi masing daerah dalam pengembangan
jika ada tempat yang menarik minat destinasi wisata. Kabupaten Majalengka
Wisatawan untuk berkunjung. juga memiliki berbagai macam destinasi
Pengembangan dan pendayagunaan wisata yang menarik minat wisatawan
pariwisata secara optimal mampu lokal maupun mancanegara. Kabupaten
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Majalengka setelah ada bandara Kertajati
sosial dan budaya, mempertimbangkan hal menjadi salah satu pintu gerbang
tersebut maka penanganan yang baik wisatawan ke Jawa Barat yang memiliki
sangat diperlukan dalam upaya potensi untuk dikunjungi oleh wisatawan
pengembangan destinasi wisata di dengan mengoptimalkan Daerah Tujuan
Indonesia. Wisata yang dimiliki.
Kepariwisataan merupakan Keanekaragaman Daya Tarik Wisata
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan di Kabupaten Majalengka memiliki
pariwisata dan bersifat multidimensi serta tematik berbeda, salah satunya adalah Situ
multidisiplin yang muncul sebagai wujud Cipanten yang memiliki karakter
kebutuhan serta interaksi antara pengembangan yang siap dijual oleh
pemerintah, wisatawan, masyarakat, Karang Taruna atau Kelompok Pengerak
akademisi dan pengusaha. Pengembangan Pariwisata (Kompepar) setempat. Dengan
pariwisata ini merupakan usaha untuk keterlibatan masyarakat yang telah sadar
menarik wisatawan, menyediakan bahwa Situ Cipanten Kabupaten
prasarana dan sarana, barang dan jasa Majalengka memiliki daya Tarik untuk
fasilitas. Kegiatan dan pengembangan dikunjungi seperti yang diuraikan Yoeti
pariwisata tersebut mencakup kegiatan (2002), “Daya Tarik sebagai magnet see
transportasi, akomodasi, atraksi wisata, do buy.”
makanan dan minuman, cinderamata Dalam mengelola daya Tarik wisata
sampai pada pelayanan. membutuhkan suistanable yang akan lebih
Menurut Mill (2000:168-169) menguatkan peningkatan kualitas yaitu
“Pariwisata dapat memberikan dalam aspek pelayanan, pengadaan
keuntungan bagi wisatawan maupun fasilitas dan atraksi yang disuguhkan,
komunitas tuan rumah dan dapat sehingga berdampak pada kuantitas yaitu
menaikkan taraf hidup melalui peningkatan jumlah pengunjung. Hal ini
keuntungan secara ekonomi yang dibawa sesuai dengan falsafah pariwisata WTO
ke kawasan tersebut.” Kemajuan dunia (pro job, pro poor dan pro environtment,
pariwisata saat ini berkembang dengan yang akhirnya mencapai pro grow). Oleh
pertumbuhan ekonomi dunia secara karena itu agar berkelanjutan perlu adanya
global. Indonesia memiliki kakayaan alam pengkajian pengembangan berbasis
dengan berbagai daya tarik wisata. ekowisata.
Pariwisata berperan dalam membuka Hal negatif yang dapat terjadi pada
lapangan kerja baru, meningkatkan saat pengembangan daya Tarik wisata
kesejahteraan dan daya beli masyarakat diantaranya konversi lahan yang tidak
Indonesia sehingga mendorong Indonesia terkendali, eksploitasi sumber daya alam
yang mempunyai potensi sumber daya di sekitarnya secara berlebihan,
alam untuk ditawarkan dan dipromosikan, munculnya polusi udara dan suara, satwa
maka dari itu sumber daya alam yang liar yang ada di daya Tarik wisata tersebut
telah dimiliki harus ditinjau dengan akan terganggu, masyarakat lokal di
keadaan dan kebutuhan sumber daya daerah hanya dapat menjadi penonton atau
manusia yang bermutu dan profesional terpinggirkan, serta yang terakhir dapat

