You are on page 1of 16

SINERGITAS AKTOR DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA OKURA

DI KELURAHAN TEBING TINGGI OKURA KECAMATAN RUMBAI


PESISIR KOTA PEKANBARU
Oleh : Rakamdani
Rakamdani2605@gmail.com
Pembimbing : Dr. Adianto, S.Sos, M.Si
Jurusan Ilmu Administrasi - Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract
Okura Tourism Village, which the government professes as one of the tourist
attractions in the ordinary city, has been moved to develop the government's locality
tourism village. The purpose of this study was to find out the synergy of actors in the
development of Okura Tourism Village in Tebing Tinggi Okura Village, Rumbai
Pesisir Subdistrict, Pekanbaru City and to find out the factors that inhibited it, the
theory used was Najiati theory, namely two indicators in synergy namely
Communication and Coordination. The method of study used is a qualitative form of
research that accommodates both primary and necessary case studies and data
through interview, observation, and documentation technique. The results showed
that while mutual activism among actors is already underway, state cultural and
tourism agencies and tourism officials have recently been the best because they have
not made relatively rare visits. Limiting factors are facilities and infrastructure,
human resources, and budget. The findings suggest that actors' manners in the
development of the Okura Tourism Village come more frequently and interact
regularly to cooperate in the development of the Okura Tourism Village, provide
volunteer service and training while providing tools and training. a person in the
tourist town of Okura.

* Keywords : Synergy, Actors, Tourism Development and Tourism Village

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 1


1. PENDAHULUAN Penetapan kawasan Desa
1.1 Latar Belakang Wisata bertujuan mendukung program
pemerintah Kota Pekanbaru dalam
Sinergitas merupakan suatu Pembangunan serta Pengembangan
proses dimana interaksi masing- kepawisataan dengan meyediakan
masing aktor menjalankan perannya objek wisata alternatif, dan
dengan koordinasi untuk menghasilkan Mewujudkan pembangunan ekonomi
optimalisasi serta hasil yang lebih berbasiskan ekonomi kerakyatan serta
memuaskan dari kerjasama yang meningkatkan kesejahteraan dan
dibangun. Sehingga sinergi aktor kualitas hidup masyarakat desa,
memberikan hasil yang optimal dengan adanya Desa wisata
dengan menggabungkan atau Pemerintah Kota Pekanbaru
bersinerginya aktor-aktor yang memberikan daya tarik wisata
berkepentingan. Sinergitas juga alternatif bagi masyarakat yang
merupakan kombinasi atau paduan berkunjung di ibu Kota Provinsi Riau,
unsur/bagian yang dapat menghasilkan salah satu bentuk untuk memberikan
keluaran lebih baik dan lebih besar fasilitas serta sarana prasaran
ketika dibangun secara baik bersama penunjang rasa nyaman dan kepuasan
stakeholders yang ada didalamnya. bagi masyarakat yang berlibur di kota
Sinergitas aktor kepentingan Pekanbaru.
dalam pengembangan kepariwisataan Desa wisata adalah suatu
sangat dibutuhkan untuk pencapaian kawasan perdesaan yang menawarkan
yang sangat memuaskan. Dalam hal ini keseluruhan suasana yang
aktor-aktor yang terlibat yaitu mencerminkan keaslian perdesaan baik
Pemerintah, Swasta dan masyarakat dari kehidupan sosial ekonomi, sosial
memiliki tugas serta fungsi sendiri budaya, adat istiadat, keseharian,
untuk perkembangan kepariwisataan memiliki arsitektur bangunan dan
itu sendiri. Dalam hal Pengembangan struktur tata desa yang khas, atau
sektor pariwisata di Kota Pekanbaru kegiatan perekonomian yang unik dan
berdasarkan yang di tetapkan menarik serta mempunyai potensi
Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan untuk di kembangkannya berbagai
dan Pariwisata Pekanbaru Nomor 84 komponen kepariwisataan, misalnya :
tahun 2010, tentang Penetapan atraksi, akomodasi, makanan-
Kawasan Desa wisata Kota Pekanbaru. minuman, dan kebutuhan wisata
Bahwa dalam rangka pengembangan lainnya.
tujuan wisata di kota pekanbaru perlu Hakekatnya eksistensi desa
ditetapkan suatu kawasan ataupun wisata yang ada sekarang ini muncul
tempat yang menjadi objek wisata dan berkembang berdasarkan kegiatan
unggulan yaitu Kelurahan Kampung turun-temurun yang menjadikan
Dalam, Kelurahan Tebing tinggi unggulan desa tersebut. Beberapa hal
Okura, Kelurahan Kampung Bandar, yang menjadikan desa wisata antara
dan Kelurahan Sago. lain:
1. Kerajinan menjadi desa wisata
berbasis kerajinan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 2


