You are on page 1of 12

Contents available at: www.repository.unwira.ac.

id

https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS
Research paper doi: http://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.362

Pengembangan kampung kota sebagai salah satu alternatif tujuan


wisata minat khusus
Paulus Bawole

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo no. 5-25, Yogyakarta 55224, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: The development of urban kampong as one the alternatives special
Received Dec. 31, 2019 interest tourism
Received in revised form January 08,
2020 Many people are interested in going to urban areas, because of the
Accepted February 06, 2020 economic opportunities offered by city facilities. When cities grow
Available online April 01, 2020 in size and population, the harmony between the spatial, social,
environmental aspects of the city and its inhabitants become very
important. The formation of urban kampong settlements which are
Keywords:
mostly inhabited by low-income communities is an integral part of
Developments
the city's growth process. In general, people living in settlements do
Local activities
not have social power, less economic resources and physical ability
Urban settlements
to struggle to live in the city. They must be creative in handling
Urban villages
minimal infrastructure facilities in settlements. The strategy of
developing Urban Kampong into tourism destination is the process
of developing urban kampong that focus on community
empowerment through the construction of physical infrastructure.
Corresponding author: Paulus Bawole Therefore, this approach involves learning the local knowledge not
Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan only from the community leaders but also from all community
Desain, Universitas Kristen Duta Wacana, members. This research will share the experience on how to
Yogyakarta, Indonesia empower communities living in urban kampong settlement in order
Email: paulus@staff.ukdw.ac.id
to develop their housing areas into special interest tourism
ORCID: https://orcid.org/0000-0003-2116-
7689 destinations.

Pendahuluan perbatasan setiap tahun, ada banyak peluang


untuk mempercepat pergeseran menuju masa
Dalam kondisi sistem dunia saat ini dan tantangan depan yang lebih berkelanjutan. Meskipun
lingkungannya, pariwisata dapat memainkan tindakan kecil mungkin tampak tidak penting,
peran penting dalam memastikan prospek bisa dibayangkan bagaimana dampak luas dari
generasi baru. Semakin banyak penelitian satu tindakan yang bertanggung jawab berlipat
berbasis akademik dan industri menunjukkan tren kali banyaknya. Satu miliar turis memang bisa
yang menggembirakan dari tuan rumah dan menjadi satu miliar pelayan global - satu kekuatan
pelancong yang sadar sosial dan lingkungan, yang global bersatu yang melindungi masa depan
menggunakan pariwisata sebagai media untuk planet bumi dan semua orang.
mempromosikan praktik berkelanjutan dan Berdasarkan regulasi yang ada pada beberapa
kehidupan yang lebih sadar di planet bumi. kota, pengembangan kawasan pariwisata tetap
Dengan kata lain, semakin banyak, pelancong mempertahankan yang ada dan membatasi serta
yang menggunakan perjalanan untuk menemukan mengendalikan dengan ketat pengembangan baru
kembali jati diri dan dunia tempat tinggal. di wilayah yang sudah direncanakan. Disatu sisi
Banyaknya wisatawan internasional melintasi pada setiap kota besar di negara berkembang

Copyright ©2020 Paulus Bawole. This is an open access article distributed the Creative Commons Attribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
121
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

seperti Indonesia berkembang juga permukiman pengetahuan lokal, tidak hanya dari pemimpin
kumuh yang dihuni masyarakat berpenghasilan masyarakat melainkan dari semua anggota
rendah yang sering kali dikenal sebagai masyarakat, pria dan wanita, berpendidikan dan
permukiman kampung kota. Permukiman tidak berpendidikan. Keadaan ini merupakan
kampung kota berkembang secara spontan tanpa pengetahuan lokal yang kemudian dimanfaatkan
ada perencanaan. Akibatnya pada pada sebagai dasar diskusi di forum komunitas tentang
permukiman kampung kota tersebut terjadi tantangan yang dihadapi masyarakat dan potensi
degradasi lingkungan yang membuat kawasan yang dimiliki masyarakat. Penelitian ini akan
permukiman menjadi termarjinalkan. Karena berbagi pengalaman bagaimana memberdayakan
kondisi permukiman kampung kota di beberapa masyarakat dalam permukiman kampung kota
kota di Indonesia semakin berkembang, maka untuk mengembangkan wilayah permukiman
banyak program yang diinisiasi oleh pemerintah menjadi tujuan wisata minat khusus.
maupun Lembaga Swadaya Manusia yang Pariwisata telah tumbuh dan berkembang
berusaha meningkatkan kwalitas lingkungan selama bertahun-tahun, begitu pula dengan para
permukiman kampung kota dengan berusaha wisatawannya. Saat ini, wisatawan yang
melakukan pemberdayaan pada masyarakat yang mempunyai pengalaman cukup berharap lebih
tinggal di dalamnya. dari hanya sekadar perjalanan liburan. Wisatawan
Secara umum masyarakat yang tinggal di mencari pengalaman yang lebih bermakna yang
pemukiman kampung kota memiliki kekuatan berkontribusi terhadap tingkat pengetahuan
sosial yang sedikit lemah, lebih sedikit sumber wisatawan saat ini. Para wisatawan berpendapat
daya ekonomi dan kapasitas fisik untuk bertahan bahwa pariwisata minat khusus merupakan
dan berjuang hidup di kota. Masyarakat kampung penyediaan liburan yang disesuaikan dan
kota harus kreatif dalam memanfaatkan fasilitas pengalaman rekreasi yang digerakkan oleh minat
infrastruktur yang sangat minim pada wilayah khusus individu dan kelompok. Seorang turis
perumahan tempat tinggal (Paulus Bawole et al. minat khusus memilih untuk terlibat dengan
2015). Strategi Neighborhood Development produk atau layanan yang memuaskan minat dan
merupakan proses perbaikan untuk kebutuhan tertentu, sehingga Special Interest
menyelesaikan masalah kampung kota yang Tourism (SIT) adalah pariwisata yang dilakukan
berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui karena alasan yang berbeda dan spesifik. Pelbagai
pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, bentuk pariwisata dapat dijelaskan dengan
pendekatan yang dilakukan melalui pembelajaran bantuan diagram berikut:

