You are on page 1of 16

James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

ANALISIS EKONOMI KAWASAN WISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE


PANGRANGO KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR

James Sinurat1
Staf Pengajar Program Pascasarjana Universitas Nusa Bangsa
Dewi Fitrianti
Kepala Tata Usaha Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa

ABSTRACT
The objectives of this research are: (1) To know the contribution of the National Park of Pangrango
Gede Mountain to the people’s income of Cimacan Village, District Cipanas, Cianjur Regency; (2)
To know the contribution of infrastructure and facilities of the National Park of Pangrango Gede
Mountain to the people’s income of Cimacan Village, District Cipanas, Cianjur Regency; and (3) To
know the contribution of promotion of the National Park of Pangrango Gede Mountain to the
people’s income of Cimacan Village, District Cipanas, Cianjur Regency. Data analysis methods used
are: 1) Analysis data test (normality, multicolinearity, heteroskedasticity and autocorrelation); 2)
Test regression and correlation using SPSS to see the effect of attraction management of the
Natonal Park of Pangrango Gede Mountain against people’s income of Cimacan Village, District
Cipanas, Cianjur Regency. The results showed that: 1) The attractions of the Natonal Park of
Pangrango Gede Mountain has significant effect on public revenues of Cimacan Village, District
Cipanas, Cianjur Regency; 2) Infrastructure and facilities of the National Park of Pangrango Gede
Mountain have significant effect on people’s income of Cimacan Village, District Cipanas, Cianjur
Regency; 3) Promotion of attraction management of the National Park of Pangrango Gede
Mountain has real impact on people’s income of Cimacan Village, District Cipanas, Cianjur
Regency.
Keywords: People's Income, Infrastructure and Facilities, and Promotion of Tourism Object

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui kontribusi objek wisata TNGGP terhadap
pendapatan masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur; (2) Untuk
mengetahui kontribuasi sarana dan prasarana TNGGP terhadap pendapatan masyarakat Desa
Cimacan, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur; dan (3) Untuk mengetahui kontribusi promosi
terhadap pendapatan masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Metode
analisis data yang digunakan adalah: 1) Analisis uji data (normalitas, multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi); 2) Uji regresi dan korelasi dengan menggunakan program
SPSS untuk melihat pengaruh pengelolaan objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
terhadap pendapatan masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) Objek wisata TNGGP berpengaruh nyata terhadap pendapatan
masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur; 2) Prasarana dan sarana pada
objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berpengaruh nyata terhadap pendapatan
masyarakat di Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur; 3) Promosi dari pengelolaan
objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berpengaruh nyata terhadap pendapatan
masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Kata kunci: Pendapatan Masyarakat, Sarana dan Prasarana, dan Promosi Objek Wisata

1
Email korespondensi: sinurat.james@gmail.com
JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)
Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
1
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

PENDAHULUAN yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor


Latar Belakang dan Kabupaten Sukabumi, sangat potensial
Pariwisata adalah sektor yang dapat untuk dikembangkan daerah wisata yang
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu berbasis pada alam dan budaya. Oleh karena
wilayah. Pariwisata adalah aset yang itu usaha pariwisata yang dikembangkan di
strategis dalam mendorong pembangunan daerah ini haruslah suatu usaha Green
pada wilayah-wilayah tertentu yang Industries, yaitu suatu usaha yang ditujukan
mempunyai potensi objek wisata. Dengan untuk peningkatan kehidupan ekonomi
adanya perkembangan industri pariwisata di masyarakat, perlindungan sumberdaya alam
suatu wilayah, maka arus urbanisasi ke kota- sebagai suatu aset ekonomi dan obyek
kota besar dapat ditekan. wisata, serta sekaligus memperkuat sendi-
Selain peran yang dimilikinya, sendi sosial budaya masyarakat melalui
pariwisata juga merupakan suatu sektor usaha berkelanjutan didukung oleh
yang tidak jauh berbeda dengan sektor penerapan teknologi yang ramah lingkungan.
ekonomi yang lain yaitu dalam proses Dengan kondisi tersebut maka
perkembangannya berpengaruh terhadap kawasan TNGGP semakin dipacu untuk
bidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang meningkatkan kualitas kawasan dengan
ditimbulkan tersebut dapat berupa pembangunan dan perbaikan sarana serta
pengaruh positif maupun negatif terhadap prasarana penunjang wisata dengan tujuan
kehidupan masyarakat setempat. Untuk agar jumlah wisatawan yang berkunjung ke
mencegah perubahaan yang menuju ke arah TNGGP semakin meningkat dari waktu ke
negatif maka diperlukan suatu perencanaan waktu. Adanya peningkatan kunjungan
yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, wisatawan dan aktivitas pariwisata yang
sehingga sedapat mungkin masyarakat berlangsung di dalam kawasan secara tidak
setempat ikut terlibat di dalam perencanaan langsung akan menimbulkan pengaruh
dan pengembangan pariwisata. Hal ini perlu terhadap kehidupan sosial dan masyarakat
dilakukan upaya untuk mendukung sekitar TNGGP.
keberhasilan pengembangan pariwisata Selain berpengaruh terhadap aspek
daerah wisata yang bersangkutan (Kodhyat, sosial, kegiatan pariwisata juga berpengaruh
1996). terhadap aspek ekonomi yaitu terbukanya
Pembangunan suatu wilayah dapat peluang atau kesempatan kerja atau usaha
ditunjang oleh potensi wisata yang di dalam kawasan maupun di sekitar
dimilikinya. Demikian juga dengan salah satu kawasan yang dapat meningkatkan
daerah tujuan wisata yang terdapat di Desa pendapatan masyarakat setempat. Hal
Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten tersebut sesuai juga dengan Spilene (1987),
Cianjur yaitu kawasan wisata Taman yang mengatakan bahwa pariwisata akan
Nasional Gunug Gede Pangrango (TNGGP), membawa berbagai hal yang
yang mempunyai potensi yang cukup tinggi menguntungkan dan sekaligus merugikan.
dalam memberikan kontribusi terhadap Walaupun sebenarnya tujuan pemerintah
pendapatan wilayah dan peningkatan memajukan suatu daerah wisata adalah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk kemakmuran dan peningkatan
Kabupaten Cianjur. pendapatan masyarakat setempat.
TNGGP adalah salah satu taman
nasional terbaik di Indonesia karena memiliki Perumusan Masalah
keanekaragaman flora dan fauna yang Berdasarkan latar belakang di atas, maka
bernilai tinggi. Kawasan ini meliputi tiga dapat dirumuskan permasalahan dalam
kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat penelitian ini adalah sebagai berikut:

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
2
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

