You are on page 1of 14

SEMINAR SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA : MEI MEI MEILANI

NOMOR POKOK : P056060981.36

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN DAN BISNIS

JUDUL PENELITIAN : STRATEGI PEMASARAN EKOWISATA


DI TAMAN NASIONAL SEBANGAU
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DOSEN PEMBIMBING : PROF. DR. IR. E. GUMBIRA SA’ID, M.A.Dev.


PROF. DR. IR. UJANG SUMARWAN, M.Sc.

KELOMPOK / BIDANG : ILMU-ILMU SOSIAL

HARI / TANGGAL : SELASA / 11 MARET 2008

WAKTU : 11.00 – 12.00

TEMPAT : GEDUNG MB-IPB, JL. PAJAJARAN, BOGOR

STRATEGI PEMASARAN EKOWISATA

1
DI TAMAN NASIONAL SEBANGAU, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ECOTOURISM MARKETING STRATEGY


AT SEBANGAU NATIONAL PARK, CENTRAL KALIMANTAN PROVINCE

Mei Mei Meilani


Komisi Pembimbing : Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa’id, M.A.Dev.
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc

ABSTRACT

Even though Indonesia is blessed with scenic natures, the development of its tourism is
slow. One of factors influencing the performance of tourism development in Indonesia is
marketing strategies. It is believed that poor marketing strategies have led to the
suboptimal development of tourism in Indonesia. Hence, the development of tourism in
Indonesia should pay attention to marketing strategies. This also applies to Sebangau
National Park (TNS), a new national park in Central Kalimantan Province that is
developing ecotourism. This research is aimed at: (1) identifying perception of tourist
on TNS; (2) analyzing attributes of nature based tourism in TNS that may attract tourist
to visit; (3) formulating marketing strategies for TNS in the context of tourism
development in Central Kalimantan Province. This research is a case study employing
quantitative and qualitative methods. Data collected through interview, observation and
document study. Data is analyzed using descriptive statistics and conjoint analysis. The
results of the research show that TNS is not well-known by communities compare to
other established national parks as well as other nature-based tourisms. Combination
of attributes as a result of conjoint analysis illustrates that ecosystem, forest tourism
and transport facilities are the most significant factors influencing consumer
preferences. This is in line with the icon of TNS, i.e. peat forest. Ecotourism at TNS can
be segmented to international tourists where the targeted consumer are middle and
upper income classes and can be positioned as the gate of tourism in Central
Kalimantan Province. It is recommended that TNS Authority take several actions as
follows: (1) intensify the coordination with local governments to develop supportive
infrastructures; (2) establish a strategic business unit by involving private sectors and
universities; (3) seek international funds in related to clean development mechanism as
well as reducing emission from deforestation and degradation.

Keywords: marketing strategies, ecotourism, Sebangau National Park, environmental


sustainability, Central Kalimantan.

I. PENDAHULUAN dan luar negeri, bencana tsunami dan


Sejak krisis ekonomi tahun 1997 gempa bumi yang merenggut jutaan jiwa
lalu, industri pariwisata Indonesia penduduk Indonesia, hingga wabah flu
mengalami serangkaian kejadian yang burung yang hingga kini belum
tidak mendukung perkembangannya. sepenuhnya teratasi. Meskipun demikian,
Mulai dari bom Bali pertama (12 Oktober dengan dukungan United Nation World
2002) dan kedua (1 Oktober 2005) yang Tourism Organisation (UNWTO) dan
menewaskan ratusan wisatawan dalam komunitas wisata internasional,

2
Pemerintah Indonesia tetap memandang a. Potensi wisata apakah yang dimiliki
bahwa evolusi wisata merupakan sesuatu Taman Nasional Sebangau dalam
yang positif (WTO, 2007). Kekayaan dan kaitannya dengan rencana
keindahan alam Indonesia berpotensi pengembangan kawasan tersebut
untuk berkembang menjadi kawasan sebagai ekowisata?
wisata berbasis sumberdaya alam. Salah b. Konsep ekowisata apakah yang akan
satu kawasan yang potensial untuk menjadi dasar pengembangan Taman
dikembangkan adalah Taman Nasional Nasional Sebangau menjadi kawasan
Sebangau (TNS) yang ditetapkan sebagai ekowisata berdasarkan potensi
taman nasional pada tanggal 19 Oktober sumberdaya dan aktivitas wisata yang
2004 melalui Surat Keputusan Menteri mungkin dikembangkan di kawasan
Kehutanan Nomor: SK 423/Menhut- tersebut?
II/2004 dengan luas 568.700 hektar. c. Bagaimana rumusan strategi
Taman nasional yang berlokasi di tiga pemasaran ekowisata Taman Nasional
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah Sebangau yang terintegrasi dengan
(Kalteng) ini memiliki keunikan dalam obyek wisata lainnya di Kalteng
keanekaragaman hayati, budaya maupun untuk meningkatkan kunjungan
kearifan tradisional masyarakat yang wisatawan mancanegara dan
berada di sekitarnya. Pengembangan nusantara ke provinsi tersebut?
Taman Nasional Sebangau sebagai Penelitian ini bertujuan sebagai
kawasan ekowisata tidak hanya berikut:
membutuhkan pembenahan internal a. Mengetahui persepsi wisatawan
tetapi juga strategi pemasaran yang tepat. terhadap Taman Nasional Sebangau.
Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan b. Menganalisa berbagai atribut taman
untuk menentukan strategi pemasaran wisata alam dan wisata hutan di
yang tepat bagi pengembangan Taman Taman Nasional Sebangau yang dapat
Nasional Sebangau sebagai kawasan menjadi daya tarik wisata.
ekowisata yang terintegrasi dengan obyek c. Merumuskan strategi pemasaran
wisata lainnya di Kalteng. Taman Nasional Sebangau dalam
Rencana pengembangan Taman konteks pengembangan pariwisata
Nasional Sebangau sebagai kawasan Provinsi Kalteng.
ekowisata menjadi prioritas pengelola Penelitian ini diharapkan
taman nasional tersebut, namun sampai memberikan manfaat sebagai berikut:
sejauh ini Balai Taman Nasional a. Memberikan masukan pada BTNS,
Sebangau (BTNS) belum memiliki Pemerintah Provinsi Kalteng, dan
konsep yang jelas mengenai ekowisata pihak-pihak terkait lainnya dalam
Taman Nasional Sebangau. Meski konsep menentukan pola pengelolaan
pengembangan Taman Nasional ekowisata Taman Nasional Sebangau
Sebangau menjadi kawasan ekowisata yang terintegrasi dengan obyek-obyek
masih belum jelas, namun BTNS telah wisata lainnya di Kalteng.
menyadari akan pentingnya pemasaran b. Sebagai masukan bagi tenaga
dan promosi bagi ekowisata Taman pemasar, akademisi, dan peneliti
Nasional Sebangau. Berdasarkan latar khususnya untuk industri ekowisata.
belakang dan rumusan masalah tersebut, Penelitian ini mengacu pada
maka pertanyaan riset yang akan dijawab aktivitas wisata alam yang dikaitkan
melalui penelitian ini adalah sebagai dengan elemen-elemen pemasaran.
berikut: Mengingat luasnya aspek penelitian
tentang pemasaran wisata alam, maka