Gambar 1. Diagram aktivitas pariwisata yang menunjukkan pembagian kategori wisata dan alternatif
pengembangannya
Sumber: (Gogoi 2014)

122
Paulus Bawole:
The development of urban kampong as one the alternatives special interest tourism

Saat ini, wisata minat khusus adalah salah satu beberapa teori yang berkaitan dengan strategi
daerah dengan pertumbuhan tercepat dalam pengembangan kampung perkotaan dan
industri pariwisata. Ini terdiri dari pelbagai pengembangan wisata minat khusus juga dicatat
kegiatan pariwisata yang berbeda dari produk dengan cermat. Setelah proses mengeksplorasi
wisata tradisional lainnya, menunjukkan bahwa data sekunder dan teori-teori pendukung
wisatawan mulai menuntut pengalaman liburan dipelajari, langkah selanjutnya adalah melakukan
yang lebih bervariasi dan merangsang. Pemasok pengamatan lapangan. Proses ini merupakan
pariwisata juga terus-menerus berinovasi untuk bagian penting dari penelitian ini, karena banyak
membedakan diri dari pesaing dan menonjol di temuan yang diperoleh pada laporan tersebut
pasar. Sebagai akibatnya, konsep-konsep baru kemudian dipadukan dengan data sekunder.
seperti wisata luar angkasa, wisata olah raga, Setelah itu proses analisis dilakukan pada hasil
wisata anggur, pariwisata alpine, dan lain lapangan akan pengamatan yang telah dilakukan
sebagainya muncul serta menjadi sangat populer di beberapa kampung kota yang dikembangkan
di kalangan wisatawan yang mengharapkan menjadi kawasan pariwisata minat khusus.
sesuatu yang lebih dari sekadar perjalanan liburan Berdasarkan hasil analisis, beberapa kesimpulan
biasa. Stebbin dalam artikelnya menjabarkan dapat ditarik tentang pemukiman kampung
tentang pentingmya manfaat yang bertahan lama perkotaan yang dikembangkan menjadi kawasan
(durable benefits) dalam Destinasi Wisata Minat wisata minat khusus.
Khusus (SIT). Dengan demikian keberlanjutan
dari destinasi Special Interest Tourism (SIT)
dapat dipelihara dengan baik (Stebbins 1996). Temuan dan pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pemberdayaan masyarakat kampung Meskipun pemerintah sering kali menganggap
kota dapat menstimulan masyarakat untuk pemukiman bantaran sungai sebagai permukiman
mengembangkan permukiman kampung kota ilegal, masyarakat miskin dapat menunjukkan
menjadi salah satu alternatif tujuan wisata minat kecerdikannya yang luar biasa dalam
khusus (Special Interest Tourism). Selain itu, mengembangkan lingkungan permukiman
penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantaran sungai. Dengan segala keterbatasannya,
pengetahuan tentang kemungkinan masyarakat bantaran sungai mengatur ruang
mengembangkan kawasan permukiman kumuh terbuka dan konstruksi rumah dengan material
yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata sederhana (Hardoy and Satterthwaite 1989) dan
minat khusus sesuai dengan potensi yang dimiliki material dari aliran sungai (Lake, Rayawulan, and
oleh masyarakat dan permukiman tempat tinggal. Arakian 2018). Pernyataan di atas dapat
dimengerti, karena jika seseorang dipaksa oleh
situasi yang buruk dalam hidupnya, maka secara
Metode penelitian otomatis kekuatannya akan muncul dan dia akan
menghadapi masalah tersebut dengan semua
Secara umum, penelitian ini menggunakan kreativitas yang dia miliki (Chang and Bawole
kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. 2017). Orang-orang di permukiman informal
Metode kualitatif dilakukan dengan secara memiliki kemampuan terbatas dan situasi
langsung melakukan pengamatan di lapangan kehidupan yang buruk sehingg terpaksa untuk
dengan melakukan wawancara dengan kreatif dalam mengembangkan dan menangani
masyarakat sambil mengamati kualitas masalah permukiman.
lingkungan perumahan urban kampung di Menurut peraturan tertulis, Pemerintah
sepanjang bantaran sungai yang melewati kota Indonesia akan membantu orang miskin agar
Yogyakarta. Sedangkan metode kuantitatif berjuang untuk hidup layak di permukimannya.
cenderung menggunakan data sekunder yang Perhatian pemerintah terhadap orang miskin
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat dilihat dalam Undang-Undang Dasar
Proses penelitian dimulai dengan mempelajari Negara Republik Indonesia Tahun 1945
data sekunder dan beberapa teori yang berkaitan (Pemerintah Republik Indonesia 1997). Jelas
dengan pemukiman dan pariwisata. Pada tahap ini tertulis dalam Pasal 34 UUD 1945 bahwa orang
beberapa catatan tentang informasi diperoleh dari miskin atau yang membutuhkan dan anak-anak
data sekunder tentang kota Yogyakarta. Selain itu, terlantar akan dilindungi oleh pemerintah. Selain

