Professional Documents
Culture Documents
165-184 165
Naskah diterima: 6 April 2018 Direvisi: 30 April 2018 Disetujui terbit: 31 Oktober 2018
ABSTRACT
Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) is one of the tourist village located in the west of Menoreh hill. There are
some agriculture potentials, such as: mangosteen, durian, and Etawa goat (PE). The main crops commodity,
mangosteen and durian, is not fully developed yet. It requires planning in developing its potentials. The Shift of
Economic Structure from agricultural sector to industry sector which is happened in these recent ten years has the
effect on PDRB of the regency. Kaligesing district is set as an agropolitan development area according to RTRW
of the regency; it is strategically settled as a chance to develop tourism of Dewi Kano. This research objectives
were: to gain information about villagers perception concerning to the plan of developing an agro-tourism area in
Dewi Kano, to find out the impact of agro-tourism, and to formulate the strategy in developing the agro-tourism.
Observation, interview, questionnaire, and SWOT analysis were used in formulating the agro-tourism development
strategy of Dewi Kano area. The results of the research show that villagers of Dewi Kano are supporting the plan
of developing their area as an agro-tourism; this is seen from their perceptions which tend to agree, because they
understand that agro-tourism development can give benefits in ecology, economy, social, and management. The
strategy which can be applied in developing agro-tourism of Dewi Kano is a progressive strategy; it means, the
research location is in a great condition, so it will be well-developed by maximizing the chances.
Keywords: tourist village, agrotourism development, SWOT analysis
ABSTRAK
Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) adalah salah satu desa wisata di sebelah barat pegunungan Menoreh.
Potensi-potensi pertanian yang dimiliki desa Kaligono antara lain buah manggis, durian dan kambing peranakan
etawa (PE). Komoditas hasil pertanian manggis dan durian belum digarap secara maksimal sehingga perlu adanya
perencanaan dalam pengembangan potensi tersebut. Pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa selama 10 tahun terakhir mempengaruhi PDRB kabupaten. Kecamatan Kaligesing ditetapkan
sebagai kawasan pengembangan agropolitan sesuai dengan RTRW Kabupaten dan isu strategis yang berkembang
merupakan sebuah peluang untuk mengembangkan agrowisata di Dewi Kano. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui persepsi masyarakat Dewi Kano terhadap rencana pengembangan sebuah kawasan agrowisata Dewi
Kano, mengetahui dampak pengembangan agrowisata dan merumuskan strategi pengembangan agrowisatanya.
Metode penelitian melalui observasi, wawancara dan kuisioner dan analisis SWOT digunakan untuk merumuskan
strategi pengembangan agrowisata di Dewi Kano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano
mendukung dalam perencanaan pengembangan daerahnya sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi
masyarakat yang cenderung setuju dalam upaya tersebut karena dapat memberikan dampak terhadap upaya
pembangunan pertanian berkelanjutan dari sudut pandang ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan. Strategi yang
dapat dilakukan dalam pengembangan agrowisata Dewi Kano yaitu strategi progresif, artinya lokasi penelitian
dalam kondisi baik dan prima sehingga dapat dikembangkan sebagai sebuah kawasan agrowisata dengan
menggunakan peluang yang tersedia untuk meningkatkan kekuatan yang dimiliki.
Kata kunci: analisis SWOT, desa wisata, pengembangan agrowisata.
166 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
Tabel 1 Jumlah Tanaman dan Hasil Panen Durian dan Manggis Dewi Kano
butir – butir yang berkorelasi signifikan dengan Analisis data digunakan untuk
skor total mampu memberikan dukungan dan merekomendasikan strategi pengembangan
mengungkapkan apa yang ingin diungkap. Jika r agrowisata dengan menggunakan analisis
hitung tiap butir pertanyaan bernilai positif dan SWOT guna mengidentifikasi faktor internal dan
lebih besar dari r tabel maka butir pertanuaan eksternalnya. Analisis SWOT (Strengths,
tersebut dikatakan valid. Kuisioner dikatakan Weaknesses, Opportunities, Threats)
reliabel apabila butir pertanyaannya mempunyai merupakan suatu alat analisis guna
nilai cronbanch’s alpha > 0,6 (Azwar, 2014). Dari mengidentifikasi berbagai faktor secara
hasil pengukuran uji reliabititas diperoleh nilai sistematis untuk merumuskan suatu strategi
cronbanch’s alpha sebesar 0,959 > 0,6 maka yang didasarkan atas logika dengan cara
butir pertanyaan dikatakan memiliki realiabilitas memaksimalkan kekuatan dan peluang serta
yang kuat. meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
ada secara bersamaan (Rangkuti, 2015).
Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis secara HASIL DAN PEMBAHASAN
induktif dimana pencarian data bukan
dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang
Potensi Dewi Kano sebagai Kawasan
telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan.
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif Pengembangan Agrowisata
kualitatif dan metode kuantitaif. Analisis deskriptif Tanaman durian dan manggis tersebar di
kualitatif digunakan untuk mengetahui potensi seluruh lahan pertanian Dewi Kano yang berupa
agrowisata Dewi Kano sedangkan analisis data tegalan/kebun sebagai potensi yang dapat
secara kuantitatif menggunakan statistik mendukung pengembangan agrowisata Dewi
deskriptif untuk mengetahui deskriptif dari Kano. Keberadaan beragam tanaman durian dan
pendapat masyarakat terhadap pengembangan manggis dengan beragam sumber daya
agrowisata Dewi Kano dengan analisis skala genetik/plasma nutfah varietas lokal memberikan
sikap Likert. kontribusi terhadap keanekaragaman hayati dan
Analisis skala sikap Likert merupakan alat peranan ekologis. Jumlah tanaman dan hasil
untuk mengukur sikap dari keadaan sangat panen durian dan manggis Dewi Kano terlihat
positif ke keadaan sangat negatif, guna sebagaimana tabel 1.
menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Dewi
atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang Kano merupakan salah satu desa yang
diajukan oleh peneliti (Kusmaryadi dan Sugiarto, mempunyai potensi pertanian durian dan
2000). Skala Likert juga dikenal dengan istilah manggis di kecamatan Kaligesing meskipun
Summated Rating Method yang akan terdapat 2 desa yang mempunyai potensi yang
menentukan skor pada pengukuran skala Likert sama yakni Desa Somongari dan Jatirejo.