185
Pengembangan Situ Cipanten Berbasis Ekowisata di Kabupaten Majalengka
(Anti Riyanti dan Lia Afriza)

juga terjadi gangguan terhadap budaya Accesable, Amenities, Available


setempat yang ada, dalam arti budaya Packages, Activities dan Ancillary.”
setempat akan hilang. Berdasarkan latar Dengan membandingkan kondisi existing
belakang tersebut maka diperlukan untuk yang ada di Situ Cipanten Kabupaten
mengidentifikasi daya Tarik wisata yang Majalengka dapat dijelaskan sebagai
ada di Situ Cipanten ini melalui: berikut:
1. Bagaimana Kondisi existing Daya 1. Attraction
Tarik Wisata Situ Cipanten Kawasan Situ Cipanten memiliki
Kabupaten Majalengka. sumber daya alam yang masih alami,
2. Bagaimana Pengembangan Daya membuat kawasan ini dapat dijadikan
Tarik Wisata Situ Cipanten suatu daerah tujuan wisata.
Kabupaten Majalengka. Disamping itu memiliki sejarah
dengan melihat beberapa peninggalan
Identifikasi dilakukan, harus patilasan Siliwangi sampai pada
disesuaikan dengan permintaan pasar yang lahirnya Situ Cipanten di Kabupaten
Majalengka.
ada. Adapun perubahan permintaan pasar
2. Accesable
yang terjadi, yaitu wisatawan sekarang Aksesibilitas membantu wisatawan
lebih menikmati gaya hidup hijau, untuk berkunjung ke tempat atraksi.
wisatawan yang menginginkan liburannya Aksesibilitas yang bersifat fisik dapat
tidak merusak lingkungan dan mengharap dikategorikan ke dalam bentuk
kualitas lingkungan yang baik. Dan ketersediaan prasarana dan sarana
tentunya wisatawan lebih menyukai jaringan transportasi. Penyediaan
berinteraksi dengan penduduk lokal. kendaraan wara wiri selain
menciptakan keunikan tersendiri juga
TINJAUAN PUSTAKA dapat memudahkan wisatawan
Menurut Meyers (2009), “Pariwisata menuju kawasan wisata ini.
ialah aktivitas perjalanan yang dilakukan 3. Amenities
sementara waktu dari tempat tinggal Pada dasarnya suatu daerah tujuan
semula ke daerah tujuan dengan alasan wisata harus memiliki fasilitas
bukan untuk menetap atau mencari nafkah penunjang untuk memudahkan
melainkan hanya untuk memenuhi rasa wisatawan sehingga dapat bertahan
ingin tahu, menghabiskan waktu senggang lebih lama. Sesuai dengan yang
atau libur dan tujuan-tujuan lainnya.” dikemukakan oleh Mill (2000:24),
Marpaung (2002:78), memberikan ”Fasilitas wisata adalah salah satu hal
yang memenuhi kebutuhan dari
definisi mengenai daya tarik ialah “Suatu
wisatawan yang melakukan
bentukan atau fasilitas dan aktifitas yang perjalanan wisata ketika sampai di
berhubungan, yang dapat menarik atraksi wisata.”
wisatawan atau pengunjung untuk datang 4. Available Tourism Packages
ke suatu daerah atau tempat tertentu.” Paket wisata dapat dibuat dan dapat
Pada hakikatnya produk wisata dilihat di internet melalui website/
merupakan keseluruhan rangkaian dari situs Cipanten sebagai media yang
sesuatu yang tidak nyata, hanya dapat dengan mudah dapat diakses oleh
diperoleh dan dirasakan. Rangkaian wisatawan. Sebaiknya hal ini dapat
perjalanan terdapat berbagai macam unsur dikelola oleh kompepar setempat.
yang saling melengkapi, tergantung pada 5. Activities
jenis perjalanan tersebut. Wisatawan yang datang ke Situ
Suatu kawasan wisata harus Cipanten dapat melakukan aktivitas
memiliki pengelolaan yang strategis atau atraksi yang dapat dilakukan
dengan mengacu pada komponen 6A. oleh pengunjung seperti berperahu,
Menurut Buhalis (2003), komponen 6A selfie, membuat anyaman bambu dan
yang dimaksud yaitu “Attraction, lain-lain.

