Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Tourism has become one of the important industries in the world nowadays. It provides a major
economic development opportunity for many countries and a means of improving the livelihoods of its
residents. It is also considered as a reliable sector to improve the economic development in Indonesia.
“Tabuik”festival in Pariaman is one of the cultural event which is promoted to be national tourism agenda
and even it is now promoted internationally.This research is focused on the the potency of “Tabuik” as a
cultural event in Pariaman to be developed as an international annual tourist attraction. In this research, the
survey was conducted toward domestic tourists and local communities. Moreover, the interviews was also
conducted to international tourists for asking their their perception about this event. In order to know the
effort of the local government to achive the goal, interview toward the head of Tourism Board of Pariaman
and tourism actors was also done.For the local communities, “Tabuik” has 3 meanings, social, cultural and
economic. Both, domestic and international tourists give positive perceptions on this event. Local government
and communities also support “Tabuik” to be an international tourist attraction. However, there are still the
obstacles to face such as lack of information toward the tourists, the insufficient infrastructures and facilities,
inadequate fund, and the unreadiness in the development of tourism. The form of unreadiness are the denial
toward tourism from the local people and unsmooth social structure in implementing strategic role.The local
government has been doing some efforts to make “Tabuik” and Pariaman to be an international destination.
The improvement of all destinations in Pariaman is always be the priority. The local government also tries to
invite the investors to make investment in private sector of tourism. To promote “Tabuik” internationally, the
local government has been trying an attempt by following the international tourism event. Besides, the local
government has set up “Rumah Tabuik” ; a kind of building whose function as a place to make Tabuik and as
“Tabuik” museum. Hopefully, this thesis is beneficial for the improvement of tourism in Pariaman West
Sumatera in the future
mengambil festival “Tabuik” sebagai daya tarik derajat 04 ‘ 46 “ – 100 derajat 10 ‘ 55 “ Bujur
wisatanya untuk objek penelitian. Penelitian Timur. Kota ini tercatat memiliki wilayah
dilaksanakan selama +4 bulan. Sampel diambil dengan luas total 73,36 kilometer persegi dan
secara acak dengan menggunakan teknik survei garis pantai sepanjang 12 kilometer. Kota
dan wawancara. Data terdiri dari data primer Pariaman dikelilingi oleh Kabupaten Padang
yang merupakan jawaban dari responden yang Pariaman dan Samudera Indonesia. Berikut adalah
terdiri dari wisatawan domestik yang berjumlah batas-batas kota Pariaman :
50 orang dan masyarakat lokal dengan jumlah -Utara : Kabupaten Padang Pariaman
100 orang yang mengisi kuesioner dan -Selatan : Kabupaten Padang Pariaman.
wisatawan internasional (25 orang dari berbagai -Barat : Samudera Indonesia
kebangsaan) yang menjawab pertanyaan -Timur : Kabupaten Padang Pariaman
wawancara, serta wawancara dengan kepala
dinas kota Pariaman selaku pemegang otoritas. Jumlah penduduk di Pariaman pada tahun
Sedangkan data sekunder didapatkan dari Dinas 2009 adalah 79,449 dengan luas 73,36 Km2
Pariwisata dan Seni kota Pariaman, serta dari Hampir semua penduduk lokal kota Pariaman
BPPS kota Pariaman dan provinsi Sumatera adalah muslim dan mereka memeluk Islam
Barat. secara turun temurun dari orang tua mereka.
Data yang dikumpulkan akan berbentuk Memiliki panjang garis pantai 12,7 km beserta
tabel, gambar dan informasi. Kemudian data pantai-pantainya, kota Pariaman memiliki
tersebut akan dianalisa menggunakan analisis potensi besar untuk mengembangkan sektor
deskriptif, yang berarti bahwa data tersebut akan pariwisata. Evolusi jumlah wisatawan yang
dideskripsikan dan diinterpretasikan dalam mengunjungi kota Pariaman dari tahun 2004
bentuk hasil penelitian. hingga 2010 terlihat pada tabel 1.