123
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

itu, dalam amandemen UUD 1945, pasal 28A sirkulasi atau jalur harus ditingkatkan kualitasnya
sampai 28J, dibuat pada tahun 2000 tertulis selangkah demi selangkah dengan strategi
dengan jelas bahwa hak asasi manusia dilindungi pengembangan swadaya (Ribbeck 2002).
dan diangkat sebagai dasar untuk membuat Untuk memahami kegiatan kaum miskin di
peraturan pemerintah lainnya (Pemerintah ruang arsitektur di pemukiman spontan sangat
Republik Indonesia 1997). Dengan demikian berguna untuk mengatur strategi pembangunan
Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian berdasarkan karakter populasi.
kepada orang miskin, yang tinggal di daerah Mempertimbangkan situasi ekonomi orang-orang
pedesaan dan perkotaan. Karena orang miskin di berpenghasilan rendah yang tinggal di
daerah perkotaan tinggal di permukiman permukiman informal, dapat dimengerti bahwa
informal, pemerintah selalu berusaha membantu masyarakat miskin adalah pekerja keras, yang
masyarakat mengembangkan banyak rumah gigih dalam mencari kebutuhan dasar kehidupan
untuk orang miskin. bagi keluarganya (Nierman 2005). Tidak hanya
Berdasarkan pengamatan di beberapa daerah suami bekerja di sektor informal, tetapi juga istri
permukiman kampung kota, masalah mulai bekerja untuk membantu suami untuk
muncul ketika pemerintah daerah menganggap meningkatkan pendapatan keluarga.
pemukiman kampung kota sebagai citra buruk Ketergantungan masyarakat miskin pada
kota yang harus dihilangkan. Pada kenyataannya keramaian dan hiruk pikuk pusat kota sangat kuat,
permukiman kampung kota telah dikembangkan karena di wilayah itu masyarakat miskin dapat
hingga generasi kedua atau lebih dari 20 tahun. memperoleh penghasilan untuk kehidupan sehari-
Keberadaan kampung kota berakar di daerah hari.
pemukiman itu secara sosial budaya, ekonomi, Sisi positif yang dapat dilihat pada masyarakat
bahkan psikologis (Wardhani 2017). Dengan kampung kota adalah modal sosial yang begitu
menghilangkan permukiman, di satu sisi kental untuk melakukan kerja sama yang dikenal
pemerintah daerah berusaha mempercantik dengan gotong royong. Selain itu hampir semua
kawasan berdasarkan konsep keindahan yang masyarakat yang tinggal di kampung kota adalah
diidealkan oleh perencana kota dan arsitek yang pekerja keras yang berusaha mencari nafkah
bekerja dengan Pemerintah Daerah. Di sisi lain, untuk kehidupan sehari-hari keluarganya. Dari
Pemerintah Daerah secara tidak langsung kedua aspek possitif di atas ditambah dengan
merangsang munculnya permukiman informal di keunikan permukiman dan ruang luar yang
daerah lain. Karena masyarakat miskin di terbentuk secara spontan, potensi untuk
kampung kota yang tergusur tidak mampu mengembangkan sebagai daerah tujuan wisata
membeli rumah yang dibangun secara formal, minat khusus sangat memungkin dilaksnaakan
maka masyarakat miskin akan mencari daerah pada permukiman kampung kota.
kosong lain di pusat kota sebagai tempat Pada akhir-akhir ini kampung wisata banyak
membangun pondok informal yang baru (United berkembang pada beberapa wilayah di pedesaan
Nations 2015). dan daerah peri-peri perkotaan (sub urban areas).
Bentuk ruang publik di pemukiman kampung Pada umumnya daerah yang dikembangkan
kota dapat dilihat sebagai bentuk spasial dan jalur menjadi destinasi wisata mempunyai kareakter
jalan di mana banyak orang melakukan kegiatan unik yang dapat dijual pada para pelancong baik
sehari-hari. Setelah menemukan bentuk spasial dari mancanegara maupun domestik. Menarik
aktif yang digunakan untuk kegiatan populasi, mengamati bagaimana kampung Sosrowijayan
ruang tersebut akan diidentifikasi dan kemudian dapat berkembang secara spontan menjadi
digunakan sebagai pola rencana pembangunan destinasi wisata yang memberikan pelayanan
untuk program revitalisasi permukiman spontan. akomodasi dan konsumsi pada para wisatawan
Ruang terbuka aktif dipilih karena merupakan domestic maupun mancanegara. Berdasarkan
tempat yang digunakan sebagai pusat kegiatan penelitian Permatasari dan Wahyono daya tarik
manusia di dalam pemukiman (Sarwadi and kawasan Sosrowijayan terbentuk dengan
Wibisono 2013). Sirkulasi yang menghubungkan parameter seperti berikut (Permatasari and
ruang terbuka yang tersedia harus dianggap Whayono 2017):
sebagai pola sekunder pemukiman, karena pola a. Lokasi strategis;
utama pemukiman sebagian besar adalah pola b. Suasana;
linear mengikuti sungai atau jalan utama. Setelah c. Sosial Budaya;
itu, rumah-rumah yang dibangun di sepanjang d. Restoran;