186
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

6. Ancillary data dan menganalisis data tersebut secara


Kelembagaan merupakan aspek yang deskriptif kualitatif dapat mengungkapkan
harus diperhatikan. Kelembagaan fakta, keadaan dan fenomena yang terjadi.
yang dimaksud adalah agar Menurut Sugiyono (2011:23), “Data
wisatawan mudah mendapatkan kualitatif adalah data yang berbentuk
informasi mengenai daya Tarik wisata kalimat, kata atau gambar. Sedangkan
yang akan dikunjungi. data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang
Perencanaan merupakan suatu digunakan (scoring).”
kegiatan untuk mencapai tujuan dengan Dalam penelitian kualitatif tidak
mengelola sumber daya dan potensi yang menggunakan istilah populasi, tetapi
ada. Sedangkan perencanaan pariwisata dinamakan “social situation” atau situasi
merupakan kegiatan untuk memajukan sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu
sektor pariwisata. Konsep pariwisata yang tempat (place), pelaku (actor), dan
dapat dijadikan alternatif untuk melayani aktifitas (activity) yang berinteraksi secara
keinginan wisatawan pada saat ini, yang sinergis (Spradley dalam Sugiyono, 2014 :
lebih menyukai wisata alam maka 49).
ekowisata merupakan pilihan yang tepat Sumber data primer adalah sumber
dalam pengembangan daya Tarik wisata yang langsung memberikan data kepada
seperti di Situ Cipanten Kabupaten pengumpul data, yaitu data wisatawan
Majalengka. Penerapan ekowisata di Situ yang berkunjung ke Situ Cipanten
Cipanten ini bertujuan untuk melestarikan Majalengka. “Data primer adalah
lingkungan hidup dan tentunya menjaga informasi yang diperoleh dari sumber-
kesejahteraan masyarakat yang ada di sumber primer, yakni yang asli, informasi
sekitar Situ Cipanten. dari tangan narasumber atau responden”
Definisi ekowisata dikemukakan (Wardiyanta, 2006 : 28). Sumber data
oleh Panos, yang dikutip oleh Ward dalam sekunder adalah sumber yang tidak
Damanik dan Weber (2006:38) bahwa langsung memberikan data kepada
”Ekowisata adalah bentuk industri pengumpul data. Sumber data sekunder
pariwisata berbasis lingkungan yang didapat dari semua informasi mengenai
memberikan dampak kecil bagi kerusakan Situ Cipanten Majalengka. “Data
alam dan budaya lokal sekaligus sekunder adalah informasi yang diperoleh
menciptakan peluang kerja dan secara tidak langsung dari responden,
pendapatan serta membantu kegiatan tetapi dari pihak ketiga” (Wardiyanta,
konservasi alam itu sendiri.” 2006 : 28).
Ekowisata termasuk dalam salah Langkah awal yang dilakukan
satu jenis wisata khusus yang mendukung peneliti adalah dengan melakukan
terhadap upaya pelestarian lingkungan. pengamatan di Situ Cipanten Kabupaten
Kegiatan pariwisata berbasis lingkungan Majalengka. Pengumpulan data dimulai
dapat memberikan dampak kecil pada dari Dinas Pariwisata setempat kemudian
kerusakan alam serta hilangnya budaya Kompepar selaku pengelola, masyarakat
lokal, dan juga dapat meningkatkan sekitar sampai pada wisatawan yang
kesejahteraan masyarakat. datang. Setelah wawancara, dokumentasi,
METODE dan studi pustaka, maka menganalisis data
Dalam penelitian ini yang menjadi secara kualitatif. Penggunaan pendekatan
lokusnya adalah Desa Gunung Kuning Triangulasi dalam penelitian ini untuk
yang berada di Kabupaten Majalengka. melakukan validasi data.
Sumber data dan informasi diperoleh dari Menurut Moloeng (2004:330),
survei primer melalui wawancara dengan “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
kompepar, wisatawan, dinas pariwisata keabsahan data yang memanfaatkan
Kabupaten Majalengka dan masyarakat sesuatu yang lain dalam membandingkan
setempat. Sehingga dengan pengumpulan hasil wawancara terhadap objek

