You are on page 1of 20

Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/akp.v16n2.2018.

165-184 165

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG


PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS DI DESA WISATA KALIGONO
(DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO

Agrotourism Development Strategy in Supporting Agriculture Development -


Case Study Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) of Kaligesing District of
Purworejo Regency

Siwi Harning Pambudi1*, Sunarto2, Prabang Setyono2


1Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telepon/Fax. (0271) 632450.
2Dosen Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret

Jalan Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telepon/Fax. (0271) 632450


*Email: siwi.harning@gmail.com

Naskah diterima: 6 April 2018 Direvisi: 30 April 2018 Disetujui terbit: 31 Oktober 2018

ABSTRACT
Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) is one of the tourist village located in the west of Menoreh hill. There are
some agriculture potentials, such as: mangosteen, durian, and Etawa goat (PE). The main crops commodity,
mangosteen and durian, is not fully developed yet. It requires planning in developing its potentials. The Shift of
Economic Structure from agricultural sector to industry sector which is happened in these recent ten years has the
effect on PDRB of the regency. Kaligesing district is set as an agropolitan development area according to RTRW
of the regency; it is strategically settled as a chance to develop tourism of Dewi Kano. This research objectives
were: to gain information about villagers perception concerning to the plan of developing an agro-tourism area in
Dewi Kano, to find out the impact of agro-tourism, and to formulate the strategy in developing the agro-tourism.
Observation, interview, questionnaire, and SWOT analysis were used in formulating the agro-tourism development
strategy of Dewi Kano area. The results of the research show that villagers of Dewi Kano are supporting the plan
of developing their area as an agro-tourism; this is seen from their perceptions which tend to agree, because they
understand that agro-tourism development can give benefits in ecology, economy, social, and management. The
strategy which can be applied in developing agro-tourism of Dewi Kano is a progressive strategy; it means, the
research location is in a great condition, so it will be well-developed by maximizing the chances.
Keywords: tourist village, agrotourism development, SWOT analysis

ABSTRAK
Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) adalah salah satu desa wisata di sebelah barat pegunungan Menoreh.
Potensi-potensi pertanian yang dimiliki desa Kaligono antara lain buah manggis, durian dan kambing peranakan
etawa (PE). Komoditas hasil pertanian manggis dan durian belum digarap secara maksimal sehingga perlu adanya
perencanaan dalam pengembangan potensi tersebut. Pergeseran struktur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor
industri dan jasa selama 10 tahun terakhir mempengaruhi PDRB kabupaten. Kecamatan Kaligesing ditetapkan
sebagai kawasan pengembangan agropolitan sesuai dengan RTRW Kabupaten dan isu strategis yang berkembang
merupakan sebuah peluang untuk mengembangkan agrowisata di Dewi Kano. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui persepsi masyarakat Dewi Kano terhadap rencana pengembangan sebuah kawasan agrowisata Dewi
Kano, mengetahui dampak pengembangan agrowisata dan merumuskan strategi pengembangan agrowisatanya.
Metode penelitian melalui observasi, wawancara dan kuisioner dan analisis SWOT digunakan untuk merumuskan
strategi pengembangan agrowisata di Dewi Kano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano
mendukung dalam perencanaan pengembangan daerahnya sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi
masyarakat yang cenderung setuju dalam upaya tersebut karena dapat memberikan dampak terhadap upaya
pembangunan pertanian berkelanjutan dari sudut pandang ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan. Strategi yang
dapat dilakukan dalam pengembangan agrowisata Dewi Kano yaitu strategi progresif, artinya lokasi penelitian
dalam kondisi baik dan prima sehingga dapat dikembangkan sebagai sebuah kawasan agrowisata dengan
menggunakan peluang yang tersedia untuk meningkatkan kekuatan yang dimiliki.
Kata kunci: analisis SWOT, desa wisata, pengembangan agrowisata.
166 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

PENDAHULUAN pertanian selain karena penurunan mutu lahan


pertanian yang disebabkan oleh pengelolaan
lahan yang kurang tepat, pencitraan pertanian
Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia
yang kurang tepat, apresiasi masyarakat pada
sangat beraneka ragam dan dapat dijadikan
bidang pertanian masih rendah, pembangunan
sebagai salah satu produk andalan bagi
perdesaan dan perkotaan belum berimbang, dan
perekonomian bangsa Indonesia. Keberadaan
tingkat pendidikan masyarakat di pedesaan
industri pertanian yang merupakan pemberi
relatif rendah. Oleh sebab itu, salah satu
kesempatan kerja besar diharapkan dapat
alternatif yang dapat dilakukan dengan
mewujudkan pertumbuhan perekonomian yang
mengembangkan sektor pertanian dipadu sektor
lebih mandiri sesuai dengan Rencana
pariwisata (agrowisata) demi mendukung
Pembangunan Jangka menengah Nasional
pembangunan pertanian berkelanjutan.
(RPJMN) 2015 – 2019, dimana pertanian dengan
prioritas pada kedaulatan pangan merupakan Agrowisata didefinisikan sebagai sebuah
salah satu industri strategis ekonomi domestik rangkaian kegiatan wisata dengan
bersama industri maritim, energi, pengolahan memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek
dan pariwisata. Menurut Budiarti, dkk (2013), wisata, baik berupa panorama alam kawasan
sektor pertanian berperan penting dalam pertaniannya maupun keunikan dan
menyerap tenaga kerja dan memberi keanekaragaman aktivitas produksi dan
kesempatan pendapatan bagi sebagian besar teknologi pertaniannya serta budaya masyarakat
rumah tangga masyarakat pedesaan di pertaniannya (Palit, Talumingan, & Rumagit,
Indonesia. Indonesia merupakan negara agraris 2017). Sedangkan definisi agrowisata dalam
beriklim tropis yang mempunyai potensi hasil Surat keputusan Bersama (SKB) Menteri
bumi melimpah berupa komoditas hasil pertanian Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan
sub sektor tanaman pangan, perkebunan, Telekomunikasi Nomor 204/Kpts/HK/050/4/1989
hortikultura dan peternakan dengan banyak dan Nomor KM.47/PW.DOW/MPPT/89 tentang
keragaman jenis. Koordinasi Pengembangan Wisata Agro yakni
sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang
Data Produk Domestik Regional Bruto
memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata
(PDRB) kabupaten Purworejo tahun 2016
dan bertujuan untuk memperluas pengetahuan,
menunjukkan bahwa selama periode sepuluh
perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di
tahun terakhir (2006 – 2016) hampir semua
bidang pertanian. Usaha agro didefinisikan
wilayah di Kabupaten Purworejo mengalami
sebagai usaha pertanian dalam arti luas
pergeseran struktur ekonomi dimana sektor
mencakup pertanian lahan kering, sawah,
primer (pertanian) perlahan – lahan bergeser ke
palawija, perkebunan, peternakan, kehutanan,
sektor sekunder (industri) dan sektor tersier
pekarangan, tegalan, ladang (Mayasari &
(service/jasa). Struktur perekonomian daerah di
Ramdhan, 2013). Berbagai proses kegiatan
Kabupaten Purworejo secara global didominasi
mulai dari budidaya agro, pra panen, pasca
sektor pertanian yang memberikan sumbangan
panen, berupa pengolahan hasil hingga proses
terbesar sebanyak 32 %. Namun apabila dilihat pemasaran dapat dijadikan obyek agrowisata.
dari data laju pertumbuhan ekonomi kabupaten
Agrowisata telah berhasil mempromosikan
tahun 2012 – 2016, trend pertumbuhan
pembangunan pedesaan dan melindungi
ekonominya mengalami penurunan
lingkungan karena agrowisata cenderung
dibandingkan sektor yang lain dimana laju
mengembangkan teknik yang lebih berkelanjutan
pertumbuhan sektor pertanian berkisar 1%
yang berdampak positif terhadap
dibawah laju pertumbuhan ekonomi kabupaten
keanekaragaman hayati, lanskap dan sumber
yang mencapai 5,15 %. Ternyata setelah
daya alam (Mastronardi et al., 2015).
dianalisis pertumbuhan perekonomian bergeser
ke sektor perdagangan dan jasa serta sektor Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano)
tersier lainnya (Bappeda, 2016). Pertumbuhan merupakan salah satu desa wisata di wilayah
ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha kecamatan Kaligesing kabupaten Purworejo.
jasa dengan laju pertumbuhan ekonominya Potensi-potensi pertanian unggulan yang dimiliki
diatas 6 %. Permasalahan lain yang sering terjadi desa Kaligono antara lain buah manggis, durian
di kabupaten Purworejo yaitu harga produk dan kambing peranakan etawa (PE), namun
pertanian yang cenderung tidak stabil dan belum dikelola secara optimal sehingga perlu
pemuda pemudi yang lebih memilih merantau ke adanya perencanaan dalam pengembangan
kota-kota besar membuat sektor pertanian sulit potensi tersebut. Selain itu ketergantungan
untuk dikembangkan. Menurut Budiarti, dkk petani terhadap kondisi cuaca dan iklim
(2013) bahwa masalah tersebut merupakan membuat kontinyuitas durian dan manggis hanya
salah satu masalah dalam pembangunan bisa dinikmati pada saat musim panen yang jatuh
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 167
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

pada triwulan IV dan I setiap tahunnya dengan Perencanaan pengembangan agrowisata di


