You are on page 1of 11

Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729

Vol. 20 No. 1, 2020

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP EKONOMI


DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT LOKAL DESA WISATA SASAK
ENDE, LOMBOK
Tantowi Surahman, I Nyoman Sudiarta, I Ketut Suwena
Tantowisurahman@gmail.com, Sudiarta_ipw@unud.ac.id, Suwenaketut@unud.ac.id
Program Studi Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

Abstract: Tourism development in an area will have an impact on the surrounding community. This
study aims to determine the impact of tourism development on the economy and socio-culture of the local
community in the Sasak village Ende, both positive and negative impacts. This research uses qualitative
and quantitative data, with secondary and primary data sources, data collection through observation,
documentation, questionnaires, in-depth interviews, and literature study. Using qualitative descriptive
data analysis that describes the development of tourism in the Sasak Ende tourism village and its
economic and socio-cultural impacts. The samples were determined using judgmental sampling which
was distributed to 70 respondents with 14 statement items. Based on the results of data processing, the
tourism development of the Sasa Ende tourism village has facilities and infrastructure as well as human
resource development, tourism promotion, and very supportive event activities. Based on data processing,
the positive impact of tourism development on the economy in a percentage range with an interpretation
of 94.61%, while the negative impact is 82.42%. The positive impact of tourism development on socio-
culture is in the percentage range with an interpretation of 93.61% while the negative impact is 48.92%.

Abstrak: Pengembangan pariwisata pada suatu daerah akan menimbulkan dampak bagi masyarakat
sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
dan sosial budaya masyarakat lokal desa wisata Sasak Ende, baik dampak positif maupun negatif.
Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif, dengan sumber data sekunder dan primer,
pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, kuisioner, wawancara mendalam serta studi
kepustakaan. Menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yang mendiskripsikan pengembangan
pariwisata desa wisata Sasak Ende serta dampak ekonomi dan sosial budaya. Penentuan sempel
menggunakan Sampling Judgemental yang dibagikan kepada 70 responden dengan 14 butir pernyataan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, pengembangan pariwisata desa wisata Sasa Ende memilki sarana dan
prasarana serta pengembangan sumberdaya manusia, promosi pariwisata, serta kegiatan event sangat
mendukung. Berdasarkan pengolahan data dampak positif pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
secara rentang persentase dengan interpretasi sekor 94,61%, sedangkan dampak negatif 82,42%. Dampak
positif pengembangan pariwisata terhadap sosial budaya secara rentang persentase dengan interpretasi
sekor 93,61% sedangkan dampak negatif 48,92%.

Keywords : Tourism Development, Economic and Cocio-culture, Local Community, Sasak


Village Ende.