124
Paulus Bawole:
The development of urban kampong as one the alternatives special interest tourism

e. Transportasi;
f. Jasa Akomodasi;
g. Aktivitas Pendukung.
Berdasarkan parameter tersebut terlihat bahwa
suatu kampung dapat berkembang menjadi suatu
kawasan yang dapat menjadi destinasi wisata
minta khusus harus mempunyai kekuatan yang
dapat menarik wisatawan.
Wisata minat khusus terdiri dari pelbagai
bentuk perjalanan minat khusus yang dimiliki dan
dikenal sebagai ceruk pasar selama bertahun-
tahun dan mendapatkan popularitas di kalangan
aktor industri pariwisata. Meskipun tidak ada Gambar 2. Wisatawan relawan (mahasiswa) dari
batasan untuk ceruk pasar ini beberapa dari Australia melakukan kegiatan wisata di Selandia Batu
kampung kota menjadi lebih berkelanjutan dan bersama masyarakat lokal
dianggap kategori wisata minat khusus (Kruja and Sumber: (UNWTO 2011)
Gjyrezi 2011). Deskripsi singkat untuk beberapa
kampung kota diantaranya adalah: Dari pengalaman mahasiswa Australia yang
a. Wisata petualangan; melakukan wisata relawan ke Selandia Baru
b. Wisata Pedesaan; menunjukkan bahwa setelah mahasiswa kembali,
c. Wisata budaya; para relawan wisatawan melihat pelbagai hal
d. Wisata religius; dalam "cahaya yang sama sekali berbeda".
e. Ekowisata; Mahasiswa melaporkan bahwa telah mengalami
f. Wisata kuliner; perubahan nilai untuk keluarga, harta benda dan
g. Wisata margasatwa; kehidupan manusia. Untuk mengalami perubahan
h. Wisata warisan; ini, para relawan perlu dihadapkan pada
i. Wisata medis. pengalaman negatif untuk mendapatkan
Dari beberapa katagori yang dijelaskan di atas perspektif baru tentang kehidupan. Pengalaman
wisata budaya merupakan katagori yang paling negatif ini termasuk menghadapi kemiskinan dan
sesuai untuk pengembangan wisata minat khusus perbedaan dalam sifat materialistis dari
di kampung kota. Pemahaman wisata budaya kehidupan alami di dalam rumah dan budaya-
sendiri dapat diartikan: “Wisata budaya adalah budaya lokal (UNWTO 2011).
genre wisata minat khusus berdasarkan mencari
dan berpartisipasi dalam pengalaman budaya baru Perkembangan kampung kota
dan mendalam, baik estetika, intelektual, Perkembangan sebuah kota tidak terlepas dari
emosional, atau psikologis.” Definisi ini semakin banyaknya penduduk kota, baik yang
mencakup pelbagai bentuk budaya, termasuk disebabkan oleh urbanisasi maupun proses
sejarah, agama, seni, arsitektur, dan elemen kelahiran secara alami. Karena populasinya
lainnya yang telah berkontribusi dalam meningkat, layanan infrastruktur kota termasuk
pembentukan budaya spesifik dari wilayah yang perumahan dan permukiman akan sangat
dikunjungi. Salah satu contoh wisata minat berkurang. Keadaan ini menyebabkan pemerintah
khusus adalah wisatawan relawan (volunteer daerah melakukan pembangunan di daerahnya
tourism). masing-masing. Pembangunan seperti pelebaran
jalan dan drainase, penambahan jalur jalan
bermotor, pengembangan kawasan perumahan,
pembangunan fasilitas hiburan untuk melayani
penduduk semakin meningkat jumlahnya
(Bawole 2019).
Secara umum, orang yang tinggal di kota
dapat dikelompokkan menjadi komunitas
berpenghasilan tinggi, menengah dan rendah.
Bagi orang-orang berpenghasilan menengah dan
atas, tidak memiliki masalah dengan tempat
tinggal, karena dengan uang yang dimiliki