dukungan curah hujan yang memadai sehingga Dewi Kano didukung dengan lokasi strategis
diperlukan sebuah strategi alternatif guna yaitu berada di pusat Kecamatan Kaligesing
mengembangkan potensi pertanian tersebut. yang merupakan jalan alternatif dari kabupaten
Kondisi tanah dan agroklimat mempengaruhi Purworejo (Provinsi Jawa Tengah) menuju
produktivitas hasil pertanian terutama durian dan kabupaten Kulon Progo (provinsi Daerah
manggis karena petani Dewi Kano masih Istimewa Yogyakarta) yang merupakan kawasan
menggantungkan kondisi cuaca dan iklim dalam koridor perbatasan Purwokulon (Purworejo –
mengolah lahan pertaniannya. Lahan pertanian Kulonprogo) dan kawasan pengembangan
Dewi Kano didominasi tanah latosol coklat tua, pertanian, pariwisata, jasa, dan perdagangan
coklat kemerahan, merah kekuningan dan tanah sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata
lithosol, kemiringan 15 - 30%, ketinggian wilayah Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Purworejo
240 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan Nomor 27 Tahun 201. Isu stretegis yang
curah hujan selama 5 tahun terakhir (2013 – berkembang yakni proses pembangunan
2017) berkisar antara 1.128 – 4.735 mm per Bandara Internasional “New Yogyakarta” di
tahun dengan curah hujan tertinggi terjadi tahun Kulonprogo, rencana pembangunan jalan lintas
2016 dan terendah tahun 2014 (Dinas Pekerjaan bedah pegunungan Menoreh dan terbitnya
Umum dan Penataan Ruang kabupaten Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017
Purworejo, 2018). Menurut Soedarya (2009) dan tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan
Wiryanta (2008) bahwa tanaman durian tumbuh Pariwisata Borobudur diperlukan adanya upaya
optimal pada ketinggian 50 - 600 mdpl, curah untuk mengakomodir dinamika perkembangan
hujan berkisar 1.500 – 2.500 mm per tahun, wilayah kedepan. Isu strategis tersebut
topografi tidak melebihi 350 atau 70,02%, dan merupakan peluang untuk mengembangkan
tumbuh pada jenis tanah latosol, padsolik merah agrowisata di kabupaten Purworejo khususnya di
kuning, atau ondosol. sisi sebelah timur yakni di Kecamatan Kaligesing
yang berbatasan langsung dengan Provinsi DIY.
Pemanenan buah durian oleh petani Dewi
Kecamatan Kaligesing adalah salah satu sentra
Kano dilakukan secara alami (matang di
penghasil durian, manggis dan kambing PE
pohon/jatuh sendiri) membuat buah mudah rusak
dimana salah satu desa yang mempunyai
(resiko pecah/retak) akibatnya tidak dapat
potensi pertanian tersebut yaitu Dewi Kano.
disimpan dalam waktu lama sehingga diperlukan
pendekatan pengembangan agrowisata Dewi Kano terletak pada rangkaian
berbahan baku buah durian untuk memberikan perbukitan Menoreh, maka secara umum Desa
sebuah nilai tambah produk. Keterampilan dan Kaligono mempunyai kontur tanah berupa bukit
pengetahuan kelompok wanita tani (KWT) dalam dan lembah. Air yang cukup serta panas yang
mendiversifikasi produk olahan pertanian seimbang membuat variasi tumbuhan dapat
unggulan tersebut masih sangat terbatas. Kulit berkembang dengan sangat baik, jadi
dan biji buah durian maupun manggis yang memungkinkan untuk mengembangkan
tersedia melimpah ketika puncak musim panen agrowisata. Penelitian dilakukan untuk
belum dimanfaatkan secara optimal padahal mengetahui potensi pengembangan agrowisata
dapat memberikan nilai tambah produk apabila Dewi Kano, mengetahui pendapat dan persepsi
limbah tersebut diolah dengan baik sehingga masyarakat dalam pengembangan agrowisata
melalui pengembangan agrowisata diharapkan dan merumuskan strategi yang dapat dilakukan
dapat memberikan nilai tambah terhadap hasil dalam pengembangan agrowisata tersebut.
pertanian unggulan Dewi Kano. Potensi Pengembangan agrowisata di Dewi Kano
peternakan juga dapat dikembangkan mengingat diharapkan dapat memberikan dampak yang
kecamatan Kaligesing merupakan salah satu signifikan terutama terhadap upaya
wilayah sentra usaha peternakan kambing PE pelestarian/konservasi sumber daya alam lokal
dengan fokus usaha produksi susu (kambing yang potensial yaitu durian, manggis dan
perah). Berdasarkan data dari Dinas Pertanian kambing PE, mendorong petani untuk tetap
Kabupaten Purworejo bahwa jumlah kambing melestarikan budaya dan teknologi pertanian
Kaligesing sebanyak 50.089 ekor (21.393 jantan lokal sehingga dihasilkan produktivitas dan mutu
dan 28.696 betina). Desa Kaligono sendiri hasil pertanian yang berkualitas, berdaya saing
mempunyai kambing ras PE dengan berbagai dan bernilai tambah yang pada gilirannya dapat
kualitas yang dijadikan tabungan bagi sebagian memberikan manfaat kesejahteraan bagi petani
besar masyarakat dan juga sebagai penghasil dan masyarakat serta daya saing ekonomi
susu etawa. Keberadaan kambing PE yang pedesaan serta daya dukung promosi terhadap
dapat menghasilkan susu ini dapat dikemas komoditas pertanian unggulan Dewi Kano.
menjadi sebuah atraksi dan aktivitas agrowisata.
168 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

METODOLOGI upaya pengembangan sesuai sumber daya alam


lokal yang dimiliki wilayah setempat.
Kerangka Pemikiran
Waktu dan Tempat
Kegiatan agrowisata membuka peluang bagi
pengembangan produk pertanian baik dalam Penelitian ini dilakukan pada bulan November
bentuk kawasan maupun produk pertanian yang 2017 sampai dengan bulan Februari 2018 di
mempunyai daya tarik spesifik (Aridiansari dkk., Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano), Kecamatan
2015). Dewi Kano merupakan salah satu desa Kaligesing, Kabupaten Purworejo yang memiliki
yang mempunyai potensi alam dan sosial budaya sebelas Rukun Warga dan empat puluh satu
yang berpeluang untuk dikembangkan sebagai Rukun Tetangga serta mempunyai dua puluh tiga
sebuah kawasan agrowisata. Komoditas kelompok tani (poktan) dan dua kelompok sadar
unggulan hortikultura (manggis dan durian) dan wisata (pokdarwis) tingkat dusun.
peternakan (kambing PE) belum dikelola secara Observasi/pengamatan dilakukan di semua
optimal. Ketergantungan petani Dewi Kano dusun yang masuk wilayah desa Kaligono untuk
terhadap iklim menimbulkan produktivitas mengetahui potensi dan persepsi masyarakat
pertanian unggulan tersebut tidak dapat terkait rencana pengembangan agrowisata.
diprediksi sehingga ketersediaan/kontinyuitas
buah tergantung kondisi alam dan bersifat
musiman. Proses pemanenan buah secara alami Penentuan Responden
(matang di pohon/jatuh sendiri) membuat buah Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mudah rusak (resiko pecah/retak) sehingga tidak kepala keluarga yang tinggal di Desa Wisata
dapat disimpan dalam waktu lama. Pengolahan Kaligono sebanyak 1.167 orang. Pengambilan
lahan pertanian masih dilakukan secara sampel atau responden dilakukan dengan
tradisional serta adanya keterbatasan random sampling yaitu sebanyak 100 orang. Hal
pengetahuan dan keterampilan petani dalam ini didasarkan bahwa besarnya sampel tidak
mengelola hasil pertanian (pasca panen) boleh kurang dari 5 % atau minimum 5%
diperlukan strategi pengembangan produk (Singarimbun dan Effendi, 2009).
pertanian unggulan tersebut.
Pengembangan agrowisata Dewi Kano Pengumpulan Data
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani Dewi Kano dan salah satu Pengumpulan data dilaksanakan untuk
upaya memperbaiki trend pertumbuhan ekonomi memperoleh data primer dan sekunder. Data
sektor pertanian di kabupaten Purworejo yang primer dikumpulkan dengan menggunakan
cenderung menurun serta meningkatkan observasi lapangan, wawancara tatap muka
investasi dan nilai tambah di sektor pertanian. dengan masyarakat lokal setempat melalui
Potensi pengembangan agrowisata Dewi Kano kuesioner terstruktur, wawancara mendalam
tampaknya sangat besar didukung kenyataan dengan keypersons yaitu kepala desa Kaligono,
bahwa terdapat kelompok tani yang telah ketua pengelola desa wisata Kaligono, Kepala
berhasil menghasilkan buah manggis Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
bersertifikat prima-3 dari Badan Ketahanan Kaligesing Kecamatan kaligesing, perwakilan
Pangan Provinsi Jawa Tengah dan dukungan dari kantor Kecamatan Kaligesing, Kepala
kondisi tanah, lahan, air serta agroklimatnya. Isu Bidang pengembangan Destinasi Pariwisata
strategis yang berkembang di Kabupaten Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Purworejo sebaiknya dimanfaatkan secara Purworejo, Kepala Bidang Hortikultura Dinas
maksimal guna mewujudkan visi kabupaten Pertanian, Dinas PUPR. Data sekunder
Purworejo yang semakin sejahtera berbasis diperoleh melalui studi literature buku – buku
pertanian, pariwisata, industri dan pedagangan yang relevan, hasil penelitian dan artikel yang
yang berwawasan budaya, lingkungan dan terkait dengan topic penelitian yang berasal dari
ekonomi kerakyatan. Buah durian, manggis dan publikasi elektronik.
kambing PE merupakan salah satu ikon Sebelum digunakan untuk memperoleh data,
komoditas pertanian unggulan di Purworejo maka kuisioner terlebih dahulu dilakukan uji
sehingga diperlukan pengembangan dan validitas dan realibilitasnya. Uji tersebut
pengelolaan kawasan/daerah sentra yang dilakukan dengan membagikan kuisioner
mempunyai potensi penghasil komoditas terhadap 30 responden yang berperan aktif
unggulan tersebut. Dewi Kano adalah salah satu dalam mengelola desa wisata Kaligono. Uji
wilayah yang mempunyai potensi dikembangkan validitas (ketepatan, kecermatan alat ukur)
sebagai kawasan dengan daya tarik agrowisata menggunakan Bivariate Pearso, dimana skor
sehingga diperlukan beberapa strategi dan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 169
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

Tabel 1 Jumlah Tanaman dan Hasil Panen Durian dan Manggis Dewi Kano

Dewi Kano Kecamatan Kaligesing


Jenis
Jumlah Jumlah Kontribusi (%)
Tanaman
Tanaman Hasil Panen Tanaman Hasil Panen
Durian 30,333 36,399.6 98,527 118,232.4 30.79
Manggis 25,673 5,134.6 107,799 21,559.8 23.82
Sumber: BPP Kaligesing, 2017

butir – butir yang berkorelasi signifikan dengan Analisis data digunakan untuk
skor total mampu memberikan dukungan dan merekomendasikan strategi pengembangan
mengungkapkan apa yang ingin diungkap. Jika r agrowisata dengan menggunakan analisis
hitung tiap butir pertanyaan bernilai positif dan SWOT guna mengidentifikasi faktor internal dan
lebih besar dari r tabel maka butir pertanuaan eksternalnya. Analisis SWOT (Strengths,
tersebut dikatakan valid. Kuisioner dikatakan Weaknesses, Opportunities, Threats)
reliabel apabila butir pertanyaannya mempunyai merupakan suatu alat analisis guna
nilai cronbanch’s alpha > 0,6 (Azwar, 2014). Dari mengidentifikasi berbagai faktor secara
hasil pengukuran uji reliabititas diperoleh nilai sistematis untuk merumuskan suatu strategi
cronbanch’s alpha sebesar 0,959 > 0,6 maka yang didasarkan atas logika dengan cara
butir pertanyaan dikatakan memiliki realiabilitas memaksimalkan kekuatan dan peluang serta
yang kuat. meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
ada secara bersamaan (Rangkuti, 2015).
Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis secara HASIL DAN PEMBAHASAN
induktif dimana pencarian data bukan
dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang
Potensi Dewi Kano sebagai Kawasan
telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan.
Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif Pengembangan Agrowisata
kualitatif dan metode kuantitaif. Analisis deskriptif Tanaman durian dan manggis tersebar di
kualitatif digunakan untuk mengetahui potensi seluruh lahan pertanian Dewi Kano yang berupa
agrowisata Dewi Kano sedangkan analisis data tegalan/kebun sebagai potensi yang dapat
secara kuantitatif menggunakan statistik mendukung pengembangan agrowisata Dewi
deskriptif untuk mengetahui deskriptif dari Kano. Keberadaan beragam tanaman durian dan
pendapat masyarakat terhadap pengembangan manggis dengan beragam sumber daya
agrowisata Dewi Kano dengan analisis skala genetik/plasma nutfah varietas lokal memberikan
sikap Likert. kontribusi terhadap keanekaragaman hayati dan
Analisis skala sikap Likert merupakan alat peranan ekologis. Jumlah tanaman dan hasil
untuk mengukur sikap dari keadaan sangat panen durian dan manggis Dewi Kano terlihat
positif ke keadaan sangat negatif, guna sebagaimana tabel 1.
menunjukkan sejauh mana tingkat persetujuan Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Dewi
atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang Kano merupakan salah satu desa yang
diajukan oleh peneliti (Kusmaryadi dan Sugiarto, mempunyai potensi pertanian durian dan
2000). Skala Likert juga dikenal dengan istilah manggis di kecamatan Kaligesing meskipun
Summated Rating Method yang akan terdapat 2 desa yang mempunyai potensi yang
menentukan skor pada pengukuran skala Likert sama yakni Desa Somongari dan Jatirejo.
melalui pemberian skor tertinggi dan terendah Keunggulan Dewi Kano dibandingkan dengan 2
dari masing-masing jawaban pertanyaan dari desa tersebut yakni lokasi strategis yang berada
responden. Jumlah responden dalam penelitian di jalur alternatif menuju provinsi DIY, terdapat
ini sebanyak 100 responden yang dipilih secara kelompok tani yang sudah berhasil menghasilkan
random sampling. Pertanyaan dengan jawaban buah manggis bebas residu pestisida sehingga
dari responden dengan kriteria sangat setuju mendapatkan sertifikasi dari Badan Ketahanan
diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, ragu-ragu diberi Pangan Provinsi Jawa Tengah Nomor 33/06-3-
nilai 3, tidak setuju diberi nilai 2, dan sangat tidak II.I.37-001-04/2016 tanggal 26 April 2016,
setuju diberi nilai 1. menggunakan pupuk alami (kompos) dalam
mengolah lahan pertaniannya, terdapat
170 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