38
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

PENDAHULUAN mengembangankan sektor pariwisata dengan


Perkembangan sektor pariwisata di provinsi membuat perencanaan jangka menengah,
Nusa Tenggara Barat terutama pulau merumuskan dan menetapkan kabupaten
Lombok semakin menunjukkan kemajuan Lombok tengah sebagai kabupaten
dan pulau Lombok menerima penghargaan pariwisata.
internasional pariwisata halal di Dubai dan Adanya 175 desa di Kabupaten
berhasil mendapatkan penghargaan didua Lombok Tengah, terdapat desa wisata yang
kategori yaitu Best Destination Halal dan sudah terdaftar melalui Dinas Pariwisata dan
BestDestination Halal Honymond tahun Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah
2015 dan 2016. Penghargaan yang diterima berjumlah 56 desa wisata yang sudah
harus dipertanggungjawabkan dengan memiliki SK (Surat Keputusan) Bupati
mempersiapkan dan membenahi setiap Nomer 050.13-366 Tahun 2019,
daerah kabupaten untuk perencanaan salahsatunya adalah Desa wisata Sasak
pengembangan sektor pariwisata. Ende.
Penghargaan yang diperoleh tentunya tidak Desa wisata Sasak Ende salah satu
terlepas dari keindahan alam seperti, Gili destinasi wisata yang berada di zonasi
Trawangan, Meno, Air, Gunung Rinjani, Air wilayah Selatan kabupaten Lombok Tengah.
Terjun dan berbagi macam wisata alam Terletak di jalur strategis berjarak 8 km
lainnya. Selain memiliki kendahan alam, menuju kawasan ekonomi khusus
juga memiliki potensi wisata budaya seperti Mandalika, 4 km dari Bandara International
Desa Wisata Sasak Sade, Ende, Sengkoah, Lombok, serta berdekatan dengan destinasi
yang mengandalkan budaya sebagai potensi pariwisata lainnya seperti pantai Tanjung
pariwisata. Aan, Pusat kerajinan tenun Sukerare. Sasak
Kabupaten Lombok Tengah didirikan Ende termasuk salah satu dusun yang berada
pada tanggal 15 Oktober 1945, terdiri aras di desa Sengkol, Kecamatan Pujut dengan
12 kelurahan, 12 kecamatan, dan 175 desa. 35 Kepala Keluarga, 135 Jiwa dan sebagian
Pada tahun 2017, jumlah penduduknya besar berprofesi sebagai petani dan
mencapai 1.035.355 jiwa dengan luas berternak.
wilayah 1.095,03 km². Adanya kegiatan Keunikan dan kekayaan budaya Sasak
kepariwisataan membuat kabupaten Lombok Ende kemudian dikelola dan dikembangkan
Tengah mulai menunjukan keseriusan dalam secara mandiri oleh masyarakat lokal untuk

39
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

mendatangkan manfaat bagi masyarakat Dampak terhadap pola pembagian kerja; 7)


desa wisata sasak Ende. Mulai dari hasil Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas
kerajinan tangan yaitu sarung tenun, gelang, sosial; 8) Dampak terhadap distribusi
serta pertunjukan kesenian seperti tarian tari pengaruh dan kekuasaan: 9) Dampak
peresean dan musik. Proses perubahan fisik terhadap meningkatnya penyimpangan-
dan nonfisik yang ditimbulkan dengan penyimpangan sosial; 10) Dampak terhadap
pengembangan pariwisata, berdampak pada bidang kesenian dan adat istiadat. Menurut
sosial ekonomi masyarakat setempat. Untuk (Erawan, 1997) Dampak pembangunan
itu peneiliti ingin mengetahui “Dampak pariwisata adalah dampak akibat adanya
Pengembangan Pariwisata Terhadap pembangunan pariwisata yang menimbulkan
Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat akibat positif maupun negatif, sebenarnya
Lokal di Desa Wisata Sasak Ende. tedapat 3 (tiga) bidang pokok yang kuat
Lombok”. dipengaruhi yaitu ekonomi, sosial budaya,
dan lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dampak Pariwisata Pengembangan Pariwisata
Secara teoritis, Cohen (1984) dalam Pitana Pengembangan pariwisata merupakan
(2009:194) dan penelitian dari Sudiarta dan langkah-langkah dilakukan untuk mencapai
Suardana (2016) mengelompokkan dampak tujuan dan sasaran pembangunan yang telah
sosial budaya pariwisata ke dalam sepuluh ditentukan sebelumnya. Pada pengembangan
kelompok besar, yaitu: 1) dampak terhadap obyek dan daya tarik wisata menurut Yoeti
keterkaitan dan keterlibatan antara (1997:2) syarat dari suatu obyek wisata yaitu
masyarakat setempat dengan masyarakat something to see, something to do dan
yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi something to buy. Pengembangan sarana dan
atau ketergantungannya; 2) Dampak prasarana menurut Yoeti (1997:179) jenis
terhadap hubungan interpersonal antara sarana ada tiga yaitu sarana pokok
anggota masyarakat; 3) Dampak terhadap kepariwisataan, sarana perlengkapan
dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial; kepariwisataan dan sarana penunjang
d. Dampak terhadap migrasi dari dan ke pariwisata. Pengembangan pariwisata adalah
daerah pariwisata; 5) Dampak terhadap upaya untuk mengembangkan dan
ritme kehidupan sosial masyarakat; 6) memanfaatkan daya tarik wisata, yang