125
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

masyarakat kota dapat membeli rumah di Pada gambar 3 di atas diberikan contoh
perumahan formal. Sementara orang-orang program slum upgrading yang diimplementasikan
berpenghasilan rendah, terutama masyarakat yang di Barzilia. Pada saat awal permukiman
berasal dari komunitas akar rumput, bekerja masyarakat marjinal terlihat kumuh di sepanjang
seharian hanya untuk kecukupan makan bersama tepi sungai. Setelah program slum upgrading
keluarga. Dengan demikian, masyarakat diimplementasikan terlihat perubahan kwalias
menengah kebawah tidak dapat menyimpan uang lingkungan di sekitar permukiman yang menjadi
untuk membeli rumah pada perumahan formal. lebih baik.
Akibatnya, masyarakat menengah kebawah Migrasi orang dari desa ke kota telah
menyewa rumah dengan harga murah di daerah berkontribusi pada kekurangan perumahan di
pemukiman kampung kota/kawasan kumuh atau dalam kota. Pemerintah Daerah tidak dapat
membangun gubuk secara gratis di tanah kosong mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan
di tengah kota yang belum dimanfaatkan seperti perumahan, karena perkembangan jumlah
di sepanjang tepi sungai, sepanjang rel kereta api, pergerakan penduduk yang relatif besar.
di area pemakaman umum atau ruang kosong di Mayoritas penduduk yang pindah dari daerah
belakang area perbelanjaan (Delfiati and Bawole pedesaan ke kota cenderung miskin dan tidak
2017). Di Indonesia pemukiman spontan dengan mampu bersaing untuk mendapatkan tanah dan
kualitas lingkungan yang buruk dikenal sebagai perumahan yang berkualitas baik. Masyarakat
Perkampungan kampung kota atau Favela di miskin dipaksa untuk menerima akomodasi di
Brazilia, Gecekondo di Turki, Barong-Barong di bawah standar atau mencari solusi yang relatif
Filipina, Barriadas di Peru, Shanty Town di India, gratis seperti menempati tanah ilegal. Ada banyak
dan lain-lain. Fenomena di atas adalah fenomena jenis permukiman kumuh yang berkembang di
umum yang terjadi pada pengembangan kota-kota daerah perkotaan di negara berkembang.
di negara berkembang (Bawole 2018). Mengenai pengembangan permukiman
masyarakat marjinal di perkotaan, banyak ahli
telah melakukan penelitian dan pengamatan di
daerah kumuh dan memberikan pendapat tentang
proses pembangunan. Deskripsi perkembangan
bentuk kota di berbagai negara berkembang di
Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang dipelajari
oleh Ribbeck sangat menarik bagi pemahaman
masing-masing negara, karena proses
pembangunan setiap negara adalah cara dan
fenomena terbaik yang akan menentukan
perkembangan kota dapat dilihat sekarang
(Ribbeck 2002) Amos Rapoport dalam artikelnya
Parada Lucas, sebelum ditata Gambar 3 "The Use and Design of Open Spaces in Urban
Neighborhoods" yang diterbitkan dalam jurnal
"The Quality of Urban Life: Social, pp. 159 - 176"
mengatakan bahwa masyarakat berpenghasilan
rendah yang tinggal di sepanjang aliran sungai
yang mengalir di tengah kota sering membangun
rumah secara spontan (Rapoport 2013). Dan itu
berarti infrastruktur yang dibangun di sekitarnya
disesuaikan dengan kebutuhan dasar masyarakat
bantaran sungai. Komunitas dari lapisan sosial
yang rendah ini telah berhasil membentuk
lingkungan khas yang memiliki konsep khusus
Parada Lucas, sesudah ditata berdasarkan kebersamaan antara lingkungan
Gambar 3. Implementasi program slum upgrading di perumahan ini dan daerah sekitarnya dalam
Brazilia yang mengubah kualitas lingkungan kumuh ruang, waktu, makna dan komunikasi.
Sumber: (WHO & UN Habitat 204AD) Di beberapa kota di Indonesia, pengembangan
wilayah kampung kota cukup tinggi, terutama
berkembang di daerah sepanjang tepi sungai dan

126
Paulus Bawole:
The development of urban kampong as one the alternatives special interest tourism

di sekitar kawasan business. Di daerah sepanjang Keadaan permukiman sebelum upgrading


tepi sungai inilah banyak daerah kumuh
berkembang dengan kualitas lingkungan yang
buruk (Lake, Rayawulan, and Arakian 2018).
Namun, permukiman kampung perkotaan yang
berkembang di Indonesia seperti di kota
Yogyakarta memiliki potensi baik dalam hal
lingkungan alamnya maupun dalah aspek sosial-
budaya masyarakatnya (Purbadi and Lake 2019).
Sesuai dengan ide Rapoport bahwa setiap
permukiman di tepi sungai yang melewati kota
akan memiliki karakter khusus dan rasa
kebersamaan masyarakat sangat tinggi.
Berdasarkan potensi ini, masyarakat di beberapa
daerah memiliki inisiatif untuk mengembangkan
kawasan perumahan menjadi kawasan Wisata
Minat Khusus. Beberapa contoh pengembangan
permukiman kampung kota yang dapat
dikembangkan menjadi tujuan wisata minat
khusus dapat dilihat pada gambar 4. Pada contoh
kasus tersebut dapat terlihat bagaiamana
masyarakat yang dibantu oleh para fasilitator
yang dikontrak oleh pemerintah melakukan
perbaikan-perbaikan fisik permukiman, sehingga
memungkinkan untuk dikembangan menjadi
tujuan wisata minat khusus yang terkait dengan
melihat budaya dan kehidupan masyarakat
kampung kota yang penuh dengan dinamika
kehidupan. Kampung Warna-warni Teluk Seribu
Kota Balikpapan adalah salah satu wujud
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan
kampung wisata (Mahagarmitha 2018); upaya
pelestarian Desa Hilinawalo Mazino di
Kepulauan Nias sebagai kampung wisata juga
bagian dari kolaborasi pemerintah dan
masyarakat (Harefa 2019).