kelembagaan lokal (kelompok tani, gabungan berbagai kualitas yang dijadikan tabungan bagi
kelompok tani, kelompok sadar wisata, dan sebagian besar masyarakat dan juga sebagai
badan pengelola desa wisata) yang berkomitmen penghasil susu etawa yang kandungan gizinya
untuk memajukan desa Kaligono, dukungan diyakini sama seperti air susu ibu (ASI). Menurut
pemerintah setempat dan pemerintah Kabupaten Sutama (2011) bahwa kambing PE disebut
seperti penyelenggaraan “grebeg duren” tingkat sebagai kambing dwiguna (penghasil susu dan
desa, festival dan lomba durian unggul tingkat daging) dimana kemampuan produksi susu
kabupaten. Penggunaan pupuk organik dalam kambing PE relatif tinggi sehingga sebagian
mengolah lahan pertaniannya ini dalam jangka produksi susunya dapat digunakan oleh petani
panjang akan berdampak terhadap aktivitas tanpa mengganggu pertumbuhan anak
pertanian organik, menyediakan produk dan kambingnya. Keberadaan kambing PE yang
layanan ramah lingkungan dan harapannya dapat menghasilkan susu ini dapat dikemas
terdapat sebuah kebijakan pemerintah guna menjadi sebuah atraksi dan aktivitas agrowisata
mendukung usaha pertanian berkelanjutan (Nisa melalui pembelajaran praktik memerah susu
dkk, 2014) sehingga pengembangan agrowisata kambing PE sebagai alat pendidikan yang luar
nantinya berperan sebagai promosi bagi produk biasa karena pengunjung dapat terlibat langsung
pertanian dan memberikan sinyal positif bagi dengan kehidupan pertanian di pedesaan (I.
prospek pengembangan diversifikasi produk Petroman et al., 2016). Kegiatan memerah susu
pertanian pada umumnya dan agribisnis pada kambing etawa ini di Dewi Kano dapat digunakan
khususnya (Fitriani, 2008) sebagai media pendidikan di bidang pertanian
khususnya sub sektor peternakan. Hal tersebut
Buah durian Dewi Kano dinobatkan sebagai
juga sebagai pengenalan jenis rekreasi
durian unggulan di ajang festival dan lomba
pendidikan di wisata pedesaan yang sekaligus
durian unggul yang diselenggarakan oleh Dinas
mewakili tindakan budaya, relaksasi dan yang
Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan
terakhir namun tidak kalah pentingnya, sumber
(DPPKP) kabupaten Purworejo tahun 2017
pendapatan untuk petani melalui pemasaran
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu ikon
secara langsung (C. Petroman et al., 2016).
durian andalan di Purworejo. Selama ini durian
Sikatap dari Desa Kalitapas kecamatan Bener
telah ditetapkan sebagai ikonnya durian Persepsi Masyarakat Dewi Kano dalam
Purworejo, sehingga melalui festival dan lomba Pengembangan Agrowisata
durian unggul diharapkan akan ditemukan
varietas unggul yang selanjutnya akan Perencanaan pembangunan dan
dilaporkan ke Kemeterian Pertanian RI. Selain itu pengembangan agrowisata di Dewi Kano
perlu diketahui bahwa buah durian dan manggis diharapkan dapat menjadi salah satu upaya
di Purworejo masuk dalam 10 besar populasi meningkatkan pembangunan pertanian
produksi buah terbanyak di Jawa Tengah khususnya sub sektor hortikultura dan
peternakan dalam mewujudkan sinergitas
dimana manggis menduduki peringkat ke dua
sedangkan durian menduduki peringkat ke tujuh pertanian dan pariwisata sehingga dapat
(Eko Anang, Kepala Bidang Tanaman Pangan memberikan dampak pertumbuhan terhadap
dan Hortikultura, DPPKP kabupaten Purworejo, aspek ekologi, sosial, ekonomi dan
pengelolaan/organisasi khususnya di wilayah
11 desember 2017, komunikasi personal).
Keanekaragaman hayati bervariasi menurut pedesaan. Aspek ekologi, sosial dan ekonomi
masing – masing daerah sehingga menunjukkan digunakan sebagai indikator dalam
kekhasan, baik tumbuhan, tanaman maupun pembangunan berkelanjutan sebagaimana hasil
satwa/hewannya. Keragaman varietas lokal penelitian Ulfah, Setiawan, & Rahmawati, (2017)
yang dilakukan di Desa Bumiaji dimana
tanaman durian di Dewi Kano perlu dilakukan
inventarisasi sehingga ditemukan varietas pembangunan potensi lokal dengan
unggul tanaman durian yang dapat di daftarkan mengembangkan agrowisata telah memenuhi
di Kementerian Pertanian dan upaya tindak lanjut aspek pembangunan berkelanjutan. Mengetahui
untuk dilakukan konservasi terhadap varietas persepsi masyarakat Dewi Kano dalam upaya
unggul tersebut dengan berpedoman pada pembangunan dan pengembangan agrowisata
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup sangat diperlukan agar sejak awal telah diketahui
Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman apakah masyarakat mendukung atau tidak dalam
Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah. pengembangan agrowisata di daerahnya.
Pertanian merupakan salah satu usaha yang
Potensi peternakan Dewi Kano juga menjadi mata pencaharian sebagian besar
berpeluang dalam mendukung pengembangan masyarakat Dewi Kano sejak lama dan turun
agrowisata dimana hampir setiap warga Desa temurun sehingga usaha pertanian telah
Kaligono mempunyai kambing ras PE dengan membentuk pola hidup masyarakat yang
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 171
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

menggantungkan hidupnya dengan mengolah potensi ternak kambing peranakan etawa (PE)
ladang, kebun, hutan maupun memelihara ternak dapat dijadikan alternatif agrowisata selain
(kambing PE). Lahan kering yang berupa durian dan manggis.
tegalan/kebun diolah dengan membudidayakan
Kuisioner tertutup dilakukan untuk
berbagai jenis tanaman terutama manggis,
mengetahui persepsi masyarakat terhadap
durian, duku, langsat, cengkih, kelapa, dan
rencana pengembangan agrowisata di Dewi
temulawak. Budidaya pertanian masyarakat
Kano. Hasil wawancara dengan menggunakan
Dewi Kano masih menggunakan budaya dan
kuisioner kepada masyarakat di Dewi Kano
teknologi lokal masyarakat setempat melalui cara
ditunjukkan pada gambar 1.
pengolahan tanah dan tanaman dengan
pemanfaatan bahan – bahan organik atau Gambar 1 terlihat bahwa sikap dari 100
alamiah, pemanenan buah durian secara alami, responden terhadap pengembangan agrowisata
dan melestarikan tradisi/budaya “mesti dusun” di Kaligono yaitu sangat setuju sebanyak 18
maupun “merti desa” sebagai wujud ungkapan responden (18,26%), 75 responden (74,6%)
syukur atas segala nikmat dan karunia berupa setuju, 5 responden (5,5%) ragu-ragu, 2
hasil bumi yang melimpah. responden (1,64%) tidak setuju dan tidak ada
responden yang sangat tidak setuju terhadap
Usaha budidaya pertanian dan tradisi/budaya
pengembangan agrowisata. Responden yang
yang dilakukan oleh masyarakat Dewi Kano
menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju
tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik
disebabkan karena mereka beranggapan bahwa
melalui pengembangan agrowisata dengan
membangun kawasan agrowisata dibutuhkan
didukung oleh keindahan alam wilayah
dana yang besar dan lahan/pekarangan yang
pegunungan Menoreh serta dukungan dan
luas dan biasanya dikelola oleh perusahaan
komitmen penuh masyarakat Dewi Kano. Untuk
(swasta). Padahal obyek agrowisata dapat
mengetahui dukungan masyarakat Kaligono,
berada pada kawasan dimana kegiatan
peneliti melakukan wawancara dengan
pertanian dilakukan langsung oleh masyarakat
membagikan kuisioner terbuka dan tertutup.
petani setempat sesuai dengan kehidupan
Kuisioner terbuka dilakukan peneliti untuk
kesehariannya tanpa ada pengaturan dari pihak
mengetahui pengetahuan responden terkait
lain dengan menonjolkan atraksi – atraksi
budidaya agro yang tanpa disadari telah
spesifik/unik. Namun demikian, sebagian besar
dikerjakan oleh masyarakat Dewi Kano dalam
responden cenderung setuju terhadap
mengolah ladang/kebun yang dimilikinya
pengembangan agrowisata karena mereka
sebagaimana terlihat pada tabel 2.
beranggapan bahwa pengembangan agrowisata
Tabel 2 terlihat sejauhmana pengetahuan di daerahnya nantinya akan memberikan
masyarakat terkait usaha pertanian yang selama dampak positif dalam meningkatkan pendapatan
ini telah dilakukan yakni mengolah lahan petani dan masyarakat dengan memanfaatkan
pertaniannya melalui budidaya agro dengan potensi dan sumber daya lokal yang dimiliki.
sikap mengetahui artinya bahwa masyarakat Persamaan persepsi masyarakat Dewi Kano
mengetahui secara jelas dan benar tentang dalam mendukung agrowisata sangat diperlukan
ruang lingkup kegiatan budidaya agro sedangkan guna memberikan solusi manakala terjadi
sikap tidak mengetahui artinya bahwa berbagai permasalahan dalam pengembangan
masyarakat hanya mengetahui bahwa budidaya agrowisata sehingga terwujud agrowisata yang
agro terbatas pada kegiatan pertanian. didukung oleh masyarakat pedesaan
Responden yang dijumpai sebagian besar (63%) (Sastrayuda, 2010).
belum mengetahui secara benar mengenai ruang
Unsur pengembangan agrowisata di Dewi
lingkup kegiatan dalam budidaya agro, meskipun
Kano dapat dilakukan dengan mengemas
dalam memberikan jawaban pertanyaan memilih
aktivitas/kegiatan pertanian sedemikian rupa
mengetahui yang dimaksud dengan budidaya
sehingga menimbulkan suatu daya tarik yang
agro. Sebagian besar responden yang ditemui
unik atau langka. Definisi unik atau langka dalam
berpendapat bahwa budidaya agro hanya
hal ini adalah salah satu bentuk kegiatan yang
terbatas pada kegiatan pertanian sub sektor
jarang atau bahkan sama sekali merupakan
tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, dan
suatu pengalaman baru bagi wisatawan.
perkebunan, sedangkan jenis kegiatan seperti
Kegiatan budidaya dapat dikemas menjadi suatu
perikanan dan peternakan bukan bagian dari
daya tarik yang unik atau langka mengingat
kegiatan budidaya agro. Peneliti kemudian
banyaknya populasi tanaman manggis, durian
menjelaskan bahwa budidaya agro tidak hanya
dan kambing PE yang merupakan komoditas
sebatas tanaman pangan, hortikultura,
unggulan di Dewi Kano. Kegiatan budidaya
kehutanan, dan perkebunan tetapi juga
tanaman durian maupun manggis dapat
mencakup peternakan dan perikanan, sehingga
dilakukan mulai dari pembibitan dengan memilih
172 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

