Professional Documents
Culture Documents
Cultural and natural heritage is highly selling travel aspect at this time. North Suma-
tra has the sublime cultural heritage that located on the exotic geographic location
that remembered the glory in the pre-reform. Unfortunately, this potential is current-
ly not followed by proper management. This condition becomes attractive in line with
the concept of community-based tourism which puts people at key positions in the
management of attraction. Moreover, the positive signals that have delivered the
president to make the region of Toba lake became "The Monaco of Asia" could have
formed their expectations of tourism market in North Sumatra. The general objective
of this research are: 1) to map the perception of community tourism related tourism
area of Lake Toba, and 2) to identify the variations of perception based on gender
and education level. This research was conducted by survey and in-depth interviews
in five regions around Lake Toba with high tourist traffic by using purposive sam-
pling. Respondents who get through the survey was 212 respondents. Further analy-
sis of data obtained through descriptive statistics and cross tabulation. In depth inter-
views were conducted at community leaders, local government representatives, and
stakeholders in tourism around Lake Toba. This study is exploratory the variables
that are considered important to the community that has implications for local gov-
ernance recommendations of Lake Toba. The findings of the study recommends that
the government, communities, and stakeholders to be more aware and know the
strategies, performance, and benefits to be gained through environmental manage-
ment of the tourist area of Lake Toba. That awareness will have implications for the
ability of people creating an enjoyable tourism experience for Lake Toba tourists .
Keywords: Community-Based Tourism, Lake Toba, Public Participation, Cultural and
Natural Heritage
Warisan budaya dan alam adalah aspek wisata berdaya jual tinggi dewasa ini.
Sumatera Utara memiliki warisan budaya luhur yang terletak pada lokasi geografis
yang eksotis mengingat kejayaan yang pernah di alaminya pra-reformasi.
Sayangnya, potensi tersebut kini tidak diikuti dengan pengelolaan yang tepat.
Kondisi ini menjadi menarik seiring dengan adanya konsep community-based
tourism yang menempatkan masyarakat pada posisi penting dalam pengelolaan
objek wisata. Ditambah lagi, sinyal positif yang telah disampaikan Presiden RI
untuk menjadikan kawasan geopark Danau Toba menjadi ― The Monaco of Asia” bisa
saja membentuk ekspektasi pasar pariwisata di Sumatera Utara. Secara umum
tujuan penelitian ini adalah: 1) memetakan persepsi pariwisata masyarakat terkait
Kawasan Wisata Danau Toba, dan 2) mengidentifikasi variasi persepsi tersebut
berdasarkan kategori gender dan tingkat pendidikan. Penelitian ini dilakukan
dengan survey dan in-depth interview di lima wilayah sekeliling Danau Toba dengan
kunjungan wisata yang tinggi dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Responden yang didapatkan melalui survey adalah sebanyak 212 orang responden.
Data yang didapat selanjutnya analisis melalui statistik deskriptif dan tabulasi
silang. In depth interview dilakukan pada tokoh masyarakat, unsur pemerintah
daerah, dan pelaku pariwisata di sekitar Danau Toba. Penelitian ini merupakan
exploratory variabel-variabel yang dianggap penting bagi masyarakat yang
berimplikasi pada rekomendasi tata kelola daerah wisata Danau Toba. Temuan
penelitian merekomendasikan pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lebih sadar
dan mengetahui strategi, capaian, dan manfaat yang akan didapat melalui
pengelolaan lingkungan kawasan wisata danau toba. Kesadaran tersebut nantinya
akan berimplikasi pada kemampuan masyarakat menciptakan pengalaman
pariwisata yang menyenangkan bagi wisatawan danau toba.
Kata Kunci: Community-Based Tourism, Danau Toba, Partisipasi Masyarakat, Pari-
wisata.
1
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 1 - 9
2
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Daya Saing Pariwisata di Kawasan Geopark Danau Toba (Zainal et al.)
3
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 1 - 9
4
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Daya Saing Pariwisata di Kawasan Geopark Danau Toba (Zainal et al.)
