You are on page 1of 5

Jurnal

Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811


Vol. 3 No 2, 2015

PERSEPSI DAN KENDALA MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN DAYA TARIK
WISATA PANTAI KUTA DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH, PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT

Wahyuni Berlian Augusta Simorangkira,1, I Nyoman Sunartaa,2
1berlianaugustasimorangkir@yahoo.co.id, 2cairns54@yahoo.com
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

ABSTRACT
This study aims to discuss the problems of local communities in the management of Kuta Beach tourist
attraction as well as the perceptions of local communities in the management of his involvement in the Kuta Beach
tourist attraction. The purpose of this study is to determine the constraints faced by local communities in the
management of Kuta Beach tourist attraction as well as public perceptions in the involvement of the management of
Kuta Beach tourist attraction. The anticipated benefits of this research are the benefits of academic and practical
benefits.
In achieving the objectives of the study, used a qualitative descriptive method to conduct a review directly to
Kuta Beach in the village of Kuta, Central Lombok regency. The technique of collecting data using interviews with
several informants and questionnaires to local communities related to the theme in question, and supported by
literature study of previous reports. To obtain information use informers determination technique using key
informants and respondents determination techniques by means of proportional random sampling.
From the analysis, there are several kinds of constraints which lead to a lack of role of local communities in
the management of Kuta Beach tourist attraction such as the low quality of human resources and the lack of
government attention in improving the quality of human resources. And note also the perception of the local
communities as stakeholders in tourism in Kuta Beach that they really want the training and education about the
management of a tourist attraction.
Advice can be given to increase the role of local communities in the management of Kuta Beach tourist
attraction include the active role of local government in improving the means of education, outreach activities
promoting tourism and business management training to the business community as the perpetrator of tourism.
Besides, the government's focus on improving the welfare of local communities so that people are more optimally
excited to be involved in the management of Kuta Beach tourist attraction.

Keywords: Perception, constraint management


I. PENDAHULUAN perkembangan menjadi sebuah daya tarik
Indonesia memiliki daya tarik wisata wisata.
alam serta budaya yang sangat banyak untuk Pantai Kuta terletak di kabupaten
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata Lombok Tengah, merupakan daerah yang
dunia. Sebagian dari potensi ini telah memiliki banyak daya tarik alam dan budaya
dimanfaatkan dan dikembangkan, sedangkan yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Peluang
sebagian masih harus dikembangkan. Daya pariwisata khusunya di pantai Kuta dapat
tarik wisata yang beraneka ragam ini perlu dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk
direncanakan dalam pemanfaatan dan mencari penghasilan tambahan. Perkembangan
pengusahaannya agar konservasi sumber daya pariwisata memberikan dampak yang positif
alam untuk wisata ini dapat diwujudkan. bagi masyarakat lokal yang berada di sekitar
Lombok Tengah merupakan salah satu Pantai Kuta dan hal tersebut mampu membuat
kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang masyarakat lokal untuk ikut berperan aktif
memiliki potensi di sektor pariwisata yang bisa dalam perkembangan pariwisata. Namun, disisi
dikelola untuk menambah pendapatan asli lain kurangnya pengetahuan masyarakat lokal
daerah (PAD) selain sektor pertanian, mengenai pengelolaan pariwisata yang ada di
perkebunan dan perikanan. Kabupaten Lombok Pantai Kuta menjadi salah satu kendala yang
Tengah memiliki potensi wisata alam dan dihadapi masyarakat Kuta dalam mengelola
budaya yang telah dikembangkan dan menjadi pariwisata yang ada.
daya tarik ataupun yang masih dalam tahap