2. Seni budaya menjadi desa wisata 2. Kalangan swasta (pelaku usaha /
berbasis seni budaya industri) yaitu Yayasan Wisata
3. Pertanian menjadi desa wisata Dakwah Okura (WDO) dengan
berbasis pertanian sumber daya, modal dan jejaring
4. Peninggalan wali/ tokoh agama yang dimilikinya menjalankan
menjadi desa wisata berbasis ritual peran dan fungsinya sebagai
5. Keindahan alam lingkungan pengembang dan atau pelaksanaan
menjadi desa wisata berbasis pembangunan kegiatan
nuansa alam. kepariwisataan dengan
Kegiatan pembangunan serta menyediakan lahan dan sarana
pengembangan di Kota Pekanbaru prasarana pada Wisata Dakwah
pada penetapan kawasan Desa wisata Okura yaitu tempat wisata Berkuda
salah satu Desa wisatanya ialah Desa dan memanah.
Wisata Okura,dalam hal ini 3. Masyarakat yaitu Pengurus Desa
pengembangan Desa Wisata harus Wisata Okura dan POKDARWIS
berjalan dengan melibatkan berbagai dengan sumber daya yang dimiliki,
aktor kepentingan untuk baik berupa adat, tradisi dan budaya
mempermudah setiap langkah untuk serta kapasitasnya, berperan sebagai
pengembangan Desa Wisata Okura itu, tuan rumah (host), namun juga
sendirisebagai mana hal nya sekaligus memiliki kesempatan
melibatkan peran dari seluruh aktor sebagai pelaku pengembangan
kepeningan yang terkait, kepentingan kepariwisataan sesuai kemampuan
yang dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yang dimilikinya dengan
yaitu : pemerintah, swasta dan menyediakan homestay bagi
masyarakat. Masing-masing aktor pengunjung dan menyediakan
tersebut tidak dapat berdiri sendiri, berbagai tempat makan serta
namun harus saling bersinergitas dan memberikan pertunjukkan budaya
melangkah bersama-sama untuk dan tradisi untuk pengunjung.
mencapai dan mewujudkan tujuan Uraian di atas menjelaskan
serta sasaran yang hendak di capai. bahwa dalam pengembangan Desa
Jabaran dan fungsi masing- Wisata Okura harus saling bersinergi
masing aktor tersebut secara lebih jelas serta berkoordinasi, mulai dari
adalah sebagai berikut : pemerintah, swasta maupun
1. Pemerintah yaitu Dinas masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini
Kebudayaan dan Kepariwisataan pemerintah sudah memberikan
Kota Pekanbaru sesuai dengan penyuluhan kepada masyarakat di
tugas dan kewenangannya Desa Wisata Okura serta
menjalankan peran dan fungsinya mempromosikan Desa Wisata okura
sebagai fasilitator dalam pembuatan namun masyarakat meminta pelatihan
peraturan (regulator) dalam serta bantuan dana untuk mendorong
kegiatan pembangunan perkembangan Desa Wisata itu sendiri
kepariwisataan serta bertugas namun yang dilakukan pihak
mempromosikan objek wisata yang pemerintah hanya memberi
ada khususnya Desa Wisata yang penyuluhan dan tidak ada pelatihan
ada di Kota Pekanbaru

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 3


dan bantuan dana yang sangat Kepariwisataan (Pemerintah) untuk
masyarakat butuhkan. berkoordinas satu sama lain dalam
Swasta sebagai pihak yang pengembangan Desa Wisata Okura,
memfasilitasi tempat serta sarana dan mulai dari mempromosikan Desa
prasaranan di Desa Wisata Okura Wisata, Penyuluhan, serta dalam
kurang memiliki kepercayaan terhadap berbagai hal yang di butuhkan untuk
pemerintah yaitu Dinas Kebudayaan mengembangankan Desa Wisata yang
dan Kepariwisataan Kota Pekanbaru dilakukan maupun kendala yang
karena kurangnya dukungan dari pihak dihadapi, namun setiap aktor yang
pemerintah untuk pihak swasta itu terkait belum bekerja secara maksimal
sendiri, kemudian pihak swasta juga karena masih banyaknya kendala yang
kurang percaya akan kemampuan ditemukan sehingga Desa Wisata
masyarakat di Desa Wiata Okura urung berkembang padahal cukup
untuk bekerja sama dengan pihak banyak potensi serta daya tarik yang
swasta di karena kan kurangnya dapat dikembangkan di Desa Wisata
kemampuan dalam hal kepariwisataan Okura itu sendiri..
yang harusnya sebagai modal awal
bagi masyarakat untuk turut membantu 1.2Rumusan Masalah
dalam pengembangan Desa wisata
Berdasarkan latar belakang masalah
yang mereka dapat dari pelatihan yang
yang telah penulis uraikan diatas,
di adakan oleh pihak pemerintah. Oleh
maka yang menjadi pokok
karena itu dalam rangka kegiatan
permasalahan dalam penelitian ini
pembangunan serta pengembangan
adalah:
kepariwisataan dan mendukung
keberhasilannya, maka setiap upaya 1. Bagaimana sinergitas aktor dalam
atau program pembangunan yang pengembangan Desa Wisata
dilaksanakan harus memperhatikan Okura, di Kelurahan Tebing Tinggi
posisi, potensi dan peran masyarakat Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir,
sebagai subjek atau pelaku Kota Pekanbaru?
pengembangan. Namun pemerintah 2. Apa faktor penghambat dalam
juga sangat berperan penting dalam sinergitas aktor dalam
pengembangan desa wisata itu sendiri mengembangkan Desa Wisata
karena memiliki wewenang yang Okura di Kelurahan Tebing Tinggi
sangat krusial dalam pengembangan Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir,
desa wisata okura. Mulai dari Kota Pekanbaru ?
memberipelatihan serta 1.3 Tujuan Penelitian
mempromosikan agar lebih dikenal 1. Mengetahui sinergitas aktor dalam
oleh masyarakat kota pekanbaru dan pengembangan Desa Wisata Okura
masyarakat Riau umumnya. di Kelurahan Tebing Tinggi Okura,
Pengelola Desa Wisata KecamatanRumbai Pesisir, Kota
berfungsi sebagai perantara bagi Pekanbaru.
masyarakat/POKDARWIS (Kelompok 2. Untuk mengetahui faktor-faktor
Sadar Wisata) dengan pihak Swasta yang menghambat dalam sinergitas
(Yayasan Wisata Dakwah Okura) aktor dalam pengembangan Desa
maupun Dinas Kebudayaan dan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 4