1. Apakah objek TNGGP berkontribusi prasarana, penataan ruang kawasan


terhadap pendapatan masyarakat wisata terhadap pengunjung TNGGP.
Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas 3. Bagi peneliti lain di waktu yang akan
Kabupaten Cianjur? datang. Hasil penelitian ini dapat
2. Apakah sarana dan prasarana TNGGP dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
berkontribusi terhadap pendapatan peneliti lain di waktu yang dalam
masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan mengukur hubungan timbal balik
Cipanas Kabupaten Cianjur? antara keuntungan ekonomi TNGGP.
3. Apakah promosi berpengaruh
terhadap pendapatan masyarakat LANDASAN TEORI
Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas Tinjauan Pustaka
Kabupaten Cianjur? Pemahaman Ekonomi
Sebagaimana diketahui, manusia
Tujuan Penelitian mempunyai kebutuhan yang beraneka
Sesuai dengan rumusan masalah di ragam, sedangkan barang-barang dan jasa
atas, maka tujuan penelitian ini adalah yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
sebagai berikut: tersebut terbatas jumlahnya sehingga
1. Untuk mengetahui kontribusi objek munculah ilmu ekonomi. Pada dasarnya ilmu
wisata TNGGP terhadap pendapatan ekonomi mempelajari perihal pilihan dan
masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan keputusan yang dilakukan setiap orang
Cipanas Kabupaten Cianjur. dalam memobilisasi dan mengalokasikan
2. Untuk mengetahui kontribuasi sarana sumber ekonomi yang jumlahnya terbatas
dan prasarana TNGGP terhadap terhadap alat pemuas kebutuhan manusia
pendapatan masyarakat Desa yang tidak terbatas (Saputra, 2013).
Cimacan, Kecamatan Cipanas Ilmu ekonomi adalah suatu studi
Kabupaten Cianjur. mengenai bagaimana orang-orang dan
3. Untuk mengetahui kontribusi promosi masyarakat membuat pilihan, dengan cara
terhadap pendapatan masyarakat atau tanpa penggunaan uang, dengan
Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas menggunakan sumberdaya yang terbatas
Kabupaten Cianjur. tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai jenis barang
Manfaat Penelitian dan jasa serta mendistribusikannya untuk
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat keperluan konsumsi sekarang dan di masa
baik bagi masyarakat, pemerintah maupun mendatang, kepada berbagai orang dan
pihak TNGGP, yaitu: golongan masyarakat. Ilmu ekonomi
1. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini menganalisis biaya dan keuntungan serta
dapat digunakan sebagai bahan memperbaiki corak penggunaan sumber
masukan dalam melakukan kerjasama daya.
dengan pihak TNGGP maupun Berdasarkan definisi ilmu ekonomi di
pelayanan terhadap pengunjung. atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar
2. Bagi pemerintah dan pihak yang melahirkan ekonomi adalah:
manajemen TNGGP, hasil penelitian 1. Kelangkaan (scarcity), dan
ini dapat bermanfaat dalam upaya 2. Pilihan (choice).
pemberdayaan dan pembinaan usaha Untuk itu, ilmu ekonomi mencakup
terhadap masyarakat sekitar kawasan segala perilaku manusia dalam hubungannya
TNGGP, perbaikan sarana dan dengan pemenuhan kebutuhan yang
beraneka ragam, baik perilaku sebagai

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
3
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

produsen, maupun perilaku sebagai 5. Mempelajari bagaimana konsumen


konsumen. atau rumah tangga mengalokasikan
Teori dasar dalam ilmu ekonomi pendapatannya yang sangat terbatas
dibedakan menjadi dua, yaitu teori ekonomi untuk barang dan jasa yang
mikro yang membahas permasalahan dibutuhkan sehingga tercapai
bersifat parsial atau bagian kecil dari kepuasan maksimum.
kegiatan pendapatan, dan teori ekonomi Dalam teori ekonomi mikro
makro, yang membahas permasalahan menganggap bahwa faktor produksi (alam,
ekonomi yang bersifat global atau tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang
menyeluruh. dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas,
sedangkan keinginan manusia tidak terbatas.
a) Perspektif ekonomi mikro Untuk itu masyarakat harus dapat memilih
Jika diperhatikan kegiatan di pasar kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan
tradisional, maka akan melihat perilaku dalam memproduksi, menyalurkan, dan
penjual dan pembeli dalam melakukan menggunakan barang maupun jasa.
transaksi. Mereka saling menawar harga
untuk mendapatkan kesepakatan harga atas b) Perspektif ekonomi makro
barang atau jasa yang mereka butuhkan. Ekonomi makro merupakan bagian
Dari transaksi yang terjadi di pasar tersebut, dari ilmu ekonomi yang mempelajari
tanpa sadar telah terjadi penerapan tentang mekanisme bekerjanya pendapatan secara
ilmu ekonomi mikro. keseluruhan. Dengan demikian hubungan
Untuk jelasnya, ekonomi mikro adalah kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro,
ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas pada intinya adalah hubungan antar variabel
pendapatan yang bersifat bagian kecil, yang ekonomi agregatif (secara keseluruhan),
memusatkan perhatiannya pada masalah seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat
bagaimana konsumen akan mengalokasikan kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi
pendapatannya yang terbatas terhadap rumah tangga, saving (tabungan), investasi
berbagai macam barang dan jasa yang nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang
dibutuhkan untuk memperoleh kepuasan beredar, neraca pembayaran, stok kapital
maksimum (Yuniasih, 2014). nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.
Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji Hubungan di antara variabel-variabel
dalam ekonomi mikro diantaranya sebagai tersebut, dapat bersifat kausal (sebab
berikut: akibat) dan bersifat fungsional (saling
1. Mempelajari bagaimana perilaku mempengaruhi). Bersifat hubungan kausal
seseorang sebagai konsumen, sebagai (sebab akibat), seperti hubungan antara
pemilik sumber-sumber ekonomi dan jumlah uang beredar dengan laju inflasi,
sebagai produsen. hubungan antara meningkatnya pengeluaran
2. Mempelajari bagaimana arus konsumsi pemerintah dengan menurunnya
perputaran barang dan jasa mulai dari tingkat pengangguran, dan sebagainya.
produsen sampai pada konsumen. Sedangkan yang bersifat hubungan
3. Mempelajari bagaimana harga-harga fungsional (saling mempengaruhi), seperti
barang dan jasa itu dapat terbentuk. hubungan pendapatan dengan pengeluaran
4. Mempelajari bagaimana produsen konsumsi dan investasi, hubungan antara
dalam menentukan tingkat produksi pendapatan dengan pengeluaran konsumsi
agar tercapai keuntungan yang dan tabungan, dan sebagainya. Secara
maksimum. matematis hubungan fungsional tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut:

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
4
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

