You are on page 1of 17

1

BUDAYA SUMATERA BARAT DAN PARIWISATA :


BISAKAH FESTIVAL “TABUIK” DI PARIAMAN MENJADI DAYA
TARIK WISATA INTERNASIONAL?
RINI EKASARI
2

ABSTRACT

Tourism has become one of the important industries in the world nowadays. It provides a major
economic development opportunity for many countries and a means of improving the livelihoods of its
residents. It is also considered as a reliable sector to improve the economic development in Indonesia.
“Tabuik”festival in Pariaman is one of the cultural event which is promoted to be national tourism agenda
and even it is now promoted internationally.This research is focused on the the potency of “Tabuik” as a
cultural event in Pariaman to be developed as an international annual tourist attraction. In this research, the
survey was conducted toward domestic tourists and local communities. Moreover, the interviews was also
conducted to international tourists for asking their their perception about this event. In order to know the
effort of the local government to achive the goal, interview toward the head of Tourism Board of Pariaman
and tourism actors was also done.For the local communities, “Tabuik” has 3 meanings, social, cultural and
economic. Both, domestic and international tourists give positive perceptions on this event. Local government
and communities also support “Tabuik” to be an international tourist attraction. However, there are still the
obstacles to face such as lack of information toward the tourists, the insufficient infrastructures and facilities,
inadequate fund, and the unreadiness in the development of tourism. The form of unreadiness are the denial
toward tourism from the local people and unsmooth social structure in implementing strategic role.The local
government has been doing some efforts to make “Tabuik” and Pariaman to be an international destination.
The improvement of all destinations in Pariaman is always be the priority. The local government also tries to
invite the investors to make investment in private sector of tourism. To promote “Tabuik” internationally, the
local government has been trying an attempt by following the international tourism event. Besides, the local
government has set up “Rumah Tabuik” ; a kind of building whose function as a place to make Tabuik and as
“Tabuik” museum. Hopefully, this thesis is beneficial for the improvement of tourism in Pariaman West
Sumatera in the future

Keywords : Tabuik Festival, tourists, local communities, local government


3

I. PENDAHULUAN tinggal di tempat di luar lingkungan


Pariwisata telah menjadi salah satu biasa mereka untuk tujuan rekreasi,
industri penting di dunia pada saat ini. Sektor ini bisnis dan keperluan lainnya”.
memberikan peluang pengembangan ekonomi
utama bagi banyak negara dan sarana untuk Indonesia sebagai sebuah negara
meningkatkan mata pencaharian penduduknya. kepulauan memiliki berbagai budaya darisabang
Pariwisata merupakan perdagangan jasa yang sampai Merauke. 13.000 pulau1 terbentang dan
berarti membutuhkan pelayanan sebagai salah satunya adalah pulau Sumatera. Di pulau
komoditas. Menurut UNWTO : Sumatera ada 10 provinsi2, termasuk Sumatera
“Tourism comprises the activities of barat. Seperti provinsi-provinsi lain di
persons traveling to and staying in Indonesia, Sumatera Barat juga memiliki
places outside their usual environment budaya dan tradisi yang unik. Budaya
for not more than one consecutive year merupakan dimensi yang berpengaruh kedua
for leisure, business and other dari sebuah daya tarik destinasi (Ritchie and
purposes.” Crouch, 2003). Menurut Craig et al, 1994,
Menurut UU pariwisata No.10 th 2009 : culture is the sum total of the ways of living
“Pariwisata adalah berbagai built up by a group and passed on from one
macam kegiatan wisata dan generation to another. Budaya merupakan
didukung berbagai fasilitas serta sebuah identitas dan faktor pentingnya adalah
layanan yang disediakan oleh bahwa individu masyarakat yang ditempatkan
masyarakat, pengusaha, pada organisasi sosial lokal dan nasional, seperti
Pemerintah,dan Pemerintah pemerintah lokal, institusi pendidikan,
Daerah.” komunitas keagamaan, kerja dan rekreasi.
Di Prancis pariwisata didefinisikan sebagai Umumnya budaya di Sumatera Barat sangat
berikut : dipengaruhi oleh agama Islam, sebagaimana
“Le tourisme comprend « les activités semboyan masyarakat Minang, “Adat basandi
déployées par les personnes au cours de syarak, syarak basandi kitabullah” (Adat
leurs voyages et de leurs séjours dans berdasarkan syariah, syariah berdasarkan Al
des lieux situés en dehors de leur qur’an)3.
environnement habituel à des fins de Memiliki potensi budaya yang tersebar
loisirs, pour affaires ou autres motifs »” di seluruh Indonesia, pemerintah berusaha
(http://www.tourisme.gouv.fr/stat_etudes menggalinya dengan mengembangkan
/definitions.php)
1
Survey of Ministry of Maritime Affairs and Fisheries
“Pariwisata merupakan berbagai macam 2010
kegiatan orang yang bepergian dan
2
Indonesian Statistics 2010
3
www.sumbar.go.id
4

pariwisata budaya.”Cultural tourism can be Berdasarkan latar belakang di atas, ada


