You are on page 1of 11

PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN

MASJID KUNO BAYAN BELEQ SEBAGAI DESTINASI


WISATA WARISAN BUDAYA
Jodi Hariawan1,Yusri Abdillah2,Luchman Hakim3
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 12
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 3
Email : jodihariawan@gmail.com1, yusriabdillah@ub.ac.id2, luchman@ub.ac.id 3

ABSTRACT

Area of Masjid Kuno Bayan Beleq located in the Lombok island. Development in this sites area involves
the tourism stakeholders consisting of government, private sector, and the local community. The purpose of
this study were to identify the profile and tourism attractions, the role of stakeholders, and the supporting
and inhibiting factors of stakeholder roles. This research applies descriptive qualitative method. Literature
studies, observations, and interviews are the technique used to obtain the data needed. The result shows
that area of Masjid Kuno Bayan Beleq has the potential of cultural heritage tourism. The development of
this area that has been done include: (1) the development of tourist atrraction, accesibility and amenity. (2)
the role of stakeholder include : local government, private sector and local community. The stakeholders
roles include the provision of infrastructure, human resource development, local development and
promotion. Supporting factors are the involvement of local communities in the management and support of
the Non Government organiztion. Inhibiting factors are Department of culture and tourism roles is not
maximized, local communities as a professional tour players are still lacking, and there are no investors
who investing for development of the sites area and lack of coordination from various stakeholders.

Keywords : Cultural Heritage, Tourism Development, Stakeholder, area of Masjid Kuno Bayan Beleq

ABSTRAK

Kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq merupakan salah satu peninggalan situs cagar budaya yang terletak di
kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Pengembangan kawasan ini melibatkan beberapa stakeholder
yang terdiri dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi profil
daya tarik wisata, peran stakeholder pariwisata, dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Masjid
Kuno Bayan Beleq berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata warisan budaya.
Pengembangan kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq yang telah dilakukan meiputi (1) pengembangan atraksi,
aksesibilitas dan amenitas (2) peran stakeholder pariwisata yang terdiri dari pemerintah daerah, pelaku
usaha pariwisata, dan masyarakat lokal setempat. Peran stakeholder dalam pengembangan ini berupa
penyediaan sarana prasarana, pembinaan sumber daya manusia, pemberdayaan masyarakat lokal dan
promosi. Faktor pendukung pengembangan kawasan ini adalah keterlibatan masyarakat lokal terutama yang
tergabung dalam kelompok sadar wisata Sugriwa dalam pengelolaan dan dukungan pihak swasta dalam hal
ini lembaga non-profit. Faktor penghambat pengembangannya yaitu peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata yang masih belum maksimal, masyarakat lokal sebagai pelaku wisata belum profesional, belum
adanya investor swasta yang melirik pengembangan kawasan dan kurangnya koordinasi dari berbagai
stakeholder.

Kata Kunci : Warisan Budaya, Pengembangan Pariwisata, Stakeholder, Kawasan Masjid Kuno
Bayan Beleq

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 104


https://profit.ub.ac.id
PENDAHULUAN budaya), pengembangan infrastruktur, konservasi
Pariwisata merupakan salah satu sektor alam dan ekosistemnya), dan (3) Keuntungan
penting yang menjadi perhatian serius pemerintah sosial (popularitas bagi masyarakat di sekitarnya,
dikarenakan pertumbuhannya sangat berpengaruh peningkatan upaya untuk mempertahankan nilai-
terhadap peningkatan devisa dan laju nilai budaya lokal, peningkatan kebanggaan
perkembangan nasional. Menurut Zendratno publik, semakin besar peluang untuk pendidikan
(2014) dalam menghadapi persaingan secara tinggi, dan pemahaman yang lebih besar dari
internasional. Peran pemerintah sebagai pelaku dan orang-orang tentang diri mereka sendiri). Kondisi
fasilitator dipandang sangat perlu untuk menjamin bangunan merupakan obyek utama yang mendasari
terlaksananya pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata berbasis warisan budaya karena
kepariwisataan yang berkelanjutan dengan keunikan bangunan dan bentuk fisiknya menjadi
mengikut sertakan peran para pelaku pembangunan identifikasi yang sekaligus membedakan dengan
(stakeholder) di sektor ini, dengan demikian akan daerah tujuan wisata lainnya (Shankar et.al, 2015).
tercipta produk wisata yang berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, kondisi bangunan yang masih asli
Pariwisata sebagai suatu industri bidang jasa menjadi potensi kuat untuk pengembangan
mempunyai banyak keterkaitan dengan sektor kepariwisataan berbasis warisan budaya.
ekonomi lainnya, yaitu keterkaitan ke belakang, Pengembangan kepariwisataan di
baik dengan sektor industri maupun dengan sektor Kabupaten Lombok Utara didukung dengan jenis
lainnya. Dengan demikian apabila wisatawan potensi wisata yang ada seperti kondisi alam yang
melakukan kunjungan perjalanan wisata ke suatu indah dan warisan budaya yang masih terjaga
destinasi, maka keberadaanya selama berkegiatan lengkapnya dengan kearifan lokal yang masih di
akan mempengaruhi kondisi perekonomian di lestarikan. Salah satu objek wisata di Kabupaten
daerah destinasi tersebut (Weaver dan Lombok Utara yang memiliki potensi untuk
Oppermann, 2000) dikembangkan lebih lanjut menjadi destinasi
Salah satu tren berwisata saat ini adalah unggulan yaitu kawasan “Masjid Kuno Bayan
jenis pariwisata budaya. Wisata budaya merupakan Beleq”. Potensi perkembangan sector pariwisata di
kecendrungan baru di kalangan wisatawan yang kawasan ini nantinya bisa berdampak positif bagi
mulai berkembang menjadi fenomena global. kesejahteraan masyarakat sekitar dan peningkatan
UNWTO (2004) mengakui sektor pariwisata pendapatan asli daerah. Kawasan Masjid Kuno
budaya sebagai sektor pariwisata global yang Bayan Beleq ini memiliki potensi berupa situs
berkembang sangat pesat. Berdasarkan klaim ini, cagar budaya masjid kuno, enam buah cangkup
diperkirakan ada 450 juta perjalanan wisatawan makam ulama, rumah tradisional masyarakat adat
internasional tercatat pada tahun 2014. Hal ini karang bajo, hutan adat yang masih lestari,
dilandasi oleh adanya trend baru bagi wisatawan persawahan warga model tersering, kolam
untuk mencari suatu yang unik dan autentik dari pemandian mandala serta lengkap dengan atraksi
suatu kebudayaan di suatu destinasi yang akan kebudayaan dan kearifan lokal yang masih terjaga
dikunjungi (Ardika, 2015), budaya menjadi di kawasan ini sehingga wisatawan bisa dengan
motivasi penting yang mempengaruhi destinasi langsung merasakan pengalaman hidup dengan tata
pilihan wisatawan. Berdasarkan hal ini, budaya cara kehidupan tradisional masyarakat adat bayan
semakin menjadi alat untuk pemasaran dan tujuan yang unik dan autentik. Selain itu, kawasan ini
branding wisata suatu daerah. Oleh karena itu, didukung bersebelahan dengan dua destinasi
sektor pariwisata budaya merupakan salah satu unggulan daerah yaitu lokasi kawasan wisata
aktivitas pertumbuhan utama di masa depan dari Senaru yang terlebih dahulu terkenal dengan
permintaan pasar pariwisata global. Selain itu, destinasi wisata alam air terjun Sendang Gile dan
menurut Marimin (2016) keuntungan dalam pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani yang
pengembangan pariwisata warisan budaya ada tiga merupakan salah satu spot pegunungan favorit para
yaitu : (1) Keuntungan ekonomi (ketersediaan pendaki. Selain itu kedua kawaan ini mempunyai
lapangan kerja, keragaman lapangan kerja, dan banyak pilihan akomodasinya. Berdasarkan
peningkatan pendapatan rumah tangga dan potensi yang ada, kawasan Masjid Kuno Bayan
anggaran daerah), (2) Keuntungan fisik Beleq ini sangat layak untuk dikembangkan
(pelestarian bangunan bersejarah dan warisan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 105