5
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 1 - 9
sementara nilai tengah pada skala instru- trik yang tinggi. Keadaan tersebut terjadi
ment studi adalah 3. Selain itu, variabel pada masing-masing gender dan jenjang
perceived cultural cost juga menunjukkan pendidikan. Data ini menunjukkan keadaan
angka simpangan yang cukup tinggi yang baik, karena masyarakat masih mem-
disamping variabel lainnya. Hal ini menun- iliki kepedulian pada konservasi ling-
jukkan kesenjangan variasi dari respon re- kungan. Akan tetapi angka yang menunjuk-
sponden relative lebih tinggi disbanding kan keadaan ekosentrik lemah masih
variabel lainnya. Menariknya, statistic cukup tinggi, yakni di angka 25%. Hal ini
deskriptif menunjukkan responden mem- yang kemudian menjadi sorotan. Karena
iiki kepedulian yang cukup terhadap dam- konsistensi antara persepsi dan perilaku
pak konservatis, hal tersebit ditunjukkan menjadi terancam karena adanya kompo-
dengan angka mean variabel ecocentric atti- sisi anggota yang 25% tersebut. Konsistensi
tude dan perceived social cost. Berbeda akan perilaku ekosentrik dapat terganggu
dengan yang terjadi pada perceived cultural karena adanya perilaku lain yang mampu
cost. Akan tetapi, responden tetap men- menimbulkan subjective norm, munculnya
dukung kegiatan pariwisata, kemudian juga subjective norm dapat saja sewaktu-waktu
tetap mampu merasakan manfaat sosial justru menularkan perilaku yang tidak
dan manfaat budaya ekosentrik. Sehingga keadaan ini perlu
mendapat perhatian dan penanganan lebih
Tabulasi Silang lanjut.
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa, Pada variabel cultural cost dan social
secara keseluruhan, lebih dari 50% re- cost ditemukan perbedaan respon. Pada
sponden berada pada posisi sikap ekosen- variabel social cost, respon terbagi secara
Tabel 3.
Tabulasi Silang
Gender Tingkat Pendidikan
Total Total
1 2 1 2 3 4 5
1,00 30 26 56 1 6 12 26 11 56
EA_K
2,00 83 73 156 1 18 16 85 36 156
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 7 3 10 0 4 1 3 2 10
PEB_K
2,00 106 96 202 2 20 27 108 45 202
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 52 46 98 0 12 15 50 21 98
PSCost_K
2,00 61 53 114 2 12 13 61 26 114
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 21 16 37 1 5 6 21 4 37
PSBen_K
2,00 92 83 175 1 19 22 90 43 175
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 81 75 156 0 20 21 82 33 156
PCCost_K
2,00 32 24 56 2 4 7 29 14 56
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 46 41 87 2 8 19 41 17 87
PCBen_K
2,00 67 58 125 0 16 9 70 30 125
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 9 7 16 0 2 3 8 3 16
STT_K
2,00 104 92 196 2 22 25 103 44 196
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
1,00 29 29 58 0 12 5 32 9 58
TTG_K
2,00 84 70 154 2 12 23 79 38 154
Total 113 99 212 2 24 28 111 47 212
6
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Daya Saing Pariwisata di Kawasan Geopark Danau Toba (Zainal et al.)
merata, antara persepsi social cost yang Var, 1984; Long, 1990; Lepp, 2007, Okazaki
tinggi maupun yang rendah. Sementara 2008), pariwisata memang memiliki
pada variabel cultural cost, respon yang manfaat ekonomi bagi residen. Hal ini juga
diberikan oleh kedua gender maupun terjadi di kawasan Geopark Kaldera Toba
kelima jenjang pendidikan mengarah pada (GKT). Keadaan ini tentunya sejalan
persepsi cultural cost yang lemah. Keadaan dengan tindakan Support To Tourism.