3
ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada Data tersebut diperoleh melalui focus
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: group discussion dan individual in-depth
a. Mengidentifikasi visi, misi, dan interview yang melibatkan pihak-pihak
tujuan BTNS selaku pengelola Taman yang terkait dengan pengembangan TNS,
Nasional Sebangau, dan Pemerintah serta penyebaran kuesioner kepada
Provinsi Kalteng selaku penguasa konsumen aktual dan potensial.
administratif kawasan tersebut. Sementara itu, data sekunder diperoleh
b. Mengidentifikasi potensi obyek dari lembaga-lembaga terkait, publikasi
wisata Taman Nasional Sebangau, dan tulisan di berbagai media cetak
mencakup lokasi, luas, iklim, nasional maupun internasional.
topografi, flora, fauna, gejala alam 2.4. Teknik Pengumpulan Data dan
dan aktivitas, sebagai obyek wisata Informasi
yang dapat disajikan kepada Data primer dikumpulkan melalui
konsumen. penelitian lapangan di Taman Nasional
c. Mengidentifikasi pasar ekowisata, Sebangau dan obyek wisata lain di
karakteristik dan persepsi konsumen. Pemprov Kalteng dengan cara-cara
d. Mengidentifikasi faktor-faktor berikut:
penunjang yang dimiliki oleh Taman a. Focus group discussion yang dihadiri
Nasional Sebangau. pihak BTNS, Dinas Pariwisata
Provinsi Kalteng, Dinas Kehutanan
II. METODE PENELITIAN Provinsi Kalteng, Dinas Perhubungan
2.1. Lokasi dan Waktu Provinsi Kalteng, Badan Konservasi
Penelitian dilakukan di Taman dan Sumber Daya Alam Provinsi
Nasional Sebangau, terutama pada Kalteng, Lembaga Swadaya
kawasan yang diperuntukkan bagi Masyarakat Borneo Orangutan
pengembangan ekowisata dan kota Survival Foundation, dan Lembaga
Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Swadaya Masyarakat Care.
Tengah (Kalteng). Penelitian b. Individual in-depth interview dengan
dilaksanakan pada bulan Desember 2007 Kepala BTNS, Kepala Dinas
dan Januari 2008. Pariwisata Kalteng, Kepala Balai
Konservasi dan Sumber Daya Alam
2.2. Pendekatan Penelitian
Kalteng, Project Leader World
Penelitian ini menggunakan
Wildlife Fund-Indonesia Sebangau
metode deskriptif dengan pendekatan
Corservation Project, dan Partner
studi kasus secara kualitatif dan
Director Kalimantan Tour
kuantitatif. Pendekatan kualitatif
Destinations Lorna Dowson-Collins,
dilakukan melalui focus group discussion
BSc.
dan individual in-depth interview.
c. Observasi.
Sementara itu, pendekatan kuantitatif
d. Kuesioner.
dilakukan melalui survey dengan metode
Sementara itu, data sekunder
cross sectional research.
diperoleh dari sumber-sumber internal
2.3. Jenis dan Sumber Data Balai Taman Nasional Sebangau dan
Data yang digunakan dalam instansi-instansi terkait lainnya serta studi
penelitian ini adalah data primer dan data pustaka.
sekunder. Data primer adalah
karakteristik, perilaku, persepsi dan
2.5. Teknik Pengambilan Sampel
preferensi wisatawan serta visi, misi, dan
rencana pengembangan ekowisata TNS.

