You are on page 1of 15

ANALISIS NILAI EKONOMI OBJEK WISATA AIR TERJUN

TANJUNG BELIT DI KECAMATAN KAMPAR KIRI HULU


KABUPATEN KAMPAR DENGAN PENDEKATAN
METODE BIAYA PERJALANAN

Oleh :
Oktaviani Fuji Lestari
Pembimbing :Syapsan Dan Ando Fahda Aulia

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email :yanilestari05@gmail.com

Analysis of Economic Value of TouristDestination Of Tanjung Belit Waterfall In


Kampar Kiri Hulu Area Kampar Regency by Travelling Cost Approach

ABSTRACT

This reseach was conducted in Tanjung Belit waterfall located in Kampar


Kiri Hulu area Kampar Regency. The aim of this research is to know the
economic value of Tanjung Belit waterfall and to examine the effect of travelling
cost, income and house distance on the number in visitor of Tanjung Belit
Waterfall. The population of this research was the visitor who visited the waterfall
in the last recent years coming to the Tanjung Belit waterfall on 2015 was as
6289 people. Accidental sampling is used in this research, means that whoever
accidentally met while the writer collecting the data there. There were 44 people
as the sample get.The method of this research is using descriptive and quantitave
data collection. Quantitative analysis is using multiple linear regression which
was based on questionare. Using traveling cost approach, it can be shown that
the economic value of the Tanjung Belit Waterfall is Rp670.532.706,72,-. Using
the multiple regresion method, distance significanty affects numbers of visitor to
Tanjung Belit Waterfall. While by using F-test shows that the travelling cost,
income and house distance is havea significant effect to the visitors who visit the
waterfall. Manager should increase the environment quality, the beauty and to be
more aware to the visitor and also increasing the all needs of the visitor during
the visited time to increase the economic value of Tanjung Belit Waterfall.

Keywords :Waterfall Tanjung Belit,economic value, and travel cost method.

PENDAHULUAN hanya berkembang di negara-negara


saja. Tetapi secara regional
Pariwisata merupakan salah pariwisata juga mengalami
satu sumber devisa negara selain dari perkembangan, seperti halnya di
sektor migas yang sangat potensial wilayah Kabupaten Kampar.
dan mempunyai andil besar dalam Kabupaten Kampar juga berpotensi
membangun perekonomian. dalam hal industri pariwisata. Dan
Perkembangan pariwisata tidak wisata alam di Kabupaten Kampar