melalui pemberian skor tertinggi dan terendah Keunggulan Dewi Kano dibandingkan dengan 2
dari masing-masing jawaban pertanyaan dari desa tersebut yakni lokasi strategis yang berada
responden. Jumlah responden dalam penelitian di jalur alternatif menuju provinsi DIY, terdapat
ini sebanyak 100 responden yang dipilih secara kelompok tani yang sudah berhasil menghasilkan
random sampling. Pertanyaan dengan jawaban buah manggis bebas residu pestisida sehingga
dari responden dengan kriteria sangat setuju mendapatkan sertifikasi dari Badan Ketahanan
diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, ragu-ragu diberi Pangan Provinsi Jawa Tengah Nomor 33/06-3-
nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, dan sangat tidak II.I.37-001-04/2016 tanggal 26 April 2016,
setuju diberi nilai 1. menggunakan pupuk alami (kompos) dalam
mengolah lahan pertaniannya, terdapat
170 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
kelembagaan lokal (kelompok tani, gabungan berbagai kualitas yang dijadikan tabungan bagi
kelompok tani, kelompok sadar wisata, dan sebagian besar masyarakat dan juga sebagai
badan pengelola desa wisata) yang berkomitmen penghasil susu etawa yang kandungan gizinya
untuk memajukan desa Kaligono, dukungan diyakini sama seperti air susu ibu (ASI). Menurut
pemerintah setempat dan pemerintah Kabupaten Sutama (2011) bahwa kambing PE disebut
seperti penyelenggaraan “grebeg duren” tingkat sebagai kambing dwiguna (penghasil susu dan
desa, festival dan lomba durian unggul tingkat daging) dimana kemampuan produksi susu
kabupaten. Penggunaan pupuk organik dalam kambing PE relatif tinggi sehingga sebagian
mengolah lahan pertaniannya ini dalam jangka produksi susunya dapat digunakan oleh petani
panjang akan berdampak terhadap aktivitas tanpa mengganggu pertumbuhan anak
pertanian organik, menyediakan produk dan kambingnya. Keberadaan kambing PE yang
layanan ramah lingkungan dan harapannya dapat menghasilkan susu ini dapat dikemas
terdapat sebuah kebijakan pemerintah guna menjadi sebuah atraksi dan aktivitas agrowisata
mendukung usaha pertanian berkelanjutan (Nisa melalui pembelajaran praktik memerah susu
dkk, 2014) sehingga pengembangan agrowisata kambing PE sebagai alat pendidikan yang luar
nantinya berperan sebagai promosi bagi produk biasa karena pengunjung dapat terlibat langsung
pertanian dan memberikan sinyal positif bagi dengan kehidupan pertanian di pedesaan (I.
prospek pengembangan diversifikasi produk Petroman et al., 2016). Kegiatan memerah susu
pertanian pada umumnya dan agribisnis pada kambing etawa ini di Dewi Kano dapat digunakan
khususnya (Fitriani, 2008) sebagai media pendidikan di bidang pertanian
khususnya sub sektor peternakan. Hal tersebut
Buah durian Dewi Kano dinobatkan sebagai
juga sebagai pengenalan jenis rekreasi
durian unggulan di ajang festival dan lomba
pendidikan di wisata pedesaan yang sekaligus
durian unggul yang diselenggarakan oleh Dinas
mewakili tindakan budaya, relaksasi dan yang
Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan
terakhir namun tidak kalah pentingnya, sumber
(DPPKP) kabupaten Purworejo tahun 2017
pendapatan untuk petani melalui pemasaran
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu ikon
secara langsung (C. Petroman et al., 2016).
durian andalan di Purworejo. Selama ini durian
Sikatap dari Desa Kalitapas kecamatan Bener
telah ditetapkan sebagai ikonnya durian Persepsi Masyarakat Dewi Kano dalam
Purworejo, sehingga melalui festival dan lomba Pengembangan Agrowisata
durian unggul diharapkan akan ditemukan
varietas unggul yang selanjutnya akan Perencanaan pembangunan dan
dilaporkan ke Kemeterian Pertanian RI. Selain itu pengembangan agrowisata di Dewi Kano
perlu diketahui bahwa buah durian dan manggis diharapkan dapat menjadi salah satu upaya
di Purworejo masuk dalam 10 besar populasi meningkatkan pembangunan pertanian
produksi buah terbanyak di Jawa Tengah khususnya sub sektor hortikultura dan
peternakan dalam mewujudkan sinergitas
dimana manggis menduduki peringkat ke dua
sedangkan durian menduduki peringkat ke tujuh pertanian dan pariwisata sehingga dapat
(Eko Anang, Kepala Bidang Tanaman Pangan memberikan dampak pertumbuhan terhadap
dan Hortikultura, DPPKP kabupaten Purworejo, aspek ekologi, sosial, ekonomi dan
pengelolaan/organisasi khususnya di wilayah
11 desember 2017, komunikasi personal).
Keanekaragaman hayati bervariasi menurut pedesaan. Aspek ekologi, sosial dan ekonomi
masing – masing daerah sehingga menunjukkan digunakan sebagai indikator dalam
kekhasan, baik tumbuhan, tanaman maupun pembangunan berkelanjutan sebagaimana hasil
satwa/hewannya. Keragaman varietas lokal penelitian Ulfah, Setiawan, & Rahmawati, (2017)
yang dilakukan di Desa Bumiaji dimana
tanaman durian di Dewi Kano perlu dilakukan
inventarisasi sehingga ditemukan varietas pembangunan potensi lokal dengan
unggul tanaman durian yang dapat di daftarkan mengembangkan agrowisata telah memenuhi
di Kementerian Pertanian dan upaya tindak lanjut aspek pembangunan berkelanjutan. Mengetahui
untuk dilakukan konservasi terhadap varietas persepsi masyarakat Dewi Kano dalam upaya
unggul tersebut dengan berpedoman pada pembangunan dan pengembangan agrowisata
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup sangat diperlukan agar sejak awal telah diketahui
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman apakah masyarakat mendukung atau tidak dalam
Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah. pengembangan agrowisata di daerahnya.