broadly defined as travel motivated by the beberapa masalah yang berkaitan dengan acara
desire to experience a destination’s culture” “Tabuik” di Pariaman :
(Cole, 2008: 61). Oleh sebab itu pemerintah 1. Apa makna “Tabuik” bagi masyarakat
Indonesia meluncurkan program pariwisata lokal?
Indonesia “ Visit Indonesia” dan tema program 2. Apa persepsi wisatawan tentang acara
Visit indonesia tahun 2011 adalah Eco, Culture ini? Apakah persepsi mereka sama
and MICE. Pariwisata budaya merupakan salah dengan persepsi masyarakat lokal?
satu dari 3 jenis pariwisata yang ditargetkan 3. Apa hambatan “Tabuik” dan Pariaman
oleh Dinas pariwisata Provinsi. untuk menjadi destinasi wisata
Semenjak tahun 2005, pemerintah internasional?
Indonesia telah menjadikan Sumatera Barat 4. Upaya-upaya apa saja yang telah
sebagai salah satu target utama Pariwisata dilakukan oleh pemerintah lokal untuk
Indonesia. Dikenal dengan keindahan alam dan mempromosikan acara ini ke level
kekayaan budayanya, Sumatera barat sangat internasional?
potensial untuk dikembangkan sebagai daerah
wisata, baik wisata alam, (seperti pegunungan Secara umum penelitian ini bertujuan
dan lautan) maupun wisata budaya dan untuk mengetahui potensi “Tabuik” sebagai
ekowisata. Sebagai tambahan, dengan sebuah event budaya di Pariaman untuk
dibukanya bandar udara internasional dikembangkan sebagai sebuah atraksi wisata
Minangkabau pada bulan Juli 2005, membuat tahunan internasional. Secara khusus penelitian
Sumatera Barat yang juga dikenal dengan Ranah ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui makna
Minang ini dapat diakses oleh banyak negara. “Tabuik” bagi masyarakat lokal. 2). Mengetahui
Akan tetapi, potensi tersebut belum persepsi wisatawan, baik domestik dan
terkelola dengan baik, sehingga industri mancanegara tentang “Tabuik”, apakah persepsi
pariwisata di daerah ini berjalan tersendat- mereka sama dengan persepsi masyarakat lokal.
sendat. Salah satu atraksi yang memiliki potensi 3). Menganalisa hambatan-hambatan “Tabuik”
untuk ditawarkan kepada wisatawan adalah dan Pariaman untuk menjadi sebuah destinasi
acara “Tabuik” di Pariaman. “Tabuik” wisata internasional. 4). Mengetahui upaya-
merupakan sebuah ritual di kota Pariaman yang upaya yang telah dilakukan pemerintah lokal
menjadi agenda pariwisata tahunan yang untuk mempromosikan event ini secara
diadakan setiap tanggal 1-10 Muharam internasional.
(kalender Islam). Banyak orang yang datang Penelitian ini menggunakan metode
melihat festival ini termasuk wisatawan kualitatif. Lokasi penelitian berada di kota
domestik dan mancanegara. Pariaman, provinsi Sumatera Barat dengan
5

mengambil festival “Tabuik” sebagai daya tarik derajat 04 ‘ 46 “ – 100 derajat 10 ‘ 55 “ Bujur
wisatanya untuk objek penelitian. Penelitian Timur. Kota ini tercatat memiliki wilayah
dilaksanakan selama +4 bulan. Sampel diambil dengan luas total 73,36 kilometer persegi dan
secara acak dengan menggunakan teknik survei garis pantai sepanjang 12 kilometer. Kota
dan wawancara. Data terdiri dari data primer Pariaman dikelilingi oleh Kabupaten Padang
yang merupakan jawaban dari responden yang Pariaman dan Samudera Indonesia. Berikut adalah
terdiri dari wisatawan domestik yang berjumlah batas-batas kota Pariaman :

50 orang dan masyarakat lokal dengan jumlah -Utara : Kabupaten Padang Pariaman
100 orang yang mengisi kuesioner dan -Selatan : Kabupaten Padang Pariaman.
wisatawan internasional (25 orang dari berbagai -Barat : Samudera Indonesia
kebangsaan) yang menjawab pertanyaan -Timur : Kabupaten Padang Pariaman
wawancara, serta wawancara dengan kepala
dinas kota Pariaman selaku pemegang otoritas. Jumlah penduduk di Pariaman pada tahun
Sedangkan data sekunder didapatkan dari Dinas 2009 adalah 79,449 dengan luas 73,36 Km2
Pariwisata dan Seni kota Pariaman, serta dari Hampir semua penduduk lokal kota Pariaman
BPPS kota Pariaman dan provinsi Sumatera adalah muslim dan mereka memeluk Islam
Barat. secara turun temurun dari orang tua mereka.
Data yang dikumpulkan akan berbentuk Memiliki panjang garis pantai 12,7 km beserta
tabel, gambar dan informasi. Kemudian data pantai-pantainya, kota Pariaman memiliki
tersebut akan dianalisa menggunakan analisis potensi besar untuk mengembangkan sektor
deskriptif, yang berarti bahwa data tersebut akan pariwisata. Evolusi jumlah wisatawan yang
dideskripsikan dan diinterpretasikan dalam mengunjungi kota Pariaman dari tahun 2004
bentuk hasil penelitian. hingga 2010 terlihat pada tabel 1.
Tahun Wisatawan Wisatawan Total
Internasional Domestik
II. PEMBAHASAN 2004 28 4 822 4 850