https://profit.ub.ac.id
menjadi destinasi wisata warisan budaya unggulan daerah namun memiliki keterbatasan yakni (1)
di Kabupaten Lombok Utara. keterbatasan finansial; (2) keterbatasan teknis; (3)
Menurut Budiwanti (2000) pertumbuhan keterbatasan kejangkauan program, dengan
pariwisata menempatkan masyarakat adat Bayan demikian peran stakeholder eksternal (swasta,
berhadap-hadapan dengan dunia yang lebih luas, masyarakat) dibutuhkan agar tujuan
yang pada akhirnya mempengaruhi mereka pengembangan suatu destinasi dapat terwujud.
menjadi lebih terbuka dengan orang asing/luar Peran stakeholder sangat penting dalam
dengan latar belakang budaya yang berbeda. pengembangan kawasan Masjid Kuno Bayan
Terlihat dari minat generasi muda yang tinggi Beleq, karena pemerintah daerah saat ini sedang
untuk mengangkat nilai filosofi leluhur berupa ikut giatnya menggalakan situs warisan budaya sebagai
serta berpartisipasi dalam atraksi ritual adat dalam daya tarik utama wisatawan berkunjung ke
suatu acara kegiatan. Namun, pengembangan Kabupaten Lombok Utara. Terbukti setiap event
wisata di kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq saat nasional atau internasional atraksi warisan budaya
ini masih belum maksimal terlihat dari tingkat masyarakat adat Bayan digunakan sebagai promosi
kunjungan wisatawan hanya ramai pada saat event terdepan ikon pariwisata daerah. Namun,
tertentu seperti ketika ada event Maulid adat, terkenalnya kawasan destinasi ini sebagai ikon
Lebaran adat ataupun event lain yang diadakan daerah tidak sejalan dengan jumlah kunjungan
masyarakat sekitar. Selain itu, dari segi prasarana wisatawan yang cenderung sepi dari kunjungan
penunjang wisata belum memadai seperti kawasan wisatawan harian dan selain itu juga, kurangnya
Masjid Kuno dan Rumah tradisionalnya perhatian dari stakeholder sehingga fasilitas
membutuhkan pemugaran total agar kawasan ini pengelolaan menjadi tidak maksimal serta kualitas
tidak terkesan kumuh dan menarik untuk sumber daya manusia (masyarakat lokal) dan
dikunjungi wisatawan. Kondisi sarana atau fasilitas kepariwisataan masih kurang professional. Maka
penunjang pariwisata dikawasan ini terbilang dari itu diperlukan suatu solusi agar masing-masing
cukup lengkap walaupun dengan kondisi seadanya. stakeholder dapat berperan maksimal dan
Beberapa sarana yang sudah ada di tempat ini permasalahan-permasalahan yang ada dapat
seperti warung, penginapan, tempat ibadah, toilet. terealisasikan. Penelitian in berfokus pada konsep
Untuk daya tarik wisata lainnya terdapat pula pengembangan 3A (Atraksi, Aksesibilitas dan
kolam pemandian Mandala, kegiatan menenun Amenitas) Peran Stakeholder Dalam
secara tradisional oleh perempuan adat setempat Pengembangan Kawasan Masjid Kuno Bayan
yang apabila semua dikemas secara menarik dan Beleq Sebagai Destinasi Wisata Warisan Budaya.
sedemikian rupa akan menambah daya tarik
kawasan tersebut. Akibat pengelolaan yang kurang KAJIAN PUSTAKA
maksimal, beberapa atraksi tersebut hanya ramai Pariwisata
ketika moment tertentu saja. Murphy (1985) memaknai pariwisata
Pembangunan pariwisata di suatu daerah adalah bagian keseluruhan dari komponen-
khususnya di Kabupaten Lombok Utara komponen terkait seperti wisatawan, destinasi
membutuhkan adanya kontribusi kerjasama dan wisata, perjalanan, industri dan lain lain yang
kolaborasi dari para stakeholder atau pemangku merupakan akibat dari perjalanan wisata ke
kepentingan pariwisata. Menurut Freeman dan destinasi wisata. Sepanjang perjalanan tersebut
McVea (2001) stakeholder adalah setiap kelompok diakukan sementara waktu. Berdasarkan
atau individu yang dapat mempengaruhi atau pengertian tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan
Ada tiga stakeholder kepariwisataan yang sangat perorangan atau berkelompok, dengan tujuan untuk
berperan penting dalam pengembangan suatu mencari kepuasan dengan cara menikmati
destinasi pariwisata yaitu Pemerintah, Swasta dan keindahan alam dan budaya dari satu tempat ke
Masyarakat. Menurut Widodo (2015) peran tempat lain dan tidak bersifat menetap.
stakeholder diperlukan untuk mengoptimalkan Jenis-jenis objek wisata menurut
pelaksanaan pembangunan pariwisata suatu Sammeng (2001), antara lain:
daerha. Salah satu stakeholder yang berperan 1. Objek Wisata Budaya
dalam pembangunan pariwisata adalah pemerintah 2. Objek Wisata Alam