Keadaan permukiman sesudah upgrading


Gambar 4. Perbaikan kampung kota di wilayah Sukun,
kota Malang yang berusaha memperbaiki kualitas
lingkungan permukiman

Pariwisata minat khusus


Kegiatan wisata minat khusus menggantikan
tipe liburan tradisional 'laut, pasir dan matahari'
bagi banyak orang. Sebagai contoh berkisar mulai
Gambar 4. Kampung Warna-warni Teluk Seribu, Kota
Balikpapan (Mahagarmitha 2018) dari melukis pada saat akhir pekan di Dales,
hingga bekerja sebagai konservasi sukarela di

127
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

bagian terpencil dunia. Sebagian besar jenis pasar abu-abu, pasar kaum muda, pasar keluarga,
wisata tersedia disepanjang tahun, di suatu kelompok yang dapat diidentifikasi lainnya.
tempat, melalui pelbagai penyedia, yang sekarang 3. Memahami daya tarik dan motivasi wisata
dapat menjangkau pasarnya melalui internet. minat khusus bagi pelanggan.
Pertumbuhan dan keanekaragaman memberikan Perbandingan:
dimensi yang menarik untuk berbagai produk Lokasi dan fitur - Inggris, Eropa, seluruh
wisata yang ditawarkan. dunia misalnya buatan manusia, alami, menarik,
Dalam diskusi ini para pemerhati akan terpencil, perkotaan, populer, spektakuler, novel,
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman berbahaya; cuaca; fasilitas yang menyenangkan
tentang evolusi khusus pariwisata yang menarik misalnya ski, pendakian, berlayar, sampan, rakit,
dan sifat penyedianya, rangkaian produknya, dan pemandangan; sosial; berbagai kenyamanan;
keanekaragamann pelanggannya. Pemerhati akan tingkat tantangan
mengeksplorasi faktor kompetitif, daya tarik, dan Motivasi:
motivasi wisatawan yang mengambil ‘paket’nya, Intrinsik misalnya sensasi, tantangan,
dan menyelidiki kebutuhan manajemen yang peningkatan keterampilan, melarikan diri,
kompleks dan isu-isu yang memengaruhi operasi penemuan, relaksasi, kesehatan, terapi; ekstrinsik
dan pengirimannya. Untuk memahami pariwisata misalnya, status, gambar, kebaruan;
minat khusus beberapa hal akan dijelaskan secara keberlanjutan; tipe kepribadian; metode
singkat pada poin-poin di bawah ini: stimulasi/promosi; harga; musiman; sosial
1. Memahami karakter alami dan pengembangan budaya dan pengaruh ekonomi; modernisasi.
pariwisata minat khusus 4. Memahami kebutuhan manajemen dan isu-isu
Karakter alami: pariwisata minat khusus
Penyediaan peluang pasar, maksud dan tujuan Manajemen:
misalnya aktif/kreatif, sosial, pendidikan, Pertimbangan misalnya paket menarik yang
penemuan, hobi, tantangan/kegembiraan dan menguntungkan, pendekatan tersegmentasi,
relaksasi atau kesehatan dan terapi; 'mosaik' logistik, dukungan dan pemilihan pemimpin dan
ketentuan dan diferensiasi produk dan jenis perwakilan, 'sesuai' dengan rencana lokal, akses,
wisata. visa, izin dan lisensi, asuransi, akomodasi, level,
Pengembangan: kualitas peralatan, peraturan dan undang-undang,
Faktor-faktor yang memfasilitasi rencana darurat, memastikan kepuasan dan
pertumbuhan misalnya globalisasi, transportasi, evaluasi pelanggan, sebagai penghubung
pendapatan yang dapat dibuang; diversifikasi organisasi.
pasar dan persaingan antara penyedia dan tujuan Isu-isu:
misalnya fiture buatan manusia yang baru, lokasi Kesehatan, keselamatan dan keamanan;
terpencil, atraksi kota misalnya regenerasi, fitur penilaian resiko; dampak sosial budaya misalnya
alami; infrastruktur yang ditingkatkan; bergeser pendidikan dan kesadaran/penghormatan budaya,
jauh dari keinginan/paket wisata tradisional; kode praktik, kepekaan budaya, eksploitasi,
peran internet; sosial tren. kejahatan, efek demonstrasi, bahasa; dampak
2. Memahami bagaimana pariwisata minat lingkungan misalnya prinsip ekowisata,
khusus bisa sesuai dengan pelanggan, produk perlindungan, konservasi, keberlanjutan; dampak
dan jasa. ekonomi misalnya efek berganda, pekerjaan.
Rentang:
Klasifikasi produk dan layanan/jasa misalnya. Kampung kota sebagai tujuan wisata
Pertemuan sosial pasif, kegiatan di luar ruangan, Dari uraian yang diberikan pada bagian
kegiatan petualangan, acara-acara budaya, paket sebelumnya jelas terlihat bahwa pariwisata minat
multi-tinggal, wisata arkeologi, kompetisi khusus atau special interest tourism disajikan
olahraga, kursus bahasa, perjalanan pendidikan, dengan pelbagai bentuk alternatif. Penawaran
hobi dan minat, spektatorisme; klasifikasi diberikan bergantung pada potensi yang dimiliki
lingkungan di atas atau di bawah air, di atau di oleh daerah, yang mungkin memiliki banyak
bawah tanah, di udara, pedesaan, perkotaan, hutan variasi yang ditawarkan. Oleh karena itu,
belantara, sportscapes. pariwisata minat khusus tampaknya merupakan
Keragaman: jenis pariwisata yang dapat menawarkan banyak
Klasifikasi jenis wisata misalnya kelompok, peluang dan oleh karena itu dapat dikembangkan
individu, tim, klub; tipe psikografis/demografis;