2.1 . Bisakah festival “Tabuik” di Pariaman 2005 2 13 819 13 821


menjadi daya tarik Wisata ternasional? 2006 17 32 010 32 027
2007 44 508 025 508 069
Pariaman merupakan salah satu dari 19 2008 71 525 665 525 736

kota dan kabupaten di provinsi Sumatera Barat 2009 75 609 699 609 774
2010 79 640 184 640 263
Indonesia. Kota Pariaman diresmikan sebagai
Tabel 1. Jumlah wisatawan yang datang ke Pariaman
kota otonom dengan diberlakukannya UU Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya kota
Pariaman, 2011
No.12 Th. 2002 dan merupakan pemekaran dari
kabupaten Padang Pariaman. Secara astronomis, Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah
Pariaman terletak antara 00 derajat 33 ‘ 00 “ – wisatawan di Pariaman terus meningkat sejak
00 derajat 40 ‘43 “ Lintang Selatan dan 100
6

tahun 2004. Jumlah wisatawan internasional dalam perang Karbala di Padang Karbala, Irak.
berfluktuasi dari tahun 2004-2006 dan terus Kematiannya diratapi oleh Syiah di Timur
meningkat hingga tahun 2010. Perbandingan Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka
jumlah wisatawan domestik dan jumlah sendiri. Akhirnya, tradisi mengingat wafatnya
wisatawan internasional sangat jauh sekali. cucu Nabi menyebar ke beberapa negara dengan
Wisatawan domestik mendominasi kunjungan cara yang berbeda.
wisatawan ke Pariaman. Ritchie dan Crouch, Sebelum upacara Tabuik dilaksanakan,
2003 mengatakan, secara global, jumlah Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat
penerimaan pariwisata domestik sekitar lima Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok
setengah kali penerimaan pariwisata Subarang. Kedua tempat ini dipisahkan oleh
internasiona dan dalam sebagian besar situasi, sungai yang membelah kota Pariaman. Dalam
pariwisata domestik mendorong sifat dan acara pesta adat Tabuik ada beberapa tahap
struktur industri pariwisata sebuah negara yang harus dilalui, yaitu :
Selain wisata pantai, ada sebuah 1. Membuat ‘Daraga’. ‘Daraga’ adalah
peristiwa budaya tahunan, yang disebut tempat di mana para arsitek dan pekerja
"Tabuik" yang selalu diadakan setiap 1-10 membuat, menjaga dan menyelesaikan
Muharam (kalender Islam). “Tabuik” Tabuik.
merupakan perayaan lokal dalam rangka 2. "Marangkai Tabuik" (menyatukan setiap
memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, bagian dari Tabuik).
cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan 3. "Maambiak Tanah" (mengambil tanah
oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai yang pada saat sholat Maghrib).
Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Pada 1 Muharram, yang menandai
Selama prosesi pembuatan "Tabuik" ada proses pertama dalam pembuatan sebuah
serangkaian kegiatan seni yang diselenggarakan Tabuik, lumpur diambil dari sungai.
seperti "Pencak silat", permainan gendang Mengambil tanah mengandung makna
"Tasa", kompetisi layang-layang tradisional, simbolik bahwa manusia berasal dari
musik islam, pemilihan "Cik Uniang dan Ajo " tanah. Setelah diambil, tanah itu diarak
kota Pariaman (pemuda dan pemudi kota oleh ratusan orang dan akhirnya
Pariaman), dll. Festival ini sangat terkenal dan disimpan dalam “lalaga” berukuran 3x3
menjadi acara inti yang dikunjungi oleh banyak meter, dan kemudian dibungkus dengan
wisatawan. kain putih. Kemudian, dimasukkan ke
Perayaan Tabuik diadakan setiap 1-10 dalam peti mati yang disebut Tabuik.
Muharam adalah upacara pada 61 Hijriah yang 4. "Maambiak batang pisang" (mengambil
bertepatan dengan 680 AD. Cucu Nabi Besar batang pisang dan ditanam di dekat
Muhammad dipenggal oleh tentara Muawiyah kuburan)
7

Pada 5 Muharram, proses kedua dimulai.


Dalam proses ini, yang berlangsung di 2.1.1 Makna “Tabuik” bagi Masyarakat
malam hari, batang pohon pisang Lokal
dipotong dalam satu tebasan. Ini adalah Ritual "Tabuik" di Pariaman masih
simbol dari keberanian Abi Kasim, putra diadakan seperti sedia kala. Pelaksanaan ritual
Imam Hussein, dalam membalas masih mempertahankan nilai-nilai luhur yang
kematian ayahnya. ada dengan apresiasi dan emosi yang mendalam.
5. "Maarak Panja" (Panja/jari diarak berisi Pengaruh modernisasi, pembangunan dan
jari-jari palsu berkeliling kampung). masuknya unsur budaya asing tampaknya tidak
Maarak Panja adalah pencerminan memiliki pengaruh terhadap perubahan baik
pemberitahuan kepada para pengikut dalam bentuk, isi dan fungsi. (Ernatip et al,
Hussein bahwa jari-jari tangan Hussein 2001). Nilai-nilai budaya dalam ritual "Tabuik"
yang mati dibunuh telah ditemukan. masih ada dalam masyarakat lokal meskipun
6. Ma atam (Ekspresi kesedihan) telah mengalami perubahan akibat kemajuan
Prosesi ini diadakan pada tanggal 7 teknologi. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman
Muharam, melambangkan tindakan bagi mereka dalam melakukan kegiatan sehari-
mengumpulkan jari-jari Imam Hussein, hari.4 Ada beberapa nilai penting dalam ritual
yang tersebar setelah dipotong oleh "Tabuik": 1). Nilai Moral. Masyarakat yang
tentara Raja Yazid. mendukungnya masih mempertahankan nilai-
7. Maarak sorban (membawa sorban nilai tersebut, dimana ketika mereka mulai atau
berkeliling) menandakan Husein telah menyelesaikan suatu kegiatan, biasanya diikuti
dipenggal. Diadakan pada 8 Muharam, dengan berdoa atau membaca mantra. 2). Nilai
itu melambangkan tindakan sosial. Ini berarti aturan, norma-norma yang
memamerkan sorban Imam Hussein berlaku dalam masyarakat. Dalam kehidupan
berkeliling kota untuk mengingatkan sehari-hari seseorang pastilah membutuhkan
kepada semua orang akan keberanian orang lain. 3). Nilai seni. Nilai-nilai seni yang
Imam Hussein ketika melawan musuh- tercermin dalam upacara Tabuik adalah musik
musuhnya. dan lukisan.
8. Parade Festival “Tabuik” "Tabuik" memiliki 3 makna penting bagi
Pada acara ini, dua "Tabuik" (Tabuik penduduk setempat:
Pasa dan Tabuik Subarang) yang 1. Makna Sosial
berparade di jalan-jalan utama kota Terjalinnya interaksi antar masyarakat
Pariaman menuju ke pantai Gandoriah. selama festival "Tabuik" terutama dalam
9. Mambuang Tabuik (membawa Tabuik prosesi puncak "Tabuik".
ke pantai dan membuangnya ke laut).
4
Ernatip, et al, 2001
8