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 106


https://profit.ub.ac.id
3. Objek Wisata Minat Khusus budaya dianggap sebagai modal suatu
Berdasarkan jenisnya kawasan Masjid budaya setempat untuk mengembangkan
Kuno Bayan Beleq termasuk wisata budaya yang pariwisata budaya. Keberadaan pariwisata adalah
mengandalkan potensi warisan budaya dan salah satu tren budaya global. Pariwisata adalah
kearipan lokal sebagai atraksi budaya. Sillberbeg sistem yang umumnya terdiri dari tiga elemen,
dalam Damanik (2013) yang memaknai parwisata yaitu wisatawan, komponen geografis, dan industri
budaya sebagai kunjungan wisatawan dari luar pariwisata. Wisata budaya juga dapat memberikan
destinasi yang didorong oleh ketertarikan pada keuntungan ekonomi (pendapatan) kepada
objek-objek atau peninggalan sejarah, seni, ilmu masyarakat lokal, termasuk dana dan pendidikan
pengetahuan dan gaya hidup yang dimiliki oleh pelatihan untuk tujuan restorasi atau pelestarian
kelompok, masyarakat, daerah ataupun lembaga. warisan budaya, baik yang nyata maupun yang
Warisan budaya dianggap sebagai modal budaya tidak nyata satu. Timothy dan Nyaupane (2009)
untuk mengembangkan pariwisata budaya. menyebutkan bahwa pariwisata budaya biasanya
Keberadaan pariwisata adalah salah satu fenomena bergantung kepada komponen hidup atau terbentuk
budaya global. Pariwisata adalah sistem yang dari budaya dan mengarah kepada penggunaan
umumnya terdiri dari tiga komponen, yaitu masa lampau yang nyata dan tidak nyata sebagai
wisatawan, elemen geografis, dan industri bagian riset pariwisata. Hal tersebut meliputi
pariwisata. Wisata budaya juga dapat memberikan budaya yang ada sekarang, yang diturunkan dari
keuntungan ekonomi (pendapatan) kepada masa lampau, pusaka non-material seperti musik,
masyarakat setempat, termasuk dana dan tari, bahasa, agama, kuliner, tradisi artistik dan
pendidikan untuk tujuan restorasi atau pelestarian festival dan pusaka material seperti lingkungan
warisan budaya, baik yang nyata (tangible) budaya terbangun termasuk monumen, katredal,
maupun yang intangible atau tidak nyata satu museum, bangunan bersejarah, kastil, reruntuhan
(Marimin, 2016). arkeologi dan relik.

Konsep Pariwisata Budaya Pengembangan Pariwisata


Pariwisata budaya memiliki konsep Pada dasarnya ada beberapa elemen yang
definisi yang beragam dari berbagai ahli. Hal ini harus dipenuhi agar pengembangan wisata disuatu
disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan daerah dapat berjalan dengan baik. Parameter
masing-masing. menurut MC Kercher dan Du obyek wisata yang baik menurut (Yoeti,1997)
Cross dalam Damanik (2013) memaknai pariwisata untuk menjadi tempat wisata yang baik hingga
budaya sebagai bentuk pariwisata minat khusus tercapainya industri wisata tergantung pada tiga A
(special interest tourism), dimana motivasi utama (3A), yaitu
pengunjung untuk melakukan wisata adalah 1. Daya tarik wisata (Attractions) yang meliputi
budayanya itu sendiri. Definisi yang lain lagi daya tarik utama pada kekayaan alam, budaya
dikemukakan oleh Sillberbeg dalam Damanik maupun buatan, seperti event yang sering
(2013) yang memandang pariwisata budaya disebut wisata minat khusus (special interest).
sebagai kunjungan orang dari luar destinasi yang 2. Mudah dicapai (Accesibility) yang mencakup
diakibatkan oleh ketertarikan mereka pada objek- dukungan sistem transportasi pada suatu
objek atau peninggalan sejarah, kesenian, ilmu destinasi yang meliputi : ketersediaan jalur
pengetahuan dan gaya hidup yang dimiliki oleh transportasi seperti jalan raya, jembatan,
kelompok, masyarakat, daerah ataupun lembaga. terminal, bandara, pelabuhan dan moda
Sedangkan Menurut (Keyser, 2002) Pariwisata transportasi lain.
budaya mengarahkan perjalanan wisata yang 3. Amenitas (amenity) Yaitu yang mencakup
meyediakan keuntungan langsung bagi wisatawan fasilitas penunjang dan pendukung kegiatan
terhadap pengalaman-pengalaman selama wisata di destinasi yang meliputi : akomodasi
berwisata baik itu dalam berkesenian, mengunjungi penginapan, warung/rumah makan, retail,
tempat historikal, musik, adat/tradisi lokal, festival, took cinderamata, penukaran uang asing, agen
atraksi budaya masyarakat lokal selama berwisata. perjalanan, pusat informasi wisata, dan
Menurut (Marimin, 2016) Warisan fasilitas kenyamanan lainnya.