Pertanian merupakan salah satu usaha yang
Potensi peternakan Dewi Kano juga menjadi mata pencaharian sebagian besar
berpeluang dalam mendukung pengembangan masyarakat Dewi Kano sejak lama dan turun
agrowisata dimana hampir setiap warga Desa temurun sehingga usaha pertanian telah
Kaligono mempunyai kambing ras PE dengan membentuk pola hidup masyarakat yang
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 171
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono
menggantungkan hidupnya dengan mengolah potensi ternak kambing peranakan etawa (PE)
ladang, kebun, hutan maupun memelihara ternak dapat dijadikan alternatif agrowisata selain
(kambing PE). Lahan kering yang berupa durian dan manggis.
tegalan/kebun diolah dengan membudidayakan
Kuisioner tertutup dilakukan untuk
berbagai jenis tanaman terutama manggis,
mengetahui persepsi masyarakat terhadap
durian, duku, langsat, cengkih, kelapa, dan
rencana pengembangan agrowisata di Dewi
temulawak. Budidaya pertanian masyarakat
Kano. Hasil wawancara dengan menggunakan
Dewi Kano masih menggunakan budaya dan
kuisioner kepada masyarakat di Dewi Kano
teknologi lokal masyarakat setempat melalui cara
ditunjukkan pada gambar 1.
pengolahan tanah dan tanaman dengan
pemanfaatan bahan – bahan organik atau Gambar 1 terlihat bahwa sikap dari 100
alamiah, pemanenan buah durian secara alami, responden terhadap pengembangan agrowisata
dan melestarikan tradisi/budaya “mesti dusun” di Kaligono yaitu sangat setuju sebanyak 18
maupun “merti desa” sebagai wujud ungkapan responden (18,26%), 75 responden (74,6%)
syukur atas segala nikmat dan karunia berupa setuju, 5 responden (5,5%) ragu-ragu, 2
hasil bumi yang melimpah. responden (1,64%) tidak setuju dan tidak ada
responden yang sangat tidak setuju terhadap
Usaha budidaya pertanian dan tradisi/budaya
pengembangan agrowisata. Responden yang
yang dilakukan oleh masyarakat Dewi Kano
menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju
tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik
disebabkan karena mereka beranggapan bahwa
melalui pengembangan agrowisata dengan
membangun kawasan agrowisata dibutuhkan
didukung oleh keindahan alam wilayah
dana yang besar dan lahan/pekarangan yang
pegunungan Menoreh serta dukungan dan
luas dan biasanya dikelola oleh perusahaan
komitmen penuh masyarakat Dewi Kano. Untuk
(swasta). Padahal obyek agrowisata dapat
mengetahui dukungan masyarakat Kaligono,
berada pada kawasan dimana kegiatan
peneliti melakukan wawancara dengan
pertanian dilakukan langsung oleh masyarakat
membagikan kuisioner terbuka dan tertutup.
petani setempat sesuai dengan kehidupan
Kuisioner terbuka dilakukan peneliti untuk
kesehariannya tanpa ada pengaturan dari pihak
mengetahui pengetahuan responden terkait
lain dengan menonjolkan atraksi – atraksi
budidaya agro yang tanpa disadari telah
spesifik/unik. Namun demikian, sebagian besar
dikerjakan oleh masyarakat Dewi Kano dalam
responden cenderung setuju terhadap
mengolah ladang/kebun yang dimilikinya
pengembangan agrowisata karena mereka
sebagaimana terlihat pada tabel 2.
beranggapan bahwa pengembangan agrowisata
Tabel 2 terlihat sejauhmana pengetahuan di daerahnya nantinya akan memberikan
masyarakat terkait usaha pertanian yang selama dampak positif dalam meningkatkan pendapatan
ini telah dilakukan yakni mengolah lahan petani dan masyarakat dengan memanfaatkan
pertaniannya melalui budidaya agro dengan potensi dan sumber daya lokal yang dimiliki.
sikap mengetahui artinya bahwa masyarakat Persamaan persepsi masyarakat Dewi Kano
mengetahui secara jelas dan benar tentang dalam mendukung agrowisata sangat diperlukan
ruang lingkup kegiatan budidaya agro sedangkan guna memberikan solusi manakala terjadi
sikap tidak mengetahui artinya bahwa berbagai permasalahan dalam pengembangan
masyarakat hanya mengetahui bahwa budidaya agrowisata sehingga terwujud agrowisata yang
agro terbatas pada kegiatan pertanian. didukung oleh masyarakat pedesaan
Responden yang dijumpai sebagian besar (63%) (Sastrayuda, 2010).
belum mengetahui secara benar mengenai ruang
Unsur pengembangan agrowisata di Dewi
lingkup kegiatan dalam budidaya agro, meskipun
Kano dapat dilakukan dengan mengemas
dalam memberikan jawaban pertanyaan memilih
aktivitas/kegiatan pertanian sedemikian rupa
mengetahui yang dimaksud dengan budidaya
sehingga menimbulkan suatu daya tarik yang
agro. Sebagian besar responden yang ditemui
unik atau langka. Definisi unik atau langka dalam
berpendapat bahwa budidaya agro hanya
hal ini adalah salah satu bentuk kegiatan yang
terbatas pada kegiatan pertanian sub sektor
jarang atau bahkan sama sekali merupakan
tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, dan
suatu pengalaman baru bagi wisatawan.
perkebunan, sedangkan jenis kegiatan seperti
Kegiatan budidaya dapat dikemas menjadi suatu
perikanan dan peternakan bukan bagian dari
daya tarik yang unik atau langka mengingat
kegiatan budidaya agro. Peneliti kemudian
banyaknya populasi tanaman manggis, durian
menjelaskan bahwa budidaya agro tidak hanya
dan kambing PE yang merupakan komoditas
sebatas tanaman pangan, hortikultura,
unggulan di Dewi Kano. Kegiatan budidaya
kehutanan, dan perkebunan tetapi juga
tanaman durian maupun manggis dapat
mencakup peternakan dan perikanan, sehingga
dilakukan mulai dari pembibitan dengan memilih
172 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
80 Ekologi
70
Responden
60 Sosial
50 Ekonomi
40
Pengelolaan
30
20
10
0
Sangat Setuju Ragu-ragu Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Sikap setuju
bibit unggul, pengolahan tanah dengan sewaktu – waktu. Manggis merupakan salah satu
pemanfaatan bahan – bahan organik, komoditas hortikultura yang sangat prospektif
penanaman, pemeliharaan hingga panen, dan berperan strategis dalam perekonomian
sedangkan kegiatan budidaya peternakan dapat nasional (Martias & Mansyah, 2013) dimana
dilakukan dengan pembelajaran praktik ekspor manggis Indonesia meningkat dari waktu
memerah susu kambing PE secara langsung ke waktu namun pangsa pasar dan daya saing
dengan menggunakan media yang steril ekspornya cenderung menurun sehingga
sehingga pengunjung dapat langsung meminum diperlukan upaya diversifikasi produk (hasil
hasil perahannya. Kegiatan tersebut pada olahan manggis) untuk meningkatkan harga per
akhirnya akan memberikan nilai pendidikan unit ekspor dan nilai tambah produsen (Kustiari
untuk program pendidikan dari areal pertanian dkk, 2012). Pemanenan buah durian secara
serta mendorong upaya meningkatkan alami oleh petani Dewi Kano membuat adanya
konservasi sumber daya alam dan lingkungan. resiko buah durian pecah/retak dan tidak dapat
disimpan dalam waktu yang lama sehingga
Pengembangan agrowisata di Dewi Kano
diperlukan upaya diversifikasi produk (hasil
secara universal dapat dilakukan melalui
olahan durian).