2. Makna Budaya negara yang sama di mana dia tinggal


Tabuik adalah kegiatan budaya yang (www.glossaryoftravel.com).
menjadi tradisi turun-temurun sejak
diperkenalkan. A. Persepsi Wisatawan Domestik
3. Makna Ekonomi Survei dilakukan pada 50 wisatawan
Keberadaan festival "Tabuik" meningkatkan domestik yang sudah mengunjungi Pariaman
perekonomian penduduk setempat secara atau Sumatera Barat. Data yang diperoleh acak
dramatis. Pengunjung yang menghadiri prosesi dari luar kota Pariaman, terutama wisatawan
puncak "Tabuik" bisa mencapai 500 ribu orang domestik berasal dari Sumatera.
dan miliaran transaksi dilakukan. Pada saat ini, Variabel yang dianalisis dalam survei ini
warga Pariaman memiliki kesempatan untuk meliputi:
meningkatkan perekonomian mereka.  Informasi yang diperoleh tentang
"Tabuik" oleh wisatawan domestik
2.1.2 Persepsi Wisatawan tentang “Tabuik”  Kesediaan wisatawan untuk
Istilah persepsi kadang-kadang berpartisipasi dalam acara "Tabuik"
memberikan bias. Menurut Peter Lindsay &  Persepsi wisatawan domestik tentang
Donald A. Norman (1977), persepsi adalah "Tabuik"
proses dimana organisme menginterpretasikan
 Pengetahuan wisatawan domestik
dan mengorganisir sensasi untuk menghasilkan
tentang "Tabuik"
suatu pengalaman yang bermakna di dunia.
 Alasan untuk melihat “Tabuik”
Persepsi, di sisi lain, lebih baik menggambarkan
 Saran, pendapat, atau rekomendasi dari
pengalaman utama seseorang tentang dunia dan
wisatawan domestik pada acara
biasanya melibatkan pengolahan lebih lanjut
"Tabuik".
dari input sensorik. Oleh karena itu, persepsi
Karakteristik dari 50 responden terdiri dari
bisa berbeda bagi setiap orang, meskipun
48 % laki-laki, 52 % perempuan dengan
mereka melihat hal yang serupa. Hal ini terjadi
Distribusi usia responden tertinggi adalah
karena interpretasi berbeda dari masing-
antara18-24 tahun (40%). Pendidikan formal
masingnya. Persepsi wisatawan sebagian besar
responden adalah SMA ke atas dengan
dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang
persentase tertingginya juga SMA (38 %).
destinasi yang akan mereka kunjungi.
Mayoritas distribusi asal responden berasal dari
Dalam penelitian ini, wisatawan
pulau Sumatera, hanya 9 responden yang
dikategorikan menjadi domestik dan
berasal dari luar Sumatera (Jakarta, Bandung
internasional. Wisatawan domestik adalah
and Malang, Pangkal Pinang and Bangka
wisatawan yang mengunjungi daerah lain dari
Belitung, Batam ).
9