80 Ekologi
70
Responden
60 Sosial

50 Ekonomi
40
Pengelolaan
30
20
10
0
Sangat Setuju Ragu-ragu Tidak Sangat
Setuju Setuju Tidak
Sikap setuju

Sumber: Hasil Analisis (2018)

Gambar 1 Sikap Responden Terhadap Pengembangan Agrowisata di Dewi Kano

bibit unggul, pengolahan tanah dengan sewaktu – waktu. Manggis merupakan salah satu
pemanfaatan bahan – bahan organik, komoditas hortikultura yang sangat prospektif
penanaman, pemeliharaan hingga panen, dan berperan strategis dalam perekonomian
sedangkan kegiatan budidaya peternakan dapat nasional (Martias & Mansyah, 2013) dimana
dilakukan dengan pembelajaran praktik ekspor manggis Indonesia meningkat dari waktu
memerah susu kambing PE secara langsung ke waktu namun pangsa pasar dan daya saing
dengan menggunakan media yang steril ekspornya cenderung menurun sehingga
sehingga pengunjung dapat langsung meminum diperlukan upaya diversifikasi produk (hasil
hasil perahannya. Kegiatan tersebut pada olahan manggis) untuk meningkatkan harga per
akhirnya akan memberikan nilai pendidikan unit ekspor dan nilai tambah produsen (Kustiari
untuk program pendidikan dari areal pertanian dkk, 2012). Pemanenan buah durian secara
serta mendorong upaya meningkatkan alami oleh petani Dewi Kano membuat adanya
konservasi sumber daya alam dan lingkungan. resiko buah durian pecah/retak dan tidak dapat
disimpan dalam waktu yang lama sehingga
Pengembangan agrowisata di Dewi Kano
diperlukan upaya diversifikasi produk (hasil
secara universal dapat dilakukan melalui
olahan durian).
diversifikasi produk pertanian dan peningkatan
kualitas hasil pertanian sesuai permintaan pasar Upaya pengembangan agrowisata di Dewi
global. Salah satu fokus sasaran utama dalam Kano tersebut sebagai salah satu upaya
pengembangan sub sektor peternakan meningkatkan kegiatan pembangunan pertanian
khususnya kambing PE ke depan yaitu upaya sehingga dapat mendorong peningkatan
diversifikasi sumber susu untuk mendukung konservasi sumber daya alam atau kultur budaya
peningkatan gizi masyarakat pedesaan (Sutama, masyarakat, daya saing komoditas dan
2011). Dalam upaya peningkatan diversifikasi kesejahteraan petani sebagai pelaku usaha tani
produk susu kambing PE juga perlu didukung demi terwujudnya pola pembangunan
peningkatan produktivitas melalui aplikasi berkelanjutan. Pola pembangunan yang
teknologi budidaya dan pengembangan sarana berkelanjutan, pada intinya harus didasarkan
produksi sehingga mampu memberikan kepada pelaksanaan pemenuhan tiga aspek
keuntungan optimal kepada petani (Londra & utama yaitu aspek keberlanjutan ekologi,
Sutami, 2013). Komoditas hasil pertanian buah keberlanjutan sosial dan keberlanjutan ekonomi
manggis dan durian tersedia cukup banyak serta mempunyai empat kriteria yakni sebagai
hanya pada waktu musim panen yaitu pada environmental responsibility, local economic
triwulan I dan IV setiap tahunnya sehingga vitality, cultural sensitivity, dan experiental
kontinyuitas buah manggis dan durian menjadi richness untuk dapat dikategorikan sebagai
salah satu kendala. Salah satu upaya yang dapat kawasan agrowisata atau wisata pertanian
dilakukan yaitu melalui diversifikasi produk (hasil (Haryanto, 2014). Aspek pengelolaan juga perlu
olahan) terhadap buah – buahan tersebut diperhatikan dalam pengelolaan agrowisata
sehingga pengunjung dapat menikmati buah – nantinya dengan pertimbangan bahwa selama ini
buahan tersebut dalam bentuk produk olahan pengelolaan Dewi Kano telah berhasil dilakukan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 173
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

oleh komunitas lokal sehingga ke depan Tanaman durian dan manggis yang
pengelolaan dan pengembangan agrowisata merupakan komoditas unggulan di Dewi Kano
juga dikelola oleh komunitas lokal masyarakat perlu dilestarikan mengingat usia tanaman
(kelompok tani/gabungan kelompok tani) yang berumur puluhan hingga ratusan tahun.
sebagaimana pengembangan agrowisata di Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di
desa wisata Kembangarum (Andini, 2013). lapangan bahwa kesadaran masyarakat
untuk melestarikan tanaman durian dan
Sikap responden yang cenderung setuju
manggis masih sangat rendah. Upaya
terhadap pengembangan agrowisata karena
pengembangan agrowisata di Dewi Kano
responden beranggapan bahwa pengembangan
melalui kegiatan budidaya pertanian dan
agrowisata di daerahnya nantinya akan
diversifikasi produk pertanian dapat dijadikan
memberikan dampak terhadap aspek ekologi,
salah satu pendekatan pengembangan
sosial, ekonomi dan pengelolaan. Persepsi
agrowisata berbasis konservasi dengan tetap
responden tersebut terlihat sebagaimana tabel
memperhatikan keaslian agroekosistem demi
3.Skor persepsi mempunyai nilai antara 1,00 –
terwujudnya kelestarian sumber daya alam,
5,00 dengan rata-rata skor diinterpretasikan
lingkungan, sejarah, budaya dan rekreasi
dengan kategori: 1-1,7 (Sangat Tidak Setuju),
(Sastrayuda, 2010). Pemakaian bahan –
1,8-2,5 (Tidak Setuju), 2,6-3,3 (Ragu-ragu), 3,4-
bahan organik dalam pengolahan lahan dan
4,1 (Setuju) dan 4,2-5 (Sangat Setuju).
tanaman di Dewi Kano merupakan salah satu
Berdasarkan tabel 3, skor persepsi terhadap
bentuk kegiatan pertanian yang tidak merusak
pengembangan agrowisata di Dewi Kano yang
dan mencemari lingkungan dengan tujuan
nantinya akan berdampak terhadap aspek
mengagumi dan menikmati tumbuhan liar di
ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan berada
lingkungan alaminya serta sebagai sarana
pada kategori persepsi setuju. Hal tersebut
interpretasi yang baik dalam bidang
menunjukkan sikap masyarakat yang
pendidikan sehingga dapat dikelompokkan ke
mendukung upaya pengembangan agrowisata di
dalam bentuk wisata ekologi. Hal tersebut
daerahnya. Persamaan persepsi masyarakat
sebagai wujud implementasi environmental
Dewi Kano dalam mendukung agrowisata sangat
responsibility sebagai upaya proteksi,
diperlukan guna memberikan solusi manakala
konservasi atau perluasan sumber daya alam
terjadi berbagai permasalahan dalam
dan lingkungan demi menjamin
pengembangan agrowisata sehingga terwujud
kelangsungan hidup jangka panjang
agrowisata yang didukung oleh masyarakat
(Haryanto, 2014) dan pembangunan
pedesaan (Sastrayuda, 2010)
pertanian berkelanjutan. Pengembangan
agrowisata di Kaligono juga dapat didukung
Dampak Pengembangan Agrowisata
dengan potensi keindahan dan panorama
Terhadap Pembangunan Pertanian Dewi
alam (air terjun) yang telah berkembang
Kano dari Aspek Ekologi sehingga mampu mempromosikan
Dewi Kano memiliki potensi untuk pembangunan pedesaan dan melindungi
mengembangkan agrowisata buah durian dan lingkungan karena agrowisata cenderung
manggis sesuai dengan karakteristik jenis tanah mengembangkan teknik yang lebih
dan kondisi agroklimatnya, tetapi ketergantungan berkelanjutan yang berdampak positif
terhadap iklim membuat musim panen durian terhadap keanekaragaman hayati, lansekap
hanya waktu tertentu (triwulan I dan triwulan IV) dan sumber daya alam (Mastronardi et al.,
setiap tahunnya. Namun upaya pengembangan 2015).
agrowisata melalui kegiatan budidaya pertanian
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan
dan diversifikasi produk (hasil olahan produk
kegiatan penelitian ilmiah di bidang budidaya
pertanian) dapat dijadikan salah satu solusi
tanaman durian dan manggis serta
dalam mengatasi permasalahan kontinyuitas
peternakan.
yang rendah maupun sifat buah yang mudah
rusak (perishable). Hal tersebut sebagai sebagai Banyaknya tanaman durian dan manggis
wujud implementasi dari pilar environmental yang tersebar di Dewi Kano dapat dikemas
responsibility dan experiental richness. dalam bentuk paket wisata edukasi kepada
Pengembangan agrowisata di Dewi Kano dapat wisatawan untuk belajar membudidayakan
memberikan dampak terhadap pembangunan durian maupun manggis. Lahan pertanian di
pertanian dari sudut pandang ekologi antara lain: Kaligono masih berupa lahan campuran
dengan berbagai jenis tanaman dan belum
1. Melestarikan potensi dan sumber daya alam diatur jarak tanamnya sehingga untuk
daerah.
mengembangkan sebuah kawasan
agrowisata membutuhkan dana yang besar
174 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