Tahun Wisatawan Wisatawan Total
Internasional Domestik
II. PEMBAHASAN 2004 28 4 822 4 850
kota dan kabupaten di provinsi Sumatera Barat 2009 75 609 699 609 774
2010 79 640 184 640 263
Indonesia. Kota Pariaman diresmikan sebagai
Tabel 1. Jumlah wisatawan yang datang ke Pariaman
kota otonom dengan diberlakukannya UU Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya kota
Pariaman, 2011
No.12 Th. 2002 dan merupakan pemekaran dari
kabupaten Padang Pariaman. Secara astronomis, Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah
Pariaman terletak antara 00 derajat 33 ‘ 00 “ – wisatawan di Pariaman terus meningkat sejak
00 derajat 40 ‘43 “ Lintang Selatan dan 100
6
tahun 2004. Jumlah wisatawan internasional dalam perang Karbala di Padang Karbala, Irak.
berfluktuasi dari tahun 2004-2006 dan terus Kematiannya diratapi oleh Syiah di Timur
meningkat hingga tahun 2010. Perbandingan Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka
jumlah wisatawan domestik dan jumlah sendiri. Akhirnya, tradisi mengingat wafatnya
wisatawan internasional sangat jauh sekali. cucu Nabi menyebar ke beberapa negara dengan
Wisatawan domestik mendominasi kunjungan cara yang berbeda.
wisatawan ke Pariaman. Ritchie dan Crouch, Sebelum upacara Tabuik dilaksanakan,
2003 mengatakan, secara global, jumlah Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat
penerimaan pariwisata domestik sekitar lima Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok
setengah kali penerimaan pariwisata Subarang. Kedua tempat ini dipisahkan oleh
internasiona dan dalam sebagian besar situasi, sungai yang membelah kota Pariaman. Dalam
pariwisata domestik mendorong sifat dan acara pesta adat Tabuik ada beberapa tahap
struktur industri pariwisata sebuah negara yang harus dilalui, yaitu :
Selain wisata pantai, ada sebuah 1. Membuat ‘Daraga’. ‘Daraga’ adalah
peristiwa budaya tahunan, yang disebut tempat di mana para arsitek dan pekerja
"Tabuik" yang selalu diadakan setiap 1-10 membuat, menjaga dan menyelesaikan
Muharam (kalender Islam). “Tabuik” Tabuik.
merupakan perayaan lokal dalam rangka 2. "Marangkai Tabuik" (menyatukan setiap
memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, bagian dari Tabuik).
cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan 3. "Maambiak Tanah" (mengambil tanah
oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai yang pada saat sholat Maghrib).
Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Pada 1 Muharram, yang menandai
Selama prosesi pembuatan "Tabuik" ada proses pertama dalam pembuatan sebuah
serangkaian kegiatan seni yang diselenggarakan Tabuik, lumpur diambil dari sungai.
seperti "Pencak silat", permainan gendang Mengambil tanah mengandung makna
"Tasa", kompetisi layang-layang tradisional, simbolik bahwa manusia berasal dari
musik islam, pemilihan "Cik Uniang dan Ajo " tanah. Setelah diambil, tanah itu diarak
kota Pariaman (pemuda dan pemudi kota oleh ratusan orang dan akhirnya
Pariaman), dll. Festival ini sangat terkenal dan disimpan dalam “lalaga” berukuran 3x3
menjadi acara inti yang dikunjungi oleh banyak meter, dan kemudian dibungkus dengan
wisatawan. kain putih. Kemudian, dimasukkan ke
Perayaan Tabuik diadakan setiap 1-10 dalam peti mati yang disebut Tabuik.
Muharam adalah upacara pada 61 Hijriah yang 4. "Maambiak batang pisang" (mengambil
bertepatan dengan 680 AD. Cucu Nabi Besar batang pisang dan ditanam di dekat
Muhammad dipenggal oleh tentara Muawiyah kuburan)
7
Hasil survei terhadap wisatawan domestik lokal dan merupakan cara untuk menarik
menunjukkan bahwa 90 % dari responden tahu wisatawan mengunjungi Pariaman. Mereka juga
dan pernah mendengar tentang“Tabuik” dan menyarankan agar promosi ”Tabuik”
hanya 10 % yang tidak mengetahui atau belum ditingkatkan ke level internasional dengan cara
pernah mendengar acara ini. 52 % pernah menjalin kemitraan dengan agen perjalanan dan
menyaksikan “Tabuik” and 48 % lagi belum. 94 kapal pesiar internasional. Pemerintah
% responden ingin menyaksikan “Tabuik” dan sebaiknya menyiapkan fasilitas dan infrastruktur
hanya 6 % yang tidak. Mayoritas responden kepariwisataan dan menghimbau kepada
berpendapat bahwa “Tabuik” sangat menarik masyarakat lokal untuk membangun budaya
(46%), dan hanya 2 % mengatakan tidak sebagai tuan rumah berkualitas dunia.