Wisata Okura di Kelurahan Tebing (multiplier effect) yang memungkinkan
Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai energi pekerjaan atau jasa individu
Pesisir, Kota Pekanbaru berlipatganda secara eksponensial
1.4 Manfaat penelitian melalui usaha bersama. Sinergi
1. Manfaat akademis, penelitian ini kelompok dideskripsikan sebagai
diharapkan memiliki kegunaan tindakan yang berkembang dan
dalam memberikan acuan, mengalir dari kelompok orang yang
informasi dan rangsangan pada bekerja bersama secara sinkron satu
pihak lain untuk melakukan sama lain sehingga mereka dapatat
penelitian lebih lanjut. bergerak dan berfikir sebagai satu
2. Manfaat praktis, penelitian ini kesatuan. Tindakan sinergi ini
diharapkan dapat menjadi masukan dilakukan dengan insting, positif,
bagi pemerintah Kota Pekanbaru memberdayakan, dan menggunakan
dan Dinas Kebudayaan serta sumberdaya kelompok secara
pariwisata khususnya dalam keseluruhan.
pengembangan pariwisata dan Adanya interaksi antar ketiga
sumber-sumber pendapatan daerah stakeholders, selain itu juga diperlukan
Kota Pekanbaru adanya sinergi antar ketiga pemangku
3. Bagi masyarakat, dapat sebagai kepentingan tersebut.Najiyati dan
informasi untuk mengetahui Rahmat (2011), mengartikan sinergi
pengembangan objek wisata di sebagai kombinasi atau paduan unsur
Kota Pekanbaru atau bagian yang dapat menghasilkan
keluaran lebih baik dan lebih besar.
2. KONSEP TEORI Jadi sinergi dapat dipahami sebgai
operasi gabungan atau perpaduan
2.1 Sinergitas unsur untuk menghasilkan output yang
lebih baik. Sinergitas dapat terbangun
Najiyati dan Rahmat (2011), melalui dua cara yaitu antara lain
mengartikan sinergi sebagai kombinasi komukasi dan koordinasi, sebagai
atau paduan unsur atau bagian yang berikut :
dapat menghasilkan keluaran lebih a. Komunikasi
baik dan lebih besar dalam 1. Pengertian komunikasi yang
Rahmawati (2014:3).Sedangkan berorientasi pada sumber
menurut wahab sinergi diartikan menyatakan bahwa, komunikasi
sebagai interkoneksi dan integrasi adalah kegiatan dengan mana
antara actor umum dan swasta, seseorang (sumber) secara sungguh-
bersama dengan keseimbangan sungguh memindahkan stimuli guna
pembagian tugas antara pera birokrat mendapatkan tanggapan.
dan masyarakat setempat yang telah 2. Pengertian komunikasi yang
disepakati sebelumnya.. berorientasi pada penerima
Menurut Deardorff dan memandang bahwa, komunikasi
Williams (2006) sinergi bukanlah sebagai semua kegiatan di mana
sesuatu yang dapat kita pegang oleh seseorang (penerima) menanggapi
tangan kita tapi suatu istilah yang stimulus atau rangsangan.
berarti melipatgandakan pengaruh

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 5


Sesuai dengan teori sinergitas, Koordinasi harus secara terus-
komunikasi yang terjalin tersebut menerus diubah mengingat
dihadapkan dengan elemen kerjasama perubahan lingkungan baik intern
dan kepercayaan. Begitu juga dalam maupun ekstern.
penelitian ini, indikator yang 5. Tujuan yang jelas
digunakan adalah bagaimana tingkat Tujuan yang jelas itu penting untuk
kerjasama dan kepercayaan memperoleh koordinasi yang
didalamnya.Dan didalam kerjasma itu efektif.
sendiri masih dibagi menjadi saling 6. Organisasi yang sederhana
berkontribusi, dan pengerahan Struktur organisasi yang sederhana
kemapuan secara maksimal. (Sofyandi memudahkan koordinasi yang
dan Garniwa (2007)) efektif.
7. Perumusan wewenang dan
b. Koordinasi tanggung jawab yang jelas
Disamping adanya komunikasi Wewenang yang jelas tidak hanya
dalam menciptakan sinergitas juga mengurangi pertentangan di antara
memerlukan koordinasi.Komunikasi pegawai-pegawai yang berlainan,
tidak dapat berdiri sendiri tanpa tetapi juga membantu mereka
adanya koordinasi seperti yang dalam pekerjaan dengan kesatuan
dinyatakan oleh Hasan bahwasannya tujuan.
dalam komunikasi dibutuhkan 8. Komunikasi yang efektif
koordinasi (2005: 18).Silalahi (2011: Komunikasi yang efektif
217), “koordinasi adalah integrasi dari merupakan salah satu persyaratan
kegiatan-kegiatan individual dan unit- untuk koordinasi yang baik.
unit ke dalam satu usaha bersama yaitu 9. Kepemimpinan supervisi yang
bekerja kearah tujuan bersama”. efektif
Moekijat (1994: 39) menyebutkan ada 10. Kepemimpinan yang efektif
9 (sembilan) syarat untuk mewujudkan menjamin koordinasi kegiatan
koordinasi yang efektif, yaitu: orang-orang, baik pada tingkat
1. Hubungan langsung perencanaan maupun pada tingkat.
Bahwa koordinasi dapat lebih 2.2 Aktor
mudah dicapai melalui hubungan
pribadi langsung. Definisi aktor atau stakeholder
2. Kesempatan awal menurut Freeman dan McVea (2001)
Koordinasi dapat dicapai lebih adalah setiapkelompok atau individu
mudah dalam tingkat-tingkat awal yang dapat mempengaruhi atau
perencanaan dan pembuatan dipengaruhi olehpencapaian tujuan
kebijaksanaan. organisasi
3. Kontinuitas Menurut Bryson (2004)
Koordinasi merupakan suatu proses mendefinisikan aktor/stakeholders
yang kontinu dan harus berlangsung dalam 4 (empat) definisi, yaitu:
pada semua waktu mulai dari tahap 1. Stakeholders adalah semua
perencanaan. golongan yang akan dipengaruhi
4. Dinamisme atau mempengaruhi strategi
organisasi;