JOM Fekon, Vol.4 No.1 (Februari) 2017 533


Provinsi Riau cukup banyak yang wisata sangat penting untuk
bisa dikunjungi. diketahui sebagai bahan
Objek wisata yang kini sangat pertimbangan dalam pengembangan
digemari oleh wisatawan baik dari dan pengelolaan yang berkelanjutan.
masyarakat lokal maupun luar kota Penilaian objek wisata ini dapat
yaitu wisata alamnya. Wisata alam ditentukan dengan metode biaya
yang dimiliki Kabupaten Kampar perjalanan (Travel Cost Method).
cukup banyak, diantaranya ada Air Metode biaya perjalanan ini
Terjun Lubuk Bigau, Air Terjun bertujuan untuk mengetahui nilai
Tanjung Belit, Air Terjun Bertingkat, ekonomi obyek wisata dengan cara
Air Terjun Binamang, Air Panas menghitung sejumlah biaya yang
Sinama Nenek, Danau Aquari dan dikeluarkan oleh pengunjung mulai
masih banyak lagi. dari tempat tinggal, selama
Diantara sekian banyak wisata perjalanan sampai di daerah obyek
alam yang ada di Kabupaten wisata itu sendiri hingga kembali lagi
Kampar, Air Terjun Tanjung Belit di ke tempat tinggal mereka. Oleh
Desa Tanjung Belit bisa dikatakan sebab itu dengan metode ini nantinya
banyak dikunjungi oleh wisatawan. bisa memberikan penilaian ekonomi
Jumlah pengunjung Air Terjun terhadap obyek wisata Air Terjun
Tanjung Belit mengalami kenaikan Tanjung Belit sebagai bahan
dalam enam tahun terakhir, pada pertimbangan dalam perencanaan
tahun 2010 sebanyak 2.325 orang pengelolaan yang lebih baik di masa
dan terus mengalami peningkatan yang akan datang.
setiap tahunnya hingga tahun 2015 Berdasarkan latar belakang
dengan jumlah pengunjung sebanyak penelitian, yang menjadi rumusan
6.289 orang. masalah dalam penelitian ini adalah
Objek wisata Air Terjun :1) Berapakah nilai ekonomi Objek
Tanjung Belit merupakan barang Wisata Air Terjun Tanjung Belit Di
lingkungan yang tidak mempunyai Desa Tanjung Belit Kecamatan
harga pasar.Untuk mengatasi tidak Kampar Kiri Hulu Kabupaten
adanya nilai ini maka perlu adanya Kampar dengan menggunakan
valuasi melalui pemberian nilai pendekatan metode biaya
moneter, sehingga memiliki basis perjalanan?2) Apakah pendapatan,
dalam membandingkan antara biaya perjalanan dan jarak rumah
perlindungan dan pemanfaatan berpengaruh terhadap jumlah
lingkungan.Nilai ini merupakan kunjungan ke objek wisata Air
persepsi seseorang tentang harga Terjun Tanjung Belit?
yang diberikan oleh seseorang Adapun tujuan berdasarkan
terhadap suatu tempat rekreasi atau uraian rumusan masalah yang telah
barang lingkungan. Ukuran harga diuraikan, maka tujuan penelitian ini
ditentukan oleh waktu, barang atau yaitu :1) Untuk mengetahui nilai
uang yang akan dikorbankan ekonomi Objek Wisata Air Terjun
seseorang untuk memiliki atau Tanjung Belit Di Desa Tanjung Belit
menggunakan barang dan jasa yang Kecamatan Kampar Kiri Hulu
diinginkan (Djijono, 2002 : 2). Kabupaten Kampar dengan
Manfaat ekonomi objek menggunakan pendekatan metode
wisata ini belum banyak diketahui biaya perjalanan. 2) Untuk melihat
secara pasti.Penilaian terhadap objek pengaruh pendapatan, biaya
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 534
perjalanan dan jarak rumah terhadap secara bertahap. Keberhasilan
jumlah kunjungan ke objek wisata pengembangan sektor
Air Terjun Tanjung Belit. kepariwisataan, berarti akan
meningkatkan perannya dalam
TELAAH PUSTAKA penerimaan daerah, dimana
kepariwisataan merupakan
A. Pengertian Pariwisata Dan komponen utama (Wahab, 2003:16).
Obyek Wisata
Pariwisata adalah semua proses C. Sarana dan Prasarana Wisata
yang ditimbulkan oleh arus Sarana pariwisata disebut
perjalanan lalu lintas orang-orang sebagai ujung tombak usaha
dari luar ke suatu negara atau daerah kepariwisataan dapat diartikan
dan segala sesuatu yang terkait sebagai usaha yang secara langsung
dengan proses tersebut seperti maupun tidak langsung memberikan
makan/minum, transportasi, pelayanan kepada wisatawan pada
akomodasi, dan objek atau hiburan suatu daerah tujuan wisata dimana
(Simatupang, 2009 : 24). keberadaannya sangat tergantung
Objek wisata adalah perwujudan kepada adanya kegiatan perjalanan
daripada ciptaan manusia, tata hidup, wisata. Sarana-sarana tersebut adalah
seni budaya serta sejarah bangsa dan sebagai berikut (Inskeep, 1991:42) :
tempat atau keadaan alam yang 1)Akomodasi, yaitu wisatawan akan
mempunyai daya tarik untuk memerlukan tempat tinggal untuk
dikunjungi wisatawan sedangkan sementara waktu selama dalam
objek wisata alam adalah objek perjalanan untuk dapat beristirahat.
wisata yang daya tariknya bersumber 2)Tempat makan dan minum, yaitu
pada keindahan sumber daya alam wisatawan yang berkunjung ke suatu
dan tata lingkungan (Fandeli, 2000 : objek wisata tentunya ingin
58). menikmati perjalanan wisatanya,
Pengertian objek wisata dan sehingga pelayanan makanan dan
daya tarik wisata adalah suatu minuman harus mendukung hal
bentukan dari aktifitas dan fasilitas tersebut bagi wisatawan yang tidak
yang berhubungan, yang dapat membawa bekal. 3)Tempat belanja,
menarik minat wisatawan atau yaitu berbelanja merupakan salah
pengunjung untuk datang ke suatu satu aktivitas kegiatan wisata dan
daerah atau tempat tertentu sebagian pengeluaran wisatawan
(Marpaung, 2002 : 78). didistribusikan untuk berbelanja.
4)Fasilitas umum di lokasi objek
B. Sektor Pariwisata wisata, yaitu fasilitas umum yang
Sektor pariwisata adalah akan dikaji adalah fasilitas yang
sekumpulan unit produksi dalam biasanya tersedia di tempatrekreasi
industri berbeda yang menyediakan seperti tempat parkir, toilet umum,
barang dan jasa yang khususnya musholla, dan lain-lain.
dibutuhkan para pengunjung.Dalam Sedangkan prasarana wisata
rangka pembangunan daerah, sektor adalahsumber daya alam dan sumber
pariwisata memegang peranan yang daya buatan manusia yang mutlak
menentukan dan dapat sebagai dibutuhkan olehwisatawan dalam
katalisator untuk meningkatkan perjalanannya di daerah tujuan
pembangunan sektor-sektor lain wisata prasarana dasar yang
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 535
melayani penduduk lokal seringkali apa yang disebut nilai ekonomi
juga melayani kegiatan pariwisata, sumber daya alam (Fauzi, 2004 :
seperti jalan, sumber listrik dan 209).
energi, sumber air dan sistem
pengairan, fasilitas kesehatan, sistem E. Pendekatan Biaya Perjalanan
pembuangan kotoran/sanitasi, Penentuan nilai ekonomi untuk
telekomunikasi, terminal angkutan, sumber daya alam dan lingkungan
jembatan,dan sebagianya. Dalam seperti wisata alam dilakukan secara
melaksanakan pembangunan tidak langsung dengan pendekatan
prasarana wisata perlu disesuaikan metode biaya perjalanan atau travel
dan mempertimbangkan kondisi dan cost method (TCM). Metode ini
lokasi yang akan meningkatkan kebanyakan digunakan untuk
aksesibilitas suatu objek wisata yang menganalisis permintaan terhadap
pada waktunya dapat meningkatkan rekreasi di alam terbuka (outdoor
daya tarik objek wisata itu sendiri, recreation), seperti memancing,
selain itu juga diperlukan koordinasi berburu, hiking, dan sebagainya
dan dukungan antar instansi terkait (Fauzi, 2004 : 213).
Prasarana wisata ini terdiri dari Biaya perjalanan adalah
(Suwantoro, 2004 : 23-24): jumlah yang dikeluarkan dan waktu
a. Prasarana Akomodasi yang digunakan orang untuk
b. Prasarana Pendukung mencapai tempat rekreasi untuk
mengestimasi besarnya nilai
D. Nilai Ekonomi keuntungan dari upaya perubahan
Nilai ekonomi didefinisikan kualitas lingkungan dari tempat
sebagai pengukuran jumlah rekreasi yang dikunjungi (Yakin,
maksimum seseorang ingin 2007 : 221).
mengorbankan barang dan jasa untuk Tujuan dasar TCM adalah
memperoleh barang dan jasa lainnya. ingin mengetahui nilai penggunaan
Secara formal, konsep ini disebut (use value) dari sumber daya alam
keinginan membayar (willingness to melalui pendekatan proxy. Dengan
pay) seseorang terhadap barang dan kata lain biaya yang dikeluarkan
jasa yang dihasilkan oleh untuk mengkonsumsi jasa dari
sumberdaya alam dan lingkungan. sumber daya alam digunakan sebagai
Valuasi ekonomi atau penilaian proxy untuk menentukan harga dari
ekonomi adalah suatu upaya/kegiatan sumber daya tersebut (Fauzi, 2004 :
untuk memberikan nilai kuantitatif 213-214).
terhadap barang dan jasa yang Penilaian dengan metode
dihasilkan oleh suatu sumberdaya biaya perjalanan merupakan
alam dan lingkungan (Samsudin, penggunaan pasar pengganti untuk
2012). menganalisis permintaan terhadap
Salah satu tolak ukur yang daerah rekreasi. Metode ini akan
relatif mudah dan biasa dijadikan mengkaji jumlah uang yang dibayar
persepsi bersama berbagai disiplin dan waktu yang di gunakan untuk
ilmu tersebut adalah dengan mencapai tempat rekreasi. Jumlah
pemberian price tag (harga) pada uang tersebut mencakup biaya
barang dan jasa dihasilkan oleh transportasi, akomodasi, konsumsi,
sumberdaya alam dan lingkungan. dokumentasi, tiket masuk dan lain-
Dengan demikian, kita menggunakan lain yang relevan. Biaya perjalanan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 536
di representasi sebagai nilai atau berkunjung ke objek wisata Air
harga barang lingkungan tersebut, Terjun Tanjung Belit di tahun 2015
namun selain biaya perjalanan nilai sebanyak 6.289 orang.
suatu tempat wisata juga Metode pengambilan sampel
menggunakan variabel, biaya yang digunakan adalah teknik
perjalanan kelokasi alternatif, accindental sampling melalui
pendapatan rumah tangga, satu set wawancara dengan bantuan
preferensi dan variabel tingkah laku kuesioner.
(Yakin, 1997 : 221). Dan teknik pengambilan
sampel mengambil nilai presisi
Kerangka Penelitian sebesar 15% karena jumlah populasi
Gambar 1 yang besar dan mengefisienkan biaya
KerangkaPenelitian : dan waktu maka sampel minimum
Nilai Ekonomi Air Terjun Tanjung Belit yang diperlukan sebagai berikut,
digunakan rumus Taro Yamane
dalam Suryawati dan Yustina (2003 :
43) sebagai berikut :
Pendekatan Biaya Perjalanan
𝑁
(Travel Cost Method) n = 𝑁 𝑑2 +1