 Y = C + I, di mana Y adalah 3. Keseimbangan pendapatan nasional


pendapatan, C adalah konsumsi, dan I dalam pendapatan tiga sektor.
adalah investasi. 4. Kebijakan fiskal dan sistem
 Y = C + S, di mana Y adalah perpajakan.
pendapatan, C adalah konsumsi, dan S 5. Uang bank, dan penciptaan uang.
adalah tabungan. 6. Kebijakan moneter dan uang yang
Oleh karena itu, dengan mempelajari beredar.
ekonomi makro seseorang akan menjadi 7. Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
lebih mampu untuk menyelesaikan masalah- 8. Teori inflasi.
masalah yang ada dalam suatu pendapatan. 9. Perdagangan luar negeri, nilai valuta
Adapun ekonomi makro menjelaskan asing, dan neraca pembayaran.
tentang hal-hal berikut ini: 10. Perdagangan luar negeri dan tingkat
1. Pentingnya segi permintaan dalam keseimbangan pendapatan nasional.
menentukan tingkat kegiatan dalam 11. Pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan. pembangunan ekonomi.
2. Pentingnya kebijakan dan campur
tangan pemerintah untuk Perkembangan Pariwisata
mewujudkan prestasi kegiatan a) Pemahaman pariwisata
ekonomi pada tingkat yang Pengertian pariwisata secara umum
dikehendaki. merupakan suatu perjalanan yang dilakukan
Selanjutnya, berdasarkan ruang lingkupnya seseorang untuk sementara waktu yang
menunjukkan bahwa teori ekonomi makro diselenggarakan dari suatu tempat ke
bertujuan memberikan gambaran tentang tempat yang lain dengan meninggalkan
bagaimana suatu pendapatan berfungsi dan tempat semula dan dengan suatu
dapat menjalankan kegiatannya. Teori perencanaan atau bukan maksud untuk
ekonomi makro bertitik tolak pada teori mencari nafkah di tempat yang
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk
bernama John Maynard Keynes, dalam menikmati kegiatan bertamasya atau
bukunya yang berjudul The General Theory rekreasi untuk memenuhi keinginan yang
of Employment, Interest, and Money pada beraneka ragam.
tahun 1936, yang secara garis besar dapat Pariwisata didefinisikan sebagai
dibedakan menjadi dua aspek, yaitu: perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain,
1. Kritik atas pandangan ahli ekonomi bersifat sementara, dilakukan perorangan
klasik mengenai faktor-faktor yang maupun kelompok, sebagai usaha mencari
menentukan tingkat kegiatan ekonomi keseimbangan atau keserasian atau
suatu negara, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
2. Pengeluaran agregat, yaitu dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu
pembelanjaan masyarakat atas barang (http://eprints.ung.ac.id).
dan jasa menjadi faktor utama yang Berdasarkan pendapat maka dapat
menentukan tingkat kegiatan ekonomi dikatakana bahwa pariwisata adalah suatu
suatu negara. perjalanan yang dilakukan untuk sementara
Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari waktu dari satu tempat ke tempat lain yang
dalam ilmu ekonomi makro meliputi hal-hal mempunyai obyek dan daya tarik wisata
berikut ini: untukdapat dinikmati sebagai suatu rekreasi
1. Penghitungan pendapatan nasional. atau hiburan yang mendapatkan kepuasan
2. Keseimbangan pendapatan nasional lahir dan batin. Sedangkan yang disebut
dalam pendapatan dua sektor. wisatawan adalah orang yang mengadakan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
5
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

perjalanan dari tempat kediamannya tanpa pertumbuhan ekonomi serta dari segi sosial
menetap di tempat yang didatanginya, atau berupa peningkatan kesejahteraan rakyat
hanya untuk sementara waktu tinggal di dan menghapuskan kemiskinan, b)
tempat yang didatanginya. menghapuskan kemiskinan dengan
pembukaan lapangan pekerjaan dan
b) Pengembangan pariwisata mengatasi pengangguran, (c) memenuhi
Menurut Paturusi (2001), kebutuhan rekreasi masyarakat, sekaligus
pengembangan adalah suatu strategi yang mengangkat citra bangsa dan memperkukuh
dipergunakan untuk memajukan, jati diri bangsa, memupuk rasa cinta tanah
memperbaiki dan meningkatkan kondisi air melalui pengusahaan daya tarik dalam
kepariwisataan suatu objek dan daya tarik negeri, (d) melestarikan alam, lingkungan
wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan dan sumberdaya, sekaligus memajukan
serta mampu memberikan manfaat bagi kebudayaan melalui pemasaran pariwisata,
masyarakat disekitar objek dan daya tarik (e) mempererat persahabatan antar bangsa
wisata maupun bagi pemerintah. dengan memahami nilai agama, adat istiadat
Disamping itu pengembangan dan kehidupan masyarakat.
pariwisata bertujuan untuk memberikan 2) Pengertian Pengembangan Obyek
keuntungan bagi wisatawan maupun Wisata
masyarakat setempat. Dengan adanya Segala sesuatu yang menarik dan
pembangunan pariwisata diharapkan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut
mampu meningkatkan taraf masyarakat “atraksi” atau lazim pula di katakan obyek
melalui keuntungan secara ekonomi yang wisata. Atraksi-atraksi ini antara lain
dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata panorama keindahan alam yang
lain pengembangan pariwisata melalui menakjubkan seperti gunung, lembah,
penyediaan fasilitas infrastruktur, wisatawan ngarai, air terjun, danau, pantai, matahari
dan penduduk setempat akan saling terbit, dan matahari terbenam, cuaca, udara
diuntungkan. Pengembangan tersebut dan lain-lain. Di samping itu juga berupa
hendaknya sangat memperhatikan berbagai budaya hasil ciptaan manusia seperti
aspek, seperti aspek budaya, sejarah dan monumen, candi, bangunan klasik,
ekonomi daerah tujuan wisata. peninggalan purbakala, musium budaya,
Berdasarkan pengertian diatas, maka arsitektur kuno, seni tari, musik, agama,
pengembangan pariwisata adalah suatu adat-istiadat, upacara, pekan raya,
kegiatan menata dan memajukan suatu peringatan perayaan hari jadi, pertandingan,
obyek wisata untuk dikembangkan menjadi atau kegiatan-kegiatan budaya, sosial dan
lebih layak. keolahragaan lainnya yang bersifat khusus,
1) Pengertian Pengembangan Daya Tarik menonjol dan meriah (Pendit, 2002).
Wista (DTW) Pengembangan obyek wisata alam
Ismayanti (2010) memaparkan bahwa sangat erat kaitannya dengan peningkatan
daya tarik objek wisata merupakan faktor produktifitas sumber daya alam dalam
utama penggerak pariwisata di sebuah konteks pembangunan ekonomi, sehingga
destinasi. Dalam arti, daya tarik objek wisata selalu dihadapkan pada kondisi interaksi
sebagai penggerak utama yang memotivasi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek
wisatawan untuk mengunjungi suatu kawasan hutan, pemerintah daerah, aspek
tempat. Potensi daya tarik wisata memiliki masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu
beberapa tujuan diantaranya: (a) sistem tata ruang wilayah. Kendala
memperoleh keuntungan baik dari segi pengembangan obyek wisata alam berkaitan
ekonomi berupa devisa negara dan erat dengan: (a) Instrumen kebijaksanaan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
6
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