diversifikasi produk pertanian dan peningkatan
kualitas hasil pertanian sesuai permintaan pasar Upaya pengembangan agrowisata di Dewi
global. Salah satu fokus sasaran utama dalam Kano tersebut sebagai salah satu upaya
pengembangan sub sektor peternakan meningkatkan kegiatan pembangunan pertanian
khususnya kambing PE ke depan yaitu upaya sehingga dapat mendorong peningkatan
diversifikasi sumber susu untuk mendukung konservasi sumber daya alam atau kultur budaya
peningkatan gizi masyarakat pedesaan (Sutama, masyarakat, daya saing komoditas dan
2011). Dalam upaya peningkatan diversifikasi kesejahteraan petani sebagai pelaku usaha tani
produk susu kambing PE juga perlu didukung demi terwujudnya pola pembangunan
peningkatan produktivitas melalui aplikasi berkelanjutan. Pola pembangunan yang
teknologi budidaya dan pengembangan sarana berkelanjutan, pada intinya harus didasarkan
produksi sehingga mampu memberikan kepada pelaksanaan pemenuhan tiga aspek
keuntungan optimal kepada petani (Londra & utama yaitu aspek keberlanjutan ekologi,
Sutami, 2013). Komoditas hasil pertanian buah keberlanjutan sosial dan keberlanjutan ekonomi
manggis dan durian tersedia cukup banyak serta mempunyai empat kriteria yakni sebagai
hanya pada waktu musim panen yaitu pada environmental responsibility, local economic
triwulan I dan IV setiap tahunnya sehingga vitality, cultural sensitivity, dan experiental
kontinyuitas buah manggis dan durian menjadi richness untuk dapat dikategorikan sebagai
salah satu kendala. Salah satu upaya yang dapat kawasan agrowisata atau wisata pertanian
dilakukan yaitu melalui diversifikasi produk (hasil (Haryanto, 2014). Aspek pengelolaan juga perlu
olahan) terhadap buah – buahan tersebut diperhatikan dalam pengelolaan agrowisata
sehingga pengunjung dapat menikmati buah – nantinya dengan pertimbangan bahwa selama ini
buahan tersebut dalam bentuk produk olahan pengelolaan Dewi Kano telah berhasil dilakukan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 173
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono
oleh komunitas lokal sehingga ke depan Tanaman durian dan manggis yang
pengelolaan dan pengembangan agrowisata merupakan komoditas unggulan di Dewi Kano
juga dikelola oleh komunitas lokal masyarakat perlu dilestarikan mengingat usia tanaman
(kelompok tani/gabungan kelompok tani) yang berumur puluhan hingga ratusan tahun.
sebagaimana pengembangan agrowisata di Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di
desa wisata Kembangarum (Andini, 2013). lapangan bahwa kesadaran masyarakat
untuk melestarikan tanaman durian dan
Sikap responden yang cenderung setuju
manggis masih sangat rendah. Upaya
terhadap pengembangan agrowisata karena
pengembangan agrowisata di Dewi Kano
responden beranggapan bahwa pengembangan
melalui kegiatan budidaya pertanian dan
agrowisata di daerahnya nantinya akan
diversifikasi produk pertanian dapat dijadikan
memberikan dampak terhadap aspek ekologi,
salah satu pendekatan pengembangan
sosial, ekonomi dan pengelolaan. Persepsi
agrowisata berbasis konservasi dengan tetap
responden tersebut terlihat sebagaimana tabel
memperhatikan keaslian agroekosistem demi
3.Skor persepsi mempunyai nilai antara 1,00 –
terwujudnya kelestarian sumber daya alam,
5,00 dengan rata-rata skor diinterpretasikan
lingkungan, sejarah, budaya dan rekreasi
dengan kategori: 1-1,7 (Sangat Tidak Setuju),
(Sastrayuda, 2010). Pemakaian bahan –
1,8-2,5 (Tidak Setuju), 2,6-3,3 (Ragu-ragu), 3,4-
bahan organik dalam pengolahan lahan dan
4,1 (Setuju) dan 4,2-5 (Sangat Setuju).
tanaman di Dewi Kano merupakan salah satu
Berdasarkan tabel 3, skor persepsi terhadap
bentuk kegiatan pertanian yang tidak merusak
pengembangan agrowisata di Dewi Kano yang
dan mencemari lingkungan dengan tujuan
nantinya akan berdampak terhadap aspek
mengagumi dan menikmati tumbuhan liar di
ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan berada
lingkungan alaminya serta sebagai sarana
pada kategori persepsi setuju. Hal tersebut
interpretasi yang baik dalam bidang
menunjukkan sikap masyarakat yang
pendidikan sehingga dapat dikelompokkan ke
mendukung upaya pengembangan agrowisata di
dalam bentuk wisata ekologi. Hal tersebut
daerahnya. Persamaan persepsi masyarakat
sebagai wujud implementasi environmental
Dewi Kano dalam mendukung agrowisata sangat
responsibility sebagai upaya proteksi,
diperlukan guna memberikan solusi manakala
konservasi atau perluasan sumber daya alam
terjadi berbagai permasalahan dalam
dan lingkungan demi menjamin
pengembangan agrowisata sehingga terwujud
kelangsungan hidup jangka panjang
agrowisata yang didukung oleh masyarakat
(Haryanto, 2014) dan pembangunan
pedesaan (Sastrayuda, 2010)
pertanian berkelanjutan. Pengembangan
agrowisata di Kaligono juga dapat didukung
Dampak Pengembangan Agrowisata
dengan potensi keindahan dan panorama
Terhadap Pembangunan Pertanian Dewi
alam (air terjun) yang telah berkembang
Kano dari Aspek Ekologi sehingga mampu mempromosikan
Dewi Kano memiliki potensi untuk pembangunan pedesaan dan melindungi
mengembangkan agrowisata buah durian dan lingkungan karena agrowisata cenderung
manggis sesuai dengan karakteristik jenis tanah mengembangkan teknik yang lebih
dan kondisi agroklimatnya, tetapi ketergantungan berkelanjutan yang berdampak positif
terhadap iklim membuat musim panen durian terhadap keanekaragaman hayati, lansekap
hanya waktu tertentu (triwulan I dan triwulan IV) dan sumber daya alam (Mastronardi et al.,
setiap tahunnya. Namun upaya pengembangan 2015).