Hasil survei terhadap wisatawan domestik lokal dan merupakan cara untuk menarik
menunjukkan bahwa 90 % dari responden tahu wisatawan mengunjungi Pariaman. Mereka juga
dan pernah mendengar tentang“Tabuik” dan menyarankan agar promosi ”Tabuik”
hanya 10 % yang tidak mengetahui atau belum ditingkatkan ke level internasional dengan cara
pernah mendengar acara ini. 52 % pernah menjalin kemitraan dengan agen perjalanan dan
menyaksikan “Tabuik” and 48 % lagi belum. 94 kapal pesiar internasional. Pemerintah
% responden ingin menyaksikan “Tabuik” dan sebaiknya menyiapkan fasilitas dan infrastruktur
hanya 6 % yang tidak. Mayoritas responden kepariwisataan dan menghimbau kepada
berpendapat bahwa “Tabuik” sangat menarik masyarakat lokal untuk membangun budaya
(46%), dan hanya 2 % mengatakan tidak sebagai tuan rumah berkualitas dunia.
menarik. 18 % responden tidak memberikan
pendapatnya karena mereka belum pernah B. Persepsi Wisatawan Internasional
menyaksikan acara ini. Wisatawan internasional yang datang ke
Sumber informasi wisatawan domestik Pariaman sangat musiman. Mereka hanya
mengetahui acara “Tabuik” berasal dari orang datang untuk mengunjungi Pariaman dalam
tua, media (TV/koran/internet) pelajaran budaya periode waktu tertentu. Oleh karena itu agak
di sekolah, buku/literatur dan lainnya dan yang sulit untuk menemukan para wisatawan jika
paling sering digunakan (31,2 %) berasal dari tidak ada acara khusus. Musim telah diakui
media ( TV/ koran/internet). Alasan wisatawan sebagai salah satu fitur yang paling khas dari
domestik menyaksikan acara “Tabuik” 46,1 % pariwisata. Butler dalam Boum (2001)
ingin mengetahui acara “Tabuik” dan 31,7 % mendefinisikan pariwisata musiman sebagai
ingin mengetahui budaya Sumatera Barat. 44 % ketidakseimbangan temporal dalam fenomena
responden mengetahui sejarah ”Tabuik” pariwisata, yang dapat dinyatakan dalam bentuk
sementara 56 % responden tidak dimensi elemen seperti jumlah pengunjung,
mengetahuinya. Mayoritas responden (39,5 %) pengeluaran pengunjung, lalu lintas di jalan raya
tahu sejarah “Tabuik” dari media seperti TV, dan bentuk lain dari transportasi, lapangan kerja
koran dan internet. 52% responden mengetahui dan penerimaan ke atraksi.
Tabuik setalah berada di Pariaman / Sumatera "Tabuik" sebagai peristiwa budaya di
Barat, sementara 48 % responden tahu sebelum Pariaman dapat menjadi cara untuk menarik
datang ke Pariaman / Sumatera Barat. para wisatawan. Menurut Getz, 1997 : “Events
Dalam pengisian kuesioner, para responden have the potential to generate a vast amount of
memberikan opini, saran dan rekomendasi tourism when they cater to out-of region
mengenai “Tabuik”. Mereka berpendapat visitors, grants, or sponsorships of direct or
sebaiknya “Tabuik” ini dilestarikan karena acara indirect intent “ (Sebuah even memiliki potensi
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat untuk menghasilkan sejumlah besar pariwisata
10

ketika mereka melayani pengunjung luar daerah, Setelah melakukan wawancara dengan
hibah, atau sponsorship, dari maksud langsung para responden hasilnya 44 % wisatawan telah
atau tidak langsung ). mendengar tentang festival “Tabuik” dan
Untuk memperoleh persepsi wisatawan umumnya mereka mengetahui event ini dari
internasional terhadap "Tabuik" di Pariaman, 25 internet dan brosur pariwisata. 20 % responden
responden dari berbagai kebangsaan telah telah menyaksikan “Tabuik”. Mayoritas
diwawancarai. Ada 5 kategori pertanyaan yang wisatawan yang belum menyaksikan event
ditanyakan dalam wawancara : 1). Organisasi “Tabuik” ingin melihatnya secara langsung dan
kunjungan. 2). Pengetahuan tentang “Tabuik”. meminta informasi lebih lanjut tentang acara ini
3). Minat terhadap “Tabuik”. 4). Aktivitas khususnya informasi melalui internet.
wisata. 5). Persepsi setalah melihat festival Persepsi wisatawan internasional tentang
“Tabuik”. “Tabuik”, sangat positif. Mereka berpendapat
Karakteristik 25 responden terdiri dari bahwa acaranya atraktif dan sangat menarik dan
48 % perempuan, 52 % laki-laki dengan layak menjadi daya tarik wisata internasional.
distribusi umur tertinggi berkisar antara 25-34 Para wisatawan memiliki imej yang berbeda
tahun (36 %). 56 % responden menikah atau sebelum dan setelah menyaksikan festival
memiliki pasangan dan mayoritas wisatawan tersebut. Mereka merasa puas menyaksikan
merupakan staf pengajar atau guru atau peneliti, acara ini dan mengatakan mendapat pengalaman
mahasiswa, pekerja kantoran, manajer dan baru. Para wisatawan juga senang bertemu
lainnya. Pada tabel 2. berikut terlihat negara dengan masyarakat lokal karena kebaikan dan
asal wisatawan responden yang diwawancarai. keramahannya.
Karakteristik Parameter Frekwensi
Kebangsaan Australia 7 2.1.3 Persepsi Masyarakat Lokal tentang
New Zealand 4 “Tabuik”
Amerika Serikat 2
Penduduk lokal memiliki peran penting
Prancis 2
Finlandia 2 dalam mengembangkan destinasi wisata. Tanpa
Swiss 2 dukungan dari masyarakat lokal, pariwisata
Jerman 1 tidak bisa berjalan dengan lancar. Tempat dan
Belanda 1 orang yang sering dipandang sebagai bagian
Kanada 1
yang tak terpisahkan, sehingga membuat
Inggris 1
hubungan holistik, langgeng dan intim (Singh
Singapura 1
Korea 1
et.al, 2003). Oleh karena itu, untuk membuat
Tabel 2. Wisatawan Internasional menurut kebangsaan “Tabuik” menjadi daya tarik wisata
Sumber : Wawancara Februari - Maret, 2011
internasional, perlu kerjasama antara
11

masyarakat lokal, pelaku pariwisata dan belum pernah menyaksikannya. 97 % responden