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 6


2. Grup manapun atau organisasi Sebagai anjuran Mathur, et.al
manapun yang dapat (2007), aktor-aktor bisa diklasifikasi
mengklaim/menuntut perhatian dalam tiga bagian besar, terdiri atas:
sumberdaya, atau output dari 1. Aktor Kunci, adalah mereka yang
organisasi/grup manapun yang memiliki kewenangan secara legal
dipengaruhi oleh output organisasi untuk membuat keputusan. Aktor
itu; kunci ini meliputi unsur eksekutif
3. Orang-orang atau kelompok kecil sesuai dengan tingkatannya,
yang memiliki kuasa untuk legislatif dan lembaga-lembaga
merespons, bernegosiasi dan pelaksana program kebijakan,
mengubah secara strategi masa 2. Aktor Primer, adalah mereka yang
depan sebuah organisasi; memiliki kepentingan secara
4. Individu atau kelompok yang langsung dengan suatu kebijakan,
bergantung pada organisasi untuk dan program atau proyek. Mereka
memenuhi tujuan mereka sendiri ini dilibatkan dalam proses
dan pada saat yang sama organisasi pengambilan keputusan, terutama
ini bergantung pada mereka. dalam penyerapan aspirasi publik
Mathur, et el (2007), dan atau pelaksana teknis dari
memberikan nasehat bahwa pemangku kegiatan tersebut
kepentingan ini erat kaitannya dengan 1. Aktor Sekunder adalah mereka
kekuasaan yang mereka pegang, maka yang tidak memiliki kaitan
dari itu agar dapat membantu kepentingan langsung dengan
keberhasilan suatu implementasi suatu kebijakan, program dan
kebijakan sangat penting pada tahapan proyek. Namun memiliki
awal dilakukan identifikasi aktor-aktor kepedulian dan perhatian
terlibat. Sebab hal ini berkaitan dengan sehingga mereka turut bersuara
kepentingan, keterlibatan, pengaruh, dan berupaya untuk
sumberdaya dan kekuasaan yang mempengaruhi keputusan legal
dimiliki. Semakin meningkatnya pemerintah.
tuntutan dan harapan masyarakat
terhadap bentuk-bentuk pelayanan 2.3. Pengembangan Pariwisata
publik, maka kewajiban pemerintah
Menurut Yoeti dalam Risky
untuk melakukan inisiasi-inisiasi
(2011 : 26) kata pengembangan
peningkatan pelayanan publik dengan
berasal dari kata kembang yang artinya
berbagai cara, yang ditempuh salah
bertambah-tambah, sempurna, menjadi
satunya adalah menginisiasi kerja
banyak, merata, meluas dam
sama antardaerah yang memastikan
sebagainya. Berkaitan dengan kegiatan
akan berinteraksi dengan ragam aktor-
pariwisata, pengertian pengembangan
aktor kepentingan (stakeholder) dari
dapat diartikan sebagai upaya yang
pihak-pihak yang bekerja sama
dilakukan oleh pemerintah untuk:
maupun diluar pihak yang
a. Memelihara, menata dan
bekerjasama. Disinilah akan terlihat
meningkatkan kuantitas maupun
sejauhmana relasi dan interaksi para
kualitas pembangunan objek wisata.
aktor tersebut.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 7


b. Meningkatkan pembangunan fisik Pengembangan objek wisata
sarana dan prasarana yang dapat diartikan usaha atau cara untuk
mendukung kegiatan pariwisata. membuat jadi lebih baik segala sesuatu
c. Meningkatkan peran serta yang dapat dilihat dan di nikmati oleh
masyarakat sekitar objek wisata manusia sehingga semakin
maupun pihak swasta dalam menimbulkan perasaan senang dengan
menumbuhkan industry pariwisata. demikian akan menarik wisatawan
d. Melakukan berbagai langkah nyata untuk berkunjung.
untuk meningkaykan daya tarik
objek wisata baik secara langsung 2.4 Desa Wisata
maupun tidak langsung.
Salah satu yang menjadi suatu
Pengembangan adalah
bentuk kegiatan ekowisata pada
memperdalam dan memperluas
kawasan tertentu yang melibatkan
pengetahuan yang telah ada. Menurut
masyarakat lokal setempat adalah desa
Wibowo (2008 : 38), usaha untuk
wisata. Menurut Priasukmana &
memperluas dan memperbesar pasar
Mulyadin (2001), Desa Wisata
yaitu dengan mengembangkan usaha
merupakan suatu kawasan pedesaan
yang sudah ada atau membeli
yang menawarkan keseluruhan
perusahaan lain.
suasana yang mencerminkan keaslian
Menurut Suwantoro (2004 :
pedesaaan baik dari kehidupan sosial
3) Pariwisata adalah sesuatu proses
ekonomi, sosial budaya, adat istiadat,
kepergian sementara dari seseorang
keseharian, memiliki arsitektur
atau lebih menuju tempat lain diluar
bangunan dan struktur tata ruang desa
tempat tinggalnya. Dorongan
yang khas, atau kegiatan
kepergiannya karena berbagai
perekonomian yang unik dan menarik
kepentingan, baik karena kepentingan
serta mempunyai potensi untuk
ekonomi, sosial, politik, agama.
dikembangkanya berbagai komponen
Yoeti dalam Risky (2011 : 24) kepariwisataan, misalnya atraksi,
menyatakan bahwa pariwisata adalah akomodasi, makanan-minuman,
sesuatu usaha rangkaian yang cindera-mata, dan kebutuhan wisata
dilakukan oleh pemerintah, swasta dan lainnya.
masyarakat untuk meningkatkan, Desa wisata biasanya berupa
memelihara ataupun membangun, baik kawasan pedesaan yang memiliki
secara kuantitatif maupun secara beberapa karakteristik khusus yang
kualitatif terhadap ciptaan Tuhan, layak untuk menjadi daerah tujuan
manusia, tata hidup. Seni budaya atau wisata. Dikawasan ini, penduduknya
keadaan alam yang mempunyai daya masih memiliki tradisi dan budaya
tarik untuk dikunjung atau dinikmati yang relative masih asli. Selain itu,
oleh wisatawan. beberapa faktor pendukung seperti
Beberapa komponen produk makanan khas, sistem pertanian dan
pariwisata, diantaranya yaitu : sistem sosial turut mewarnai sebuah
a. Atraksi daerah tujuan wisata kawasan desa wisata. Di luar faktor-
b. Aksebilitas ketujuan wisata faktor tersebut, sumberdaya alam dan
c. Fasilitas yang tersedia lingkungan alam yang masih terjaga