agrowisata melalui kegiatan budidaya pertanian
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan
dan diversifikasi produk (hasil olahan produk
kegiatan penelitian ilmiah di bidang budidaya
pertanian) dapat dijadikan salah satu solusi
tanaman durian dan manggis serta
dalam mengatasi permasalahan kontinyuitas
peternakan.
yang rendah maupun sifat buah yang mudah
rusak (perishable). Hal tersebut sebagai sebagai Banyaknya tanaman durian dan manggis
wujud implementasi dari pilar environmental yang tersebar di Dewi Kano dapat dikemas
responsibility dan experiental richness. dalam bentuk paket wisata edukasi kepada
Pengembangan agrowisata di Dewi Kano dapat wisatawan untuk belajar membudidayakan
memberikan dampak terhadap pembangunan durian maupun manggis. Lahan pertanian di
pertanian dari sudut pandang ekologi antara lain: Kaligono masih berupa lahan campuran
dengan berbagai jenis tanaman dan belum
1. Melestarikan potensi dan sumber daya alam diatur jarak tanamnya sehingga untuk
daerah.
mengembangkan sebuah kawasan
agrowisata membutuhkan dana yang besar
174 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
dan waktu yang lama, namun rencana jangka 2015 telah dilepas 98 varietas unggul baru
pendek untuk pengembangan agrowisata di durian dan masih banyak ditemukan varietas
Kaligono sementara dengan memanfaatkan unggul lokal yang belum dilepas dan
hasil panen durian dan manggis serta potensi biasanya dinamai sesuai nama daerahnya
peternakan kambing etawa dengan dukungan (Hadiati & Nasution, 2016).
potensi wisata alam, religi dan budaya yang
3. Daya dukung promosi terkait hasil pertanian
telah berkembang (Suroto, Kepala Desa
unggulan durian dan manggis
kaligono, komunikasi personal, 7 Desember
2017). Berdasarkan wawancara dan Dukungan pemerintah setempat dilakukan
observasi peneliti di lapangan bahwa konsep dengan menyelenggarakan festival “grebeg
pengembangan agrowisata di Dewi Kano duren” sebagai ajang promosi sekaligus
diprioritaskan melalui kegiatan budidaya menarik wisatawan atau pengunjung untuk
pertanian (khususnya manggis, durian, berwisata ke Dewi Kano. Festival tingkat desa
kambing PE) dan pengolahan produk ini baru diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pertanian (diversifikasi) sehingga dapat tahun 2016 dan 2017. Pengunjung dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan. Hal membeli durian langsung dari petani di Dewi
tersebut sebagai wujud implementasi Kano sehingga dijamin kualitasnya. Festival
experiental richness dengan menciptakan tahunan ini dimanfaatkan betul oleh petani
aktivitas yang dapat memperkaya dan karena petani tidak bersusah payah lagi
meningkatkan pengalaman yang memuaskan menjual durian dan manggis hasil panen
melalui partisipasi dan keterlibatan langsung kebunnya ke pasar sehingga meminimalisasi
dengan alam, manusia/masyarakat, dan proses distribusi. Selama 2 tahun terakhir
budaya (Haryanto, 2014). semenjak adanya event grebeg duren
antusias pengunjung dari luar Dewi Kano
Kegiatan penelitian terkait potensi
meningkat. Hal ini dimanfaatkan oleh
unggulan durian dan manggis Dewi Kano juga
masyarakat Kaligono untuk meningkatkan
telah dilakukan melalui kerjasama dengan
pendapatan ekonominya. Peranan
institusi perguruan tinggi (Universitas Gadjah
pemerintah lokal dalam mendukung festival
Mada). Bentuk kerjasama tersebut dalam
tersebut tidak hanya bagian dari peran
wujud penelitian untuk meningkatkan kualitas
pemerintah desa dalam menerapkan
dan kuantitas buah durian yang menjadi
kebijakan tetapi juga mendorong untuk
komoditas unggulan di Kabupaten Purworejo.
membuat merek/branding sendiri melalui
Observasi di lapangan juga menunjukkan
ajang promosi produk (Bouchon, 2014).