40
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan Dampak ekonomi dalam


alam yang indah, keragaman flora fauna, pembangunan pariwisata adalah dampak
kemajemukan tradisi dan seni budaya serta negatif atau dampak positif yang terjadi
peninggalan sejarah dan purbakala. Upaya- terhadap lingkungan ekonomi dalam
upaya dalam pembangunan pariwisata kehidupan masyarakat sebagai akibat
diantaranya: (1) Pengembangan Obyek dan pengembangan pariwisata, terhadap
Daya Tarik Pariwisata, (2) Pengembangan perubahan pekerjaan dan pendapatan
Sarana dan Prasarana, (3) Pemasaran dan masyarakat, pola pembagian kerja,
Promosi Pariwisata, (4) Pengembangan kesempatan kerjra dan berusaha (Sukadijo,
Sumber Daya Manusia (Muljadi, 2009). 1997 : 25).
Pitana (2009) mengemukakan bahwa
Desa Wisata.
dampak pariwisata terhadap kondisi
Nuryanti (1992) mendefinisikan desa ekonomi dikategorikan dalam tujuh kategori
wisata merupakan suatu bentuk integrasi seperti berikut:
antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas 3) Dampak terhadap penerimaan devisa
pendukung yang disajikan dalam suatu
4) Dampak terhadap pendapatan masyarakat
struktur kehidupan masyarakat yang
5) Dampak terhadap kesempatan kerja
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
4.Dampak terhadap distribusi manfaat atau
berlaku. Ditegaskan pula bahwa komponen
keuntungan
terpenting dalam desa wisata, adalah (1)
5.Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
akomodasi, yakni sebagian dari tempat
(ekonomi) masyarakat.
tinggal penduduk setempat dan atau/ unit-
6.Dampak terhadap pembangunan pada
unit yang berkembang sesuai dengan tempat
umumnya.
tinggal penduduk, dan (2) atraksi, yakni
7. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
seluruh kehidupan keseharian penduduk
setempat beserta latar fisik lokasi desa yang Dampak Sosial budaya dalam
memungkinkan berintegrasinya wisatawan Pengembangan Pariwisata
sebagai partisipan aktif, seperti kursus tari, Dampak sosial-budaya yang
bahasa, lukis, dan hal-hal lain yang spesifik. ditimbulkan dari pengembangan pariwisata
baik dampak positif atau negatif menurut
Dampak Ekonomi dalam Pengembangan
Pariwisata

41
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

WTO (1980) dalam Pitana dan Diarta (2009; lapangan yang telah dituangkan dalam
202-203) dijelaskan sebagai berikut: bentuk transkrip dengan pihak Sasak Ende
1) Pelestarian kebudayaan oleh masyarakat Lombok Tengah.
2) Penerapan prilaku bersih 2. Data Kuantitatif berupa angka. Sesuai
3) Cara berpakaian masyarakat yang mulai dengan bentuknya data kuantitatif dapat
berubah diolah atau dianalisis menggunakan teknik
4) Nilai adat budaya yang mulai berubah perhitungan statistik (Siregar, 2013:38).
5) Meningktanya pergaulan bebas Data kuantitatif dalam penelitian ini seperti
6) Meningkatkan potensi konflik. jumlah kunjungan wisatawan domestik dan
mancanegara serta penyebaran kuisioner
METODE PENELITIAN
kepada masyarakat lokal Sasak Ende
Lokasi Penelitian
Lombok Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan di destinasi
pariwisata suku Sasak Ende. Desa wisata Sumber Data
suku Sasak Ende secara geografis terletak di a. Data primer yaitu sumber data yang
desa Sengkol kecamatan Pujut kabupaten langsung memberikan data kepada
Lombok Tengah tepatnya di jalan pariwisata pengumpul data. (Sugiyono 2012:139)
Sengkol-Kuta. Secara Geografis terletak b. Data Sekunder adalah sumber data
pada koordinat 08° - 50 LS dan 116° - BT, yang diperoleh dengan cara membaca,
berbatasan sebelah Utara Desa Rembitan, mempelajari dan memahami melalui media
Sebelah Barat desa Sukadana, sebelah timur lain yang bersumber dari literatur, buku-
desa Pengembur dan sebelah selatan desa buku, serta dokumen. (Sugiyono 2012:141)
Ketara.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data Dalam penelitian ini meggunakan teknik
Ada dua jenis data yang digunakan yaitu: pengumpul data melalui: 1.Observasi, 2.
1. Data Kualitatif berupa pendapat atau Dokumentasi, 3. Kuisioner, 4. Wawancara
pernyataan tidak berupa angka, tetapi berupa mendalam. 5. Studi Kepustakaan.
kata-kata atau kalimat. (Siregar, 2014:38). Teknik Analisis Data
Data kualitatif diperoleh teknik 1. Analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis
pengumpulan data, misalnya wawancara, data yang lebih cenderung bersifat kata-kata
analisis dokumen, diskusi atau observasi daripada angka.