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 8


merupakan salah satu faktor penting 6. Beriklim sejuk atau dingin.
dari sebuah kawasan desa wisata. 7. Berhubungan dengan obyek wisata
Selain berbagai keunikan lain yang sudah dikenal oleh
tersebut, kawasan desa wisata juga masyarakat luas.
dipersyaratkan memiliki berbagai
fasilitas untuk menunjangnya sebagai 3. METODE PENELITIAN
kawasan tujuan wisata. Berbagai
3.1 Jenis Penelitian
fasilitas ini akan memudahkan para
pengunjung desa wisata dalam Penelitian ini merupakan
melakukan kegiatan wisata. Fasilitas- penelitian jenis kualitatif yang bersifat
fasilitas yang seyogyanya ada disuatu deskriptif. Dalam penelitian ini
kawasan desa wisata antara lain : peneliti menggunakan pendekatan
sarana transportasi, telekomunikasi, studi kasus.
kesehatan, dan akomodasi. Khusus
untuk sarana akomodasi, desa wisata 3.2 Lokasi Penelitian
dapat menyediakan sarana penginapan
berupa pondok-pondok wisata (Home Penelitian ini berlokasi di
Stay) sehingga para pengunjung dapat Dinas Kebudayaan dan Kepariwisata
merasakan suasana pedesaan yang Kota Pekanbaru yang beralamat di Jl.
masih asli. Arifin Ahmad, Kota Pekanbaru, serta
Menurut Priasukmana dan Desa Wisata Okura yang berada di
Mulyadin (2001), penetapan suatu Kelurahan Tebing Tinggi Okura,
desa dijadikan sebagai desa wisata Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota
harus memenuhi persyaratan- Pekanbaru. Adapun alasan penulis
persyaratan, antara lain sebagai berikut mengambil lokasi penelitian ini adalah
: untuk mengetahui bagaimana Dinas
1. Aksesibilitasnya baik, sehingga Kebudayaan dan Kepariwisataan.
mudah dikunjungi wisatawan 3.3 Informan Penelitian
dengan menggunakan berbagai
jenis alat transportasi. Dalam penelitian ini peneliti
2. Memiliki obyek-obyek menarik menggunakan metode purposive
berupa alam, seni budaya, legenda, sampling, yaitu peneliti menentukan
makanan lokal, dan sebagainya informan yang dianggap memiliki
untuk dikembangkan sebagai obyek informasi yang berkaitan dengan
wisata. masalah yang akan diteliti. Adapun
3. Masyarakat dan aparat desanya informan dalam penelitian ini adalah :
menerima dan memberikan
dukungan yang tinggi terhadap desa 1. Kepala Dinas Kebudayaan
wisata serta para wisatawan yang dan Kepariwisataan
datang kedesanya. 2. Kepala Bidang Pembinaan
4. Keamanan di desa tersebut dan Pengembangan Industri
terjamin. Pariwisata
5. Tersedia akomodasi, 3. Kasi Rekreasi dan Hiburan
telekomunikasi, dan tenaga kerja
yang memadai.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 9


4. Penanggung Jawab sebagai penunjang dari data primer,
Yayasan Darul Qur’an Was sumber data ini bisa diperoleh
Sunnah (WDO) daribahan-bahan kepustakaan, yang
5. Pengelola Desa Wisata berupa dokumen-dokumen, buku,
6. Ketua Pokdarwis majalah, hasil laporan, penelitian
7. Masyarakat terdahulu (jurnal), internet dan
sebagainya yang berkaitan dengan
3.4 Jenis Data permasalahan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung Pengumpulan data dalam
dari informan dilapangan yang penelitian ini dilakukan pada periode
menjadi subjek penelitian, berupa bulan Mei 2018 sampai dengan maret
informasi yang relavan dengan tahun 2019. Penelitian ini dilakukan
masalah-masalah yang sudah secara bertahap, terdiri dari :
dirumuskan dalam penelitian. a. Observasi (Pengamatan)
Penelitian lapangan tersebut dilakukan
Observasi yang dilakukan oleh
untuk mendapatkan informasi maupun
peneliti dengan cara turun langsung ke
data seakurat dan seobyektif mungkin,
lokasi untuk mengamati segala
sehingga dapat menggambarkan
perilaku dan aktivitas yang ingin
kondisi sesuai fakta yang ada
diteliti. Peneliti mencatat dan atau
dilapangan. Baik melalui obsesrvasi
merekam proses observasi berupa
maupun wawancara. Data primer
aktivitas-aktivitas dalam lokasi
dalam penelitian ini diperoleh penulis
penelitian baik terstruktur maupun
melalui wawancara secara langsung
semistruktur yaitu dengan mengajukan
dengan informan yaitu state (Dinas
sejumlah pertanyaan kepada responden
Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota
sebagai proses pengumpulan data, atau
Pekanbaru), private sector (pihak
hanya menjadi non partisipan
swasta) dan civil society (masyarakat)
(pengamat). Teknik ini dimaksudkan
yang berkaitan dengan sinergitas aktor
untuk melihat sejauh mana Sinergitas
dalam Pengembangan Desa Wisata
Aktor dalam Pengembangan Desa
Okura di Kelurahan Tebing Tinggi
Wisata Okura di Kelurahan Tebing
Okura Kecamatan Rumbai Pesisir
Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai
Kota Pekanbaru. Data juga diperoleh
Pesisir, Kota Pekanbaru. observasi ini
dari observasi atau pengamatan
dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018
langsung terhadap objek penelitian
sampai tanggal 18 maret 2019..
yaitu di Desa Wisata Okura. Data yang
dibutuhkan. b. Interview (Wawancara)
b. Data Sekunder Wawancara dilakukan secara
Sumber data sekunder bertahap berdasarkan urutan informan
merupakan sumber yang tidak yang sudah ditetapkan sekaligus
langsung memberikan data kepada melakukan survei kelokasi penelitian
pengumpul data. Data yang untuk melihat keadaan yang nyata di
dikumpulkan oleh peneliti ini, hanya