Dimana :
Jumlah Kunjungan n = jumlah sampel
N = jumlah populasi

Biaya Pendapatan Jarak d = Presisi 0,15 (15%)


Perjalanan
(X2) (X3) 6289
n = 6289 (0,15)2 +1
(X1)

n = 44.44 dibulatkan menjadi


Sumber:Data Olahan, 2016
44 pengunjung.
Hipotesis Jadi banyaknya sampel yang
1. Diduga bahwa Objek Wisata Air diambil dari populasi untuk dijadikan
Terjun Tanjung Belit di Desa responden dalam penelitian ini
Tanjung Belit Kecamatan adalah sebesar 44 pengunjung.
Kampar Kiri Hulu Kabupaten
Kampar memiliki nilai ekonomi.
2. Diduga faktor pendapatan, biaya Metode Analisis Data
perjalanan dan jarak tempuh Data primer dan sekunder
mempengaruhi jumlah yang diperoleh dalam penelitian ini
kunjungan pada objek wisata Air kemudian dianalisis secara deskriptif
Terjun Tanjung Belit. pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini, nilai
METODE PENELITIAN ekonomi wisata Air Terjun Tanjung
Adapun populasi dalam Belit ini dihitung dengan
penelitian ini adalah pengunjung menggunakan biaya perjalanan
dalam satu tahun terakhir yang wisata (travel cost method). Biaya
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 537
perjalanan adalah jumlah total biaya Untuk mengetahui pengaruh
yang dikeluarkan pengunjung selama variabel bebas terhadap variabel
melakukan kegiatan wisata. terikat digunakan alat analisis
Menentukan besarnya biaya statistik yaitu regresi linier berganda.
perjalanan rata-rata dari jumlah total Untuk mengetahui tingkat signifikan
biaya perjalanan yang dikeluarkan dari masing-masing koefisien regresi
selama melakukan perjalanan atau variabel independen (variabel bebas)
kegiatanwisata, dirumuskan : terhadap variabel dependen (variabel
terikat) maka menggunakan uji
BPT = BT + BTk + BK + BUj + BL statistik diantaranya uji t, uji F dan
uji R2.
Keterangan : Sebelum menganalisis
hubungan antara variabel dependen
BPT =Biaya Perjalanan Total
dan independen, dilakukan terlebih
(Rp/Orang/Hari kunjungan)
dahulu uji normalitas data dan uji
BT =Biaya Transportasi asumsi klasik yang terdiri dari uji
(Rp/Orang) multikolinearitas, uji autokorelasi,
BTk =Biaya Tiket (Rp/Orang) dan uji heterokedastisitas guna
BK =Biaya Konsumsi selama menguji apakah model regresi
melakukan wisata (Rp/Orang) ditemukan korelasi antar variabel
Buj =Biaya Usaha Jasa/sewa independen.
pelampung, Dll (Rp/Orang) Metode regresi linier
BL =Biaya Lain-lain/Parkir, berganda, yang dapat diformulasikan
Bilas (Rp/Orang) suatu model persamaan fungsional
Untuk mengetahui nilai ekonomi sebagai berikut :
lingkungan objek wisata Air Terjun
Tanjung Belit dengan metode biaya Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
perjalanan digunakan langkah-
langkah sebagai berikut (Sahlan, Keterangan :
2008 : 34):
1. Menentukan biaya perjalanan Y = Jumlah kunjungan
rata-rata responden/kunjungan : b0 = Konstanta
Ʃ 𝐵𝑃𝑇
X1 = 𝑛 b1, b2, b3 = Koefisien
Keterangan : X1 =Biaya Perjalanan
X1:Biaya perjalanan rata-rata (Rupiah)
responden /kunjungan X2 =Pendapatan individu
ƩBPT : Jumlah biaya perjalanan total (Rupiah)/bulan
responden X3 =Jarak rumah ke
n : Jumlah responden objek wisata (Km)
e = Variabel gangguan
2. Menentukan nilai ekonomi Selanjutnya akan
lingkungan Air Terjun Tanjung dilaksanakan pengujian dengan
Belit menggunakan program SPSS, hal ini
dilakukan untuk menguji hipotesis
Nilai ekonomi lingkungan = X1 x terhadap variabel bebas dan variabel
Jumlah pengunjung rata-rata/tahun tidak bebas.