187
Pengembangan Situ Cipanten Berbasis Ekowisata di Kabupaten Majalengka
(Anti Riyanti dan Lia Afriza)

penelitian.” Denzim dalam Moloeng wisata di desa juga dikenal dengan


(2004), “Empat macam triangulasi penghasil buah durian seperti desa
diantaranya dengan memanfaatkan tetangga lain yaitu Bantaragung,
penggunaan sumber, metode, penyidik Rajagaluh.
dan teori.” Pada penelitian ini 1. Lokasi Desa Gunung Kuning
menggunakan sumber dan teori untuk Desa Gunung Kuning berlokasi di
membandingkan dan memeriksa balik Kecamatan Sindang, bagian
derajat kepercayaan informasi yang selatan Kabupaten Majalengka,
dipeoleh dengan membandingkan hasil Jawa Barat. Jarak desa dari
data pengamatan dengan wawancara Kecamatan Sindang ± 2,5 Km dan
dengan informan dari berbagai kelas ± 15 Km dari Kabupaten
sepanjang waktu juga membandingkan Majalengka.
wawancara dengan dokumen yang 2. Geografis Desa Gunung Kuning
berkaitan Secara geografis Desa Gunung
Laporan hasil penelitian Kuning terletak pada titik
menghasilkan informasi mengenai kondisi koordinat 108⁰ 19'28" BT dan
existing Situ Cipanten. Selanjutnya 06⁰ 50'09" LS dengan ketinggian
merumuskan dengan Dinas Pariwisata 310 meter di atas permukaan laut
terkait serta pengelola untuk dengan bentukan lahan berupa
pengembangan daya Tarik wisata yang daratan. Desa ini memiliki luas
tepat yaitu dengan basis ekowisata. 2,32 Km² terbagi menjadi 2 dusun,
Adapun penelitian ini dapat dilihat pada 2 RW dan 7 RT. Desa ini
gambar berikut: berbatasan dengan Desa Bayureja
di bagian barat, selatan berbatasan
Observasi Awal Pengumpulan data
Pengolahan Data
dan hasil penelitian
Pembahasan/Analisis
data
dengan Desa Sindang dan sebelah
timur berbatasan dengan Indrakila.

1. Observasi
2. Pengolahan Data
Laporan Hasil
3. Wawancara
Penelitian
4. Studi Dokumentasi
5. Studi Pustaka

Kondisi existing Pengembangan


daya tarik EKOWISATA
Situ Cipanten wisata

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Sindang


Gambar 1. Proses Penelitian Sumber: (Pejabat KSK (Koordinator Statistik
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019 Kecamatan) Kecamatan Sindang, Badan Pusat
Statistik Majalengka 2018)
HASIL PENELITIAN DAN
3. Kependudukan Desa Gunung
PEMBAHASAN
Kuning
A. Kondisi Existing Daerah Tujuan
Desa Gunung Kuning memiliki
Wisata Situ Cipanten
Desa Gunung Kuning merupakan luas 2,32 Km² dengan jumlah
salah satu desa yang berada di Kecamatan penduduk 1,031 laki-laki dan
Sindang bagian timur Kabupaten 1,025 perempuan. Total penduduk
Majalengka. Desa ini memiliki objek desa adalah 2056 jiwa dengan
wisata berupa danau yang diberi nama kepadatan penduduk 882 jiwa per
Wisata Situ Cipanten. Selain daya tarik Km². Sebagian besar luas desa
merupakan daerah lahan pertanian
188
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