bahwa pola penanaman durian di Dewi Kano
tidak teratur dan belum tersentuh teknologi
sama sekali, seperti terdapat pohon durian Dampak pengembangan Agrowisata
yang muncul tidak dari proses pembibitan Terhadap Pembangunan Pertanian Dewi
tetapi sekedar durian jatuh kemudian pecah Kano dari Aspek Sosial
dan bijinya tumbuh dan masih tergantung
dengan kondisi iklim. Melihat kondisi tersebut Prinsip dasar yang harus dipahami dalam
upaya pemerintah dengan melakukan sistem pengembangan agrowisata di pedesaan yaitu
sambung durian yakni dengan memanfaatkan adanya keterlibatan masyarakat di dalamnya
pohon yang sudah ada disambung dengan karena usaha pertanian merupakan mata
durian – durian unggulan, dimana batang pencaharian sebagian masyarakat pedesaan
lama disambung dengan yang unggul dan menggantungkan hidupnya dalam mengolah
sehingga petani tetap bisa menikmati hasil lahan pertaniannya sehingga pertanian dapat
durian saat dilakukan peremajaan. Hal dikatakan sebagai potensi bagi kehidupan
tersebut dilakukan supaya tanaman hasil bermasyarakat. Berdasarkan observasi peneliti
sambungan memiliki kualitas yang baik di lapangan menunjukkan bahwa kehidupan
dibandingkan melakukan perbanyakan durian masyarakat Dewi Kano masih memiliki sifat
menggunakan biji karena pohon durian dari gotong royong yang mendalam. Sikap gotong
biji memiliki kuatitas buah yang berbeda royong juga ditunjukkan oleh kelompok tani yang
dengan pohon induknya sehingga system secara bergiliran membersihkan dan menyiangi
sambung pusuk dan okulasi merupakan cara rumput/semak belukar di hutan/kebun setiap
perbanyakan vegetatif yang dianjurkan anggota poktan. Selain itu, masyarakat Dewi
(Anonim, 2017). Penelitian lebih mendalam Kano juga gotong – royong membersihkan
terhadap durian Dewi Kano diharapkan dapat lingkungan sekitar tempat tinggal yang rutin
ditemukan varietas unggul durian lokal asli dilaksanakan setiap hari jumat maupun
daerah setempat dan dapat didaftarkan di membantu warga memperbaiki rumah yang
Kementerian Pertanian, karena sampai tahun terkena musibah tanah longsor.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 175
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono
Bentuk gotong royong yang lain yaitu adanya terdapat kelompok - kelompok tani yang
sikap saling menjaga atau “open kinopen” ketika tersebar di semua wilayah desa Kaligono
musim panen durian dimana hampir setiap yang menggantungkan kehidupannya dari
kepala keluarga mempunyai pohon durian baik di kebun/tegalan dengan komoditas
kebun dekat rumah maupun di hutan jauh dari unggulannya berupa durian dan manggis.
pemukiman. Buah durian yang dihasilkan dari Pengembangan agrowisata di Kaligono
desa Kaligono merupakan durian yang masak diharapkan dapat mendorong petani terus
dipohon dan dibiarkan jatuh dengan sendirinya. membudidayakan durian dan manggis
Durian yang hampir matang tidak diikat dengan sebagai kegiatan utama dalam kelompok tani.
tali plastik di batang ataupun ranting pohonnya
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya seni
seperti halnya kebanyakan cara memanen
budaya masyarakat setempat dengan budaya
durian karena pohon durian yang ada di Kaligono
pertanian yang dilakukan secara turun
sebagian besar mencapai ketinggian 20 meter
temurun.
bahkan ada yang mencapai 40 meter. Observasi
di lapangan terlihat bahwa petani biasanya Pengamatan peneliti di lapangan
hanya membuat pagar/pembatas bambu yang di menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano
pasang di pinggir sungai maupun diletakkan di mempunyai pengetahuan ilmu “titen”.
atas batu serta membuat tanah selalu tertutup Kearifan lokal tersebut terlihat ketika musim
dengan semak- semak pada waktu musim panen panen durian tiba. Sebagian petani Dewi
durian supaya durian yang jatuh ke tanah tidak Kano mempunyai pohon durian yang
pecah (utuh) dan tidak terbawa arus sungai. lokasinya di kebun yang jauh dari pemukiman
Durian yang jatuh ke langsung ke tanah biasanya mereka sehingga tidak bisa sewaktu – waktu
retak atau pecah sehingga daging buahnya memantau atau menunggu kebun duriannya.
menjadi asam atau pahit karena terjadi proses Durian yang dihasilkan desa Kaligono
fermentasi pembentukan alkohol dan asam merupakan durian yang masak di pohon
(Prihatman, 2000). Selain itu masyarakat dimana durian yang sudah matang dibiarkan
beranggapan bahwa dengan membiarkan buah jatuh begitu saja. Petani Dewi Kano sudah
durian jatuh dengan sendirinya (pemanenan hafal dan mengenali ciri – ciri durian yang
alami) tanpa memanen menggunakan benda dimiliki sehingga ketika durian yang jatuh dari
tajam maka batang pohon durian tidak akan pohon keluar batas dari kebun duriannya,
terluka sehingga dikemudian hari dapat tidak akan pernah ada yang berani
menghasilkan buah yang secara kualitas (rasa mengambil yang bukan haknya, karena bagi
dan ukuran) serta kuantitas tidak akan siapa saja yang mengambilnya akan terkena
mengalami kemunduran. Hal tersebut dilakukan sanksi sosial di lingkungan masyarakat.
karena pada batang pohon tersebut terdapat
Masyarakat Dewi Kano juga rutin
bakal tunas yang akan berbunga pada musim
berikutnya (Prihatman, 2000). mengadakan tradisi “merti dusun” sebagai
ungkapan rasa syukur akan hasil panen
Sebagai wujud rasa syukur atas hasil bumi durian dan manggis. Implementasi nilai – nilai
yang melimpah, masyarakat Dewi Kano budaya dan sosial tersebut hendaknya
melestarikan tradisi “merti dusun” maupun “merti dikaitkan dengan kondisi lingkungan alam,
desa” yang rutin dilakukan setiap tahun dan geografis dan ciri utama suatu daerah
merupakan tradisi turun temurun. Teknologi sehingga nilai sosial dan budaya setempat
pertanian lokal maupun budaya/tradisi yang memainkan peranan penting dalam upaya
diterapkan masyarakat Dewi Kano tersebut konservasi hutan (Rodríguez-Piñeros &
dapat diramu sedemikian rupa sehingga dapat Mayett-Moreno, 2014). Tradisi ini dapat
menghasilkan produk atraksi agrowisata yang dijadikan sebuah daya tarik wisata dengan
menarik dan sebagai wujud implementasi cultural adanya kirab jolen berupa kumpulan hasil –
sensitivity sehingga mendorong tumbuhnya rasa hasil pertanian yang dibuat gunungan.
penghormatan dan memberikan penghargaan Beragam kesenian tradisional seperti
terhadap keragaman adat istiadat dan budaya ndolalak, jatilan, kuda lumping, wayang
guna menjamin kelangsungan kebudayaan lokal orang, rebana, soyar maole yang tumbuh dan
(Haryanto, 2014). Pengembangan agrowisata di berkembang di tengah kehidupan masyarakat
dewi Kano dapat memberikan dampak terhadap Dewi Kano juga dapat mendukung
pembangunan pertanian dari sudut pandang pengembangan agrowisata. Nilai non fisik
sosial yaitu: berupa budaya adat seperti tarian tradisional,
nilai kearifan sosial asli masyarakat setempat
1. Pusat kegiatan suatu kelompok masyarakat.
yang selalu dilestarikan, dan tradisi adat
Sebagian besar penduduk desa Kaligono seperti upacara tradisional merupakan nilai
bermata pencaharian sebagai petani dimana penting yang dapat mendukung terciptanya
176 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
Kondisi lingkungan internal (faktor internal) sesuai dengan posisi kawasan agrowisata
yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan tersebut yakni strategi progresif yang
lingkungan eksternal (faktor eksternal) Dewi mendukung pada pertumbuhan agrowisata.