menarik. 18 % responden tidak memberikan
pendapatnya karena mereka belum pernah B. Persepsi Wisatawan Internasional
menyaksikan acara ini. Wisatawan internasional yang datang ke
Sumber informasi wisatawan domestik Pariaman sangat musiman. Mereka hanya
mengetahui acara “Tabuik” berasal dari orang datang untuk mengunjungi Pariaman dalam
tua, media (TV/koran/internet) pelajaran budaya periode waktu tertentu. Oleh karena itu agak
di sekolah, buku/literatur dan lainnya dan yang sulit untuk menemukan para wisatawan jika
paling sering digunakan (31,2 %) berasal dari tidak ada acara khusus. Musim telah diakui
media ( TV/ koran/internet). Alasan wisatawan sebagai salah satu fitur yang paling khas dari
domestik menyaksikan acara “Tabuik” 46,1 % pariwisata. Butler dalam Boum (2001)
ingin mengetahui acara “Tabuik” dan 31,7 % mendefinisikan pariwisata musiman sebagai
ingin mengetahui budaya Sumatera Barat. 44 % ketidakseimbangan temporal dalam fenomena
responden mengetahui sejarah ”Tabuik” pariwisata, yang dapat dinyatakan dalam bentuk
sementara 56 % responden tidak dimensi elemen seperti jumlah pengunjung,
mengetahuinya. Mayoritas responden (39,5 %) pengeluaran pengunjung, lalu lintas di jalan raya
tahu sejarah “Tabuik” dari media seperti TV, dan bentuk lain dari transportasi, lapangan kerja
koran dan internet. 52% responden mengetahui dan penerimaan ke atraksi.
Tabuik setalah berada di Pariaman / Sumatera "Tabuik" sebagai peristiwa budaya di
Barat, sementara 48 % responden tahu sebelum Pariaman dapat menjadi cara untuk menarik
datang ke Pariaman / Sumatera Barat. para wisatawan. Menurut Getz, 1997 : “Events
Dalam pengisian kuesioner, para responden have the potential to generate a vast amount of
memberikan opini, saran dan rekomendasi tourism when they cater to out-of region
mengenai “Tabuik”. Mereka berpendapat visitors, grants, or sponsorships of direct or
sebaiknya “Tabuik” ini dilestarikan karena acara indirect intent “ (Sebuah even memiliki potensi
ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat untuk menghasilkan sejumlah besar pariwisata
10
ketika mereka melayani pengunjung luar daerah, Setelah melakukan wawancara dengan
hibah, atau sponsorship, dari maksud langsung para responden hasilnya 44 % wisatawan telah
atau tidak langsung ). mendengar tentang festival “Tabuik” dan
Untuk memperoleh persepsi wisatawan umumnya mereka mengetahui event ini dari
internasional terhadap "Tabuik" di Pariaman, 25 internet dan brosur pariwisata. 20 % responden
responden dari berbagai kebangsaan telah telah menyaksikan “Tabuik”. Mayoritas
diwawancarai. Ada 5 kategori pertanyaan yang wisatawan yang belum menyaksikan event
ditanyakan dalam wawancara : 1). Organisasi “Tabuik” ingin melihatnya secara langsung dan
kunjungan. 2). Pengetahuan tentang “Tabuik”. meminta informasi lebih lanjut tentang acara ini
3). Minat terhadap “Tabuik”. 4). Aktivitas khususnya informasi melalui internet.
wisata. 5). Persepsi setalah melihat festival Persepsi wisatawan internasional tentang
“Tabuik”. “Tabuik”, sangat positif. Mereka berpendapat
Karakteristik 25 responden terdiri dari bahwa acaranya atraktif dan sangat menarik dan
48 % perempuan, 52 % laki-laki dengan layak menjadi daya tarik wisata internasional.
distribusi umur tertinggi berkisar antara 25-34 Para wisatawan memiliki imej yang berbeda
tahun (36 %). 56 % responden menikah atau sebelum dan setelah menyaksikan festival
memiliki pasangan dan mayoritas wisatawan tersebut. Mereka merasa puas menyaksikan
merupakan staf pengajar atau guru atau peneliti, acara ini dan mengatakan mendapat pengalaman
mahasiswa, pekerja kantoran, manajer dan baru. Para wisatawan juga senang bertemu
lainnya. Pada tabel 2. berikut terlihat negara dengan masyarakat lokal karena kebaikan dan
asal wisatawan responden yang diwawancarai. keramahannya.