ini menunjukkan bahwa dampak negatif Disamping itu temuan deskriptis statistik
pada kehidupan social memang terjadi na- menunjukkan bahwa masyarakat memiliki
mun pada titik yang moderat. Akan tetapi persepsi Trust To Government yang relatif
dampak negatif pada budaya justru tidak tinggi. Situasi ini mengindikasikan keadaan
banyak terjadi. Hasil tabulasi silang justru yang baik untuk mengembangkan tata kel-
menunjukkan bahwa masyarakat merasa- ola CBT di kawasan GKT. Dengan keadaan
kan manfaat social dan kultural dari adan- ini, pemerintah akan memiliki daya kendali
ya pariwisata. Hal ini tentu saja dapat ter- untuk internalisasi pengetahuan mengenai
jadi karena rural tourism justru menjual tata kelola CBT dan mengendalikan CBT
kearifan lokal dari suatu daerah wisata tersebut untuk tumbuh dan berinovasi
(Koddeng et al. 2012). Karenanya, budaya hingga terus mengejar perkembangan pari-
akan tetap ada dan bahkan tidak boleh wisata dunia. Sehingga GKT akan mem-
hilang, karena menjadi daya jual. Selanjut- perkuat keunikan yang menjadi daya jual
nya, tinggi respon akan manfaat sosial bu- pariwisata agar mampu mencuri perhatian
daya juga telah dijelaskan oleh penelitian wisatawan internasional. Hasil tabulasi si-
sebelumnya (Lihat: Wunder, 2000; Lepp, lang dapat ditinjau pada tabel tabulasi si-
2007). Manfaat sosial dan budaya didapat lang.
dari adanya pertukaran budaya selama ter-
jadinya proses pelayanan pariwisata. Per- SIMPULAN
tukaran busaya ini tidak serta merta meru- Secara umum persepsi anggota CBT di ka-
bah tatanan budaya yang sudah ada. wasa GKT terhadap 8 variabel pariwisata
Manfaat dirasakan dengan dikenalnya bu- yang diujikan relatif tinggi. Residen ber-
daya lokal oleh turis mancanegara, dan pandangan bahwa pariwisata adalah aspek
bertambahnya wawasan masyarakat lokal penting dan secara umum dapat
akan budaya luhur wisatawan asing. menghasilkan manfaat ekonomi bagi resi-
Manfaat sosial selanjutnya muncul melalui den. Residen juga menunjukkan respon
berbagai interaksi yang terjadi antara yang tinggi pada variabel ekosentrik.
wisatawan dan masyarakat local. Akan Disamping itu, residen juga menaruh per-
tetapi respon yang moderat pada variabel hatian pada social cost. Hal ini menunjuk-
social cost harus menjadi perhatian. Hal ini kan tingkat kematangan pariwisata sudah
mengindikasikan terdapat beberapa dam- mulai muncul. Karenanya, keadaan ini ha-
pak sosial akibat pariwisata. Dampak ini rus segera ditindaklanjuti untuk mem-
dapat berkaitan dengan ketenangan dan perkuat persepsi ekosentrik tersebut se-
kenyamanan kota yang berkurang. hingga ia melakat menjadi perilaku
Ketenangan dan kenyamanan ini ekosentrik yang membudaya di masyara-
memunculkan banyak aspek, seperti: ke- kat. Keadaan social cost pun harus segera
bisingan, polusi, kebersihan, durasi jam dikendalikan agar pertambahan nilai dari
malam, dan sebagainya. Indikasi ini harus pariwisata, baik yang dialami residen mau-
dikaji mendalam secara tersendiri. Agar pun wisatawan, menjadi semakin nampak
cost yang terjadi dapat direduksi dan dari pengalaman wisata di GKT.
ditransformasi menjadi benefit. Variasi persepsi diantara gender dan
Terakhir, respon persepsi manfaat jenjang pendidikan tidak menunjukkan
ekonomi ditemukan tinggi di masing- perbedaan yang signifikan. Persepsi yang
masing kategori gender dan tingkat pen- muncul dari katergori-kategori tersebut
didikan. Sebagaimana temuan penelitian relative senada di keseluruhan varibel.
terdahulu (lihat: Liu dan Var, 1986; Keadaan ini memang tidak menghasilkan
Brougham dan Butler, 1981; Sheldon dan temuan khusus terkait perbedaan gender
7
JURNAL AKUNTANSI & BISNIS Vol. 16, No. 1, Februari 2016: 1 - 9
dan tingkat pendidikan. Akan tetapi hal ini Indriasari, L. 2015. Upaya Mendongkrak
menunjukkan bahwa telah terjadi transfer Kembali Kejayaan Danau Toba lewat
pengetahuan dalam CBT sehingga memben- Festifal Danau Toba 2015. Diakses
dari http://www.kompas.com
tuk kultur organisasi tertentu dan
Koddeng, B., S. Latief dan S. Fajar. 2012.
memunculkan kesamaan pandangan dian-
Pengembangan Kawasan Wisata
tara anggota organisasi. Keadaan ini telah
Taman Purbakala Batu Pake Gojeng
memunculkan posisi yang baik untuk Kabupaten Sinjai Upaya Menunjang
memulai pengembangan tata kelola CBT. Pengembangan Pariwisata Daerah.