Kano diperlukan analisis guna dapat
Strategi progresif dianalisis menggunakan
dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
analisis matriks space guna mempertajam
Analisis terhadap lingkungan tersebut dengan
strategi yang akan digunakan dengan parameter
memberikan nilai dan mengukur masing-masing
selisih skor internal (kekuatan – kelemahan) dan
faktor tersebut menggunakan matriks IFAS
selisih skor ekternal (peluang – ancaman)
(Internal factors Analysis Summary) dan matrik
(Nugroho dkk , 2015). Hasil analisis matriks
EFAS (Eksternal factors Analysis Summary)
space menunjukkan bahwa strategi
sebagaimana tabel 2 dan tabel 3. Analisis faktor
pengembangan agrowisata Dewi Kano berada di
internal dan eksternal tersebut merupakan
kuadran I dengan selisih dari skor internal 0,669
bagian penting dari perencanaan strategis
dan selisih skor eksternal 1,527. Strategi prioritas
karena dianggap sebagai komponen utama dari
yang dapat digunakan dalam pengembangan
proses pembangunan berkelanjutan (Ghorbani et
agrowisata Dewi Kano antara lain:
al., 2015). Identifikasi dan analisis lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan) serta 1. Pengembangan agrowisata Dewi Kano yang
lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) berkualitas, berdaya saing, bernilai tambah,
setelah melalui proses analisis faktor terlihat berkerakyatan, dan berkelanjutan sesuai
sebagaimana tabel 4 dan 5. potensi sumber daya alam lokal yang dimiliki.
Proses skoring pada tabel 4 dan 5 faktor Upaya yang dapat dilakukan dengan
lingkungan internal dan eksternal tersebut peningkatan kualitas/mutu hasil pertanian
dengan cara memberikan koefisien antara 0 dan melalui sentuhan teknologi produksi dan
1, dimana koefisien 0 dianggap bahwa faktor pengolahan hasil pertanian ramah lingkungan
tersebut tidak penting dan koefisien 1 untuk dan peningkatan nilai tambah produk
faktor paling penting. Koefisien ini merupakan pertanian melalui konsep pengembangan
signifikansi relatif dalam mengukur tingkat agrowisata dengan pendekatan agroindustri
keberhasilan dari masing – masing faktor sehingga akan tercipta produk olahan hasil
sehingga dalam matriks IFAS dikenal dengan pertanian yang beragam yang pada gilirannya
istilah bobot. Semakin efektif faktor dalam sektor pertanian ini mampu menyerap tenaga
pengembangan agrowisata berkelanjutan, kerja yang banyak dan meningkatkan minat
semakin tinggi bobot yang akan diberikan. Setiap generasi muda (terutama di daerah
faktor diberikan rating/pemeringkatan antara 1 pedesaan) terhadap profesi bidang pertanian.
dan 4 dimana nilai 1 mewakili kelemahan mayor, Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan
nilai 2 kelemahan minor, nilai 3 kekuatan minor, peningkatan produktivitas melalui dukungan
dan nilai 4 kekuatan mayor. Skor dari masing – pelestarian dan peremajaan bibit tanaman
masing faktor dihitung dengan cara mengalikan hortikultura yang unggul dan mempunyai
nilai bobot dengan nilai rating. Skor akhir total potensi dan andalan ekspor serta intensifikasi
matriks IFAS diperoleh dengan menjumlahkan pemeliharaan pertanian dengan
skor masing – masing faktor. Apabila nilai kurang menggunakan bahan – bahan organik
dari 2,5 berarti bahwa kelemahan melebihi sehingga pada akhirnya akan menghasilkan
kekuatan dan apabila lebih dari 2,5, kekuatan produksi pangan organik. Penggunaan pupuk
melebihi kelemahan (Bohari et al, 2013). alami dalam pengolahan tanah oleh petani di
Langkah-langkah tersebut diulang untuk matriks Dewi Kano akan menghasilkan produksi
EFAS sehingga apabila nilai skor akhir total pangan dan komoditas hasil pertanian yang
matriks EFAS kurang dari 2,5 berarti bahwa benar – benar alami (organic food) melalui
ancaman melebihi peluang dan apabila nilai lebih aktivitas agrowisata (Nestorosk, 2012).
dari 2,5, peluang melebihi ancaman (Monavari,
Karbasi, & Mogooee, 2007) dalam (Ghorbani et 2. Peran aktif kelembagaan/komunitas lokal
al., 2015). Skor total matriks IFAS yaitu 3,069 masyarakat seperti kelompok tani sebagai
sehingga kekuatan melebihi kelemahan penggerak utama dalam pengembangan
sedangkan matriks EFAS skor totalnya 2,653 agrowisata selain melibatkan peran
yang berarti peluang melebihi ancaman. Hal ini pemerintah dan investor/swasta.
menunjukan bahwa perencanaan Keberadaan 23 poktan di Dewi Kano yang
pengembangan kawasan agrowisata Dewi Kano masih aktif sampai sekarang diperlukan
mempunyai kekuatan dan peluang yang lebih upaya dalam peningkatan kualitas sumber
besar sehingga dapat menggunakan peluang daya manusia (SDM) di kelompok tani dalam
yang tersedia untuk meningkatkan kekuatan hal pengetahuan, keterampilan dan sikap.
yang dimiliki. Strategi pengembangan yang Upaya yang dapat dilakukan dengan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 179
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono
menanam berbagai macam tanaman di areal pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian
pertaniannya. setempat.