4
Metode pengambilan sampel yang Statistik yang biasanya tergabung
dilakukan adalah non-probability dengan distribusi frekuensi dan fungsinya
sampling menggunakan purposive membantu mengambil kesimpulan dari
sampling dan convenience sampling. informasi yang dihasilkan.
Teknik purposive sampling dilakukan 2.6.3. Analisis Conjoint
dalam menentukan responden untuk Analisis Conjoint pada dasarnya
focus group discussion dan individual in- merupakan metode yang dianggap cukup
depth interview, sedangkan teknik optimal dalam merancang suatu produk
convenience sampling digunakan dalam atau jasa, baik sebelum dikeluarkan
penentuan sampel survei untuk konsumen maupun ketika akan dilakukan
potensial dan aktual dengan pengembangan. Dalam prosesnya analisis
menggunakan kuesioner. Responden conjoint memberikan ukuran kuantitas
survey terdiri dari: terhadap tingkat kegunaan (utility) dan
a. Pengunjung adalah konsumen aktual kepentingan relatif (relative importance)
yaitu orang yang pernah mengunjungi suatu atribut dibandingkan dengan atribut
obyek wisata dan orang yang sedang lain. Atribut yang dievaluasi pada
melakukan aktivitas di kawasan. penelitian ini adalah atribut nilai estetika
b. Bukan pengunjung adalah konsumen dan keindahan alam, nilai rekreasi dan
potensial yang diharapkan dapat fasilitas yang dimiliki oleh Taman
memberikan persepsi terhadap Taman Nasional Sebangau. Nilai estetika dan
Nasional Sebangau dan obyek wisata keindahan alam yang dimaksud adalah
lainnya. kekayaan ekosistem, kekayaan flora dan
Penyebaran kuesioner dilakukan fauna, dan panorama alam. Nilai rekreasi
secara langsung dan tidak langsung. yang dimaksud adalah wisata hutan,
Penyebaran kuesioner secara langsung wisata air, dan wisata pendidikan,
dilakukan di beberapa lokasi di dalam sedangkan fasilitas adalah pintu masuk,
dan di luar kawasan TNS. Sementara itu, kendaraan wisata, dan penginapan.
penyebaran kuesioner secara tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung dilakukan menggunakan surat
elektronik terhadap masyarakat yang III. ANALISIS LINGKUNGAN
berada di luar kota Palangkaraya. Jumlah EKSTERNAL
sampel yang diambil dalam penelitian ini 3.1. Industri Pariwisata Dunia
adalah 51 orang, terdiri dari 24 konsumen Industri pariwisata dunia sekarang
aktual, 15 konsumen potensial, dan 12 ini sangat memperhatikan masalah
responden yang telah ditentukan. Dari 39 kelestarian lingkungan dan
responden survei, hanya lima orang pemberdayaan masyarakat. Wisata yang
diantaranya yang merupakan wisatawan menampilkan kualitas lingkungan yang
mancanegara. semakin baik dan alami, memiliki nilai
2.6. Teknik Pengolahan dan Analisis yang semakin tinggi di kalangan
Data wisatawan mancanegara. Lingkungan
2.6.1. Tabulasi Distribusi Frekuensi alam dengan ekosistem yang unik dan
Laporan sederhana yang tidak dapat ditemukan di semua belahan
menunjukkan jumlah responden yang bumi, menjadi obyek wisata yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam menjadi prioritas wisatawan
kuesioner. Pengolahan data dilakukan internasional, terutama wisatawan
menggunakan Program Microsoft Office mancanegara yang sifatnya eksklusif.
Excel 2003. Eksklusivitas wisatawan mancanegara
2.6.2. Tabulasi Statistik Deskriptif tersebut dicirikan dengan kemapanan dari