sehingga kebanyakan masyarakat 1. Produk di daya Tarik wisata


desa berprofesi sebagai petani memiliki produk inti. Adapun
dengan penghasil pertanian berupa produk utama yang ada di Situ
padi, jagung, ubi dan cabe rawit Cipanten adalah:
juga buah-buahan seperti durian, a. Danau atau situ memiliki tujuh
mangga, pisang, rambutan dan sumber mata air, dikelilingi
lainnya. Selain pertanian, sektor oleh alam yang terpelihara
peternakan dan perikanan juga lingkungannya. Terdapat juga
menjadi sumber pendapatan taman bambu yang memiliki
masyarakat desa. manfaat multiguna. Selain
Sebagian besar masyarakat untuk menyimpan air juga
desa memeluk agama Islam. merupakan tanaman yang
Sarana dan prasarana pendidikan mampu menahan erosi, karena
dan kesehatan cukup memadai tanah perkebunan ini
sehingga dapat mendukung bagi merupakan pegunungan yang
masyarakat sekitar dalam jika tidak ditanami akan
kebutuhannya. Keadaan ekonomi cenderung terjadi longsor.
masyarakat cukup terpenuhi b.Mata air
meskipun harus bergantung pada Ada tujuh sumber mata air di
hasil pertanian, perikanan, dan DTW Situ Cipanten. Mata air
peternakan. tersebut juga merupakan
sumber air bagi masyarakat
Potensi Desa Gunung Kuning sekitarnya.
memiliki daya tarik wisata sebuah danau c. Budaya
yang diberi nama Situ Cipanten. Namun Patilasan Siliwangi dimana
karena kurangnya pengelolaan sehingga kudanya ditempatkan di Situ
membuat situ ini tidak terawat dan tidak Cipanten, yang merupakan
ada pengunjung yang datang. Pada saat ini mitos bagi masyarakat dan
Situ Cipanten sudah lebih baik dari menjadi daya Tarik dalam
sebelumnya karena adanya pengelola dan cerita (legenda).
bertambahnya wisatawan yang datang. Atraksi berkaitan dengan See yaitu
Jarak menuju lokasi tidak terlalu jauh dari apa yang dapat dilihat oleh
jalan raya namun harus menggunakan wisatawan di daya Tarik Situ
kendaraan pribadi menuju Situ karena Cipanten seperti menikmati
tidak ada kendaraan umum. pemandangan danau dan
Keadaan Situ Cipanten kini sudah perkebunan. Do yaitu apa yang
mendapatkan bantuan dari pemerintah dapat dilakukan oleh wisatawan
daerah. Ada beberapa fasilitas dan seperti selfie, berperahu, berenang
aktivitas baru seperti warung, lahan parkir di danau atau dapat mengadakan
dan perahu. Produk wisata yang menjadi gathering dan Buy yaitu apa yang
andalannya atau kekuatan dari daerah dapat dibeli oleh wisatawan
tujuan adalah Situ Cipanten berupa danau sebagai cinderamata, makanan dan
yang dikelola oleh kelompok Karang minuman. Sebuah atraksi harus
Taruna berkolaborasi Kompepar. Situ mempunyai nilai diferensiasi yang
memiliki tujuh sumber mata air yang tinggi. Unik dan berbeda dari
selalu mengairi dan tidak pernah surut wilayah lainnya. Indikatornya
serta dikelilingi oleh pegunungan/ bukit terdiri dari keindahan alam,
yang memiliki keanekaragaman tanaman peninggalan bersejarah, kebersihan
yang akan menambah keasrian dan dan kelestarian lingkungan.
kesejukan situ tersebut. Hasil dari 2. Fasilitas/ Amenitas
identifikasi potensi yang ada di Situ a. Restoran / rumah makan
Cipanten Kabupaten Majalengka adalah: b.Tempat berfoto