128
Paulus Bawole:
The development of urban kampong as one the alternatives special interest tourism

sejalan dengan preferensi wisatawan yang pada gambar 6. Keterlibatan seluruh partisipan
memilih pariwisata minat khusus. dalam keseluruhan proses perencanaan dan desain
Hal ini penting untuk dicatat bahwa pemilihan di kota Yogyakarta secara berkelanjutan.
dan pengelompokan semacam ini akan
memasukkan hal yang tumpang tindih dan
kelalaian yang secara agregat tidak akan Kesimpulan
mengganggu asumsi tentang cakupan pariwisata
minat khusus. Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan
pada beberapa bagian sebelumnya didapatkan
beberapa kesimpulan yang bermanfaat untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat
berpenghasilan rendah di permukiman kampong
kota dan mengembangkan permukiman tersebut
menjadi Destinasi Wisata Minat Khusus di kota –
kota besar di Indonesia. Kesimpulan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Tujuan
Wisata Minat Khusus dapat diimplementasikan
dengan baik pada permukiman kampung kota,
jika strategi implementasinya didasarkan pada
tanggung jawab satu generasi ke generasi
berikutnya dan saling berketergantungan antara
sistem sosial, ekonomi, dan ekologis; (2)
Gambar 6. Pengembangan kampung kota di Kelurahan Pengembangan permukiman informal untuk
Ngampilan, Yogyakarta yang akan dimanfaatkan oleh meningkatkan kualitas lingkungan agar dapat
masyarakat menjadi kawasan minta khusus produk menjadi layak untuk Tujuan Wisata Minat
bakpia Khusus, jika total strategi partisipatif dan program
Sumbe: Dokumentasi paparan KMP-Program Kota pemberdayaan diimplementasikan dengan hati-
Tanpa Kumuh, 2016
hati; (3) Jika penduduk terlibat dalam seluruh
proses pembangunan di permukiman informal,
Dalam menentukan ruang lingkup Special
program pembangunan dalam meminimalkan
Interest Tourism (SIT), dapat mempertimbangkan
risiko bencana alam di permukiman
faktor-faktor berikut:
berpenghasilan rendah akan dapat lebih
1. Komponen minat pada Minat Khusus
berkelanjutan; (4) Kelompok masyarakat lokal
Pariwisata selalu menjadi penentu utama;
harus memiliki kesempatan untuk memengaruhi
2. Pengalaman total bagi para wisatawan
keputusan dan mengelola sumber daya untuk
mencakup minat tertentu dan lebih dari
membantu mengurangi kerentanan masyarakat
sekadar berfokus padanya;
terhadap bencana dan mengatasi risiko, karena
3. Keputusan untuk mengunjungi tujuan yang
masyarakat lebih tahu wilayah perumahan tempat
terutama dipandu oleh visi minat dan zat
tinggalnya; (5) Kesadaran publik sangat penting
tambahan selalu meningkatkan ketegasan
untuk menyampaikan manfaat pengalaman
keputusan ini.
terhadap kerentanan masyarakat dalam hal yang
Dengan demikian ruang lingkup Special
keterkaitan dengan persepsi kebutuhan lokal.
Interest Tourism (SIT) bervariasi dari tujuan ke
tujuan. Dalam mengembangkan dan merancang
tujuan, SIT tampaknya menikmati keunggulan di
atas yang lain. Untuk alasan ini Special Interest Referensi
Tourism (SIT) adalah motivator utama dan
motivator paralel. Untuk Special Interest Tourism Bawole, Paulus. 2018. ‘Community
(SIT) Kampung Kota di Yogyakarta ada beberapa Empowerment Strategy by Sustainable Built
daerah yang saat ini sedang berkembang. Hal Environment Planning in Urban Kampong’. In
yang menarik tentang proses pengembangan IOP Conference Series: Earth and
Special Interest Tourism (SIT) adalah strategi Environmental Science, Friendly City 4 ‘From
koloborasi antara masyarakat, pemerintah dan Research to Implementation For Better
pemerhati kampung wisata, yang dapat dilihat Sustainability’, 1–7. Medan: IOP Publishing.