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 107


https://profit.ub.ac.id
Stakeholder Pariwisata ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
Menurut Freeman dan McVea (2001) pendekatan kualitatif karena peneliti akan
stakeholder adalah setiap orang atau badan yang mendeskripsikan konsep pengembangan
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pariwisata 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas)
pencapaian dalam tujuan suatu organisasi. dan peran stakeholder kepariwisataan dalam
Sedangkan menurut Gonslaves dalam Iqbal (2007) pengembangan kawasan Masjid Kuno Bayan
mendeskripsikan stakeholder atas siapa yang Beleq sebagai destinasi wisata warisan budaya di
memberi dampak kebijakan, program, dan aktivitas Kabupaten Lombok Utara. Fokus dari penelitian
pembanguna. Mereka bisa laki-laki atau ini yaitu :
perempuan, komunitas, kelompok sosial ekonomi, 1. Konsep pengembangan pariwisata 3A
atau lembaga dalam berbagai dimensi pada setiap (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas) di kawasan
tingkat golongan masyarakat. Setiap kelompok ini Masjid Kuno Bayan Beleq
memiliki sumber daya dan kebutuhan masing- 2. Peran stakeholder kepariwisataan yang terdiri
masing yang harus terwakili dalam proses dari pemerintah daerah, swasta, masyarakat
pengambilan keputusan dalam kegiatan dan perguruan tinggi dalam melakukan
pembangunan. Dalam pengembangan pengembangan kawasan Masjid Kuno Bayan
kepariwisataan pada hakekatnya melibatkan tiga Beleq sebagai destinasi wisata warisan budaya
stakeholder yang saling terkait yaitu pemerintah, di Kabupaten Lombok Utara.
swasta, dan masyarakat ( Rahim, 2012). Masing-
masing stakeholder memiliki peran dan fungsi Teknik pengumpulan data yang digunakan
yang berbeda agar pengembangan wisata disuatu dalam penelitan adalah observasi, wawancara, dan
daerah dapat berjalan dengan baik. Peran dokumentasi, sedangkan instrument penelitian
pemerintah dalam mengembangkan pariwisata yang digunakan peneliti adalah pedoman
adalah menyediakan infrastruktur, menambah wawancara, alat perekaman suara (recorder),
berbagai fasilitas penunjang, kegiatan koordinasi kamera, dan alat tulis menulis. Sumber data
dengan pemangku kepentingan lainnya, diperoleh dari data primer melalui hasil observasi
mengadakan event promosi kedaerah lain maupun lapangan, metode wawancara digunakan
keluar negeri. Pihak swasta sebagai pelaku bisnis menggunakan teknik purposive sampling dengan
mempunyai peran dalam menyediakan sarana mencari seorang informan yang mengarahkan
pendukung pariwisata seperti akomodasi kepada informan-informan lain yang terkait (
penginapan, restaurant, transportasi, paket wisata snowball sampling). Informan pada penelitian ini
dan lain-lain. Sedangkan masyarakat sebagai terdiri dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
pemilik dan pengelola kawasan wisata dapat Kabupaten Lombok Utara, masyarakat local,
menjadi bagian dari atraksi wisata untuk menarik swasta ( pemilik usaha penginapan, dan
wisatawan dengan cara mengenalkan kebudayaan transportasi), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas dari suatu (AMAN), Non Government Organization (NGO),
destinasi. Selain itu perguruan tinggi sangat wisatawan, dan akademisi di bidang pariwisata.
berperan dalam pengembangan kepariwisataan Data sekunder meliputi dokumen-dokumen dan
suatu destinasi. Perguruan tinggi atau akademisi arsip yang diperoleh melalui Dinas Kebudayaan
bertugas melakukan riset untuk pengembangan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara yang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian terkait dengan kepariwisataan Kabupaten Lombok
dihilirisasi melalui pengabdian masyarakat. Utara dan wisata warisan budaya khususnya buku-
buku dan jurnal, internet yang memuat tentang
METODE PENELITIAN peraturan perundang perundangan profil
Penelitian ini berlokasi di kawasan Masjid Kabupaten Lombok Utara. Analisis data yang
Kuno Bayan Beleq serta di Dinas Kebudayaan dan digunakan oleh peneliti adalah model Miles dan
Pariwisata Kabupaten Lombok Utara. Kawasan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (2013)
situs ini diperuntukkan untuk pariwisata budaya pada penelitian kualitatif terdapat beberapa hal
sesuai dengan Perda Kabupaten Lombok Utara yang digunakan untuk menganalisis data yaitu
No.9 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data
dan Wilayah dalam pasal 25 ayat 1-2b. Penelitian