pemerintah daerah. setuju untuk berbagi “Tabuik” kepada
Untuk mengetahui dukungan masyarakat wisatawan, hanya 3 % responden yang tidak
setempat terhadap upaya-upaya membuat setuju.
"Tabuik" sebagai daya tarik wisata Semua responden yang setuju jika
internasional, survei dilakukan terhadap 100 "Tabuik" menjadi ikon pariwisata di Pariaman
masyarakat lokal Pariaman. Sampel dari survei berpendapat bahwa“Tabuik” layak untuk
ini diperoleh dari seluruh elemen masyarakat. menjadi ikon pariwisata di Pariaman dan akan
Variabel yang dianalisis dalam survei ini adalah dapat menarik wisatawan internasional untuk
sebagai berikut : 1). Partisipasi dalam Tabuik. datang ke Pariaman. Selain untuk melestarikan
2). Persepsi tentang Tabuik. 3). Alasan untuk budaya lokal “Tabuik” juga memberikan
menyaksikan Tabuik. 4). Pengetahuan tentang kontribusi pendapatan bagi pemerintah daerah.
Tabuik dan sumbernya. 5). Opini tentang Para responden juga memberikan alasan bahwa
Tabuik. 6). Kesepakatan untuk membuat Tabuik acara ini dapat mempromosikan budaya
Pariaman sebagai ikon pariwisata dan Pariaman serta dapat mendukung perekonomian
alasannya. 7). Opini tentang fungsi Tabuik. 8). dan pengembangan lokal. Yang paling menarik
Opini / saran / rekomendasi untuk berbagi dari alasan yang diberikan adalah masyarakat
Tabuik kepada wisatawan. 9). Persepsi tentang lokal Pariaman ingin memperkenalkan kepada
pariwisata secara umum. 10). Persepsi tentang dunia internasional bahwa Indonesia bukan
pariwisata nasional dan pariwisata internasional hanya Bali.
bagi pembangunan lokal dan budaya. Tabel 3 berikut menunjukkan persepsi
Beberapa pertanyaan dalam survei masyarakat lokal tentang fungsi “Tabuik”.
tersebut merupakan pertanyaan terbuka seperti
pertanyaan tentang pendapat dan persepsi. Ada Persepsi tentang fungsi Frekwensi Persentase
“Tabuik”
pertanyaan yang dapat memberikan Sarana untuk 82 48,2
mempromosikan budaya
kemungkinan bagi responden untuk menjawab Pariaman
lebih dari satu respon dalam pertanyaan pilihan Sarana untuk 70 41,2
pengembangan ekonomi
ganda. Tidak semua responden menjawab lokal
Ancaman bagi keutuhan 5 2,9
semua pertanyaan dalam kuesioner ini. Hasil masyarakat lokal
Lainnya 13 7,7
survei terhadap 100 orang masyarakat lokal Tabel 3. Persepsi Masyarakat lokal Pariaman tentang
fungsi “Tabuik”
tersebut menunjukkan 92 % responden sudah
Sumber : Survey Februari - Maret, 2011
menyaksikan event ini. 55 % responden
Dalam kuesioner yang diberikan kepada
berpendapat “Tabuik” sangat menarik, 41 %
masyarakat setempat, saran-saran tentang
berpendapat menarik, 2 % berpendapat tidak
festival "Tabuik" yang muncul adalah sebagai
menarik dan 2 % tidak berkomentar karena
berikut: 1). Meningkatkan promosi secara
12

nasional dan internasional. 2). Pemerintah harus  Kurangnya informasi yang didapatkan
menyediakan fasilitas yang memadai dan wisatawan
prasarana untuk menyambut wisatawan. 3). Saat ini di Pariaman belum ada pusat
Menjaga keamanan dan kenyamanan para informasi untuk wisatawan yang dapat
wisatawan. 4). Mengumpulkan referensi tentang mengakomodasi kebutuhan wisatawan
"Tabuik" agar dapat memberikan pemahaman akan informasi wisata di Pariaman.
yang lebih baik kepada para wisatawan tentang  Fasilitas dan infrastruktur yang kurang
acara ini. 5). Membuat peraturan dan kode etik memadai
untuk para wisatawan. 6). Mempublikasikan Hanya ada satu hotel dan lima
tanggal yang tepat di semua media, terutama penginapan di Pariaman sehingga
internet jauh sebelum festival "Tabuik" akan kondisi ini membuat sebagian besar
digelar. 7). Meminta para wisatawan untuk wisatawan tidak tinggal di Pariaman.
mengikuti semua prosesi "Tabuik". 8). Biasanya mereka tinggal di hotel di
Masyarakat lokal harus ramah menyambut para Padang (ibukota Sumatera Barat) atau
wisatawan. Bukittinggi (kota wisata di Sumatera
Pada tabel 4 berikut terlihat persepsi masyarakat Barat). Fasilitas di pantai-pantai
lokal tentang pariwisata secara umum. Pariaman juga masih terbatasi. Hanya
Persepsi tentang Frekwensi Persentase beberapa pantai yang memiliki fasilitas
Pariwisata
Sarana untuk 71 35,9 yang baik dan ada beberapa diantara
meningkatkan
perekonomian masyarakat fasilitas tersebut yang tidak terawat
lokal
Sarana untuk 81 40,9 dengan baik. Tidak semua restoran
mempromosikan budaya
menyediakan daftar menu kepada
lokal
Sarana bagi bertemunya 43 21,7 konsumen dan mereka tidak
orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda mencantumkan harga di daftar menunya.
(internasional)
Ancaman bagi keutuhan 0 0 Konsumen hanya meminta informasi
budaya lokal
Lainnya 3 1,5
kepada pelayan atau mereka melihat
Tabel 4. Persepsi masyarakat lokal tentang pariwisata jenis makanan yang tersedia di restoran.
Sumber : Survey Februari - Maret, 2011
Hal ini menyulitkan bagi konsumen
khususnya para wisatawan internasional
2.1.4. Hambatan-hambatan “Tabuik” dan
yang datang untuk pertama kalinya
Pariaman untuk menjadi sebuah
Destinasi Wisata Internasional restoran tersebut.