189
Pengembangan Situ Cipanten Berbasis Ekowisata di Kabupaten Majalengka
(Anti Riyanti dan Lia Afriza)

c. Ruang pertemuan dapat menghasilkan keberlanjutan di


Ruang ini dapat digunakan lingkungan masyarakat setempat, karena
untuk menerima wisatawan, terdapat sistem share revenue dalam
makan lesehan, pentas seni penerapannya.
budaya dan ruang ini Atraksi yang dapat dilakukan di
dilengkapi dengan panggung. DTW Situ Cipanten berdasarkan hasil
d.Loket wawancara dengan informan adalah:
Tempat penjualan tiket masuk 1. Menikmati pemandangan (See)
dan pusat informasi dari DTW 2. Melakukan permainan atau kegiatan;
Situ Cipanten (Do)
e. Ruang parkir 3. Dapat membeli makanan khas sebagai
3. Aksesibilitas cindera mata (Buy)
Jalan menuju ke daerah tujuan 4. Melakukan wisata edukasi (Learn)
wisata, atau transportasi yang Wisata edukasi yaitu wisata yang
dapat melalui daya Tarik wisata dapat memanfaatkan alam sekitarnya
Situ Cipanten. untuk belajar, apakah tentang budaya
4. Available Package di daerah setempat dengan pentas
Ketersediaan paket kunjungan ke kesenian atau penyajian event
daya tarik wisata tersebut budaya. Bahkan dengan memiliki
5. Activities hutan di sekitarnya dapat menjadi
Fishing, berperahu, photography, sarana edukasi mengenal macam
berenang, jogging track, macam tumbuhan terutama dapat
menikmati suasana di sekitar menggiatkan penanaman kembali
danau dan ketika musim durian bambu yang memiliki nilai lebih,
dapat memetik serta membeli yaitu karena bambu dapat
durian yang ada di perkebunan, menyimpan air.
serta memberi makan ikan yang Pengembangan yang dapat
dipelihara di danau tersebut. dilakukan adalah dengan membuat
6. Ancillary diversifikasi produk baik secara
a. Pengelola daya Tarik wisata horizontal maupun vertikal. Secara
b. Tourist Information Centre vertikal pemanfaatan situ dapat
(TIC) dilakukan dengan kegiatan event
c. Regulasi bulanan atau semusim, misalnya
menjadikan pasar terapung hasil
panen sayuran atau buah-buahan yang
ada di sekitar lokasi. Ketika musim
B. Pengembangan Daerah Tujuan durian, penjualan buah durian
Wisata Situ Cipanten dilakukan di Situ Cipanten.
Pengembangan dengan 5. Menggunakan kendaraan pribadi
memperhatikan komponen ekowisata untuk mencapai Situ Cipanten, dan
harus memperhatikan konservasi jika ada rombongan bis dapat
lingkungan. Langkah yang dilakukan menyimpan kendaraan tersebut di
harus ada pengamanan, pelestarian serta shelter kemudian dilanjutkan
pemanfaatan lingkungan dengan menggunakan kendaraan wara wiri,
melibatkan aktivitas keseharian (Arrive) sehingga wisatawan
masyarakat sehingga akan berdampak disamping dapat menikmati
ekonomi. Ekowisata lebih mementingkan pemandangan sepanjang jalan, juga
sumberdaya manusianya, yang konsisten, kendaraan besar tersebut tidak akan
kreatif dan produktif. Sehingga nilai dari merusak kondisi fasilitas yang
aktivitas yang dijalani oleh sumber daya tersedia.
manusia tersebut dapat tercipta. Ekowisata