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 108


https://profit.ub.ac.id
dan penarikan kesimpulan. teknik pemeriksaan
keabsahan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber dan teknik.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data atau informasi yang diperoleh
melalui wawancara dengan informan. Selanjutnya
dat tersebut ditanyakan kepada informan lain yang
masih terkait satu sama lain. Sedangkan triangulasi
teknik peneliti melakukan pengecekan informasi
antara hasil wawancara dengan dokumen lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Kawasan Masjid Kuno Gambar 1 : Situs Masjd Kuno Bayan Beleq
Bayan Beleq Sumber : Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali
Masjid Kuno Bayan Beleq adalah salah (Tahun 2018)
satu situs cagar budaya dilindungi oleh Undang-
undang Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar Kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq
budaya. Situs ini merupakan salah satu benda cagar memiliki potensi dan daya tarik wisata yang sangat
budaya masa peninggalan Islam lampau yang beragam dan sangat menarik apabila dikemas
berada di Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, dengan sangat baik. Namun bebebrapa potensi
Kabupaten Lombok Utara. Menurut sejarah, wisata tersebut masih belum dikembangkan secara
disekitar area situs Masjid Kuno Bayan Beleq juga efektif oleh stakeholder setempat dikarenakan
terdapat enam buah makam para ulama sumber daya manusia masih belum memadai.
penyebaran agama Islam yang terbuat dari bambu, Berdasarkan wawancara peneliti dengan pengelola
rumah adat tradisional Karang Bajo, hutan adat kawasan tersebut secara garis besar potensi
dengan sistem persawahan terasering, dan kolam tersebut dibagi menjadi dua yaitu : Pertama,
mata air Mandala disamping itu, di kawasan situs potensi alam yang masih alami dan sejuk serta
ini juga masih melestarikan kearifan lokalnya didukung oleh letak geografis yang dekat dengan
seperti ritual-ritual adat keagamaan : maulid adat, Kawasan Wisata Senaru dengan keindahan Taman
lebaran adat , ritual Ngasah Ngaponin Sesinggan, Nasional Gunung Rinjaninya, kolam pemandian
ritual pernikahan Tampah Wirang serta kegiatan Mandala yang langsung bersumber dari mata air
menenun kain khas bayan sebagai salah satu pegunungan serta kawasan ini berhadapan
penggerak roda perekonomian terutama untuk langsung dengan hutan adat (persawahan) warga
kaum perempuan, selain itu masyarakat lokal juga sekitar dengan konsep terasering yang sangat indah
masih menjaga kelestarian lingkungan alam, hutan untuk dijadikan tempat berfoto. Kedua, adalah
adat dan sumber mata air beserta awig-awig nya. potensi warisan budaya, seperti yang kita ketahui
Dengan segala keunikannya tersebut Kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq ini juga
pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara dikelilingi oleh rumah adat masyarakat dusun
memasukkan kawasan ini sebagai destinasi Karang Bajo yang masih terjaga lengkap dengan
pariwisata budaya sesuai dengan PERDA No.9 konsep kearifan lokal budayanya. Berbagai
tahun 2011 tentang rencana tata ruang dan wilayah peninggalan sejarah tersebut diintegrasikan dengan
dalam pasal 25 ayat 1-2b. Masjid Kuno Bayan atraksi budayanya dapat dikembangkan menjadi
Beleq ini terletak pada titik koordinat 50 L suatu atraksi wisata untuk menarik kunjungan
0436919, 9086170 UTM, dengan ketinggian 278 wisatawan.
meter diatas permukaan air laut. Dengan batas-
batas situs; sisi Utara : Rumah Adat Karang Bajo,
Ketersediaan Aspek 3A Dalam Pengembangan
Timur : Sawah, kebun, Selatan : Pemukiman, dan
Kawasan Situs Masjid Kuno Bayan Beleq
Barat : Jalan Raya Bayan. Seperti gambar dibawah Parameter obyek wisata yang baru menurut
ini (Yoeti, 1994) untuk menjadi destinasi wisata yang
baik hingga tercapainya industry pariwisata

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 109


https://profit.ub.ac.id
tergantung pada tiga A (3A), yaitu atraksi
(attraction), mudah dicapainya (accessibility), dan
fasilitas (amenities).

1) Atraksi
Kawasan situs Masjid Kuno Bayan Beleq
merupakan salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Lombok Utara yang berbasis pada
warisan budaya. Menurut Mill (2000 : 207), daya
tarik wisata dapat ditinjau menjadi dua subjek yaitu
: daya tarik inti dan daya tarik pendukung. Pada
kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq daya tarik Gambar 2. Prosesi Mauled Adat Bayan
intinya yaitu bangunan Masjid Kuno dan makam Sumber : dokumentasi peneliti dan pokdarwis
ulama serta rumah tradisional di sekelilingnya. Sugriwa tahun 2018 (dimodifikasi)
Masjid Kuno ini sangat istimewa karena
merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Selanjutnya daya tarik pendukung
ulama Gaus Abdul Razaq dan pengikutnya sebagai lainnya yaitu kolam pemandian Mandala
bukti sejarah lokasi pertama penyebaran agama yang bersumber dari mata air Gunung
islam di pulau Lombok. Kawasan ini sangat ramai
Rinjani, wisata arum jeram di sungai
diziarahi pengunjung atau wisatawan ketika acara
Maulid Nabi pada bulan Rabiul awal yang
Munjid, kegiatan camping di bukit Gol
dilakukan secara adat , masyarakat berbondong- Munjid dan spot selfie di balai adat Sebaya
bondong datang dari seluruh pulau Lombok untuk Tanta yang diinisiasi oleh kelompok sadar
mengikuti tradisi tersebut sehingga oleh wisata setempat.
pemerintah daerah dibuatkan event mauled adat
guna mendatangkan wisatawan karena terdapat 2) Aksesibilitas
berbagai macam atraksi budaya selama prosesinya. Akses/sarana yang dapat
Wisata edukasi yang ditawarkan adalah proses memudahkan wisatawan menuju lokasi
kegiatan menenun kain songket dan pernak pernik destinasi wisata yaitu sarana transportasi,
lainnya secara tradisional yang masih dilestarikan terminal, pelabuhan, bandara, petunjuk
oleh kelompok perempuan adat. Hasilnya diapakai arah jalan dan lain-lain. Akses bandara
untuk setiap kegaiatan adat dan dijual untuk terdekat yaitu Bandara Internasional
cinderamata Lombok yang berada di Kabupaten
Sedangkan daya tarik pendukung kawasan Lombok Tengah. Jarak tempuh dari
Masjid Kuno Bayan Beleq juga memiliki atraksi bandara menuju lokasi kawasan situs
yang menarik seperti didalam event mauled adat memakan waktu hampir tiga jam.
terdapat atraksi yang dapat melibatkan langsung Sedangkan pelabuhan terdekat yaitu
wisatawan seperti arak-arakan praja mauled, Bangsal yang merupakan pintu masuk
pembersihan beras di hutan adat, adu tarung resmi kawasan tiga Gili berjarak tempuh
Peresian, pembersihan benda pusaka. Seperti yang satu jam perjalanan. Sedangkan akses dari
ditunjukkan oleh Gambar 2 ibukota provinsi melalui Terminal Bertais.
Namun masih belum adanya transportasi
khusus menuju lokasi kawasan situs
sehingga wisatawan lebih mudah
menggunakan jasa biro perjalanan menuju
lokasi. Aksesibilitas lain seperti jalan raya
sudah cukup memadai dengan jalan yang
sudah di cor aspal menyerupai jalan tol
sehingga berbagai macam kendaraan
dengan mudah menuju ke kawasan situs.