5
sisi finansial dan tuntutan terhadap mancanegara, ke Kalteng berfluktuasi
destinasi yang sifatnya unik. Ekowisata dengan kecenderungan terus meningkat,
didefinisikan sebagai wisata yang terutama pada periode 2004-2007.
melibatkan masyarakat dan lingkungan, Meningkatnya jumlah kunjungan
sehingga pamornya di kalangan wisatawan periode 2004-2007
wisatawan dunia sekarang ini sedang disebabkan oleh semakin kondusifnya
meningkat tajam. Negara asal wisatawan kondisi keamanan dan stabilitas politik
sangat mempengaruhi tipe destinasi dan maupun ekonomi di Indonesia secara
karakteristik kunjungan. umum.
Pengembangan pariwisata di
3.2. Industri Pariwisata Indonesia
Kalteng harus dilakukan melalui sinergi
Pemerintah melalui Departemen
diantara obyek-obyek wisata yang ada di
Budaya dan Pariwisata mencanangkan
provinsi tersebut, karena jika hanya
tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan
mengandalkan keunikan atau kelebihan
Indonesia dan dikenal dengan program
dari masing-masing obyek wisata maka
“Visit Indonesia Year 2008”. Keberadaan
syarat-syarat untuk menarik wisatawan
program ini akan menunjang
belum terpenuhi. Selain itu, strategi
pengembangan obyek-obyek wisata yang
pemasarannya juga harus dilakukan
tersebar di seluruh Indonesia. Indonesia
secara bersamaan dan berkesinambungan.
memiliki kekayaan alam yang sangat
Industri pariwisata Kalteng
potensial untuk dikembangkan menjadi
menghadapi sejumlah tantangan,
berbagai produk wisata, khususnya
diantaranya adalah sebagai berikut
wisata alam atau ekowisata. Sumber-
(Disparsenbud Kalteng, 2007): (1)
sumber daya yang potensial untuk
terdegradasinya pariwisata Kalteng
dikembangkan menjadi produk wisata ini
akibat promosi yang belum optimal dan
seringkali tidak dapat dimanfaatkan
efektif; (2) tidak dikenalinya pariwisata
karena berbagai persoalan politik,
akibat tidak terkelolanya sistem
ekonomi, dan sosial-budaya yang
pemasaran obyek dan tujuan wisata
dihadapi Bangsa Indonesia. Apalagi
Kalteng, (3) terjadinya kerusakan nilai
berkaitan dengan masalah keamanan dan
budaya dan situs sejarah dan situs
bencana alam yang merupakan isu
kepurbakalaan; (4) pemanfaatan
sensitif bagi wisatawan mancanegara.
keragama budaya dan kurangnya jalinan
Persoalan infrastruktur juga senantiasa
dialog antarbudaya lokal dan nasional
masih menjadi hambatan yang sulit
secara optimal bisa mengancam keutuhan
diatasi dan lamban penanganannya.
bangsa; dan (5) pemanfaatan potensi
3.3. Industri Pariwisata Kalimantan belum terkelola secara optimal dan
Tengah pemeliharaannya belum secara intensif,
Pemerintah Provinsi Kalteng penyelenggaraan atraksi sangat kurang
sangat mendukung perkembangan mengakibatkan kurangnya kunjungan
industri pariwisata di daerah tersebut. wisatawan.
Industri pariwisata merupakan program
IV. ANALISIS LINGKUNGAN
unggulan keenam dari rencana
INTERNAL
pembangunan Kalteng. Visi
pembangunan pariwisata di Kalteng 4.1. Analisis Sumberdaya
adalah terwujudnya daya saing pariwisata 4.1.1. Kelembagaan Taman Nasional
dengan peningkatan pengembangan Sebangau
pemasaran pariwisata. Jumlah kunjungan Taman Nasional Sebangau
wisatawan, baik domestik maupun dikelola oleh Balai Taman Nasional

6
Sebangau (BTNS) yang efektif berjalan dalam kategori dilindungi, termasuk
pada Desember 2006. Saat ini jumlah salah satu diantaranya 6.200 – 6.900
karyawan yang bekerja di BTNS orangutan.
keseluruhan berjumlah 26 orang. b. Adanya tempat penelitian yang
Tujuan khusus ditetapkannya dikelola oleh Universitas
Daerah Sebangau sebagai Kawasan Palangkaraya dan CIMTROP (Center
Taman Nasional Sebangau adalah for International Cooperation in
melindungi dan melestarikan ekosistem Management of Tropical Peat Land
hutan rawa gambut tropika sebagai atau Pusat Kerjasama Internasional
sistem penyangga kehidupan pada tingkat dalam Pengelolaan Lahan Gambut
lokal, regional dan global; menjamin Tropis) yang berlokasi di dalam
kelestarian sumberdaya alam hayati, kawasan Taman Nasional Sebangau.
terutama flora dan fauna endemik/ c. Budaya, tradisi, dan adat istiadat
dilindungi/langka dan memberikan masyarakat di sekitar kawasan Taman
manfaat berkelanjutan bagi masyarakat, Nasional Sebangau.
terutama masyarakat lokal. Taman Masalah yang dihadapi dalam
Nasional Sebangau telah merumuskan pengembangan ekowisata di Taman
empat misi yaitu: (1) Memantapkan Nasional Sebangau adalah infrastruktur,
pengelolaan Taman Nasional Sebangau logistik, transportasi, akomodasi, iklim,
melalui pengelolaan konservasi dan penebangan liar. Hal lain yang juga
sumberdaya alam hayati dan perlu diwaspadai adalah kebakaran hutan
ekosistemnya secara lestari; (2) gambut dan kemungkinan terjadinya
Memantapkan perlindungan hutan dan upaya pencurian plasma nutfah.
penegakan hukum di kawasan hutan Pengembangan ekowisata di TNS juga
Taman Nasional Sebangau pada harus memperhatikan zonasi, karena
khususnya dan di Provinsi Kalteng pada zonasi menentukan aktivitas yang dapat
umumnya; (3) mengembangkan secara dilakukan. BTNS baru menentukan zona
optimal pemanfaatan sumberdaya alam indikatif yaitu zonasi yang didasarkan
hayati dan ekosistem di Taman Nasional pada analisis teoritis dimana beberapa
Sebangau secara lestari; dan (4) data yang ada dari berbagai sumber
mengembangkan kelembagaan dan dijadikan zona-zona yang sesuai dengan
kemitraan dalam rangka pengelolaan, kriteria yang ada, namun penentuan
perlindungan, dan pemanfaatan zonasi di atas harus dibahas ulang dengan
sumberdaya alam hayati dan para stakeholder yang terkait di lapangan.
ekosistemnya. Kawasan Taman Nasional Sebangau
4.1.2. Potensi Wisata Taman Nasional memiliki empat zona yaitu zona inti,
Sebangau zona pemanfaatan, zona rimba, dan zona
a. Keanekaragaman hayati yang sangat rehabilitasi. Selain itu, perlu juga
tinggi. Taman Nasional Sebangau diperhatikan bentuk-bentuk peran serta
merupakan perwakilan hutan tropis masyarakat di sekitar kawasan ekowisata.
rawa gambut yang masih tersisa dan Masyarakat di sekitar kawasan Taman
relatif masih baik dan utuh, terutama Nasional Sebangau cukup potensial untuk
setelah kawasan lahan gambut sejuta dibina sebagai bagian dari ekowisata
hektar di sebelah timur kawasan Taman Nasional Sebangau, karena waktu
Sebangau hancur. Kawasan ini kerjanya yang masih urang dan mereka
memiliki tingkat keanekaragaman dapat dibina untuk mengelola wisata
hayati yang tinggi dengan berbagai alam. Beberapa aktivitas yang melibatkan
jenis flora dan fauna yang masuk peran serta masyarakat telah dilakukan