42
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

2. Analisis skala likert digunakan c. Something to bay atau sesuatu yang


bertujuan untuk mengukur dampak bisa dibeli di desa wisata Sasak Ende
pengembangan pariwisata terhadap ekonomi sebagai cinderamata untuk wisatawan
dan sosial budaya masyarakat Sasak Ende. seperti, kain tradisional dan masakan
Dalam pengukuran skala likert terdiri atas jajanan, tradisional dengan kisaran harga Rp
lima pilihan alternatif jawaban memiliki 5.000 sampai Rp 1,000.000.
bobot yang berbeda (Riduwan, 2010 : 39).
2. Pengembangan Sarana Dan
Prasarana
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan sarana dan prasarana
Pengembangan Pariwisata pariwisata Sasak Ende meliputi 10 unit
1. Pengembangan Pariwisata Desa Wisata Home stay, 4 unit pusat kuliner, satu unit
Sasak Ende
toko cinderamata, balai pertemuan, 16 unit
Pengembangan objek wisata yang dimaksud
tempat sampah, 10 unit jaringan meter
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
listrik, sanggar seni, Balkondes, 8 unit toilet
kriteria pengembangan objek wisata, Yoeti
umum, serta lahan parkir. Semua sarana dan
(1985:164),
prasarana pariwisata Sasak Ende di bangun
a. Something to see atau sesuatu yang
tahun 1998 sampai sekarang melalui
bisa dilihat pada desa wisata Sasak Ende
program pemerintah ataupun swasta.
seperti bangunan tradisional ( Bale Tani,
Bale Jajar, Bale Alang, Jejangak dan
3. Pemasaran Promosi Pariwisata Desa
Berugak). Kesenian musik dan tarian ( Adat Sasak Ende
Pemasaran dan promosi pariwisata telah
Musik Genggong, Tari Pereseandan
dilakukan oleh stake holder, oleh pemerintah
Gendang beleq). Keseharian masyarakat
dan masyarakat melalui media online atau
Sasak Ende seperti kerajinan menenun,
ofline. Media promosi online diantaranya
membuat gelang dan kegiatan pertanian.
aplikasai CBT (Community base Tourism),
b. Someting to do atau sesuatu yang
Instagram, Facebook dan media cetak
bisa dikerjakan di desa wisata Sasak Ende
majalah. Selain itu, menjalin kerjasama
seperti berkeliling kampung, menggunakan
dengan pihak travel agent, Himpunan
busana adat, mencoba membuat kerajinan
Pramuwisata, serta pemerintah daerah
tenun, mencoba tarian Peresean serta kelas
ataupun pusat.
memasak makanan tradisional.