40
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 3 No 2, 2015

Untuk membangun dan pendukung untuk pengelolaan
mengembangkan suatu daya tarik wisata yang pariwisata Pantai Kuta.
terpadu, maka diperlukan kerjasama yang baik
antara pemerintah dengan masyarakat dan IV. METODE
dengan stakeholder. Namun hal tersebut belum a. Jenis Data
terlaksana dengan baik, maka dalam penelitian 1. Data Kualitatif
ini akan membahas tentang persepsi Data kualitatif adalah data yang
masyarakat Kuta dalam pengelolaan Pantai berbentuk informasi, bukan dalam
Kuta dan kendala yang dihadapi dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh
pengelolaan Pantai Kuta. melalui berbagai macam teknik
1. Rumusan Masalah pengumpulam data misalnya
a. Bagaimana persepsi masyarakat lokal wawancara, analisis dokumen atau
terhadap keterlibatannya dalam observasi yang telah dituangkan dalam
pengelolaan daya tarik wisata pantai Kuta. catatan (Lofland dan Lofland, 1984: 47).
b. Apa kendala yang dihadapi masyarakat Data dalam penelitian ini meliputi
lokal di Desa Kuta Kabupaten Lombok bentuk-bentuk persepsi masyarakat
Tengah dalam pengelolaan daya tarik serta kendala masyarakat lokal dalam
wisata di pantai Kuta. pengelolaan daya tarik wisata pantai
Kuta.
II. KEPUSTAKAAN 2. Data Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan konsep Data kuantitatif adalah data yang
pariwisata (WTO dalam Muljadi, 2012), nilainya berbentuk numerik atau angka
pemberdayaan (Bawa dalam Siregar, 2005), (Kusmayadi, 2000:80). Dalam penelitian
masyarakat lokal (Soekanto, 1990), kendala ini data kuantitatif seperti jumlah
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001), daya kunjungan wisatawan ke daerah pantai
tarik wisata (Undang-Undang Republik Kuta, jumlah penduduk berdasarkan
Indonesia No.10 tahun 2009), persepsi jenis kelamin dan mata pencaharian
(Sondang P.Siagian, 1989), pengelolaan (Robert masyarakat di Desa Kuta Kabupaten
T.Kiyosaki dan Sharon L,2005). Lombok Tengah.

III. RUANG LINGKUP LOKASI PENELITIAN b. Sumber Data
a. Persepsi yang dimaksud dalam penelitian 1. Data Primer
ini adalah tanggapan ataupun komentar Data primer yaitu data yang diperoleh
dari masyarakat mengenai keterlibatan dari sumber langsung dan memberikan
maupun kendala yang dihadapi oleh datanya kepada pengumpul data
masyarakat dalam pengelolaan daya tarik (Sugiono, 2005). Adapun informan
wisata pantai Kuta. dalam penelitian ini adalah Kepala Desa
b. Kendala yang dimaksud dalam penelitian ini Kuta dan masyarakat lokal Desa Kuta.
adalah segala sesuatu hal yang menghambat 2. Data Sekunder
atau menghalangi masyarakat lokal dalam Data sekunder yaitu data-data yang
mengelola daya tarik pantai Kuta serta berbentuk catatan atau laporan data,
kendala dalam upaya pemberdayaan dokumentasi oleh lembaga tertentu
masyarakat. Kendala dalam penelitian ini yang dipublikasikan (Ruslan, 2004).
bagi menjadi dua jenis yaitu kendala Data sekunder yang diperoleh dalam
internal dan eksternal. penelitian ini yaitu data dari Dinas
1. Kendala internal merupakan kendala Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
dari dalam diri masyarakat lokal Kuta Lombok Tengah seperti jumlah
sehingga menghambat pengelolaan kunjungan wisatawan ke Kabupaten
pariwisata Pantai Kuta. Lombok Tengah, data dari Kepala Desa
2. Kendala eksternal merupakan kendala seperti monografi desa, dan artikel-
dari luar yang dapat menghambat artikel lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan dan perkembangan penelitian ini.
pariwisata Pantai Kuta seperti sarana