dalam pemanfaatan dan pengembangan komersial kepada pihak ketiga dan


fungsi kawasan untuk mendukung potensi membuka lapangan kerja bagi
obyek wisata alam, (b) Efektifitas fungsi dan masyarakat setempat.
peran obyekwisata alam ditinjau dari aspek e. Aspek pemasaran dengan
koordinasi instansi terkait, (c) Kapasitas mempergunakan teknologi tinggi dan
institusi dan kemampuan SDM dalam bekerja sama dengan berbagai pihak
pengelolaan obyek wisata alam di kawasan baik dalam negeri maupun luar negeri.
hutan, dan (d) Mekanisme peran serta f. Aspek peran serta masyarakat melalui
masyarakat dalam pengembangan kesempatan-kesempatan usaha
pariwisata alam. sehingga ikut membantu
3) Perencanaan Pengembangan meningkatkan kesejahteraan
Menurut Noer (2011), aspek masyarakat.
perencanaan pengembangan obyek wisata g. Aspek penelitian dan pengembangan
alam mencakup sistem perencanaan yang meliputi aspek fisik lingkungan,
kawasan, penataan ruang (tata ruang dan sosial ekonomi dari obyek wisata
wilayah), standarisasi, identifikasi potensi, alam. Diharapkan nantinya mampu
koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan menyediakan informasi bagi
sistem informasi obyek wisata alam. pengembangan dan pembangunan
a. Aspek kelembagaan meliputi kawasan, kebijaksanaan dan arahan
pemanfaatan dan peningkatan pemanfaatan obyek wisata alam.
kapasitas institusi, sebagai mekanisme Dalam rangka mengembangkan obyek
yang dapat mengatur berbagai wisata perlu segera dilaksanakan
kepentingan, secara operasional inventarisasi terhadap potensi nasional
merupakan organisasi dengan SDM obyek wisata alam secara bertahap sesuai
dan peraturan yang sesuai dan prioritas dengan memperhatikan nilai
memiliki efisiensi tinggi. keunggulan saing dan keunggulan banding,
b. Aspeksarana dan prasarana yang kekhasan obyek, kebijaksanaan
memiliki dua sisi kepentingan, yaitu pengembangan serta ketersediaan dana dan
(1) alat memenuhi kebutuhan tenaga. Potensi daerah obyek wisata alam
pariwisata alam, (2) sebagai yang sudah ditemukan segera
pengendalian dalam rangka diinformasikan dan dipromosikan kepada
memelihara keseimbangan calon penanam modal. Perlu dikembangkan
lingkungan, pembangunan sarana dan sistem kemitraan dengan pihak swasta,
prasarana dapat meningkatkan daya lembaga swadaya masyarakat yang ada,
dukung sehingga upaya pemanfaatan dalam rangka mendukung optimalisasi
dapat dilakukan secara optimal. pengembangan obyek wisata alam. Peranan
c. Aspek pengelolaan, yaitu dengan Pemerintah Daerah dalam pengembangan
mengembangkan profesionalisme dan obyek wisata alam sangat penting, dengan
pola pengelolaan obyek wisata alam melaksanakan koordinasi, perencanaan,
yang siap mendukung kegiatan pelaksanaan serta monitoring
pariwisata alam dan mampu pengembangan obyek wisata alam.
memanfaatkan potensi obyek wisata
alam secara lestari. c) Konsep wisata alam
d. Aspek pengusahaan yang memberi Pengertian tentang wisata alam
kesempatan dalam mengatur mengalami perkembangan dari waktu ke
pemanfaatan obyek wisata alam untuk waktu. Namun pada hakekatnya, pengertian
tujuan pariwisata yang bersifat ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
7
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

bertanggung jawab terhadap kelestarian daerah tujuan wisata, apabila tidak


area yang masih alami, memberi manfaat melibatkan masyarakat setempat,
secara ekonomi dan mempertahankan akibatnya tidak ada sumbangsih
keutuhan budaya masyarakat setempat ekonomi yang diperoleh masyarakat
(Fandeli dan Mukhlison, 2000). sekitar.
Berdasarkan pengertian diatas dapat c) Kegiatan promosi harus beraneka
disimpulkan bahwa wisata alam atau ragam, selain dengan mencanangkan
pariwisata ekologis adalah perjalanan cara kampanye dan program “Visit
ketempat-tempat alami yang relatif masih Indonesia Year” seperti yang sudah
belum terganggu atau terkontaminasi dilakukan sebelumnya. Kegiatan
(tercemari) dengan tujuan untuk promosi juga perlu dilakukan dengan
mempelajari, mengagumi dan menikmati membentuk sistem informasi yang
pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan handal dan membangun kerjasama
satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi yang baik dengan pusat informasi
budaya masyarakat yang ada baik dari masa pada negara-negara lain terutama
lampau maupun masa kini. pada negara yang berpotensi.
1. Strategi Pengembangan Pariwisata d) Perlu menentukan daerah tujuan
Indonesia wisata yang memiliki keunikan
Strategi pada prinsipnya berkaitan dibanding dengan daerah tujuan
dengan persoalan kebijakan pelaksanaan, wisata lain, terutama yang bersifat
penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan tradisional dan alami. Karena era
penentuan cara-cara atau metode kekinian-lah objek wisata yang alami
penggunaan sarana-prasarana. Strategi dan tradisional yang menjadi sasaran
selalu berkaitan dengan tiga hal yaitu tujuan, wisatawan asing. Daerah ini masih
sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi banyak ditemukan di daerah luar jawa
juga harus didukung oleh kemampuan untuk seperti daerah pedalaman Papua atau
mengantisipasi kesempatan yang ada. Dalam Kalimantan.
melaksanakan fungsi dan peranannya dalam e) Pemerintah Pusat membangun
pengembangan pariwisata daerah, kerjasama dengan kalangan swasta
pemerintah daerah harus melakukan dan pemerintah daerah setempat,
berbagai upaya dalam pengembangan dengan sistem terbuka, jujur dan adil.
sarana dan prasarana pariwisata (Yoeti, Kerjasama ini penting karena untuk
1997). mempelancar pengelolaan secara
Strategi perkembangan pariwisata profesional dengan mutu pelayanan
yang menunjang pertumbuhan ekonomi yang memadai.
dapat dilakukan dengan memperhatikan f) Perlu dilakukan pemerataan arus
beberapa hal sebagai berikut: wisatawan bagi semua daerah tujuan
a) Perlu ditetapkan beberapa peraturan wisata yang ada di seluruh Indonesia.
yang berpihak pada peningkatan mutu g) Mengajak masyarakat sekitar daerah
pelayanan pariwisata dan kelestarian tujuan wisata agar menyadari peran,
lingkungan wisata, bukan berpihak fungsi dan manfaat pariwisata serta
pada kepentingan pihak-pihak merangsang mereka untuk
tertentu. memanfaatkan peluang-peluang yang
b) Pengelola pariwisata harus melibatkan tercipta bagi berbagai kegiatan yang
masyarakat setempat. Hal ini dapat menguntungkan secara
merupakan hal penting karena sebagai ekonomi.
hal pengalaman pada beberapa