190
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

Pengembangan fasilitas untuk menjadi dalam pengembangan ini adalah sebagai


Daya Tarik melalui: berikut:
1. Pemanfaatan tanaman yang ada.
Tanaman refugia ini sebagai penarik
Wisata
serangga musuh alami dan serangga Berkelanjutan
hama tanaman untuk tinggal di Wisata Alam
bunga-bunga ini. Community
2. Tanaman dapat ditata dan di blok Ecotourism Basedtourism
berdasarkan warna dan jenis, di
pinggiran jalan setapak sehingga
nampak asri sebagai suatu taman, Gambar 3. Konsep Pengembangan Situ Cipanten
atau wisata edukasi yaitu tentang Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
pemanfaatan dari tanaman tersebut.
3. Pengembangan dari bambu yang ada Dalam pengembangan ini, langkah-
di sekitar kawasan banyak manfaat langkahnya yang harus dilakukan:
yang akan didapat dengan menjadikan 1. Sosialisasi dan perencanaan
cinderamata dari bambu yang 2. Workshop mengenai:
dibentuk. Bambu dapat bermanfaat a. Sadar wisata
sebagai alat minum atau gantungan b. Sapta pesona
kunci, tetapi harus dilihat bahwa ada c. Seni budaya
jenis-jenis tertentu tanaman bambu d. UMKM
yang dapat bermanfaat juga untuk alat 3. Evaluasi
musik.
4. Bambu dapat dimanfaatkan menjadi Pengembangan produk yang dapat
tematik peralatan ataupun kebutuhan diciptakan di Situ Cipanten Majalengka:
kursi, selter, perahu base bambu. 1. Penambahan fasilitas
Pengembangan kepariwisataan 2. Penataan taman
sebagai sebuah industri dapat 3. Pemanfaatan bambu sebagai
meningkatkan pendapatan asli daerah edukasi dan penggunaan bambu
serta kesejahteraan masyarakat. untuk membuat terowongan
Penyelenggaraan kepariwisataan sebagai daya Tarik baru berfoto
menyangkut aspek ekonomi, sosial, selain fungsinya sebagai tanaman
budaya, lingkungan, politik dan penyangga.
keamanan. Pengembangan daya Tarik Situ 4. Shelter
Cipanten Kabupaten Majalengka berbasis 5. Atraksi
ekowisata dengan maksud agar tidak ada 6. Outbound
perubahan tatanan lingkungan di Situ 7. Penamaan pohon
Cipanten, tidak ada perubahan pada 8. Penciptaaan cerita tentang mata air
perilaku satwa yang ada di sekitarnya. 9. Pengadaan perkemahan
Carrying capacity tetap terjaga, dan ketika 10. Membuat kolam ikan koi
masyarakat sekitar kawasan dapat 11. Pinball yang berada di hutan
berperan aktif, diharapkan permasalahan
seperti lingkungan (sampah) tidak akan Sementara itu untuk dapat
muncul serta sosial budaya tetap terjaga menerapkan dalam pengembangan di Situ
kelestariannya bagi pemanfaatan Cipanten ini harus ada keterlibatan
keberlanjutan. stakeholders ekowisata yaitu masyarakat
Pengembangan pariwisata yang lokal sendiri, adanya bantuan dari
terencana dan dikelola dengan baik akan pemerintah daerah, wisatawan yang
memberikan kepuasan pada wisatawan, menikmati daya Tarik di Situ Cipanten,
karena destinasi tetap memiliki daya jual serta swasta dapat dilibatkan juga untuk
dan popularitas. Jika digambarkan konsep penyediaan fasilitas yang menunjang.

191
Pengembangan Situ Cipanten Berbasis Ekowisata di Kabupaten Majalengka
(Anti Riyanti dan Lia Afriza)

Dengan adanya keterlibatan b. Penguatan untuk kearifan lokal


penduduk lokal diharapkan peningkatan dalam pengelolaan hutan
kunjungan wisatawan akan tercapai c. Peningkatan nilai tambah
dengan cepat. Masyarakat dapat produk pengolahan hasil hutan
menyediakan akomodasi berbentuk 3. Industri jasa
homestay, untuk kulinernya masyarakat a. Penyediaan akomodasi seperti
sendiri yang menyediakan melalui homestay
homestay atau warung-warung kecil yang b. Penyediaan angkutan wara-
tertata rapih, dan tentunya dengan wiri
menawarkan makanan khas setempat. c. Diversifikasi dan pemasaran
Sebagai pemandu wisatanya, langsung barang kerajinan
kompepar dapat ikut terlibat. Transportasi yang dapat disimpan di
pun dapat disediakan oleh masyarakat Window showing
setempat, misalkan dengan kendaraan d. Pemanduan wisata oleh
wara-wirinya. Atraksi wisata berupa tarian kompepar setempat
dan musik karawitan dapat diperlihatkan e. Penyediaan atraksi buatan,
terutama pada saat weekend. Penambahan dimana di Situ Cipanten ada
window showing di kawasan Situ bambu yang dapat dijadikan
Cipanten dapat diciptakan untuk menjual kerajinan. Dalam hal ini proses
souvenir khas dari masyarakat setempat. pembuatan sampai dapat
dimainkan menjadi alat musik,
Peran kompepar dan penduduk setempat
dilakukan di depan wisatawan
dalam memelihara daya Tarik wisata di
f. Pengembangan fasilitas yang
Situ Cipanten ini sangat penting.
ada, baik berupa perahu atau
Maka jelas ekowisata merupakan
lainnya.
bentuk dari sumber daya alam
4. Masyarakat lokal
berkelanjutan, yang secara nyata
a. Meningkatkan pendapatan
berdampak rendah bagi kerusakan alam, b. Perluasan lapangan kerja
non konsumtif dan berorientasi lokal. c. Optimalisasi sumberdaya
Karena memberikan kontribusi bagi manusia lokal
konservasi dan pelestarian kawasan 5. Pengelola Situ Cipanten
tersebut. Dalam penyelenggaran kegiatan a. Pembiayaan manajemen
pengelolaan ekowisata usaha mendukung b. Dukungan pada konservasi
kearifan lingkungan itu sendiri, dengan c. Pengalihan kegiatan illegal
keterlibatan stakeholders akan menjadi dalam kawasan, misalnya jika
lebih efektif. Sinergisitas dari berbagai ada penebangan liar di sekitar
pihak dalam pengembangan dan kawasan.
pengelolaan ekowisata dapat diuraikan: 6. Lembaga / Dinas terkait:
1. Pertanian a. Peningkatan kualitas
a. Pemasaran produk pertanian lingkungan
kepada wisatawan b. Pengembangan inovasi dalam
b. Peningkatan diversifikasi pemanfaatan sumber daya
produk yang ada alam.
c. Produktivitas lahan di kawasan
Situ Cipanten KESIMPULAN
d. Keberlanjutan dari usaha Majalengka merupakan salah satu
pertanian kabupaten yang terkenal karena daya tarik
2. Kehutanan wisatanya, salah satunya adalah wisata
a. Pemasaran produk hasil dari alam. Hal ini melatarbelakangi
hutan (contoh; bamboo, pembangunan tempat rekreasi di Situ
durian) Cipanten yang memanfaatkan keindahan