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 10


lapangan. Hasil wawancara yang Pengembangan Desa Wisata Okura di
didapatkan oleh peneliti dari Kelurahan Tebing Tinggi Okura
narasumber yang berbeda-beda di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
analisis dan dipahami secara Pekanbaru.
mendalam setelah itu direkap menjadi
hasil analisis dan di dukung dengan b. Display data
hasil survey yang ditemukan di
Pada tahap ini peneliti
lapangan. Wawancara dilakukan dari
berupaya mengklasifikasikan dan
14 februari 2019 sampai 18 Maret
menyajikan data sesuai dengan pokok
2019.
permasalahan yaitu mendiskripsikan
c. Dokumentasi semua yang didapat pada saat
penelitian terkait Sinergitas Aktor
Data yang diambil melalui dalam Pengembangan Desa Wisata
dokumentasi, yang bertujuan Okura di Kelurahan Tebing Tinggi
melengkapi data penelitian yang Okura Kecamatan Rumbai Pesisir
berhubungan dengan penelitian ini, Kota Pekanbaru ke dalam teks dengan
data dapat berupa file, foto dan lain sebaik-baiknya sesuai dengan fakta
sebagianya. Selama proses penelitian, tanpa ada penambahan yang tidak
peneliti juga mengumpulkan sesuai.
dokumen-dokumen yang berupa
dokumen publik (seperti koran, c. Pengambilan keputusan dan
makalah, laporan kantor) ataupun verifikasi
dokumen private (seperti buku harian,
Pada tahap ini peneliti
diary, surat, e-mail). Dokumentasi mengutarakan kesimpulan dari data-
dalam penelitian ini penulis proleh dari
data yang diperoleh. Kegiatan ini
dokumentasi pribadi yang diberikan dimaksudkan untuk menari makna data
diberikan oleh intansi terkait dan
yang dikumpulkan dengan mencari
beberapa dokumentasi pribadi yang hubungan, persamaan, atau perbedaan.
ambil dilapangan. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti
dilakukan dari 14 mei 2018 sampai 19 membandingkan hasil wawancara
Maret 2019.
yang didapatkan dari para informan
3.6 Analisa Data dengan konsep teori yang digunakan.

Analisis data pada penelitian 5. HASIL PENELITIAN


ini adalah melalui analisis kualitatif
5.1 Sinergitas Aktor dalam
deskriptif dengan pendekatan studi
Pengembangan Desa Wisata
kasus (case study), sebagai berikut :
Okura di Kelurahan Tebing
a. Reduksi data Tinggi Okura Kecamatan
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru
Pada tahap ini peneliti
merangkum data yang diperoleh dari 5.1.1 Komunikasi
hasil wawancara dan observasi
Komunikasi digunakan untuk
mengenai Sinergitas Aktor dalam
mengetahui suatu kerjasama atau

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 11


sinergitas yang telah dibuat telah dalam pengembangan Desa Wisata
berjalan dan telah mencapai tujuan Okura menjadi lebih baik, namun
yang yang diharapkan, dan apakah harus dilakukan dengan Koordinasi
kerjasama atau sinergitas telah mampu antar aktor yang baik pula. Oleh sebab
memberikan dampak yang diharapkan itu kerjasama antar aktor kepentingan
bagi aktornya. Komunikasi yang dalam mengelola Desa Wisata Okura
terjalin dalam penyelenggaraan Desa harus dilakukan dengan berkoordinasi
Wisata Okura harus berjalan dengan satu sama lain namun memang dalam
baik, komunikasi adalah suatu hal koordinasi belum bisa dikatakan
aktivitas penyampaian informasi, baik baik sehingga menimbulkan kendala-
itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu kendala sehingga pengembangan Desa
pihak ke pihak lainnya. Biasanya Wisata Okura menjadi terhambat.
aktivitas komunikasi ini dilakukan
secara verbal atau lisan sehingga 5.2 Faktor-Faktor Penghambat
memudahkan kedua belah pihak untuk Sinergitas Aktor dalam
saling mengerti. Namun ada juga Pengembangan Desa Wisata Okura
komunikasi secara tidak langsung agar di Tebing Tinggi Okura Kecamatan
mempermudah komunijasi ketika jarak Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru.
terlalu jauh dan efesiensi waktu.
5.2.1 Sarana Prasarana
5.1.2 Koordinasi Sarana dan Prasarana secara
etimologi memiliki perbedaan, namun
Bekerjasama dalam
keduanya memiliki keterkaitan yang
pengembangan Desa Wisata harus
sangat penting sebagai alat penunjang
disertai Komunikasi yang baik serta
keberhasilan suatu proses yang
dukungan dari berbagai pihak yang
dilakukan. Dengan demikian, suatu
berkepentingan, komunikasi dalam
proses kegiatan yang dilakukan tidak
menciptakan sinergitas juga
dapat mencapai hasil yang diharapkan
memerlukan koordinasi. Komunikasi
sesuai dengan rencana, jika sarana dan
tidak dapat berdiri sendiri tanpa
prasarana tidak tersedia, karena Desa
adanya koordinasi, Koordinasi antar
Wisata Okura membutuhkan sarana
aktor disini adalah saling bebagi tugas
dan prasarana untuk kebutuhan
serta tau porsi-porsi kerja untuk
pengunjung serta untuk kebutuhan
mencapai tujuan yang diinginkan
setiap aktor berkomunikasi dan
mulai dari tugas Dinas Kebudayaan
berkoordinasi, kemudian Ketersediaan
dan Kepariwisataan, Pengelola Desa
sarana dan prasarana merupakan
wisata Okura dan Masyarakat yang
modal pemerintah untuk
tergabung dalam Kelompok Sadar
merealisasikan suatu program. Sarana
Wisata (POKDARWIS) serta tak lupa
dan prasarana yang memadai lebih
pihak-pihak swasta yang menjadi
memudahkan pemerintah untuk
pihak yang dapat membantu diluar
mengimplementasikan program yang
Pemerintahan.
sudah direncanakan. Selain itu sarana
Kedinamisan itu dilakukan dan prasarana juga bisa menjadi
agar mampu menjadikan perubahan ukuran optimal atau tidaknya