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
8
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

h) Sarana dan prasarana yang Ini semua memperlihatkan bahwa


dibutuhkan perlu dipersiapkan secara situasi dan kondisi sosial-ekonomi di
baik untuk menunjang kelancaran Indonesia semakin berkurangnya lahan
pariwisata, misalnya dengan pertanian dan lapangan kerja lainnya serta
pengadaan perbaikan jalan, telepon, semakin rusaknya lingkungan akibat kegiatan
internet dan pusat pembelanjaan di industri manufaktur dan kegiatan ekonomi
sekitar lokasi daerah wisata. lainnya yang mengeksploitasi sumber daya
2. Faktor Pendorong Perkembangan alam.
Pariwisata Indonesia Pariwisata perlu dikembangkan
Dewasa ini maupun pada masa yang sebagai salah satu pemasukan bagi devisa
akan datang, kebutuhan untuk berwisata negara dan menjadi sumber industri
akan meningkat khususnya di Indonesia andalan. Sektor pariwisata selain dapat
seiring dengan bertambahnya jumlah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, juga
penduduk dan meningkatnya kesejahteraan dapat merusak lingkungan bahkan
masyarakat. Serta perkembangan penduduk sebaliknya merangsang pelestarian
Indonesia yang semakin membutuhkan lingkungan hidup. Hal ini dapat dimaklumi
refreshing akibat semakin tingginya karena perkembangan pariwisata tidak
kesibukan kerja. Menurut Fandeli (1995), dapat dipisahkan dari lingkungan hidup
faktor yang mendorong manusia untuk sebagai salah satu sarana atau objek wisata.
berwisata ialah:
a) Keinginan untuk melepaskan diri dari Kerangka Pemikiran
tekanan hidup sehari-hari di kota, Sesuai dengan tujuan pengelolaan
keinginan untuk mencari suasana baru TNGGP yang dimanfaatkan untuk tujuan
untuk mengisi waktu lenggang. penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang
b) Kemajuan pembangunan dalam budidaya, pariwisata dan rekreasi, maka
bidang komunikasi dan transformasi. dalam penelitian ini lebih menyoroti pada
c) Keinginan untuk melihat dan permasalahan pariwisata dan rekreasi, yang
memperoleh pengalaman baru menjadi sumber dalam meningkatkan
mengenai budaya masyarakat di pendapatan wilayah Kabupaten Cianjur
tempat lainnya. khususnya masyarakat Desa Cimacan dimana
d) Meningkatnya pendapatan yang dapat TNGGP berada. Kegiatan wisata yang
memungkinkan seseorang dapat dilakukan oleh pengunjung TNGGP bisa
dengan bebas melakukan perjalanan berupa kegiatan pendakian gunung, hiking,
yang jauh dari tempat tinggalnya. tracking, dan berkemah.
Sedangkan faktor pendorong perkembangan Oleh karena itu, pengendalian jumlah
pariwisata di Indonesia menurut Spilane pengunjung di TNGGP merupakan salah satu
(1987), adalah: jalan untuk menjaga keseimbangan daya
a) Berkurangnya peranan minyak bumi dukung lingkungan kawasan guna
sebagai sumber devisa negara jika tercapainya kelestarian baik secara ekologi
dibandingkan dengan waktu lalu. maupun secara ekonomi.
b) Merosotnya nilai ekspor pada sektor Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
nonmigas. suatu pemikiran bahwa keberadaan TNGGP
c) Adanya kecenderungan peningkatan memberikan dampak positif terhadap
pariwisata secara konsisten. pendapatan masyarakat Desa Cimacan,
d) Besarnya potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Cimacan, Kabupaten Cianjur
bangsa Indonesia bagi pengembangan yang berada di sekitar kawasan. Oleh karena
pariwisata. itu, untuk memastikan dampak positif

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
9
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

tersebut perlu dilakukan penelitian yang Desain penelitian ini harus memuat
lebih mendalam mengenai hal tersebut. segala sesuatu yang berkaitan dengan
Untuk menunjang lancarnya penelitian ini, pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
dilakukan pengumpulan data pendapatan Sifat desain penelitian mendekati
masyarakat Desa Cimacan yang berada di komprehensif dari keseluruhan kerja
sekitar kawasan TNGGP tersebut. penelitian, maka apabila peneliti telah siap
dengan desain penelitian berarti separuh
Hipotesis kerja penelitiannya telah selesai (Bungin,
Dalam penelitian ini dikemukakan 2001).
hipotesis sebagaimana berikut:
1. TNGGP berpengaruh terhadap Lokasi Penelitian
pendapatan masyarakat Desa Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Cimacan, Kecamatan Cipanas Cimacan (sekitar kawasan TNGGP),
Kabupaten Cianjur. Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
2. Prasarana dan sarana TNGGP
berpengaruh terhadap pendapatan Teknik Pengumpulan Data
masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan 1. Populasi dan Sampel
Cipanas, Kabupaten Cianjur. Menurut Sugiyono (2003), populasi
3. Promosi berpengaruh terhadap adalah wilayah generalisasi terdiri atas
pendapatan masyarakat Desa obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
Cimacan, Kecamatan Cipanas karakteristik tertentu, ditetapkan oleh
Kabupaten Cianjur. peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Sedangkan sampel
METODOLOGI PENELITIAN adalah sebagian dari jumlah dan
Metode yang digunakan dalam karakteristik yang dimiliki oleh populasi
penelitianini adalah kuantitatif deskriptif tersebut.
dengan menggunakan data sekunder. Hasil Menurut Arikunto (2008), penentuan
penelitian kuantitatif dideskripsikan dengan pengambilan sampel sebagai berikut: apabila
mempelajari berbagai aspek yang populasi kurang dari 100 lebih baik diambil
mendorong untuk melakukan penelitian semua hingga penelitiannya merupakan
yang merupakan refleksi dari keinginan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya
manusia yang selalu berusaha untuk besar (> 100) dapat diambil antara 10-15%
mengetahui sesuatu. Keinginan untuk atau 20-55% atau lebih, tergantung dari:
memperoleh dan mengembangkan 1. Kemampuan peneliti dilihat dari
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar waktu, tenaga dan dana.
manusia yang umumnya menjadi motivasi 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan
untuk melakukan penelitian (Sugiyono, dari setiap subyek, karena hal ini
2003). menyangkut banyak sedikitnya waktu
dan dana.
Disain Penelitian 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung
Desain penelitian adalah pedoman oleh peneliti untuk penelitian yang
atau prosedur serta teknik dalam resikonya besar, tentu saja jika
perencanaan penelitian yang berguna sampelnya besar hasilnya akan lebih
sebagai panduan untuk membangun strategi baik.
yang menghasilkan model atau blue print Populasi dan sampel dalam penelitian
penelitian (Hasibuan, 2007). ini adalah masyarakat Desa Cimacan yang
berada di sekitar kawasan TNGGP yang