43
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia petugas parkir, petugas kebersihan, petugas


Pengembangan sumber daya manusia yang buku tamu dan petugas kooperasi. 135 orang
dilakukan desa wisata Sasak Ende dengn tergabung dan bekerja dalam kegiatan
seringnya mengikuti dan mengadakan pariwisata di Sasak Ende Dengan tenaga
pelatihan pariwisata yang diadakan oleh kerja yang berasal dari kawasan lingkar desa
pemerintah pusat ataupun daerah seperti; Sengkol kecamatan Pujut.
pelatihan pemandu wisata lokal, pelatihan c. Permintaan produk lokal yang meningkat.
memasak, pelatihan bahasa asing pelatihan Sebelum adanya pengemnbangan pariwisata
pengembangan kelembagaan, pelatiahan dan Sasak Ende, produk kesenian masyarakat
pengembangan desa wisata dan pelatiahan hanya digunakan untuk keperluan pribadi.
pengolahan sampah. Seperti kain tenun hanya diproduksi untuk
keperluan adat dan kesehariannya.
Dampak Pengembangan Pariwisata
Meningkatnya kunjungan wisatawan memicu
terhadap Ekonomi dan sosial budaya
Masyarakat di Desa Wisata Sasak Ende permintaan produk lokal seperti kerajinan
Berdasarkan hasil pengolahan data
kain dan kerajinan tangan lainnya.
dari penyebaran kuisioner terhadap 70
d. Pendapatan desa meningkat setelah adanya
responden yang merupakan masyarakat lokal
pengembangan pariwisata didapatkan melalui
desa adat Sasak Ende, berikut ini adalah
retribusi kotak donasi yang diberikan oleh
dampak pengembangan pariwisata terhadap
wisatawan.
ekonomi.
e. Pengembangan pariwisata membuat
fasilitas meningkat. Berdasarkan hasil
1. Dampak positif pengembangan
pariwisata terhadap ekonomi masyarakat penelitian, fasilitas yang dimaksud seperti
lokal Desa wisata Sasak Ende:
tempat ibadah Musholla, lahan parkir, toilet
a. Peningkatan pendapatan dari sektor
umum dan khusus wisatawan, jaringan
pariwisata sangat dirasakan oleh masyarakat
listrik, serta sumber mata air bor yang
lokal yang sebelumnya hanya
dibuatkan melalui program pemerintah.
mengandalakan sektor pertanian, sekarang
Fasilitas masyarakat yang tersedia tidak
memiliki sumber pendapatan baru dari
penjualan produk dan jasa pariwisata. terlepas dari adanya pengembangan
pariwisata Sasak Ende.
b. Penyerapan tenaga kerja yang ditimbulkan
f. Perkampungan Sasak Ende yang
setelah adanya pengembangan pariwisata
berlokasikan di didaerah perbukitan dengan
seperti pemandu wisata, pelaku kesenian,