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 12


pemerintah untuk melaksanakan tugas manusia serta karekteristik, sosial,
dan fungsinya sebagai pelayan ekonomi yang dapat di manfaatkan
masyarakat. Dalam menjalankan tugas untuk keperluan pembangunan dengan
dan fungsinya di bidang pariwisata, segala potensi meliputi kualitas dan
tersedianya sarana dan prasarana tentu kuantitas. Sumber daya manusia
sangat dibutuhkan untuk menunjang merupakan faktor-faktor yang sangat
pelaksanaan program dan kegiatan penting dalam pengelolaan dan
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataa Pengembangan Desa Wisata Okura.
Kota Pekanbaru. Ketersediaan sarana Meski perintah-perintah pelaksanaan
dan prasarana akan berpengaruh pada kegiatan pengeloaan Desa Wisata
efektivitas program dan tugas yang Okura telah di teruskan dengan cermat,
dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan jelas, konsisten namun jika dalam
dan Kepariwisataan Kota Pekanbaru. prosesnya terjadi kekurangan sumber
daya manusia yang di perlukan, maka
5.2.2 Anggaran pelaksanaan program tersebut akan
kurang efektif. Sumber daya manusia
Salah satu unsur penting dalam
merupakan salah satu faktor yang
terselenggaranya suatu pengelolaan
menghambat serta mempengaruhi
dan pengembangan serta sinergi antar
sinergitas aktor dan pengembangan
aktor adalah anggaran. Anggaran
Desa Wisata Okura, tanpa adanya
menjadi faktor penunjang segala
sumber daya manusia yang terampil
bentuk program pemerintah dalam
memiliki kompetensi yang handal di
menjalankan tugas dan fungsinya
bidangnya dengan di dukung jumlah
sebagai pelayan masyarakat dan
sumber daya manusia yang memadai
sebagai aktor kepentingan dalam
akan dapat mewujudkan keberhasilan
pengembangan Desa Wisata Okura.
dari suatu kegiatan yang telah di
Besar kecilnya anggaran yang dimiliki
rencanakan.
tentu akan mempengaruhi efektivitas
suatu program dan bisa menjadi 6. Penutup
kendala apabila anggaran yang
dibutuhkan tidak sesuai. Tidak ada 6.1 Kesimpulan
dana atau anggaran bagi
pengembangan Desa Wisata Okura Berdasarkan data yang
dari Dinas Kebudayaan dan diperoleh dari lokasi penelitian dan
Kepariwisataan Kota Pekanbaru informan serta analisa peneliti dan
menjadi faktor penghambat dan semua indikator yang telah di sajikan
kurangnya anggaran sebagai penyebab pada bab sebelumnya, mengenai
tidak terpenuhinya sarana dan Sinergitas Aktor dalam Pengembangan
prasarana yang ada di Desa Wisata Desa Wisata Okura di Kelurahan
Okura. Tebing Tinggi Okura Kota Pekanbaru,
maka diperoleh kesimpulan dari
5.2.3 Sumber Daya Manusia indikator-indikator yang digunakan
sebagai berikut:
Sumber daya manusia 1. Sinergitas Aktor dalam
merupakan seluruh potensi diri atau pengembangan Desa Wisata
kemampuan yang dimiliki oleh

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 13


Okura sudah dilakukan sosialisasi serta pelatihan
namunPbelum maksimal dan mengenai Desa Wisata agar
belum berjalan dengan baik, mampu menjalankan Desa
bisa dilihat dari cara Antar Wisata dengan baik namun
aktor berkomunikasi dan tidak dilakukan.
berkoordinasi, dalam hal 2. Faktor-faktor yang
komunikasi sudah berjalan menghambat sinergitas aktor
namun belum maksimal dalam pengembangan Desa
dikarenakan dari pihak Dinas Wisata Okura di Kelurahan
Kebudayaan dan Tebing Tinggi Okura
Kepariwisataan Kota Kecamatan Rumbai Pesisir
Pekanbaru jarang melakukan Kota Pekanbaru adalah :
kunjungan, hal itu membatasi 1. Sarana dan Prasarana
antar aktor untuk 2. Anggaran
berkomunikasi. Pihak 3. Sumber daya Manusia
pengelola Desa Wisata menjadi
panjang tangan dari masyarakat 6.2 Saran
serta pihak Swasta untuk
Berdasarkan kesimpulan mengenai
berkomunikasi dengan pihak
Sinergitas aktor dalam pengembangan
Dinas yang sulit untuk
Desa Wisata Okura di Kelurahan
berkomunikasi langsung jika
Tebing Tinggi Okura Kecamatan
ada kunjungan Dinas pihak
Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Maka
pengelola desa wisata
peneliti mencoba untuk memberikan
mengundang masyarakat dan
saran mengenai hasil penelitian.
pihak Swasta yaitu Yayasan
Bahwa untuk melakukan sinergitas
Darul Qur’an Was Sunnah
aktor dalam pengembangan Desa
(Wisata Dakwah Okura) untuk
Wisata Okura perlu dilakukan :
saling berkomunikasi mengenai
1. Sinergitas aktor dalam
kekurangan maupun kendala
pengembangan Desa Wisata
yang di Desa Wisata namun hal
Okura sebaiknya antar aktor
itu sulit dilakukan karena
lebih sering dan rutin dalam
jadwal kunjungan yang tidak
melaksanakan komunikasi dan
terjadwal dengan baik,
juga koordinasi agar mampu
kemudian Koordinasi yang
menjalankan serta bekerjasama
dilakukan antar aktor
dalam pengembangan Desa
kepentingan sudah berjalan
Wisata Okura, mulai dari Dinas
namun dalam pelaksanaan
Kebudayaan dan
pengembangan Desa Wisata
Kepariwisataan Kota
belum maksimal dikarenakan
Pekanbaru harus melakukan
tidak jelas nya pembagian
perencaaan yang baik agar
tugas serta kurang paham nya
mampu membuat jadwal yang
tugas masing-masing aktor,
jelas dan rutin dalam
kemudian masyarakat memiliki
kunjungan Desa Wisata Okura
kekurangan Sumber daya
untuk melakukan Komunikasi
Manusia yang harus nya di beri