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
10
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

terkena dampak dari kegiatan wisata cara mengumpulkan, mempelajari dan


TNGGP. mencatat dokumen/data yang telah tersedia
Adapun rumus yang dipakai dalam yang berkaitan dengan penelitian yang
menentukan besar sampel adalah sedang dilakukan.
menggunakan rumus slovin menurut
Riduwan (2011), yaitu: Teknik Pengolahan dan Penyajian Data
Teknik pengolahan data yang
N digunakan adalah sebagai berikut:
n= 1. Teknik perhitungan dengan
(1+N.d²) matematika sederhana, yaitu
Keterangan: mengolah data dengan menggunakan
n : ukuran sampel perhitungan statistik sederhana.
N: ukuran populasi 2. Metode deskriptif yaitu dengan
d: tingkat kesalahan 5% = 0,05 (tingkat memberikan gambaran tentang
kepercayaan 95%) keadaan di lokasi penelitian.
Untuk penyajian data digunakan teknik
Teknik Pengumpulan Data sebagai berikut:
Dalam memenuhi kebutuhan data 1. Data naratif yaitu menyajikan data ke
yang relevan dengan obyek penelitian, maka dalam bentuk narasi digunakan untuk
teknik yang digunakan adalah: menyajikan data kualitatif.
a. Wawancara. Teknik ini dilakukan 2. Data tabel yaitu menyajikan data baik
untuk mengetahui persepsi data numerik maupun data non
masyarakat terhadap keberadaan numerik ke dalam tabel-tabel.
TNGGP. Untuk memudahkan dalam pengolahan
b. Kuesioner. Kuesioner adalah suatu data, peneliti menggunakan program Excel
teknik pengumpulan data dimana para dan program SPSS.
responden diberikan sekumpulan
pertanyaan yang harus dijawab. Metode Analisis
Penyebaran kuesioner disesuaikan Metode analisis yang digunakan dalam
dengan jumlah sampel yang telah penelitian ini adalah analisis kualitatif
dipilih. deskriptif yang tujuannya adalah untuk
c. Dokumentasi. Dokumentasi adalah mendeskripsikan suatu keadaan, objek
suatu teknik pengumpulan data apakah terkait dengan variabel-variebel yang
dengan cara mengutip kembali data bisa dijelaskan baik dengan angka-angka
yang telah tersedia yang diperlukan. maupun kata-kata (Setyosari, 2010).
Dalam penelitian ini data primer
diperoleh dari wawancara, kuesioner dan HASIL DAN PEMBAHASAN
observasi. Penggunaan metode wawancara Hasil Penelitian
dan kuesioner bertujuan untuk menghimpun 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
persepsi, informasi dan keterangan a. Letak geografis
mengenai hal-hal yang diketahui atau yang TNGGP merupakan kawasan Taman
di alami oleh responden. Sedangkan Nasional yang ditutupi oleh hutan hujan
observasi dilakukan bertujuan untuk tropis pegunungan dengan luas 22.851,03
mengumpulkan data berdasarkan hektar, berjarak tempuh 2 jam atau 100 km
pengamatan langsung di lapangan. dari Jakarta. Akses jalan menuju TNGGP
Sedangkan untuk data sekunder melalui Desa Cimacan Kecamatan Cipanas
digunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan Kabupaten Cianjur, sehingga masyarakat

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
11
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

yang paling merasakan dampak keberadaan 4. Air terjun Curug Sawer terletak ± 2 km
objek wisata tersebut adalah masyarakat dari pintu masuk taman wisata Alam
Desa Cimacan. Situ Gunung.
Desa Cimacan merupakan bagian dari 5. Air panas terletak ± 5,2 km dari pintu
desa di Kecamatan Cipanas di Kabupaten masuk Cibodas, di ketinggian 2.150
Cianjur dengan luas wilayah 58,03 km2 meter dpl.
dengan batas wilayah bagian utara 6. Kawah Gunung Gede terletak ± 8,9 km
Kabupaten Cianjur, bagian selatan dari pintu masuk Cibodas.
Kecamatan Pacet, bagian timur Kecamatan 7. Alun-alun Surya Kencana terletak pada
Sukaresmi dan Pacet, bagian barat ketinggian 2.750 meter, antara
Kecamatan Cisarua. Jumlah penduduk Desa Gunung Gede dan Gunung Gumuruh,
Cimacan 91.405 jiwa dengan kepadatan terdapat daerah datar dengan panjang
1.575 jiwa/km2. 1.500 meter dan lebar 250 meter.
Lokasi ini berjarak ± 10,2 km dari pintu
b. Fasilitas yang tersedia masuk Cibodas dan ± 6,9 km dari pintu
TNGGP ditetapkan sebagai taman masuk Gunung Putri
nasional pada tahun 1980-an oleh Menteri 8. Alun-alun Pangrango terletak di lereng
Pertanian yang ditetapkan dengan SK Gunung Pangrango. Seperti alun-alun
Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982. Surya Kencana, lapangan ini banyak
Saat ini TNGGP mempunyai wilayah seluas ditumbuhi bunga edelwis akan tetapi
22.851,03 ha. luasnya lebih kecil dari pada alun-alun
TNGGP juga merupakan habitat dari Surya Kencana.
berbagai jenis satwa liar, seperti kepik 9. Telaga Biru terletak ± 1,5 km dari
raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 pintu masuk Cibodas.
jenis mamalia seperti kijang, pelanduk, 10. Rawa Gayonggong terletak ± 1,8 km
anjing hutan, macan tutul, sigung, serta 250 dari pintu masuk Cibodas.
jenis burung. 11. Air terjun Cibeureum terletak ± 2,5 km
TNGGP meliputi Cagar Alam Cibodas, dari pintu masuk Cibodas.
Cagar Alam Cimungkat dan Taman Wisata 12. Air terjun Curug Sawer terletak ± 2 km
Alam Situ Gunung. Menurut administrasi dari pintu masuk taman wisata Alam
pemerintahan termasuk ke dalam tiga Situ Gunung.
wilayah Kabupaten yaitu terdiri dari 13. Air panas terletak ± 5,2 km dari pintu
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor, dan masuk Cibodas pada ketinggian 2.150
Kabupaten Sukabumi. meter dpl.
Menurut klasifikasi iklim Scmidt dan 14. Kawah Gunung Gede terletak ± 8,9 km
Ferguson, tipe iklim di kawasan ini termasuk dari pintu masuk Cibodas.
tipe iklim A. Rata-rata temperaturnya 15. Alun-alun Surya Kencana terletak pada
bervariasi antara 18°C di Cibodas dan kurang ketinggian 2.750 meter, antara
dari 10°C di puncak Gunung Pangrango. Gunung Gede dan Gunung Gumuruh,
terdapat daerah datar dengan panjang
c. Potensi wisata alam TNGGP 1.500 meter dan lebar 250 meter.
1. Telaga Biru terletak ± 1,5 km dari Lokasi ini berjarak ± 10,2 km dari pintu
pintu masuk Cibodas. masuk Cibodas dan ± 6,9 km dari pintu
2. Rawa Gayonggong terletak ± 1,8 km masuk Gunung Putri.
dari pintu masuk Cibodas. 16. Alun-alun Pangrango terletak di lereng
3. Air terjun Cibeureum terletak ± 2,5 km Gunung Pangrango. Seperti alun-alun
dari pintu masuk Cibodas. Surya Kencana, lapangan ini banyak