44
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

lahan kosong yang tidak digunakan dalam Berdasarkan hasil pengolahan data
sektor pertanian cukup luas. Total wilayah dari penyebaran kuisioner terhadap 70
pengembangan pariwisata saat ini berjumlah responden yang merupakan masyarakat lokal
3,5 hektar dengan pembagian fungsi ruang desa adat Sasak Ende, berikut ini adalah
seperti perumahan masyarakat lokal, dampak pengembangan pariwisata terhadap
homestay, bangunan tradisioanl, fasilitas sosial dan budaya.
umum dan khusus, serta sektor pertanian di
1. Dampak positif pengembangan
sekitar perkampungan Sasak Ende.
pariwisata terhadap sosial dan budaya
masyarakat lokal Desa wisata Sasak Ende:
2. Dampak negatif pengembangan a. Pelestarian seperti bangunan rumah
pariwisata terhadap ekonomi masyarakat
tradisional dan kesenian tradisi budaya
lokal Desa wisata Sasak Ende:
a. Besaran pendapatan masyarakat Sasak dipertunjukkan untuk wisatawan. Berbagai
Ende tergantung dari bidang keahlian atau tarian dan kesenian music disuguhkan bagi
keterlibatan dalam kegiatan kepariwisataan. wisatawan seperti tarian Peresean, tarian
Sistem pembagian pendapatan yang berbeda Gendang Beleq, tarian Nede Ujan, dan
disetiap divisi kepengurusan adalah salah kesenian musik Genggong. Semua kesenian
satu faktor pendapatan yang tidak merata. yang dipertunjukan pada waktu tertentu saja.
b. pengembangan pariwisata yang Setelah adanya kegiatan pengembangan
menimbulkan peningkatan biaya lain dalam pariwisata maka secara tidak langsung ada
kehidupan sehari-hari. Seperti halnya pelestarian budaya Sasak Ende.
sebelum adanya pengembangan pariwisata, b. Berbagai langkah telah dilakukan pihak
kebutuhan akan kendaraan bermotor, listrik, pengelola Sasak Ende, seperti pelatihan
pakaian dan perlengkapan rumah tangga pengolahan sampah, serta menambah jumlah
hanya mengandalkan peralatan tradisional. titik penyebaran tempat pembuangan sampah
Berbeda tebalik setelah adanya guna menjaga kebersihan. Penerapan
pengembangan pariwisata, pendapatan kebersihan sangat diperhatikan pengelola
ekonomi yang meningkat membuat gaya karna termasuk bagian dari Sapta Pesona
hidup masyakarakat yang mulai berubah. yang harus diterapkan. Selain itu,
pengurangan penggunaan plastik oleh
Dampak Pengembangan Pariwisata masyarakat Sasak Ende mulai diterapkan
terhadap Sosial budaya Masyarakat di
Desa Wisata Sasak Ende.

45
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

sesuai arahan program propinsi Nusa d. Adanya kegiatan kepariwisataan tidak


Tenggara Barat. menimbulkan pergaulan bebas dalam
masyarakat. Norma dan nilai budaya masih
2. Dampak negatif pengembangan
terjaga dalam masyarakat seperti tata cara
pariwisata terhadap sosial dan budaya
masyarakat lokal Desa wisata Sasak Ende: bertamu. Mengunjungi pacar pun sudah
a. Salah satu dampak negative terhadap sosial
ditentukan secara adat dan dilakukan pada
budaya yang timbul dari pengembangan
malam hari dan tidak lebih dari jam 10
pariwisata adalah cara berpakaian yang mulai
malam. Jarak dudukpun berjarak minimal 1
berubah. Masyarakat Sasak Ende
meter.
mengandalkan tradisi budaya sebagai daya
tarik wisata mulai bergeser ke pengaruh SIMPULAN DAN
zaman dan budaya yang dibawa wisatawan. SARAN Simpulan
Sebelumnya, masyarakat Sasak Ende selalu Kegiatan kepariwisataan di Sasak
menggunakan sarung setiap saat kini mulai Ende memiliki dampak baik dampak secara
diganti dengan celana terutama generasi Ekonomi dan sosial budaya. Berdasarkan
muda. hasil pembahasan dapat dibuat simpulan
b. Dampak negatife berikutnya adalah sebagai berikut:
perubahan nilai adat budaya Sasak Ende 1. Dampak pengembangan pariwisata
setelah adanya pengembangan pariwisata. terhadap ekonomi
Tarian kesenian Gendang Beleq yang a. Dampak positif
dulunya digunakan sebagai tarian pengiring - Setelah adanya pariwisata, pendapatan
pasukan yang akan berangkat ataupun pulang masyarakat meningkat
dari medan perang, dan sebagai tarian - Setelah adanya pariwisata, penyerapan
perkawinan. Tarian Peresean awalnya tenaga kerja meningkat
digunakan sebagai tarian ritual meminta - Setelah adanya pariwisata, permintaan
hujan dan pemilihan prajurit perang. produk lokal meningkat
c. Konflik masyrarakat setelah adanya - Setelah adanya pariwisata, fasilitas
pengembangan pariwisata Sasak Ende jarang untuk masyarakat meningkat
terjadi,. Setiap ada keluhan dan masalah yang - Setelah adanya pariwisata, fasilitas
timbul selalu diselesikan secara musyawarah untuk masyarakat meningkat
mufakat.