Agroeduwisata sendiri dapat didefinisikan
sebagai salah satu kegiatan wisata dengan
tujuan belajar/studi tentang segala aktivitas KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
pertanian melalui ilmu – ilmu pertanian dalam
arti luas yang mencakup pertanian bercocok Kesimpulan
tanam/budidaya, peternakan, perikanan,
kehutanan baik di dalam maupun di luar Masyarakat Dewi Kano mendukung dalam
lapang (Andry dkk, 2017). Aktivitas perencanaan pengembangan daerahnya
agroeduwisata di Dewi Kano dapat dilakukan sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi
melalui kegiatan budidaya tanaman sehingga masyarakat yang cenderung setuju dalam upaya
selain dapat melestarikan sumber daya alam tersebut karena dapat memberikan dampak dari
juga sebagai media pendidikan bagi segi ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan.
pengunjung untuk menambah pengetahuan Dampak pengembangan agrowisata tersebut
di bidang budidaya durian dan manggis. Guna antara lain melestarikan potensi dan sumber
mendukung aktivitas tersebut diperlukan daya alam daerah, meningkatkan kegiatan
kesiapan sumber daya manusia (petani) yang penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan terutama
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang budidaya tanaman durian dan
dalam hal budidaya tanaman. Peningkatan manggis serta peternakan, daya dukung promosi
pengetahuan dan teknologi serta terkait hasil pertanian unggulan durian dan
keterampilan petani dalam hal budidaya manggis, pusat kegiatan suatu kelompok
tanaman dapat dilakukan melalui pendidikan, masyarakat, mendorong tumbuh dan
pelatihan dan penyuluhan baik dilakukan berkembangnya seni budaya masyarakat
petugas penyuluh pertanian maupun setempat dengan budaya pertanian yang
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 181
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono
dilakukan secara turun temurun, meningkatkan menghasilkan produk hortikultura bebas residu
pendapatan petani dan masyarakat Dewi Kano, pestisida maupun diversifikasi olahan hortikultura
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan yang ramah lingkungan dibarengi dengan
produksi dan kualitas, serta meningkatkan peran pemberian pendidikan dan pelatihan bagi
serta dan partisipasi aktif kelompok tani maupun kelompok tani.
masyarakat dalam mengembangkan agrowisata.
Strategi yang dapat dilakukan dalam
pengembangan agrowisata Dewi Kano yaitu UCAPAN TERIMA KASIH
strategi progresif, artinya lokasi penelitian dalam
kondisi baik dan prima sehingga sangat Penulis menyampaikan terima kasih kepada
dimungkinkan dikembangkan sebagai sebuah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
kawasan agrowisata dengan menggunakan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Direktur
peluang yang tersedia untuk meningkatkan Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
kekuatan yang dimiliki. Strategi yang dapat Kementerian Pertanian RI atas kesempatan dan
dilakukan antara lain pengembangan agrowisata ijinnya dalam menempuh program tugas belajar,
Dewi Kano yang berkualitas, berdaya saing, Pembimbing penelitian Dr Sunarto MS dan Dr.
bernilai tambah, berkerakyatan, dan Prabang Setyono, S.Si, M.Si atas bimbingan dan
berkelanjutan sesuai potensi sumber daya alam arahannya, kepala desa dan perangkat desa
lokal yang dimiliki, peran aktif Kaligono serta masyarakat Kaligono atas
kelembagaan/komunitas lokal masyarakat kerjasamanya.
seperti kelompok tani sebagai penggerak utama
dalam pengembangan agrowisata selain
melibatkan peran pemerintah dan DAFTAR PUSTAKA
investor/swasta, pengembangan agrowisata Andini, N. (2013). Pengorganisasian komunitas dalam
Dewi Kano yang memberikan interpretasi baik pengembangan agrowisata di desa wisata studi
pada program pendidikan melalui kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten
pembelajaran/praktek langsung di areal Sleman. Perencanaan Wilayah Dan Kota, 24(3),
pertanian. 173–188.
Andry, S., Triana, D., Rivananda, & Iswoyo, H. (2017).
Potensi Pengembangan Kawasan MOI sebagai
Implikasi Kebijakan RTH Hutan Kota dan Kawasan Agroeduwisata
Pengembangan agrowisata khususnya buah Perkotaan. Hasanuddin Student Journal, 1(1), 22–
33.
durian dan manggis yang menjadi komoditas
unggulan di Kabupaten Purworejo membutuhkan Anonim. (2017). Persiapan Batang Bawah Tanaman
dukungan serius dari pemerintah daerah, Durian Lokal untuk Perbanyakan dengan Sambung
stakeholder terkait maupun masyarakat. Dari Pucuk Muda. BPTP Kalimantan Barat, pp. 1–5.
analisis terlihat bahwa di Dewi Kano mempunyai Aridiansari, R., Nurlaelih, E. E., & Wicaksono, K. P.
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan (2015). Pengembangan Agrowisata di Desa
agrowisata dengan tetap menjaga kearifan dan Wisata Tulungrejo Kota Batu Jawa Timur. Jurnal
teknologi lokal, partisipasi dan peran aktif Produksi Tanaman, 3(5), 383–390.
masyarakat serta mengemas wisata agro Azwar, S. (2014). metode penelitian. Yogyakarta:
sebagai wisata edukasi. Pustaka Pelajar.
Upaya-upaya yang harus dilakukan antara Barkauskas, V., & Jasinskas, E. (2015). Analysis of
lain peningkatan efektifitas dan kualitas macro environmental factors influencing the
pemerintah desa dan kabupaten dalam development of rural tourism : Lithuanian case,
memfasilitasi dan mendukung masyarakat dalam 213, 167–172.
membangun agrowisata durian dan manggis, https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.421
peningkatan penghasilan dan daya beli Bohari, A. M., Hin, C. W., & Fuad, N. (2013). The
masyarakat terhadap produk hortikultura buah- competitiveness of halal food industry in Malaysia :
buahan, peningkatan sarana dan prasarana A SWOT - ICT analysis. Journal of Society and
pertanian yang menunjang pembangunan Space, 1(1), 1–9.
ekologi industri, pengembangan inovasi Bouchon, F. A. L. (2014). Truly Asia and global city?
teknologi terhadap budidaya durian dan Branding strategies and contested identities in
manggis, serta peningkatan minat dan daya tarik Kuala Lumpur. Place Branding and Public
pemuda terhadap usaha pertanian. Kebijakan Diplomacy, 10(1), 6–18.
lain yang diperlukan dalam upaya https://doi.org/10.1057/pb.2013.21.
pengembangan agrowisatana yakni dukungan Budiarti, T., Suwarto, & Muflikhati, I. (2013).
pemerintah secara financial sehingga mampu Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat
182 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184
Lampiran 1.
Hasil Kuisioner 100 responden