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
12
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

ditumbuhi bunga Edelwis akan tetapi 8% dan libur akhir tahun 3,4%. Pada
luasnya lebih kecil dari pada alun-alun umumnya para pedagang terbanyak berasal
Surya Kencana. dari luar TNGGP yaitu sebanyak 79,3%
dimana pada umumnya ditemukan berasal
d. Karakteristik responden dari masyarakat ekonomi lemah terbukti dari
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata modal awal yang dimiliki untuk
responden yang berusaha sebagai pedagang memulai usaha yang jumlahnya berkisar Rp1
sebagian besar berusia 26–54 tahun adalah – 3 juta sebanyak 26,4%.
82,8%, diikuti oleh kelompok umur 17–25
tahun dan di atas 55 tahun. Menurut jenis 2. Analisis Data
kelamin didominasi oleh laki-laki yaitu rata- a. Hasil Pengujian Validitas Instrumen
rata 58,6%, dan sisanya wanita. Penelitian
Untuk pendidikan terakhir responden Pengujian validitas instrumen
rata-rata terbanyak adalah SLTA sebanyak penelitian adalah untuk mengetahui setiap
45% diikuti oleh SLTP dan SD serta S1 dan S2 item kuesioner yang termasuk valid dan yang
sebanyak 25,3%, 21,8%, 2,3% dan 1,1%. tidak termasuk valid. Pengertian valid adalah
Jumlah tanggungan responden tertinggi kuesioner efektif sebagai alat pengumpul
adalah dengan jumlah tanggungan 2 orang, data untuk menggali permasalahan yang
diikuti oleh 1 orang, 3 orang dan 4 orang, 5 dijadikan obyek penelitian. Pengukuran
orang dan 6 orang. Sebagian besar validitas instrumen penelitian dilakukan
pekerjaan sampingan responden adalah dengan menggunakan rumus koefisien
bertani sebesar 44,8%, pemandu wisata dan product moment (product moment
beternak 11%. Untuk lama responden coefficient of correlation).
berdagang paling lama sekitar 3–5 tahun Untuk mengetahui koefisien validitas,
sebanyak 21,8%, diikuti dengan 1–3 tahun penulis melakukan perhitungan dengan
dan kurang dari 1 tahun sebesar 14,9% dan program statistik SPSS 15.0 for Windows.
9,2%. Produk yang dijual terbanyak oleh Dari hasil penghitungan terlihat bahwa salah
responden adalah souvenir yaitu 47,1%, satu item butir pertanyaan nomor 17 untuk
diikuti oleh makanan/minuman dan alat variabel pengelolaan objek wisata TNGGP
camping sebanyak 41,4% dan 9,2%, dinyatakan tidak valid karena adalah
kemudian produk yang laku terjual adalah pertanyaaan nomor 17 yang nilai R-product
souvenir dengan rata-rata 42,5%, diikuti oleh moment-nya lebih kecil dari 0.5. Untuk itu
makanan/minuman dan alat camping dilakukan analisa ulang untuk validitas pada
sebesar 39,1% dan 10,3%. Untuk modal awal variabel pengelolaan objek wisata TNGGP.
tergolong masih rendah dimana modal awal Selanjutnya adalah hasil analisis
responden tertinggi rata-rata hanya Rp1–3 validitas kuisioner untuk variabel
juta sebanyak 26,4% diikuti oleh modal Rp pendapatan masyarakat (Y). Dari hasil
3–5 juta dan kurang dari Rp1 juta sebesar penghitungan terlihat bahwa seluruh item
25,3% dan 17,2% dengan keuntungan per butir pertanyaan nomor 37 dan 40
bulan rata-rata kurang dari Rp1 juta dinyatakan valid karena koefisien
sebanyak 52,9% diikuti oleh Rp1 -3 juta dan korelasinya berada di bawah 0,05.
Rp3 – 5 juta per bulan sebanyak 33,3% dan
5,7% kemudian dan rata-rata waktu 1) Hasil Pengujian Reliabilitas Alat Ukur
kedatangan pengunjung terbanyak adalah Pengujian reliabilitas alat ukur
pada waktu libur hari raya sebesar 45% dimaksudkan untuk mengukur apakah
diikuti oleh musim libur sekolah sebesar instrumen penelitian yang dipakai sebagai
40,2% dan libur Sabtu dan Minggu sebanyak alat pengumpul data dapat

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
13
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

dipercaya/diandalkan. Pengukuran pengaruhnya terhadap pendapatan


reliabilitas alat ukur ini menggunakan teknik masyarakat didapatkan kontribusi yang lebih
reliability analysis alpha yang dibantu tinggi.
dengan program SPSS 15.0 for Windows. Pengaruh pengelolaan yang tertinggi
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh terhadap pendapatan masyarakat apabila
untuk masing-masing variabel (X). dilihat dari masing-masing variabel adalah
Hasil perhitungan nilai reliabilitas dari dari segi objek wisata (X1) 86,8% lalu diikuti
variabel pengelolaan objek wisata TNGGP (X) oleh variable promosi (X3) 78,4%, prasarana
didapatkan nilai Alpha Cronbach untuk dan sarana (X2) sebesar 59,6% dan
variabel pelayanannya terhadap wisatawan (X4)
Objek wisata bernilai 0,870, untuk sebesar 37,2%. Begitu juga dengan besarnya
variabel prasarana dan sarana adalah 0,988, hubungan antara pengelolaan objek wisata
untuk variabel promosi dengan nilai 0,790 TNGGP (X) terhadap pendapatan masyarakat
dan variabel pelayanan adalah sebesar 0,920 (Y), dimana prasarana dan sarana (X2) yang
yang seluruhnya terletak di antara 0,79-1,00, paling erat hubungannya terhadap
sehingga tingkat reliabilitasnya sangat pendapatan masyarakat (Y) yaitu dari objek
reliable. Hal ini membuktikan bahwa wisata (X1) sebesar 0,931, faktor promosi
kuesioner yang digunakan untuk mengukur (X3), faktor prasarana dan sarana (X2)
pengelolaan objek wisata TNGGP (X) terbukti sebesar 0,772 diikuti oleh pelayanan
reliabel. terhadap wisatawan (X4) sebesar 0,610.
Nilai Reliabilitas untuk variabel Di antara ke empat faktor ini yang
pendapatan masyarakat (Y) yang terdiri dari paling besar pengaruhnya terhadap
variabel pendapatan masyarakat dan pendapatan masyarakat adalah objek wisata
lapangan kerja dengan nilai 0,893 dan (X1), promosi (X3), prasarana dan sarana (X2)
variabel perkembangan aktifitas ekonomi serta pelayanan (X4). Hal ini diduga karena
dengan nilai 0,852 yang semuanya juga pengelolaan TNGGP sudah sesuai dengan
tergolong sangat reliable. kondisi lingkungan alam dan masyarakat dan
obyek pariwisata TNGGP dipengaruhi oleh
Pembahasan iklim sekitar.
1. Objek Wisata TNGGP terhadap Hasil wawancara dengan responden
PendapatanMasyarakat Secara memperlihatkan bahwa sebanyak 36,3%
Parsial responden mengatakan kurang setuju serta
Dari hasil analisis regresi dan korelasi 63,8% responden setuju bila dikatakan objek
baik parsial maupun berganda atau wisata TNGGP tidak dipengaruhi oleh iklim.
serempak didapatkan bahwa apabila Hal ini akan mengakibatkan pengunjung
pengelolaan objek wisata ditingkatkan hanya bisa berkunjung pada musim tertentu
secara parsial baik dari faktor kualitas objek (tidak musim penghujan), sehingga untuk
wisata (X1), prasarana dan sarana (X2), meningkatkan pendapatan lokal maka faktor
promosi (X3), maupun pelayanannya Objek. Begitu pula dengan pengelolaan
terhadap wisatawan (X4) maka pengaruhnya TNGGP sudah sesuai dengn kondisi
tidak sebanyak apabila peningkatan lingkungan alam dan masyarakat sekitar dan
pengelolaan dilakukan secara serentak atau objek periwisata TNGGP sangat strategis
berganda keseluruhan baik dari faktor objek untuk dikembangkan. Dan objek pariwisata
wisatanya, dari faktor prasarana dan sarana, TNGGP menyediakan lokasi kepada
promosi maupun pelayanan. Hal ini terbukti penduduk setempat untuk berdagang 33,8%
dari hasil kontribusi atau R Square (r2) yang kurang setuju dan 66,3% setuju. Hal ini
didapatkan dari masing-masing variabel terlihat di lapangan dimana lokasi yang