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 110


https://profit.ub.ac.id
Selain itu, petunjuk arah di setiap Peran stakeholder
persimpangan sudah cukup terpasang. Pemerintah
1. Penyediaan sarana dan prasarana atau
3) Amenitas infrastruktur destinasi
Aspek amenitas kawasan Masjid Kuno Bayan a. Rehabilitasi Gerbang masuk di
Beleq sudah cukup tersedia namun masih minim kawasan destinasi Masjid Kuno Bayan
sehingga perlu adanya pengembangan dari pihak Beleq
stakeholder. Ketersediaan akomodasi penginapan b. Pembangunan toilet umum untuk
sudah tersedia, wisatawan yang ingin merasakan wisatawan
pengalaman unik ketika mengunjungi kawasan situ c. Rehabilitasi rumah adat tradisional
bisa menginap dan menyewa rumah adat Karang Bajo
tradisional warga sekitar di kawasan masjid kuno 2. Pengembangan kapabilitas Sumber Daya
bayan beleq. Sedangkan untuk penginapan modern Manusia lokal dengan cara mengadakan
seperti homestay, villa dan hotel, wisatawan bisa pelatihan-pelatihan hospitality,
menginap di Kawasan Wisata Senaru yang lebih kepemanduan, pelatihan ketrampilan
lengkap fasilitas akomodasi dan berjarak tempuh membuat souvenir dan workshop untuk
sekitar 10 menit berkendara. Selain akomodasi meningkatkan pemahaman dan
penginapan, restoran atau warung makan yang pengetahuan masyarakat setempat sebagai
menjual kukiner khas daerah akan menjadi nilai pelaku pariwisata langsung.
tersendiri bagi wisatawan. Berdasarkan data dari 3. Mengadakan promosi-promosi pariwisata
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten memperkenalkan kawasan destinasi
Lombok Utara (2019) menyebutkan terdapat tujuh Masjid Kuno Bayan Beleq dengan segala
rumah makan berizin yang menjual makan atributnya di setiap pameran pariwisata
tradisional/kuliner khas maupun makanan lainnya. atau event bertema budaya.
Komponen amenitas lainnya yang penting
dalam pengembangan kawasan situs Masjid Kuno Swasta
Bayan Beleq adalah biro perjalanan wisata 1. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
terutama yang menawarkan paket wisata lengkap cabang Kabupaten Lombok Utara
seperti. Paket wisata Tiga Gili Plus Masjid Kuno a. Memberikan pelatihan dan modal
atau paket wisata Pendakian Gunung Rinjani Plus bantuan bagi ibu-ibu penenun kain
Wisata Masjid Kuno. Jadi wisatawan yang khas adat di kawasan MKBB
berkunjung ke Kabupaten Lombok Utara tidak b. Mengadakan workshop tentang sadar
hanya menikmati wisata di kawasan Tiga Gili dan wisata bagi masyarakat sekitar
Kawasan Wisata Senaru saja yang berbasis alam 2. Pengusaha jasa transportasi, menyediakan
dan bahari namun juga diperkenalkan dengan jenis transportasi, penyewaan mobil atau motor
wisata alternatif yaitu wisata warisan budaya untuk memperlancar aksesibilitas dari
Masjid Kuno Bayan Beleq. Aspek amenitas bandara kota Mataram, senggigi atau
lainnya yang perlu dikembangkan lagi seperti bangsal Gili menuju kawasan masjid Kuno
ketersediaan bank yang dilengkapi penukaran uang Bayan Beleq.
dan ATM, pusat informasi wisata dan lain-lain. 3. Trash Hero Cabang Bayan : lembaga non-
Pusat informasi wisata hanya berada di Kawasan profit dengan keanggotaan para pemuda
Wisata Senaru sebagai pintu masuk Kawasan setempat bekerjasama dengan ‘Saifana
Taman Nasional Gunung Rinjani. Sehingga Organic Farm” perusahaan agrowisata
wisatawan yang berkunjung ke kawasan situs tanpa setempat milik wisatawan asing berasal
menggunakan jasa pihak ketiga akan kebingungan dari switzerland mengadakan kegiatan
dalam mendapatkan informasi wisata. clean-up kawasan situs setiap hari jumat,
mengedukasi anak-anak lokal dengan
memberikan pelatihan bahasa inggris serta
program zero waste pengolahan sampah
plastik menjadi barang tepat guna. Selain
itu terdapat juga peran pengusaha jasa