7
pemerintah maupun lembaga swadaya 4.2.3. Persepsi Responden
masyarakat. Keinginan responden untuk
berkunjung ke kawasan ekowisata
4.2. Karakteristik dan Persepsi
tergolong cukup tinggi. Hal ini
Responden
dibuktikan dengan banyaknya responden
4.2.1 Karakteristik Sosial Ekonomi
yang menyatakan sangat ingin (35%),
Responden
ingin (15%), dan agak ingin (21%),
Berdasarkan data primer tersebut
meskipun jumlah responden yang
diperoleh hasil bahwa konsumen Taman
menyatakan agak tidak ingin juga
Nasional Sebangau sebagian besar (71%)
mencapai 21%. Hasil perhitungan
adalah laki-laki, sedangkan sisanya
menunjukkan bahwa nilai median atau
(29%) adalah perempuan. Adapun tingkat
nilai tengahnya adalah 5 yang berarti
usia respoden, sebagian besar (45%)
ingin.
berada pada kisaran 31-40 tahun diikuti
Mayoritas responden menyatakan
kisaran 20-30 tahun (26%). Jenis
enam aspek pembentuk ekowisata adalah
pekerjaan responden sebagian besar
komponen yang sangat penting dalam
(63%) adalah pegawai negeri sipil,
mengelola kawasan ekowisata, yaitu
dengan tingkat pendidikan S-1 (54%) dan
lingkungan (46%), pengalaman (43%),
pendapatan Rp1-2 juta per bulan. Status
risiko dan kompetensi (35%), motivasi
sebagian besar (49%) responden adalah
(32%), aktivitas (28%), dan kinerja
kepala keluarga dengan jumlah anggota
(24%). Hasil perhitungan nilai median
keluarga kebanyakan (36%) lebih dari
menunjukkan bahwa responden pada
empat orang.
umumnya menilai aspek lingkungan,
4.2.2. Perilaku Responden dalam
pengalaman, dan motivasi sebagai aspek-
Berwisata
aspek yang penting. Sementara itu, aspek
Tiga hobi utama yang sering
lainnya yaitu aktivitas, risiko dan
dilakukan responden adalah olah raga
kompetensi, serta kinerja dianggap
(49%), membaca (43%), dan rekreasi
sebagai aspek-aspek yang agak penting.
(39%). Wisata biasa dilakukan pada akhir
Dalam pandangan responden,
pekan (51%) atau saat cuti kerja (29%)
Taman Nasional Gunung Gede
dan libur nasional (23%). Sebagian besar
Pangrango (skor 47) adalah obyek wisata
responden melakukan wisata bersama
alam terindah, diikuti dengan Taman
keluarga (56%) dan teman (31%).
Nasional Sebangau (skor 31), dan Taman
Sebanyak 45% responden melakukan
Nasional Tanjung Puting (skor 22).
wisata sebanyak lebih dari tiga kali dalam
Sebagian besar (59%) responden
setahun dan 26% sebanyak 2 kali
memahami sekali bahwa manfaat utama
setahun.
kawasan ekowisata adalah untuk
Adapun obyek wisata yang
pelestarian alam, walaupun
menjadi tujuan, lebih banyak (43%)
dimungkinkan adanya aktivitas wisata
ditentukan sendiri oleh respoden atau
(53%) dalam upaya membantu
anggota keluarga yang lain (16%), selain
masyarakat sekitar (35%).
anak dan pasangan. Obyek-obyek wisata
4.2.3. Pengetahuan, Karakteristik, dan
yang digemari responden adalah pantai
Persepsi Responden Pengunjung
(52%), pegunungan (36%) dan pusat
Pengetahuan responden tentang
hiburan (43%). Wisata biasanya
Taman Nasional Sebangau sudah sangat
dilakukan dalam waktu satu hari (44%)
baik, karena sebagian besar (66%)
atau lebih dari tiga hari (41%).
responden memahami Taman Nasional
Sebangau sebagai taman wisata alam,