46
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

- Setelah adanya pariwisata, lahan kosong terhadap penunjuk arah jalan menuju wisata
lebih produktif dari sebelumnya Sasak Ende. mengingat penanda lokasi,
b. Dampak negatife memfasilitasi atau mendampingi dalam
- Setelah adanya pariwisata, retribusi pembuatan media promosi terkhusus website
pendapatan masyarakat Sasak Ende pribadi Sasak Ende, dan Mendirikan TIC
yang tidak merata (Tourism Information Center) guna
- Setelah adanya pariwisata, terjadi mempermudah wisatawan dalam menggali
peningkatan biaya lain dalam keidupan informasi dan mempermudah wisatawan.
sehari-hari. b. Pengelola Sasak Ende Mempersiapkan
2. Dampak pengembangan pariwisata SDM pemandu wisata lokal untuk
terhadap sosial budaya menambah jumlah pemandu wisata lokal
a. Dampak positi guna mengantisipasi kekurangan pamandu
- Setelah adanya pariwisata, peningktan wisata, Memperbanyak jumlah rumah yang
pelestarian kebudayaan oleh masyarakat digunakan sebagai homestay untuk
setempat, menyamput persiapan event internasional
- Setelah adanya pariwisata, meningkatnya MotoGP 2021 serta sarana pendukung
kesadaran masyarakat akan kebersihan standarisasi homestay, Menjaga eksistesi
b. Dampak negatife budaya yang hampir punah sepertihalnya
- Setelah adanya pariwisata, cara berpakaian musik Genggong dengan cara memberikan
masyarakat yang mulai berubah kesempatan kepada generasi muda untuk
- Setelah adanya pariwisata, Nilai adat belajar meneruskan budaya, dan
budaya yang mulai berubah Mempertahankan kearifan lokal sebagai
- Setelah adanya pariwisata, Meningkatnya daya tarik unggulan guna meningkatkan
potensi konflik atas masyarakat jumlah kunjungan wisatawan.
- Setelah adanya pariwisata, pergaulan bebas
dalam masyarakat yang masih bisa dijaga
dengan ketaan norma dan aturan adat yang
masih terjaga.
Saran
a. Pemerintah pusat maupun daerah,
diharapkan memberikan perhatian khusus

47
Jurnal Analisis Pariwisata ISSN : 1410 – 3729
Vol. 20 No. 1, 2020

Kepustakaan

Nuryanti, W., 1992, “Pariwisata Dalam Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian


Masyarakat Tradisional”. Makalah Kualitatif. Bandung: ALFABETA .
padaProgram Pelatihan Perencanaan
dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta _______, 2008. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Pitana, I. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Pengantar Ilmu Pariwisata. Alfabet.
Yogyakarta: Andi
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur
Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut Surya. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. :Rineka Cipta Supriyati.2011. Belajar Dasar
Yogyakarta: ANDI. Akuntansi. Bandung:
LABKAT PRESS UNIKOM .
Riduwan, Skala PengukuranVariabel-
Variabel Penelitian, (Bandung Sukadijo, 1997.Anatomi Pariwisata. Jakarta :
:Alfabeta, 2010), PT. GramediaPustakaUtama.

Suardana, I Wayan, dan Sudiarta, I Nyoman. Suwena, I Ketut, dan Widyatmaja, I Gusti
2016. Impact Of Tourism To Ngurah (2010). Pengetahuan Dasar
Improverty In Tourism Destination: Ilmu Pariwisata. Udayana University
Pro Poor Tourism Managemen Press.
Approach. Vol 02 Issue 1. 2016:18-91.
Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Pradnya Paramita

48

You might also like