Definisi Variabel Operasional


JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 538
Dalam penelitian ini variabel termasuk keputusan untuk
yang digunakan adalah : mengalokasikan sebagian dari
1. Valuasi ekonomi adalah suatu pendapatannya digunakan untuk
upaya/kegiatan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
memberikan nilai kuantitatif
terhadap barang dan jasa yang Tabel 1.1
dihasilkan oleh Air Terjun Identitas Responden
Tanjung Belit yang diukur dalam MenurutKelompok Umur
Rupiah (Rp) (Nazhar, 2013). danPersentasenya
2. Metode Biaya perjalanan adalah No Kategori Jumlah Persentase
Umur Responden (%)
jumlah total biaya yang (Tahun) (Orang)
dikeluarkan pengunjung selama
1.16 – 21 10 22,72
melakukan kegiatan wisata 2.22 – 27 15 34,1
meliputi biaya transportasi, 3.28 – 33 5 11,36
biaya tiket, biaya konsumsi, 4.34 – 39 7 15,9
biaya souvenir dan biaya lain- 5.40 – 45 5 11,36
6.46 – 51 2 4,54
lainnya yang diukur dalam Jumlah 44 100
Rupiah (Rp) (Nazhar, 2013). Sumber : Olahan Data Primer (2016)
3. Jarak adalah jauhnya perjalanan
yang ditempuh oleh responden Dari tabel diatas terlihat
yang di ukur dalam Kilometer bahwa jumlah responden yang paling
(Km). banyak berkunjung adalah responden
4. Pendapatan adalah jumlah yang berumur 22–27 tahun, sebanyak
penghasil rata-rata responden 15 orang.
setiap bulannya yang diukur
dalam Rupiah (Rp). 2. Pendapatan Responden
5. Total biaya perjalanan adalah Pendapatan responden yang
nilai keseluruhan biaya dimaksud dalam penelitian ini adalah
perjalanan yang dikeluarkan pendapatan total yang diterima oleh
responden menuju ke Air Terjun individu selama satu bulan.
Tanjung Belit yang diukur dalam Untuk melihat lebih jelas
Rupiah (Rp) (Nazhar, 2013). mengenai pendapatan responden
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Tabel 1.2
Identitas Responden Menurut
Pendapatan Dan
Karakteristik Responden Air Persentasenya
terjun Tanjung Belit N Pendapatan Jumlah Perse
Responden dalam penelitian ini o Responden Responden ntase
(Rp/bulan) (Orang) (%)
adalah pengunjung objek wisata Air 1. 500.000 – 1 2,27
Terjun Tanjung Belit. 1.099.000
2. 1.100.000 – 2 4,55
1.699.000
1. Umur Responden 3. 1.700.000 – 9 20,45
Umur juga menjadi faktor yang 2.299.000
menentukan pola fikir seseorang 4. 2.300.000 – 15 34,09
dalam menentukan jenis barang dan 2.899.000
5. 2.900.000 – 11 25
jasa yang akan dikomsumsi, 3.499.000