8
hutan penelitian, hutan produksi, taman merupakan wisatawan mancanegara.
nasional, kawasan pelestarian alam, hutan Namun, perlu diperhatikan pula, jumlah
rawa gambut, kawasan konservasi responden yang tidak menjawab
orangutan. Sebanyak 29% responden mencapai 38%.
mengenal Taman Nasional Sebangau Secara umum responden cukup
sebagai kawasan ekowisata, meskipun puas dengan berbagai alternatif wisata,
masih ada responden yang memahami fasilitas dan pelayanan yang disediakan
Taman Nasional Sebangau sebagai taman Taman Nasional Sebangau. Responden
berburu binatang liar (8%), bahkan menilai wisata hutan, wisata air, dan
sebanyak 83% responden mengetahui wisata pendidikan yang disediakan oleh
persis bahwa lokasi Taman Nasional Taman Nasional Sebangau sudah cukup
Sebangau berada di tiga kabupaten/kota memuaskan, bahkan untuk wisata
di Kalteng. Sumber informasi sebagian petualangan dinilai hampir memuaskan.
besar (50%) responden diantaranya Sementara itu, fasilitas pemandu wisata
mendapatkan informasi dari Departemen dan sarana ibadah juga dinilai cukup
Kehutanan dan BTNS, meskipun ada memuaskan, kecuali untuk fasilitas
juga yang mendapatkan informasi tentang rekreasi yang dianggap tidak
Taman Nasional Sebangau dari media memuaskan. Hal ini dimungkinkan
massa (33%) dan teman (25%). Sebagian karena aktivitas yang dilakukan
besar (50%) responden juga telah wisatawan di Taman Nasional Sebangau
mengunjungi Taman Nasional Sebangau sebagian besar memang diorganisir oleh
dengan berbagai alasan di luar wisata wisatawan sendiri sehingga wisatawan
seperti tugas kantor atau lokasi proyek. yang menyukai petualangan akan sangat
Responden yang berkunjung ke Taman menyenangi kondisi ini. Sementara itu,
Nasional Sebangau dengan tujuan wisata fasilitas rekreasi, pemandu wisata, dan
hanya sebanyak 17% dan alasan sarana ibadah, memang belum dikelola
pendidikan sebanyak 21%. Responden pihak BTNS dengan baik. Kebanyakan
menilai sarana transportasi (50%), pemandu wisata adalah penduduk di
akomodasi (50%), dan informasi (46%) sekitar Taman Nasional Sebangau yang
sebagai tiga aspek penting dalam tidak mendapatkan pelatihan apalagi
peningkatan sarana di Taman Nasional sertifikat bertaraf internasional.
Sebangau. Sarana aktivitas wisata justru Meskipun masih banyak
hanya dinilai penting oleh 33% kekurangan dalam sarana dan prasarana
responden saja. wisata, sebagian besar responden (71%)
Dalam persepsi responden, obyek menyatakan ingin kembali lagi ke Taman
paling menarik dari Taman Nasional Nasional Sebangau. Sementara itu, hanya
Sebangau adalah pemandangan alam 8% responden yang menyatakan tidak
(67%) dan aktivitas khusus (33%). ingin kembali, 8% responden lagi
Pengetahuan responden yang beragam menyatakan tidak tahu, dan 13%
mengakibatkan variasi harga tiket masuk responden tidak menjawab pertanyaan
untuk Taman Nasional Sebangau ini. Nilai median untuk pertanyaan
memiliki kisaran yang sangat lebar. kuesioner tentang keinginan untuk
Sebanyak 25% responden menilai harga berkunjung kembali ini menunjukkan
tiket masuk Taman Nasional Sebangau angka satu yang berarti ingin kembali.
kurang dari Rp 5.000,00 per orang dan 4.2.4. Preferensi Konsumen
25% responden lainnya menilai harga Dalam pandangan responden,
tiket masuk seharusnya adalah lebih dari sarana yang perlu diperhatikan pengelola
Rp 30.000,00, terutama responden yang wisata adalah infrastruktur (56%),

9
transportasi (50%), dan alternatif Untuk itu, pengelola taman nasional
aktivitas wisata (38%). Jenis wisata yang sebagai kawasan ekowisata harus
digemari responden adalah ekowisata memperhatikan masalah sarana (65%),
(85%), wisata bahari (35%) dan wisata pelayanan (50%), dan peraturan (35%).
pendidikan (17%). Jenis-jenis wisata Sebagian besar (36%) responden
semacam ini sangat cocok dengan potensi menyukai tipe pengaturan perjalanan
wisata yang dimiliki Taman Nasional wisata oleh biro perjalanan, namun
Sebangau, sehingga rencana aktivitas wisata ditentukan sendiri oleh
pengembangan Taman Nasional wisatawan. Sementara itu, responden
Sebangau sebagai gerbang ekowisata di yang menyukai perjalanan wisata yang
Kalteng akan ditunjang oleh keberadaan sebagian besar atau hampir seluruhnya
konsumennya. Minat responden yang diatur oleh operator wisata dengan
besar ini didukung oleh sikap dan perjalanan wisata yang seluruhnya diatur
tindakan responden dimana sebanyak sendiri, jumlahnya sama banyak yaitu
85% responden sudah pernah 23%.
mengunjungi kawasan ekowisata dan Untuk menentukan tingkat
35% responden menyatakan sangat ingin kepentingan yang relatif berdasarkan
mewujudkan rencana untuk berkunjung persepsi pelanggan dan nilai kegunaan
ke kawasan ekowisata. Meskipun yang muncul dari atribut-atribut
demikian, aktivitas wisata yang dapat ekowisata Taman Nasional Sebangau
dilakukan di kawasan ekowisata melalui pemilihan terhadap satu atribut
hendaklah mengutamakan kealamiahan dengan mengorbankan atribut lainnya
(68%) didukung dengan sarana (47%) maka digunakan alat uji analisis
dan pelayanan (26%) yang memadai. Conjoint.
Tabel 1. Nilai Kegunaan dan Nilai Kepentingan Relatif Atribut Kawasan Ekowisata
Taman Nasional Sebangau