dan waktu yang lama, namun rencana jangka 2015 telah dilepas 98 varietas unggul baru
pendek untuk pengembangan agrowisata di durian dan masih banyak ditemukan varietas
Kaligono sementara dengan memanfaatkan unggul lokal yang belum dilepas dan
hasil panen durian dan manggis serta potensi biasanya dinamai sesuai nama daerahnya
peternakan kambing etawa dengan dukungan (Hadiati & Nasution, 2016).
potensi wisata alam, religi dan budaya yang
3. Daya dukung promosi terkait hasil pertanian
telah berkembang (Suroto, Kepala Desa
unggulan durian dan manggis
kaligono, komunikasi personal, 7 Desember
2017). Berdasarkan wawancara dan Dukungan pemerintah setempat dilakukan
observasi peneliti di lapangan bahwa konsep dengan menyelenggarakan festival “grebeg
pengembangan agrowisata di Dewi Kano duren” sebagai ajang promosi sekaligus
diprioritaskan melalui kegiatan budidaya menarik wisatawan atau pengunjung untuk
pertanian (khususnya manggis, durian, berwisata ke Dewi Kano. Festival tingkat desa
kambing PE) dan pengolahan produk ini baru diselenggarakan 2 (dua) kali yaitu
pertanian (diversifikasi) sehingga dapat tahun 2016 dan 2017. Pengunjung dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan. Hal membeli durian langsung dari petani di Dewi
tersebut sebagai wujud implementasi Kano sehingga dijamin kualitasnya. Festival
experiental richness dengan menciptakan tahunan ini dimanfaatkan betul oleh petani
aktivitas yang dapat memperkaya dan karena petani tidak bersusah payah lagi
meningkatkan pengalaman yang memuaskan menjual durian dan manggis hasil panen
melalui partisipasi dan keterlibatan langsung kebunnya ke pasar sehingga meminimalisasi
dengan alam, manusia/masyarakat, dan proses distribusi. Selama 2 tahun terakhir
budaya (Haryanto, 2014). semenjak adanya event grebeg duren
antusias pengunjung dari luar Dewi Kano
Kegiatan penelitian terkait potensi
meningkat. Hal ini dimanfaatkan oleh
unggulan durian dan manggis Dewi Kano juga
masyarakat Kaligono untuk meningkatkan
telah dilakukan melalui kerjasama dengan
pendapatan ekonominya. Peranan
institusi perguruan tinggi (Universitas Gadjah
pemerintah lokal dalam mendukung festival
Mada). Bentuk kerjasama tersebut dalam
tersebut tidak hanya bagian dari peran
wujud penelitian untuk meningkatkan kualitas
pemerintah desa dalam menerapkan
dan kuantitas buah durian yang menjadi
kebijakan tetapi juga mendorong untuk
komoditas unggulan di Kabupaten Purworejo.
membuat merek/branding sendiri melalui
Observasi di lapangan juga menunjukkan
ajang promosi produk (Bouchon, 2014).
bahwa pola penanaman durian di Dewi Kano
tidak teratur dan belum tersentuh teknologi
sama sekali, seperti terdapat pohon durian Dampak pengembangan Agrowisata
yang muncul tidak dari proses pembibitan Terhadap Pembangunan Pertanian Dewi
tetapi sekedar durian jatuh kemudian pecah Kano dari Aspek Sosial
dan bijinya tumbuh dan masih tergantung
dengan kondisi iklim. Melihat kondisi tersebut Prinsip dasar yang harus dipahami dalam
upaya pemerintah dengan melakukan sistem pengembangan agrowisata di pedesaan yaitu
sambung durian yakni dengan memanfaatkan adanya keterlibatan masyarakat di dalamnya
pohon yang sudah ada disambung dengan karena usaha pertanian merupakan mata
durian – durian unggulan, dimana batang pencaharian sebagian masyarakat pedesaan
lama disambung dengan yang unggul dan menggantungkan hidupnya dalam mengolah
sehingga petani tetap bisa menikmati hasil lahan pertaniannya sehingga pertanian dapat
durian saat dilakukan peremajaan. Hal dikatakan sebagai potensi bagi kehidupan
tersebut dilakukan supaya tanaman hasil bermasyarakat. Berdasarkan observasi peneliti
sambungan memiliki kualitas yang baik di lapangan menunjukkan bahwa kehidupan
dibandingkan melakukan perbanyakan durian masyarakat Dewi Kano masih memiliki sifat
menggunakan biji karena pohon durian dari gotong royong yang mendalam. Sikap gotong
biji memiliki kuatitas buah yang berbeda royong juga ditunjukkan oleh kelompok tani yang
dengan pohon induknya sehingga system secara bergiliran membersihkan dan menyiangi
sambung pusuk dan okulasi merupakan cara rumput/semak belukar di hutan/kebun setiap
perbanyakan vegetatif yang dianjurkan anggota poktan. Selain itu, masyarakat Dewi
(Anonim, 2017). Penelitian lebih mendalam Kano juga gotong – royong membersihkan
terhadap durian Dewi Kano diharapkan dapat lingkungan sekitar tempat tinggal yang rutin
ditemukan varietas unggul durian lokal asli dilaksanakan setiap hari jumat maupun
daerah setempat dan dapat didaftarkan di membantu warga memperbaiki rumah yang
Kementerian Pertanian, karena sampai tahun terkena musibah tanah longsor.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 175
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

Bentuk gotong royong yang lain yaitu adanya terdapat kelompok - kelompok tani yang
sikap saling menjaga atau “open kinopen” ketika tersebar di semua wilayah desa Kaligono
musim panen durian dimana hampir setiap yang menggantungkan kehidupannya dari
kepala keluarga mempunyai pohon durian baik di kebun/tegalan dengan komoditas
kebun dekat rumah maupun di hutan jauh dari unggulannya berupa durian dan manggis.
pemukiman. Buah durian yang dihasilkan dari Pengembangan agrowisata di Kaligono
desa Kaligono merupakan durian yang masak diharapkan dapat mendorong petani terus
dipohon dan dibiarkan jatuh dengan sendirinya. membudidayakan durian dan manggis
Durian yang hampir matang tidak diikat dengan sebagai kegiatan utama dalam kelompok tani.
tali plastik di batang ataupun ranting pohonnya
2. Mendorong tumbuh dan berkembangnya seni
seperti halnya kebanyakan cara memanen
budaya masyarakat setempat dengan budaya
durian karena pohon durian yang ada di Kaligono
pertanian yang dilakukan secara turun
sebagian besar mencapai ketinggian 20 meter
temurun.
bahkan ada yang mencapai 40 meter. Observasi
di lapangan terlihat bahwa petani biasanya Pengamatan peneliti di lapangan
hanya membuat pagar/pembatas bambu yang di menunjukkan bahwa masyarakat Dewi Kano
pasang di pinggir sungai maupun diletakkan di mempunyai pengetahuan ilmu “titen”.
atas batu serta membuat tanah selalu tertutup Kearifan lokal tersebut terlihat ketika musim
dengan semak- semak pada waktu musim panen panen durian tiba. Sebagian petani Dewi
durian supaya durian yang jatuh ke tanah tidak Kano mempunyai pohon durian yang
pecah (utuh) dan tidak terbawa arus sungai. lokasinya di kebun yang jauh dari pemukiman
Durian yang jatuh ke langsung ke tanah biasanya mereka sehingga tidak bisa sewaktu – waktu
retak atau pecah sehingga daging buahnya memantau atau menunggu kebun duriannya.
menjadi asam atau pahit karena terjadi proses Durian yang dihasilkan desa Kaligono
fermentasi pembentukan alkohol dan asam merupakan durian yang masak di pohon
(Prihatman, 2000). Selain itu masyarakat dimana durian yang sudah matang dibiarkan
beranggapan bahwa dengan membiarkan buah jatuh begitu saja. Petani Dewi Kano sudah
durian jatuh dengan sendirinya (pemanenan hafal dan mengenali ciri – ciri durian yang
alami) tanpa memanen menggunakan benda dimiliki sehingga ketika durian yang jatuh dari
tajam maka batang pohon durian tidak akan pohon keluar batas dari kebun duriannya,
terluka sehingga dikemudian hari dapat tidak akan pernah ada yang berani
menghasilkan buah yang secara kualitas (rasa mengambil yang bukan haknya, karena bagi
dan ukuran) serta kuantitas tidak akan siapa saja yang mengambilnya akan terkena
mengalami kemunduran. Hal tersebut dilakukan sanksi sosial di lingkungan masyarakat.
karena pada batang pohon tersebut terdapat
Masyarakat Dewi Kano juga rutin
bakal tunas yang akan berbunga pada musim
berikutnya (Prihatman, 2000). mengadakan tradisi “merti dusun” sebagai
ungkapan rasa syukur akan hasil panen
Sebagai wujud rasa syukur atas hasil bumi durian dan manggis. Implementasi nilai – nilai
yang melimpah, masyarakat Dewi Kano budaya dan sosial tersebut hendaknya
melestarikan tradisi “merti dusun” maupun “merti dikaitkan dengan kondisi lingkungan alam,
desa” yang rutin dilakukan setiap tahun dan geografis dan ciri utama suatu daerah
merupakan tradisi turun temurun. Teknologi sehingga nilai sosial dan budaya setempat
pertanian lokal maupun budaya/tradisi yang memainkan peranan penting dalam upaya
diterapkan masyarakat Dewi Kano tersebut konservasi hutan (Rodríguez-Piñeros &
dapat diramu sedemikian rupa sehingga dapat Mayett-Moreno, 2014). Tradisi ini dapat
menghasilkan produk atraksi agrowisata yang dijadikan sebuah daya tarik wisata dengan
menarik dan sebagai wujud implementasi cultural adanya kirab jolen berupa kumpulan hasil –
sensitivity sehingga mendorong tumbuhnya rasa hasil pertanian yang dibuat gunungan.
penghormatan dan memberikan penghargaan Beragam kesenian tradisional seperti
terhadap keragaman adat istiadat dan budaya ndolalak, jatilan, kuda lumping, wayang
guna menjamin kelangsungan kebudayaan lokal orang, rebana, soyar maole yang tumbuh dan
(Haryanto, 2014). Pengembangan agrowisata di berkembang di tengah kehidupan masyarakat
dewi Kano dapat memberikan dampak terhadap Dewi Kano juga dapat mendukung
pembangunan pertanian dari sudut pandang pengembangan agrowisata. Nilai non fisik
sosial yaitu: berupa budaya adat seperti tarian tradisional,
nilai kearifan sosial asli masyarakat setempat
1. Pusat kegiatan suatu kelompok masyarakat.
yang selalu dilestarikan, dan tradisi adat
Sebagian besar penduduk desa Kaligono seperti upacara tradisional merupakan nilai
bermata pencaharian sebagai petani dimana penting yang dapat mendukung terciptanya
176 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