Karakteristik Parameter Frekwensi
Kebangsaan Australia 7 2.1.3 Persepsi Masyarakat Lokal tentang
New Zealand 4 “Tabuik”
Amerika Serikat 2
Penduduk lokal memiliki peran penting
Prancis 2
Finlandia 2 dalam mengembangkan destinasi wisata. Tanpa
Swiss 2 dukungan dari masyarakat lokal, pariwisata
Jerman 1 tidak bisa berjalan dengan lancar. Tempat dan
Belanda 1 orang yang sering dipandang sebagai bagian
Kanada 1
yang tak terpisahkan, sehingga membuat
Inggris 1
hubungan holistik, langgeng dan intim (Singh
Singapura 1
Korea 1
et.al, 2003). Oleh karena itu, untuk membuat
Tabel 2. Wisatawan Internasional menurut kebangsaan “Tabuik” menjadi daya tarik wisata
Sumber : Wawancara Februari - Maret, 2011
internasional, perlu kerjasama antara
11
nasional dan internasional. 2). Pemerintah harus Kurangnya informasi yang didapatkan
menyediakan fasilitas yang memadai dan wisatawan
prasarana untuk menyambut wisatawan. 3). Saat ini di Pariaman belum ada pusat
Menjaga keamanan dan kenyamanan para informasi untuk wisatawan yang dapat
wisatawan. 4). Mengumpulkan referensi tentang mengakomodasi kebutuhan wisatawan
"Tabuik" agar dapat memberikan pemahaman akan informasi wisata di Pariaman.
yang lebih baik kepada para wisatawan tentang Fasilitas dan infrastruktur yang kurang
acara ini. 5). Membuat peraturan dan kode etik memadai
untuk para wisatawan. 6). Mempublikasikan Hanya ada satu hotel dan lima
tanggal yang tepat di semua media, terutama penginapan di Pariaman sehingga
internet jauh sebelum festival "Tabuik" akan kondisi ini membuat sebagian besar
digelar. 7). Meminta para wisatawan untuk wisatawan tidak tinggal di Pariaman.
mengikuti semua prosesi "Tabuik". 8). Biasanya mereka tinggal di hotel di
Masyarakat lokal harus ramah menyambut para Padang (ibukota Sumatera Barat) atau
wisatawan. Bukittinggi (kota wisata di Sumatera
Pada tabel 4 berikut terlihat persepsi masyarakat Barat). Fasilitas di pantai-pantai
lokal tentang pariwisata secara umum. Pariaman juga masih terbatasi. Hanya
Persepsi tentang Frekwensi Persentase beberapa pantai yang memiliki fasilitas
Pariwisata
Sarana untuk 71 35,9 yang baik dan ada beberapa diantara
meningkatkan
perekonomian masyarakat fasilitas tersebut yang tidak terawat
lokal
Sarana untuk 81 40,9 dengan baik. Tidak semua restoran
mempromosikan budaya
menyediakan daftar menu kepada
lokal
Sarana bagi bertemunya 43 21,7 konsumen dan mereka tidak
orang-orang dengan latar
belakang yang berbeda mencantumkan harga di daftar menunya.
(internasional)
Ancaman bagi keutuhan 0 0 Konsumen hanya meminta informasi
budaya lokal
Lainnya 3 1,5
kepada pelayan atau mereka melihat
Tabel 4. Persepsi masyarakat lokal tentang pariwisata jenis makanan yang tersedia di restoran.
Sumber : Survey Februari - Maret, 2011
Hal ini menyulitkan bagi konsumen
khususnya para wisatawan internasional
2.1.4. Hambatan-hambatan “Tabuik” dan
yang datang untuk pertama kalinya
Pariaman untuk menjadi sebuah
Destinasi Wisata Internasional restoran tersebut.
tersebut adalah sebagai berikut : di kota ini. Namun, jumlah dana tersebut
13