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
14
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

disediakan untuk pedagang masih terlihat masyarakat perlu ditingkatkan faktor objek
belum tertata rapi sehingga para pengunjung wisata terutama pengelolaan TNGGP untuk
akan kesulitan untuk mencari keperluan menjaga lingkungan supaya tidak rusak
yang akan dibeli selama berkunjung, dan dengan menertibkan lagi masalah jumlah
akan kelihatan kurang indah bila belum pengunjung pada musim-musim tertentu
tertata dengan rapi. Rata-rata menjawab dan menjaga lingkungan terutama sampah,
tidak setuju 1,3% dan kurang setuju 32,5% sehingga lingkungan alam sekitar TNGGP
dan setuju 66,3%. Untuk itu pengelolaan tetap terjaga dengan baik.
TNGGP terutama objek wisata (X1) harus
menjadi perhatian utama KESIMPULAN DAN SARAN
Namun demikian dari seluruh kondisi Kesimpulan
objek wisata (X1) yang sangat membantu 1. Objek wisata TNGGP berkontribusi
adalah keberadaan TNGGP sebagai obyek terhadap pendapatan masyarakat
pariwisata dapat diterima masyarakat secara Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas,
adat istiadat oleh masyarakat setempat, Kabupaten Cianjur.
obyek TNGGP tidak akan mengganggu 2. Sarana dan prasarana TNGGP
aktivitas masyarakat mencari nafkah dari berkontribusi terhadap pendapatan
pekerjaan utamanya, obyek pariwisata masyarakat di Desa Cimacan,
TNGGP menyediakan tempat (space) kepada Kecamatan Cipanas, Kabupaten
penduduk setempat untuk berdagang. Hal ini Cianjur.
terlihat dari pendapat responden yang 3. Promosi objek wisata TNGGP
mengatakan sangat setuju keberadaan berkontribusi terhadap pendapatan
TNGGP sebagai obyek pariwisata dapat masyarakat Desa Cimacan, Kecamatan
diterima masyarakat secara adat istiadat Cipanas, Kabupaten Cianjur.
oleh masyarakat setempat sebanyak 66,3% .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Saran
bahwa apabila dilihat secara parsial maka 1. Dalam meningkatkan pendapatan
faktor yang paling berperan dalam masyarakat perlu ditingkatkan faktor
mempengaruhi pendapatan masyarakat (Y) objek wisata terutama pengelolaan
adalah faktor objek wisata (X1), faktor TNGGP untuk menjaga lingkungan
promosi (X3). Serta prasarana dan sarana supaya tidak rusak dengan
(X2) sedangkan yang paling sedikit menertibkan lagi masalah jumlah
pengaruhnya terhadap pendapatan pengunjung pada musim-musim
masyarakat (Y) adalah) dan pelayanan (X4). tertentu dan menjaga lingkungan
terutama sampah, sehingga
2. Pengaruh Objek Wisata TNGGP lingkungan alam sekitar TNGGP tetap
terhadap Pendapatan Masyarakat terjaga dengan baik.
Secara Serempak. 2. Faktor promosi yang dilakukan juga
Dari hasil wawancara tertulis harus sesuai dengan aturan yang
didapatkan masukan dari responden yang berlaku untuk meningkatkan
menyatakan tidak setuju dengan pertanyaan pendapatan masyarakat.
yang menyatakan bahwa obyek pariwisata
TNGGP tidak dipengaruhi oleh iklim, karena DAFTAR PUSTAKA
waktu kunjungan jadi terbatas sehingga Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur
mempengaruhi pendapatan masyarakat. Penelitian, Suatu Pendekatan
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
untuk meningkatkan pendapatan

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
15
James Sinurat dan Dewi Fitrianti E-ISSN 2502-5678

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Yoeti A.O. 1997. Perencanaan dan
Kualitatif. PT. Raja Grafindo Pengembangan Pariwisata.
Persada. Jakarta. Pradnya Paramita. Jakarta.
Fendeli, Chalid. 1995. Pengertian dan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
Kerangka Dasar Kepariwisataan. 736/Mentan/X/1982 tanggal 10
Liberty. Jakarta. Oktober 1982 tentang Taman
Fendeli, C dan Mukhlison. 2000. Nasional.
Pengusahaan Ekowisata. UGM. Yuniasih E. 2014. Pengertian Ekonomi Mikro.
Yogyakarta. Artikel Ilmu Ekonomi. Wikipedia
Hasibuan, Zainal, A. 2007. Metodologi Ensiklopedia Bebas. Di akses pada 1
Penelitian Pada Bidang Ilmu Juli 2015.
Komputer dan Teknologi Informasi:
Konsep, Teknik dan Aplikasi,
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia
http://eprints.ung.ac.id. Pengertian dan
Konsep Pariwisata. Diakses pada 2
Juli 2015.
Ismayati. 2010. Pengantar Pariwisata. PT.
Grasindo. Jakarta.
Kodhat.1996. Sejarah Pariwisata dan
Perkembangannya di Indonesia.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.www.goodreads diakses 17
Juli 2016.
Noer, M. 2011. Strategi Pengembangan
Obyek Wisata, https://noerdblok.
Paturusi, Samsul A. 2011. Perencanaan Tata
Ruang Kawasan Pariwisata. Materi
Kuliah Perencanaan Kawasan
Pariwisata. Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar.
Pendit, S. 1990. Ilmu Pariwisata Sebuah
Pengantar Perdana. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Riduwan.2009. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Kencana. Jakarta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Administrasi. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Spilene, James J. 1987. Pariwisata Indonesia,
Sejarah dan Prospeknya. Kanisius.
Yogyakarta.

JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi)


Volume 2 No. 2 Tahun 2016, Hal. 1-16
16

You might also like