model pengembangan pariwisata manggis setelah diberikan pendidikan dan


berkelanjutan (Haryanto, 2013). pelatihan terlebih dahulu. Home industry yang
terdapat di Dewi Kano baru menyediakan
olahan kelapa muda yang diolah menjadi
Dampak Pengembangan Agrowisata
makanan tradisional wingko kelapa muda.
Terhadap Pembangunan Pertanian Dewi
Pengembangan kawasan agrowisata Dewi
Kano dari Aspek Ekonomi
Kano diharapkan mampu membuka lapangan
Faktor ekonomi merupakan dampak yang kerja baru dengan munculnya home industry
signifikan dan langsung dapat dirasakan oleh baru dapat menyerap tenaga kerja dan
masyarakat sehingga dapat mempengaruhi mewujudkan ekologi industri sehingga dapat
penghasilan rata – rata masyarakatnya bahkan meminimalisasi arus urbanisasi (Wang et al.,
apabila agrowisata pedesaan ini telah 2013).
berkembang dapat mempengaruhi PDRB
3. Meningkatkan produksi dan kualitas.
setempat (Barkauskas & Jasinskas, 2015).
Dampak pengembangan agrowisata di Dewi Acuan dasar tumbuh dan berkembangnya
Kano dilihat dari segi ekonomi yaitu sektor pertanian dilihat dari peningkatan
produksi pertanian sehingga pengembangan
1. Meningkatkan pendapatan petani dan
agrowisata akan berpengaruh terhadap
masyarakat setempat.
peningkatan produksi masing – masing
Pengembangan agrowisata di Dewi Kano komoditas yang diusahakan (Sastrayuda,
dapat meningkatkan pendapatan petani 2010). Observasi di lapangan terlihat
melalui penjualan produk pertanian secara masyarakat Dewi Kano mempunyai persepsi
langsung tanpa mengeluarkan ongkos angkut yang sama (cenderung setuju) dalam
hasil pertanian ke pasar. Pengamatan mendukung pengembangan agrowisata di
dilapangan sebagian besar petani masih wilayahnya. Persepsi masyarakat tersebut
menjual hasil penennya ke pasar dengan dapat meningkatkan kesadaran petani Dewi
mengeluarkan biaya tambahan untuk Kano akan arti pentingnya kelestarian sumber
mengangkut hasil panennya sehingga daya, sehingga kelanggengan produksi
dengan mengembangankan kawasan menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya
agrowisata di dewi Kano pemasaran hasil akan meningkatkan pendapatan petani. Di
panennya lebih efisien. Selain itu adanya samping itu kualitas dari komoditas yang
kesedian masyarakat Kaligono untuk dihasilkan juga perlu diperhatikan mengingat
menjadikan tempat tinggalnya sebagai rumah pengunjung yang datang ke kawasan
inap/homestay bagi wisatawan juga dapat agrowisata akan membeli maupun
meningkatkan penghasilan tambahan. mengkonsumsi hasil pertaniannya secara
Adanya konsep tinggal bersama masyarakat langsung sehingga hasil pertanian yang
dengan menginap sementara waktu berkualitaslah yang akan menjadi daya tarik
merupakan bentuk implementasi dari upaya tersendiri. Pengembangan agrowisata Dewi
peningkatan pendapatan dan alternatif Kano ini pada akhirnya selain meningkatkan
penghasilan tambahan masyarakat lokal pendapatan petani dan membuka lapangan
sesuai dengan pilar economic vitality. kerja baru juga akan menghasilkan nilai
Partisipasi masyarakat dalam mendukung tambah produk pertanian sebagaimana salah
pengembangan agrowisata merupakan satu arah kebijakan umum pembangunan
kearifan lokal yang dapat digunakan sebagai nasional 2015 – 2019 yaitu meningkatkan
landasan dalam pembangunan berkelanjutan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya
di wisata pedesaan (Vitasurya, 2016). alam yang berkelanjutan dengan
meningkatkan kapasitas produksi.
2. Membuka lapangan kerja baru. Ketersediaan bahan baku (durian dan
Pengetahuan dan keterampilan manggis) yang melimpah dan mudah didapat
masyarakat Dewi Kano dalam mengolah hasil di Dewi Kano mendorong pengembangan
pertanian masih sangat minim, sehingga perlu agrowisata dengan pendekatan agroindustri
pendidikan dan pelatihan tentang mengolah sehingga mendorong proses industrialisasi
hasil pertanian durian dan manggis menjadi atau hilirisasi dalam mengolah bahan baku
makanan yang lebih tahan lama. Selama ini tersebut menjadi bahan yang mempunyai nilai
hasil pertanian durian dan manggis masih tambah tinggi serta dapat menciptakan
dijual dalam bentuk buah sehingga apabila kesempatan kerja baru.
dikembangkan kawasan agrowisata di Dewi
Kano masyarakat bersedia menyediakan
produk olahan (diversifikasi) durian dan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 177
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

Dampak Pengembangan Agrowisata dan menjadi pelaku penting dalam keseluruhan


terhadap Pembangunan Pertanian Dewi Kano tahapan pengembangan kawasan mulai dari
dari Aspek Pengelolaan perencanaan, pengawasan dan implementasi
sehingga kedudukannya sama penting dengan
Tanaman durian dan manggis tersebar di
pemerintah dan swasta sebagai salah satu
seluruh wilayah Kaligono dan menjadi salah satu
pemangku kepentingan dalam pengembangan
komoditas andalan masyarakatnya yang mana
kawasan.
sebagian besar masyarakat Dewi Kano bermata
pencaharian sebagai petani. Petani memainkan Dalam mendukung upaya pengembangan
peranan utama dalam pembangunan pertanian agrowisata terutama dalam hal pengolahan dan
melalui pembudidayaan dan pemeliharaan pemasaran, perlu adanya kemitraan antara
tanaman hingga peoses pemanenan serta poktan maupun gapoktan dengan
menentukan bagaimana usaha taninya harus pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran
dimanfaatkan. Observasi di lapangan hasil pertanian. Observasi di lapangan
menunjukkan bahwa petani – petani Dewi Kano menunjukkan bahwa peternak kambing PE di
sebagian besar tergabung dalam sebuah Kaligono belum bisa mengolah hasil perahan
kominitas atau organisasi kemasyarakatan susu kambing PE sehingga diperlukan
seperti kelompok tani (poktan). Jumlah poktan kerjasama dengan pengusaha dari desa
yang ada di Dewi Kano sebanyak 23 poktan yang Pandanrejo yang lokasinya masih dalam satu
mewadai 376 petani - petani Dewi Kano. wilayah kecamatan Kaligesing yang mempunyai
Terdapat 7 Kelompok Wanita Tani (KWT) di usaha pengolahan susu kambing PE.
Dewi Kano yang semua anggotanya perempuan Pelaku/pengusaha tersebut menyambut baik
dan sampai saat ini masih aktif. Melalui apabila hasil perahan susu kambing PE dari
pengorganisasian masyarakat dalam bentuk peternak Dewi Kano diolah di tempat usahanya
kelompok tani ini mampu melakukan kegiatan dan peternak kaligono menyiapkan label
secara terstuktur dan berdaya guna (Winardi, sehingga produk olahan susu kambing PE
2014). Bukti nyata terlihat dari kegigihan nantinya tetap berlabel peternak Dewi Kano.
kelompok tani Werdi Dadi yang telah mampu Selain itu juga bersedia bekerja sama dalam
menghasilkan buah manggis aman dikonsumsi pemasarannya. Produk olahan susu kambing PE
karena mengandung residu pestisida dibawah tersebut berupa susu bubuk, permen susu
ambang batas sehingga mendapatkan sertifikat caramel dan kerupuk susu. Pola kemitraan
produk prima 3 dari Badan Ketahanan Pangan tersebut dapat mendukung pengembangan
provinsi Jawa Tengah. Keberhasilan kelompok agrowisata di Dewi Kano.
tani tersebut dapat dijadikan contoh dan
Keberadaan KWT di Dewi Kano juga dapat
mendorong kelompok tani lain di Dewi Kano
menunjang upaya pengembangan agrowisata
untuk membudidayakan dan menghasilkan
melalui diversifikasi produk pertanian, dimana
produk pertanian yang berkualitas.
peran perempuan (ibu-ibu) dapat mengolah
Pengembangan dan pengelolaan produk hasil pertanian secara kreatif sehingga
agrowisata di Dewi Kano nantinya dapat dapat meningkatkan nilai tambah produk.
melibatkan peran serta dan partisipasi aktif Masyarakat yang tidak tergabung dalam
kelompok tani sebagai pelaksana/subyek selain kelompok tani juga dapat dilibatkan dalam
juga melibatkan peran pemerintah dan pengembangan agrowisata melalui penyediaan
investor/swasta. Berdasarkan pengamatan kebutuhan yang diperlukan wisatawan seperti
peneliti di lapangan bahwa kelompok tani yang rumah makan, toko souvenir atau pusat oleh –
ada di Kaligono menyambut baik dengan adanya oleh, homestay atau penginapan, lahan parkir
perencanaan pengembangan agrowisata serta dan lain – lain. Pembagian peran tersebut akan
bersedia menjadi penggerak dan berpartisipasi berdampak dalam pengembangan agrowisata
aktif dalam proses perencanaan, pembangunan, terhadap pembangunan pertanian Dewi Kano
dan pengembangannya. Selain itu kelompok tani dari aspek pengelolaan yaitu dapat
juga bersedia apabila lahan pertaniannya akan meningkatkan peran serta dan partisipasi aktif
dikembangkan sebagai sebuah kawasan kelompok tani maupun masyarakat dalam
agrowisata oleh pengembang/investor dengan mengembangkan agrowisata. Peran aktif dan
sistem bagi hasil dan masyarakat/petani dukungan pemerintah setempat juga diperlukan
setempat yang menjadi subyek/pelaksananya. dalam mendukung pengembangan agrowisata
Menurut Dewi dkk (2013), komunitas lokal yang menjadi lebih baik (Andini, 2013).
tumbuh dan berkembang di tengah – tengah
kehidupan masyarakat pedesaan menjadi bagian
Strategi Pengembangan Agrowisata di Dewi
dari sistem ekologi yang saling berkaitan dimana
komunitas lokal berperan sebagai tuan rumah Kano
178 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