Untuk menjadi sebuah destinasi wisata  Dana yang tidak mencukupi

internasional tentu saja ada hambatan-hambatan Pemerintah daerah telah menyiapkan

yang dihadapi. Adapun hambatan-hambatan anggaran untuk mendukung pariwisata

tersebut adalah sebagai berikut : di kota ini. Namun, jumlah dana tersebut
13

tidak mencukupi untuk mengembangkan pegawai pemerintah, pengusaha di


pariwisata di Pariaman dengan cepat. industri jasa atau masyarakat setempat.
Upaya pemerintah daerah untuk
mengundang investor swasta pun 2.2 Bagaimana Membuat “Tabuik “ dan
Pariaman Menjadi sebuah Destinasi
terkadadang terhalang oleh masalah
wisata internasional ?
birokrasi yang berbelit-belit dan masalah
pembebasan tanah ulayat. 2.2.1 Upaya- upaya yang dilakukan
pemerintah lokal untuk menjadikan
 Ketidaksiapan dalam pengembangan “Tabuik” dan Pariaman sebagai
pariwisata sebuah destinasi Internasional
Ada 2 bentuk ketidaksiapan dari Pemerintah setempat telah berusaha
masyarakat lokal. 1) Penolakan terhadap untuk meningkatkan semua destinasi di
pariwisata. Secara ideologis, mereka Pariaman, khususnya daerah pesisir dan pulau-
menolak unsur-unsur maksiat yang pulau. Perencanaan pariwisata dirancang oleh
menurut mereka ada pada sektor Dinas Pariwisata Pariaman setiap tahunnya. Di
pariwisata. Bagi mereka, definisi dalamnya terdapat acara kalender tahunan
maksiat ada dalam imej 4 S (sea, sun "Tabuik" untuk tingkat nasional, tetapi promosi
sand sex) yang melekat pada sektor juga sampai ke tingkat internasional. Untuk
pariwisata (Hasanuddin, 2009). 2) Tidak menjadikan “Tabuik” dan Pariaman sebagai
mulusnya struktur sosial dalam destinasi wisata internasional, upaya –upaya
melaksanakan peran strategis. Hambatan yang telah dilakukan pemerintah daerah adalah
kelembagaan pariwisata di Pariaman sebagai berikut :
adalah karena lemahnya visi pariwisata • Melakukan peningkatan pada semua
pemerintah daerah. Hal ini destinasi wisata di Pariaman
mempengaruhi kebijakan yang • Mempromosikan “Tabuik” ke level
ditempuh, termasuk perlakuan lembaga internasional dengan cara mengikuti
pemerintah yang mengelola pariwisata. event pariwisata internasional
Kerjasama antar-lembaga yang • Membangun “Rumah Tabuik” yaitu
bersinergis juga tidak konstruktif. Hal ini semacam bangunan yang berfungsi
juga diperburuk oleh rendahnya kualitas sebagai tempat untuk membuat Tabuik
sumber daya manusia pariwisata di dan sebagai museum "Tabuik".
Pariaman. Sumber daya manusia • Memberikan pelatihan pariwisata kepada
pariwisata mencakup pengetahuan dan pelaku wisata di Pariaman
kinerja pelayanan pelaku pariwisata dan
masyarakat lokal di objek wisata, baik 2.2.2 Dukungan dari Masyarakat Lokal
14