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 539


6 >3.499.000 6 13,64 Biaya Perjalanan Responden
Jumlah 44 100
Biaya perjalanan responden ialah
Sumber : Olahan Data Primer (2016)
seluruh biaya yang dikeluarkan
setiap individu atau responden untuk
Dari tabel diatas
mengunjungi Air Terjun Tanjung
menunjukkan bahwa, sebagian besar
Belit meliputi : biaya transportasi,
pendapatan responden berada pada
biaya konsumsi, biaya dokumentasi,
kisaran Rp 2.300.000 – Rp 2.899.000
biaya masuk dan biaya-biaya
sebanyak 15 orang (34,09%).
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada
Responden yang pendapatannya Rp
tabel berikut :
500.000 – Rp 1.099.000 sebanyak 1
orang (2,27%), yang pendapatannya
Tabel 1.4
Rp 1.100.000 – Rp 1.699.000
Total Biaya Perjalanan Responden
sebanyak 2 orang (4,55%),
dan Persentasenya
pendapatan 1.700.000 – 2.299.000 No Kategori Jumlah Persentas
sebanyak 9 orang (20,45%), Biaya Responde e
pendapatan 2.900.000 – 3.499.000 Perjalanan n (%)
(Rp) (Orang)
sebanyak 11 orang (25%) dan 1. 50.000 – 23 52,27
pendapatan >3.499.000 sebanyak 6 100.000
orang (13,64 %). 2. 101.000 – 13 29,55
150.000
3. 151.000 – 6 13,64
3. Jarak Rumah Responden ke 200.000
Air Terjun Tanjung Belit 4. 201.000 – 2 4,55
Jauh dekatnya jarak rumah ke 250.000
Jumlah 44 100
objek wisata juga mempengaruhi Sumber : Olahan Data Primer (2016)
kesediaan seseorang untuk
mengunjungi suatu tempat wisata. Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa, biaya perjalanan sebagian
Tabel 1.3 besar responden berkisar antara
Jarak Rumah Responden Ke 50.000 – 100.000 sebanyak 23 orang.
Objek Wisata Air Terjun Tanjung
Belit Dan Persentasenya 4. Frekuensi Kunjungan di
No Jarak Jumlah Persentase Objek Wisata
Rumah Responden (%) Frekuensi kunjungan yang
(Km) (orang)
1. 30 – 55 6 13,64 dimaksud disini adalah banyaknya
2. 56 – 81 7 15,91 kunjungan yang dilakukan oleh
3. 82 – 108 19 43,18 masing-masing individu atau
4. 109 – 135 10 22,73
responden dalam satu tahun terakhir
5. 136 -162 1 2,27
6. 163 – 189 1 2,27 ke Air Terjun Tanjung Belit.
Jumlah 44 100
Sumber : Olahan Data Primer (2016) Tabel 1.5
Frekuensi Kunjungan Responden
Dari data tabel diatas dapat Dalam Satu Tahun Terakhir Ke
dilihat bahwa responden yang paling Air Terjun Tanjung Belit dan
banyak yaitu yang jarak rumahnya Persentasenya
82-108 km dari Air Terjun Tanjung No Jumlah Jumlah Persenta
Belit sebanyak 19 orang atau Kunjungan/Ta Responden se
hun (Orang) (%)
43,18%. (kali)
1. 1 24 54,55

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 540


2. 2 10 22,73 ke Air Terjun Tanjung Belit sebesar
3. 3 3 6,82
4. 4 5 11,36 Rp 118.636,36,-.
5. 5 2 4,55 Untuk mendapatkan nilai ekonomi
Jumlah 44 100
lingkungan digunakan rumus :
Sumber : Olahan Data Primer (2016)
Nilai ekonomi lingkungan = X1 X
Dari tabel tersebut dapat Rata-rata jumlah pengunjung/tahun
disimpulkan bahwa rata-rata = Rp
responden yang menunjungi Air 118.636,36 x 5.652
Terjun Tanjung Belit sebanyak 1 kali = Rp
dalam satu tahun terakhir. 670.532.706,72,-/tahun.
Jadi, nilai ekonomi lingkungan Air
Analisis Nilai Ekonomi Terjun Tanjung Belit dilihat dari
Untuk menghitung nilai ekonomi biaya perjalanan adalah Rp
lingkungan, terlebih dahulu harus 670.532.706,72,- /tahun.
diketahui biaya perjalanan rata-rata
responden dalam melakukan satu kali Uji Normalitas
kunjungan. Untuk menghitungnya Uji normalitas bertujuan untuk
menggunakan rumus : menguji apakah dalam model regresi,
Ʃ𝐵𝑃𝑇 variabel pengganggu atau residual
X1 = 𝑛
memiliki distribusi normal.
Dimana :
X1 = Biaya perjalanan rata-rata Analisa Grafik Histogram
responden/kunjungan
ΣBpT = Jumlah Total Biaya Gambar 1
perjalanan responden Gambar grafik histogram
n = Jumlah responden
Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1
Biaya perjalanan Rata-rata
Responden Per Kunjungan
Jumlah Jumlah Biaya Jumlah
Respond Total Perjalan Pengunju
en Biaya an Rata- ng Rata-
(n) Perjalan rata rata Per
an Respond Tahun
Respond en / (2014- Sumber : Hasil Olah Data (2016)
en kunjung 2015)
(ƩBPT) an Berdasarkan grafik pada
(X1) Gambar 5.1 dapat kita lihat bahwa
44 Rp Rp 5.652 grafik histogram membentuk sebuah
5.220.00 118.636,
0 36 lonceng.Hal ini menunjukkan jika
dilihat dari grafik histogram data
Sumber : Olahan Data Primer (2016) yang digunakan dalam penelitian ini
Dari tabel diatas dapat adalah data normal atau yang
diketahui, bahwa jumlah total biaya berdistribusi normal.
perjalanan seluruh 44 responden
sebesar Rp 5.220.000, sehingga Analisis Grafik Normal Probability
biaya perjalanan rata-rata responden Plot (Normal P-Plot)