Kondisi lingkungan internal (faktor internal) sesuai dengan posisi kawasan agrowisata
yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan tersebut yakni strategi progresif yang
lingkungan eksternal (faktor eksternal) Dewi mendukung pada pertumbuhan agrowisata.
Kano diperlukan analisis guna dapat
Strategi progresif dianalisis menggunakan
dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
analisis matriks space guna mempertajam
Analisis terhadap lingkungan tersebut dengan
strategi yang akan digunakan dengan parameter
memberikan nilai dan mengukur masing-masing
selisih skor internal (kekuatan – kelemahan) dan
faktor tersebut menggunakan matriks IFAS
selisih skor ekternal (peluang – ancaman)
(Internal factors Analysis Summary) dan matrik
(Nugroho dkk , 2015). Hasil analisis matriks
EFAS (Eksternal factors Analysis Summary)
space menunjukkan bahwa strategi
sebagaimana tabel 2 dan tabel 3. Analisis faktor
pengembangan agrowisata Dewi Kano berada di
internal dan eksternal tersebut merupakan
kuadran I dengan selisih dari skor internal 0,669
bagian penting dari perencanaan strategis
dan selisih skor eksternal 1,527. Strategi prioritas
karena dianggap sebagai komponen utama dari
yang dapat digunakan dalam pengembangan
proses pembangunan berkelanjutan (Ghorbani et
agrowisata Dewi Kano antara lain:
al., 2015). Identifikasi dan analisis lingkungan
internal (kekuatan dan kelemahan) serta 1. Pengembangan agrowisata Dewi Kano yang
lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) berkualitas, berdaya saing, bernilai tambah,
setelah melalui proses analisis faktor terlihat berkerakyatan, dan berkelanjutan sesuai
sebagaimana tabel 4 dan 5. potensi sumber daya alam lokal yang dimiliki.
Proses skoring pada tabel 4 dan 5 faktor Upaya yang dapat dilakukan dengan
lingkungan internal dan eksternal tersebut peningkatan kualitas/mutu hasil pertanian
dengan cara memberikan koefisien antara 0 dan melalui sentuhan teknologi produksi dan
1, dimana koefisien 0 dianggap bahwa faktor pengolahan hasil pertanian ramah lingkungan
tersebut tidak penting dan koefisien 1 untuk dan peningkatan nilai tambah produk
faktor paling penting. Koefisien ini merupakan pertanian melalui konsep pengembangan
signifikansi relatif dalam mengukur tingkat agrowisata dengan pendekatan agroindustri
keberhasilan dari masing – masing faktor sehingga akan tercipta produk olahan hasil
sehingga dalam matriks IFAS dikenal dengan pertanian yang beragam yang pada gilirannya
istilah bobot. Semakin efektif faktor dalam sektor pertanian ini mampu menyerap tenaga
pengembangan agrowisata berkelanjutan, kerja yang banyak dan meningkatkan minat
semakin tinggi bobot yang akan diberikan. Setiap generasi muda (terutama di daerah
faktor diberikan rating/pemeringkatan antara 1 pedesaan) terhadap profesi bidang pertanian.
dan 4 dimana nilai 1 mewakili kelemahan mayor, Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan
nilai 2 kelemahan minor, nilai 3 kekuatan minor, peningkatan produktivitas melalui dukungan
dan nilai 4 kekuatan mayor. Skor dari masing – pelestarian dan peremajaan bibit tanaman
masing faktor dihitung dengan cara mengalikan hortikultura yang unggul dan mempunyai
nilai bobot dengan nilai rating. Skor akhir total potensi dan andalan ekspor serta intensifikasi
matriks IFAS diperoleh dengan menjumlahkan pemeliharaan pertanian dengan
skor masing – masing faktor. Apabila nilai kurang menggunakan bahan – bahan organik
dari 2,5 berarti bahwa kelemahan melebihi sehingga pada akhirnya akan menghasilkan
kekuatan dan apabila lebih dari 2,5, kekuatan produksi pangan organik. Penggunaan pupuk
melebihi kelemahan (Bohari et al, 2013). alami dalam pengolahan tanah oleh petani di
Langkah-langkah tersebut diulang untuk matriks Dewi Kano akan menghasilkan produksi
EFAS sehingga apabila nilai skor akhir total pangan dan komoditas hasil pertanian yang
matriks EFAS kurang dari 2,5 berarti bahwa benar – benar alami (organic food) melalui
ancaman melebihi peluang dan apabila nilai lebih aktivitas agrowisata (Nestorosk, 2012).
dari 2,5, peluang melebihi ancaman (Monavari,
Karbasi, & Mogooee, 2007) dalam (Ghorbani et 2. Peran aktif kelembagaan/komunitas lokal
al., 2015). Skor total matriks IFAS yaitu 3,069 masyarakat seperti kelompok tani sebagai
sehingga kekuatan melebihi kelemahan penggerak utama dalam pengembangan
sedangkan matriks EFAS skor totalnya 2,653 agrowisata selain melibatkan peran
yang berarti peluang melebihi ancaman. Hal ini pemerintah dan investor/swasta.
menunjukan bahwa perencanaan Keberadaan 23 poktan di Dewi Kano yang
pengembangan kawasan agrowisata Dewi Kano masih aktif sampai sekarang diperlukan
mempunyai kekuatan dan peluang yang lebih upaya dalam peningkatan kualitas sumber
besar sehingga dapat menggunakan peluang daya manusia (SDM) di kelompok tani dalam
yang tersedia untuk meningkatkan kekuatan hal pengetahuan, keterampilan dan sikap.
yang dimiliki. Strategi pengembangan yang Upaya yang dapat dilakukan dengan
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 179
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

Tabel 4 matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)

Faktor Internal Bobot Rating Skor


Kekuatan
• Panorama pemandangan alam 0,067 3 0,200
• Keanekaragaman sumber daya alam 0,069 4 0,275
• Memiliki area yang cocok (agroklimat dan jenis tanah) 0,066 3 0,197
• Menggunakan pupuk alami dalam pengolahan tanah 0,066 4 0,265
• Lokasi strategis di jalur alternatif 2 provinsi 0,068 4 0,271
• Dukungan atraksi wisata 0.066 3 0,198
• Tradisi dan kearifan lokal masyarakat setempat 0,068 4 0,272
• Memiliki kelembagaan/komunitas lokal 0,064 3 0,192
Skor Total Kekuatan 1,869
Kelemahan
• Pengolahan lahan pertanian yang masih sangat bergantung dengan iklim 0,066 1 0,066
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengkonservasi sumber daya 0,069 2 0,137
alam
• Masih terbatasnya perhatian dan keterampilan penduduk setempat dalam 0,067 3 0,202
mengolah hasil pertaniannya
• Kurangnya infrastruktur dan fasilitas dasar seperti akomodasi & trasportasi 0,064 3 0,191
umum
• Kurangnya dana yang memadai untuk konservasi dan penelitian 0,068 3 0,203
pendidikan ilmiah
• Kurangnya kualitas kebersihan lingkungan 0,067 3 0,202
• Penataan lingkungan yang kurang teratur 0,066 3 0,198
Skor Total Kelemahan 1,200
Skor Total Faktor Internal 1,0 3,069
Sumber: hasil pengamatan dan analisis (2018).

memberikan pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan sumber daya alam


terhadap kelompok tani binaan sehingga yang dimiliki (Usman dkk, 2012).
nantinya kelompok tani binaan ini yang akan
3. Pengembangan agrowisata Dewi Kano yang
dijadikan percontohan bagi poktan – poktan
memberikan interpretasi baik pada program
lain. Dalam proses pendidikan dan pelatihan
pendidikan melalui pembelajaran/praktek
poktan tersebut diperlukan peran aktif
langsung di areal pertanian.
penyuluh – penyuluh pertanian setempat
guna peningkatan pengetahuan dan Konsep pengembangan agrowisata Dewi
aksesibilitas petani terhadap teknologi Kano dengan mengemas wisata pendidikan
pertanian mulai pembibitan, pengolahan, pertanian (agroeduwisata) didasarkan pada
pemanenan dan pengolahan pasca panen kondisi lingkungan dan sumber daya yang
hingga pemasaran hasil pertaniannya. tersedia. Pengembangan agrowisata Dewi
Sebagai penggerak utama dalam Kano dengan konsep penataan areal juga
pengembangan agrowisata di Dewi Kano, dapat dilakukan tetapi dalam rencana jangka
peranan kelompok tani diharapkan lebih panjang ke depan. Hal ini dikarenakan areal
dominan sehingga diperlukan adanya pertanian di Dewi Kano selama ini ditanami
kerjasama maupun kemitraan dengan pelaku berbagai macam tanaman yang berkumpul
atau pengusaha pengolahan dan pemasaran dalam satu areal baik itu tanaman keras,
hasil pertanian. Guna mendukung tanaman musiman maupun tanaman
pengembangan agrowisata pedesaan di Dewi tahunan, sehingga untuk melakukan
Kano diperlukan peningkatan kapasitas penataan arel membutuhkan waktu lama dan
sumber daya manusia (SDM) khususnya juga biaya yang tidak sedikit. Selain itu faktor
yang berkaitan langsung dengan agrowisata ekonomi merupakan salah satu alasan petani
180 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

Tabel 5 Matriks EFAS (Eksternal factors Analysis Summary)

Faktor Eksternal Bobot Rating Skor


Peluang
• Jumlah pengunjung Dewi Kano yang meningkat setiap tahun serta pernah 0,072 3 0,216
dikunjungi wisatawan mancanegara/asing.
• Proses pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo 0,072 4 0,287
• Rencana pembangunan jalan bedah pegunungan menoreh 0,072 3 0,216
• Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Purworejo 0,072 3 0,217
• Penetapan kawasan agropolitan 0,070 3 0,210
• Berada dekat dengan pengembangan cluster pariwisata Goa seplawan 0,071 3 0,212
• Kebutuhan akan destinasi pariwisata alternatif 0,072 2 0,145
• Persepsi masyarakat lokal bahwa pengembangan agrowisata meningkatkan 0,073 4 0,294
pendapatan dan membuka lapangan kerja
• Memanfaatkan wisata alam, budaya, religi, kuliner untuk menarik wisatawan 0,074 4 0,295
Skor Total Peluang 2,090
Ancaman
• Persaingan dengan desa wisata lain yang mempunyai potensi serupa 0,070 1 0,070
• Perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat 0,072 2 0,143
• Rencana perubahan penggunaan kawasan hutan menjadi bukan kawasan 0,070 3 0,209
hutan
• Banyaknya pohon durian yang tumbang karena usia pohon, faktor cuaca dan 0,071 1 0,071
iklim
• Merupakan daerah rawan longsor 0,069 1 0,069
Skor Total Ancaman 0,563
Skor Total Faktor Eksternal 1,0 2,653
Sumber: hasil pengamatan dan analisis (2018).

menanam berbagai macam tanaman di areal pelatihan yang diadakan oleh Dinas Pertanian
pertaniannya. setempat.
Agroeduwisata sendiri dapat didefinisikan
sebagai salah satu kegiatan wisata dengan
tujuan belajar/studi tentang segala aktivitas KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
pertanian melalui ilmu – ilmu pertanian dalam
arti luas yang mencakup pertanian bercocok Kesimpulan
tanam/budidaya, peternakan, perikanan,
kehutanan baik di dalam maupun di luar Masyarakat Dewi Kano mendukung dalam
lapang (Andry dkk, 2017). Aktivitas perencanaan pengembangan daerahnya
agroeduwisata di Dewi Kano dapat dilakukan sebagai kawasan agrowisata dilihat dari persepsi
melalui kegiatan budidaya tanaman sehingga masyarakat yang cenderung setuju dalam upaya
selain dapat melestarikan sumber daya alam tersebut karena dapat memberikan dampak dari
juga sebagai media pendidikan bagi segi ekologi, sosial, ekonomi dan pengelolaan.
pengunjung untuk menambah pengetahuan Dampak pengembangan agrowisata tersebut
di bidang budidaya durian dan manggis. Guna antara lain melestarikan potensi dan sumber
mendukung aktivitas tersebut diperlukan daya alam daerah, meningkatkan kegiatan
kesiapan sumber daya manusia (petani) yang penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan terutama
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang budidaya tanaman durian dan
dalam hal budidaya tanaman. Peningkatan manggis serta peternakan, daya dukung promosi
pengetahuan dan teknologi serta terkait hasil pertanian unggulan durian dan
keterampilan petani dalam hal budidaya manggis, pusat kegiatan suatu kelompok
tanaman dapat dilakukan melalui pendidikan, masyarakat, mendorong tumbuh dan
pelatihan dan penyuluhan baik dilakukan berkembangnya seni budaya masyarakat
petugas penyuluh pertanian maupun setempat dengan budaya pertanian yang
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 181
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