41
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 3 No 2, 2015

c. Metode Pengumpulan Data ini yang menjadi sampel adalah
1. Observasi masyarakat Desa Kuta dengan
Obeservasi atau pengamatan adalah menggunakan 50 sampel .
cara pengumpulan data dengan
menggunakan jalan mengamati, f. Metode Analisis Data
menelitu atau mengukur kejadian yang Teknik yang digunakan untuk
sedang terjadi (Kusmayadi, 2000:84). menganalisis data dalam penelitian ini
Observasi dilakukan terhadap objek, adalah deskriptif kualitatif yang
mengenai situasi dan kondisi lokasi menguraikan secara lengkapm dan
yang berkaitan dengan keadaan terperinci mengenai keadaan atau
masyarakat lokal di Desa Kuta. status dari objek yang diteliti melalui
2. Teknik Wawancara kata-kata atau kalimat (Arikunto, 1998)
Wawancara adalah proses interaksi dan .
komunikasi antara pewawancara atau V. HASIL DAN PEMBAHASAN
peneliti dengan responden (Kusmayadi, 1. Persepsi masyarakat terhadap
2000:83). Wawancara digunakan untuk keterlibatannya dalam Pengelolaan
menggali data mengenai keterlibatan Daya Tarik Wisata Pantai Kuta
masyarakat lokal di Desa Kuta dalam Wujud nyata keterlibatan masyarakat
kegiatan pariwisata dan kendala yang lokal adalah ikut berpartisipasi dalam
dihadapi dalam pengelolaan pariwisata pengelolaan Pantai Kuta walaupun itu
di Desa Kuta Kabupaten Lombok tidak secara langsung yaitu ikut mengelola
Tengah. hotel maupun restoran yang ada di daerah
3. Studi Kepustakaan Kuta meskipun itu masih dalam skala yang
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sangat kecil. Masyarakat dapat merasakan
berbentuk tulisan, gambar atau karya- dampak positif yang diberikan oleh adanya
karya monumental dari seseorang pariwisata di Kuta. Ini terbukti dengan
(Sugiyono,2009:82). Pengumpulan data keuntungan dalam segi materi yang
dengan cara mengumpulkan literatur, diperoleh dari berbagai usaha yang
buku-buku, bosur, majalah atau dijalankan seperti pendapatan dari hasil
referensi lain mengenai pariwisata yang penjualan kerajinan tangan, penjualan
ada di Desa Kuta. makanan dan minuman di restoran
maupun penjualan kamar di hotel maupun
d. Metode Penentuan Informan bungalow sebagai tempat penginapan
Penentuan informan dalam penelitian wisatawan. Namun, ada juga masyarakat
ini adalah dengan menggunakan yang tidak merasakan dampak positif
Purposive Sampling yaitu pengambilan adanya pariwisata karena sebagian
sampel dengan sudah ada masyarakat tidak terlibat dalam
tujuan,rencana dan sudah ada pengelolaan pariwisata di Pantai Kuta.
predefinisi terhadap kelompok-
kelompok dan kekhususan khas yang 2. Kendala yang dihadapi masyarakat
dicari (wahana-statistik,2010). Dalam lokal Pantai Kuta dalam pengelolaan
penelitian ini yang menjadi informan daya tarik wisata Pantai Kuta
kunci adalah Kepala Desa Kuta. 1. Kendala Internal
a. Rendahnya kualitas pendidikan
e. Metode Penentuan Sampel formal masyarakat Pantai Kuta yang
Sampel dalam penelitian ini dipilih sebagian besar dari jumlah
dengan menggunakan metode penduduk daerah Pantai Kuta hanya
Propotional Random Sampling yaitu mengeyam pendidikan di bangku
teknik pengambilan sampel dengan cara Sekolah Dasar sehingga tidak
mencampur subjek-subjek tanpa memiliki pengetahuan yang cukuo
mempertimbangkan tingkatan- tentang menjalankan usaha
tingkatan dalam populasi pariwisata.
(Arikunto,2010:134). Dalam penelitian