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 541


suatu periode t dengan periode t-1
Gambar 2 (sebelumnya). Untuk mendeteksi
Gambar Grafik P-plot adanya autokorelasi adalah dari uji
run test. Dari pengolahan analisis
diperoleh hasil uji run test yang
dilihat dari nilai Asymp. Sig nya yaitu
0,446 yang merupakan besar dari 0,05
yang berarti bahwa analisis tersebut
terbebas dari uji Autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas yaitu
kondisi dimana semua residual atau
Sumber : Hasil Olah Data (2016) error mempunyai varian yang tidak
Berdasarkan hasil olahan data konstan atau berubah-ubah. Untuk
penelitian pada Gambar 5.2 Grafik P- mengetahui apakah suatu data
Plot pada kita lihat bahwa titik-titik bersifat Heterokedastisitas atau tidak,
yang berada pada gambar tersebut maka perlu pengujian. Penelitian ini
merapat atau mengikuti garis menggunakan metode Analisis
diagonal. Grafik P-plot ini Grafik kemudian dilakukan uji
membuktikan kalau data yang glejser agar penelitian benar-benar
digunakan dalam penelitian ini menunjukkan terbebas dari gejala
normal atau berdistribusi normal. heterokedastisitas. Metode analisis
Grafik dilakukan dengan mengamati
Uji Multikolinearitas scatterplot dimana sumbu horizontal
Uji multikolinearitas ber- menggambarkan predicted
tujuan untuk menguji apakah standarlized sedangkan sumbu
terdapat korelasi antar variabel vertical menggambarkan nilai
independen dalam model regresi. residual Studentized. Jika scatterplot
Berdasarkan aturan variance inflation membentuk pola tertentu, hal itu
factor (VIF) dan tolerance, maka menunjukkan adanya masalah
apabila VIF melebihi angka 10 atau heterokedastisitas pada model regresi
tolerance kurang dari 0,10 maka yang di bentuk.
dinyatakan terjadi gejala
multikolinearitas. Sebaliknya apabila
Gambar 3
nilai VIF kurang dari 10 atau
tolerance lebih dari 0,10 maka Gambar Scatterplot
dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinearitas (Santoso, 2002 :
203). Dari hasil perhitungan hasil
analisis data, diperoleh nilai VIF
untuk seluruh variabel bebas < 10
dan tolerance > 0,10. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa model regresi
bebas dari multikolinearitas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk Sumber : Hasil Olahan Data (2016)
melihat apakah terjadi korelasi antara
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 542
Berdasarkan plot diatas wisata (X3) adalah nol (tidak ada)
kemungkinan terjadi pola antara maka jumlah kunjungan wisata alam
residual dan nilai fitted value Y, sebanyak 5.062 pengunjung.
sehingga terjadi indikasi pelanggaran Setelah dilakukan regresi
asumsi homokedastisitas. Oleh linier berganda, untuk melihat
karena itu digunakan uji statistik pengaruh biaya perjalanan,
Glejser. pendapatan, jarak ke objek wisata
Uji Glejser dilakukan dengan dan terhadap jumlah kunjungan
cara meregresikan antara variabel wisata Air Terjun Tanjung Belit di
independen dengan nilai absolut Kabupaten Kampar. Digunakan
residualnya. Jika nilai signifikansi interprestasi hasil dan ketetapan
antara variabel independen dengan model secara statistik maka
absolut residual lebih dari 0,05 maka dilakukan uji F, uji t dan mengetahui
tidak terjadi masalah besarnya koefisien determinasi dari
heterokedastisitas. Dan setelah regresi berganda.
melalui uji glejser bahwa nilai
signifikansi ketiga variabel Hasil Uji t
independen lebih dari 0,05. Dengan Pada tabel 1 dapat dilihat
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan uji t:
tidak terjadi masalah Tabel 1
heterokedastisitas pada model Uji t
regresi. Model T Sig.