Atribut Taraf Kegunaan Kepentingan Relatif


Kekayaan ekosistem -0,38
Kekayaan Alam Kekayaan flora dan fauna -0,10 0,27
Panorama Alam 0,48
Wisata Hutan -0,46
Jenis Wisata Wisata Air 0,48 0,30
Wisata Pendidikan -0,01
Pintu Masuk 0,80
Infrastruktur Kendaraan Wisata -0,54 0,42
Penginapan -0,26
Nilai kepentingan relatif atribut Nilai kegunaan kombinasi ketiga
ekowisata Taman Nasional Sebangau atribut dari ekowisata Taman Nasional
berdasarkan hasil peringkatnya secara Sebangau menunjukkan kombinasi dari
berurutan adalah: (1) infrastruktur; (2) kekayaan ekosistem (kekayaan alam),
jenis wisata; dan (3) kekayaan alam. wisata hutan (jenis wisata), dan
Nilai kepentingan relatif tersebut kendaraan wisata (infrastruktur), adalah
mempengaruhi konsumen dalam kombinasi yang cenderung dipilih atau
menentukan jenis kekayaan alam yang diminati konsumen.
akan mereka lihat atau nikmati di Taman
Nasional Sebangau.

10
V. STRATEGI PEMASARAN melakukan aktivitas pendidikan,
TAMAN NASIONAL SEBANGAU penelitian, ataupun petualangan yang
diinginkan wisatawan.
5.1. Konsep Ekowisata di Taman
2. Ketersediaan pemandu wisata yang
Nasional Sebangau
baik dan memiliki surat ijin atau
Pengelolaan Taman Nasional
semacam sertifikasi.
Sebangau sebagai kawasan ekowisata
3. Melibatkan masyarakat lokal.
harus didasarkan pada peraturan dan
4. Untuk membangun sinergi Taman
ketentuan yang berlaku, baik nasional
Nasional Sebangau sebagai gerbang
maupun regional, serta kontrak kerjasama
ekowisata Kalteng dengan obyek-
yang telah dibuat sebelumnya.
obyek wisata lainnya di Kalteng dapat
Berdasarkan sumberdaya alam yang ada,
dilakukan dengan sinergi diantara
maka ekowisata Taman Nasional
unit-unit pengelola teknis yang
Sebangau sebaiknya diarahkan menjadi
beroperasi di kawasan protected area.
wisata dengan tujuan khusus yaitu wisata
5. Penyiapan Taman Nasional Sebangau
ilmiah dan wisata petualangan.
sebagai kawasan ekowisata juga harus
Untuk mencapai tujuan tersebut,
disertai dengan penyiapan masyarakat
maka pengelolaan ekowisata Taman
dalam pengembangan wisata.
Nasional Sebangau sebaiknya memiliki
6. Pengembangan ekowisata Taman
ketentuan-ketentuan yang diarahkan pada
Nasional Sebangau juga harus
kepuasan konsumen atau pengunjung.
didukung oleh kebijakan pemerintah
Ketentuan-ketentuan tersebut diantaranya
dalam pengembangan wisata.
sebagai berikut:
1. Pengaturan jumlah dan waktu 5.2. Strategi Pemasaran Taman
kunjungan wisatawan, termasuk Nasional Sebangau
persyaratan untuk masuk dan

Tabel 2. Matriks Implikasi Manajerial untuk Taman Nasional Sebangau


No Strategi Pemasaran Saran Tindakan
1 Segmenting, Segmenting Wisatawan domestik dan wisatawan
Targetting, mancanegara
Positioning Targetting Pasar primer: Wisatawan kelas
menengah ke atas yang peduli
dengan kelestarian lingkungan,
berorientasi pendidikan, dan
memiliki minat petualangan
Pasar sekunder: wisatawan domestik,
terutama pelajar dan mahasiswa
Positioning Gerbang ekowisata Kalteng
Ekowisata dengan hutan rawa
gambut terluas dan terbaik di
Indonesia
2 Perluasan Bauran Product  Wisata ilmiah
Pemasaran  Wisata petualangan
 Wisata alam
Price  Sesuai dengan paket wisata,
sarana serta fasilitas yang tersedia.
 Bekerjasama dengan lembaga lain

11
untuk mengembangkan produk
murah
Place Bekerjasama dengan LSM, biro
perjalanan, dan tour operator serta
memanfaatkan media internet.
Promotion  Media massa
 Internet
 Lembaga-lembaga Pendidikan
dalam dan luar negeri
 LSM
People Peningkatan program pelatihan dan
pengetahuan tentang pemandu wisata
dan interpreter
Process Proses perijinan wisatawan,
khususnya wisatawan mancanegara,
dikelola dengan menggunakan media
internet (website)
Physical  Penyediaan bukti-bukti fisik yang
evidence menjadi kepedulian wisatawan
 Menyajikan testimoni wisatawan
tentang TNS di website.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis lingkungan dan
Persepsi responden terhadap sumberdaya dapat dirumuskan strategi
Taman Nasional Sebangau menunjukkan pemasaran Taman Nasional Sebangau
bahwa Taman Nasional Sebangau masih dengan melakukan segmentasi terhadap
belum terlalu dikenal oleh masyarakat, wisatawan mancanegara dan domestik
dibandingkan dengan beberapa taman dengan target konsumen kelas menengah
nasional yang sudah lebih dulu ke atas serta memosisikan diri sebagai
dikukuhkan dan dibandingkan dengan gerbang ekowisata Kalimantan Tengah.
obyek wisata alam lainnya di Indonesia. Bauran pemasaran yang perlu
Atribut utama Taman Nasional dikembangkan dalam pemasaran
Sebangau yang digambarkan oleh hasil ekowisata Taman Nasional Sebangau
analisis conjoint menunjukkan bahwa adalah diferensiasi produk (price)
kombinasi atribut Taman Nasional berdasarkan potensi sumberdaya alam
Sebangau yang paling banyak disukai yang dimiliki yaitu dengan
responden adalah kekayaan ekosistem, mengembangkan paket wisata spesifik
wisata hutan, dan kendaraan wisata. Hal seperti wisata susur sungai dan
ini sejalan dengan keunikan sumberdaya petualangan menemukan orangutang liar;
alam yang dimiliki Taman Nasional harga (price) tiket masuk kawasan
Sebangau yaitu ekosistem hutan rawa didasarkan pada peraturan perundang-
gambut yang akan menarik untuk undangan yang berlaku, sedangkan harga
dipasarkan dalam bentuk wisata hutan paket wisata yang ditawarkan disesuaikan
dengan dukungan infrastruktur kendaraan dengan aktivitas, sarana, dan kemampuan
wisata yang memadai. pasar; distribusi (place) dilakukan
melalui kerjasama dengan pihak-pihak