dilakukan secara turun temurun, meningkatkan menghasilkan produk hortikultura bebas residu
pendapatan petani dan masyarakat Dewi Kano, pestisida maupun diversifikasi olahan hortikultura
menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan yang ramah lingkungan dibarengi dengan
produksi dan kualitas, serta meningkatkan peran pemberian pendidikan dan pelatihan bagi
serta dan partisipasi aktif kelompok tani maupun kelompok tani.
masyarakat dalam mengembangkan agrowisata.
Strategi yang dapat dilakukan dalam
pengembangan agrowisata Dewi Kano yaitu UCAPAN TERIMA KASIH
strategi progresif, artinya lokasi penelitian dalam
kondisi baik dan prima sehingga sangat Penulis menyampaikan terima kasih kepada
dimungkinkan dikembangkan sebagai sebuah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
kawasan agrowisata dengan menggunakan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Direktur
peluang yang tersedia untuk meningkatkan Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
kekuatan yang dimiliki. Strategi yang dapat Kementerian Pertanian RI atas kesempatan dan
dilakukan antara lain pengembangan agrowisata ijinnya dalam menempuh program tugas belajar,
Dewi Kano yang berkualitas, berdaya saing, Pembimbing penelitian Dr Sunarto MS dan Dr.
bernilai tambah, berkerakyatan, dan Prabang Setyono, S.Si, M.Si atas bimbingan dan
berkelanjutan sesuai potensi sumber daya alam arahannya, kepala desa dan perangkat desa
lokal yang dimiliki, peran aktif Kaligono serta masyarakat Kaligono atas
kelembagaan/komunitas lokal masyarakat kerjasamanya.
seperti kelompok tani sebagai penggerak utama
dalam pengembangan agrowisata selain
melibatkan peran pemerintah dan DAFTAR PUSTAKA
investor/swasta, pengembangan agrowisata Andini, N. (2013). Pengorganisasian komunitas dalam
Dewi Kano yang memberikan interpretasi baik pengembangan agrowisata di desa wisata studi
pada program pendidikan melalui kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten
pembelajaran/praktek langsung di areal Sleman. Perencanaan Wilayah Dan Kota, 24(3),
pertanian. 173–188.
Andry, S., Triana, D., Rivananda, & Iswoyo, H. (2017).
Potensi Pengembangan Kawasan MOI sebagai
Implikasi Kebijakan RTH Hutan Kota dan Kawasan Agroeduwisata
Pengembangan agrowisata khususnya buah Perkotaan. Hasanuddin Student Journal, 1(1), 22–
33.
durian dan manggis yang menjadi komoditas
unggulan di Kabupaten Purworejo membutuhkan Anonim. (2017). Persiapan Batang Bawah Tanaman
dukungan serius dari pemerintah daerah, Durian Lokal untuk Perbanyakan dengan Sambung
stakeholder terkait maupun masyarakat. Dari Pucuk Muda. BPTP Kalimantan Barat, pp. 1–5.
analisis terlihat bahwa di Dewi Kano mempunyai Aridiansari, R., Nurlaelih, E. E., & Wicaksono, K. P.
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan (2015). Pengembangan Agrowisata di Desa
agrowisata dengan tetap menjaga kearifan dan Wisata Tulungrejo Kota Batu Jawa Timur. Jurnal
teknologi lokal, partisipasi dan peran aktif Produksi Tanaman, 3(5), 383–390.
masyarakat serta mengemas wisata agro Azwar, S. (2014). metode penelitian. Yogyakarta:
sebagai wisata edukasi. Pustaka Pelajar.
Upaya-upaya yang harus dilakukan antara Barkauskas, V., & Jasinskas, E. (2015). Analysis of
lain peningkatan efektifitas dan kualitas macro environmental factors influencing the
pemerintah desa dan kabupaten dalam development of rural tourism : Lithuanian case,
memfasilitasi dan mendukung masyarakat dalam 213, 167–172.
membangun agrowisata durian dan manggis, https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.421
peningkatan penghasilan dan daya beli Bohari, A. M., Hin, C. W., & Fuad, N. (2013). The
masyarakat terhadap produk hortikultura buah- competitiveness of halal food industry in Malaysia :
buahan, peningkatan sarana dan prasarana A SWOT - ICT analysis. Journal of Society and
pertanian yang menunjang pembangunan Space, 1(1), 1–9.
ekologi industri, pengembangan inovasi Bouchon, F. A. L. (2014). Truly Asia and global city?
teknologi terhadap budidaya durian dan Branding strategies and contested identities in
manggis, serta peningkatan minat dan daya tarik Kuala Lumpur. Place Branding and Public
pemuda terhadap usaha pertanian. Kebijakan Diplomacy, 10(1), 6–18.
lain yang diperlukan dalam upaya https://doi.org/10.1057/pb.2013.21.
pengembangan agrowisatana yakni dukungan Budiarti, T., Suwarto, & Muflikhati, I. (2013).
pemerintah secara financial sehingga mampu Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat
182 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Pertanian Perkotaan, (3), 1.


Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem
Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(3), Nestorosk, I. (2012). Identifying Tourism Potentials in
200–207. Republic of Macedonia Through Regional
Approach. Procedia - Social and Behavioral
Dewi, M. H. U., Fandeli, C., & Baiquni, M. (2013). Sciences, 44, 95–103.
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.05.009.
Masyarakat di Desa Wisata Jatiluwih Tabana, Bali.
Kawistara, 3(2), 117–226. Nisa, A. R. K., Samino, S., & Arisoesilaningsih, E.
https://doi.org/https://doi.org/10.22146/kawistara.3 (2014). Agroedutourism and Ecopreneurship
976. Activities on the Organic Farming Practices in
Lawang , Malang Regency , East Java , Indonesia.
Fitriani,Y. (2008). Analisis Faktor - Faktor yang Journal of Indonesia TOurism and Development
Mempengaruhi Pengunjung Agrowisata Taman Studies, 2(3), 103–113.
Wisata Mekarsari dengan Metode Kontingensi https://doi.org/10.21776/ub.jitode.2014.002.03.03
(Skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Nugroho, J. W., Gandasasmita, K., & Manuwoto.
(2015). Arahan Pembangunan Obyek Wisata
Ghorbani, A., Raufirad, V., Rafiaani, P., & Azadi, H. Menuju Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di
(2015). Ecotourism sustainable development Kabupaten Wonogiri. Jurnal Kawistara, 5(3), 221–
strategies using SWOT and QSPM model: A case 238. Retrieved from
study of Kaji Namakzar Wetland, South Khorasan https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/1005
Province, Iran. Tourism Management 3/7561.
Perspectives, 16, 290–297.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.09.005. Palit, I. G., Talumingan, C., & Rumagit, G. A. J. (2017).
Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata
Hadiati, S., & Nasution, F. (2016). Karakterisasi dan Rurukan. Jurnal Agri-SosioEkonomi Unsrat, 13(2),
Evaluasi Koleksi Sumber Daya Genetik Durian 21–34.
Berdasarkan Karakter Morfologi Buah Fruit
Morphology Characteristics ), 22(1), 1–10. Petroman, C., Mirea, A., Lozici, A., Constantin, E. C.,
Marin, D., & Merce, I. (2016). The Rural
Haryanto, J. T. (2013). Implementasi Nilai-nilai Educational Tourism at the Farm. Procedia
Budaya, Sosial, dan Lingkungan Pengembangan Economics and Finance, 39(November 2015), 88–
Desa Wisata di Provinsi Yogyakarta. Jurnal 93. https://doi.org/10.1016/S2212-5671(16)30245-
Kawistara, 3(1), 1–11. 3.
Haryanto, J. T. (2014). Model Pengembangan Petroman, I., Varga, M., Claudia, E., Petroman, C.,
Ekowisata Dalam Mendukung Kemandirian Momir, B., Turc, B., & Merce, I. (2016).
Ekonomi Daerah Studi Kasus Provinsi DIY. Agritourism : An Educational Tool for the Students
Kawistara, 19(3), 271–286. with Agro-Food Profile. Procedia Economics and
https://doi.org/https://doi.org/10.22146/kawistara.6 Finance, 39(November 2015), 83–87.
383. https://doi.org/10.1016/S2212-5671(16)30244-1.
Kusmaryadi dan Sugiarto. (2000). Metodologi Prihatman, K. (2000). Budidaya Pertanian Durian.
Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: Retrieved from
PT. Gramedia Pustaka Utama. http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/
DURIAN.pdf.
Kustiari, R., Purba, H. J., & Hermanto. (2012). Analisis
Daya Saing Manggis Indonesia di Pasar Dunia Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT : Teknik
(Studi Kasus di Sumatera Barat). Jurnal Agro Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan Bobot,
Ekonomi, 30(1), 81–107. Rating, dan OCAI. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Londra, I. M., & Sutami, P. (2013). Pengaruh
Pemberian Kulit Kopi Terfermentasi dan Rodríguez-Piñeros, S., & Mayett-Moreno, Y. (2014).
Leguminosa untuk Pertumbuhan Kambing Forest owners’ perceptions of ecotourism:
Peranakan Etawah. Informatika Pertanian, 22(2), Integrating community values and forest
45–51. conservation. Ambio, 44(2), 99–109.
https://doi.org/10.1007/s13280-014-0544-5.
Martias, & Mansyah, E. (2013). Penguatan Daya Saing
Manggis di Pasar Domestik dan Global. In Daya Sastrayuda, G. S. (2010). Konsep Pengembangan
Saing Produk Pertanian (pp. 205–222). Kawasan Agrowisata. In Hand Out Mata Kuliah
Concept Resort and Leisure, Strategi
Mastronardi, L., Giaccio, V., Giannelli, A., & Scardera, Pengembangan dan Pengelolaan Resort and
A. (2015). Is agritourism eco-friendly? A Leisure (pp. 1–38).
comparison between agritourisms and other farms
in italy using farm accountancy data network Singarimbun, M. dan Effendi, S. (2009). Penentuan
dataset. SpringerPlus, 4(1), 1–12. Sampel. Jakarta: Penerbit Grafindo.
https://doi.org/10.1186/s40064-015-1353-4.
Soedarya,A.P. (2009). Budidaya Usaha Pengolahan
Mayasari, K., & Ramdhan, T. (2013). Strategi Agribisnis Durian. Bandung : Pustaka Grafika.
Pengembangan Agrowisata Perkotaan. Buletin
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS 183
DI DESA WISATA KALIGONO (DEWI KANO) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO
Siwi Harning Pambudi, Sunarto, Prabang Setyono

Sutama, I. K. (2011). Kambing Peranakan Etawah https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.12.014.


Sumberdaya Ternak Penuh Berkah. Sinar Tani, pp.
5–13. Wang, L. en, Cheng, S. kui, Zhong, L. sheng, Mu, S.
lin, Dhruba, B. G. C., & Ren, G. zhu. (2013). Rural
Ulfah, I. F., Setiawan, A., & Rahmawati, A. (2017). tourism development in China: Principles, models
Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal and the future. Journal of Mountain Science, 10(1),
Agrowisata di desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa 116–129. https://doi.org/10.1007/s11629-013-
Timur. Politik Indonesia, 1(2), 46–64. 2501-3.
Usman, Hakim, L., & Malik, I. (2012). Strategi Winardi, J. (2014). Teori Organisasi dan
Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pengorganisasian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Agrowisata di Kabupaten Bantaeng. Jurnal Ilmu Persada.
Pemerintahan, II(2), 191–200.
Wiryanta, B.T.W. (2008). Kiat Mengatasi Masalah
Vitasurya, V. R. (2016). Local Wisdom for Sustainable Praktis Bertanam Durian. Jakarta: Agromedia
Development of Rural Tourism, Case on Kalibiru Pustaka.
and Lopati Village, Province of Daerah Istimewa
Yogyakarta. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 216(October 2015), 97–108.
184 Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 16 No. 2, Desember 2018: 165-184

Lampiran 1.
Hasil Kuisioner 100 responden

You might also like