Hasil Analisis Regresi Berganda 1 (Constant) 7,922 ,000


Dari regresi linear berganda X1 -,733 ,468
menggunakan program SPSS 21.0 X2 -,019 ,985
X3 -7,436 ,000
diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Hasil Olah Data (2016)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 5,062 - 2,281 X1 – 4,000 X2 –
Pengambilan keputusan :
0,031 X3
Dimana nilai bo = 5,062 dan 1) Variabel biaya perjalanan (X1) ,
nilai b1 = -2,281, b2 = -4,000, dan Dimana nilai t hitung (X1) adalah
nilai b3 = -0,031. Persamaan regresi sebesar -0,733. Ini berarti nilai –t
digunakan untuk melakukan hitung lebih kecil dari nilai –t tabel
bagaimana pengaruh biaya (2,201) dengan Sig. (0,468) >
perjalanan, pendapatan, dan jarak 0,05. Maka dapat dikatakan
rumah terhadap besarnya perubahan variabel X1 (biaya perjalanan)
jumlah kunjungan. tidak mempunyai pengaruh yang
Nilai bosebesar 5,062 signifikan terhadap jumlah
merupakan konstanta dari kunjungan individu ke Air Terjun
persamaan, yang berarti nilai Y pada Tanjung Belit.
saat nilai b1, b2, dan b3 = nol, dan 2) Variabel Pendapatan Individu
pada saat ini garis regresi akan (X2), Dimana nilai t hitung (X2)
memotong garis Y, sehingga juga adalah sebesar -0,019. Ini berarti
biasa disebut intercept. Konstanta nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
sebesar 5,062 menyatakan bahwa tabel (2,201) dengan Sig. (0,985) >
jika biaya perjalanan (X1), 0,05.Maka dapat dikatakan
pendapatan (X2), dan jarak ke objek
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 543
variabel X2 (pendapatan) tidak Tabel 3
mempunyai pengaruh yang Analisis Koefisien Determinasi
signifikan terhadap jumlah Model R R Square
kunjungan individu ke Air Terjun 1 ,772 a
,596
Tanjung Belit. Sumber :Data olahan, 2016
3) Variabel Jarak Ke Objek Wisata
(X3), Dimana nilai t hitung (X3)
adalah sebesar -7,436. Ini berarti Dari Tabel3 nilai koefisien
nilai t hitung lebih besar dari nilai t determinasi (R2) sebesar 0,596
tabel (2,201) dengan Sig. (0,000) < menunjukkan bahwa 59,6% jumlah
0,05. Maka dapat dikatakan kunjungan pada objek wisata Air
variabel X3 (jarak ke objek Terjun Tanjung Belit dipengaruhi
wisata) signifikan terhadap jumlah oleh variabel bebas, yaitu biaya
kunjungan individu ke Air Terjun perjalanan, pendapatan, dan jarak ke
Tanjung Belit. objek wisata. Sedangkan sisanya
40,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak dibahas di dalam
Hasil Uji F penelitian ini.
Pada tabel 2 dapat dilihat hasil
perhitungan uji F: PEMBAHASAN
Tabel 2
Uji F 1. Analisis Biaya Perjalanan (X1)
Model F Sig. Terhadap Jumlah Kunjungan
1 Regression 19,637 ,000b Wisata Alam (Y)
Hasil koefisien regresi biaya
Residual
perjalanan sebesar -2,281
Total
menunjukkan setiap peningkatan 1
Sumber:Data olahan, 2016
Rupiah biaya perjalanan, maka
jumlah kunjungan wisata alam juga
Dari hasil regresi linier
akan mengalami peningkatan jumlah
berganda diperoleh F hitung sebesar
kunjungan sebesar -2,281
19,637 dengan F tabel (k-1);(n-k)
pengunjung. Jadi, apabila biaya
maka Ftabel ( 3;40) yaitu 2,84. Jadi F
perjalanan wisata di Kabupaten
hitunglebih besar daripada Ftabel
Kampar mengalami peningkatan,
(19,637 > 2,84) atau sig F < 5%
maka jumlah kunjungan wisata alam
(0,000 <0,05) Artinya Ho ditolak.
akan mengalami penurunan. Dengan
Hal ini dapat disimpulkan bahwa
demikian sangat diperlukan untuk
variabel bebas (biaya perjalanan,
menjaga kestabilan harga dari semua
pendapatan individu, dan jarak ke
pihak yang terkait.Hal ini terjadi
objek wisata) secara bersama-sama
karena kebiasaan masyarakat dan
berpengaruh secara signifikan
letak geografis Kabupaten Kampar.
terhadap jumlah kunjungan ke Air
Dilihat dari data hasil kuesioner
Terjun Tanjung Belit.
bahwa total biaya perjalanan yang
Analisis Koefisien Determinasi banyak dikeluarkan oleh seseorang
(R2) untuk melakukan perjalanan wisata
Pada tabel 3 dapat dilihat ke objek wisata Air Terjun Tanjung
hasil perhitungan R2 : Beli adalah berkisar Rp 50.000 – Rp
100.000 sebanyak 22 orang.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 544
2. Analisis Pendapatan (X2) lebih baik mutunya (Sukirno, 2005 :
Terhadap Jumlah Kunjungan 81).
Wisata Alam (Y)
Perubahan pendapatan konsumen 3. Analisis Jarak (X3) Rumah
dengan asumsi Cateris Paribus pada Terhadap Jumlah Kunjungan
umunya dapat mempengaruhi Wisata Alam (Y)
perubahan jumlah barang dan jasa Dari hasil penelitian jarak rumah
yang diminta terutam untuk barang berpengaruh negatif terhadap jumlah
normal dan superior. Kenaikan kunjungan wisata Air Terjun
pendapatan perkapita akan Tanjung Belit di Kabupaten Kampar.
mendorong kenaikan konsumsi, dan Jarak rumah berpengaruh negatif ini
sebaliknya penurunan penghasilan dikarenakan biaya yang dikeluarkan
konsumen akan mendorong akan lebih besar untuk melakukan
berkurangnya konsumsi untuk suatu kunjungan wisata alam. Dengan
jenis barang. jauhnya jarak wisata alam, maka
Dari hasil penelitian menunjukkan pengunjung akan mengeluarkan
bahwa pendapatan berpengaruh biaya yang besar pula, maka
negatif terhadap jumlah kunjungan masyarakat Kabupaten Kampar akan
wisata alam. Hasil koefisien regresi lebih cenderung untuk mencari
pendapatan sebesar -4,000 artinya alternatif melakukan kunjungan
setiap peningkatan 1 Rupiah dengan biaya yang lebih murah.
pendapatan dan variabel lain tetap, Hasil perhitungan regresi linier
maka jumlah kunjungan wisata alam berganda untuk angka koefisien
akan mengalami penurunan sebesar - regresi jarak rumah adalah -0,031.
4,000 pengunjung. Begitu juga Artinya apabila jarak rumah ke objek
dengan sebaliknya dengan asumsi wisata bertambah setiap 1 km, maka
pengaruh dari variabel lain tetap. jumlah kunjungan wisatawan ke Air
Dan dilihat dari data hasil kuesioner Terjun Tanjung Belit akan turun
bahwa sebagian besar responden sebesar 0,031. Begitu juga
yang datang memiliki besar sebaliknya dengan asumsi pengaruh
pendapatan perbulannya berada pada dari variabel lain tetap. Hasil
kisaran Rp 2.300.000 – Rp 2.899.000 perhitungan regresi ini sesuai dengan
sebanyak 15 orang. yang diharapkan karena berdasarkan
Dapat disimpulkan bahwa teori, jarak rumah berpengaruh
objek wisata Air Terjun Tanjung negatif terhadap permintaan
Belit termasuk kedalam jenis barang kunjungan wisata.
inferior, yaitu barang yang banyak Dan dilihat dari hasil kuesioner
diminta oleh orang-orang bahwa responden yang paling banyak
berpendapatan rendah. Kalau mengunjungi objek wisata Air Terjun
pendapatan bertambah tinggi maka Tanjung Belit yaitu yang jarak
permintaan terhadap barang-barang rumahnya 82 – 108 km dan 109 –
yang tergolong dalam barang inferior 135 km dari Air Terjun Tanjung
akan berkurang. Para pembeli yang Belit sebanyak 29 orang yang rata-
mengalami kenaikan pendapatan rata berasal dari Kota Pekanbaru
akan mengurangi pengeluarannya dengan tujuan untuk melakukan
terhadap barang inferior dan rekreasi dan olahraga.
menggantikan dengan barang yang
KESIMPULAN DAN SARAN
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 545
KESIMPULAN SARAN
Dari hasil penelitian dan Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan, maka dapat ditarik penulis mencoba mengajukan saran
kesimpulan sebagai berikut : atau masukan dengan harapan dapat
1. Berdasarkan hasil perhitungan membantu pihak-pihak yang
maka diketahui nilai ekonomi berwenang dalam pengelolaan obejk
lingkungan Air Terjun Tanjung wisata Air Terjun Tanjung Belit.
Belit dengan pendekatan biaya Adapun saran-saran penulis adalah
perjalanan sebesar Rp sebagai berikut :
670.532.706,72,-/tahun. 1. Kepada pihak pengelola lebih
2. Ada tiga faktor yang meningkatkan kualitas
mempengaruhi jumlah lingkungan, keasrian serta lebih
kunjungan dalam penelitian ini peka terhadap keinginan
yaitu : faktor biaya perjalanan, pengunjung. Dan lebih
faktor pendapatan, dan faktor meningkatkan semua yang
jarak ke objek wisata. dibutuhkan oleh pengunjung
Berdasarkan perhitungan, selama melakukan kunjungan
diketahui bahwa variabel biaya wisata agar meningkatkan nilai
perjalanan, variabel pendapatan ekonomi lingkungan dari Air
dan variabel jarak ke objek Terjun Tanjung Belit.
wisata berhubungan negatif 2. Diharapkan kepada pihak
terhadap variabel jumlah pengelola lebih memperhatikan
kunjungan. Berdasakan setiap sarana dan prasarana yang
pengujian secara simultan, ada di area Air Terjun Tanjung
diketahui bahwa, biaya Belit.Hal ini tentu akan
perjalanan, pendapatan dan jarak meningkatkan jumlah kunjungan
ke objek wisata berpengaruh ke Air Terjun Tanjung Belit.
terhadap jumlah kunjungan. 3. Diharapkan kepada pemerintah
Tetapi setelah dilakukan daerah Kabupaten Kampar agar
pengujian secara parsial, dari memperhatikan sarana prasarana
semua variabel bebas hanya jalan dan angkutan umum yang
variabel jarak yang berpengaruh dapat digunakan menuju ke
secara signifikan terhadap objek wisata, sehingga
jumlah kunjungan. memudahkan masyarakat untuk
3. Dari hasil perhitungan koefisien mengunjungi Air Terjun
determinasi berganda (R2) Tanjung Belit.
menunjukkan hasil sebesar R2 = 4. Diharapkan kepada pemerintah
0,596 yang artinya 59,6% daerah Kabupaten kampar dan
jumlah kunjungan pada objek pihak pengelola agar
wisata Air terjun Tanjung Belit meningkatkan promosi Air
dipengaruhi oleh variabel bebas, Terjun Tanjung Belit kepada
yaitu biaya perjalanan, masyarakat agar jumlah
pendapatan individu, dan jarak pengunjung semakin meningkat
rumah ke objek wisata. dan meningkatkan pendapatan
Sedangkan sisanya 40,4% asli daerah.
dipengaruhi oleh faktor-faktor 5. Bagi pengelola agar
lain yang tidak dibahas di dalam memperhatikan kebersihan
penelitian ini.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 546
disekitar area Air Terjun Tesis. Program Pascasarjana
Tanjung Belit Universitas Padjajaran.