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 111


https://profit.ub.ac.id
transportasi dan agen travel dari kawasan serta daya tarik budaya yang sangat khas dan
wisata senaru yang menawarkan pilihan autentik yang masih terjaga yaitu situs masjid
kepada wisatawan untuk melakukan kuno, makam ulama, rumah tradisional, kegiatan
kujungan wisata ke kawasan situs ini. menenun tradisional, pertanian tradisional serta
ritual adat budaya yang masih di lestarikan.
Masyarakat
1) Sebagai pengelola kawasan Masjid Kuno Factor Penghambat
Bayan Beleq 1) Peran pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
2) Membuka usaha pendukung lainnya yang kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
mendukung kegiatan pariwisata setempat Lombok Utara masih belum maksimal.
seperti penginapan di rumah tradisional, Pemerintah daerah masih belum berinisiatif
warung, toko cinderamata, penyewaan river dalam mengembangkan kawasan Masjid
tubing dan alat mendaki gunung dan camping Kuno Bayan Beleq ini sebagai jenis wisata
3) Menjadi guide bagi wisatawan yang ingin alternative lainnya dikarenakan pemerintah
menjelajahi kawasan Masjid Kuno Bayan daerah masih hanya terfokus dengan kawasan
Beleq dan yang ingin mendaki kawasan wisata Tiga Gili dan kawasan Wisata Senaru
Gunung Rinjani .Sehingga kawasan ini hanya ramai
4) Mempromosikan kawasan Masjid Kuno dikunjungi pada event tertentu saja
Bayan Beleq dengan membuat paket wisata 2) Belum adanya investor yang tertarik
seperti : paket wisata maulid adat, paket menanamkan modalnya untuk pengembangan
wisata tampah wirang dengan melakukan Kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq
promosi melalui sosial media. dikarenakan lokasi Kawasan Wisata Senaru
yang sangat berdekatan lebih dahulu populer
Peran perguruan tinggi/ akademisi dalam sehingga pembangunan dan pengembangan
hal ini beberapa institusi pendidikan di kota akomodasi lebih banyak terpusat di kawasan
Mataram seperti Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) tersebut.
Mataram, UIN Mataram, Universitas Mataram 3) Kerjasama dan koordinasi antar stakeholder
rutin mengirim mahasiswa atau akademisinya masih kurang sehingga kawasan Masjid Kuno
untuk melakukan pengabdian masyarakat melalui Bayan Beleq ini hanya ramai pada saat-saat
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). study tour, tertentu saja seperti lebaran adat dan mauled
pendidikan kepelatihan kepariwisataan dan adat atau event tertentu lainnya. Pertama,
hospitality, riset mengenai wisata budaya dan lain pihak masyarakat dengan pihak pemerintah
sebagainya. sering terjadi miss-komunikasi dan sering
tidak adanya win-win solution ketika kedua
Faktor Pendukung pihak melakukan pertemuan. Kedua, antara
1) Peran aktif masyarakat local serta kesadaran masyarakat dan pihak swasta yaitu belum
mereka daam mengelola kawasan Masjid Kuno tertariknya investor untuk berinvestasi di
Bayan Beleq : Partisipasi masyarakat langsung kawasan ini sehingga tidak ada yang
terlibat dalam mengelola kawasan situs, peran mendorong jiwa kreatifitas dan
masyarakat setempat yaitu menyediakan sarana kewirausahaan masyarakat. Ketiga, antara
pariwisata dan melayani langsung wisatawan pemerintah dan pihak swasta. Belum ada
yang berkunjung, masyarakat local terutama upaya pemerintah dalam mempromosikan
pemuda juga antusias dalam setiap ritual adat kawasan ini kepada pihak swasta untuk
yang diadakan-adakan seperti pembersihan pengembangan lebih lanjut.
kawasan Masjid, mata air, hutan adat pemilihan
pengelola kawasan situs, ritual keagamaan dan KESIMPULAN DAN SARAN
membentuk kelompok sadar wisata Sugriwa Kesimpulan
2) Daya tarik alam yang indah berupa hutan adat, Pemerintah melalui dinas kebudayaan dan
kawasan pertanian (hutan adat) berjenis pariwisata kabupaten Lombok utara sudah
terasering, pemandangan alam Gunung Rinjani menetapkan kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq
yang menakjubkan, kolam pemandian Mandala sebagai kawasan pariwisata budaya sesuai dengan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 112