129
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

https://doi.org/10.1088/1755- Airmata Di Bantaran Kali Kaca Kota


1315/126/1/012083. Kupang’. In Seminar Nasional Riset Dan
———. 2019. ‘Meningkatkan Kapabilitas Teknologi Terapan 8, 8:TA28-36. Surabaya:
Masyarakat Melalui Proses Pembangunan Universitas Katolik Widya Mandala
Infrastruktur Kampung Kota Di Yogyakarta’. Surabaya.
Media Matrasain 16 (1): 49–63. https://doi.org/10.5281/zenodo.1445814.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/ar Mahagarmitha, Rilia Rigina. 2018. ‘Partisipasi
ticle/view/25284/24976. Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung
Chang, Ludovino, and Paulus Bawole. 2017. Warna-Warni Teluk Seribu Kota Balikpapan’.
‘Penataan PKL Informal Untuk Mewujudkan ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur 3 (1): 47–
Fungsi Ruang Publik Di Kawasan 56. https://doi.org/10.30822/arteks.v3i1.54.
Perdagangan Pada Ruas Jalan Circunvalacao Nierman, Manfred. 2005. Armutbekämpfung in
Acadiru Hun Dili’. Media Matrasain 14 (2): Städten. Eschborn: GTZ GmbH.
30–40. Paulus Bawole, Puspitasri Darsono, Eko Agus
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmm/ar Prawoto, and Winta Guspara. 2015. ‘The
ticle/view/16605/16104. Development of Low-Income Settlement by
Delfiati, Sriana, and Paulus Bawole. 2017. Community Driven Strategy and Introducing
‘Pengaruh Faktor Pembentuk Ruang Pada Batik Home Industry’. Journal of US-China
Tipologi Ruang Luar Di Kampung Notoyudan Public Administration 12 (11): 876–89.
RW 25 Dan Kampung Pakuncen RW 8, Kota https://doi.org/10.17265/1548-
Yogyakarta’. Sabua : Jurnal Lingkungan 6591/2015.11.004.
Binaan Dan Arsitektur 8 (3): 1–10. Pemerintah Republik Indonesia. 1997. ‘Undang
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/SABU Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang
A/article/view/18919/18468. Pengelolaan Lingkungan Hidup’. Lembaran
Gogoi, Deborshee. 2014. ‘A Conceptual Negara Republik Indonesia 1997.
Framework of Photographic Tourism’. Permatasari, Riska Ardelia, and Hadi Whayono.
IMPACT: International Journal of Research 2017. ‘Daya Tarik Kawasan Sosrowijayan,
in Applied Natural and Social Sciences 2 (8): Yogyakarta Sebagai Kampung Wisata Bagi
109–14. Wisatawan Mancanegara’. Jurnal
https://www.researchgate.net/profile/Deborsh Pengembangan Kota 5 (1): 9–16.
ee_Gogoi/publication/335868225_Impact_Fa https://doi.org/10.14710/jpk.5.1.9-16.
ctorJCC_14507_- Purbadi, Yohanes Djarot, and Reginaldo
_A_CONCEPTUAL_FRAMEWORK_OF_P Christophori Lake. 2019. ‘Konsep Kampung-
HOTOGRAPHIC_TOURISM_DEBORSHE Wisata Sejahtera, Kreatif, Cerdas Dan Lestari
E_GOGOI/links/5d80fa7aa6fdcc12cb96f487/ Berkelanjutan’. EMARA: Indonesian Journal
Impact-FactorJCC-14507-A- of Architecture 5 (1): 12–23.
CONCEPTUAL-FRAMEWORK-OF- https://doi.org/10.29080/eija.v5i1.641.
PHOTOGRAPHIC. Rapoport, Amos. 2013. ‘The Use and Design of
Hardoy, Jorge E., and David Satterthwaite. 1989. Open Spaces in Urban Neighborhoods’. In
Squatter Citizen: Life in the Urban Third Quality of Urban Life: Social, Psychological,
World. Urban. London: Earthscan. and Physical Conditions, edited by Dieter
Harefa, Anugerah Septiaman. 2019. ‘Pelestarian Frick, Hans W. Hoefert, Heiner Legewie,
Desa Hilinawalo Mazino Di Kepulauan Nias Rainer Mackensen, and Rainer K. Silbereisen,
Sebagai Destinasi Wisata’. ARTEKS : Jurnal 159–76. Walter de Gruyter GmbH.
Teknik Arsitektur 4 (1): 57–62. https://doi.org/10.1515/9783110884968.159.
https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.79. Ribbeck, Eckhart. 2002. Die Informelle Moderne
Kruja, Drita, and Albana Gjyrezi. 2011. ‘The - Spontanes Bauen in Mexiko-Stadt ‘Informal
Special Interest Tourism Development and the Modernism - Spontaneous Building in
Small Regions’. Turizam 5 (2). Mexico-City’. Heidelberg: Awf-Verlag.
https://doi.org/10.5937/turizam1102077k. https://elib.uni-
Lake, Reginaldo Christophori, Robertus M. stuttgart.de/bitstream/11682/35/1/ribbeck.pdf
Rayawulan, and Donatus Arakian. 2018. .
‘“Keberlanjutan Dan Perubahan” Orientasi Sarwadi, Ahmad, and B Wibisono. 2013. ‘Proses
Permukiman, Kajian Fenomena Permukiman Menempati Dan Kecenderungan Penggunaan

130
Paulus Bawole:
The development of urban kampong as one the alternatives special interest tourism

Ruang Pada Area Pedagangan Informal - https://www.e-


Sebuah Kajian Dengan Kasus Pada Area Di unwto.org/doi/pdf/10.18111/9789284415366.
Teiian Selokan Mataram, Dukuh Karangasem, Wardhani, Dyah Kusuma. 2017. ‘Coastal
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Community Participation in Kelurahan
Daerah Istimewa Yogyakarta’. Jurnal Sukolilo, Bulak, Based on Local Economy’.
Arsitektur Dan Perancangan 6 (1). Dimensi 44 (1): 21–28.
Stebbins, Robert A. 1996. ‘Cultural Tourism as https://doi.org/10.9744/dimensi.44.1.21-28.
Serious Leisure’. Annals of Tourism Research WHO & UN Habitat. 204AD. ‘Slum Upgrading,
23 (4): 948–50. https://doi.org/10.1016/0160- Parada Lucas’. Un Habitat for a Better Urban
7383(96)00028-X. Future. 204AD.
United Nations. 2015. ‘Millennium Development https://unhabitat.org/publications.
Goals’. END Poverty. 2015.
https://www.un.org/millenniumgoals/.
UNWTO. 2011. ‘World Tourism Organization
Annual Report 2011’. Madrid, Spain.

131
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5 Issue 1 April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

132

You might also like