DAFTAR PUSTAKA Sahlan, 2008.Valuasi Ekonomi


Wisata Alam Otak Kokok
Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi
gading Dengan Pendekatan
Menggunakan Metode Travel
Biaya Perjalanan. Skripsi
Cost Taman Wisata Hutan Di
Program Sarjana Universitas
Taman Wan Abdul Ranchman
Mataram.
Provinsi Lampung. Makalah
Pengantar Falsafah Sains
Santoso, Singgih, 2002. Statistik
Institut Pertanian Bogor,
dengan SPSS. Elex Media
Bogor.
Komputindo, Jakarta.
Fandeli, Chafid, 2000. Potensi Objek
Simatupang, Violetta, 2009.
Alam Indonesia Yogyakarta.
Penganturan Hukum
Liberty, Yogyakarta.
Kepariwisataan Indonesia.PT
Alumni, Bandung.
Fauzi, Ahmad. 2004.Ekonomi
Sumber Daya Alam Dan
Suryawati, Evi dan Yustina. 2003.
Lingkungan. Teori Dan
Metodologi Penelitian
Aplikasi. PT Gramedia Pustaka
Kependidikan. Urpress,
Utama, Jakarta.
Pekanbaru.
Inskeep, Edward. 1991. Tourism
Planning : An Integrated and Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-
Sustainable Approach. Van DasarPariwisata.YogyakartaC
Nostrand Reinhold. New York, V. ANDISolihin Ismail,
Inc. Yogyakarta.

Marpaung, H, 2002. Pengentahuan Wahab, Salah. 2003.Manajemen


Kepariwisataan. Ed Revisi. Kepariwisataan, Cetakan Iv
Alfabeta, Bandung. Penerjemah Gromang F. PT
Pradnya Paramitha, Jakarta.
Nazhar, Niswa. 2013. Analisis
Valuasi Ekonomi Yakin, Addinul. 2007. Ekonomi
Menggunakan Travel Cost Sumber Daya Lingkungan,
Method Pada Obyek Wisata Teori Bijaksana
Pantai Akkarena Kota Pemberdayaan Berkelanjutan.
Makassar. Skripsi.Universitas Akademi Persindo, Jakarta.
Hasanuddin, Makasar.
__________. 1997. Ekonomi
Samsudin, Nurhayati. 2012. Valuasi Sumberdaya dan Linkungan
Nilai Ekonomi Taman dan Kebijaksanaan
Nasional Bunaken : aplikasi Pembangunan Berkelanjutan.
Travel Cost Method (TCM). Akademi Presindo, Jakarta.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 547

You might also like