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 14


serta koordinasi agar mampu
menampung aspirasi dari aktor Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa.
lainnya yaitu Pengelola desa (2007). Perilaku
Wisata, masyarakat Organisasional, Yogyakarta:
(POKDARWIS serta pihak Graha Ilmu
swasta Yaitu Yayasan Darul
Qur’an Was Sunnah (Wisata Badrudin. (2014). Dasar-Dasar
dakwah Okura) untuk mencari Manajemen. Bandung:
kendala apa saja yang terjadi Alfabeta.
dan mampu menyelesaikan
setiap masalah yang timbul dan Baiquni, M. dan Wardiyanto. (2011).
menjadi faktor penghambat Perencanaan Dan
dalam proses pengembangan Pengembangan Pariwisata.
Desa Wisata Okura Bandung: CV Lubuk Agung.
1. Sinergitas Aktor dalam
Pengembangan Desa Wisata Brantas. (2009). Dasar-Dasar
Okura sebaiknya semua aktor Manajemen. Bandung:
kepentingan harus bekerjasama Alfabeta.
dalam hal promosi agar lebih
banyak masyarakat yang tau Creswell, J. W. (2016). Reseach
mengenai Desa Wisata Okura Design Pendekatan Metode
kemudian saling bekerjasama Kualitatif, Kuantitatif, dan
untuk memenuhi sarana Campuran(4thed). Yogyakarta:
prasarana yang ada sehingga Pustaka Pelajar
para pengunjung merasa
nyaman berada di Desa Wisata Darwis, dkk. (2009). Dasar-Dasar
Okura, serta masyarakat harus Manajemen. Pekanbaru: Pusat
ikut berperan aktif dalam Pengembangan Pendidikan.
pengembangan DesaWisata
Okura, kemudian dengan Effendi, Usman. (2015). Asas
kurang nya sumber daya Manajemen. Jakarta: PT. Raja
manusia yang ada harusnya Grafindu Persada.
Dinas Kebudayaan dan
Kepariwisataan Kota Hadiwijoyo, SuryoSakti. (2012).
Pekanbaru memberikan Perencanaan Pariwisata
sosialisasi serta pelatihan yang Perdesaan Berbasis
rutin agar masyarakat mengerti Masyarakat (Sebuah
dan mampu berwisata dengan Pendekatan Konsep).
baik di Desa Wisata Okura. Yogyakarta: Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA Huda, Ni’matul. (2005). Otonomi


Daerah. Yogyakarta: Staka
Arikunto, Suharmisi. (2006). Prosedur
Pelajar.
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rinerka Cipta

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 15


Juliansyah, Noor. (2012). Metodologi Hijau (RTH) Taman Kota di
Penelitian. Jakarta: Kencana Kota Temanggung. Surakarta,
Prenada Media Group. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Manullang, M. (2008). Dasar-Dasar
Manajemen. Yogyakarta: Parji, (2017). Studi Tentang Sinergitas
Gajha Mada Universty Press. antar Stakeholder dalam
Implementasi Kebijakan Asi
Nawawi, Zaidan. (2015). Manajemen Eksklusif di Kawasan
Pemerintahan. Jakarta: PT. Kecamatan Rungkut Berdasar
Raja GrafindoPersada. Peraturan Pemerintah Nomor
33 tahun 2012 Tentang
Riduwan. (2015). Metode dan Teknik Pemberian Ari Susu Ibu
Menyusun Proposal Penelitian. Eksklusif. Surabaya,Universitas
Bandung: Alfabeta. Airlangga.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Qori, Adinda. (2017). Strategi Dinas


Administrasi (Edisi Revisi). Kebudayaan Dan Pariwisata
Bandung: Alfabeta. Dalam Mengembangkan Desa
Wisata Di Kota Pekanbaru.
Suwartono. (2014). Dasar-dasar Pekanbaru, Universitas Riau.
Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: CV Andi Offset. Rahmawati, Triana et al.(2014).
Sinergitas Stakeholders
Parsons, Wayne. (2011). Pengantar Dalam Inovasi Daerah (Studi
Teori dan Praktik Analisis pada Program Seminggu di
Kebijakan. Jakarta: Prenada Kota Probolinggo
Media Group. (SEMIPRO)). Malang,
Universitas Brawijaya.
Jurnal :
Dokumen:
Dwinugraha, Akbar pandu.
(2016).Sinergitas Aktor
Kepentingan dalam
Penyelenggaraan Perda Kota PekanbaruNomor 1 Tahun
Pemerintahan Desa (Studi 2011.
pada Desa Urek-urek
PeraturanWalikotaNomor 111 Tahun
Kecamatan Gondang legi
Kabupaten Malang. Malang, 2016 TentangKedudukan,
SusunanOrganisasi, Tugas
Universitas Merdeka Malang.
Dan Fungsi Serta Tata
KerjaDinasKebudayaan Dan
Suryati, retno dan Kurniawan, Jovi
Andre (2017). Sinergitas antar Pariwisata Kota Pekanba.
Stakeholder dalam
Pengelolaan Ruang Terbuka

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli - Desember Page 16

You might also like