12
terkait yang telah memiliki skala sinergi pengembangan ekowisata Taman
internasional seperti CIMTROP (Centre Nasional Sebangau terutama dalam hal
for International Co-Operation in pembangunan infrastruktur pendukung.
Management of Tropical Peatland), Mengingat Taman Nasional
World Wildlife Fund, Borneo Orangutan Sebangau merupakan taman nasional
Survival Foundation, dan Care baru dan masih membutuhkan perhatian
International; dan promosi (promotion) yang lebih pada pengelolaan kawasan,
dilakukan melalui selective advertising maka untuk mengatasi keterbatasan
dengan mengedepankan aspek edukasi sumberdaya manusia dan dana BTNS
dan pengenalan fungsi ekologi dan dapat membentuk sebuah unit bisnis
ekonomi dari hutan rawa gambut. Selain strategis (strategic business unit) dengan
itu, pengembangan sumberdaya manusia melibatkan swasta (baik domestik
(people), proses (process), dan bukti- maupun mancanegara) dan perguruan
bukti fisik (physical evidence) harus tinggi dalam sebuah kerangka ABG
dilakukan dengan lebih baik untuk (Academic-Business-Government).
meningkatkan kualitas pelayanan kepada Mengingat ekosistem Taman
wisatawan. Nasional Sebangau yang unik dan sangat
berperan signifikan dalam mitigasi
6.2. Saran
perubahan iklim global, maka upaya-
Implementasi pengembangan
upaya penggalangan dana melalui skema-
ekowisata di Taman Nasional Sebangau
skema mekanisme pembangunan bersih
tidak dapat dipisahkan dari cetak biru
(clean development mechanism) maupun
pengembangan pariwisata Kalimantan
Reducing Emission from Deforestation
Tengah, sehingga Balai Taman Nasional
and Degradation (REDD) perlu
Sebangau perlu melakukan koordinasi
diintensifkan.
intensif dengan Pemda Kateng untuk
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D.A., V. Kumar, G.S. Day. 2007. Marketing Research. John Wiley & Sons Inc.
Amerika Serikat.

Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS). 2007. Draft Rencana Pengelolaan Taman
Nasional Sebangau 2007-2026, Buku I (Rencana Pengelolaan). BTNS.
Palangkaraya.

Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS). 2007a. Draft Rencana Pengelolaan Taman
Nasional Sebangau 2007-2026, Buku II (Data dan Analisis). BTNS.
Palangkaraya.

Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS). 2008. Data Kunjungan Wisatawan ke BTNS
Periode 2005-2007. BTNS. Palangkaraya.

Bjork, P. 2000. Ecotourism from A Conceptual Perpective, an Extended Definition of A


Unique Tourism Form. The International Journal of Tourism Research.
ABI/INFORM Global.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2006. Rencana Strategis Departemen


Kebudayaan dan Pariwisata 2005-2009. Depbudpar. Jakarta.

13
Departemen Kehutanan. 2004. Peraturan Perundangan dalam Penyelenggaraan
Pariwisata Alam. Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Direktorat
Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Bogor.

Fachrodji, A. 1998. Bauran Pemasaran Jasa Wisata Alam (Ecotourism) Bukit Bangkirai
PT Inhutani I Unit Balikpapan dan Pengaruhnya terhadap Keputusan
Pengunjung. Tesis. Tidak Dipublikasikan.

Kotler, P, M.A. Hamlin, I. Rein, and D.H. Haider. 2002. Marketing Asian Places:
Attracting Investment, Industry, and Tourism to Cities, States, and Nations. John
Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd. Singapore.

Lovelock, C dan J. Wirtz. 2007. Services Marketing: People, Technology, Strategy.


Pearson Prentice Hall. United States of America.

McDonald, M. 1992. Strategic Marketing Planning. Alih Bahasa Sofyan Cikmat.


Penerbit Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta.

Mehmetoglu, M. 2005. A Case Study of Nature-based Tourists: Specialists Versus


Generalists. Journal of Vacation Marketing. ABI/INFORM Global.

Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

World Tourism Organisation. 2006. Mega-Trends Of Tourism In Asia-Pacific.


www.wto.org diakses Agustus 2007.

Zeithaml, V. A, M.J. Bitner, and D.D. Gremler. 2006. Service Marketing: Integrating
Customer Focus Across Firm. 4th Edition. McGraw Hill International. Singapore.

14

You might also like