192
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 24 No. 3 November 2019

alamnya. Dengan adanya fasilitas yang Damanik, Janianton. & Weber, Helmut F.
memadai di Situ Cipanten ini dapat 2006. Perencanaan Ekowisata
menjadi pengalaman wisata baru bagi Dari Teori Ke Aplikasi, Pusat
pengunjung untuk menikmatinya. Studi Pariwisata (PUSPAR UGM).
Penghijauan tematik (pemanfaatan Yogyakarta: Andi
tanaman) dioptimalkan sehingga di sekitar Marpaung. 2002. Pengetahuan
Situ Cipanten terdapat tanaman bunga Kepariwisataan. Bandung:
lebih berwarna. Penyangga ruang kosong Alfabeta
dengan menanam tanaman keras untuk Meyers, K. 2009. Pengertian Pariwisata,
mencegah longsor. Juga ada peta kawasan Diakses Juni 2015, dari
yang dapat menggambarkan dimana lokasi http://assharrefdino.blogspot.com/
atraksi dan pemanfaatan lahan dengan 2013/11/pengertian-pariwisata
fungsinya. menurutparaahli.html
Pengembangan atraksi seperti Mill, R. 2000. Tourism The International
pemanfaatan danau. Pemanfaatan hutan Business, Rajawali Pers
sekitar untuk wisata edukasi (ada nama-
Moloeng, Lexy J. 2004. Metode
nama pohon dengan berbagai jenis
Penelitian Kualitatif. Bandung:
tanaman). Namun keseragaman tema
Rosda.
bangunan harus ada sehingga dapat
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
menimbulkan keunikan. Lahan parkir dan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
penempatan parkir kendaraan besar pada
lokasi yang strategis agar tidak Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
menghalangi jalan ke lokasi. Walaupun Pendidikan Pendekatan
jalan menuju lokasi terlalu sempit Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
sebaiknya jika tidak diperlebar buat Bandung: Alfabeta
kantung parkir di bawah dan disediakan Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian
kendaraan wara wiri untuk mengangkut ke Pariwisata. Yogyakarta: ANDI
lokasi. World Tourism Organization, 2002.
Enhancing the Economic Benefits
DAFTAR PUSTAKA of Tourism for Local Communities
and Poverty Alleviation. Madrid,
Buhalis, Dimitrios. 2003. eTourism: Spain
Information Technology For Yoeti. 2002. Perencanaan dan
Strategic Tourism Management. Pengembangan Pariwisata.
Pearson Education Limited. Cetakan Pertama. Pradnya
England Paramita. Jakarta.

193

You might also like