Group Teknik Arsitektur Prosiding
SARAN 2012, 6: 1-12.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan Lucchetti, V. G. dan X. Font. 2013.
adalah mengidentifikasi karakteristik khu- Community Based Tourism: Critical
Success Factors. The International
sus CBT di kawasan GKT. Kemudian secara
Centre For Responsible Tourism, 27: 1
perlahan menyadarkan CBT tersebut akan -20.
perkembangan layanan pariwisata yang Liu, J. C; dan V. Turgut. 1986. Resident Atti-
mapan di Negara maju agar mereka mam- tudes Toward Tourism Impacts In
pu memposisikan dimana dirinya dan Hawaii. Annals of Tourism Research,
menentukan benchmark dari tahun ke ta- 13: 193-214.
hun. Dari proses tersebut CBT akan mampu Lepp, A. 2007. Residents’ Attitudes To-
merumuskan sendiri strategi yang paling wards Tourism In Bigodi Village,
tepat dalam mengelola CBT yang sedang Uganda. Tourism Management. 28
(3) : 876–885.
dijalankan sebagai instrument penting
Long, P. T., R. R. Perdue dan L. Allen. 1990.
pengembangan pariwisata yang sedang dil-
Rural Resident Tourism Perceptions
akukan pemerintah. Sinergi ini diharapkan and Attitudes By Community Level of
akan mampu memantik kawasan GKT men- Tourism. Journal of Travel Research.
jadi objek wisata yang mapan dan mampu 28 (3) : 3-9.
menarik perhatian dan diterima di ka- Nunkoo, R. dan K. K. F. So. 2016.
langan internasional. Residents’ Support For Tourism
Testing Alternative Structural Models.
Journal of Travel Research, 55 (7):
DAFTAR PUSTAKA
847-861.
Brougham, J.E. dan R.W. Butler. 1981. A
Okazaki, E. 2008. A Community-Based
Segmentation Analysis of Resident
Attitudes To The Social Impact of Tourism Model: Its Conception and
Tourism. Annals of Tourism Research, Use. Journal of Sustainable Tourism,
8 (4): 569-591. 16 (5): 511- 529.
Dalimunthe, N. 2007. Partisipasi Park, D. B., dan Y. S. Yoon. 2011.
Masyarakat dalam Pengembangan Developing Sustainable Rural
Potensi Wisata Bahari Pantai Cermin Tourism Evaluation Indicators.
Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis, International Journal of Tourism
Research, 13(5): 401-415.
Program Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara. Republik Indonesia. 2014. Peraturan
Goodwin, H. dan R. Santilli. 2009. Presiden Republik Indonesia Nomor
Community-Based Tourism: A Suc- 81 tahun 2014 tentang rencana
cess. ICRT Occasional paper, 11 : 1 - Rencana Tata Ruang Kawasan Danau
37. Toba dan Sekitarnya.
Gursoy, D. dan D. G. Rutherford. 2004. Sheldon, P. J. dan T. Var. 1984. Resident
Host Attitudes Toward Tourism: An attitudes to tourism in North Wales.
Improved Structural Model. Annals of Tourism Management 5 (1):40-47 .
tourism Research, 31 (3) : 495-516. Smith, M. D. dan R. S. Krannich. 1998. Tour-
Guzman, T. L., S. S. Canizares dan V. Pavon. ism Dependence and Resident Atti-
tudes.Annals of Tourism Research, 25
2011. Community - Based Tourism In
Developing Countries: A Case Study. (4): 783-802.
Tourismos: An International Wunder, S. 2000. Ecotourism and economic
Multidisciplinary Journal Of Tourism, incentives — an empirical approach,
6 (1): 69-84. Ecological Economics, 32(3); 465–479.
8
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Daya Saing Pariwisata di Kawasan Geopark Danau Toba (Zainal et al.)
Zapata, M. J. et al. 2011. Can community - sons from Nicaragua. Current Issues
based tourism contribute to develop- in Tourism, 14(8), 725–749.
ment and poverty alleviation? Les-