Dukungan dari masyarakat lokal di wisatawan domestik dan masyarakat lokal


daerah tujuan wisata sangat penting. Penelitian beserta dari hasil wawancara terhadap
menunjukkan bahwa tidak mungkin untuk wisatawan internasional didapatkan beberapa
mempertahankan pariwisata ke destinasi yang hasil temuan melalui survei. Ada beberapa
tidak didukung oleh masyarakat lokalnya (Ahn, rekomendasi untuk membuat "Tabuik" dan
Lee & Shafer 2002; Twinning-Ward & Butler Pariaman menjadi daya tarik wisata
2002; McCool, Moisey & Nickerson, 2001). internasional adalah sebagai berikut :
Oleh karena itu, pemahaman tentang sikap 1. Meningkatkan jumlah fasilitas dan
penduduk dan persepsi serta bagaimana persepsi infrastruktur pariwisata dan tetap
ini terbentuk sehubungan dengan menjaganya.
pengembangan pariwisata akan menjadi Kondisi terakhir menunjukkan
pengetahuan yang berharga bagi industri terbatasnya jumlah sarana dan prasarana
pariwisata terutama untuk proyek-proyek di Pariaman. Perlu menambahkan
pengembangan pariwisata daerah. beberapa fasilitas pendukung pariwisata
Dari hasil survei yang dilakukan kepada seperti hotel dan penginapan, toko-toko
masyarakat setempat di Pariaman, dapat dilihat suvenir dan kerajinan, agen perjalanan
bahwa mayoritas masyarakat lokal yang wisata, dll. Kemudian, memberikan
menjadi responden setuju untuk berbagi pelayanan publik dalam tujuan wisata
"Tabuik" kepada para wisatawan. Mereka misalnya toilet parkir, publik dan
mendukung sepenuhnya pengembangan memberikan anggaran khusus untuk
pariwisata di Pariaman. Keterlibatan masyarakat menjaga fasilitas tersebut .
lokal di bidang pariwisata dapat dilihat melalui 2. Mendirikan pusat informasi untuk
partisipasi mereka dalam menciptakan usaha wisatawan
kecil seperti toko-toko suvenir, restoran kecil, Pusat wisata informasi memiliki fungsi
penyedia layanan, atau penginapan kecil. sebagai tempat untuk mengakomodasi
kebutuhan wisatawan yang sudah berada
III PENUTUP di Pariaman tentang informasi
pariwisata. Oleh karena itu, penting
Penelitian ini difokuskan pada potensi untuk mendirikan pusat informasi wisata
dari "Tabuik" sebagai peristiwa budaya di di Pariaman.
Pariaman untuk dikembangkan sebagai objek 3. Meningkatkan kualitas sumber daya
wisata internasional tahunan. Festival ini manusia di bidang pariwisata
sekarang telah menjadi agenda pariwisata Sumber daya manusia adalah kunci
nasional yang diadakan setiap tahun. Setelah untuk menjalankan kegiatan pariwisata.
melakukan survei yang dilakukan kepada para Pariaman perlu meningkatkan kualitas
15

kinerja pelaku pariwisata seperti memberikan informasi tentang tanggal


pengusaha di restoran, hotel dan yang tepat kapan festival "Tabuik" di
penginapan, agen perjalanan, dan juga Pariaman akan digelar jauh sebelum
pegawai pemerintah di sektor pariwisata. acara akan diselenggarakan.
4. Strategi pemasaran yang agresif 7. Meminta pemilik restoran untuk
Pemasaran adalah salah satu faktor yang mencantumkan harga didalam daftar
paling penting saat mengejar setiap menu.
sumber pasar yang memungkinkan rasa Pada pembahasan sebelumnya telah
kesadaran dan membangkitkan minat disebutkan bahwa hampir semua
pada pariwisata yang potensial. Untuk restoran di Pariaman tidak
mempromosikan "Tabuik" dan mencantumkan harga pada daftar menu
Pariaman, kerjasama dengan tur yang ditawarkan kepada konsumen.
operator, agen perjalanan dan kapal Oleh karena itu, pemerintah daerah
pesiar dapat diciptakan. Disarankan agar Pariaman harus meminta pemilik
kota Pariaman sering mengikuti event restoran untuk melakukannya.
pariwisata internasional dan Dalam penelitian ini, diperoleh fakta bahwa
mempromosikan "Tabuik" di setiap dukungan positif diberikan oleh wisatawan
acara yang diikuti. domestik dan internasional, masyarakat lokal,
5. Mengundang investor di sektor dan pemerintah lokal untuk membuat "Tabuik"
pariwisata dan Pariaman menjadi tujuan internasional.
Untuk mengakomodasi kebutuhan Untuk penelitian lebih lanjut ada beberapa saran
fasilitas pariwisata dan mengembangkan yang dapat dibuat, misalnya penelitian tentang
daya tarik wisata, Pariman dukungan dan kesiapan dari masyarakat lokal
membutuhkan banyak biaya anggaran. dan pemerintah lokal untuk mengembangkan
Untuk membantu hal tersebut, investasi pariwisata di Pariaman atau penelitian tentang
dari investor akan menjadi cara yang hambatan budaya masyarakat setempat di
baik untuk memenuhi kebutuhan Pariaman dalam pariwisata.
tersebut.
6. Memberikan informasi tanggal yang DAFTAR PUSTAKA
tepat kapan festival "Tabuik" digelar Ahn, B., Lee, B. & Shafer, C.S. 2002.
jauh sebelum acara tersebut akan Operationalising Sustainability in Regional
Tourism Planning: An Application of the
diadakan Limits of Acceptable Change Framework,
Karena waktu prosesi "Tabuik" Tourism Management, 23: 1-15.
Butler dalam Boum, T & Svend, L . 2001.
mengikuti kalender Islam yang berbeda Seasonality in Tourism. Elsevier Ltd,
dari kalender masehi, maka perlu untuk Oxford UK
16

Cole, Stroma. 2008. Tourism, Culture and Indonesian Statistics 2010


Development : Hopes, Dreams and Pemerintah Republik Indonesia. Undang-undang
Realities in East Indonesia. Clevedon UK No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Ernatib, et al. 2001. Upacara Tabuik di Jakarta.
Pariaman : Kajian Nilai Budaya dan Fungsi Peter Lindsay and Donald A. Norman. 1977.
Bagi Masyarakat Pendukungnya . Padang : Human Information Processing: An
BKSNT Introduction to Psychology.
Getz, D. 1997. Event Management and Event Singh, et al. 2003. Tourism in Destination
Tourism. New York, Cognizant Communities. AMA DataSet Ltd, London
Communications Corporation Survey of Ministry of Maritime Affairs and
Hasanuddin. 2009. Hambatan Kultural Fisheries 2010
Kepariwisataan di Sumatera Barat (Kasus UNWTO. 2010. Tourism Highlights.
Kabupaten Padang Pariaman). Jurnal :
Dinamika Kebudayaan Vol. XI No.1.
Denpasar.
17

You might also like