https://profit.ub.ac.id
peraturan daerah dan telah melaksanakan program kegiatan arum jeram dan camping sehingga
dan kegiatan pengembangan sarana dan prasarana, terlihat lebih menarik untuk dikunjungi. Selain
dumber daya manusia, dan promosi wisata. itu pemerintah daerah mendorong hotel dan
Kegiatan pengembangan yang telah direalisasikan agen perjalan yang berada di kawasan Tiga Gili
adalah pembangunan gerbang masuk destinasi dan dan kawasan wisata Senaru untuk ikut
toilet umum, pemugaran rumah tradisional membantu dan bekerjasama mempromosikan
masyarakat adat sekitar, pembinaan masyarakat destinasi wisata warisan budaya ini.
setempat melalui workshop, pelatihan ketrampilan 3. Meningkatkan keahlian dan kualitas
serta promosi pada event pariwisata. masyarakat lokal tentang kepariwisataan
Keterlibatan pihak swasta dalam pengembangan terutama dalam menejemen pengelolaan suatu
kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq yaitu destinasi melalui pelatihan, workshop atau
memberikan pelatihan dan bantuan modal kepada sosialisasi.
kelompok ibu penenun kain khas adat serta 4. Mengemas daya tarik yang ada dan membuat
pengusaha transportasi, menyediakan akses sewa kalender event kegiatan wisata yang bias
mobil atau motor kekawasan ini. digunakan sebagai informasi untuk wisatawan
Masyarakat terlibat dalam pengembangan kawasan dalam melakukan kunjungan di kawasan Masjid
sebagai pengelola dan membuka usaha pariwisata Kuno Bayan Beleq
seperti warung, toko cindra mata, dan penginapan
di rumah tradisioal serta beberapa kelompok Swasta
masyarakat sudah memulai membuat paket wisata. 1. Aliansi Mayarakat Adat Nusantara
Serta dari pihak perguruan tinggi negeri melalui (AMAN), Trash Hero Bayan dan Saifana
mahasiswa dan tenaga pendidikannya sudah Organic Farm semakin meningkatkan
melakukan tri dharma perguruan tinggi. jalinan kerjasama dengan pemerintah
untuk melakukan pembinaan terhadap
Saran masyarakat untuk meningkatkan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka kreativitas masyarakat dalam menciptakan
saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu: usaha wisata, kepedulian terhadap
Pemerintah Daerah lingkungan sekitar dan situs cagar budaya.
1. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten 2. Pengusaha travel perlu melakukan
Lombok Utara Memaksimalkan kinerja dinas kerjasama dengan masyarakat setempat
terkait dengan membuat kebijakan khusus dalam pembuatan paket wisata
terkait pengembangan pariwisata warisan 3. Investor mulai mencoba melirik investasi
budaya di kawasan Masjid Kuno Bayan Beleq. dalam bidang pengembangan di luar zona
Seperti mengusulkan kawasan ini masuk dalam inti bekerjasama dengan masyarakat lokal
event kalendar pariwisata NTB, komodifikasi setempat seperti merevitalisasi kolam
event mauled adat baik dari penataan destinasi pemandian Mandala, wisata arum jeram,
selama acara, penambahan dan komodifikasi spot selfie, kegiatan camping dengan
atraksi ataupun promosi secara massive baik mengemas ulang sedemikian rupa dan
melalui media massa ataupun elektronik menambah wahana baru, dikawasan
2. Perlu adanya sinergitas pengelolaan pariwisata Masjid Kuno Bayan Beleq
antara pemerintah dengan pemangku
kepentingan lainnya yang mengarah pada Masyarakat
pemberdayaan masyarakat local. Diharapkan 1. Semakin meningkatkan kesadaran dan
dinas terkait mampu menjalin kerjasama dan tanggung jawab dalam menjaga kelestarian
kemitraan dengan berbagai pihak seperti situs cagar budaya beserta kearifan
lembaga pariwisata asusiasi pengusaha travel, lokalnya sebagai warisan budaya
hotel, perbankan, media, pihak kampus dan 2. Mengoptimalkan kinerja kelompok sadar
sebagainya untuk mendukung organisasi wisata dengan ikut berpartisipasi
penunjang wisata. Seperti mengundang investor didalamnya
untuk melakukan investasi dalam
mengembangkan kolam pemandian Mandala,

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 113


https://profit.ub.ac.id
3. Aktif dalam mengikuti pelatihan 4. Selalu berkoordinasi dengan pemangku
kepariwisataan maupun pembuatan usaha kepentingan lainnya terkait keberlanjutan
pariwisata, arah pengembangan destinasi wisata

DAFTAR PUSTAKA Pitana I Gde, Diarta, I Ketut SuryaDiarta, (2009)


Ardika, I Wayan. 2015. Warisan Budaya Pengantar Ilmu Pariwisata.Edisi I
Perspektif Masa Kini. Denpasar: Udayana Yogyakarta: Andi Offset
University Press
Rahim, F. 2012. Pedoman Pokdarwis. Jakarta:
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. 2018 Direktur Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata Kementrian
Budiwanti, Erni. 2000. Islam Sasak : Wetu Telu
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Versus Wetu Lima. Jakarta : LKIS
Sammeng, A.M. 2001. Cakrawala Pariwisata.
Damanik, Phil Janianton. 2013. Pariwisata
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum
Indonesia :Antara Peluang Dan
Tantangan. Yogyakarta :PustakaPelajar. Shankar, S. 2015. Impact Of Heritage Tourism In
India: A Case Study. International Journal
Freeman, R.E dan J. McVea. 2001. “a Stakeholder
OfInnovative
Approach To Strategic
Management”.http:/papers.ssrn.com/sol3/ Timothy, D. J., & Nyaupane, G. P. 2009. Cultural
papers.cfm?abstract_id=263511.SSRN. Heritage And Tourism In The Developing
diakses tanggal 15 Juni 2019 World: A Regional Perspective. Routledge
Taylor &Francis Group.DOI:
Iqbal, Muhammad. 2007. Analisis Pemangku
1.4324/9780203877753
Kepentingan Dan Implementasinya Dalam
Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Pemanfaatan
Pertanian, 26(3) : 89-99 Benda Cagar Budaya
Keyser, H. 2002, Tourism Development, UNWTO. 2004. Indicators Of Sustainable
University Press Publishers, Cape Town. Development For Tourism Destinations, A
Guidebook. United Nations World
Marimin. 2016. Cultural Heritage As A Tourist
Tourism Organization.Madrid, Spain.
Destination : A Focus On Surakarta
Kasunan Palace In Indonesia. Bandung. Weaver, David Bruce & Oppermann, Martin. 2000.
ASERS Publishing. Tourism Management. Australia : John
Wiley & Sons.
Miles, B. Mattew dan Hubberman, A, Michael.
Saldana, Johnny. 2013. Qualitative Data Widodo, Teguh. 2015. Pembangunan Endogen
Analysis : A Methods Sourcebook : Edition (Mengabaikan Peran Negara Dalam
3. United States of Americas : SAGE Pembangunan), Yogyakarta : Penerbit
Publications Deepublish
Mill, Robert Christine. (2000). Tourism The Yoeti, Oka A. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata.
International Bussiness. Jakarta: PT Angkasa. Bandung.
Grafindo Persada.
Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan Dan
Murphy, P. E. 1985. Tourism A Community Pengembangan Pariwisata. Jakarta :
Approach. Metheun. New York. Pradnya Paramita.
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara No.9 Zendratno, Samudra K. 2014. Kebudayaan dan
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Pariwisata Nias. Jakarta : Mitra Wacana
Dan Wilayah Media

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Volume. 14 No. 2 2020| 114


https://profit.ub.ac.id

You might also like