42
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 3 No 2, 2015

b. Kurangnya pengetahuan diketahui bahwa masyarakat
masyarakat tentang manajemen dan sesungguhnya sangat ingin dapat
kewirausahaan sehingga berperan secara aktif dan terlibat
menghambat perkembangan dalam pengelolaan kawasan daya tarik
masyarakat untuk dapat bersaing wisata Pantai Kuta namun masyarakat
dengan orang yang berasal dari luar masih menunggu bantuan serta
daerah. Kendala ini muncul sebagai dukungan secara optimal dari
akibat sedikitnya rasa sense of pemerintah maupun Dinas Pariwisata
belonging atau rasa ingin memiliki dan Kebudayaan Kabupaten Lombok
terhadap kegiatan pariwisata di Tengah.
Pantai Kuta. 2. Kendala yang dihadapi masyarakat
2. Kendala Eksternal hingga saat ini mencakup beberapa hal
a. Kurangnya modal yang mereka antara lain yaitu secara internal,
miliki untuk membuka usaha masyarakat dihadapkan pada
dibidang pariwisata sehingga dalam kurangnya pengetahuan tentang cara
hal usaha ini masyarakat tidak pengelolaan usaha pariwisata yang
dapat berbuat banyak dan hanya baik karena sebagaian masyarakat
dapat menunggu untuk daerah Pantai Kuta berpendidikan
mendapatkan modal atau kredit rendah dan kurangnya pengetahuan
yang mencukupi. manajemen kewirausahaan. Sedangkan
b. Masyarakat Pantai Kuta juga kendala eksternal meliputi kurangnya
mengalami kesulitan dalam mencari modal masyarakat dalam
teman bisnis dalam mengelola serta mengembangkan usaha yang telah
mengembangkan usahanya mereka miliki, kesulitan mencari
sehingga hampir kepemilikan hotel teman bisnis dalam bermitra pada
yang ada didaerah Pantai Kuta daerah Pantai Kuta serta kurangnya
dikuasai oleh orang luar karena dukungan yang diberikan oleh
para usahawan dari luar daerah pemerintah kepada masyarakat
memiliki cukup modal untuk dengan kurangnya melakukan
pengelolaan daerah Pantai Kuta. penyuluhan tentang pariwisata.
c. Minimnya sarana dan prasarana b. Saran
pendukung masyarakat sebagai 1. Upaya pemberdayaan masyarakat
pelaku pariwisata juga menjadi sebagai pelaku pariwisata diharapkan
kendala seperti minimnya sekolah dapat dioptimalkan disegala jenis
kepariwisataan dan balai pelatihan usaha dan dilakukan secara
pariwisata. berkelanjutan.
d. Kurangnya dukungan dan perhatian 2. Peran pemerintah daerah dan lembaga
dari Pemerintah untuk mengelola desa sangat diperlukan dalam rangka
daya tarik wisata Pantai Kuta memotivasi masyarakat agar dapat
dengan tidak memberikan mengembangkan potensi yang ada
penyuluhan tentang pengelolaan didaerah Pantai Kuta ataupun
pariwisata kepada masyarakat masyarakat sendiri dan perlunya
menyebabkan masyarakat tidak kerjasama dengan pihak swasta untuk
tahu harus melakukan apa untuk membantu terlaksananya
mengembangkan pariwisata di pemberdayaan ini memberikan
kawasan daya tarik wisata Pantai bantuan berupa modal atau kredit
Kuta. kepada masyarakat.
3. Peran daerah sebaiknya lebih
VI. SIMPULAN DAN SARAN menggalakan kegiatan penyuluhan
a. Simpulan pelatihan manajemen usaha kepada
1. Berdasarkan hasil penelitian melalui masyarakat daerah Pantai Kuta agar
kuisioner serta wawancara terhadap pengetahuan masyarakat luas.
masyarakat lokal Pantai Kuta dapat

43
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 3 No 2, 2015

4. Memanfaatkan peluang lain dibidang 5. Meningkatkan dengan
pertanian dengan menjual hasil mengoptimalkan promosi wisata
pertanian atau perkebunan berupa melalui media elektronik, media massa,
sayur-sayuran ke rumah makan atau brosur dan event tahunan.
restoran-restoran dan hotel-hotel yang
membutuhkan pasokan hasil pertanian
mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :
tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. CV. Alfabeta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.2001. Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: CV. Alfabeta
Balai Pustaka. Siregar. 2005. Pemberdayaan Masyarakat Lokal sebagai
Kiyosaki, Robert T dan Sharon L. Lechter.2005. Who took Pelaku Pariwisata dalam Mendukung
my money: bagaimana menjadi investor hebat. kepariwisataan di Desa Tuk-Tuk Kecamatan Samosir
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara.
Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Laporan Akhir. Denpasar: Program Studi Pariwisata
Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : Udayana.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta :
Lofland,John & Lyn H. Lofland. 1984. Analyzing Social PT. Melbour Putra
Settings : A Guide to Qualitative Observation and Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Analysis, Belmont, Cal Wadsworth Publishing Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Company Soekanto.1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja
Muljadi,A.J 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Grafindo Persada: Jakarta. Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Haji Masa Agung:
Ruslan, Rosady. 2004. Manajemen Public Relations dan Jakarta
Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo http//www.wahana-statistika.com/sampling/non-
Persada. probability-sampling/137-purposive-
sampling.htm.00.23/15desember2014).



44

You might also like